asumsi tentang alami manusia.doc

5
ASUMSI TENTANG ALAMI MANUSIA, AKTIVITAS MAN USIA DAN HUBUNGAN MANUSIA Asumsi tentang alami dari alam manusia Dalam setiap budaya berbagi asumsi tentang apa artinya menjadi apa yang menjadi relung dasar manusia, apa yang menjadi dasar hakiki dan apa yang menjadi macam perilaku yang diperhatikan pada manusia dan jad dasar penolakan kelompok. Menjadi manusia dari kelompok. Menjadi manusia bukan hanya kemilikan fisik tapi juga konstruksi budaya yang kita dapat lihat melalui sejarah. Teori Slavery sering mengatur bahwa kelompok khusus dengan mendevinisi Budak adalah bukan manusia. Dalam etnis dan agama konflik dengan lainnya sering dijumpai bukan manusia. Dalam studi banding klasik mencatat bahwa kelompok manusia dasarnya terlihat hantu dan yang lainnya baik dan tetap yang lain tercampur atau netral me njadi juga baik atau jahat. Hubungan dekat asumsi tentang tepatnya alami manusia . Apakah kebaikan dan kejahatan manusia hakikinya. Dapatkah kita sederhanakan siapakah kita atau dapatkah kita melakukan kerja keras, pandai atau bertarung melampaui kejahatan dan meraih perbedakan. Salvasi kita. Pada tingkat organisasi, asumsi dasar tentang alam manusia sering diekspresikan lebih jelas dalam bagaimana pekerja dan manajer digambarkan. Dengan tradisi barat kta dapat lihat sebuah evolusi asumsi tentang alam manusia, sebagai berikut: 1. Manusia sebagai actor ekonomis rasional. 2. Manusia sebagai hewan social dengan kebutuhan utama social

Upload: gerhard-fernanto

Post on 16-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

ASUMSI TENTANG ALAMI MANUSIA, AKTIVITAS MAN USIA DAN HUBUNGAN MANUSIA

Asumsi tentang alami dari alam manusia Dalam setiap budaya berbagi asumsi tentang apa artinya menjadi apa yang menjadi relung dasar manusia, apa yang menjadi dasar hakiki dan apa yang menjadi macam perilaku yang diperhatikan pada manusia dan jad dasar penolakan kelompok. Menjadi manusia dari kelompok. Menjadi manusia bukan hanya kemilikan fisik tapi juga konstruksi budaya yang kita dapat lihat melalui sejarah. Teori Slavery sering mengatur bahwa kelompok khusus dengan mendevinisi Budak adalah bukan manusia. Dalam etnis dan agama konflik dengan lainnya sering dijumpai bukan manusia. Dalam studi banding klasik mencatat bahwa kelompok manusia dasarnya terlihat hantu dan yang lainnya baik dan tetap yang lain tercampur atau netral me njadi juga baik atau jahat. Hubungan dekat asumsi tentang tepatnya alami manusia . Apakah kebaikan dan kejahatan manusia hakikinya. Dapatkah kita sederhanakan siapakah kita atau dapatkah kita melakukan kerja keras, pandai atau bertarung melampaui kejahatan dan meraih perbedakan. Salvasi kita.

Pada tingkat organisasi, asumsi dasar tentang alam manusia sering diekspresikan lebih jelas dalam bagaimana pekerja dan manajer digambarkan. Dengan tradisi barat kta dapat lihat sebuah evolusi asumsi tentang alam manusia, sebagai berikut:

1. Manusia sebagai actor ekonomis rasional.

2. Manusia sebagai hewan social dengan kebutuhan utama social

3. Manusia sebagai penyelesai masalah dan aktualisasi diri, dengan kebutuhan utama menjadi npeluang dan menggunakan ketrampilan.

4. Manusia sebagai kompleks dan dapat lunak

Teori awal motivasi pekerja lengkapnya didominasi oleh asumsi bahwa hanya insentiv yang tersedia oleah manajer. Menjadi salah satu moneter karena itu disaumsikan hanya motivasi utama adalah pentingnya ekonomi sendiri. Asumsi social postulasikan bahwa pekerja dimotivasi kebutuhan relasikan sumur pada tiangnya dan keanggotan kelompok yang beberapa motivasi sering melebihi kepentingan sendiri. Masukan utama untuk asumsi ini dating dari keterbatasan hasil. Yang menunnjukkan dengan jelas pekerja akan mereduksi penghasilan bersih ke rumah dari titik balik normal pada hari normal pembayaran normal. Lebih jauh pekerja akan meletakkan tekanan pada penghasilan tinggi. Untuk bekerja kurang kuat akan membuat bsedikit uang dalam kata lain menyediakan norma dasar dari hari kerja normal. Bentangan kajian kerja khususnya pada efek garis perakitan, memperkenalkan susunan yang lain asumsi : pekerja aktualisasi diri yang membutuhkan perubahan dan pentingnya bekreja untuk membuktikan konfirmasi diri dan validasi keluaran untuk penggunaan penuh ketramapilannya

Organisasi asumsi bersaing dalam tingkatan jika individu dalam mode bertahan, motip ekonomi akan mendominasi jika perthananan didapat kebutuhan social menjadi untuk, jika kebutuhan social aktualisasi diri dilepas Observasi dalam kerangka kerja sebuah pentingnya lapisan kedua asumsi diambil oleh manajer berhadapan pekerja. Dalam manajer yang tak efektip cenderung memegang mengunci sekumpulan asumsi yang dilabel Teori X. Manajer X berasumsi pekerja pemalas dan harus diberi motivasi dengan insentip ekonomi dan dikontrol dengan ketahanan konstan.

Manjer efektip memeang sekumpulan asumsi yang diberi label Teori Y. Manajer ini berasumsi bahwa bahwa pada dasarnya orang memiliki motivasi diri yang membutuhkan tantangan dan kesempatan tidak perlu dikontrol. Yang lain melhat tak efisiennya insentip ekonomi tak akan meningkatkan motivasi. Kebanyakan teori diabangun dengan susunan tetap yang lain. Yang diberi nama alam manusia yang kompleks dan dapat lemah dan yang tak dapat membuat pernyataan universal tentang alalm manusia. Satu yang harus dipersiapkan untuk variabelitas manusia. Beberapa variable merefleksikan :

1. Perubahan lingkaran hidup motivasi akan merubah tumbuh sperrti kematian

2. Perubahan kondisi social yang mampu belajar motivasi baru yang dibutuhakan dalam situasi baru.

Beberapa variabelitas menjadi utama untuk organisasi untuk engembangkan beberapa konsesnsus apa yang menjadi asumsinya, manajemen strategis dan prakteknya merfleksikan asumsi itu.

Asumsi tentang kesesuaian aktivitas manusia

Melakukan orientasi

Menjadi orientasi

Menjadi orientasi mendatang

Organisasi / Hubungan dengan lingkungan

Asumsi tentang alam hubungan sesama manusia

Apa masalah yang harus diselesaikan

Individual dan pengelompokan

Kekuatan Jarak

Karakteristik Dasar dalam Hubungan Peran Manusia

Orientasi Aktivitas dan Definisi Peran

Interaksi Peran, Gabungan efek Waktu, Ruang dan Asumsi Hubungan Ringkasan dan Kesimpulan Bab ini mengkaji ulang dalam dimensi budaya yang diterima dengan alam manusia, aktivitas manusia dan hubungan manusia. Sekumpulan kabar dan dimensi mengkaji ulang konsitusi semacam kerangka terhadap peta organisasai budaya yang ada. Tapi satu yang harus diingat tak semua dimensi sama menyolok mata.atau penting dalam budaya yang ada. Lebih jauh dimensi berinteraksi membentuk semacam pola atau pafradigma, seperti yang terlihat pada Bab 2 untuk DEC dan CIBA GEIGY.

Mengkaji ulang asumsi dasar tentang alam manusia menjadi tumbuh , social aktualisasi diri atau kompleksitas menjadi positif dan lemah (teori Y).atau negatip dan tetap (teori X). Dicatat beberapa budaya yang menekankan melakukan dan sejajar dengan budaya lain yang menekankan Menjadi dan menerimanya menjadi nasib. relung dan menekankan jadi pendatang dalam memfokuskan menjadi pengembangan diri yang menjadi hak dasar. karakter dimensi

Lalu dikaji ulang dimensi dasar yang telah digunakan untuk mengkarakterkan hubungan sesama manusia . Fondamental utama ini adalah dimana kelompoknya utamanya individual dan komtititf atau komuter dan koperatif. Semua kelompok mempunyai beberapa bentuk hirarki, tapi sebuah dimensi budaya yang relevan adalah dimensi derat jarak yang terdapat antara puncak atas dengan bawah terbawah dalam tingkatan.

Dalam formasi beberpa kelompok, semua anggota harus menyelesaikan sendiri masalah identitas, siapa yang menjadi kelompok, berapa besar pengaruh atau control yang mereka punyai, apa yang mereka butuhkan dan tujuan yang akan dicapai, dan bagaimana intimidasi kelompok akan datang. Dalam proses ini kelompok akan belajar bagaimana untuk membangun hubungan yang ada dalam batas dimensi dari bagaimana emosi berubah atau netral akan terjadi. Bagaimana universalitas atau kekhususan akan terjadi, dan bagaimana banyak nilai ditempatkan pada orang lain berdasarkan keberhasilan.

Catatan bahwa tingkat dalam budaya berbeda dalam drajat untuk mana dirinya melihat perbedaan dalam bentuk kerja dan peran keluarga dan peran gender bervariasi dalam derajat untuk keperkasan dan kewanitaan yang terlihat beda.. Juga tercatat bahwa semua bentuk kelompok peran interaksi sekitar perilaku proporsional dalam hubungan dimensi peran dan bahwa kesetiaan pada peran adalah dasar pada beberapa macam tingkatan social. Harus dicatat budaya adalah dalam, luas dan kompleks dan kita harus menghapus sementara tipe stereo fenomena organisasi dalam batas 1 atau 2 dimensi mencolok. Beberapa tipologi telah disarankan.