asuhan keperawatan pada pasien dengan tonsil it is

32
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahap perkembangan anak usia 4-6 tahun penyakit mudah menjangkit. Salah satunya adalah Amandel atau tonsil yang merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan THT (Telinga Hidung & Tenggorokan). Tonsilitis dapat bersifat akut atau kronis. Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4-6 hari, dan umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun. Seperti yang di jelaskan di atas, maka kami mencoba untuk mencari tahu tentang tonsillitis dengan keterkaitan pada kasus yang ada. B. Identifikasi Kasus 1. Jelaskan anatomi dan fisiologi bronchus dan bronchioles 2. Jelaskan fungsi respirasi terkait dengan masalah 3. Jelaskan diferensial diagnosis untuk kasus tersebut (influenza, pneumonia, bronchopneumonia) 4. Jelaskan proses patofisiologi (gunakan  pathway) 5. Sebutkan pemeriksaan diagnos tic yang mungkin dilakukan pada kasus diatas 6. Proses keperawatan a. Aspek pengkajian dengan pendekatan keperawatan anak b. Diagnosa keperawatan c. Rencana tindakan 7. Jelaskan aspek etik dan legal yang berhubungan dengan perawatan kasus diatas C. Tujuan Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:

Upload: ariska-juniar-arlan

Post on 19-Jul-2015

466 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Pada tahap perkembangan anak usia 4-6 tahun penyakit mudah menjangkit.

Salah satunya adalah Amandel atau tonsil yang merupakan kumpulan jaringan

limfoid yang terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan

belakang mulut. Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak  menyebar ke

seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut,

hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalamiperadangan.

Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah

satu gangguan THT (Telinga Hidung & Tenggorokan). Tonsilitis dapat bersifat

akut atau kronis. Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4-6

hari, dan umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun.

Seperti yang di jelaskan di atas, maka kami mencoba untuk mencari tahu tentang

tonsillitis dengan keterkaitan pada kasus yang ada.

B.  Identifikasi Kasus

1.  Jelaskan anatomi dan fisiologi bronchus dan bronchioles

2.  Jelaskan fungsi respirasi terkait dengan masalah

3.  Jelaskan diferensial diagnosis untuk kasus tersebut (influenza, pneumonia,

bronchopneumonia)

4.  Jelaskan proses patofisiologi (gunakan pathway)

5.  Sebutkan pemeriksaan diagnostic yang mungkin dilakukan pada kasus diatas

6.  Proses keperawatan

a.  Aspek pengkajian dengan pendekatan keperawatan anak 

b.  Diagnosa keperawatan

c.  Rencana tindakan

7.  Jelaskan aspek etik dan legal yang berhubungan dengan perawatan kasus

diatas

C.  Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

2

1.  Mampu melakukan simulasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi

dan evaluasi pada kasus tonsillitis

2.  Mampu melakukan simulasi asuhan keperawatan pada kasus tonsillitis

3.  Mampu menggunakan hasil penelitian yang terkait dengan kasus pada

system respirasi

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.A. Anatomi dan Fisiologis Sistem Pernapasan

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas

dan paru-paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang

melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.

Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.

Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea,

bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang

sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli.

Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau

benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.

PARU

• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut 

• Terletak dalam rongga dada atau toraks 

• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan

pembuluh darah besar

• Setiap paru mempunyai apeks dan basis 

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

4

• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris 

• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus

• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan

segmen bronkusnya

PLEURA

• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis 

• Terbagi mejadi 2 : 

- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada

- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru

• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang

berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama

pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru

• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini

untuk mencegah kolap paru-paru

Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke

paru, disebut sebagai  pleura visceral. Sedangkan  pleura parietal menempel

pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal

terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga

memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada

gesekan dengan dinding dada.

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada.

Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

5

sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang)

tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.

Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi

penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas

adalah sebagai berikut :

1.  interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-

masing iga.

2.   sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).

3.   skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.

4.  interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.

5.  otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut

mendorong diafragma ke atas.

6.  otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

6

Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi

bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai

dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan

bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan

untuk menjaga agar saluran nafas tidak  kolaps atau kempis sehingga aliran

udara lancar.

Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi

pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

7

udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-

masing rata-rata 0,2 milimeter.

Trakea

• Disebut juga batang tenggorok  

• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

Saluran Nafas Bawah :

1. Bronkus

• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri 

• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus) 

• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkuslobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental

• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus

subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri,

limfatik dan saraf 

2. Bronkiolus

• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus

• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang

membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

3. Bronkiolus Terminalis

• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang

tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4. Bronkiolus respiratori

• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori 

• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan

napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas

5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar

• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan

sakus alveolar

• Dan kemudian menjadi alveoli 

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

8

6. Alveoli

  Kantung udara tipis, dapat mengembang dan berbentuk buah anggur

yg terdapat diujung percabangan sal. Pernapasan

  Dinding alveolus terdiri dari lapisan sel alveolus Tipe I (membranuos

pneumocytes)

  Epitel alveolus juga mengandung sel alveolus Tipe II yg

mengeluarkan surfaktan

  Ruang interstitium antara kapiler dan alveolus membentuk sawar yg

sangat tipis (0.2 µm)

  Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2

  Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar

akan seluas 70 m2

  Terdiri atas 3 tipe :

- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli

- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan

mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan

mencegah alveolar agar tidak kolaps)

- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis

dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

II.B. Proses Pernafasan Eksternal

Bernapas atau pernapasan merupakan proses pertukaran udara diantara

individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang

dibuang (ekspirasi). Proses bernapas terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1.  Ventilasi

yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru

atau sebaliknya. Udara masuk dan keluar dari paru-paru dikarenakan adanya

selisih tekanan udara di atmosfer dan alveolus didukung oleh kerja mekanik 

otot-otot. Pada inspirasi, volume rongga dada membesar, difragma turun,

volume paru bertambah.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

9

Mekanisme ventilasi adalah dimulai dari proses inspirasi. Selama

inspirasi, udara bergerak dari luar ke dalam trachea, bronkus, bronkiolus,

dan alveoli. Selama ekspirasi, gas yang terdapat dalam alveolus prosesnya

berjalan seperti inspirasi dengan alur terbalik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi:

A.  Tekanan udara atmosfir

Udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Selama

inspirasi, pergerakan diafragma dan otot Bantu pernapasan lainnya memperluas

rongga dada, sehingga menurunkan tekanan dalam rongga dada sampai di

bawah tekanan atmosfer. Hal ini menyebabkan udara tertarik melalui trakea dan

bronkiolus lalu masuk hingga ke adalam alveoli.

Pada saat ekspirasi normal, difragma relaksasi dan paru-paru mengempis. Hal

tersebut menyebabkan penurunan luas rongga dada. Tekanan alveoli kemudian

melebihi tekanan di atmosfer, sehingga udara terdesak keluar dari paru-paru

menuju atmosfer.

B.  Jalan napas yang bersih

Adanya benda asing dalam saluran napas akan mengakibatkan udara terhambat

masuk ke dalam alveolus.

C.  Pengembangan paru yang adekuat

Kemampuan paru untuk mengembang atau mengempis. Pada saat inspirasi paru-

paru mengembang dan saat ekspirasi paru-paru mengempis.

2.  Difusi

yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus

dan kapiler paru-paru yang tipis(<0,5 mm). kekuatan pendorong untuk 

pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas.

Pada waktu O2 diinspirasi dan sampai pada alveolus, tekanan parsial ini

mengalami penurunan sebagai akibat dari udara yang tercampur dengan

ruang anatomis pada saluran udara dan dengan uap air.

Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi

A.  Luas Permukaan Paru

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

10

Semakin besar area membran paru-paru maka semakin besar kuantitas gas yang

dapat berdifusi melewati membran dalam waktu tertentu.

B.  Tebal membran respirasi

Semakin tipis membran maka semakin cepat difusi gas melalui membran

tersebut ke bagian yang berlawanan.

C.  Koefisien Difusi

Secara langsung berbanding lurus terhadap kemampuan terlarut suatu gas

dalam cairan membran paru-paru dan berbanding terbalik terhadap ukuran

molekul. Molekul kecil berdifusi lebih tinggi atau cepat daripada ukuran gas

besar yang kurang dapat larut. Nilai koefisien difusi O2 = 1; nitrogen = 0,53 dan

CO2= 20,3. Perbandingan nilai koefisien tersebut menggambarkan bahwa CO2 

paling mudah larut dan N2 yang paling kurang dapat larut.

D.  Jumlah darah

E. 

Keadaan atau jumlah kapiler darahF.  Waktu adanya udara di alveoli

G.  Tekanan pada membran

Semakin besar perbedaan tekanan pada membran maka semakin cepat kecepatan

difusi.

3.  Transpor

Yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan

sebaliknya karbondioksida dari tubuh ke kapiler. Oksigen perlu

ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus

ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi:

a)  . Curah Jantung (cardiac output/CO)

b)  . Jumlah sel darah merah

c)  . Hematokrit darah

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

11

Transportasi gas antara paru-paru dan jaringan meliputi proses-proses berikut

ini:

A. Transpor oksigen dalam darah

Sistem pengangkutan O2 dalam tubuh terdiri atas paru-paru dan system

kardiovaskuler. Pengangkutan O2 ke jaringan tertentu tergantung pada :

1)  Jumlah O2 yang masuk paru-paru

2)  Pertukaran gas yang cukup pada paru-paru

3)  Aliran darah ke jantung

4)  Kapasitas pengangkutan O2 oleh darah

Dinamika reaksi hemoglobin (Hb) debgan O2 sangat memudahkan

pengangkutan O2. Oksigen dapat disalurkan dari paru-paru ke jaringan

melalui dua cara yaitu fisik larut dalam plasma atau secara kimia berikatan

dengan Hb sebagai oksihemoglobin (HbO2). Ikatan ini bersifat reversible.

Pada tingkat ini jaringan, O2 mengalami disosiasi (berpisah) dari

hemoglobin kemudian berdifusi ke dalam plasma. Selanjutnya O2 masuk 

ke sel-sel jaringan tubuh untuk memnuhi kebutuhan jaringan yang

bersangkutan. Hemoglobin yang melepaskan O2 pada tingkat jaringan

disebut hemoglobin tereduksi. Hemoglobin ini berwarna ungu dan

menyaebabkan waran kebiruan pada daerah vena seperti pada vena

superficial.

B. Transpor Karbondioksida dalam darah

Transpor karbondioksida dari jaringan ke paru-paru yang selanjutnya

untuk dibuang dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1) 10% secara fisik larut dalam plasma

2) 20% berikatan dengan gugus amino pada hemoglobin dalam sel darah

merah. Hemoglobin yang berikatan dengan CO2 disebut

karbaminohemoglobin.

3) 70% ditranspor sebagai bikarbonat plasma.

Kelarutan CO2 lebih besar dari O2 sehingga dapat dipastikan CO2 lebih

banyak dari O2. Karbondioksida yang berdifusi dapat dengan cepat

mengalami hidrasi menjadi H2CO3 yang disebabkan adanya aktivitas

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

12

enzim anhidrase karbonat. Selanjutnya H2CO3 berdisosiasi menjadi H+ 

dan HCO3-. Reaksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

CO2 + H2O <=> H2CO3 <=> H+

+ HCO3- 

Keseimbangan asan dan basa sangat dipengaruhi oleh fungsi paru-paru

serta homeostatis karbondioksida. Istilah yang menggambarkan

terganggunya keseimbangan asam dan basa pada system respirasi

adalah hiperventilasi dan hipoventilasi. Hiperventilasi terjadi jika

metabolisme tubuh terlampaui sehingga mendesak alveolus melakukan

ventilasi secara berlebihan. Kondisi itu akan menyebabkan alkalosis

respiratorik. Hipoventilasi dapat menyebabkan asidosis akibat retensi

tertahannya CO2 di dalam paru-paru. Hipoventilasi terjadi jika total

paru-paru berkurang seperti apabila seseorang bernapas cepat dan

dangkal.

C. Kurva disosiasi oksihemoglobin

Oksihemoglobin adalah struktur terikatnya oksigen pada hemoglobin.

Heme pada unit hemoglobin adalah kompleks yang dibentuk dari porfirin

dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi dapat berikatan secara

reversible dengan satu molekul O2. Besi tersebut berbentuk ferro sehingga

reaksinya adalah oksigenasi bukan oksidasi. Efek tersebut bermanfaat

karena menciptakan efisiensi transportasi di dalam alveoli.Terdapat tiga

faktor penting yang mempengaruhi kurva ikatan (disosiasi)

oksihemoglobin yaitu pH, suhu, dan konsentrasi 2,3 disfosfogliserat.

II. C. Aspek Etik Dan Legal

Definisi etik

Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk 

dalam hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi perilaku, karakter

dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan

berharga bagi semua orang.

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

13

a.  Autonomy : Prinsip autonomy didasarkan pada keyakinan bahwa individu

mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Dalam kasus

ini berdasarkan konsep tumbuh kembang klien yang masih berusia 4 tahun

termasuk pada masa kanak-kanak awal yang belum mampu mengambil

keputusan sendiri maka aspek etik ini lebih difokuskan pada orang tuanya.

Orang tua klien dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat

keputusan sendiri, berhak memilih dan memiliki berbagai keputusan atau

pilihan yang harus dihargai orang lain. Praktek professional merefleksikan

otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan

tentang perawatan dirinya. 

b.  Beneficence : Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.

Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan dan

peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Tujuan utama tim kesehatan

untuk memberikan sesuatu yang baik buat pasien. Perawatan yang baik 

memerlukan pendekatan yang holistik pada pasien meliputi menghargai

pada keyakinan, perasaan, keinginan, dan juga pendekatan pada keluarga

klien dan orang yang berarti bagi klien.

c.  Nonmaleficience : Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya atau

cedera fisik dan psikologis pada klien Terpenuhi prinsip ini saat petugas

kesehatan tidak melakukan sesuatu yang membahayan bagi pasien (do no

harm) disadari atau tidak disadari. Dalam kasus ini perawat juga harus bisa

melindungi dan memberikan rasa aman pada pasien dari bahaya karena

pasien masih anak-anak yang berusia 4 tahun.

d.  Justice : Prinsip keadilan dibutuhkan untuk pelayanan yang sama dan adil

pada setiap pasien yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan

kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika

perawat bekerja untuk melayani secara baik dan benar yang sesuai hokum,

standar praktek, dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas

pelayanan kesehatan. Kaitan dari kasusu di atas, maka perawat harus

memberikan perawatan yang sama dengan pasien lain dan perawat

memberikan perawatan kepada pasien sesuai dengan takaran yang sudah di

tentukan, tidak boleh melebihi dan mengurangi.

Sedangkan prinsip sekunder dari prinsip etis adalah kejujuran, kerahasiaan,

dan kesetiaan. Kejujuran berarti kewajiban untuk mengungkapkan

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

14

kebenaran, kerahasiaan berarti kewajiban untuk melindungi informasi

rahasia, dan kesetiaan berarti kewajiban untuk menepati janji. Prinsip

kejujuran mengarahkan praktisi atau perawat untuk menghindari melakukan

kebohongan kepada klien atau menipu mereka. Kerahasiaan adalah prinsip

etika dasar yang menjamin kemandirian klien. Perawat menghindari

pembicaraan mengenai kondisi klien dengan siapapun yang secara tidak 

langsung tidak terlibat dalam perawatan klien. Dalam hal ini, perawat

berusaha menjaga kerahasiaan tentang status kesehatan klien karena klien

pun memiliki hak untuk hal itu. Prinsip kesetiaan menyatakan bahwa

perawat harus memegang janji yang dibuatnya pada klien.

Aspek Legal (sukamto,1989) 

Legal adalah tindakan sah yang sesuai dengan aturan perundang – perundangan. Jika

dalam keperawatan, legal berarti tindakan perawtan yang sah sesuai dengan undang –  

undang kesehatan yang berlaku di Indonesia dank ode etik keperawatan.

a.  Malpraktek : Tidak melaksanakan pekerjaan yang lazim dilakukan oleh profesi

menurut tolak ukur ilmu, keterampilan, sumpah/janji, kode etik, hukum

b.  Negligence : Kelalaian yang mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan,

cidera orang lain. Kelalaian berat mengakibatkan kematian.

c.  Duty : Kewajiban yang harus dilaksanakan perawat terhadap pasiennya,

d.  Break of duty : Melanggar standar, perawat harus bekerja dan melayani sesuai

standar yang tidak boleh melanggar standar agar tetap menjaga kualitas pelayanan

kesehatan yang menunjang untuk kesembuhan pasien.

e.  Causation : Membuat kerugian,

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

15

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

III.A Anatomi dan Fisiologis Bronchus dan bronchioles

Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak 

pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Tonsil

berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara

menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan,

oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada

tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan

THT (Telinga Hidung & Tenggorokan). Tonsilitis dapat bersifat akut atau

kronis. Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4-6 hari,

dan umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun. Sedangkan radang

amandel/tonsil yang kronis terjadi secara berulang-ulang dan berlangsung

lama. Pembesaran tonsil/amandel bisa sangat besar sehingga tonsil kiri dankanan saling bertemu dan dapat mengganggu jalan pernapasan. Peradangan

tonsil yang akut ataupun pembengkakan tonsil yang tidak terlalu besar dan

tidak menghalangi jalan pernapasan, serta tidak menimbulkan komplikasi tidak 

perlu dilakukan pembedahan/operasi, karena tonsil yang terbuat dari jaringan

getah bening dapat berfungsi mencegah tubuh agar tidak terkena penyakit yang

berhubungan dengan infeksi.

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

16

Saluran Nafas Bawah :

1. Bronkus

• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri

• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)

• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus

lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental

• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental

yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf 

2. Bronkiolus

• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus

• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang

membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

3. Bronkiolus Terminalis

• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak 

mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4.  Bronkiolus respiratori

• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori

• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas

konduksi dan jalan udara pertukaran gas

5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar

• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duk tus alveolar dan sakus

alveolar

• Dan kemudian menjadi alveoli 

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

17

6. Alveoli

  Kantung udara tipis, dapat mengembang dan berbentuk buah anggur yg

terdapat diujung percabangan sal. Pernapasan

  Dinding alveolus terdiri dari lapisan sel alveolus Tipe I (membranuos

pneumocytes)

  Epitel alveolus juga mengandung sel alveolus Tipe II yg mengeluarkan

surfaktan

  Ruang interstitium antara kapiler dan alveolus membentuk sawar yg sangat

tipis (0.2 µm)

  Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2

  Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas

70 m2

  Terdiri atas 3 tipe :

  - Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli

- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan

mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan

mencegah alveolar agar tidak kolaps)

- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis

dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

III.B Fungsi Respirasi Terkait

Keterkaitan dengan kasus :

Pada kasus tersebut pasien A menderita penyakit tonsillitis. Penderita

tonsillitis akan mengalami gangguan saat inspirasi dan ekspirasi. Gangguan

fungsi respirasi yang dapat terjadi karena penyakit tersebut adalah :

1. Ventilasi

Gangguan terjadi pada saat inspirasi dikarenakan jalan nafas yang tidak 

bersih. Adanya pembesaran tonsil disetai perlengketan ke jaringan sekitar;kripta melebar di atasnya tertutup eksudat yang purulen (Perawatan Anak 

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

18

Sakit hal. 36) menyebabkan oksigen yang masuk dari atmosfer ke dalam

alveolus sangat sedikit jumlahnya begitu pula dengan karbondiksida yang

terentensi di dalam paru (hipoventilasi). Tonsilitis yang membesar akan

menyebabkan gangguan pernafasan melalui hidung maka pasien selalu

bernafas melalui mulut.

2. Difusi

Pada waktu oksigen diinspirasi dan sampai pada alveolus jumlahnya

sedikit maka oksigen yang didifusi sedikit juga.

3. Transportasi

Keseimbangan asam basa sangat dipengaruhi oleh fugsi paru-paru

serta homeostasis karbondioksida. Pada pasien A keseimbangan asam dan

basa pada system respirasi terganggu karena adanya hipoventilasi.

Hipoventilasi dapat menyebabkan asidosis akibat retensi tertahannya

karbondioksida di dalam paru. Hipoventilasi alveolus akan menyebabkan

asidosis respiratori sehingga pH akan menurun. Hipoventilasi alveolus

dapat terjadi jika total volume paru  – paru berkrang seperti yang terjadi

apabila pasien bernafas cepat dan dangkal.

Kompensasi yang diberikan tubuh terhadap gangguan yang terjadi pada pasien

tonsillitis tersebut adalah bernafas dengan cepat dan dangkal untuk memenuhi

kebutuhan oksigen yang kurang dalam tubuhnya.

III.C . Diferensial Diagnosis Untuk Influenza, Pnemonia dan Bronchopnemonia

INFLUENZA

Influenza adalah infeksi virus yang menyerang system pernapasan termasuk 

hidung, tenggorokan, saluran bronchial dan paru-paru yang menjangkit

pasien pada semua tingkat usia. Meskipun umum disebut flu, influenza tidk 

sama dengan virus perut yang menyebabkan diare dan muntah.

Penyebab dari timbulnya influenza adalah Haemophillus influenza (tipe A, B,dan C). Tipe A bertanggungjawab atas pandemic influenza mematikan

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

19

(epidemic seluruh dunia) yang menyerang setiap 10 sampai 40 tahun sekali.

Tipe B dapat menyebabka wabah yang lebih kecil atau terlokalisasi yang

biasanya muncul setiap 3-15 tahun sekali. Baik tipe A atau B dapat

menyebabkan flu yang beredar setiap musim hujan. Tipe C kurang umumdan

hanya menyebabkan gejala ringan.

Tanda dan gejala umum influenza, antar lain:

1.  Nyeri kepala hebat,

2.  Nyeri otot, terutama punggung, lengan, dan kaki.

3.  Demam (38-40)° dan menggigil

4.  Fatigue dan weakness

5.  Anoreksia

6.  Manifestasi kinik pada system pernapasan :

a.  Sakit dan gatal tenggorokan

b.  Btuk, bersin, rinorrhea, dan hidung tersumbat

c.  Terdapat beberapa keluhan perasaan lemas selama 1-2 minggu

setelah periode akut.

7.  Gemetar dan berkeringat

8.  Batuk kering

9.  Suara serak 

10.  Sakit biasanya berlangsung 2-5 hari diikuti dengan rasa lelah selama

2-3 minggu. Meskipun influenza dapat berkembang menjadi lebih

parah dan dapat menyebabkan pneumonia, kerusakan saraf dan otak,

bahkan kematian namun komplikasi ini jarang terjadi.

PNEUMONIA

Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang

disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat (nanah dan cairan lain).

Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami

konsolidasi dan darah dialirkan ke sekitar alveoli yang tidak berfungsi.

Penyebab pneumonia yang paling sering adalah bakteri, virus, jamur,

micoplasma, protozoa, riketsia dan benda-benda asing. Umumnya perjalanan

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

20

pneumonia disebabkan oleh cedera atau infeksi pada saluran nafas bawah yang

menyebabkan peradangan.

Tanda dan gejala pneumonia, diantaranya :

1.  Demam mendadak yang disertai dengan gemetar dan menggigil

2.  Nyeri dada/sesak nafas (sakit waktu bernafas)

3.  Batuk yang mula-mula kering dan sakit, tetapi kemudian menghasilkan

sputum (dahak) tebal yang bercampur dengan darah.

4.  Gejala penyakit ini berupa napas sesak dan cepat, karena paru-paru

meradang secara mendadak.

5.  Pneumonia berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai)

kesukaran bernafas.

6.  Kesukaran bernafas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum.

7.  Nadi cepat

8.  Dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil rontgen

memperlihatkan kepadatan pada bagian paru-paru.

BRONCHOPNEUMONIA

 Adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru

yang ditandai dengan adanya bercak-bercaj infiltrate. (Whalley and Wong,

1996)

 Adalah frekuensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda

dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernafasan

meningkat. (Suzzane G.Bare, 1993)

Penyebabnya:

1.  Bakteri : Diplococcus Pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus Hemoliticus

Aureus, Haemophilus Influenza, Basillus Friendlander (Klebsial Pneumoni),

Mycobacterium Tuberculosis.

2.  Virus : Respiratory Syntical Virus, Virus Influenza, Virus Sitomegalik.

3.  Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices

Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp., Candida Albicans,

Mycoplasma Pneumonia.

Tanda dan gejala bronchopneumonia, diantaranya :

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

21

1.  Suhu meningkat (39-40)° disertai menggigil

2.  Nafas cepat dan sesak 

3.  Batuk- batuk yang non produktif “nafas bunyi”, pemeriksaan paru saat

perkusi redup, saat aukultasi suara nafas bronchi basah yang halus dan

nyaring.

4.  Batuk pilek yang mungkin berat sampai terjadi insufisiensi pernafasan

dimulai degan infeksi saluran bagian atas,

5.  Penderita batuk kering,

6.  Sakit kepala,

7.  Nyeri otot,

8.  Anoreksia dan kesulitan menelan.

III.D. Patofisiologi

Tonsilitis

Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang

terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus

didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada

kanan dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal

(adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang

disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua

pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini. Tonsillitis

sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki

virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui

hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/penyaring menyelimuti

organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan

memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi

yang akan datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari

bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa

kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis

membranosa, dan tonsillitis kronis.

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

22

1.  Tonsilitis akut

Tonsillitis akut ini lebih disebabkan oleh kuman grup A Streptokokus

beta hemolitikus, pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus

piogenes. Virus terkadang juga menjadi penyebab penyakit ini.

Tonsillitis ini seringkali terjadi mendadak pada anak-anak dengan

peningkatan suhu 1-4 derajat celcius.

Gejala dan Tanda

suhu tubuh naik hingga 40o

celcius, nyeri tenggorok dan nyeri sewaktu

menelan, nafas yang berbau, suara akan menjadi serak, demam dengan suhu

tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di persendian, tidak nafsu makan, dan

rasa nyeri di telinga. Pada pemeriksaan juga akan nampak tonsil

membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus berbentuk folikel, lacuna akan

tertutup oleh membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan

nyeri tekan.

2.  Tonsilitis membranosa

Ada beberapa macam penyakit yang termasuk dalam tonsillitis membranosa

beberapa diantaranya yaitu Tonsilitis difteri, Tonsilitis septic, serta Angina

Plaut Vincent.

2.1. Tonsilitis Difteri

Penyebab penyakit ini adalah Corynebacterium diphteriae yaitu suatu

bakteri gram positis pleomorfik 5penghuni saluran pernapasan atas yang

dapat menimbulkan abnormalitas toksik yang dapat mematikan bila

terinfeksi bakteriofag. Tonsillitis difteri ini lebih sering terjadi pada

anak-anak pada usia 2-5 tahun. Penularan melalui udara, benda atau

makanan uang terkontaminasai dengan masa in kubasi 2-7 hari.

Gejala dan tanda

kenaikan suhu subfebril, nyeri tnggorok, nyeri kepala, tidak nafsu makan,

badan lemah, dan nadi lambat. Gejala local berupa nyeri tenggorok, tonsil

membengkak ditutupi bercak putih kotor makin lama makin meluas dan

menyatu membentuk membran semu. Membran ini melekat erat pada dasar

Page 23: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

23

dan bila diangkat akan timbul pendarahan. Jika menutupi laring akan

menimbulkan serak dan stridor inspirasi, bila menghebat akan terjadi sesak 

nafas. Bila infeksi tidak terbendung kelenjar limfa leher akan membengkak 

menyerupai leher sapi. Gejala eksotoksin akan menimbulkan kerusakan pada

 jantung berupa miokarditis sampai decompensation cordis

2.2.  Tonsilitis septic

Penyebab dari tonsillitis ini adalah Streptokokus hemolitiku yang

terdapat dala susu sapi sehingga dapat timbul epidemic. Oleh karena

itu perlu adanya pasteurisasi sebelum mengkonsumsi susu sapi

tersebut.

2.3.  Angina plaut vincent

Penyakit ini disebabkan karena kurangnya hygiene mulut, defisiensi

vitamin C serta kuman spirilum dan basil fusi form.

Gejala dan Tanda

Penyakit ini biasanya ditandai dengan demam sampai 39o

celcius, nuyeri

kepala, badan lemah, dan terkadang terdapat gangguan pencernaan. Rasa

nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi, dan gusi berdarah.

3.  Tonsilitis kronik

bakteri penyebab tonsillitis kronis sama halnya dengan tonsillitis akut ,

namun terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan Gram

negatif. Faktor penyebab : Mulut yang tidak hygiene, pengobatan

radang akut yang tidak adekuat, rangsangan kronik karena rokok 

maupun makanan.

Gejala dan Tanda

Adanya keluhan pasien di tenggorokan seperti ada penghalang, tenggorokan

terasa kering, pernapasan berbau. Saat pemeriksaan ditemukan tonsil

membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus.

Page 24: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

24

III.D Pemeriksaan Diagnostik

1.  BRONKOSKOPI

Merupakan pemeriksaan visual pada pohon trakeobronkial melalui

bronkoskop serat optic yang fleksibel dan sempit. Dilakukan untuk 

memperoleh sample biopsi dan carian atau sampel sputum dan untuk 

mengangkat plak lendir atau benda asing yang menghambat jalan napas.

2.  KULTUR TENGGOROK.

Suatu sampel kultur tenggorok diperoleh dengan mengusap daerah tonsil dan

daerah orofaring dengan swab steril. Kultur tenggorok menentukan adanya

mikroorganisme patogenik. Saat melakukan kultur tenggorok perawat

memasukkan swab ke dalam daerah faring dan menghapuskannya sepanjang

daerah yang berwarna kemerahan dan daerah eksudat.

3.  SPESIMEN SPUTUM

Untuk mengidentifikasi tipe organisme yang berkembang dalam sputum.

Sputum kultur dapat mengidentifikasikan mikroorganisme tertentu dan

resistansi serta sensitivitasnya terhadap obat.. Catat warna, konsistensi,

 jumlah dan bau sputum dan dokumentasi tanggal dan waktu spesimen dikirim

ke laboratorium khusus untuk dianalisis.

4.  UJI USAP TENGGOROKAN

Uji usap tenggorokan dilakukan dengan menggunakan kasa steril. Kasa steril

diusapkan ke tenggorokan yakni pada bagian yang meradang atau kemerahan

kemudian diperiksa di laboratorium untuk melihat ada tidaknya bakteri pada

tenggorokan seperti bakteri Streptococus. Bila hasil laboratorium positif 

maka pasien kita berikan antibiotic untuk mengobati infeksi pada

tenggorokan.

5.  SPIROMETRI STATIK

Alat ini berguna untuk mengukur kapasitas pernapasan paru-paru. Pada kasus

pasien sulit untuk menarik napas yang mengakibatkan volume udara yang

dihirup melalui hidung berkurang dan proses ventilasi juga terganggu.

Dengan spirometri ini kita dapat mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.

Normal udara yang diinspirasi itu adalah 500 ml.

Page 25: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

25

6.  PEMERIKSAAN DARAH.

Peradangan pada tonsil mengakibatkan adanya peningkatan jumlah leukosit

untuk membunuh bakteri yang menyebabkan radang tersebut.

7. PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Yakni dngan cara foto polos esophagus (rontgen). Dengan foto polos ini kita

dapat melihat adanya infeksi pada tenggorokan seperti pada pasien kasus 2.

dimana pasien mengalami pembengkakan pada nodus limph submandibular

dan tenggorokan agak kemerahan yang mengakibatkan pasien tidak mampu

makan makanan yang keras.

III.E. Asuhan Keperawatan

A.  Pengkajian

1.  Pengumpulan data

a.  Identitas klien

Nama : A

Usia : 4 tahun

b.  Keluhan utama

Klien mengeluh sesak nafas, sulit untuk menarik nafas, tidak mampu

makan makanan keras, kadang terbangun malam.

c.  Riwayat kesehatan saat ini

awalnya klien mengalami kenaikan suhu (390

C) disertai sesak nafas

kemudian tenggorokannya mengalami kemerahan dan agak bau serta

pembengkakan tonsil dengan eksudat putih bilateral, ada

pembengkakan pada nodus limpha submandibular .

d.  Riwayat kesehatan maasa lalu

e.  Riwayat persalinan

f.  Kebutuhan Dasar Manusia

Page 26: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

26

-  Makan dan minum : susah makan makanan berat, minum

masih bisa

-  Pola tidur : kadang terbangun minimal 1X dalam

semalam-  Eliminasi : tidak ada masalah

-  Aktivitas/bermain : -

g.  Pemeriksaan fisik 

-  inspeksi : TB = 100 cm, BB = 35 kg

Tenggorokan kemerahan, tidak ada petechiae pd

platum uvula tengah,

Tonsil ++ dgn eksudat putih bilateral, pembengkakan

pd nodus limph s submandibular

-  auskultasi : HR=120/menit, RR=40/menit

-  palpasi : paru bersih

h.  Pemeriksaan tumbuh kembang

2.  Pengelompokan data

a.  DS:

-  Klien mengeluh sesak nafas

-  tidak mampu makan makanan keras, minum masih bias

-  kadang terbangun minimal 1 kali dalam semalam

-  demam

b.  DO:

-  TB =100 cm, BB = 35 kg, HR = 120 x/menit, RR = 40 x/menit

-  Tenggorokan merah, agak bau

-  Uvula di tengah

-  Tonsil ++ dengan eksudat putih bilatera

Page 27: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

27

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1.

2.

3.

DS : klien mengeluh sesak nafas

DO : RR 40 x/menit

DS: klien mengeluh sulit

menelan makanan yang keras

DS : klien mengeluh demam

DO : suhu meningkat (39°C)

Peradangan tonsil

Pembengkakan nodus limph

Submandibular

Akumulasi secret

Obstruksi

Gangguan ventilasi

Bersihan jalan nafas

Tak efektif 

Proses penyakit

inflamasi

tomor dolor

sulit menelan

Interleukin

Mengeset thermostat

Reaksi peningkatan panas tubuh

Hipertemik 

Bersihan jalan nafas

tak efektif 

Nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

Hipertemik 

Page 28: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

28

Rencana Perawatan

N

o

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1.

2.

Bersihan jalan nafas

tak efektif yang

berhubungan dengan

peradangan pada

tonsil yang ditandai

dengan klien

mengeluh sesak 

nafas

( 40x/mnt )

Nutrisi kurang dari

kebutuhan yang

berhubungan

denganporses

inflamasi(tumor,dolo

r) yang ditandai

dengan klien

mengeluh sulit untuk 

menelan makanan

keras

Pembersihan

potensi jalan

napas

Kriteria :

- Klien

merasa

tidak sesak 

lagi

- klien

merasa

nyaman

saat

mengambil

napas

-klien

kembali

mampu untuk 

menelan

makanan

keras

- posisikan klien

pada posisi

nyaman

- Kolaborasi untuk 

pemberian

antibiotik 

- Kaji

frekuensi/kedalam

an penapasan

-bantu klien untuk 

menggerakan bolus

makanandari

bagian anterior

mulut ke bagian

posterior

-  sediakan makanan

sehat dan menarik

agar pasien

menjadi nafsu

makan

-  berikan makanan

-mempermudah

untuk 

mengeluarkan

sekret

-mengurangi

invansi bakteri

pada tonsil

-

-penempatan

makanan pada

bagian posterior

mulut, dimana

penelanan dapat

dipastikan terjadi

-membiasakan

klien untuk tetap

menelan makanan

dan memenuhi

kebutuhan nutrisi

Page 29: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

29

yang lunak

sehingga pasien

dapat memenuhi

kebutuhan

nutrisinya karena

pasien tidak dapatmenelan makanan

yang keras-keras

-  beri vitamin yang

dapat menambah

nafsu makan pasien

serta melengkapi

kebutuhan nutrisi

yang hilang

3. Hipertermi yang

berhubungan dengan

proses penyakit yang

ditandai dengan

peningkatan suhu

badan (39°C)

Hipertermi

teratasi dalam

waktu 2 X 24

 jam

Kriteria :

Suhu badan

kembali

normal 36,5

°C-37,5°C

Badan klien

teraba hangat

- Observasi tanda –  

tanda vital

- Anjurkan klien

untuk banyak 

minum

- Berikan

kompres hagat di

daerah dahi dan

axilla

- Kolaborasi

dengan dokter

untuk 

pemberian

antipiretik 

-mengetahui

keaadaan umum

klien

- Meningkatkan

kebutuhan

metabolik dan

kebutuhan

oksigen

-Menurunkan

panas tubuh

III.F .Aspek Etik dan Legal

Kaitannya dengan kasus di atas aspek legal yang terkait, yaitu:

Duty karena pada pasien A perawat mempunyai kewajiban memberikan

perawatan secara holistic.

Page 30: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

30

Break of Duty karena dari kasus di atas perawat wajib memberikan perawatan

yang sesuai dengan standar keperawatan hingga pasien sembuh.

Peran keperawatan berkaitan dengan praktek legal.

Menurut Perry and Potter, peran perawat yang berkaitan dengan praktik legal,

meliputi:

Perawat sebagai Advokasi

Page 31: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

31

BAB IV

SIMPULAN

Dari kasus di atas dapat di simpulkan :

1.  Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh

bakteri atau kuman streptococcusi beta hemolyticus, streptococcus

viridans dan streptococcus pyogenes dapat juga disebabkan oleh virus,

pada tonsilitis ada dua yaitu :

-Tonsilitis Akut dan

-Tonsilitis Kronik 

2.  suhu tubuh naik hingga 40o

celcius, nyeri tenggorok dan nyeri

sewaktu menelan, nafas yang berbau, suara akan menjadi serak,

demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di

persendian, tidak nafsu makan, dan rasa nyeri di telinga. Pada

pemeriksaan juga akan nampak tonsil membengkak, hiperemis,

dan terdapat detritus berbentuk folikel, lacuna akan tertutup oleh

membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri

tekan.

3.  Bersihan jalan nafas tak efektif yang berhubungan dengan

peradangan pada tonsil yang ditandai dengan klien mengeluh

sesak nafas( 40x/mnt )

Hipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit yang

ditandai dengan peningkatan suhu badan (39°C)

Page 32: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is

5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is

32