asyer rosandi - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/55145/5/tesis tanpa bab pembahasan.pdf ·...

98
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SUPERVISI PENGAWAS PENDIDIKAN, DAN BUDAYA SEKOLAH, TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI DI WAY KANAN TESIS Oleh Asyer Rosandi PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: nguyentruc

Post on 25-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SUPERVISI

PENGAWAS PENDIDIKAN, DAN BUDAYA SEKOLAH,

TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI

DI WAY KANAN

TESIS

Oleh

Asyer Rosandi

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

i

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SUPERVISI

PENGAWAS PENDIDIKAN DAN BUDAYA SEKOLAH

TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI

DI WAY KANAN

Oleh

ASYER ROSANDI

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Universitas Lampung

Email: [email protected]

Masalah dalam penelitian ini dilatar belakangi oleh kinerja guru SMK Negeri di

Way Kanan yang belum baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan

mengetahui pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah,

supervisi pengawas pendidikan, dan budaya sekolah terhadap kinerja guru SMK

Negeri di Way Kanan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan menggunakan

pendekatan ex post factodengan populasi penelitian adalah guru pada SMK Negeri

di Way Kanan. Alat pengumpul data mengunakan kuesioner dan analisi data

mengunakan regresi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemimpinan

kepala sekolah, supervisi pengawas pendidikan dan budaya sekolah berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri di Way Kanan baik

secara parsial maupun simultan. Hal ini bermakna jika kepemimpinan kepala

sekolah, supervisi pengawas pendidikan dan budaya sekolah meningkat, maka

kinerja guru SMK Negeri di Way Kanan juga akan meningkat.

Kata Kunci :budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, supervisi, kinerja

guru

i

ABSTRACT

THE EFFECT OF PRINCIPAL LEADERSHIP, SUPERVISION OF

SUPERVISORS OF EDUCATION AND SCHOOL CULTURE ON

TEACHER PERFORMANCE OF STATE VOCATIONAL

SCHOOLS IN THE WAY KANAN

By

ASYER ROSANDI

Master of Education Management Study Program

University of Lampung

Email: [email protected]

The problem in this study was motivated by the performance of teachers of State

Vocational Schools in the Way Kanan District who were not yet good and

effective. This study aims to analyze and find out the significant positive

influence of principals' leadership, supervision of education supervisors, and

school culture on the performance of teachers of Public Vocational Schools in

Way Kanan District. This study uses ex post fact with the study population are

teachers at State Vocational Schools in the Way Kanan District. The data

collection tool uses questionnaires and data analysis using regression. The results

of this study indicate that the leadership of the principal, supervision of the

supervisor of education and school culture has a significant positive effect on the

performance of teachers of public vocational schools in the Way Kanan Regency

both partially and simultaneously. This is meaningful if the leadership of the

principal, supervision of the supervisor of education and school culture increases,

the performance of the teachers of Public Vocational Schools in Way Kanan

Regency will also increase.

Keywords: school culture, principal leadership, supervision, teacher performance

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SUPERVISI

PENGAWAS PENDIDIKAN, DAN BUDAYA SEKOLAH,

TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI

DI WAY KANAN

Oleh

Asyer Rosandi

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Peneliti lahir di Tanjung Rejo Way Kanan tanggal 23

September 1987 anak kedua dari tiga bersaudara dari

pasangan Bapak Rusdi Salipan dan Ibu Samaniatun.

Peneliti mengawali pendidikan di SD N2 Tanjung Rejo

dan menyelesaikan pendidikan SD pada tahun 2000.

Peneliti melanjutkan sekolah di SLTP Negeri 1 Negeri Agung dan selesai pada

tahun 2003. Setelah itu peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Masehi PSAK

Ungaran Jawa Tengah dan selesai pada tahun 2007. Pada tahun 2008 peneliti

melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Teologi Elohim Indonesia di Malang

Jawa Timur dengan mengambil program studi Sarjana Teologi dan selesai pada

tahun 2012. Pada tahun 2016 peneliti melanjutkan studi di Universitas Lampung

pada program Magister Manajemen Pendidikan

MOTO

Ing Ngarso Sung Tulodo “didepan menjadi teladan”

Ing Madyo Mbangun Karso “ditengah membangun semangat”

Tut Wuri Handayani “dibelakang memberi dorongan”

(Ki Hajar Dewantara)

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa saya

mempersembahkan hasil karya tulis ini untuk

Almamater tercinta Universitas Lampung

Para Dosen Pendidikan Prodi Magister Manajemen Pendidikan yang

senantiasa sabar memberi bimbingan

Orang tua bapak Rusdi Salipan, ibu Samaniatun, kakak Apfiya Seviana,

adek Yeusy Ela Apsari dan adek Frisna Efran Manao saya terimakasih atas

doa dan dukungan

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga tesisi ini dapat diselesaikan

Tesis yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi

Pengawas Pendidikan, Dan Budaya Organisasi Sekolah,Terhadap Kinerja

Guru SMK Negeri Di Kabupaten Way Kanan” adalah salah satu syarat untuk

memperoleh gelar magister pendidikan pada Fakultas Kegurusan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

Selama penulisan tesis ini tentunya kesulitan dan hambatan telah dihadapi penulis,

dalam mengatasinya penulisan menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya

penyusunan tesisi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada pihak-pihak dibawah

ini.

1. Prof. Drs. Mustofa, MA;Phd selaku Direktur Pascasarjana Universitas

lampung berserta staf dan jajaranya yang memfasilitasi dalam penulisan

sehingga selesainya tesis ini.

2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd selaku Dekan Fakultas Kegurusan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung berserta staf dan jajarannya yang

memfasilitasi dalam penulisan sehingga selesainya tesis ini.

3. Dr. Riswanti Rini, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung berserta staf dan jajarannya dan selaku pembimbingan pertama

yang telah memberikan perhatian, bimbingan, kritik, saran, motivasi,

kemudahan dan sumbangan pemikaran kepada penulis

4. Dr. Sowiyah , M.Pd. selaku ketua Program studi Magister Manajemen

Pendidikan, Pembimbingan Akademik dan selaku penguji yang telah

memberikan perhatian, bimbingan, kritik, saran, motivasi, kemudahan dan

sumbangan pemikaran kepada penulis.

5. Dr. Sumadi, M.S. Selaku dosen pembimbing kedua yang telah

memberikan perhatian, bimbingan, kritik, saran, motivasi, kemudahan dan

sumbangan pemikaran kepada penulis.

6. Dr. Irawan Suntoro, M.S. selaku penguji yang telah memberikan

perhatian, bimbingan, kritik, saran, motivasi, kemudahan dan sumbangan

pemikaran kepada penulis

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Kegurusan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung khususnya program studi Magister Manajemen

Pendidikanyang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

8. Kedua orang tua ( bapak Rusdi Salipan dan Ibu Samaniatu) yang tercinta,

serta Apfya Seviyana, Yohanes Sunarto, Yeusy Ela Apsari, kedua

keponakan Yehezkiel Yovian Putera, Abnerqueen Zifyon Yoviola dan

adek Frisna Efran Manao yang telah memberikan perhatian dan doa

9. Seluruh teman-teman angkatan tahun 2016 Manajemen Pendidikan

(MP09): Aprohan Saputra, Budi Suhati Lestari, Kadek Setat, Leni Aprilia,

Indro Sektiawan, Johan Listiawan, Juwita Rubaihan, Dwi Kartika Yanti,

Maya Yulianti, Dan Waspodo Ariwibowo. Serta Mas Dwi setaf yang

sudah memberikan Semangat dan kecerian bersama kalian adalah berkah

dalam kegiatan kulian

10. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Semoga kebaikan yang telah mereka curahkan mendapat berkat yang terbaik dari

Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi manfaat bagi

penulis dan umumnya bagi para pembaca

Bandar Lampung, 2018

Peneliti

Asyer RosandiNPM : 1623012011

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... ii

MOTTO ....................................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv

SANWACANA ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 8

1.3 Batasan Penelitian .......................................................................... 9

1.4 Rumusan Masalah .......................................................................... 10

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................... 10

1.6 Manfaat penelitian ......................................................................... 11

1.7 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 13

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Guru .................................................................................... 14

2.1.1. Pengertian Kinerja ................................................................. 14

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru .................... 18

2.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah ...................................................... 19

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................ 19

2.2.2 Fungsi-Fungsi Kepala Sekolah .......................................... 22

2.2.3 Tugas dan Peran Kepala Sekolah .......................................... 23

2.3 Supervisi pengawas pendidikan ..................................................... 24

2.3.1 Teori Supervisi Pendidikan ..................................................... 24

2.3.1 Konsep Dasar Supervisi Pendidikan ....................................... 26

2.4 Budaya Sekolah .............................................................................. 28

2.4.1. Peranan Budaya Sekolah ...................................................... 32

2.5 Penelitian yang Relevan ................................................................... 34

2.6 Kerangka Pikir ................................................................................ 38

2.6.1Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap

Kinerja Guru ......................................................................... 38

2.6.2Pengaruh Supervisi Pengawas Pendidikan Terhadap

Kinerja Guru .......................................................................... 38

2.6.3Pengaruh budaya sekolah terhadap kinerja guru .................. 39

2.6.4Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Supervise

Pengawas Pendidikan Dan Budaya Sekolah Terhadap

Kinerja Guru ......................................................................... 39

2.7 Hipotesis ........................................................................................ 42

III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................... 43

3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................ 44

3.2.1 Populasi ................................................................................. 44

3.3 Variabel Penelitian .......................................................................... 47

3.3.1 Variabel Terikat .................................................................... 47

3.3.1.1Variabel Terikat Kinerja Guru ................................... 47

3.3.2 Variabel Bebas ...................................................................... 49

3.3.2.1 Variabel Bebas Kepemimpinan Kepala Sekolah ....... 49

3.3.2.2 Variabel Supervisi Pengawas Pendidikan .............. 52

3.3.2.3 Variabel Budaya Sekolah ......................................... 53

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 55

3.4.1 Teknik Pokok ........................................................................ 55

3.4.2 Teknik Penunjang ................................................................. 56

3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian ......................................................... 56

3.5.1 Uji Validitas Instrumen ......................................................... 57

3.5.2 Uji Reabilitas ....................................................................... 62

3.6.Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 65

3.6.1 Uji Normalitas Data Penelitian ............................................. 65

3.6.2 Uji Homogenitas Data Penelitian ......................................... 66

3.6.3 Uji Linieritas ........................................................................ 66

3.7. Teknik Analisis Data ....................................................................... 67

3.8 Uji Hipotesis ...................................................................................... 68

3.8.1 Regresi Linier Sederhana ....................................................... 68

3.8.2 Regresi Linier berganda ......................................................... 69

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................... 71

4.1.1 Kinerja Guru ......................................................................... 72

4.1.2 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................ 73

4.1.3 Supervisis Pengawas Pendidikan .......................................... 75

4.1.4 Budaya Sekolah .................................................................... 77

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ......................................................... 78

4.2.1 Uji Normalitas ....................................................................... 78

4.2.2 Uji Homogenitas ................................................................... 80

4.2.3 Uji Linieritas ......................................................................... 81

4.3 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 84

4.3.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

Kinerja guru ....................................................................... 85

4.3.2 Pengaruh Supervisi Pengawas PendidikanTerhadap

Kinerja Guru ....................................................................... 87

4.3.3 Pengaruh Budaya SekolahTerhadap Kinerja Guru ............. 90

4.3.4 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1),

Supervisi Pengawas Pendidikan (X2) Dan Budaya

Sekolah(X3) Terhadap Kinerja Guru(Y) ........................... 92

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 96

4.4.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap

Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri di Kabupaten

Way Kanan ........................................................................... 96

4.4.2 Pengaruh Supervisi Pengawas Pendidikan Terhadap

Kinerja Guru SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan ......... 98

4.4.3 Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Terhadap Kinerja Guru

SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan ............................... 100

4.4.4 Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, supervisi pengawas

pendidikan dan budaya sekolah terhadap kinerja guru SMK

Negeri di Kabupaten Way Kanan ........................................ 101

4.5 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 103

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .................................................................................... 105

5.2. Implikasi Penelitian ........................................................................ 106

5.3. Saran ............................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jumlah Populasi Penelitian ..................................................................44

3.2 Total Sampel Penelitian .......................................................................46

3.3 Daftar Pembobotan Penilaian Variabel Efektivitas Pembelajaran ......48

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru .......................................................49

3.5 Daftar Pembobotan Kepemimpiana Kepala Sekolah ...........................50

3.6 Kisi-kisi Kepemimpiana Kepala Sekolah ............................................51

3.7 Deskripsi Data Variabel Supervisi Pengawas Pendidikan ..................52

3.8 Kisi-Kisi Supervisi Pengawas Pendidikan ...........................................53

3.9 Deskripsi Data Variabel Budaya .........................................................54

3.10 Kisi-kisi Budaya Sekolah ...................................................................55

3.11 Hasil Validasi Instrumen Terhadap Variabel Kinerja Guru ..............58

3.12 Validasi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah .........................60

3.13 Validasi Instrumen Supervisi Pengawas Pendidikan .........................61

3.14 Validasi Instrumen Budaya Sekolah .................................................61

3.15 Reabilitas Variabel Kinerja Guru ......................................................63

3.16 Reabilitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah .........................63

3.17 Reabilitas Variabel Supervisi Pengawas Pendidikan ........................64

3.18 Reabilitas Variaber Budaya Sekolah .................................................64

4.1 Data Statistik Diskriptif Penelitian ......................................................71

4.2 Distribusi Skor Variabel Kinerja Guru(Y) ..........................................72

4.3 Distribusi Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ..........74

4.4 Distribusi Skor Variabel Supervisi Pengawas Pendidikan(X2) ...........75

4.5 Distribusi Skor Variabel Budaya Sekolah(X3) ....................................77

4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian ............................................79

4.8 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Kolmogrov Smirnov ...........80

4.9 Analisis Test Of Homogenity Of Varians ...........................................81

4.10 Uji Linieritas Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Dengan

Kinerja Guru (Y) .................................................................................82

4.11 Uji Linieritas Antara Kinerja Guru (Y) Dengan Supervisi Pengawas

Pendidikan (X2) ..................................................................................83

4.12 Uji Linieritas Antara Kinerja Guru (Y) Dengan Budaya

Sekolah (X3).........................................................................................84

4.13 Uji Parsial Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap

Kinerja Guru ......................................................................................86

4.14 Koefisien Determinasi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Terhadap

Kinerja Guru(Y) ..................................................................................87

4.15 Uji Parsial Supervisi Pengawas PendidikanTerhadap Kinerja

Guru ....................................................................................................88

4.16 Koefisien Determinasi Supervisi Pengawas Pendidikan(X2)

terhadap Kinerja Guru (Y) ..................................................................89

4.17 Uji Parsial Budaya Sekolah X3 Terhadap Kinerja Guru (Y) ..............91

4.18 Koefisien Determinasi Budaya Sekolah (X3) terhadap Kinerja

Guru (Y) ..............................................................................................92

4.19 Uji simultan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Supervisi

Pengawas Pendidikan(X2) dan Budaya Sekolah(X3) terhadap

Kinerja Guru(Y). .................................................................................93

4.20 Koefisien Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Supervisi

Pengawas Pendidikan(X2) Dan Budaya Sekolah(X3) Terhadap

Kinerja Guru(Y) ..................................................................................94

4.21 Koefisien Determinasi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1),

Supervisi Pengawas Pendidikan(X2) Dan Budaya Sekolah(X3)

Terhadap Kinerja Guru(Y) .................................................................95

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka fikir hubungan antar variabel penelitian.........................44

4.1 Histogram Kinerja Guru ................................................................73

4.2 Histogram Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah ...........................74

4.3 Histogram Skor Supervisi Pengawas Pendidikan...........................76

4.4 Histogram Skor Budaya Sekolah....................................................77

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Angket pengabilan data............................................................... ... 113

2. Data rekapitulasis hasil angket penelitian ....................................... 120

3. Validasi dan reliability .................................................................... 142

4. Hasil uji normalitas ......................................................................... 143

5. Hasil uji linearitas ........................................................................... 146

6. Hasil homogenitas ........................................................................... 147

7. Hasil regresi linear sederhana ......................................................... 149

8. Hasil regresi linear berganda........................................................... 153

9. Daftar tabel f ................................................................................... 155

10. Daftar tabel r ................................................................................... 159

11. Daftar tabel t.................................................................................... 162

12. Suart ijin penelitian ......................................................................... 165

13. Surat pernyataan penelitian ............................................................. 166

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi/lembaga

dalam mengatur, mengelola, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat

berfungsi secara baik untuk tercapainya tujuan organisasi/lembaga.

Berpijak pada pendekatan sistem, manajemen sumber daya manusia

merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar yaitu organisasi.

Oleh karena itu, upaya-upaya sumber daya manusia hendaknya dievaluasi

berdasarkan kontribusinya terhadap produktivitas organisasi. Praktiknya,

model manajemen sumber daya manusia merupakan sebuah sistem terbuka

yang terbentuk dari bagian-bagian yang saling terkait.

Peran sumber daya manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat

penting. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan dibutuhkan

manajemen sumber daya manusia agar pengelolaan sumber daya manusia

dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan pendidikan. Menurut

Flippo (1990: 5) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian

2

pengupahan, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya

manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat.

Secara sistematik, pendidikan terdiri dari berbagai komponen agar

pendidikan sebagai proses dapat berlangsung.

Komponen utama setelah anak didik adalah pendidik atau guru di sekolah.

Peran guru di sekolah di samping strategis juga sangat menentukan karena

guru adalah "the man behind the gun" yang memungkinkan proses

pendidikan berlangsung. Indonesia dalam era otonomi daerah tingkat II,

peran guru menjadi lebih besar lagi karena di tangan merekalah pendidikan

yang menjadi tanggung jawabnya akan maju, era semacam itu guru dituntut

lebih profesional. Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di

Indonesia adalah komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di

Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Oleh karena itu,

diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang

memungkinkan terjadinya peningkatan profesionalisme. Profesionalisme

guru di Indonesia diatur didalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru

adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik.

Guru merupakan tokoh sentral dalam penyelenggaraan pendidikan karena

bagaimanapun guru adalah pihak yang berinteraksi langsung dengan siswa

dalam proses pembelajaran dan penentu utama dalam mewujudkan peserta

3

didik yang berkualitas. Guru adalah yang bertanggung jawab langsung

terhadap pembentukan watak peserta didik melalui pengembangan dan

peningkatan kepribadian serta menanamkan nilai moral yang diinginkan.

Guru harus menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Sehingga guru

dituntut untuk memiliki kompetensi sosial dan kepribadian yang baik selain

kompetensi mengajar. Untuk itu diperlukan pengelolaan tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan terutama tenaga pendidik sehingga didapatkan

pendidik/guru yang memiliki kinerja yang baik sesuai dengan tuntutan dan

kebutuhan masyarakat.

Kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran adalah

kemampuan profesional guru. Guru dianggap sebagai orang yang memiliki

keahlian tertentu dalam bidang pendidikan, diserahi tugas dan wewenang

untuk mengelola kegiatan belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan

tertentu. Keberhasilan tugas guru dalam pengelolaan pembelajaran sangat

ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah: hubungan interpersonal

guru dengan siswa, adanya perbedaan individual dan kemampuan siswa,

tidak adanya balikan berupa saran atau kritik untuk pengembangan

kompetensi profesionalnya dari teman sejawat atau guru lain, padahal apa

yang sudah dilakukannya selama ini belum tentu benar.

Pemahaman tentang kiner guru yang efektif merupakan sesuatu hal yang

sangat sulit dijalankan tanpa mengetahui tujuan dan fungsi dari kinerja guru

disekolah, namun kinerja guru yang efektif secara kasat mata dapat

diartikan sebagai guru yang baik. Tidak hanya memiliki kualitas guru yang

4

baik namun input proses dan output/outcome yang pada akhirnya akan

menyatakan sejauh mana sekolah mampu mencapai tujuan atau sasaran.

Pada saat ini pola piker guru masih tergolong klasik yang beranggapan

bahwa kinerja guru yang baik dapat menjamin dan menghasilkan peserta

didik yang baik. Sebagai contoh, masih banyaknya guru yang mengabaikan

akan pretasi diri seorang guru dan hal itu terbukti dengan hasil uji

kompetensi guru (UKG) tahun 2017 Hasil uji kompetensi guru (UKG)

SMK tahun 2017 yang diikuti 3.708 guru sudah diumumkan.

Hasil UKG tersebut ternyata baru 17 % di antaranya memenuhi standar

dengan nilai 60-100. Sisanya 83% guru lagi, masih di bawah standar atau

tak lulus dengan nilai 20-59.

Menurut dinas pendidikan kabupaten way kanan 2017, guru-guru yang

layak mengajar dalam bidang pedagogiknya untuk tingkat SMK Negeri

ternyata hanya 55,91% .

Sangat ironi bagi guru yang bagaimana guru merupakan salah satu

komponen suskses dan tidaknya suatu sistem pendidikan bisa berjalan

dengan baik. Menciptakan atau membuat kinerja guru yang baik

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain supervisi pengawas pendidikan

,kepala sekolah, dan budaya sekolah, karena apa bila ketiga hal ini berjalan

dengan baik maka akan menciptakan suatu kinerja guru yang baik.

Selain dari pada itu, prestasi kerja guru juga sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah. Berdasarkan penelitian Arif (2016)

kepuasan seorang terhadap kepemimpinan kepala sekolah sebesar 51% .

5

Oleh sebab penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui bagaimana

cara memotivasi bawahannya untuk berprestasi. Mempengaruhi motivasi

bawahannya berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita

inginkan.

Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain adalah hal yang penting.

Kepala sekolah mampu menjalankan kepemimpinannya dengan baik maka

akan menciptakan struktur dan bawahan yang dapat bekerja sesuai

tanggung jawab masing-masing. Guru yang kompeten dan cakap serta

kepemimpinan yang baik ikut menentukan ketercapaian tujuan pendidikan.

Menurut Byars dan Rue (1991:250) “Performance refers to degree of

accomplish mentof the tasks that make upan individual‟s job. It reflects

how well an individual is ful filling there quirements ofa job”. Pendapat

Byars dan Rue diartikan bahwa kinerja atau performance mengacu pada

derajat tingkat penyelesaian tugas yang melengkapi pekerjaan seseorang.

Hal ini mencerminkan bagaimana seseorang dapat meneyelesaikan tugas

dan tangung jawabnya dengan baik. Selain dari diri seorang guru

diperlukan juga seorang supervisi pengawas pendidikan dalam

meningkatkan kualitas kinerja guru. Perlunya pembinaan yang kontinyu

dengan program-program yang terarah dan sistematis bagi setiap personil

pendidikan. Program pembinaan itu disebut supervisi pendidikan.

Satori (2004:2) menjelaskan, “Istilah supervisi akademik mengacu pada

“sistem sekolah yang memiliki misi utama memperbaiki dan meningkatkan

6

mutu akademik. Supervisi pendidikan merupakan usaha yang dilakukan

seorang pengawas untuk memperbaiki pola kerja dan kinerja sekolah,

sehingga berpengaruh positif terhadap proses dan hasil belajar mengajar

serta kualitas pendidikan. Kegiatan pokok supervisi pendidikan adalah

pembinaan terhadap sekolah pada umumnya dan guru khususnya, agar

kualitas pembelajaran meningkat. Dampak meningkatnya kualitas

pembelajaran tentu dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Berdasarkan data dinas pendidikan kabupaten Way Kanan 2017 sebanyak

43,2% keberhasilan supervisi pengawas pendidikan dalam membina dan

membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya, maka seorang pengawas

pendidikan harus memenuhi beberapa kriteria yang sesuai dengan peran

dan fungsi kepengawasan. Sebagai konsekuensi dari kewenangan dan

tanggung jawab yang diberikan tersebut, maka seorang pengawas harus

memiliki kemampuan professional yang dilandasi oleh pengetahuan dan

keterampilan tertentu.

Supervisi pendidikan adalah usaha yang dilakukan seorang pengawas untuk

memperbaiki pola kerja sekolah (guru), yang berpengaruh langsung

terhadap proses pembelajaran. Tugas pengawas mata pelajaran sangat

strategis dalam lingkungan sekolah, mengingat guru memerlukan

konsultasi dan diskusi mengenai proses belajar mengajar yang menjadi

bidang tugasnya sehingga kinerja guru bisa maksimal. Oleh karena itu,

seorang pengawas harus memiliki kompetensi selaku seorang pengawas.

7

Kinerja guru yang baik dapat juga diperani oleh budaya kondusif organisasi

sekolah yang di ciptakan di sekolah. Budaya organisasi yang kuat akan

memperani setiap perilaku. Berdasarkan penelitian Suparman (2015)

sebanyak 56% guru beranggapan bahwa lingkungan dan budaya sekolah

sangat membantu seorang guru dalam meningkatkan kinerjanya. Hal itu

tidak hanya membawa dampak pada keuntungan organisasi sekolah secara

umum, namun juga akan berdampak pada perkembangan kemampuan dan

efektivitas kerja guru itu sendiri. Budaya juga dapat memperani sikap dan

prilaku anggota organisasi termasuk sikap guru yang memiliki efek positif

yang konsisten terhadap prestasi kinerjanya.

Ndraha (2003:43) mengutip pendapat Tylor mengenai definisi budaya

adalah sebagai “Culture or Civilization, take in its wide technographic

sense, is that complex whole which includes konowledge, belief, art, morals,

law, custom, and any other capabilities and habits acquires by men as a

member of society”. Dapat diartikan bahwa budya adalah keseleruan

meliputi pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan

kemampuan serta kebiasaan yang lain.

Pidarta (2000:162) selain itu budaya juga sangat berperan dalam

pembentukan sekolah yang efektif. Sekolah sebagai suatu bentuk organisasi

punya budaya tersendiri yang membentuk corak dari system yang utuh dan

khas. Kekhasan budaya sekolah tidak lepas dari visi dan proses pendidikan

yang berlangsung yang menuntut keberadaan unsur-unsur atau komponen-

komponen sekolah sebagai bidang garapan organisasi. Unsur-unsur tersebut

8

saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain,

dan adakalanya suatu budaya bisa dipakai terus, juga adakalanya harus

diperbaiki dan juga adakalanya harus dibuang untuk diganti dengan budaya

baru.

Budaya sekolah dipandang sebagai dari hasil saling memperani antara tiga

faktor, yaitu sikap dan kepercayan orang yang berada dilingkungan sekolah

dan diluarlingkungan sekolah, hubungan antar individu dan norma budaya

sekolah yang ada disekolah. Budaya sekolah yang efektif menggambarkan

ketiga faktor tersebut berjalan sinergi, sehingga diperoleh kinerja guru yang

baik.

Terkait dengan masalah tersebut di atas dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan, khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja guru SMK

Negeri di Kabupaten Way Kanan, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

supervisi akademik, dan budaya sekolah kepada guru-guru di SMK Negeri

di Kabupaten Way Kanan dalam hubungannya dengan peningkatan

kinerjanya, di samping meneliti pengaruh kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang permasalahan diatas, teridentifikasi

beberapa masalah dalam penelitian di antaranya.

1.2.1 Sebagian guru belum menunjukkan kinerja yang optimal dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai pendidik

9

1.2.2 Belum optimalnya kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan

kinerja guru yang lebik baik lagi.

1.2.3 Sebagian kepala sekolah belum optimal dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya didalam pembinaan kepada bawahanya

1.2.4 Sebagian pengawas belum optimal dalam meningkatkan kinerja guru

1.2.5 Sebagian pengawas belum optimal dalam tugas untuk pendampingan

dan pembinaan supervisi pengawas pendidikan didalam

mengoptimalkan kemapun guru

1.2.6 Budaya sekolah yang kurang dalam mendukung untuk peningkatan

kinerja guru

1.3 Batasan Penelitian

1.3.1 Kepemimpinan kepala sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah dibatasi dengan aspek yang berkaitan

tentang pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah, yang meliputi

dimensi menggerakkan, motivasiatau mendorong semangat kerja, dan

mengawasi

1.3.2 Supervisi pengawas pendidikan

Supervisi pengawas pendidikan dibatasi pada aspek adanya

pendampingan pada peningktan kinerja guru

1.3.3 Budaya sekolah

Budaya sekolah dibatasi pada aspek nilai, norma, sikap atau perilaku

1.3.4 Kinerja guru

Kinerja guru dibatasi dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi

kualitas kerja, ketepatan kerja, inisiatif kerja, dan kemampuan kerja.

10

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan

kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way

Kanan?

1.4.2 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi pengawas

pendidikan terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way

Kanan?

1.4.3 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya sekolah

terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan?

1.4.4 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan

kepala sekolah, supervise pengawas pendidikan, dan budaya sekolah

secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten

Way Kanan?

1.5 Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis.

1.5.1 Pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan?

1.5.2 Pengaruh yang signifikan antara supervisi pengawas pendidikan

terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan?

11

1.5.3 Pengaruh yang signifikan antara budaya sekolah terhadap kinerja guru

SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan?

1.5.4 Pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah,

supervise pengawas pendidikan, dan budaya sekolah secara bersama-

sama terhadap kinerja guruSMK Negeri di Kabupaten Way Kanan?

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian inidiharapkan dapat bergunabagi berbagai pihak,

antara lain.

1.6.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan berguna dalam pengembangan disiplin ilmu

Manajemen Pendidikan serta memberikan penjelasan secara

terperinci dan sistematis mengaenai pengaruh kepemimpinan kepala

sekolah, supervise pengawas pendidikan, dan budaya sekolah

terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan.

1.6.2 Manfaat praktis

Secara praktis, penelitian ini berguna untuk hal sebagai berikut.

1.6.2.1 Bagi guru penelitian ini dapat berguna dalam hal

sebagai berikut.

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kompetensi

pedagogik dalam mendukung pelaksanaan tugas dalam

melaksankan tanggung jawab sebagai guru dan memperbaiki

kualitas kinerjanya.

12

2. Menambah pengetahuan dan wawasan berkenaan dengan

peranan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi terhadap

kinerjaguru.

3. Menerapkan berbagai upaya dalam menjalankan tugas guru agar

terciptanya kinerja guru efektif.

1.6.2.2 Bagi Kepala Sekolah penelitian ini berguna dalam hal sebagai

berikut.

1. Memahami akan tugas manajerial dalam menjalankan

kepemimpinannya sebagai kepala sekolah.

2. Membina guru agar dapat menciptakan kinerja guru yang baik.

3. Membina guru dengancara memotivasi agar terciptanya kinerja

guru yang baik.

1.6.2.3 Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan informasi yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan kepala sekolah dan pendidik dan tenaga

kependidikan untuk mengoptimalkan kinerja guru sehingga dapat

bermanfaat untuk semua pihak SMK Negeri di Kabupaten Way

Kanan.

1.6.2.4 Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai

referensi dalam penelitian lanjut dan dalam hal tersebut perlu

adanya penelitian lanjut dengan menggunakan variable diluar

penelitian ini guna memperbaiki kinerja guru

13

1.7 RuangLingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakakup.

1.7.1 Disiplin ilmu

Disiplin ilmu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah

Manajemen Pendidikan.

1.7.2 Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan sejumlah populasi, yakni para guru sebagai

subjek penelitian. Para guru dimaksud adalah seluruh guru yang

mengajar SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan.

1.7.3 Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah kinerja guru sebagai varibel

terikat, kepemimpinan kepala sekolah, supervisi pengawas

pendidikan , dan budaya sekolah sebagai variabel bebas.

1.7.4 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan.

1.7.5. Waktu Penelitian

Waktu penelitiaan ini dilaksanakan padaTahun Pelajaran 2017/2018

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Guru

2.1.1 Pengertian Kinerja

Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan

oleh para cendekiawan sebagai “penampilan”, “unjuk kerja”, atau “prestasi”

(Yeremias T. Keban, 2004 : 191). Secara etimologis, kinerja adalah sebuah

kata yang dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “kerja” yang

menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula berarti hasil kerja.

Berbeda dengan Bernardin dan Russel (1993 : 379) dalam Yeremias T. Keban

(2004 : 192) mengartikan kinerja sebagai the record of outcomes produced on

a specified job function or activity during a specified time period. Dalam

definisi ini, aspek yang ditekankan oleh kedua pengarang tersebut adalah

catatan tentang outcome atau hasil akhir yang diperoleh setelah suatu

pekerjaan atau aktivitas dijalankan selama kurun waktu tertentu. Dengan

demikian kinerja hanya mengacu pada serangkaian hasil yang 9 diperoleh

seorang pegawai selama periode tertentu dan tidak termasuk karakteristik

pribadi pegawai yang dinilai.

15

Definisi kinerja organisasi yang dikemukakan oleh Bastian dalam Hessel Nogi

(2005 : 175) sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

tugas dalam suatu organisasi, dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan

visi organisasi tersebut. Senada dengan pendapat Bastian dalam Hessel Nogi

tersebut, Encyclopedia of Public Administration and Public Policy Tahun

2003 dalam Yeremias T. Keban (2004 : 193), juga menyebutkan kinerja dapat

memberikan gambaran tentang seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika

dibandingkan dengan pencapaian tujuan dan target yang telah ditetapkan. Dari

beberapa definisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja

merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau aktivitas atau

program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan serta

sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam

jangka waktu tertentu

Keberkasilan suatu pekerjaan sangat ditentukan oleh kinerja. Sama halnya

dalam dunia pendidikan untuk menciptakan dan menentukan prestasi belajara

yang baik perlu adanya kinerja guru. Secara kontekstual, menurut Rothwell,

hohne, dan King dalam Ruswandi (2012:31), “performance refers to

accomplishments, outcomes, and result that individuals, groups, and

organizations achieve”. Hal ini senada dengan yang diugkapkan oleh Fahmi

(2010:2), yang menyebutkan kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu

organisasi baik organisasi tersebut bersifat profil oriented dan non oriented

yang dihasilkan dalam periode tertentu.

16

Menurut Prawirosentono dalam Usman (2009:488), Kinerja atau

performance adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka

mencapi tujua organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral maupun etika.

Suharsaputra (2010:144), menyebutkan dalam tataran teknis kualitas kinerja

guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru

merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa

dalam proses pendidikan atau pembelajaran di lembaga sekolah.

Menurut Supardi (2014:45), kinerja merupakan kegiatan yang dilakukan

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan

tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Whitmore dalam Uno

(2014:59), secara sederhana mengemukakan, kinerja adalah pelaksanaan

fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Selain itu, kinerja juga dapat

diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan

adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Berbagai

pengertian kinerja di atas, dapat dipahami bahwa kinerja adalah hasil atau

tingkat keberhasilan yang dilakukan seseorang secara kualitas dan kuantitas

sesuai dengan kemampuan dan perbuatannya.

Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja guru. Guru

merupakan subsistem penting yang memiliki peran strategis dalam

meningkatkan proses dan mutu peserta didik. Secara sederhana, guru

17

berarti orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang mengajar di tempat

tertentu, tidak hanya di lingkungan lembaga formal, tetapi juga di rumah,

tempat ibadah atau di tempat lain. Kinerja guru mempunyai spesifikasi

tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau

kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan

kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam

proses pembelajaran.

Supardi (2014:54), mengemukakan kinerja guru merupakan, “kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah atau

madrasah dan bertanggungjawab atas peserta didik dengan membina

hubungan yang baik, sehingga membantu meningkatkan prestasi belajar

peserta didik”. Kinerja juga mengandung makna hasil kerja, kemampuan,

prestasi atau dorongan untuk melaksanakan suatu pekerjaan selama aktivitas

pembelajaran. Oleh karena itu, kinerja guru diartikan sebagai suatu kondisi

yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya

di sekolah atau madrasah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang

ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran

yang meliputi menyusun perencanaan pembelajaran, melakukan penilaian,

melakukan umpan balik, dan menyusun program remedial.

Kinerja guru juga dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi yang

dipersyaratkan dipenuhi. Supardi (2014:55), menjelaskan bahwa kinerja

guru dapat terlihat jelas dalam pembelajaran yang diperlihatkan dari prestasi

belajar peserta didik. Kinerja guru yang baik akan menghasilkan prestasi

18

belajar yang baik. Selanjutnya, kinerja yang baik terlihat dari hasil yang

diperoleh dari penilaian prestasi peserta didik.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, antara lain,

kemampuan dan kemauan. Kemampuan tanpa adanya kemauan tidak

menghasilkan kinerja. Demikian halnya kemauan tanpa disertai

kemampuan juga tetap tidak menghasilkan kinerja optimal. Menurut

Mulyasa (2010:16), yang berkaitan dengan beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja atau produktivitas, yaitu faktor teknologi, tata nilai,

iklim kerja, derajat kesehatan, dan tingkat upah minimal, serta

kepemimpinan dalam hal ini kepala sekolah.

Menurut Hanafiah (2000:52), terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi

kinerja, yaitu motivasi, budaya sekolah, gaya kepemimpinan, fasilitas kerja

dan sebagainya. Sejalan dengan pendapat tersebut Sedarmayanti (2001:67),

menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja,

antara lain, (1) sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja,

dan budaya kerja), (2) pendidikan, (3) keterampilan, (4) manajemen

kepemimpinan, (5) tingkat penghasilan, (6) gaji dan kesehatan, (7) jaminan

sosial dan kesejahteraan, (8) iklim kerja, (9) sarana dan prasarana yang

memadai, (10) teknologi, dan (11) kesempatan untuk berprestasi. Kedua

pendapat tersebut merujuk pada variabel yang sama, yakni beberapa aspek

yang terdapat pada individu, lingkungan dan budaya kerja,

sarana/prasarana, dan kesejahteraan sebagai motivasi kerja.

19

Yamin dan Maisah (2010:87), berpendapat bahwa kinerja guru

menyangkut semua kegiatan atau tingkah laku yang dialami guru, jawaban

yang mereka buat, untuk memberi hasil atau tujuan. Kinerja guru

yang baik pada suatu instansi terlihat dari kehadiran guru di kelas,

kesungguhan mengajar dengan disertai dedikasi dan semangat yang tinggi,

serta diiringi rasa senang.

Berdasarkan penjelasan dan beberapa pendapat teori di atas, yang

dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini merupakan kegiatan

yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Ukuran kinerja

dikatakan baik jika dapat ditinjau dari berbagai faktor. Ukuran kinerja

guru dalam penelitian ini tertuang pada kualitas hail kerja, ketepatan waktu

prakarsa kemampuan penguasaan materi dan metode, serta komunikasi

secara efektif atau kemampuan penyampaian materi dalam rangka

membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

2.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Makna kata “kepemimpinan” erat kaitannya dengan kata “memimpin”.

Kata memimpin mengandung makna yaitu kemampuan untuk

menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu organisasi sehingga

dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan.

20

Menurut Amanchukwu, 2015 teori didalam kepemimpinan Transformational

Theory, bahwa proses interaksi seseorang dengan orang lain dapat

menciptakan hubungan solid yang menghasilkan tingkat kepercayaan yang

tinggi, yang kemudian akan berdampak pada peningkatan motivasi intrinsik

maupun ekstrinsik pada pengikut maupun pemimpinnya. Dalam bahasa

inggris kepemimpinan sering disebut leader dari akar kata to lead dan

kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. beberapa makna yang

saling berhubungan erat yaitu, bergerak lebih cepat, berjalan ke depan,

mengambil langkah petama, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan

pikiran atau pendapat orang lain, membimbing, menuntun menggerakkan

orang lain lebih awal, berjalan lebih depan, mengambil langkah pertama,

berbuat paling dulu, mempelopori suatu tindakan, mengarahkan pikiran atau

pendapat, menuntun dan menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. J.

Reberu dalam dasar-dasar Kepemimpinan memberikan definisi tentang

kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah kesanggupan menggerakkan sekelompok manusia

kearah tujuan bersama sambil menggunakan daya-daya badani dan rohani

yang ada dalam kelompok tersebut. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa

kepemimpinan merupakan unsur dinamis yang sanggup mengkaji masa

lampau, menelaah masa kini dan menyoroti masa depan, untuk kemudian

berani mengambil keputusan yang di tuangkan dalam tindakan Pemimpin

dalam suatu orgnisasi memegang kendali utama dalam mengatur jalannya

organisasi Robbins dalam buku Manajement, Seven edition yang

21

dialih bahasa oleh Hermaya (2005:128), memberikan arti kepemimpinan

yaitu proses mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran.

Menurut Toha (2006:5), mengartikan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas

untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan

organisasi. Sedangkan menurut Alan Tucker dalam Syafarudin (2002:49),

mengemukakan kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi atau

mendorong seseorang atau sekelompok orang agar bekerja secara sukarela

untuk mencapai tujuan tertentu atau sasaran dalam situasi tertentu.

Soelardi dalam Mulyasa (2005:107), mendefinisikan kepemimpinan sebagai

kemampuan untuk mengggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,

mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang,

dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina agar maksud manusia

sebagai media manajemen akan bekerja dalam rangka mencapai tujuan

administrasi secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut Gibson dalam

Rohiat (2010:39), kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan jenis

pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang-orang mencapai tujuan.

Menurut Robbins dalam buku Management, Seven Edition yang dialih

bahasa oleh Hermaya (2005:129), menyatakan bahwa, “Teori prilaku adalah

teori-teori kepemimpinan yang mengenali perilaku yang membedakan

pemimpin yang efektif dari yang tidak efektif.

Sejalan dengan uraian kepemimpinan di atas, kepemimpinan dalam organisasi

sekolah secara umum sama. Kepala sekolah adalah pemimpin sekaligus

manajer yang harus mengatur, memberi perintah sekaligus mengayomi

22

bawahannya, yaitu para guru, dan menyelesaikan masalah-masalah yang

timbul.

Rahman (2006:106), mengungkapkan bahwa, “kepala sekolah adalah seorang

guru (Jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural

(kepala sekolah) di sekolah. Hubungan dengan misi pendidikan,

kepemimpinan menurut Mangkunegara (2003:70), dapat diartikan sebagai

usaha kepala sekolah dalam memimpin, mempengaruhi, dan memberikan

bimbingan kepada para personil pendidikan sebagai bawahan agar tujuan

pendidikan dan pengajaran dapat tercapai rnelalui serangkaian kegiatan yang

telah direncanakan.

Menurut berbagai penjelasan teori kepemimpinaan di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan usaha kepala

sekolah dalam rangka mempengaruhi, mendidik, mendorong, mengawasi, dan

memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2.2.1 Fungsi kepemimpinan kepala sekolah

Fungsi kepemimpinan pendidikan menunjuk kepada berbagai aktivitas atau

tindakan yang dilakukan oleh seorang kepala dalam upaya menggerakkan

guru- guru, karyawan, siswa, dan anggota masyarakat agar mau berbuat

sesuatu guna melaksanakan program-program pendidikan di sekolah.

Kepala sekolah adalah manajer yang pada hakekatnya adalah seorang

perencana, organisasi, pemimpin, dan seorang pengendali atau pengawas.

Fungsi kepala sekolah adalah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang

mempengaruhi hal belajar mengajar, usaha perbaikan merupakan proses

23

yang terus menerus (continue) yang bersifat akademik, administratif,

kegiatan kemanusiaan, dan kegiatan sosial Wahjosumidjo (2003:106,)

mengatakan bahwa, kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya

dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan

mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan

sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah dapat dikatakan baik dalam mengelola

pendidikan apabila seorang kepala sekolah menyadari akan peran dan

fungsinya. Secara lebih operasional tugas tersebut mencakup kegiatan

menggali dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara terpadu dalam

kerangka pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

2.2.3 Tugas dan peran kepala sekolah

Keselarasan fungsi dan peran kepala sekolah didasarkan pada pemahaman

bahwa, keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan kepala sekolah. Oleh

karena itu, suatu keharusan bagi kepala sekolah untuk memiliki

kompetensi yang mumpuni dalam menjalankan perannya. Perspektif

kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas,2006), terdapat tujuh fungsi

utama kepala sekolah, yaitu sebagai, (1) educator (pedidik), (2) manajer,

(3) administrator, (4) supervisor (penyelia), (5) leader (pemimpin), (6)

inovator, (7) motivator, dan (8) enterpreuner (wirausahawan).

Berdasarkan dari beberapa kajian teori di atas, maka yang dimaksud

dengaan kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini merupakan

24

upaya kepala sekolah untuk mempengaruhi, mendidik, menggerkkan, dan

memotivasi/mendorong, mengawasi tenaga pendidik, tenaga kependidikan,

siswa, dan masyarakat di lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan

pendidikan di sekolah.

2.3 Supervisi Pengawas Pendidikan

2.3.1 Teori Supervisi Pendidikan

Secara etimologis supervisi menurut S. wajowasito dan W.J.S

poerwadarminta yang dikutip oleh ametembun (1993:1): “supervisi dialih

bahasakan dari perkataan inggris “supervision” artinya pengawasan.

Pengertian supervisi secara etimologis masim menurut ametembun

(1993:2), menyebutkan bahwa dilihat dari bentuk perkatanyaanya,

supervisi terdiri dari dua buah kata super+vision= atas, lebih, vision

= lihat,tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut,

bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari

orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi

orang-orang yang disupervisi.

Setelah memahami supervisi dari akar kata, selanjutnya akan diuraikan

pengertian dari para ahli sebagai berikut : olive (Neagley & Evans, 1980:

1) menyatakan “supervision in conceived as service to teacher, both

individual and in group. Supervision is means of offering to teacher

specialized help in improving instruction”.Berdasarkan devinisi tersebut

diketahui bahwa supervise merupakan layanan kepada guru, baik secara

makna bantuan khusus kepada guru dalam rangka memperbaiki

pembelajaran.

25

Pendapat senada namun lebih lengkap diungkapkan oleh stoller (Neagley

& Evans, 1980: 1) yang menyatakan: “supervision as the improvetement of

instruction seem to be concerned with-overseing ,directing ,guiding,

conducting, regulating,controlling, moving toward a goal, etc-

workes(teacher), who give or teach knowledge or information in such a

manner that there is resulting „increase in value or in excellence of quality

or condition”. Berdasarkan pengertian tersebut diketahui bahwa supervisi

merupakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru melalui bantuan

supervision melalui aktivitas pengawasan, pengarahan, pembimbingan,

pembelajaran serta bentuk aktivitas lainya.

Para ahli dalam bidang administrasi pendidikan membuat kesepakatan

bahwa supervise pendidikan merupakan disiplin ilmu yang memfokuskan

diri pada pengkajian peningkatan situasi belajar mengajar. Supervisi pada

dasarnya diarahkan pada tiga kegiatan, yakni supervise akademis,

supervise administrasi dan supervise lembaga ketiga kegiatan besar

tersebut masing-masing memiliki garapan serta wilayahnya sendiri-

sendiri.Supervisi akademik sebagaimana yang dilakukan oleh pengawas

merupakan sebagai serangkaian kegiatan guna membantu guru

mengembangkan potensinya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

lebih baik. Hal ini sejalan dengan Edwin (2008: 12) yang menjelaskan

bahwa supervisis pengawas akademik dilakukan sebagai kegiatan gunan

membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

26

2.3.2 Konsep Dasar Supervisi Pendidikan

Harris (Peter F. Olivia. 1984: 10) menjelaskan bahwa “supervision of

academic is what school personnel do with adul tsand things to

maintainor change thesc hool perationin wa s that directly influence the

teaching process ssesemployed to promo tepupil learning”. Yang berati

bahwa supervisi akademik dilakukan untuk memantau serta secara

langsung mempengaruhi dalam proses pembelajaran seorang guru.

Brigs (Glickman,1985:89) menguraikan“academic supervision is

supervised educational activities that coordinate, stimulateand direct the

development ofteacher”. Pendapat ini dapat diartikan bahwa supervise

akademik adalah kegiatan supervis pependidikan yang mengkoordinasi,

menstimulasi, dan mengarahkan perkembangan guru. Sedangkan

Neagley dan Evan (Theo Haimann dan Raymond L. Hilgert.1987:43)

mendevenisikan“academic supervision is the assistance provided to

teachers to improve thequality of learning, education, and curriculum”.

Sedangkan Glickman (1985: 5) menguraikan bahwa supervise pengawas

pendidikan membantu guru untuk selalu mengembangkan kualitas

dalam pembelajarannya

Lovell dan Wiles (M.Daryanto.2013:149) menegaskan bahwa“academic

supervision is anattempt toimprove the situations of teaching and

learning, fosters thecre ativity of teachers, provide support and engage

teachers in school activities”. Sedangkan Daresh dalam (Fathurrohman.

2011:30) menjelaskan konsep supervisi akademik adalah “academic

27

supervisionis and effort to help teachers develop the ability to achieve the

go alof teaching” pendapat ini dapat diartikan bahwa supervisi akademik

merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya

mencapai tujuan pengajaran.

Sementara Alfonso dalam (Fathurrohman 2011: 41) menjelaskan

supervisi akademik ialah “academic supervision is planned and organized

activity directly to the effects of the behavior of teachers by providing

opportunities for students to learnand try toachieve the goals that have

been determined”.

Sejalan dengan pengertian-pengertian supervisi akademik di atas, maka

supervisi akademik memiliki tiga pengertian kunci sebagaimana yang

dijelaskan Alfonso, Firth, dan Neville (Fathurrohman 2011:51) bahwa

supervises akademik harus secara langsung mempengaruhi dan

mengembangkan prilaku guru dalam pengelolaan proses belajar.

Dari berbagai pengertian diatas maka supervisi pengawas pendidikan

memiiki peranan yang meliputi menilik atau mengawasi para guru yang

disupervisi dan iya menjalankan tugasnya sesuai dengan kaidah-kaidah

ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidik. Supervisi dalam membina

untuk meningkatkan mutu akademik supervisi melalui penciptaan situasi

belajar lebih baik dalam hal fisik maupun lingkungan nonfisik. Supervisi

lebih lagi ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada para guru untuk

melakuakn pengembangan kinerja guru

28

2.4 Budaya Sekolah

Pengaruh budaya kondusif organisasi yang diciptakan di sekolah merupakan

efektivitas sekolah yang dapat diartikan juga sebagai sekolah yang mampu

menunjang tingkat keberhasilan kinerja yang merupakan produk kumulatif

dari seluruh layanan yang dilakukan dengan baik. Budaya organisasi yang

kuat akan mempengaruhi setiap perilaku. Hal itu tidak hanya membawa

dampak pada keuntungan organisasi sekolah secara umum, namun juga akan

berdampak pada perkembangan kemampuan dan efektivitas kerja guru itu

sendiri. Depdiknas (2007:7), budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang

didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah

terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders

pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi

atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah

Short dan Greer dalam Zuchdi (2011:133), mendefinisikan bahwa budaya

sekolah merupakan keyakinan, kebijakan, norma, dan kebiasaan dalam

sekolah yang dapat dibentuk, diperkuat, dan dipelihara melalui pimpinan dan

guru-guru di sekolah.

Sedangkan menurut Zamroni (2003:149), mengatakan bahwa kebiasaan-

kebiasaan, nilai-nilai, norma, ritual, mitos yang dibentuk dalam perjalanan

panjang sekolah disebut budaya sekolah. Budaya sekolah dipegang bersama

oleh kepala sekolah, guru, staf aministrasi, dan siswa sebagai dasar mereka

dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di

sekolah. Sekolah menjadi wadah utama dalam transmisi kultural antar

29

generasi. Budaya sekolah (school culture) merupakan salah satu unsur

sekolah yang penting dalam mendukung peningkatan prestasi dan mutu

sekolah Anik lantip.(2015:63)

Sedangkan Deal dan Peterson dalam Komariah (2006:101), mengartikannya

sebagai "Deep patterns of values, belief s, and traditions that have formed

over the course of the scholl 's history". Lodkowski dan Jaynes dalam

Komariah (2006:101), bahwa "An atmosphere or environment that nortures

the motivation to learn can be cultivated in the home, in theclassroom or at

a broader level, throughout an entire .scholl ". Budaya organisasi sekolah

dirumuskan Phillips dalam Komariah (2006:101), sebagai "The helilief,s,

attitudes, and behavior which characperize a scholl " Pada definisi tersebut,

nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku adalah komponen-komponen

essensial budaya yang membentuk karakter sekolah. ,Pertama, adalah

intensitas, yaitu batas-batas atau tahap-tahap ketika para anggota organisasi

(unit) sepakat atas norma-norma, nilai-nilai, atau isi budaya lain yang

berhubungan dengan organisasi atau unit tersebut. Kedua, adalah

integritas, yaitu batas-batas atau tahap-tahap ketika unit yang ada dalam

suatu organisasi ikut sertia memberikan budaya yang umum. Dua atribut

tersebut cukup menjelaskan adanya budaya yang diciptakan organisasi

mempengaruhi perilaku karyawan dan pelaksanaan budaya organisasi yang

dipengaruhi oleh budaya yang dibawa pribadi-pribadi dalam organisasi.

Budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap perilaku semua karyawan

maka sudah menjadi kewajiban organisasilah untuk membangun arah dan

strategi yang membentuk budaya yang kuat yang dipatuhi semua karyawan.

30

Budaya organisasi ditandai adanya sharing atau berbagai nilai dan

keyakinan yang sama dengan seluruh anggota organisasi. Misalnya berbagai

nilai dan keyakinan yang sama melalui pakaian seragam, namun menerima

dan memakai seragam tidaklah cukup. Pemakaian seragam haruslah

membawa rasa bangga, menjadi alat control dan membentuk citra organisasi,

dengan demikian nilai pakaian seragam tertanam menjadi Basic.

Budaya organisasi sangat diperlukan untuk diterapkan pada berbagai bidang

kegiatan maupun organisasi yang ada baik organisasi pemerintah, swasta,

industri, perdagangan dan lain-lain. Melihat pentingnya budaya organisasi

tersebut, maka institusi pendidikan yang mengelola pendidikan persekolahan

perlu menerapakan budaya organisasi tersebut. Pada institusi yang

mengelola pendidikan persekolahan tersebut budaya organisasi lebih dikenal

dengan istilah budaya sekolah.

Sekolah sebagai organisasi memiliki budaya tersendiri yang dibentuk dan

dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi, kebiasaan-kebiasaan, kebijakan-

kebijakan pendidikan, dan perilaku arang-orang yang berada di dalamnya.

Dengan demikian, budaya organisasi sekolah merupakan persepsi, pikiran-

pikiran, ide-ide, perilaku, kebiasaan dan norma-norma serta peraturan-

peraturan yang diyakini dan dijadikan pedoman bagi warga sekolah dalam

menentukan arah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Sebagai

suatu organisasi sekolah menunjukkan kekhasan sesuai dengan core bisnis

yang dijalankan, yaitu pembelajaran. Budaya sekolah semestinya

menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran, yaitu

31

menumbuh kembangkan peserta didik sesuai dengan prinsip- prinsip

kemanusiaan.

Budaya sekolah merupakan nilai-nilai yang dianut oleh warga sekolah, yang

meliputi kepala sekolah, guru, petugas sekolah, dan siswa. Nilai-nilai dalam

budaya sekolah itu sendiri terdiri dari kedisiplinan, persaingan dan motivasi.

Norma-norma yang diyakini dalam budaya sekolah antara lain kejujuran,

keadilan, sopan santun, dan keteladanan. Sikap yang dimiliki oleh warga

sekolah adalah menghargai walau, bersikap obyektif, dan sikap ilmiah.

Kebiasaan- kebiasaan yang ditampilkan personil sekolah meliputi kerjasama

dan tanggung jawab. Sedangkan untuk perilaku yang ditunjukkan terdiri

dari kerja keras dan komitmen pada tugas.

Nurkholis (2003:45), mengambarkan tiga fungsi budaya (1) konseptual yang

meliputi tujuan dan sasaran, kurikulum, bahasa, kiasan-kiasan, sejarah

organisasi, pahlawan organisasi dan struktur organisasi, (2) manifestasi

prilaku yang meliputi ritual-ritual, upacara-upacara, proses belajar mengajar,

prosedur operasional, aturan-aturan, penghargaan dan sanksi, dorongan

psikologis dan social, interaksi orang tua dan masyarakat, (3) manifestasi

dan symbol-simbol materi-visual yang meliputi fasilitas dana dan peralatan,

peninggalan-peninggalan, keuangan, motti, dan seragam.

Menurut Kreitner dan Kinici dalam Megi (2012:70), budaya organisasi

mempunyai empat fungsi yaitu, (1) memberikan identitas organisasi kepada

karyawannya, (2) memudahkan komitmen kolektif, (3) mempromosikan

32

stabilitas system social, (4) membentuk prilaku dengan membantu manajer

merasakan keberadaannya.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya

organisasi sekolah adalah nilai, norma dan sikap atau prilaku yang dimiliki

oleh setiap warga sekolah dengan tujuan untuk membentuk karakter sekolah

atau memberikan identitas bagi sekolah tersebut.

2.4.1. Peranan Budaya Sekolah

Budaya sekolah memiliki dua peranan penting yaitu meningkatkan

kinerja sekolah dan membangun mutu sekolah. Kedua peranan budaya

sekolah tersebut dapat dijelaskan seperti berikut.

a.Peranan budaya sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah

Budaya sekolah berperan dalam memperbaiki kinerja sekolah apa

bila budaya yang berkembang di sekolah tersebut memenuhi

kualifikasi sehat, solid, kuat, positif, dan profesional. Budaya

sekolah yang memenuhi kualifikasi tersebut mencerminkan jati

diri, kepribadian, dan adanya komitmen yang luas pada sekolah

tersebut. Adanya budaya sekolah yang baik dilingkungan sekolah

akan mampu mendorong guru dan siswa untuk bekerja dan

berusaha mencapai target hasil tertinggi.

b. Budaya sekolah yang berperan dalam mencapai keberhasilan

sekolah juga dikemukakan Stover (2005:1) sebagai berikut. Iklim

33

dan budaya yang baik adalah kunci keberhasilan sekolah menurut

penelitian yang telah dipelajari selama bertahun-tahun mengenai

dinamika antar pribadi yang luas. Sehingga para anggota sekolah

dapat melihat bagaimana kinerja mereka baik dan buruknya.

Budaya sekolah dipandang juga sebagai eksistensi suatu sekolah yang

terbentuk dari hasil saling mempengaruhi antara tiga factor yaitu sikap

dan kepercayaan orang yang berada disekolah dan lingkungan luar

sekolah, norma-norma budaya sekolah dan hubungan antar individu di

dalam sekolah yang membentuk karakter sekolah.

Suparlan (2009) Budaya sekolah adalah konteks dibelakang layar

sekolah yang menunjukkan nilai-nilai, norma-norma, tradisi-tradisi,

ritual-ritual, yang telah dibangun dalam waktu yang lama oleh semua

warga dalam kerja sama di sekolah.

Manifestasi budaya sekolah yang diharapkan tumbuh adalah

memberikan karakteristik utama pada perlakuan sekolah terhadap

peserta didik agar peserta didik dapat mencintai pelajaran sehingga

mereka memiliki dorongan instrinsik untuk terus belajar. Prinsip yang

terpenting dari pemeliharaan budaya sekolah yang bersifat artifek

adalah harus memelihara tradisi, upacar-upacara agama,dan lambang

yang telah dinyatakan dan menguatkan budaya sekolah positif, namun

yang lebih penting dari sekedar artifek adalah budaya bagi perbaikan

kualitas sekolah secara terus-menerus.

34

John Saphier dan Mattium King yang dikutip oleh Dadang Suhardan

(2006: 99) mengungkapkan bahwa karakteristik budaya sekolah,

diantaranya: (1) Kolegalitas merupakan iklim kesejawatan,

(2) Eksperimen percobaan (30) High Expectation memberi harapan.

(4) Trust and Confidence. Kepercayaan dan keyakinan (5) Tangible

Support. perbaikan pembelajaran serta mendorong terciptanya

pengembangan profesi dan keahlian. (6) Reaching Out to the

Knownledge base. Sekolah merupakan tempat pengembangan ilmu

secara luas. (7) Appreaciation and Recognition. Budaya sekolah

memelihara penghargaaan dan pengakuan (8) Caring.Celebrationand

Humor dan saling menggembirakan adalah budaya pergaulan yang

sehat. (9) Involvement in Decision Making. Kultur sekolah yang

melibatkan staf turut serta dalam pembuatan keputusan, (10)

Protectionof What‟s Important. Melindungi dan menjaga

kerahasiaan pekerjaan merupakan budaya di sekolah (11) Tradisi.

Tradis. (12) Honest, Open Comunication. Kejujuran dan

keterbukaan dilingkungan sekolah

2.5 Penelitian Yang Relevan

Penelitian telah dilakukan kajian terhadap hasil penelitian yang mempunyai

kajian yang sama atau relevan degan penelitian ini, yaitu:

2.5.1. Nurhafifah tahun (2015), penelitain ini secara khusus untuk

mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah

sebesar 5,7%, budaya sekolah, dan kinerja guru terhadap efektivitas

sekolah

35

2.5.2 Susanto (2012), hasil pada penelitian ini mengungkapkan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah (menurut persepsi guru) dikategorikan

sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh 56,44% (57guru) berpendapat

bahwa kepemimpinan kepala sekolah di Kabupaten Hulu Sungai

Selatan dalam kategori sangat baik; 41,58% (42 guru) berpendapat

dalam kategori baik; dan 1,98% (2 guru) berpendapat kepemimpinan

kepala sekolah dalam kategori kurang baik. Tidak ada pendapat

tentang kepemimpinan kepala sekolah yang termasuk dalam kategori

tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diartikan

bahwa secara umum kepemimpinan kepala sekolah SMK di

Kabupaten HuluSungai Selatan (menurut persepsiguru)di dalam

menjalankan tugasyang menjadi tanggung jawabnya dilaksanakan

dengan baik

2.5.3 Usop (2013), hasil penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru mendapat rata-rata tertinggi (3,61%) ditafsirkan

sebagai sangat puas, yang mengacu pada: kepercayaan pokok. Hal ini

menyiratkan bahwa para guru di Divisi Kota Cotabato sangat puas

dengan kepala sekolah mereka dalam hal kepercayaan dan

kerahasiaan. Mereka yakin bahwa kepala sekolah mereka melakukan

pekerjaan mereka sebaik yang mereka ketahui

2.5.4 Koutouzis (2017), hasil [penelitian ini mengungkapkan bahwa

manajemen kepemimpinan kepala sekolah mendapat 13,9% dari

kepuasan kerja guru. Ini membuktikan bahwa para guru di Kota

Cotabato sangat puas dengan kepala sekolah mereka dalam

36

halpengawsan dan pembinaan. Mereka yakin bahwa kepala sekolah

mereka melakukan pekerjaan mereka sebaik yang mereka ketahui

2.5.6 Kusumaningtyas (2015), hasil penelitian menyatakan bahwa ada

pengaruh budaya sekolah terhadap kepuasan kerja guru sebesar 0,348,

Artinya budaya sekolah SMK di daerah Surabaya kota yang ada saat

ini, berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru sebesar

34,8%.

2.5.7 Jepketer (2015), hasil penelitian tentang pengaruh Pengalaman dari

Kepala Sekolah terhadap kinerja guru sebanyak (27,6%). Temuan ini

menunjukkan bahwa peran kepala sekolah adalah menyediakan

kepemimpinan yang efektif yang diperlukan untuk mengarahkan

guruun tuk mencapai kinerja yang lebih tinggi, untuk memastikan

guru memiliki sumber daya pengajaran dan pembelajaran yang

diperlukan dan bahwa lingkungan sekolah kondusif untuk belajar.

2.5.8 Elliott (2015), hasil penelitian ini diketahui bahwa pembelajaran

profesional meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru, yang

mengarah ke peningkatan pengajaran dan peningkatan pengajaran

meningkatkan pencapaian siswa. Sementara efek kausal ini telah

diidentifikasi, tantangannya adalah dalam mengevaluasi pencapaian

siswa sebagai konsekuensi langsung dari pembelajaran profesional

5,98%.

2.5.9 Tanang (2014), hasil dalam penelitian ini, signifikansi antara faktor

demografi dan praktek profesional guru dalam perilaku-sikap,

kompetensi pedagogik, dan kegiatan belajar diidentifikasi untuk

37

melihat perbedaannya. Analisis jenis kelamin, usia, pengalaman

mengajar, dan kualifikasi pendidikan profesional membantu

menggambarkan karakter profesional guru yang dipraktekkan.

Informasi ini bermanfaat dalam membuat keputusan untuk

peningkatan kualitas profesionalisme guru dan pengembangan

profesional. Ini juga menunjukkan tren perubahan melalui waktu

dalam praktek karakter profesional. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kompetensi pedagogik 89,0%., kompetensi pedagogik 75,1%.

2.5.10 Abusama (2017), hasil penelitian ini bahwa pengaruh kepemimpinan

terhadap kepuasan kerja dapat dibuktikan dengan hasil pengujian dan

didapat sebanyak 29,4%. Koefisiennya positif, artinya kepemimpinan

yang baik, berakibat pada peningkatan kepuasan kerja guru tinggi

SMK di Kabupaten Halmahera Selatan. Hasil pengujian membuktikan

bahwa hipotesis kepemimpinan memiliki pengaruh positif tetapi tidak

signifikan terhadap kepuasan kerja guru.

2.5.11 Suhayati (2013), hasil penelitian ini difokuskan pada pengaruh

supervisi akademik kepala sekolah, budaya sekolah terhadap kinerja

mengajar guru pada Sekolah Dasar di Kecamatan Cileunyi Kabupaten

Bandung dan diperoleh data 17,8%. Yang artinya Terdapat pengaruh

positif dan signifikan dari Supervisi Akademik Kepala Sekolah,

terhadap Kinerja Mengajar Guru, sedangkan36%. yang artinya

kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh variabel budaya sekolah

38

2.6 Kerangka Pikir

Kerangka piki merupakan penjelasan pengaruh antara variabel bebas,

sehingga akan memeberikan gambaran pengaruh antara variabel tersebut.

2.6.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

Suatu organisasi sekolah dapat berjalan dengan baik dan lancar untuk

mencapai tujuan pendidikan apabila memiliki pemimpin yang kuat.

Pemimpin dalam suatu organisasi sekolah memegang kendali utama

dalam dunia pendidikan karena kepemimpinan kepala sekolah

merupakan upaya kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendidik,

menggerakkan, mendorong/memotivasi tenaga pendidik, dan

kependidikan, siswa, serta masyarakat lingkungan sekolah.

Tujuan kepala sekolah dalam dunia pendidikan adalah untuk

menciptakan proses pendidikan yang berkualitas, efektif, dan efisien.

Sedangkan untuk menciptakan proses pendidikan yang berkualitas,

efektif, dan efisien perlu adanya kinerja guru yang berkualitas. Kinerja

guru merupakan kegiatan yang dilakukan seorang guru dalam

pembelajaran sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Hal

ini, maka kinerja guru yang berkualitas dapat dipengaruhi oleh

kepemimpinan yang kuat.

2.6.2 Pengaruh Supervisi Pengawas Pendidikan Terhadap Kinerja Guru

Kinerja guru disekolah dapat berjalan dengan baik untuk mencapai

kualitas guru yang baik. Supervisi pengawas pendidikan dalam suatu

39

organisasi sekolah juga memegang kendali dalam peningkatan kualitas

atau kinerja guru, karena supervisi pengawas pendidikan merupakan

upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai

tujuan pengajaran Daresh dalam ( Fathurrohman 2011: 30)

Tujuan Supervisi pengawas pendidikan dalam dunia pendidikan adalah

untuk membantu dalam meningkatkan kinerja tau kualitas dari seorang

guru, sehingga guru dapat menciptakan proses pendidikan yang

berkualitas, efektif, dan efisien.

2.6.3 Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap kinerja Guru

Budaya organisasi pada dasarnya mewakili nilai, norma dan prilaku

yang diikuti oleh para anggota organisasi termasuk yang berada

didalamnya. Budaya organisasi merupakan salah satu faktor bagi

peningkatan kinerja guru. Kinerja guru merupakan kegiatan yang

dilakukan seorang guru dalam pembelajaran sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawabnya. Prilaku guru dalam melakukan aktivitas

sesuai fungsinya masing-masing serta membantu mereka memahami

nilai dan makna dari pekerjaan yang ditangani disekolah. Budaya

organisasi sekolah yang kondusif akan menciptakan kinerja guru yang

berkualitas

2.6.4 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Supervise Pengawas

Pendidikan Dan Budaya Sekolah Terhadap kinerja Guru

Kepemimpinan merupan ujung tombak perkembangan dan satabilitas

dari kinerja seorang guru yang secara otomatis dapat menciptakan

budaya sekolah yang baik dan meningkatkan kinerja semua anggota

40

organisasi. Peran kepemimpinan yang sebagai leader, innovator,

supervisor, motivator, dan sebagai seorang manajer mampu

menciptakan suasana kerja, lingkungan belajar, dan pencapaian

kualitas kinerja guru yang baik.

Disamping kepemimpinan kepala sekolah yang kuat diperlukan juga

supervisi pengawas pendidikan untuk mengontrol dan membina agar

terciptnya kinerja guru yang baik. Kepala sekolah dalam hal ini perlu

mensinergikan komponen- komponen sekolah seperti guru, murid, dan

karyawan sekolah lainya agar tercipta budaya sekolah yang kondusif

yang diciptakan di sekolah sehingga budaya sekolah yang kuatakan

mempengaruhi setiap perilaku dari kineja seorang guru. Budaya juga

dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anggota organisasi termasuk

sikap dan kinerja guru yang memiliki efek positif yang konsisten

terhadap prestasi yang kemudian akan tercipta kinerja guru yang baik.

Pengaruh antar variabel penelitian menggunakan model mediating yang

merupakan bagian dari analisis jalur (pathanalysis) Kerlinger (2006:900)

menjelaskan bahwa analisis jalur adalah bentuk terapan dari analisis

multiregresi. Penelitianini digunakan diagram jalur untuk membantu

masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Model mediating atau

perantara dimana variable Y memodifikasi pengaruh variable X

terhadapYmerupakan variabel intervening.

41

Menurut Tuckman dalam Sugiyono,(2007) variable intervening adalah

variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel

independen dengan variable dependen menjadi hubungan yang tidak

langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan

variable penyela/antara variabel independen dengan variabel dependen,

sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya

atau timbulnya variable dependen. Model ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

X1,Y

X2 Y

X3 Y

X1 X2 X3 Y

Gambar 2.2 kerangka fikir hubungan antar variabel penelitian

Varibel x1

Kepemimpinan kepala

sekolah

Variabel X2

Supervisi Pengawas

Pendidikan

Variabel X3

Budaya sekolah

Variabel Y

Kinerja guru

42

Keterangan :

X1 =Supervisi pengawas pendidikan

X2 = Kepemimpinan kepala sekolah

X3 =Budaya sekolah

Y =Kinerja guru

=Kofisien jalur X1 tehadapY

=Kofisien jalur X2 terhadap Y

=Kofisien jalurX3 terhadap Y

= Kofisien jalur X1,X2 dan X3 terhadap Y

2.7 Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir, hipotesis dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

2.7.1 Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala

sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan?

2.7.2 Terdapat pengaruh yang signifikanantara supervisi pengawas

pendidikan terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way

Kanan?

2.7.3 Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya sekolah terhadap

kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan?

2.7.4 Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala

sekolah, supervise pengawas pendidikan, dan budaya sekolah secara

bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Way

Kanan?

43

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu menurut Musfiqon,

(2012:59) penelitian yang difokuskan pada kajian fenomena objektif untuk

dikaji secara kuantitatif. Penelitian pengumpulan data dilakukan secara

kuantitatif.

Penelitian ini termasuk pendekatan penelitianexpost facto, menurut

Sugiyono,(2007:7) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu

kepemimpinan kepala sekolah (X1) supervisi pengawas pendidikan (X2) dan

budaya sekolah (X3) terhadap variabel terikat yaitu kinerja guru (Y).

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner, kemudian

analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan SPSS versi 16.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Metode ini

mendeskripsikan hubungan antar variabel penelitian

44

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang menjadi sasaran

penelitian menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini

yang menjadi populasi adalah guru-guru SMK Negeri di Kabupaten

Way Kanan yang terdiri dari 11 sekolah. Untuk perinciannya dapat

dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Jumlah Guru di SMK Negeri di Kabupaten Way

Kanan tahun ajaran 2017/2018

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Way Kanan( 2017)

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMK NEGERI 1 BANJIT 29

2 SMK NEGERI 2 BANJIT 31

3 SMK NEGERI 1 BARADATU 31

4 SMK NEGERI BLAMBANGAN

UMPU 31

5 SMK NEGERI 1 BAHUGA 31

6 SMK NEGERI 1 PAKUAN RATU 32

7 SMK NEGERI 1 NEGERI AGUNG 33

8 SMK NEGRI 1 NEGARA BATIN 27

9 SMK NEGERI NEGERI BESAR 31

10 SMK NEGERI 1 BUMI AGUNG 30

11 SMK NEGERI 1 BUAY BAHUGA 29

TOTAL POPULASI 335

45

Populasi pada penelitian ini adalah sejumlah guru di SMK Neregi di

Kabupaten Way Kanan kemudian dengan menggunakan Cluster

Sampling artinya membagi populasi menjadi kelompok atau kluster.

Beberapa kluster kemudian dipilih secara acak sebagai wakil dari

populasi, kemudian seluruh elemen dalam cluster terpilih dijadikan

sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini SMK Negeri di

Kabupaten Way Kanan dipilih secara acak, maka diperoleh SMK

Negeri 1 Buay Bahuga , SMK Negeri Blambangan Umpu, SMK

Negeri 1 Banjit, SMK Negeri 1 Baradatu dan SMK Negeri 1 Pakuan

Ratu, dilakukan dengan mengunakan rumus Slovin dalam

Ridwan,(2005:65). Rumus dimaksud adalah sebagai berikut.

n =

Keterangan

n =jumlah sampel

N =jumlah populasi

d =presisi atau batas toleransi kesalahan pengambilan sampel yang

digunakan(0,05)

Sehingga perhitunganya adalah sebagai berikut :

n =

n =

n =

n = 108,57

n= 109

46

Kemudian dilakukan penentuan jumlah sampel pada masing-masing

sekolah dengan menentukan proporsinya sesuai dengan jumlah guru

pada sekolah yang diteliti. Jumlah sampel setiap sekolah didapatkan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

S = . N (Sulistyastuti,2007)

Keterangan:

S : Target jumlah sampel

x : jumlah populasi setiap sekolah

y : jumlah populasi

n : Jumlah keseluruhan sampel

Hasil yang didapatkan dari masing-masing proporsional random

sampling adalah sebagai berikut

Tabel 3.2 Total Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Populasi Perhitungan

Sampel Sampel

1 SMK NEGERI 1 BANJIT 29 x 109 = 21 21

2 SMK NEGERI 1

BARADATU 31 x 109 = 22 22

3 SMK NEGERI

BLAMBANGAN UMPU 31 x 109 = 22 22

4 SMK NEGERI 1 PAKUAN

RATU 32 x 109 = 23 23

5

SMK NEGERI 1 BUAY

BAHUGA 29 x 109 = 21 21

Total Sampel 152 109

Sumber : Dokumen dan Perhitungan Penelitian (2018)

47

Pengambilan sampel dari populasi penelitian dilakukan dengan teknik

Proporsional Random Sampling, menurut Sugiyono,(2010:120)

Proporsional Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari

anggota populasi dengan menggunakan cara acak tanpa

memperhatikan strata dalam populasi tersebut

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Terikat

Variabel terikat dilambangkan dengan (Y) adalah variabel yang akan

diukur untuk mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya sangat

tergantung pada variabel lain (Purwanto, 2007:116). Variabel terikat

pada penelitian ini adalah kinerja guru.

3.3.1.1 Variabel Terikat Kinerja Guru

1. Definisi Konseptual kinerja guru

Kinerja guru dalam penelitian ini adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas

pembelajaran sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Ukuran kinerja dikatakan baik jika dapat ditinjau dari berbagai

faktor.

2. Definisi Operasional Variabel kinerja guru

Definisi operasional variabel kinerja guruyang dimaksud dalam

penelitian ini adalah skor total yang diperoleh dari kuisioner

kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi kualitas

48

kerja, kecepatan/ketepatan kerja, inisiatif kerja, kemampuan

kerja,dan kemampuan penyampaian. Variabel kinerja guru

dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala Likert,

dengan lima pilihan, yaitu S (Selalu), Sr (Sering), KK (Kadang-

kadang), (J) Jarang dan TP (Tidak Pernah). Masing-masing

pilihan diberi nilai dengan pembobotan seperti tertera pada tabel

di bawah ini.

Tabel 3.3 Daftar Pembobotan Penilaian Variabel Efektivitas

Pembelajaran

No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai

1. (S) Selalu 5

2. (Sr) Sering 4

3. (KK) Kadang-kadang 3

4. (J) Jarang 2

5. (TP) Tidak Pernah 1

Sumber : Tatang (2011)

Kisi- kisi yang di gunakan untuk memperoleh data tentang kinerja

guru dapat dilihat dari Tabel berikut:

49

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru

No Variable Terikat Dimensi Indikator Butir

soal

1 Kinerja Guru

(Wahjosumidjo,

2001:298).

Kualitas hasil

Kerja

a Kualitas kerja 1-4

b Kepuasan kerja 5-8

Ketepatan a Waktu kerja 9-13

Inisiatif

kerja

a Mempersiapkan

bahan ajar

14-19

Kemampuan

kerja

a Memiliki

kompetensi

dibidangnya

20-38

3.3.2 Variabel Bebas

Variabel bebas dilambangkan dengan X adalah variabel penelitian

yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini

adalah kepemimpinan kepala sekolah (X1) supervise pengawas

pendidikan (X2) dan budaya sekolah (X3)

3.3.2.1 Variabel Bebas Kepemimpinan Kepala Sekolah

Definisi Konseptual kepemimpinan kepala sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah yang dimaksud dalam

peneltian ini adalah upaya kepala sekolah untuk

mempengaruhi, mendidik, menggerkkan, memotivasi /

mendorong, mengawasi tenaga pendidik, tenaga

kependidikan, siswa, dan masyarakat di lingkungan sekolah

untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

50

Definisi Operasional Variabel kepemimpinan kepala

sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah adalah skor keseluruhan

dari berbagai macam aspek yang berkaitan dengan

pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah, yang meliputi

dimensi mempengaruhi, mendidik, menggerakkan, motivasi

atau mendorong semangat kerja, dan mengawasi. Variabel

kepemimpinan kepala sekolah pada penelitian ini akan

diukur dengan menggunakan instrument berupa angket

berisi pernyataan dengan menggunakan skala Likert,

dilengkapi alternatif jawaban S (Selalu), Sr (Sering), KK

(Kadang-kadang), (J) Jarang dan TP (Tidak Pernah).

Pernyataan dilakukan dalam bentuk pertanyaan atau

pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Setiap pilihan

jawaban menggunakan bobot penilaian sebagai berikut

Tabel 3.5 Daftar Pembobotan Kepemimpiana Kepala

Sekolah

No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai

1. (S) Selalu 5

2. (Sr) Sering 4

3. (KK) Kadang-kadang 3

4. (J) Jarang 2

5. (TP) Tidak pernah 1

Sumber : Tatang (2011)

Kisi- kisi yang digunakan untuk memperoleh data tentang

kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat dari tabel berikut:

51

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kepemimpiana Kepala Sekolah

No Variable bebas Dimensi Indikator Butir

soal

1 Kepemimpinan kepala sekolah, Mulyasa (2005:107)

Mempengaruhi

bawahan

a Memiliki

Kepribadianyay

ang kuat dan

kemampuan

berkomunikasi

1,2

Mendidik

bawahan

a Mampu

meningkatkan

profesionalisme

guru

3

b Mampu

membina

Kepribadian

guru

4

Menggerakkan

bawahan

a Merumuskan

dan

Menjalankan

visi- Misi

organisasi

5

b memberi contoh

yang baik

terhadap

bawahan

6

Memotivasi atau

mendorong

semangat kerja

bawahan

a Memberikan

pujian

Dan hukuman

(reawards and

punishment)

7

b Mencukupi

Keperluan

bawahan

Dalam tugasnya

8

Mengawasi a Melakukan

supervisi

Kepada guru

9,10

b Melakukan

monitoring

kehadiran guru

11

52

3.3.2.2 Variabel Supervisi Pengawas Pendidikan

Definisi Konseptual Supervisi Pengawas Pendidikan

Supervisi akademik pendidikan adalah seorang pengawas yang

berupaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya

mencapai tujuan pengajaran

Definisi Operasional Variabel Supervisi Pengawas Pendidikan

Definisi operasional variable supervisi pengawas pendidikan

adalah skor total yang diperoleh dari kuisioner kinerja

pengawas yang meliputi aspek adanya pendampingan pada

peningktan kinerja guru. Variabel supervisi pengawas

pendidikan dalam penelitian ini akan diukur menggunakan

skala Likert, dengan lima pilihan, jawaban S (Selalu), Sr

(Sering), KK (Kadang-kadang), (J) Jarang dan TP (Tidak

Pernah).. Masing- masing pilihan diberi nilai dengan

pembobotan seperti terdapat pada table dibawah ini.

Tabel 3.7 Deskripsi Data Variabel Supervisi Pengawas

Pendidikan

No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai

1. (S) Selalu 5

2. (Sr) Sering 4

3. (KK) Kadang-kadang 3

4. (J) Jarang 2

5. (TP) Tidak Pernah 1

Sumber : Tatang (2011)

Kisi- kisi yang digunakan untuk memperoleh data tentang supervisi

pengawas pendidikan dapat dilihat dari Tabel berikut:

53

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Supervisi Pengawas Pendidikan

No

Variable bebas Dimensi

Indikator

Butir

soal

1 Supervisi

pengawas

akademik satuan

pendidikan

(diadopsi dari

pendapat Daresh

dalam,

Suryana.2011:

30)

Pendampingan

pada

peningkatan

kinerja guru

a

Melakukan

pendampingan

kepada guru

1-4

b Mendorong atau

memotifasi guru

5-7

3.3.2.3 Variabel Budaya Sekolah

Difinisi konseptual budaya sekolah

Budaya saekolah adalah nilai, norma, dan sikap atau prilaku

yang dimiliki oleh setiap warga sekolah dengan tujuan untuk

membentuk karakter sekolah atau memberikan identitas bagi

sekolah tersebut. Budaya sekolah dalam penelitian ini

merupakan eksistensi suatu sekolah yang terbentuk dari

hasil saling mempengaruhi.

Definisi operasional variabel budaya sekolah

Definisi operasional variable budaya sekolah adalah skor

total yang diperoleh dari kuesioner budaya sekolah yang

meliputi aspek nilai, norma, sikap atau perilaku. Pada

54

penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrument

berupa angket berisi pernyataan dengan menggunakan skala

Likert, dilengkapi alternative jawaban S (Selalu), Sr

(Sering), KK (Kadang-kadang), (J) Jarang dan TP (Tidak

Pernah). Pernyataan dilakukan dalam bentuk pertanyaan

atau pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Setiap

pilihan jawaban menggunakan bobot penilaian sebagai

berikut.

Tabel 3.8 Deskripsi Data Variabel Budaya

No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai

1. (S) Selalu 5

2. (Sr) Sering 4

3. (KK) Kadang-kadang 3

4. (J) Jarang 2

5. (TP) Tidak Pernah 1

Kisi- kisi yang digunakan untuk memperoleh data tentang budaya

sekolah sekolah dapat dilihat dari tabel berikut:

55

Tabel 3.9 Kisi-kisi Budaya Sekolah

No

Variable bebas Dimensi

Indikator

Butir

soal

1 Budaya

organisasi

(diadopsidari

pendapat

Zamroni,

(2003:149))

Nilai a Keyakinan terhadap

Agama

1

Sikap/perilaku a

Komitmen dalam

Pencapaian tujuan

2-18

Norma a

Mematuhi peraturan

Sekolah dan Tata

kelakuan

19-20

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pokok

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, hal

ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid,

yang dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini validitas

yang digunakan sebagai berikut :

Teknik pokok dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket)

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Apabila ada kesulitan dalam

memahami kuesioner, responden bisa langsung bertanya kepada

peneliti. Angket ini digunakan untuk mendapatkan informasi

mengenai bagaimana supervisi akademik kepala sekolah, iklim

sekolah dan etos kerja guru terhadap efektifitas pembelajaran.

Dengan menggunakan skala likert, yaitu sebuah instrument atau

alat ukur yang mewajibkan pengamat untuk menetapkan subyek

56

kepada kategori atau kontinum dengan memberikan nomor atau

angka pada kategori tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah termasuk angket langsung dan tertutup. Disebut

langsung sebab disebarkan langsung kepada responden dan

dikumpulkan pada waktu itu juga, sedang disebut tertutup karena

responden terikat pada jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.

3.4.2 Teknik Penunjang

Teknik penunjang dalam penelitian ini adalah dokumentasi, studi

kepustakaan, danwawancara teknik-teknik tersebut digunakan sebagai

data pelengkap. Metode ini digunakan untuk memperoleh data

mengenai jumlah guru yang di teliti di SMK Negeri di Kabupaten

Way Kanan

3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian

Penggunaan instrumen untuk mendapatkan data pada sampel yang telah

ditentukan harus diuji coba terlebih dahulu karena instrumen yang digunkan

tergolong non baku. Instrumen yang digunakan didesain dan dikembangkan

oleh peneliti dengan memodifikasi instrumen yang telah ada. Beberapa syarat

instrumen dapat digunakan dalam penelitian dan mampu menggali data yang

diharapkan. Nasution (2004:169) memberi ciri-ciri harus memenuhi dua

persyaratan penting, yakni valid dan reliabel.

57

3.5.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

internal. Menurut Arikunto, (2008:65) Validitas ini merupakan

validitas yang dicapai manakala terdapat kesesuaian antar bagian

instrumen secara keseluruhan. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid

apabila instrumen tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Validitas merupakan parameter yang menunjukan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas alat ukur terlebih

dahulu dilakukan penentuan harga korelasi antarbagian dari alat ukur

secara keseluruhan dengan cara mengorelasikan tiap alat ukur dengan

skor total yang merupakan jumlah setiap skor item soal. Kegiatan

menghitung validitas alat ukur atau instrumen harus memiliki validitas

tinggi. Validitas instrumen pada penelitian ini diukur dengan

menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Rumus yang

dimaksud adalah sebagai berikut :

Keterangan:

rxy : koefisiensi korelasi

n : jumlah responden

x : skor butir

y : skor total

n

Y

n

X

yx

n

yxxy

xyr2

2

2

2

58

Kesesuaian harga rxy yang diperoleh melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus tersebut kemudian dikonsultasikan kepada Tabel

r kritik Product Moment dengan kaedah keputusan sebagai berikut.

Jika rhitung >rTabel , maka instrumen tersebut dikategorikan valid.

Tetapi sebaliknya, manakala rhitung <rTabel , maka instrumen

tersebut dikategorikan tidak valid dan tidak layak untuk digunakan

pengambilan data. Validitas bermakna bahwa suatu instrumen

terpercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Menurut

Arikunto, (2008:86). Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai

taraf kepercayaan yang tinggi manakala instrumen tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap atau ajeg.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas internal

dengan mengunakan 30 responden guru yang sekolahanyaa tidak

dijadikan tempat penelitian.

Tabel 3.10 Hasil Validasi Instrumen Terhadap Variabel Kinerja Guru

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

soal1 153.30 560.079 .552 .978

soal2 153.20 549.131 .710 .978

soal3 153.27 551.720 .789 .977

soal4 152.70 546.769 .822 .977

soal5 152.87 556.878 .698 .978

soal6 152.90 551.197 .779 .977

59

soal7 153.13 550.809 .700 .978

soal8 153.10 548.024 .722 .978

soal9 152.87 556.878 .698 .978

soal10 152.87 556.878 .698 .978

soal11 153.20 549.131 .710 .978

soal12 153.30 560.079 .552 .978

soal13 153.20 549.131 .710 .978

soal14 153.27 551.720 .789 .977

soal15 153.27 551.720 .789 .977

soal16 152.70 546.769 .822 .977

soal17 152.87 556.878 .698 .978

soal18 153.20 549.131 .710 .978

soal19 153.27 551.720 .789 .977

soal20 153.20 549.131 .710 .978

soal21 153.20 549.131 .710 .978

soal22 153.27 551.720 .789 .977

soal23 153.27 551.720 .789 .977

soal24 152.70 546.769 .822 .977

soal25 152.87 556.878 .698 .978

soal26 153.30 560.079 .552 .978

soal27 153.20 549.131 .710 .978

soal28 153.27 551.720 .789 .977

soal29 152.70 546.769 .822 .977

soal30 152.87 556.878 .698 .978

soal31 152.87 556.878 .698 .978

soal32 152.70 546.769 .822 .977

soal33 152.87 556.878 .698 .978

soal34 152.70 546.769 .822 .977

soal35 152.87 556.878 .698 .978

soal36 152.90 551.197 .779 .977

soal37 153.10 548.024 .722 .978

soal38 152.87 556.878 .698 .978

60

Dari Tabel validasi instrumen kinerja guru diatas diperoleh bahwa nilai r

hitung yang paling kecil dari Tabel diatas adalah 0,552 sedangkan untuk r

Tabel 0,361sehingga 0,552 >0,361 dapat diputuskan bahwa 38 intrumen

kenerja guru yang dugunakan dikatagorikan valid

Tabel 3.10 Validasi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal1 40.53 62.464 .619 .934

Soal 2 40.40 59.007 .724 .930

Soal 3 40.43 60.668 .782 .928

Soal 4 39.97 56.723 .853 .924

Soal 5 39.97 62.171 .681 .931

Soal 6 40.07 59.099 .839 .925

Soal 7 40.37 57.826 .760 .928

Soal 8 40.27 59.789 .687 .931

Soal 9 39.97 62.171 .681 .931

Soal 10 39.97 62.171 .681 .931

Soal 11 40.40 59.007 .724 .930

Dari Tabel validasi instrumen kepemimpinan kepala sekolah diatas

diperoleh bahwa nilai r hitung yang paling kecil dari Tabel diatas adalah

0,619 sedangkan untuk r Tabel 0,361sehingga 0,619>0,361 dapat

diputuskan bahwa 11 intrumen kepemimpinan kepala sekolah yang

dugunakan dikatagorikan valid

61

Tabel3.11 Validasi Instrumen Supervisi Pengawas Pendidikan

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

Soal 1 23.30 28.217 .898 .924

Soal 2 23.30 28.217 .898 .924

Soal3 22.83 24.144 .876 .925

Soal4 22.67 29.885 .581 .948

Soal5 23.30 26.493 .795 .931

Soal6 23.30 28.217 .898 .924

Soal7 23.30 26.493 .795 .931

Dari Tabel validasi instrumen supervisi pengawas pendidikan diatas

diperoleh bahwa nilai r hitung yang paling kecil dari tabel diatas adalah

0,581 sedangkan untuk r tabel 0,361sehingga 0,581>0,361 dapat diputuskan

bahwa 7 intrumen supervisi pengawas pendidikan yang dugunakan

dikatagorikan valid

Tabel3.12 Validasi Instrumen Budaya Sekolah

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Soal1 37.60 34.317 .448 .909

Soal 2 37.50 32.052 .578 .903

Soal 3 37.57 31.978 .734 .893

Soal 4 37.00 30.621 .790 .888

Soal 5 37.17 32.971 .669 .897

Soal 6 37.20 31.269 .793 .889

Soal 7 37.43 31.564 .659 .897

Soal 8 37.40 30.869 .685 .896

Soal 9 37.17 32.971 .669 .897

Soal 10 37.17 32.971 .669 .897

62

Dari Tabel validasi instrumen budaya sekolah diatas diperoleh bahwa nilai r

hitung yang paling kecil dari tabel diatas adalah 0,448 sedangkan untuk r

Tabel 0,361sehingga 0,448>0,361 dapat diputuskan bahwa 10

intrumenbudaya sekolah yang dugunakan dikatagorikan valid

3.5.2 Uji Reabilitas

Menurut Arikunto (2010:50), Reliabilitas menunjuk pada satu

pengertian bahwa sesuatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument tersebut sudah baik. Pengujian reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan uji reliabelitas internal yang diperoleh

dengan cara meganalisis data dari suatu hasil uji coba dengan rumus

Alpha Cronbach

(.Suharsimin Arikunto, 2010 : 163)

Kriteria pengujian jika >dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat ukur

tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya,jika <maka alat ukur tersebut

tidak reliabel.

63

Pengujian reliabilitas kuisioner penelitian dilakukan terhadap 30

responden, dengan 66 pernyataan, yang terdiri dari empat variabel

penelitian yaitu 11 pernyataan pada variabel kepemimpinan kepala

sekolah(X1), 7 pernyataan pada sepervisi pengawas pendidikan

(X2),10 pernyataan pada budaya sekolah (X3), dan 38 pernyataan

pada kinerja guru (Y). Maka diperoleh data variabel sebagai berikut:

Tabel 3.13 Reabilitas Variabel Kinerja Guru

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.978 38

Berdasarkan tabel reabilitas kinerja guru diatas untuk Cronbach's Alpha

sebesar 0,978 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa 0,978 > 0,05 maka

pemahaman dari keseluruhan intrumen kinerja guru adalah reliabel

Tabel 3.14 Variabel Kepemimpinan Kepala sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.935 11

Berdasarkan tabel reabilitas kepemimpinan kepala sekolah diatas untuk

Cronbach's Alpha sebesar 0,935 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa

64

0,935 > 0,05 maka pemahaman dari keseluruhan intrumen kepemimpinan

kepala sekolah adalah reliabel

Tabel 3.15 Variabel Supervisi Pengawas Pendidikan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.940 7

Berdasarkan Tabel reabilitas supervisi pengawas pendidikan diatas untuk

Cronbach's Alpha sebesar 0,940 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa

0,940 > 0,05 maka pemahaman dari keseluruhan intrumen supervisi

pengawas pendidikan adalah reliabel

Tabel 3.16 Variaber Budaya Sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.906 10

Berdasarkan Tabel reabilitas supervisi pengawas pendidikan diatas untuk

Cronbach's Alpha sebesar 0,906 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa

0,906 > 0,05 maka pemahaman dari keseluruhan intrumen supervisi

pengawas pendidikan adalah reliabel

65

Berdasarkan hasil uji instrumen kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah,

supervisi pengawas pendidikan dan budaya sekolah telah memenuhi syarat

yaitu valid dan reliabel maka dapat dilanjutkan ketahap selanjutnya yaitu

pengujian persyaratan analisis

3.6.Uji Prasyarat Analisis

Persyaratan uji analisis data penelitian menggunakan uji normalitas dan

homogenitas.Hal ini dilakukan sebagai prasyarat untuk menggunakan

analisis korelasi product moment dan korelasi berganda karena korelasi

product moment merupakan statistik parametrik.

3.6.1 Uji Normalitas Data Penelitian

Tujuan uji normalitas data adalah untuk mengetahui kondisi data yang

didapatkan berdistribusi normal atau sebaliknya. Pengujian ini dilakukan

terhadap data efektivitas sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, budaya

sekolah, dan kinerja guru. Uji normalitas data dilakukan dengan

menggunakan teknik Kolmogrofsmirnov Test (Z).Kriteria pengujian ini

adalah jika signifikansi yang diperoleh >, maka sampel berasal dari

populasi berdistribusi normal. Jika signifikansi yang diperoleh <, maka

sampel bukan berasal dari populasi berdistribusi normal. Taraf signifikansi

uji adalah = 0,05.

Hipotesis yang diuji adalah.

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

66

Hal ini bermakna Ho diterima jika data berdistribusi normal dengan

indikasi jika Asyimtotis Significance lebih besar dari taraf nyata α = 0.05.

tetapi sebaliknya Ho ditolak jika distirbusi data tidak normal

3.6.2 Uji Homogenitas Data Penelitian

Tujuan uji homogenitas sampel adalah untuk mengetahui kondisi data

sampel yang diperoleh merupakan sampel berasal dari populasi bervarian

homogen atau tidak homogen. Pengujian homogenitas data dari sampel

menggunakan teknik uji analisis One-Way Anova.Kriteria uji homogenitas

data dari sampel adalah jika nilai signifikansi > 0,05, maka variansi setiap

sampel homogen dan (H1) ditolak, dan jika nilai signifikansi < 0,05, maka

variansi setiap sampel tidak homogen dan (H0) diterima.

Hipotesis yang diuji adalah:

Ho: Varian populasi homogen

Ha: Varian populasi adalah tidak homogen

Kriteria pengujian terima hipotesis nol jika Asimtotik Significance lebih

besar dari = 0,05 dan terima lainnya.

3.6.3 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang

ada merupak persamaan linier atau berupa persamaan non linier.Hipotesis

67

yang digunakan untuk menguji linieritas garis regresi tersebut dinyatakan

sebagai berikut.

H0 : Model regresi berbentuk non linier

H1 : Model regresi berbentuk liner

Untuk menyatakan apakah garis regresi tersebut linier atau tidak, ada satu

cara, yaitu dengan menggunakan harga koefisien F hitung pada linierity

atau F hitung pada Deviation from liniearity.

Bila menggunakan F hitung :

Tolak H0 Jika F hitung > F Tabel atau Sig < ( ) dalam hal lain H0

diterima, atau dikatakan linier.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis).

Menurut Sugiyono ( 2014:297 ), analisis jalur adalah analisis untuk

melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk

sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/ reciprocal). Dengan

demikian, dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel

independen yang dalam hal ini disebut variabel eksogen (Exogeneus), dan

variabel dependen yang disebut variabel endogen (Endogenous). Melalui

analisis jalur ini akan dapat ditemukanjalur mana yang paling tepat dan

singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen terakhir.

68

3.8 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh variabel bebas

kompetensi kepemimpinan kepala sekolah (X1),supervisi pengawas

pendidikan (X2), dan budaya sekolah (X3) terhadap variabel terikat kinerja

guru (Y) baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama

3.8.1 Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variable independen dengan satu variable dependen. Persamaan

regresi linier sederhana adalah :

Ŷ = a + bX

Keterangan :

Ŷ = Subyek dalam variable dependen yang diprediksikan.

a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang

didasarkan pada perubahan variable dependen. Bila (+) arah

garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X =Subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu.

Jadi, harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien

korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisien korelasi

rendah maka harga b juga rendah (kecil). Selain itu, bila koefisien korelasi

69

negatif maka harga b juga negatif, dan sebaliknya bila koefisien korelasi

positif maka harga b juga positif.

Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut:

a = (Σy) (Σx²) –(Σx) (Σxy)

n(Σx²) – (Σx)²

b = n(Σxy) – (Σx) (Σy)

n(Σx²) – (Σx)² Sugiyono, (2014:261)

Setelah menguji hipotesis regresi linier sederhana dilanjutkan dengan uji

signifikansi dengan rumus t. menggunakan rumus t karena simpangan baku

populasinya tidak diketahui. Simpangan baku dapat dihitung berdasarkan

data yang sudah terkumpul. Jadi, rumus yang tepat untuk uji signifikansi

dalam penelitian ini adalah uji t.

3.8.2 Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua

atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen

(Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel

independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai

dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval

atau rasio.

70

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn

Keterangan:

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X1 dan X2 = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun

penurunan)

105

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan perhitungan secara statistik yang telah di

uraikan pada bab sebelunya, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai

berikut:

5.1.1 Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

guru dengan kadar kekuatan hubungan 0,087 maka dapat dikatakan

bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi terhadap

kinerja guru sekitar 8,7% yang mengadung arti bahwa semakin

kompetensi manajerial kepala sekolah, maka semakin baik juga

kinerja guru

5.1.2 Terdapat pengaruh Supervisi Pengawas Pendidikan terhadap

efektivitas sekolah, dengan kadar koefisien determinasi 0,164 maka

dapat dikatakan bahwa sekitar 16,4% varian skor kinerja guru dapat

dipengaruhi oleh Supervisi Pengawas Pendidikan, yang mengandung

arti bahwa semakin baik Supervisi Pengawas Pendidikan, maka

semakin baik kinerja guru

106

5.1.3 Terdapat pengaruh budaya sekolah terhadap kinerja guru, dengan

kadar koefisien determinasi sebesar 0,061 maka dapat dikatakan

bahwa sekitar 6,1%. varian skor kinerja guru dapat dipengaruhi oleh

budaya sekolah, yang mengandung arti bahwa semakin baik budaya

sekolah, maka semakin baik kinerja guru.

5.1.4 Terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, supervisi pengawas

pendidikan,dan budaya sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja

guru dengan kadar koefisiensi determinasi sebesar 0,164 maka

dapatdikatakan bahwa sekitar 16,4% varian skor kinerja guru dapat di

pengaruhi secara bersama-samaoleh kepemimpinan kepala sekolah,

supervisi pengawas pendidikan,dan budaya sekolah, yang mengadung

arti bawa semakin baik kepemimpinan kepala sekolah, supervisi

pengawas pendidikan,dan budaya sekolah secara bersama-sama maka

semkin baik pula kinerja guru. Kesimpulan di atas secara parsial

supervisi pengawas pendidikan memiliki pengaruhnya paling besar

terhadap kinerja guru yaitu sebesar 16,4 % jika dibandingkan dengan

kepemimpinan kepala sekolah 8,7% dan budaya sekolah 6,1%.

5.2. Implikasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperkuat pengetahuan dan teori bahwa

variabel kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai variasi atau variabel bebas.

Dalam kaitanya ini hasil penelitian yang diperoleh konsisten dengan teori

yang digunakan. Dengan merujuk pada penelitian, maka dalam

memaksimalkan kinerja guru perlu dipertimbangkan untuk memperhatikan

107

ketiga variabel penelitian yaitu: Kepemimpinan kepala sekolah, supervisi

pengawas pendidikan dan budaya sekolah.

5.2.1 Implikasi Teoretis

Berdasarkan kesimpulan di atas diketahui bahwa variabel bebas yang diteliti

baik secara parsial maupun bersama-sama mempunyai pengaruh yang

meyakinkan terhadap variabel terikatnya. Hal ini menunjukan bahwa untuk

meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan dengan meningkatkan

kepemimpinan kepala sekolah, supervisi pengawas pendidikan dan buyada

sekolah.

5.2.2.1 Meningkatkan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi yang positif dan

signifikan terhadap peningkatan kinerja guru di SMK Negeri di

Kabupaten Way Kanan. Hal ini mengharuskan pihak terkait untuk

memperhatikan aspek kepemimpinan kepala sekolah guna menciptakan

kinerja guru yang baik dan bermutu.

5.2.2.2 Meningkatkan Supervisis Pengawas Pendidikan

Supervisis pengawas pendidikan memberikan kontribusi yang positif

dan signifikan terhadap peningkatan kinerja guru di SMK Negeri di

Kabupaten Way Kanan. Hal ini mengharuskan pihak terkait untuk

memperhatikan aspek yang dapat meningkatkan supervisis pengawas

pendidikan guna mencapai membantu pencapaian kinerja guru yang

maksimal.

108

5.2.2.3 Meningkatkan Budaya Sekolah

Budaya sekolah memberikan kontribusi yang positif dan signifikan

terhadap peningkatan kinerja guru di SMK Negeri di Kabupaten Way

Kanan. Hal ini mengharuskan pihak terkait untuk memperhatikan aspek

yang dapat meningkatkan budaya sekolah, menciptakan suasana yang

komunikasi yang baik, menciptakan struktur kerja yang nyaman bagi

seluruh anggota sekolah.

5.3.Saran

Peran kepemimpinan kepala sekolah,supervisi pengawas pendidikan, dan

budaya sekolah terhadap peningkatan kinerja guru sangat penting. Demi

menjaga kuatliatas kinerja gurudalam hal ini kepala sekolah, supervisi

pengawas pendidikan, dan budaya sekolah diharapkan mampu menjalankan

peran-perannya dengan baik dan maksimal. Sehingga nantinya guru-guru

SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan dapat menjadi contoh bagi guru-guru

didaerah lainnya.

Berikut ini saran dari penelii berdasarkkan hasil penelitian yang dilakukan:

5.3.1 Bagi Guru-guru SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan

Guru diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

kompetensi pedagogik dalam mendukung pelaksanaan tugas dalam

melaksankan tanggung jawab sebagai guru dan memperbaiki kualitas

kinerjanya. Serta menambah pengetahuan dan wawasan berkenaan

dengan peranan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi terhadap

109

kinerja guru dan menerapkan berbagai upaya dalam menjalankan tugas

guru agar terciptanya kinerja guruefektif.

5.3.2. Bagi Kepala Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan

Kepala Sekolah diharpakan dapat memahami akan tugas manajerial

dalam menjalankan kepemimpinannya sebagai kepala sekolah. Serta

membina guru agar dapat menciptakan kinerja guru yang baik.

5.3.3. Bagi sekolah- Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Way Kanan

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan kepala sekolah

dan pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengoptimalkan kinerja

guru sehingga dapat bermanfaat untuk semua pihak SMK Negeri di

Kabupaten Way Kanan.

110

DAFTAR PUSTAKA

Amiartuti Kusumaningtyas. 2015 Teacher Performance of The State Vocational

High School Teachers in Surabaya. International Journal of Evaluation

and Research in Education (IJERE) Vol.4,No.2, pp.76~83 ISSN: 2252-

8822 www.ijhssi.org

Annah Jepketer.2015. Relationship between Teacher Capacity Building Strategy

and Students’ Performance in Public Secondary Schools in Nandi County,

Kenya International Journal of Humanities and Social Science Invention.

Volume 4 Issue 10 PP.37-50. www.ijhssi.org

Annierah Maulana Usop. 2013. Work Performance and Job Satisfaction among

Teachers inernational Journal of Humanities and Social Science© Centre

for Promoting Ideas, USA Vol. 3No.5;www.ijhssnet.com

Anik h, lantip d.2015. Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah,

motivasi kerja guru, dan budaya sekolah terhadap prestasi belajar. Jurnal

akuntabilitas manajemen pendidikan volume 3, no 2

https://journal.uny.ac.id/index.php/jamp/article/view/6339/6352 diunduh

pada tanggal 1 april 2018

Asst.Prof.Gizem ÖKSÜZOĞLU-GÜVEN. 2013. Challenges in Achieving High

Motivation and Performance in Educational Management: Case Study of

a North Cyprus Public High School” International Journal of Humanities

and Social Science Vol. 3 No. 6[Special Issue–March2013] ©Centrefor

Promoting Ideas, USA. www.ijhssnet.com

Arikunto, Suharsimi (1995). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bandung :

Citra Umbara

----------,1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi Bandung : Rineka

Cipta, Cet II

----------, 2008 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :Rineka

Cipt

---------, (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

CarlD. Glickman, Stephen P. Gordon, Jovita M. Ross Gordon. 2006.

Supervisionand Instructional Leadership, Canada: PEARSON,

Daryanto dan Tutik Rachmawati. 2015. Supervisi Pembelajaran,Yogyakarta:

Gava Media

Elliott, K (2015). Teacher Performance Appraisal : More About Performance

or Development?. Australian Journal Of Teacher Education 40(9).

Volume 40 issue 9 article 6

Edwin C. Leonard, JR. 2008. Concepts and Practices of Management

Supervision, Canada: Cengage Learning,

Fullan, M. 2001. leading in a Culture of Change,Jossey Bass: San Francisco.

111

Hairuddin Mohd Ali, Salisu Abb Yangaiya. 2015. Journal: Investigating the

Influnce of Distributed Leadership on Scholl Effectiveness: A Mediating

Role of Teacher‟ Commitment. Katsina State.Nigeria.

Hillman, Mortimore. 1995. Key Charateristics of Effective School: A Riview of

School Effectiveness Research. London: OFSTE.

Hary Susanto, 2012, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru Sekolah

Menengah Kejuruan .Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 2

Hasan Tanang & Baharin Abu: Teacher Professionalism and Professional

Development Practices in South Sulawesi, Indonesia Vol. 3, No. 2; 2014

Journal of Curriculum and Teaching

Harris (Peter F Olivia. 1984), Supervision For Todays Schools, New York:

Longman http://docplayer.info/31241229-Supervisi-akademik-di-sma-

negeri-1-lambitu-juwaidin-abstract.h

IisYeti Suhayati. 2013. Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Budaya Sekolah

Dan Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol. XVII

No. https://www.researchgate.net/publication/1214879452

Daresh (2011) Pupuh Fathurrohman dan AA Suryana, Supervisi Pendidikan,

Bandung: Rafika Aditama

John W. Creswell, 2014. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih

diantara Lima Pendekatan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah

MadaUniversity Press

Maslowski (2001), School Culture and School Performance.

(http://www.tuputwente.nl/ukcataloque/educational/school-culture)

Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Prestasi Pustaka Raya.

Jakarta

M, Daryanto (2013)Kimbal Wiles dan John T. Lovell,Supervision for Better

School , New Yersey: Pritice- Hall, Inc. Englewood-Cliffs, , Fourth

Edition, 1975, 8

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis

Tousand Oaks: Sage Publications

Manolis Koutouzis. 2017. Teachers’ Job Satisfaction: TheEffectof Principal’S

Leadershipand Decision- Making Style . International Journal of

Education.Vol. 9, No.4 https://doi.org/10.5296/ije.v9i4.10272

Mince, Perty, Paembang dan Tiurlina Siregar.2013. Journal Peran

Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi kerja, dan Disiplin Kerja

terhadap Kinerja Guru MIPA SMP Kabupaten Mamberamo Tengah.

Universitas Cendrawasih

Mortimore, Peter & Mortimore, Jo (1991). The Primary Head: Roles,

Responsibilities and Reflection. London: Paul Chpman Publisher

Mulyasa, Enco.2010. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan.Bandung: Remaja Rosda Karya

Muhammad Abusama. 2017. Teacher Performance: Evidence from Indonesia.

IRA International Journal of Management & Social Sciences ISSN2455-

2267; Vol. 08, Issue 02 (August2017) Pg. no. 188-199 Institute of

Research Advances . http://research-advances.org/index.php/RAJMSS

Ndraha, Taliziduhu. (2003). Budaya Organisasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

112

Ngalim Purwanto 2006, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung:

Rosdakarya

Pidarta.2000. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rieneka Cipta

Peter F. Olivia. 1984. Supervision for Today‟sSchools, NewYork: Longman,

Peterson,K.D(1999a) Time use flows from school culture: River of values and

tradition scan nurture or poison staff development hours (versi

electronic). Journal of Staff Development, Vol. 20, No. 2.

Purwanto. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Adminiistrasi Publik dan

Masalah-masalah. Yogyakarta: Gava Media

Pupuh Fathurrohman dan AA Suryana.2011. Supervisi Pendidikan, Bandung:

Rafika aditama

Rahmat p, wuradji. 2015 . Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kinerja

guru, komite sekolah terhadap keefektifan sdn se-kecamatan mlati .

Jurnal akuntabilitas manajemen pendidikan volume 3, no 2

.https://journal.uny.ac.id/index.php/jamp/article/view/6341/6354

diunduh pada tanggal 1 april 2018

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Dan Karyawan

danPeneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

---------, 2008.Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Robert J. Alfonso, Gerard R. Firth, and Richard F. Neville (Peter F Olivia.

1984:9),SupervisiAkademik,

https://www.scribd.com/doc/162624268/supervisi-akademik

Stover (2005 supervisi+akademik https://www.google.co.id/search?

S. Nasution (2004), Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif, Bandung :

Tarsito

Sudjana, H. N. 2011. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya bagi

Pengawas Sekolah. Bekasi:Bina Mitra Publishing.Sugiyono (2007).

Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, cv, atau

------------2010.Statistika Untuk Penelitian.Alfabeta.Bandung

-----------,2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparlan (2009) dalam artikelnya yang berjudul Membangun Budaya Sekolah

http//www.Suparlan.com

Theo Haimann dan Raymond L. Hilgert (1987), Supervision Concepts and

Practices of Management, Ohio: South-Western Publishing,

https://www.scribd.com/doc/134657818/

Wahjosumidjo. (2001). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia

Indonesia.