asuhan keperawatan pasien dengan diare akut

18
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DIARE AKUT A. Konsep Dasar Penyakit 1. Pengertian a. Diare adalah keadaan dimana defekasi berlangsung lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tinja yang lembek dan cair disertai lendir dan darah. (Ilmu Penyakit Dalam) b. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal, lebih dari 200 gr/ 24 jam. (Marilynn E. Doenges) c. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi faeces encer, dapat berwama hijau atau bercampur lendir dan darah (Ngastiah, 1999) d. Diare adalah kondisi dimana terjadi frekwensi defekasi yang abnomal (> 3 kali perhari) serta perubahan dalam isi (> 200 gr/hari) dan konsistensi feses cair atau encer. (Keperawatan Medical Bedah, Brunner and Suddart) e. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekwensi satu kali atau lebih sering BAB dengan bentuk tinja lebih encer atau cair (Suriadi, S.Kp., Rita Guliani, S.Kp., 2001)

Upload: kusma-dewi

Post on 31-Jul-2015

401 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DIARE AKUT

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

a. Diare adalah keadaan dimana defekasi

berlangsung lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tinja yang lembek dan cair

disertai lendir dan darah. (Ilmu Penyakit Dalam)

b. Diare adalah buang air besar (defekasi)

dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, kandungan air pada tinja lebih

banyak dari keadaan normal, lebih dari 200 gr/ 24 jam. (Marilynn E. Doenges)

c. Diare adalah keadaan frekuensi buang air

besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan

konsistensi faeces encer, dapat berwama hijau atau bercampur lendir dan darah

(Ngastiah, 1999)

d. Diare adalah kondisi dimana terjadi

frekwensi defekasi yang abnomal (> 3 kali perhari) serta perubahan dalam isi (>

200 gr/hari) dan konsistensi feses cair atau encer. (Keperawatan Medical Bedah,

Brunner and Suddart)

e. Diare adalah kehilangan cairan dan

elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekwensi satu kali atau lebih

sering BAB dengan bentuk tinja lebih encer atau cair (Suriadi, S.Kp., Rita

Guliani, S.Kp., 2001)

f. Diare adalah keadaan dimana individu

mengalami atau beresiko mengalami defekasi sering dengan feses cair atau feses

tidak berbentuk. ( Lynda Juall Carpenito, hal. 126)

g. Diare adalah peningkatan keenceran atau

frekwensi tinja akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap didalam tinja

serta infeksi virus dan bakteri di usus halus distal atau usus besar ( Patofisiologi,

Elizabeth J. Corwin, hal. 520)

2. Epidemiologi

Page 2: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

Menurut WHO, diare membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahun sedangkan di

Indonesia menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian

kedua terbesar pada balita.

3. Etiologi

Penyebab utama diare akut adalah bakteri, parasit, maupun virus. Penyebab lain yang

dapat menimbulkan diare akut adalah cacing, toksin dan obat, nutrient enterat diikuti

puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi, fekal (overflow diarrhea) atau

berbagai kondisi lain.

a. Bakteri penyebab diare ada 2, yaitu :

1. Bakteri noninvansif (enterotoksigenik)

Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun

tidak merusak mukosa. Toksin menigkatkan kadar siklik AMP di dalam sel,

menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air,

ion karbonat, kation, natrium dan kalium. Bakteri ynag termasuk golongan ini

adalah V. Cholera, Enterotoksigenik E. Coli (ETEC), C. Perfringers, S. Aureus,

dan Vibriononglutinabel.

2. Bakteri enteroinvansif

Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi dan

bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah.

Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvansive E. Coli

(EIEC), S. Paratyphi B. S. Typhimurium, S. Enteriditis, S. Choleraesuis,

Shigela, Yersinia dan C. Perfringens tipe C.

b. Virus

Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 – 80%). Beberapa jenis

virus penyebab diare akut adalah Rotavirus serotype 1,2,8,dan 9 : pada manusia.

Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia. Dan serotype 5,6, dan 7 didapati

hanya pada hewan. Norwalk virus : terdapat pada semua usia, umumnya akibat food

borne atau water borne transmisi, dan dapat juga terjadi penularan person to person.

Astrovirus, didapati pada anak dan dewasaAdenovirus (type 40, 41) Small bowel

structured virus Cytomegalovirus.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

c. Helmint

Strongyloides stercoralis. Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva,

menimbulkan diare. Schistosoma spp. Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada

berbagai organ termasuk intestinal dengan berbagai manifestasi, termasuk diare dan

perdarahan usus. Capilaria philippinensis. Cacing ini ditemukan di usus halus,

terutama jejunu, menyebabkan inflamasi dan atrofi vili dengan gejala klinis watery

diarrhea dan nyeri abdomen.

d. Protozoa

Giardia lamblia. Parasit ini menginfeksi usus halus. Mekanisme patogensis masih

belum jelas, tapi dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu.

Transmisi melalui fecal-oral route. Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh

umur,status nutrisi,endemisitas, dan status imun. Didaerah dengan endemisitas yang

tinggi, giardiasis dapat berupa asimtomatis, kronik, diare persisten dengan atau tanpa

malabsorbsi. Di daerah dengan endemisitas rendah, dapat terjadi wabah dalam 5 – 8

hari setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual, nyeri

epigastrik dan anoreksia. Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty

stools,nyeri perut dan gembung. Entamoeba histolytica. Prevalensi Disentri amoeba

ini bervariasi,namun penyebarannya di seluruh dunia. Insiden nya mningkat dengan

bertambahnya umur,dan teranak pada laki-laki dewasa. Kira-kira 90% infksi

asimtomatik yang disebabkan oleh E.histolytica non patogenik (E.dispar). Amebiasis

yang simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang

fulminant. Cryptosporidium. Dinegara yang berkembang, cryptosporidiosis 5 – 15%

dari kasus diare pada anak. Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik

pada anak yang lebih besar dan dewasa. Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe

watery diarrhea, ringan dan biasanya self-limited. Pada penderita dengan gangguan

sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS, cryptosporidiosis merupakan

reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis

antibiotik. Microsporidium spp, Isospora belli, Cyclospora cayatanensis

4. Patofisiologi terjadinya penyakit

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan

osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

Page 4: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini

akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya

diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan

mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga

timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri

timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke

dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme

tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut

terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

5. Klasifikasi

a. Berdasarkan lama waktu:

1) Diare Akut: Kurang dari 15 hari

2) Diare Kronik: Lebih dari 15 hari

b. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:

1) Diare Osmotik

2) Diare Sekretorik

c. Berdasarkan berat-ringan:

1) Diare Kecil

2) Diare Besar

d. Berdasarkan ada tidaknya agen infektif:

1) Diare Infektif

2) Diare Noninfektif

e. Berdasarkan substansi faeces:

1) Koleriform: diare yang terutama terdiri atas cairan saja

2) Disentriform: diare yang terdapat lendir kental dan kadang-kadang berdarah

6. Gejala klinis

Gejala klinis dari diare, yaitu :

Page 5: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

a. Haus

b. Lidah kering

c. Turgor kulit menurun

d. Suara serak

e. Nadi meningkat

f. Keringat dingin

g. Muka pucat

h. Mual, muntah

i. Demam

j. Nyeri perut/kejang perut

k. Mata cowong

7. Pemeriksaan fisik

1. Inspeksi :

a. muka pucat

b. lidah kering

c. nafas cepat

d. mata cowong

e. sianosis pada ujung extremitas

2. Palpasi :

a. turgor kulit menurun

b. denyut nadi meningkat

c. keringat dingin

d. demam

3. Auskultasi :

a. suara bising usus meningkat

b. tekanan darah menurun

c. suara serak

d. gerakan peristaltik meningkat

4. Perkusi :

a. suara perut timpani

8. Pemeriksaan diagnostik

1. pemeriksaan darah tepi lengkap

2. pemeriksaan, ureum, kreatinin, dan berat jenis plasma

3. pemeriksaan urine lengkap

4. pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur

5. pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi

sistemik

Page 6: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

6. pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi Helicobacter Jejuni

sangat dianjurkan

7. duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif

dan kualitatif tentang pada diare kronik.

8. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA) &

elektrolit (Na, K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)

9. Diagnosis

a. pernapasan Kusmaul (pernapasan lebih cepat)

b. aritmia jantung

c. anuria

d. nekrosis tubular akut

10. Komplikasi

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik/ hipertonik)

b. Renjatan hipovolemik

c. Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia, perubahan

EKG)

d. Hipoglikemia

e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktosa

f. Kejang, pada dehidrasi hipertonik

g. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik)

11. Derajat Dehidrasi

Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :

a. Kehilangan BB

1. Tidak ada dehidrasi : menurun BB < 2 %

2. Dehidrasi ringan : menurun BB 2 - 5%

3. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%

4. Dehidrasi berat : menurun BB 10%

b. Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dijepit antara ibu jari dan telunjuk (selama

30-60 detik) kemudian dilepaskan, jika kulit kembali dalam :

1. 1 detik ; turgor agak kurang (dehidrasi ringan)

2. 1-2 detik : turgor kurang (dehidrasi sedang)

Page 7: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

3. 2 detik: turgor sangat kurang (dehidrasi berat)

12. Terapi/tindakan penanganan

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi

Hal-hal yang harus diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,

yaitu:

a. Jenis cairan yang hendak digunakan

Cairan ringer laktat merupakan cairan pilihan dengan jumlah kalium yang rendah

bila dibandingkan dengan kalium tinja. Bila tidak ada RL dapat diberikan NaCl

isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul nabik 7,5% 50 ml

pada setiap 1 It NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat

diberikan cairan oralit yang dapat mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.

Upaya Rehidrasi Oral (URO)

URO berdasarkan prinsip bahwa absorpsi natrium usus (dan juga elektrolit lain dan air)

dilakukan oleh absorpsi aktif molekul makanan tertentu seperti glukosa (yang dihasilkan

dari pemecahan sukrosa ) atau L asam amino (yang dihasilkan daripemecahan protein dan

peptida). Bila diberikan cairan isotonik yang seimbang antara glukosa dan garamnya,

absorpsi ikatan glukosa-natrium akan terjadi dan ini akan diikuti dengan absorpsi air dan

elektrolit yang lain. Proses ini akan mengoreksikehilangan air dan elektrolit pada diare.

Campuran garam dan glukosa ini sinamakan Oral Rehydration Salt (ORS) atau di

Indonesia dikenal sebagai cairan rehidrasi oral (Oralit).

2. memberikan cairan dan elektrolit

3. pemberian obat antidiare untuk menormalkan sekresi sehingga dapat

mengembalikan keseimbangan cairan

4. memberikan obat-obatan, sebagai berikut :

a. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)

b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)

c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)

Page 8: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian :

Data Subjektif:

a. Aktifitas/ Istirahat:

Lemas, tidak bisa tidur semalaman karena diare

Merasa gelisah dan ansietas

Pembatasan aktivitas kerja

b. Eliminasi:

Keinginan defekasi hilang timbul, sering, tak dapat dikontrol

c. Makanan/ Cairan:

Mual

Nafsu makan menurun

Penurunan berat badan (BB sebelum masuk rumah sakit: 57kg, BB setelah

masuk rumah sakit: 54kg)

d. Nyeri/ Kenyamanan

Perasaan kram/ nyeri tekan pada abdomen (kuadran kiri bawah), skala nyeri 3

Data Objektif:

a. Sirkulasi:

Takikardi (115 kali/menit)

Hipotensi (95/63 mmHg)

Hipertermia (38,80 C)

Keringat dingin

Kulit/ membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah, mata

cowong

Sianosis pada ujung ekstremitas

b. Eliminasi:

Tekstur feses cair

Peningkatan bising usus (45 kali/menit)

c. Makanan/ Cairan:

Page 9: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

Makan 3x porsi

Muntah

d. Kenyamanan/ Nyeri:

Distensi abdomen

2. Diagnosa Keperawatan

Pohon Masalah:

Etiologi

Diagnosa prioritas

1) Gangguan rasa nyaman b.d diare, kram abdomen ditandai dengan klien melaporkan

rasa ketidaknyamanan (nyeri)

Gangguan Osmotic

Gangguan sekresi meningkat

Gangguan Motilitas Usus

Tekanan Osmotik Rongga Usus

Meningkat

Isi Rongga Usus Berlebih

Cairan & Elektrolit dalam Usus Meningkat

Isi Rongga Usus Berlebih

Peristaltic Meningkat

Peristaltic Menurun

Absorbsi Berkurang

Pertumbuhan Bakteri

Meningkat

DIARE

DefekasiMeningkat

Anus dan Daerah Sekitar Lecet

Kerusakan Integritas

Kulit

Kehilangan Cairan

Meningkat

Dehidrasi

Kekurangan Volume Cairan

Anoreksia

BB menurun

Kram Abdomen

Mules pada Perut

Nyeri Akut

Perubahan Nutrisi

Kurang dari Kebutuhan

Peradangan Lambung

Suhu Tubuh Meningkat

Hipertermi

Pasien Gelisah

Pasien Bertanya

2

Ansietas

Page 10: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. gangguan absorpsi nutrient

yang ditandai dengan penurunan berat badan, tonus otot buruk, bunyi usus hiperaktif,

membran mukosa kering.

3) Kekurangan Volume cairan b.d dengan kehilangan sekunder akibat diare yang

ditandai dengan kulit atau membran mukosa kering , penurunan turgor kulit.

Page 11: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

3. Perencanaan :

Page 12: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

No.

DxTujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 1 kali 24

jam diharapkan

klien melaporkan

rasa nyeri hilang/

terkontrol.

1. Pasien mengatakan

nyerinya berkurang

2. Skala nyeri pasien 1

3. Pasien tidak

menunjukkan respon

nonverbal nyeri

4. Pasien merasa lebih

nyaman dengan

kondisinya yang

sekarang.

Mandiri :

1. Kaji laporan kram abdomen atau

nyeri, catat lokasi, lamanya,

intensitas (skala 1-10), selidiki

dan laporkan perubahan

karakteristik nyeri

2. Catat petunjuk nonverbal,

misalnya gelisah, menolak untuk

bergerak, berhati-hati dengan

abdomen, menarik diri dan

depresi. Selidiki perbedaan

petunjuk verbal dan nonverbal.

3. Ijinkan pasien untuk memulai

posisi yang nyaman misalnya

lutut fleksi

4. Berikan tindakan nyaman

misalnya back massase dan

aktivitas senggang.

Kolaborasi

Mandiri

1. Perubahan pada

karakteristik nyeri dapat

menunjukkan penyebaran

penyakit/ terjadinya

komplikasi.

2. Bahasa tubuh/ petunjuk

nonverbal dan verbal

dapat secara psikologis

dan fisiologis digunakan

untuk mengidentifikasi

luas/ beratnya masalah.

3. Menurunkan tegangan

abdomen dan

meningkatkan rasa

kontrol.

4. Meningkatkan relaksasi,

memfokuskan kembali

perhatian dan

meningkatkan kemampuan

koping.

Kolaborasi

1. Mengurangi nyeri secara

Page 13: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

4. Evaluasi

No.

DxTanggal Evaluasi

1. 15 April 2009 S :1. Pasien merasa nyaman

1. Pasien mengeluh nyeri berkurang pada

perutnya

2. Skala nyeri 1 (rentang 1-10)

O : Bising usus menurun

A : Tujuan tercapai sepenuhnya, masalah teratasi

P : Pertahakan kondisi pasien

2. 17 April 2009 S : Pasien mengatakan nafsu makan meningkat

O : Makan 3x porsi, muntah tidak ada, berat

badan stabil (54 kg)

A : Tujuan tercapai sepenuhnya, masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi pasien

3. 17 April 2009 S : Pasien mengatakan tidak mengalami rasa haus

yang berlebihan

O : Turgor kulit normal, membran mukosa lembab

A : Tujuan tercapai sepenuhnya, masalah teratasi

P : Pertahakan kondisi pasien

Page 14: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diare Akut

Daftar Pustaka

Brunner & Suddart.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Jakarta : EGC.

Doenges, Marylin E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Carpenito-Moyet, Lynda Juall.2006.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

NANDA, Panduan Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2005-2006.

Sarwono, W.2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:Balai Penerbit FKUI