asuhan keperawatan sectio caesarea

Upload: bradonheat

Post on 09-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

asuhan keperawatan sectio caesareaBAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangDi negara berkembang seperti di Indonesia kejadian operasi Sectio caesarea yang semakin banyak sudah issue , tapi ada suatu indicator yang dijadikan patokan masyarakat. Dari data tahun 1975, di jaman operasi section caesare masih jarang dilakukan, angka kematian ibu yang melahirkan sekitar 30 orang setiap 1000 orang ibu yang melahirkan. Lewat keseriusan pemerintah untuk menekan angka kematian ibu terus diupayakan sehingga pada tahun 1996 mencanangkan Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan mematok angka 2,25% dari semua persalinan sebagai target nasional untuk menurunkan angka kematian ibu pada akhir 1999 (Cindy, dkk, 2005).Indikasi sectio caesarea antara lain : Ibu / janin : Distosia (ketidakseimbangan sepalopelvik, kegagalan induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu : Penyakit pada ibu (Eklapmsia, DM, Penyakit jantung,Ca servik), pembedahan sebelumnya, sumbatan pada jalan lahir. Janin : Gangguan pada janin, Prolaps tali, Mal presentasi. Plasenta : Plasenta previa, Abrupsion plasenta. Untuk menekan angka kematian ibu dan janin salah satu cara bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan persalinan yang biasa dilakukan adalah bedah Caesar.Di negara maju frekuensi operasi sectio caesarea berkisar antara 1,5% sampai dengan 7% dari semua persalinan (Sarwono, 1999). Indikasi dilakukan section caesarea pada ibu adalah disproporsi Cepalo pelvic, placenta previa, tumor jalan lahir, hidramnion, kehamilan gamely, sedangkan janin adalah janin besar, mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxom, 2008). Pre eklampsia atau peningkatan tekanan darah, protenuria dan udem pada ibu hamil juga merupakan indikasi dilakukan operasi sectio caesarea. Karena bila dipaksakan pervaginaan dapat berisiko terjadi kejang pada ibu atau eklampsia.Eklampsia dapat menyebabkan kematian ibu bahkan janin yang dikandungnya.Namun demikian operasi sectio caesarea bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi section caesarea antara lain perdarahan, infeksi (sepsis), dan cedera di sekeliling struktur (usus besar, kandung kemih, pembuluh ligament yang lebar,ureter) (Hacker, 2001).Perawat harus memahami hal tersebut, harus mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea. Melakukan pengkajian pada pasien, menentukan diagnose yang bisa atau mungkin muncul, menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan rencana tersebut serta mengevaluasi hasilnya. Atas dasar uraian di atas, maka penulis mengambil judul laporan ini: Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Post Sectio CaesareaRumah Sakit Umum Daerah Batu Aji.1.2.Tujuan Penulisan1.2.1Tujuan UmumMahasiswamampu secara umum melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan diagnose Post Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah dini di Ruang kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.1.2.2.Tujuan Khususa.Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian secara sistematis pada Ny. A dengan Post Sectio Caesarea di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.b.Mahasiswa mampu menegakkan diagnose keperawatan sesuai dengan data pengkajian yang didapat pada Ny. A dengan Post Sectio Caesarea di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.c.Mahasiswa mampu membuat intervensi sesuai dengan diagnose keperawatan pada Ny. A dengan Post Caesarea di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.d.Mahasisawa mampu mengimplentasikan rencana tindakan yang telah di susun di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.e.Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah di laksanakan di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.1.3Manfaat Penelitian1.3.1Bagi PenulisSebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalamankhususnya dalam bidang maternitas pada pasien post sectio caesarea .1.3.2Institusi Rumah SakitSebagai bahan masuk dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek layanan keperawatan khususnya pada pasien post operasi sectio caesaria1.3.3Institusi PendidikanSebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien post sectio caesarea dengan ketuban pecah dini yang dapat digunakan acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan.BAB IITINJAUAN TEORITIS2.1KONSEP DASAR2.1.1DefinisiKetuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai.1.KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia 24 jam yang berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi intra-amnionKetuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2002)Ketuban pecah dini atausponkaneous/ early/ premature rupture of the membrane(PROM) adalah pecahnya ketuban sebsalum partu : yaitu bila pembukaan pada primigravida dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam Mochtar 1998).Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahimrahim.(ArifMansjoer,2002)Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat syatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina.(Rustam Mokhtar, Edisi 2.1998)2.1.2Etiologi Ketuban Pecah DiniEtiologi ketuban pecah dini belum di ketahui. Faktor predisposisi ketuban pecahh dini ialah : infeksi genettalia, servik inkopeten, kehamilan gemeli, hidramnioan, kehamilan preterm, disporsi sefalovelik. ( arief Mansjoer,2002)2.1.3PatofisiologiBanyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%)1.High virulensi : Bacteroides2.Low virulensi : LactobacillusKolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin.Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.2.1.4Komplikasi ketuban pecah dini1.Infeksi intrapartum (korioamnionitis)2.Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm3.Prolaps tali pusat4.Indeks cairan amnion berkurang( arief Mansjoer,2002)2.1.5Pemeriksaan Penunjanga.Pemeriksaan leukosit darah : > 15.000/ul bila terjadi infeksib.Tes lakmus merah berubah menjadi biruc.Amniosentesisd.USG :menentukan usia kehamilan indeks cairan berkurang . ( arief Mansjoer,2002)2.2Proses Keperawatan2.2.1PengkajianPengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara keseluruhan. Adapun pengkajian yang dilakukan pada pasien post section caesarea adalah:a.SirkulasiKehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml, respon automatic missal: perubahan TD, nadi dan pernafasan.b.Integritas egoDapat menunjukkan labilitas emosional, ketakutan, marah dan menarik diri, pasien/pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran.c.EliminasiKateter urinarius indwelling terpasang, urine jernih pucat, bising usus tidak ada, samara atau jelas, ketidakmampuan defekasi atau flatus, kekakuan abdomen, nyeri tekan.d.Makanan/ cairanAbdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal, anoreksia, mual,muntah, haus, membrane mukosa kering, pembatasan pemasukan/ priode pra operasi.e.NeurosensoriKerusakan gerakan, dan sensasi dibawah tingkat anastesi spinal epidural.f.Nyeri/ KetidaknyamananMungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber, missal: trauma bedah / insisi nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek anastesi, perubahan pada tonus otot, distraksi.e.PernafasanBunyi paru jelas dan vasikuler, kondisi yang kronis/batuk, dangkal, takipnea.g.KeamananBalitan abdomen dapat tampak sedikit noda atau sedikit kering utuh, jalur parenteral, bila digunakan paten dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan, infeksi pasca melahirkan, alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plesteron, defisiensi umum, riwayat transfuse darah, demam.h.SexualitasFundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus, aliran lokhea, sedang dan bebas bekuan berlebihan/banyak.2.2.2Diagnosa Keperawatana.Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan Insisi pembedahan bekas operasi.b.Nyeri akut berhubungan dengan agen fisik.c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melal rute normal.d.Konstipasi berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anestesi).e.Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anastesi).f.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.2.2.3Intervensia.Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan Insisi pembedahan bekas operasi.Hasil yang diharapkan Klien akan : Bebas dari infeksi.Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi.INTERVENSI RASIONAL Mandiria.Tinjau ulang kondisi/ factor risiko yang ada sebelumnya.catat waktu pecah ketuban.b.Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi ( mis,.peningkatan suhu,nadi,jumlah sel darah putih,atau bau).c.Berikan perawatan perineal sedikitnya 4 jam bila ketuban telah pecah.d.Dapatkan kultur darah, vagina,dan plasenta sesuai indikase.Berikan antibiotic spectrum luas parenteral pada praoperasi.a.Kondisi dasar Ibu,seperti diabetes atau hemoragi, menimbulkan potensial risiko infeksi/penyembuhan luka yang buruk.b.Pecah ketuban terjadi 24 jam sebelum pembedahan dapat mengakibatkan korioamnionitis sebelum intervensi bedah & dapat mengubah penyembuhan luka.c.Menurunkan risiko kontaminan kulitmemasukiinsisi,menurunkan risiko infeksi pascaopd.Mengidentifikasi organism yang menginfeksi dan tingkat keterlibatan.e.Antibiotik profilaktik dapat dipesankan untuk mencegah terjadinya proses infeksi.b.Nyeri akut berhubungan dengan agen fisikKriteria hasil :a.Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyerib.Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakanmanajemennyeric.Melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat tercukupINTERVENSI RASIONAL a.Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri, perhatikan isyarat verbal dan nonverbalb.Berikan informasi mengenai pengebab nyeric.Memberikan posisi nyaman klien.d.Ajarkan tehnik distraksi dan realaksasi. a.pada banyak klien, nyeri dapat menyebabkan masalah tekanan darah atau nadi meningkat.b.merilekskan otot dan sensasi nyeri.c.meningkatkan kenyamanan dan menurunkan destraksi tidak menyenangkan dan meningkatkan rasa sehahtera.d.meningkatkan kenyamanan, yang memperbaiki status psikologis dan meningkatkan mobilitas.c.Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yangberlebihan melnormal.Kriteria hasil :Menunjukkan tekanan darah atau nadi dalam batas normal, turgor kulit baik, membrane mukosa lebab, klien tidak lemah.INTERVENSI RASIONAL a.Monitor TTV.b.Kaji frekuensi dan jumlah berkemih.c.Perhatikan kulit bibir dan membrane mukosa.d.Kaji karakter dan jumlah lochea.e.Kaji kondisi insisi caesarean.a.hipotensi dan takikardi dapat menunjukkan hipovolemik.b.fungsi ginjal adalah indikator volume, sirkulasi darah.c.membrane mukosa/bibirkeringdanturgorkulitburukmenandakan ketidakadekuatan masukan cairan dalamhubungannya.d.dengan kebutuhan cairan.kembali ke pendarahan merah terang adalah abnormal,aliranysdancepatmenandakan hemoragi pasca partum lanjut.e.Untukmengidentifikasi perlambatan penyembuhan dan potensi terhadap heragi/denizenspemasukan cairan parenteral dapat menggantikan cairan yang keluar dandapatmemberikan perbandingan untuk mengkaji beratnya kehilangan darahd.Konstipasi berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anestesi) Kriteria hasil : Pasien bias melakukan BAB dengan lancarINTERVENSI RASIONAL a.Melakukan kembali kebiasaan defekasi normal.b.Kaji terhadap adanya hemoroid, beri informasi tentang masukan kembali hemoroid, beri informasi tentang masukan kembali hemoroid ke dalam kanal rectal.c.Berikan informasi sedikit yang tetap tentang pentingnya makanan kasar, cairan dan upaya untuk membuat penosongan normal.d.Anjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas dan anigulasi sesuai toleransi.e.Kolaborasi dalam pemberian laksatifpelunakfeses suppositoria dan enema . a.Kembalinyafungsi gastrointestinal,mungkin terhambat oleh efek anastesi. Adanya bunyi abnormal (gemricil dan nada tinggi/bunyi gemuruh panjang)menunjukkankomplikasi.b.menurunkan ukuran hemoroid, menghilangkangataldan ketidaknyamananserta meningkatkan vasokonstriksi local.c.makanan kasar (buah-buahan dan sayuran, khususnya dengan biji dan kulit dan peningkatan cairan)akan merangsang eliminasi.d.membantumeningkatkan peristaltic gastrointestinal.e.mungkin diperlukan untuk meningkatkan kembali kebiasaan defekasi normal, mencegah mengejan/stress perincal selama pengosongan. e.Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anastesi).Kriteria hasil :Pasien dapat mengosongkan kandung kemih setiap kali berkemih, mendapatkan pola berkemih yang biasa/optimal.INTERVENSI RASIONAL a.Kaji maukan cairan dan pengeluaran urine dan lamanya persalinan.b.Perhatikanadanya oedema/laserasiyangdigunakan.c.Anjurkan minum 6-8 gelas/hari.d.Kaji tanda-tanda ISK(missalrasaterbakarpadasaatberkemih,peningkatanfrekuensi, urine).e.Pertahankan IVFD selama 12 jam setelah pembedahan sesuai indikasi, tingkatkan jumlah cairan infuse bila pengeluaran 30 cc/gr. a.persalinan yang lama dan pergantian cairan yang tidak efektif dapat mengakibatkan dehidrasi dan menurunkan pengeluaran urine.b.Traumakandungkemih uretra/oedema dapat mengganggu berkemih,anastesidapat mengganggu sensasi penuh pada kandung kemih.c.membantu mencegah statis dan dehidrasi dan mengganti cairan yang hilang pada waktu persalinand.statis hygiene buruk dan masuknya bakteridapatmemberikan kecenderungan pasien terkena ISKe.biasanya 3 liter cairan, merupakan RL adekuat untuk menggantikan kehilangan dan mempertahankan aliran ginjal/pengeluaran urine.f.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasiKriteria hasil :Mengungkapkan pemahaman akan perilaku bayi, status fisik dan kebutuhan perawatan, berpartisipasi dalam perawatan bayi, mendemonstrasikan penguasaan tindakan, merencanakan kepulangan dengan tepat, penatalaksanaan oleh rumah dan pengguna sumber-sumber yang ada.INTERVENSI RASIONAL a.Bantu klien dan pasangan mengidentifikasikan kebutuhan.b.Berikan informasi tentang perawatan diri dan perubahan fisiologis.c.Berikan informasi tentang menyusui dan menghindari pemberian obat tanpa konsultasi.d.Meberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien/orang terdekat untuk dibawa pulang.e.Dorong pertanyaan, berikan jawaban dengan jelas dan ringkas dan kuatkan informasi sesuai kebutuhan. a.periode pasca natal dapat merupakan pengalaman positif bilapenyuluhan yang tepat diberikan untuk membantu mengembangkan pertumbuhan ibu, maturasi dan kompetensi.b.berperan pada adaptasi yang positif dari perubahan fisik dan emosionalc.membantu meningkatkan keberhasilan laktasi/beberapa obat di kontraindikasi selama laktasi yang memungkinkan menimbulkan efek pada bayi yang baru lahir.d.mengikutipengingatdapat meningkatkan pemahaman pasien dan kerja sama dengan program ng diperlukan, instruksi tulisan membantu pasien.e.Membantumengidentifikasi kebutuhanbelajardan mengklarifikasikesalahan konsep.BAB IIIPENGKAJIAN DATA DASARNama: YulasnawatiTanggal pengkajian : 19-03-2011Ruangan: KebidananJam : 11.45 WIBI.RIWAYAT KEPERAWATANA.DATA BIOGRAFI1.PASIENInisial klien:Ny. ATgl MRS:18-03-2011Umur: 31 tahunJam: 12.00 WIBAgama: IslamRekam medic:02-76-90Pekerjaan: GuruAlamat:MukaKuning,kampungSelayangDiagnose: G1 P2 A1 +Ketuban Pecah DiniNama Suami: Jhon LatifUmur: 25 TahunAlamat: Muka Kuning, Kampung SelayangPekerjaan: Swasta2.RIWAYAT KESEHATANNo Tipe persalinan BB lahir Keadaan Bayi Baru lahir Komplikasi nifas Umur bayi 1. SC 1200 gr Premature 1 hari1. Masalah Persalinan Sekarang:P2 A1 H12. Riwayat Persalinan Sekarang: POST SChari pertama3.Riwayat KB: pasien mengatakan bahwa sebelumnya menggunakan pi4. Rencana KB:Pasien mengatakan bahwa rencanakedepannya akan menggunakan KB suntikII.POLA AKTIVITAS SEHARI-HARINO Aktivitas Sebelum Sakit Sesudah Sakit 1Makan-Frekuensi-Banyak/Porsi-Jenis2x dalam sehari1 porsiLauk pauk, sayuran , buah ,dlPasien belum boleh makanpasien belum boleh makanpasien belum boleh makan 2Minum-Frekuensi-Banyak-Jenis1 gelas8 x / hariAir putih + tehPasien belum minum--3Eliminasi-BAK-Frekuensi-Banyak-Warna-BAB-Frekuensi-Konsistensi-WarnaSering8 x / hariKuning1 x sehariPadatKuningPasien menggunakan kateter150ccKuningPasien Belum BABPasien belum BABPasien belum BAB 4Pola Istirahat-Tidur Malam-Waktu-Bangun Tengah Malam-Perilaku sebelum tidur-Tidur Siang-Waktu-Perilaku Sebelum Tidur8 jamTidak bangun tengah malamNonton tv1 jamNonton tv-----5Personal Hygene-Mandi-Frekuensi-Alat yang digunakan-Gosok Gigi-Frekuensi-Alat yang digunakan-Keramas-Frekuensi-Alat yang digunakan-Potong Kuku-Frekuensi-Alat yang digunakan2 x sehariSabun mandi3 x sehariPasta gigi + odol1 x sehariShampoo1 mingguPemotong kuku2 hari belum mandiPasien belum mandiKumur-kumurTidak menggunakan odolBelum keramas 2 hariTidak keramasBelum potong kukuPasien belum potong kuku 6Aktivitas Fisik (Mobilisasi)ROM-Gerakan jari jari tangan-Gerakan pinggul dan lutut-Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki-Gerakan leherMemasakBaikBaikBaikBaikBaikBaringlemahbelum bisa di gerakakanbelum bisa di gerakkanlemahIII.PENGKAJIAN FISIK1.Tanda-tanda VitalTingkat Kesadaran: composmentisTD: 100/60mmhgP: 72 x/iRR: 24 x/ iT: 36 ,60C2.Keadaan Umum:Lemah/lemes,Pucat,Pasien mengatakan Nyeripada abdomen bekas operasi , pasien mengatakan tidak bisa bergerak , pasien mengatakan nyeri jika bergerak, pasien mengeluh sesak karena kesakitan, Karakteristik terasa di iris,pasien Tampak dibantu olehkeluarga pasien dalam pergerakan,tampak meringismenahan kesakitanbekaslukapostop,Berkeringat, Pasien mengatakan pusing dan muala.Keadaan Wajah: normalb.Bentuk Badan: kurusc.Tinggi Badan: 158 cmd.Cara Berbaring: belum bisa bergerake.Bicara: baik3.Rambut dan Kulit KepalaInspeksi:a.Warna Rambut: hitamb.Kondisi Rambut:tebalc.Kebersihan Rambut: kotord.Lesi:tidak ada lesiPalpasi:a.Kelembaban Rambut:keringb.Struktur Rambut: tidak rontokc.Benjolan: tidak ada benjolan4.MataInspeksi:a.Bentuk bola mata: simetrisb.Konjungtiva:an anemisc.Kornea:jernihd.TelingaInspeksi:a.Bentuk Telinga: simetrisb.Sekret/Cairan Darah: tidak ada secret / cairan darahc.Serumen: tidak ada serumend.Lesi: tidak ada lesie.HidungInspeksi:a.Sekret: tidak ada secretb.Pengeluaran Cairan: tidak ada mengeluarkan cairan dari hidungc.Lesi: tidak ada lesid.Benjolan:tidak ada benjolane.Lesi: tidak ada lesif.MulutInspeksi:a.Mukosa Bibir:mukosa bibir lembabb.Gigi:bersihc.Gusi: tidak ada pendarahand.Lidah:bersihe.Tonsi/Amandel: tonsil / amandel tidak membesarg.LeherInspeksi:a.Bentuk Leher: simetrisb.Pembengkakan kelenjar tiroid: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroidc.Gerakan: normalPalpasi:a.Kelenjar Tiroid: tidak membesard.DadaInspeksi:a.Bentuk: simetrisb.Retraksi/tarikan dinding dada: tidak adac.Pembengkakan: tidak ada pembengkakand.Lesi: tidak ada lesie.Payudara: expertedf.Produksi ASI: belum lancarg.AbdomenInspeksi:a.Bentuk: simetrisb.Asites: tidak ada asitesc.Pembengkakan: tidak ada pembengkakand.Lesi:ada lesi post sce.Panjang Luka operasi: 10 cmf.Bentuk luka operasi: horizontalg.Karakteristik Nyeri:P = post scQ = beratR = insisi pada abdomenS = 6T = 3 jam post opLochea:a.Warna: merahb.Konsistensi: cairc.Bau: khasPerineum:a.Keadaan: utuhb.Kebersihan: kotorc.Haemoroid: tidak ada hemoroidh.Kulit dan KukuInspeksi:a.Warna Kulit: sawo matangb.Sianosis: tidak ada sianosisc.Lesi:tidak ada lesid.Warna kuku: pink mudai.Pemeriksaan Lab:Leukosit: 1.8 x 103/ulNilai normal: 4 x 103 Eritrosit: 2.53 x 106Nilai normal: 4.20 x 106- 6.20 x 1 Hemoglobin: 7.4 g/dlNilai normalLk : 13 gr% - 18 gr%, Nilai normal Pr : 11,5 gr% - 16,5 gr%Hematokrit: 22.6 %Nilai normal:37.0- 47.a.Therapi:Ceftriaxone: injeksi 2 x 1 gr IV selama 3 hariDexametason: injeksi 2 x 2 ml IV selama 3 hariMetronidazol: 2 x 1 fls selama 3 hariTramadol: 3 x 1 ml IVselama 2 hariRanitidin: 3 x 2 ml IV selama 2 hariPitogin: 3 x 1 ml IM selama 1 hariTransamin: 3 x2 mlIV selama 3 hariPronalges: 1 supp3.2Intervensi KeperawatanNo Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional 1GangguanRasanyamannyerib/dLukabekasoperasid/dpasienmengatakannyeribeka operasi, Patakan nyeri jika bergrak,adanya luka post operasi, Keadaan umumlemah, pasientampak meringis menagansakitTTV: TD:100/60mmHg, RR : 24 x/menit, N : 72 x/menit, S : 36,30C. Dalam 3 x 24 jam Gangguan rasa nyaman nyeriterpenuhi dengan criteria : Nyeri hilang,keadaan luka kering dan sembuh,tidak meringis kesakitan.-Kaji tingkat dan karakteristik nyeri .-Atur posisi yang nyaman dan menyengkan.-Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.-Ajarkan tekhnik relaksasi.-Kaji tanda-tanda vital pasien-Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Analgetik. -Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya.-Mungkin akan mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi.-Dapat Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan istirahat yang adekuat.-Mengurangi rasa nyeri yang dialami oleh pasien.-Supaya perawat bisa mengetahui seberapakah nyeri yang dialami oleh pasien.-Kenyamanan dan kerjasama pasien dalam pengobatan prosedur dipermudah oleh pemberian analgetik. 2. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri pada abdomen post op d/d Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktifitas sendiri , pasien mengatakan nyeri jika bergerak, pasien mengatakan sulit bergerak , pasien tampak di bantu dalam pergerakan, keadaan umum lemah Setelahdilakukan pengkajian selama 3 x 24 gangguan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil :Pasien sudah bisa melakukan aktifitas sendiri , pasien mengatakan sudah bisabergerak. -Kajitingkat mobilitasdari pasien-Motivasipasienuntuk melakukanmobilitas secara bertahap-Pertahankan posisi tubuh yang tepat-Berikandukungandan bantuankeluarga/orang terdekatpada latihangerak pasien.-Doronganpartisipasi pasiendalamsemua aktivitassesuai kemampuan individual -Diharapkandapat mempermudah pemberiantindakan pengobatan selanjutnya-Diharapkandapat meningkatkan kenyamanandan ambulasi.-Dapatkan meningkatkanposisi fungsional pada tubuh pasien-Memampukan keluarga/orang terdekatuntukaktivas dalamperawatan pasien-perasaansenangdan nyaman pada pasien3. Kurangnya perawatan diri b/d penurunan kekuatan tubuhd/d pasien mengatakan belum mandi selama di rumah sakit, Pasien belum keramas, Rambut pasien tampak berminyakSetelah dilakukan pengkajian selama3 x 24 jam kurang perawatan diri teratasi dengan criteria hasil : pasien bisa mandi dengan sendiri, rambut pasien bersih -Kaji tingkatkemampuan diri dalamperawatan diri-Motivasi klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap-berikan banuan sesuai hygiene misal menyisir-Gunting kuku-Libatkan keluargadalam pemenuhankebutuhan klien-Kaji karakter dan jumlah aliran lochea-Lakukan keramas-Lakukan brest care-Lakukan vulvahygiene-Untuk mengetahui kemampuan klien dalam personalhygiene-Mengajarkanklien untukmemenuhi secaramandiri-Meningkatkanharga diri-Untuk kebersihandiri-Keluarga adalahorang yang palingpenting tepatuntuk masalah inidan membuatklien lebierhatikan-Aliran locheaseharunya tidak banyak-Untukkebersiahan diri-Agar payudarabersih danmerasang ASI- Agar tidak terjadiinfeksi 4. Resiko terjadinya infeksi b/d luka post SC di abdomen d/dpasien mengatakan nyeri post SC, Adanya luka post SC, panjang luka 10 cm pasien tampak memegang perutnya.Setelahdilakukan pengkajian selama 3 x 24 jam resiko terjadinya infeksi dapat teratasi dengan criteria hasil : tanda- tanda infeksi tidak di jumpai, pembengkakan tidak ada, nyeri tidak ada, kemerahan tidak ada, rasa panas tidak ada, keadaan luka sembuh / kering. -Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi.-Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi.-Kaji status nutrisi klien, perhatikan penampilan rambut, kuku jari, kulit dan sebagainya.-Kaji tanda- tada vital .-Perhatikan jumlah dan bau lochea atau kemajuan normal dari rubra menjadi serosa.-Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan perhatikan kemerahan edema, nyeri eksudat atau gangguan penyatuan -Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka.-Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.-Klien yang berat badannya 20 %di bawah normal, atau yang anemia atau mal nutrisi, lebih rentan terhadap infeksi pascapartum, dan dapat memerlukan diet khusus.-Demam setelah pasca operasi, leukositdantakikardia menunjukkan infeksi-Secara normal lochea berbau amis namun pada endometritis berbau amis dan dapatgagl menunjukkan kemajuan normal.-Tanda-tanda ini menandakan infeksi luka. 4. Resiko terjadinya infeksi b/d luka post SC di abdomen d/dpasien mengatakan nyeri post SC, Adanya luka post SC, panjang luka 10 cm pasien tampak memegang perutnya.Setelahdilakukan pengkajian selama 3 x 24 jam resiko terjadinya infeksi dapat teratasi dengan criteria hasil : tanda- tanda infeksi tidak di jumpai, pembengkakan tidak ada, nyeri tidak ada, kemerahan tidak ada, rasa panas tidak ada, keadaan luka sembuh / kering. -Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi.-Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi.-Kaji status nutrisi klien, perhatikan penampilan rambut, kuku jari, kulit dan sebagainya.-Kaji tanda- tada vital .-Perhatikan jumlah dan bau lochea atau kemajuan normal dari rubra menjadi serosa.-Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan perhatikan kemerahan edema, nyeri eksudat atau gangguan penyatuan -Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka.-Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.-Klien yang berat badannya 20 %di bawah normal, atau yang anemia atau mal nutrisi, lebih rentan terhadap infeksi pascapartum, dan dapat memerlukan diet khusus.-Demam setelah pasca operasi, leukositdantakikardia menunjukkan infeksi-Secara normal lochea berbau amis namun pada endometritis berbau amis dan dapatgagl menunjukkan kemajuan normal.-Tanda-tanda ini menandakan infeksi luka.3.2Implementasi KeperawatanNo dx Tgl jam Implementasi Evaluasi Paraf 1. 19-03-11 11.4511.5012.00-Mengkaji tingkat dan karakteristik dari nyeri : tingkat nyeri dan karakteristik nyeriP : post SCQ : terasa diirisR : Di bawah umbilicusS : 6T : 3 jam setelah operasi-Mengajarkan tekhnik relaksasi : mengurangi rasa nyeri dengan mengajarkan tarik nafas dalam dari hidung keluarkan dari mulut-Memberikan obat analgetik: drip tramadol 1 amp per infuse dan pronalges 1 supp. S: Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasibelum berkurang-Pasien mengatakan masih nyeri jika bergerak.O : pasien mau ikut tehnik relaksasi yang di ajarkan oleh perawat.A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan2. 19-03-11 12.3012.3512.45-Mengkaji tingkat mobilitas dari pasien-Memotivasi pasien untuk melakukan mobilitas secara bertahap:mulai dari menekuk dan meluruskan kedua kaki secara mandiri,miring kanan dan miring kiri dan duduk di tempat tidur dengan dibantu keluarga-Memberi dukungandan bantuan pada keluarga / orang terdekat pada latihan gerak pasien ; Keluarga memberi makan dan minum S : pasien mengatakan masih belum bisa melakukan aktifitas sendiri-Pasien mengatakan masih takut bergerak.O:pasien belum bisa melakukan aktifitas sendiri-Keadaan umum lemahA : Masalahbelum teratasiP : Intervensi dilanjutkan 3. 19-03-2011 12.5513.0013.05 -Mengkajitingkatkemampuan diri dalamperawatan diri-Memotivasi klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap-Memberikan bantuan sesuai hygiene misal menyisir S : pasien mengtakan belum bisa melakukan perawatan diri dengan sendiriO : pasien di bantu dalam perawatan diriA : masalah belum teraatasiP : Intervensi di lanjutkan 4. 19-03-2011 13.2013.2613.3513.40 -Menerangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi.-Menerangkanpada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi-Mengkajitanda- tada vital .-Memberikan metronidazole 1 fls, cefriaxone 1 gr IV S : pasien mengatakan belum mengerti cara mengidentifikasi tanda- tanda infeksi.O : pasien masih tampak kebingungan.-Pasien masih bertanya tentang tanda infeksi.A : masalah belum teratasiP : intervensi di lanjutkanImplementasi Keperawatan hari ke 2No dx Tgl Jam Implementasi Evaluasi Paraf 1. 20-03-11 08.4508.5008.5409.0012.00 -Mengkaji tingkat dan karakteristik dari nyeri : tingkat nyeri dan karakteristik nyeriP : post SCQ : terasa diirisR : Di bawah umbilicusS : 4T : 3 jam setelah operasi-Mengatur posisi yang nyaman( semi fowler)-Melakukan manipulasi nyeri (distraksi) :mengajak pasien untuk bercerita-Memberikan cairan infuseRL drippronalges1 amp 20 tts/menit.-Memberikan obat analgetik : tramadol 1 ml IV . S : pasien mengatakan nyeri post operasisudah berkurangO : pasien mau di ajak berceritaA : masalah teratasi sebagianP : intervensi di lanjutkan2. 20-03-2011 12.0512.1012.15-Mempertahankanposisi tubuh yang tepat-Memberikan dorongan partisipasi pasien dalam semua aktivitassesuai kemampuan indi-Mengkaji tingkat mobilitas dari pasienS : pasien mengatakan masih belum bisa melakukan aktifitas sendiri-Pasien mengatakan sudah bisa bergerak miring kiri atau miring kanan.O:pasien belum bisa melakukan aktifitas sendiri-Keadaan umum masihlemahA : Masalahteratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan 3. 20-03-2011 08.0008.2008.27-Memberikan bantuan sesuai hygiene. ( memandikan dan mengganti pakaian klien ).-Melakukan vulva hygine-Melibatkan keluargadalam pemenuhankebutuhan klienS : Pasien mengatakan lebih nyaman setelah di mandikan dan di gantikan pakaiannyaO : pasien tampak lebih bersih dan segar setelah di mandikanA : masalah belum teratasiP intervensi di lanjutkan. 4. 20-03-2011 13.0013.1013.1513.2013.30-Mengkaji status nutrisi klien, perhatikan penampilan rambut, kuku jari, kulit dan snya.-Menerangkanpada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi-Mengkajitanda- tada vital-Memperhahatikan jumlah dan bau lochea atau kemajuan normal dari rubra menjadi serosa.-Memberikan antibiotic : metronidazole 1 fls, dan cefriaxone 1 gr IV S : pasien mengatakan sudah tau tanda- tanda infeksi.O : lochea baik : rubra merah segarA : masalah teratasi sebagianP : intervensi di lanjutkanImplementasi Keperawatan hari ke 3No dx Tgl jam Implementasi Evaluasi Paraf 1. 21-03-11 14.2014.25-Mengkaji tingkat dan karakteristik dari nyeri : tingkat nyeri dan karakteristik nyeriP : post SCQ : terasa diirisR : Di bawah umbilicusS : 0T : 3 jam setelah operasi-Melakukan manipulasi nyeri (distraksi) :mengajak pasien untuk bercerita S :pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagiO : pasien mau di ajak berceritaA : masalah teratasiP : intervensi di hentikan2. 21-03-2011 14.3514.42-Mengkaji tingkat mobilitas dari pasien-Doronganpartisipasi pasiendalamsemua aktivitassesuai kemampuan individual S : pasien mengatakan sudah bisa kekamar mandiO:pasien belum bisa melakukan aktifitas sendiri-Keadaan umum masihlemahA : Masalahteratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan 3. 21-03-2011 14.5014.5517.00 -Kaji karakter dan jumlah aliran lochea-Memberikan bantuan sesuai hygiene memenadikan dan menggantikan pakaian.-Lakukan vulvahygieneS : Pasien mengatakan lebih nyaman setelah di mandikan dan di gantikan pakaiannyaO : pasien tampak lebih bersih dan segar setelah di mandikanA : masalah teratasiP intervensi di hentikan 4. 21-03-2011 15.0017.0017.30 -Memberikan cefriaxone 1 gr IV.-Memperhatikanjumlah dan bau lochea atau kemajuan normal dari rubra menjadi serosa.-Mengkajitanda- tada vital .(TD: 110/80 mmHg, N : 82 x/m, S : 36,60C, RR : 24 x/m) S : -O : lochea baik : rubra merah segarA : masalah teratasi sebagianP : intervensi di hentikan3.2Data FokusNo Hari /Tanggal Data subyektif Data objektif Paraf 1Sabtu19 maret 2011 a.Pasienmengatakan nyeri bekas operasi.b.Pasien mengatakan tidak bisa bergerak.c.Pasienmengatakan nyeri jika bergerakd.Pasienmengatakan pusing dan mual.e.Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktifitas sendirif.Pasien mengatakan belum mandi selama 2 hari a.Keadaanumum lemahb.Aadanya luka post SC 10 cmc.aktifitas pasien tampak di bantuolehkeluargad.P : post SCQ : BeratR:InsisiAbdomenS : 8T : 3 jam post ope.Pasientampak meringismenahan sakit.f.TD:100/60mmHgRR : 24 x/mN: 72 x/menitS: 36,30Cg.Pasien Belum keramash.Rambut tampak berminyak3.3Analisa DataNo Symptom Etiologi Problem Paraf 1. DS:a.Pasienmengatakannyeribekas operasi.b.Pasien mengatakan nyeri jika bergrak.DO:P : post SCQ : BeratR : Insisi AbdomenS : 6T : 3 jam post opc.Keadaan umum lemahd.Pasientampakmeringis menahan sakitTTV: TD:100/60mmHgRR : 24 x/menitN: 72 x/menitS: 36,30C Lukabekasoperasi Gangguan Rasa nyaman nyeri 2. DS :a.Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktifitas sendirib.Pasien mengatakan nyeri jika bergerak.c.Pasien mengatakan sulit bergerakDO :a.Keadaan umum lemah.b. Aktifitas tampak di bantuLuka post operasi Gangguan mobilitas fisk 3. DS:a.pasien mengatakan belum mandi selama 2 hariDO :b.Pasien belum keramasc.Rambut pasien tampak berminyak Penurunan kekuatan otot Kurang perawatan diri DS :d.pasien mengatakan nyeri post SCDO :e.Adanya luka post SCf.Panjang luka 10 cm Luka post SC di abdomen Resiko terjadinya infeksi3.4Diagnosa Keperawatan3.4.1GangguanRasanyamannyerib/dLukabekasoperasipadaabdomend/d pasienmengatgatakannyerijikabergrak,adanya luka post operasi, Keadaan umum lemah, asientampak meringis menagan sakitTTV: TD:100/60mmHg, RR : 24 x/menit, N : 72 x/menit, S : 36,30C.3.4.2Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri pada abdomen post op d/d Pasien mengatakan tid bisa melakukan aktifitas sendiri , pasien mengatakan nyeri jika bergerak, pasien mengatakan sulit bergerak , pasien tampak di bantu dalam pergerakan, keadaan umum lemah.3.4.3Kurangnya perawatan diri b/d penurunan kekuatan tubuhd/d pasien mengatakan belum ndi selama di rumah sakit, Pasien belum keramas, Rambut pasien tampak berminyak3.4.4Resiko terjadinya infeksi b/d luka post SC di abdomen d/dpasien mengatakan nyeSC, Adanya luka post SC, panjang luka 10 cm.