asuransi konstruksi r4

22
ASPEK HUKUM & ADMINISTRASI PROYEK ASURANSI DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-14 Oleh: DEVI NIRMAYAH SJUKRI WIWIK SETIAWATI

Upload: louisadevi

Post on 21-Sep-2015

248 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Presentasi Asuransi dalam bidang jasa konstruksi

TRANSCRIPT

  • ASPEK HUKUM & ADMINISTRASI PROYEKASURANSI DALAM INDUSTRI KONSTRUKSIPERTEMUAN KE-14Oleh:DEVINIRMAYAH SJUKRIWIWIK SETIAWATI

  • Asuransi proyek konstruksisangat penting dimiliki bagi kontraktor atau siapa pun yang sedang memiliki proyek pembangunan konstruksi. Telah banyak diketahui bahwa proyek konstruksi memiliki resiko pekerjaan yang sangat besar. Resiko tersebut bisa terjadi kapan pun, entah pada masa persiapan ataupun ketika proyek sedang dikerjakan. Mungkin beberapa pihak belum memahami betapa pentingnya asuransi dalam proyek konstruksi dan siapa saja tepatnya yang harus memiliki atau mengantongi asuransi tersebut. Bagi setiap individu atau perusahaan-perusahaan yang hendak melakukan atau mengerjakan proyek-proyek konstruksi, melakukan pemasangan mesin dan peralatan konstruksi, pemasok barang konstruksi, penanggung jawab proyek, dan juga industri pabrik yang memproduksi barang-barang untuk pengerjaan konstruksi bangunan. Berikut penjelasan lebih detail mengenai asuransi untuk proyek konstruksi.Sumber: PT Liberty and General Risk Services

  • Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian, di mana penanggung mengikat diri terhadap tertanggung dengan memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan, kerusakan, atau tidak mendapat keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita karena suatu peristiwa yang tidak pasti. (KUHPerd. 1774; KUHD 60, 249, 252, 269, 286, 593.) , Pasal 246 KUHD Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :Asuransiatau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkanSumber: PT Liberty and General Risk Services

  • Asuransi Kebakaran adalah pertanggungan yang menjamin kerugian/ kerusakkan atas harta benda (harta tetap dan harta bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran, yang terjadi karena api sendiri atau api dari luar, karena udara jelek, kurang hati-hati, kesalahan atau perbuatan tidak pantas dari pelayan tertanggung, tetangga, musuh, perampok dan apa saja dan dengan cara bagaimanapun sebab timbulnya kebakaran.

    Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. Sumber: - PT Liberty and General Risk Services - Wikipedia Indonesia

  • Dalam Industri konstruksi pasti akan menimbulkan risiko, risiko ini dipunyai oleh semua pihak yang terlibat di dalam industri konstruksi. Risiko tersebut dipunyai oleh pemberi tugas dan penerima tugas.

    K O N T R A K berperan dalam MENGALIHKAN Risiko

  • Menterjemahkan Konteks RisikoIdentifikasi RisikoAnalisis RisikoRisk TreatmentAkibat dari RisikoSumber resikoRisk Respon

  • Kerugian yang ditanggung oleh pemilik proyek akan diganti semua oleh pihak perusahaan asuransi. Namun, tidak semua kerugian dapat ditanggung oleh pihak asuransi. Kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam, kelalaian para pekerja, kebakaran, pencurian, dan kekeliruan dalam penggunaan bahan akan dtanggung oleh pihak asuransi. Selain itu, ketika terjadi hubungan pendek dan mengakibatkan kerugian karena kebakaran, pihak asuransi akan menjaminnya.Suku premi pada asuransi ini dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti lokasi dan jenis proyek atau mesin yang akan dipasang. Namun, ada beberapa hal yang tidak dijamin oleh pihak asuransi. Jadi, ketika proyek konstruksi anda mengalami kerusakan akibat reaksi nuklir, kesalahan dalam perencanaan, perang, kelalaian atau kesalahan yang telah disengaja, penghematan dalam pekerjaan, denah atau pun gambar proyek konstruksi, dan mendapat sangsi pembangunan, maka asuransi proyek konstruksi tidak bisa didapatkan.Sumber: PT Liberty and General Risk Services

  • Asuransi Konstruksi (Contractor All Risks / CAR)Asuransi CAR memberikan jaminan atas kerusakan atau kerugian objek yang dipertanggungkan pada saat pelaksanaan pembangunan konstruksi dan selama masa pemeliharaan. Selain itu, jaminan juga diberikan atas tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga selama aktifitas pembangunan konstruksi tersebut. Contoh: pembangunan jalan, jembatan, gedung, dll.Asuransi Pemasangan (Erection All Risks Insurance / EAR)Asuransi EAR memberikan jaminan atas kerusakan atau kerugian objek yang dipertanggungkan pada saat pemasangankonstruksi dan selama masa pemeliharaan. Selain itu, jaminan juga diberikan atas tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga selama aktifitas pemasangan konstruksi tersebut. Contoh: pemasangan mesin pabrik, pemasangan antena, dll.Asuransi Peralatan Elektronika (Electronic Equipment Insurance / E.E.I ) Asuransi EEI memberikan jaminan atas kerusakan atau kerugian atas peralatan elektronik akibat bahaya yang datangnya dari luar, misalnya short circuit, kebakaran, dll. Contoh: asuransi peralatan studio televisi, CCTV, peralatan telekomunikasi, dll.

  • Boiler & Pressure Vessel InsuranceAsuransi ini menjamin kerugian akibat meledaknya boiler (ketel uap) atau pressure vessel (bejana tekan). Jaminan yang diberikan antara lain kerusakan pada objek yang dipertanggungkan, kerusakan pada harta benda milik tertanggung, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga baik berupa cedera badan atau kerusakan properti.Civil Engineering Completed Risk (C.E.C.R) InsuranceAsuransi ini memberikan jaminan untuk pekerjaan sipil yang selesai dibangun seperti jembatan, bendungan, pelabuhan, dan bangunan sipil lainnya. Jaminan yang diberikan polis ini antara lain kerusakan akibat kebakaran, gempa bumi, banjir, tanah longsor, badai, dll.Asuransi Peralatan Berat (Contractor's Plant and Machinery / CPM)Asuransi CPM ini memberikan jaminan atas kerusakan atau kerugian pada alat- alat berat yang digunakan yang disebabkan oleh bahaya tabrakan, terguling, pencurian, bencana alam, dll. Contoh: asuransi untuk traktor, excavator, buldozer, dll.

    Asuransi Kerusakan Mesin (Machinery Breakdown Insurance / M.B) Asuransi MB memberikan jaminan atas kerusakan atau kerugian atas mesin- mesin yang rusak atau berhenti beroperasi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin itu sendiri dan bukan berasal dari bahaya yang datangnya dari luar. Contoh: asuransi mesin-mesin pabrik, refrigerator, dll.

  • Buku I Bab 10 Pasal 287-298 Kitab Undang-undang Hukum Dagang(Bab 10, Asuransi atau pertanggungan terhadap Bahaya-bahaya Kebakaran, terhadap Bahaya-bahaya yang Mengancam Hasil Pertanian yang Belum Dipaneni, dan tentang Pertanggungan Jiwa)Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Undang-undang No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (pengganti UU No 2/1992)Kitab Undang-undang Hukum Dagang, Buku I Bab 10 Pasal 287-298.Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung.Peraturan Daerah Prov DKI Jakarta No 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.Standar Nasional Indonesia,

  • Pada kongres Dewan Asuransi Indonesia (DAI) ke X tanggal 22-23 Januari 2002 para anggota DAI memutuskan untuk mendirikan asosiasi sejenis sesuai dengan bidang usaha masing-masing. Untuk perusahaan asuransi umum & reasuransi dibentuklah AAUI dengan anggaran dasarnya telah didaftarkan dalam Lembaran Negara No. 2 tahun 2002 Tambahan berita Negara RI tanggal 21 Juni 2002 No. 50.AAUI menerbitkan Polis Standar dalam bidang, antara lain:Polis Standar Asuransi Gempa Bumi di IndonesiaPolis Standar Asuransi Kebakaran di IndonesiaPolis Standar Asuransi Kecelakaan Diri di IndonesiaPolis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor di IndonesiaPolis Standar Asuransi Pengangkutan Barang di IndonesiaSumber: www.aaui.or.id

  • KUHD 256, 287 - 298AAUI Ex: Asuransi Summit Oto Isi Pernyataan Polis Asuransi terkecuali polis pertanggungan jiwa (pasal 256)Bab I Resiko yang dijaminKebakaran, Petir, Ledakan, Kejatuhan Pesawat Terbang, Asap.Bab I Resiko yang dijaminKebakaran, Petir, Ledakan, Kejatuhan Pesawat Terbang, Asap.Hari, Nama Orang,Uraian jelas tentang barang,Jumlah uang,Kemungkinan Bahaya,Waktu (mulai dan berakhir),Premi pertanggungan,Bab II PengecualianResiko yang dikecualikan, Harta Benda dan kepentingan yang dikecualikan.Bab II PengecualianResiko yang dikecualikan, Harta Benda dan kepentingan yang dikecualikan.Isi Pernyataan Polis Kebakaran (pasal 287)Bab III - DefinisiBab III - DefinisiLetak dan Batas barang,Penggunaan barang,Sifat dan penggunaan bangunan yang berbatasan,Nilai barang,Letak dan batas bangunan dan tempat, dimana barang bergerak yang dipertanggungkan berada, disimpan atau ditumpuk.Bab IV Syarat UmumBab IV Syarat Umum

  • Polis Asuransi Summit oto sudah mengikuti Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia.Namun, Asuransi Summit oto tidak melampirkan klausul-klausul tambahan sesuai dengan SK No. 126/UUAI/06, yang diterbitkan AAUI.

    KUHD 256, 287 - 298AAUI Ex: Asuransi Summit Oto Obyek Asuransi (Pasal 287)

    Evenement dan ganti kerugian (Pasal 288-293)

    Asuransi Rangkap dan perubahan Resiko (Pasal 294-296)

    Janj-janji khusus (Pasal 297-298)Lampiran SK No. 126/UUAI/06, yang berisikan klausul-klausul mengenai asuransi kebakaran.Klausus Otoritas Publik, Klausul Nilai Pemulihan, Klausul Kebocoran Pipa Pemadam Otomatis, Klausul Pemindahan Sementara, Klausul Biaya-biaya Arsitek, Surveyor dan Konsultan, Klausul Isi Lainnya dalam Bangunan, Klausul Bank, Perluasan Jaminan Arus Pendek, Perluasan Jaminan terbakar Sendiri (Api yang timbul sendiri), Perluasan Jaminan Asap, Perluasan Jaminan Petir, dsbg.

    Sumber: Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23Sumber: http://aaui.or.id/index.php/regulasi/polis/polis-standar/111-polis-standar-asuransi-kebakaran-indonesia Sumber: http://aso.co.id/file/Ass_Kebakaran_Wording_Polis.pdf

  • POLIS ASURANSISalah satu contoh Asuransi kebakaran dari Asuransi Summit Oto.Polis Asuransi Summit oto sudah mengikuti Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia untuk hal yang bersifat umum.Point yang belum terdapat pada Asuransi Summit oto yakni lampiran mengenai klausul-klausul tambahan sesuai dengan SK No. 126/UUAI/06, yang diterbitkan AAUI.

  • Berdasarkan ketentuan Tarip Pertanggungan Kebakaran Indonesia, terdapat beberapa jenis atau bentuk polis untuk pertanggungan khusus yang umumnya digunakan dalam asuransi Kebakaran yaitu : Polis Tetap (Fixed Policy).Polis Mengambang (Floating Policy)Polis Deklarasi (Declaration Policy).C.1. Polis Maksimum (Maximum Policy)C.2. Polis Perhitungan kembali (Adjustable Policy)C.2.1. Adjustable Clause IC.2.2. Adjustable Clause IIPolis Pertanggungan Nilai Pemulihan (Reinstatement Value Policy).Polis Pertanggungan Kerugian Pertama (First loss Policy atau Premier Risque) dan Polis pertanggungan Kerugian Lanjutan (Deuxieme Risk)Sumber : http://www.akademiasuransi.org/2012/10/jenis-jenis-polis-asuransi-kebakaran.html

  • STUDI KASUSSeorang wiraswasta / pedagang yang juga pemilik dari Toko Famili berlokasi di Tarutung, bernama Tuan Dick (Penggugat) menggugat PT. ASURANSI PRISMA INDONESIA d/h PT. WATAKA GENERAL INSURANCE, Pusat Jakarta Cq PT. ASURANSI PRISMA INDONESIA Cabang Medan (Tergugat I) dan DR. Immanuel Romin selaku pribadi maupun selaku agen asuransi PT. Asuransi Prisma Indonesia d/h PT. Wataka General Insurance yang beralamat di medan (Tergugat II).

    Sumber : Analisis Klausula, Widya Lestari S. R, FH UI, 2010

  • STUDI KASUSPada mulanya Tergugat II sebagai agen asuransi Tergugat I datang ke Toko Penggugat di Tarutung untuk menawarkan prospek asuransi keakaran / kerugian terhadap rumah serta barang barang yang ada di dalamnya dan oleh karena tertarik prospek yang diuraikan maka penggugat selanjutnya menjadi nasabah dari tergugat I.Penggugat selaku tertanggung dan Tergugat I sebagai asuradur telah melakukan perjanjian / persetujuan asuransi kebakaran terhadap rumah toko beserta barang barang yang ada didalamnya.Penggugat telah membayar premi asuransi kebakaran kepada Tergugat I.

  • STUDI KASUSSebelum penggugat menjadi nasabah Tergugat I terlebih dahulu melalui agen resminya Tergugat II telah mensurvei keberadaan bangunan bangunan rumah toko dan barang barang yang ada di dalamnya. Tergugat I dan Tergugat II sendirilah yang mengetahui dan menentukan konstruksi kelas III (tiga) dari bangunan toko tersebut dan Penggugat tidak mengetahui tentang klasifikasi itu.

  • Terhadap kejadian tersebut Penggugat telah melaporkan pada Kepolisian Resort Tapanuli Utara dan Kepada Tergugat I dan selanjutnya Penggugat telah melanjutkan Klaim kerugian secara tertulis kepada Tergugat I akan tetapi Tergugat I telah membalas dan menolak serta membatalkan secara sepihak pertanggungan tersebut dengan alasan adanya data kelas konstruksi yang salah dari informasi Tergugat II / agen asuransi yang mana Tergugat II tersebut mencantumkan konstruksi tersebut adalah kategori Kelas I dan uang premi yang diterima untuk konstruksi bangunan Kelas I, bukan kelas III (tiga), serta menyembunyikan fakta kelas konstruksi yang sebenarnya dan hal tersebut kesalahan ada di pihak Tergugat II sebagai agen asuransi.Pada tanggal 2 April 2001, pukul 14.30 WIB telah terjadi kebakaran besar yang melanda rumah rumah di Jl. Sisingamangaraja dan Jl. D.I Panjaitan Tarutung, termasuk bangunan bangunan rumah toko serta barang barang yang ada didalamnya milik Penggugat hangus terbakar.

  • STUDI KASUSSetelah menerima surat dari Penggugat tanggal 6 Agustus 2001, tergugat I membalas dengan Surat Tergugat I 29 Agustus 2001 yang menyatakan bahwa penutupan asuransi dinyatakan Batal, ini diambil dengan keputusan secara sepihak dan Tergugat I tidak mau membayar Klaim kerugian yang diderita Penggugat.Atas alasan yang dikemukakan Tergugat I secara sepihak adalah tidak tepat dan tidak dapat dibenarkan oleh hukum karena menyimpang dari ketentuan yang diatur dalam Polis Standar Kebakaran Indonesia,oleh karena itu perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat I tersebut merupakan perbuatan Ingkar Janji.

  • STUDI KASUSTergugat I maupun Tergugat II tidak pernah membayar kepada penggugat untuk ganti rugi asuransi kebakaran walaupun Penggugat telah memajukan somasi kepada Tergugat I maupun Tergugat II, akan tetapi hingga sekarang belum ada penyelesaian sama sekali.Akibat hukum atas perbuatan ingkar janji yang dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat II tersebut di atas makan Tergugat I dan Tergugat II telah melanggar ketentuan Pasal 246 Kitab Undang Undang Hukum Dagang jo. Pasal 1234 jo. Pasal 1774 KUH Perdata.Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian, di mana penanggung mengikat diri terhadap tertanggung dengan memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan, kerusakan, atau tidak mendapat keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita karena suatu peristiwa yang tidak pasti. (KUHPerd. 1774; KUHD 60, 249, 252, 269, 286, 593.) , Pasal 246 KUHD