asuhan keperawatan pada pasien dengan tonsil it is
TRANSCRIPT
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahap perkembangan anak usia 4-6 tahun penyakit mudah menjangkit.
Salah satunya adalah Amandel atau tonsil yang merupakan kumpulan jaringan
limfoid yang terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan
belakang mulut. Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke
seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut,
hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalamiperadangan.
Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah
satu gangguan THT (Telinga Hidung & Tenggorokan). Tonsilitis dapat bersifat
akut atau kronis. Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4-6
hari, dan umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun.
Seperti yang di jelaskan di atas, maka kami mencoba untuk mencari tahu tentang
tonsillitis dengan keterkaitan pada kasus yang ada.
B. Identifikasi Kasus
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi bronchus dan bronchioles
2. Jelaskan fungsi respirasi terkait dengan masalah
3. Jelaskan diferensial diagnosis untuk kasus tersebut (influenza, pneumonia,
bronchopneumonia)
4. Jelaskan proses patofisiologi (gunakan pathway)
5. Sebutkan pemeriksaan diagnostic yang mungkin dilakukan pada kasus diatas
6. Proses keperawatan
a. Aspek pengkajian dengan pendekatan keperawatan anak
b. Diagnosa keperawatan
c. Rencana tindakan
7. Jelaskan aspek etik dan legal yang berhubungan dengan perawatan kasus
diatas
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
2
1. Mampu melakukan simulasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
dan evaluasi pada kasus tonsillitis
2. Mampu melakukan simulasi asuhan keperawatan pada kasus tonsillitis
3. Mampu menggunakan hasil penelitian yang terkait dengan kasus pada
system respirasi
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.A. Anatomi dan Fisiologis Sistem Pernapasan
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas
dan paru-paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.
Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang
sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli.
Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau
benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.
PARU
• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
• Terletak dalam rongga dada atau toraks
• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan
pembuluh darah besar
• Setiap paru mempunyai apeks dan basis
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
4
• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan
segmen bronkusnya
PLEURA
• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
• Terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini
untuk mencegah kolap paru-paru
Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke
paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel
pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal
terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada
gesekan dengan dinding dada.
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada.
Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
5
sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang)
tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.
Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi
penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas
adalah sebagai berikut :
1. interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-
masing iga.
2. sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
3. skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
4. interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
5. otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut
mendorong diafragma ke atas.
6. otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
6
Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi
bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai
dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan
bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan
untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran
udara lancar.
Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi
pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
7
udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-
masing rata-rata 0,2 milimeter.
Trakea
• Disebut juga batang tenggorok
• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
Saluran Nafas Bawah :
1. Bronkus
• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkuslobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri,
limfatik dan saraf
2. Bronkiolus
• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
3. Bronkiolus Terminalis
• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang
tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
4. Bronkiolus respiratori
• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan
napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan
sakus alveolar
• Dan kemudian menjadi alveoli
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
8
6. Alveoli
Kantung udara tipis, dapat mengembang dan berbentuk buah anggur
yg terdapat diujung percabangan sal. Pernapasan
Dinding alveolus terdiri dari lapisan sel alveolus Tipe I (membranuos
pneumocytes)
Epitel alveolus juga mengandung sel alveolus Tipe II yg
mengeluarkan surfaktan
Ruang interstitium antara kapiler dan alveolus membentuk sawar yg
sangat tipis (0.2 µm)
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar
akan seluas 70 m2
Terdiri atas 3 tipe :
- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
II.B. Proses Pernafasan Eksternal
Bernapas atau pernapasan merupakan proses pertukaran udara diantara
individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang
dibuang (ekspirasi). Proses bernapas terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Ventilasi
yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru
atau sebaliknya. Udara masuk dan keluar dari paru-paru dikarenakan adanya
selisih tekanan udara di atmosfer dan alveolus didukung oleh kerja mekanik
otot-otot. Pada inspirasi, volume rongga dada membesar, difragma turun,
volume paru bertambah.
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
9
Mekanisme ventilasi adalah dimulai dari proses inspirasi. Selama
inspirasi, udara bergerak dari luar ke dalam trachea, bronkus, bronkiolus,
dan alveoli. Selama ekspirasi, gas yang terdapat dalam alveolus prosesnya
berjalan seperti inspirasi dengan alur terbalik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi:
A. Tekanan udara atmosfir
Udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Selama
inspirasi, pergerakan diafragma dan otot Bantu pernapasan lainnya memperluas
rongga dada, sehingga menurunkan tekanan dalam rongga dada sampai di
bawah tekanan atmosfer. Hal ini menyebabkan udara tertarik melalui trakea dan
bronkiolus lalu masuk hingga ke adalam alveoli.
Pada saat ekspirasi normal, difragma relaksasi dan paru-paru mengempis. Hal
tersebut menyebabkan penurunan luas rongga dada. Tekanan alveoli kemudian
melebihi tekanan di atmosfer, sehingga udara terdesak keluar dari paru-paru
menuju atmosfer.
B. Jalan napas yang bersih
Adanya benda asing dalam saluran napas akan mengakibatkan udara terhambat
masuk ke dalam alveolus.
C. Pengembangan paru yang adekuat
Kemampuan paru untuk mengembang atau mengempis. Pada saat inspirasi paru-
paru mengembang dan saat ekspirasi paru-paru mengempis.
2. Difusi
yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus
dan kapiler paru-paru yang tipis(<0,5 mm). kekuatan pendorong untuk
pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas.
Pada waktu O2 diinspirasi dan sampai pada alveolus, tekanan parsial ini
mengalami penurunan sebagai akibat dari udara yang tercampur dengan
ruang anatomis pada saluran udara dan dengan uap air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi
A. Luas Permukaan Paru
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
10
Semakin besar area membran paru-paru maka semakin besar kuantitas gas yang
dapat berdifusi melewati membran dalam waktu tertentu.
B. Tebal membran respirasi
Semakin tipis membran maka semakin cepat difusi gas melalui membran
tersebut ke bagian yang berlawanan.
C. Koefisien Difusi
Secara langsung berbanding lurus terhadap kemampuan terlarut suatu gas
dalam cairan membran paru-paru dan berbanding terbalik terhadap ukuran
molekul. Molekul kecil berdifusi lebih tinggi atau cepat daripada ukuran gas
besar yang kurang dapat larut. Nilai koefisien difusi O2 = 1; nitrogen = 0,53 dan
CO2= 20,3. Perbandingan nilai koefisien tersebut menggambarkan bahwa CO2
paling mudah larut dan N2 yang paling kurang dapat larut.
D. Jumlah darah
E.
Keadaan atau jumlah kapiler darahF. Waktu adanya udara di alveoli
G. Tekanan pada membran
Semakin besar perbedaan tekanan pada membran maka semakin cepat kecepatan
difusi.
3. Transpor
Yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari tubuh ke kapiler. Oksigen perlu
ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi:
a) . Curah Jantung (cardiac output/CO)
b) . Jumlah sel darah merah
c) . Hematokrit darah
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
11
Transportasi gas antara paru-paru dan jaringan meliputi proses-proses berikut
ini:
A. Transpor oksigen dalam darah
Sistem pengangkutan O2 dalam tubuh terdiri atas paru-paru dan system
kardiovaskuler. Pengangkutan O2 ke jaringan tertentu tergantung pada :
1) Jumlah O2 yang masuk paru-paru
2) Pertukaran gas yang cukup pada paru-paru
3) Aliran darah ke jantung
4) Kapasitas pengangkutan O2 oleh darah
Dinamika reaksi hemoglobin (Hb) debgan O2 sangat memudahkan
pengangkutan O2. Oksigen dapat disalurkan dari paru-paru ke jaringan
melalui dua cara yaitu fisik larut dalam plasma atau secara kimia berikatan
dengan Hb sebagai oksihemoglobin (HbO2). Ikatan ini bersifat reversible.
Pada tingkat ini jaringan, O2 mengalami disosiasi (berpisah) dari
hemoglobin kemudian berdifusi ke dalam plasma. Selanjutnya O2 masuk
ke sel-sel jaringan tubuh untuk memnuhi kebutuhan jaringan yang
bersangkutan. Hemoglobin yang melepaskan O2 pada tingkat jaringan
disebut hemoglobin tereduksi. Hemoglobin ini berwarna ungu dan
menyaebabkan waran kebiruan pada daerah vena seperti pada vena
superficial.
B. Transpor Karbondioksida dalam darah
Transpor karbondioksida dari jaringan ke paru-paru yang selanjutnya
untuk dibuang dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1) 10% secara fisik larut dalam plasma
2) 20% berikatan dengan gugus amino pada hemoglobin dalam sel darah
merah. Hemoglobin yang berikatan dengan CO2 disebut
karbaminohemoglobin.
3) 70% ditranspor sebagai bikarbonat plasma.
Kelarutan CO2 lebih besar dari O2 sehingga dapat dipastikan CO2 lebih
banyak dari O2. Karbondioksida yang berdifusi dapat dengan cepat
mengalami hidrasi menjadi H2CO3 yang disebabkan adanya aktivitas
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
12
enzim anhidrase karbonat. Selanjutnya H2CO3 berdisosiasi menjadi H+
dan HCO3-. Reaksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
CO2 + H2O <=> H2CO3 <=> H+
+ HCO3-
Keseimbangan asan dan basa sangat dipengaruhi oleh fungsi paru-paru
serta homeostatis karbondioksida. Istilah yang menggambarkan
terganggunya keseimbangan asam dan basa pada system respirasi
adalah hiperventilasi dan hipoventilasi. Hiperventilasi terjadi jika
metabolisme tubuh terlampaui sehingga mendesak alveolus melakukan
ventilasi secara berlebihan. Kondisi itu akan menyebabkan alkalosis
respiratorik. Hipoventilasi dapat menyebabkan asidosis akibat retensi
tertahannya CO2 di dalam paru-paru. Hipoventilasi terjadi jika total
paru-paru berkurang seperti apabila seseorang bernapas cepat dan
dangkal.
C. Kurva disosiasi oksihemoglobin
Oksihemoglobin adalah struktur terikatnya oksigen pada hemoglobin.
Heme pada unit hemoglobin adalah kompleks yang dibentuk dari porfirin
dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi dapat berikatan secara
reversible dengan satu molekul O2. Besi tersebut berbentuk ferro sehingga
reaksinya adalah oksigenasi bukan oksidasi. Efek tersebut bermanfaat
karena menciptakan efisiensi transportasi di dalam alveoli.Terdapat tiga
faktor penting yang mempengaruhi kurva ikatan (disosiasi)
oksihemoglobin yaitu pH, suhu, dan konsentrasi 2,3 disfosfogliserat.
II. C. Aspek Etik Dan Legal
Definisi etik
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk
dalam hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi perilaku, karakter
dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan
berharga bagi semua orang.
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
13
a. Autonomy : Prinsip autonomy didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Dalam kasus
ini berdasarkan konsep tumbuh kembang klien yang masih berusia 4 tahun
termasuk pada masa kanak-kanak awal yang belum mampu mengambil
keputusan sendiri maka aspek etik ini lebih difokuskan pada orang tuanya.
Orang tua klien dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
keputusan sendiri, berhak memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai orang lain. Praktek professional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.
b. Beneficence : Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Tujuan utama tim kesehatan
untuk memberikan sesuatu yang baik buat pasien. Perawatan yang baik
memerlukan pendekatan yang holistik pada pasien meliputi menghargai
pada keyakinan, perasaan, keinginan, dan juga pendekatan pada keluarga
klien dan orang yang berarti bagi klien.
c. Nonmaleficience : Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya atau
cedera fisik dan psikologis pada klien Terpenuhi prinsip ini saat petugas
kesehatan tidak melakukan sesuatu yang membahayan bagi pasien (do no
harm) disadari atau tidak disadari. Dalam kasus ini perawat juga harus bisa
melindungi dan memberikan rasa aman pada pasien dari bahaya karena
pasien masih anak-anak yang berusia 4 tahun.
d. Justice : Prinsip keadilan dibutuhkan untuk pelayanan yang sama dan adil
pada setiap pasien yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika
perawat bekerja untuk melayani secara baik dan benar yang sesuai hokum,
standar praktek, dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan. Kaitan dari kasusu di atas, maka perawat harus
memberikan perawatan yang sama dengan pasien lain dan perawat
memberikan perawatan kepada pasien sesuai dengan takaran yang sudah di
tentukan, tidak boleh melebihi dan mengurangi.
Sedangkan prinsip sekunder dari prinsip etis adalah kejujuran, kerahasiaan,
dan kesetiaan. Kejujuran berarti kewajiban untuk mengungkapkan
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
14
kebenaran, kerahasiaan berarti kewajiban untuk melindungi informasi
rahasia, dan kesetiaan berarti kewajiban untuk menepati janji. Prinsip
kejujuran mengarahkan praktisi atau perawat untuk menghindari melakukan
kebohongan kepada klien atau menipu mereka. Kerahasiaan adalah prinsip
etika dasar yang menjamin kemandirian klien. Perawat menghindari
pembicaraan mengenai kondisi klien dengan siapapun yang secara tidak
langsung tidak terlibat dalam perawatan klien. Dalam hal ini, perawat
berusaha menjaga kerahasiaan tentang status kesehatan klien karena klien
pun memiliki hak untuk hal itu. Prinsip kesetiaan menyatakan bahwa
perawat harus memegang janji yang dibuatnya pada klien.
Aspek Legal (sukamto,1989)
Legal adalah tindakan sah yang sesuai dengan aturan perundang – perundangan. Jika
dalam keperawatan, legal berarti tindakan perawtan yang sah sesuai dengan undang –
undang kesehatan yang berlaku di Indonesia dank ode etik keperawatan.
a. Malpraktek : Tidak melaksanakan pekerjaan yang lazim dilakukan oleh profesi
menurut tolak ukur ilmu, keterampilan, sumpah/janji, kode etik, hukum
b. Negligence : Kelalaian yang mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan,
cidera orang lain. Kelalaian berat mengakibatkan kematian.
c. Duty : Kewajiban yang harus dilaksanakan perawat terhadap pasiennya,
d. Break of duty : Melanggar standar, perawat harus bekerja dan melayani sesuai
standar yang tidak boleh melanggar standar agar tetap menjaga kualitas pelayanan
kesehatan yang menunjang untuk kesembuhan pasien.
e. Causation : Membuat kerugian,
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
15
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
III.A Anatomi dan Fisiologis Bronchus dan bronchioles
Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak
pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Tonsil
berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara
menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan,
oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada
tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan
THT (Telinga Hidung & Tenggorokan). Tonsilitis dapat bersifat akut atau
kronis. Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4-6 hari,
dan umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun. Sedangkan radang
amandel/tonsil yang kronis terjadi secara berulang-ulang dan berlangsung
lama. Pembesaran tonsil/amandel bisa sangat besar sehingga tonsil kiri dankanan saling bertemu dan dapat mengganggu jalan pernapasan. Peradangan
tonsil yang akut ataupun pembengkakan tonsil yang tidak terlalu besar dan
tidak menghalangi jalan pernapasan, serta tidak menimbulkan komplikasi tidak
perlu dilakukan pembedahan/operasi, karena tonsil yang terbuat dari jaringan
getah bening dapat berfungsi mencegah tubuh agar tidak terkena penyakit yang
berhubungan dengan infeksi.
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
16
Saluran Nafas Bawah :
1. Bronkus
• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus
lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental
yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
2. Bronkiolus
• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
3. Bronkiolus Terminalis
• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak
mempunyai kelenjar lendir dan silia)
4. Bronkiolus respiratori
• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas
konduksi dan jalan udara pertukaran gas
5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duk tus alveolar dan sakus
alveolar
• Dan kemudian menjadi alveoli
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
17
6. Alveoli
Kantung udara tipis, dapat mengembang dan berbentuk buah anggur yg
terdapat diujung percabangan sal. Pernapasan
Dinding alveolus terdiri dari lapisan sel alveolus Tipe I (membranuos
pneumocytes)
Epitel alveolus juga mengandung sel alveolus Tipe II yg mengeluarkan
surfaktan
Ruang interstitium antara kapiler dan alveolus membentuk sawar yg sangat
tipis (0.2 µm)
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas
70 m2
Terdiri atas 3 tipe :
- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
III.B Fungsi Respirasi Terkait
Keterkaitan dengan kasus :
Pada kasus tersebut pasien A menderita penyakit tonsillitis. Penderita
tonsillitis akan mengalami gangguan saat inspirasi dan ekspirasi. Gangguan
fungsi respirasi yang dapat terjadi karena penyakit tersebut adalah :
1. Ventilasi
Gangguan terjadi pada saat inspirasi dikarenakan jalan nafas yang tidak
bersih. Adanya pembesaran tonsil disetai perlengketan ke jaringan sekitar;kripta melebar di atasnya tertutup eksudat yang purulen (Perawatan Anak
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
18
Sakit hal. 36) menyebabkan oksigen yang masuk dari atmosfer ke dalam
alveolus sangat sedikit jumlahnya begitu pula dengan karbondiksida yang
terentensi di dalam paru (hipoventilasi). Tonsilitis yang membesar akan
menyebabkan gangguan pernafasan melalui hidung maka pasien selalu
bernafas melalui mulut.
2. Difusi
Pada waktu oksigen diinspirasi dan sampai pada alveolus jumlahnya
sedikit maka oksigen yang didifusi sedikit juga.
3. Transportasi
Keseimbangan asam basa sangat dipengaruhi oleh fugsi paru-paru
serta homeostasis karbondioksida. Pada pasien A keseimbangan asam dan
basa pada system respirasi terganggu karena adanya hipoventilasi.
Hipoventilasi dapat menyebabkan asidosis akibat retensi tertahannya
karbondioksida di dalam paru. Hipoventilasi alveolus akan menyebabkan
asidosis respiratori sehingga pH akan menurun. Hipoventilasi alveolus
dapat terjadi jika total volume paru – paru berkrang seperti yang terjadi
apabila pasien bernafas cepat dan dangkal.
Kompensasi yang diberikan tubuh terhadap gangguan yang terjadi pada pasien
tonsillitis tersebut adalah bernafas dengan cepat dan dangkal untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang kurang dalam tubuhnya.
III.C . Diferensial Diagnosis Untuk Influenza, Pnemonia dan Bronchopnemonia
INFLUENZA
Influenza adalah infeksi virus yang menyerang system pernapasan termasuk
hidung, tenggorokan, saluran bronchial dan paru-paru yang menjangkit
pasien pada semua tingkat usia. Meskipun umum disebut flu, influenza tidk
sama dengan virus perut yang menyebabkan diare dan muntah.
Penyebab dari timbulnya influenza adalah Haemophillus influenza (tipe A, B,dan C). Tipe A bertanggungjawab atas pandemic influenza mematikan
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
19
(epidemic seluruh dunia) yang menyerang setiap 10 sampai 40 tahun sekali.
Tipe B dapat menyebabka wabah yang lebih kecil atau terlokalisasi yang
biasanya muncul setiap 3-15 tahun sekali. Baik tipe A atau B dapat
menyebabkan flu yang beredar setiap musim hujan. Tipe C kurang umumdan
hanya menyebabkan gejala ringan.
Tanda dan gejala umum influenza, antar lain:
1. Nyeri kepala hebat,
2. Nyeri otot, terutama punggung, lengan, dan kaki.
3. Demam (38-40)° dan menggigil
4. Fatigue dan weakness
5. Anoreksia
6. Manifestasi kinik pada system pernapasan :
a. Sakit dan gatal tenggorokan
b. Btuk, bersin, rinorrhea, dan hidung tersumbat
c. Terdapat beberapa keluhan perasaan lemas selama 1-2 minggu
setelah periode akut.
7. Gemetar dan berkeringat
8. Batuk kering
9. Suara serak
10. Sakit biasanya berlangsung 2-5 hari diikuti dengan rasa lelah selama
2-3 minggu. Meskipun influenza dapat berkembang menjadi lebih
parah dan dapat menyebabkan pneumonia, kerusakan saraf dan otak,
bahkan kematian namun komplikasi ini jarang terjadi.
PNEUMONIA
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang
disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat (nanah dan cairan lain).
Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami
konsolidasi dan darah dialirkan ke sekitar alveoli yang tidak berfungsi.
Penyebab pneumonia yang paling sering adalah bakteri, virus, jamur,
micoplasma, protozoa, riketsia dan benda-benda asing. Umumnya perjalanan
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
20
pneumonia disebabkan oleh cedera atau infeksi pada saluran nafas bawah yang
menyebabkan peradangan.
Tanda dan gejala pneumonia, diantaranya :
1. Demam mendadak yang disertai dengan gemetar dan menggigil
2. Nyeri dada/sesak nafas (sakit waktu bernafas)
3. Batuk yang mula-mula kering dan sakit, tetapi kemudian menghasilkan
sputum (dahak) tebal yang bercampur dengan darah.
4. Gejala penyakit ini berupa napas sesak dan cepat, karena paru-paru
meradang secara mendadak.
5. Pneumonia berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai)
kesukaran bernafas.
6. Kesukaran bernafas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum.
7. Nadi cepat
8. Dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil rontgen
memperlihatkan kepadatan pada bagian paru-paru.
BRONCHOPNEUMONIA
Adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru
yang ditandai dengan adanya bercak-bercaj infiltrate. (Whalley and Wong,
1996)
Adalah frekuensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda
dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernafasan
meningkat. (Suzzane G.Bare, 1993)
Penyebabnya:
1. Bakteri : Diplococcus Pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus Hemoliticus
Aureus, Haemophilus Influenza, Basillus Friendlander (Klebsial Pneumoni),
Mycobacterium Tuberculosis.
2. Virus : Respiratory Syntical Virus, Virus Influenza, Virus Sitomegalik.
3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices
Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp., Candida Albicans,
Mycoplasma Pneumonia.
Tanda dan gejala bronchopneumonia, diantaranya :
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
21
1. Suhu meningkat (39-40)° disertai menggigil
2. Nafas cepat dan sesak
3. Batuk- batuk yang non produktif “nafas bunyi”, pemeriksaan paru saat
perkusi redup, saat aukultasi suara nafas bronchi basah yang halus dan
nyaring.
4. Batuk pilek yang mungkin berat sampai terjadi insufisiensi pernafasan
dimulai degan infeksi saluran bagian atas,
5. Penderita batuk kering,
6. Sakit kepala,
7. Nyeri otot,
8. Anoreksia dan kesulitan menelan.
III.D. Patofisiologi
Tonsilitis
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang
terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus
didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada
kanan dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal
(adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang
disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua
pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini. Tonsillitis
sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki
virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui
hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/penyaring menyelimuti
organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan
memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi
yang akan datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari
bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa
kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis
membranosa, dan tonsillitis kronis.
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
22
1. Tonsilitis akut
Tonsillitis akut ini lebih disebabkan oleh kuman grup A Streptokokus
beta hemolitikus, pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus
piogenes. Virus terkadang juga menjadi penyebab penyakit ini.
Tonsillitis ini seringkali terjadi mendadak pada anak-anak dengan
peningkatan suhu 1-4 derajat celcius.
Gejala dan Tanda
suhu tubuh naik hingga 40o
celcius, nyeri tenggorok dan nyeri sewaktu
menelan, nafas yang berbau, suara akan menjadi serak, demam dengan suhu
tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di persendian, tidak nafsu makan, dan
rasa nyeri di telinga. Pada pemeriksaan juga akan nampak tonsil
membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus berbentuk folikel, lacuna akan
tertutup oleh membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan
nyeri tekan.
2. Tonsilitis membranosa
Ada beberapa macam penyakit yang termasuk dalam tonsillitis membranosa
beberapa diantaranya yaitu Tonsilitis difteri, Tonsilitis septic, serta Angina
Plaut Vincent.
2.1. Tonsilitis Difteri
Penyebab penyakit ini adalah Corynebacterium diphteriae yaitu suatu
bakteri gram positis pleomorfik 5penghuni saluran pernapasan atas yang
dapat menimbulkan abnormalitas toksik yang dapat mematikan bila
terinfeksi bakteriofag. Tonsillitis difteri ini lebih sering terjadi pada
anak-anak pada usia 2-5 tahun. Penularan melalui udara, benda atau
makanan uang terkontaminasai dengan masa in kubasi 2-7 hari.
Gejala dan tanda
kenaikan suhu subfebril, nyeri tnggorok, nyeri kepala, tidak nafsu makan,
badan lemah, dan nadi lambat. Gejala local berupa nyeri tenggorok, tonsil
membengkak ditutupi bercak putih kotor makin lama makin meluas dan
menyatu membentuk membran semu. Membran ini melekat erat pada dasar
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
23
dan bila diangkat akan timbul pendarahan. Jika menutupi laring akan
menimbulkan serak dan stridor inspirasi, bila menghebat akan terjadi sesak
nafas. Bila infeksi tidak terbendung kelenjar limfa leher akan membengkak
menyerupai leher sapi. Gejala eksotoksin akan menimbulkan kerusakan pada
jantung berupa miokarditis sampai decompensation cordis
2.2. Tonsilitis septic
Penyebab dari tonsillitis ini adalah Streptokokus hemolitiku yang
terdapat dala susu sapi sehingga dapat timbul epidemic. Oleh karena
itu perlu adanya pasteurisasi sebelum mengkonsumsi susu sapi
tersebut.
2.3. Angina plaut vincent
Penyakit ini disebabkan karena kurangnya hygiene mulut, defisiensi
vitamin C serta kuman spirilum dan basil fusi form.
Gejala dan Tanda
Penyakit ini biasanya ditandai dengan demam sampai 39o
celcius, nuyeri
kepala, badan lemah, dan terkadang terdapat gangguan pencernaan. Rasa
nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi, dan gusi berdarah.
3. Tonsilitis kronik
bakteri penyebab tonsillitis kronis sama halnya dengan tonsillitis akut ,
namun terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan Gram
negatif. Faktor penyebab : Mulut yang tidak hygiene, pengobatan
radang akut yang tidak adekuat, rangsangan kronik karena rokok
maupun makanan.
Gejala dan Tanda
Adanya keluhan pasien di tenggorokan seperti ada penghalang, tenggorokan
terasa kering, pernapasan berbau. Saat pemeriksaan ditemukan tonsil
membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus.
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
24
III.D Pemeriksaan Diagnostik
1. BRONKOSKOPI
Merupakan pemeriksaan visual pada pohon trakeobronkial melalui
bronkoskop serat optic yang fleksibel dan sempit. Dilakukan untuk
memperoleh sample biopsi dan carian atau sampel sputum dan untuk
mengangkat plak lendir atau benda asing yang menghambat jalan napas.
2. KULTUR TENGGOROK.
Suatu sampel kultur tenggorok diperoleh dengan mengusap daerah tonsil dan
daerah orofaring dengan swab steril. Kultur tenggorok menentukan adanya
mikroorganisme patogenik. Saat melakukan kultur tenggorok perawat
memasukkan swab ke dalam daerah faring dan menghapuskannya sepanjang
daerah yang berwarna kemerahan dan daerah eksudat.
3. SPESIMEN SPUTUM
Untuk mengidentifikasi tipe organisme yang berkembang dalam sputum.
Sputum kultur dapat mengidentifikasikan mikroorganisme tertentu dan
resistansi serta sensitivitasnya terhadap obat.. Catat warna, konsistensi,
jumlah dan bau sputum dan dokumentasi tanggal dan waktu spesimen dikirim
ke laboratorium khusus untuk dianalisis.
4. UJI USAP TENGGOROKAN
Uji usap tenggorokan dilakukan dengan menggunakan kasa steril. Kasa steril
diusapkan ke tenggorokan yakni pada bagian yang meradang atau kemerahan
kemudian diperiksa di laboratorium untuk melihat ada tidaknya bakteri pada
tenggorokan seperti bakteri Streptococus. Bila hasil laboratorium positif
maka pasien kita berikan antibiotic untuk mengobati infeksi pada
tenggorokan.
5. SPIROMETRI STATIK
Alat ini berguna untuk mengukur kapasitas pernapasan paru-paru. Pada kasus
pasien sulit untuk menarik napas yang mengakibatkan volume udara yang
dihirup melalui hidung berkurang dan proses ventilasi juga terganggu.
Dengan spirometri ini kita dapat mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.
Normal udara yang diinspirasi itu adalah 500 ml.
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
25
6. PEMERIKSAAN DARAH.
Peradangan pada tonsil mengakibatkan adanya peningkatan jumlah leukosit
untuk membunuh bakteri yang menyebabkan radang tersebut.
7. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Yakni dngan cara foto polos esophagus (rontgen). Dengan foto polos ini kita
dapat melihat adanya infeksi pada tenggorokan seperti pada pasien kasus 2.
dimana pasien mengalami pembengkakan pada nodus limph submandibular
dan tenggorokan agak kemerahan yang mengakibatkan pasien tidak mampu
makan makanan yang keras.
III.E. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas klien
Nama : A
Usia : 4 tahun
b. Keluhan utama
Klien mengeluh sesak nafas, sulit untuk menarik nafas, tidak mampu
makan makanan keras, kadang terbangun malam.
c. Riwayat kesehatan saat ini
awalnya klien mengalami kenaikan suhu (390
C) disertai sesak nafas
kemudian tenggorokannya mengalami kemerahan dan agak bau serta
pembengkakan tonsil dengan eksudat putih bilateral, ada
pembengkakan pada nodus limpha submandibular .
d. Riwayat kesehatan maasa lalu
e. Riwayat persalinan
f. Kebutuhan Dasar Manusia
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
26
- Makan dan minum : susah makan makanan berat, minum
masih bisa
- Pola tidur : kadang terbangun minimal 1X dalam
semalam- Eliminasi : tidak ada masalah
- Aktivitas/bermain : -
g. Pemeriksaan fisik
- inspeksi : TB = 100 cm, BB = 35 kg
Tenggorokan kemerahan, tidak ada petechiae pd
platum uvula tengah,
Tonsil ++ dgn eksudat putih bilateral, pembengkakan
pd nodus limph s submandibular
- auskultasi : HR=120/menit, RR=40/menit
- palpasi : paru bersih
h. Pemeriksaan tumbuh kembang
2. Pengelompokan data
a. DS:
- Klien mengeluh sesak nafas
- tidak mampu makan makanan keras, minum masih bias
- kadang terbangun minimal 1 kali dalam semalam
- demam
b. DO:
- TB =100 cm, BB = 35 kg, HR = 120 x/menit, RR = 40 x/menit
- Tenggorokan merah, agak bau
- Uvula di tengah
- Tonsil ++ dengan eksudat putih bilatera
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
27
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1.
2.
3.
DS : klien mengeluh sesak nafas
DO : RR 40 x/menit
DS: klien mengeluh sulit
menelan makanan yang keras
DS : klien mengeluh demam
DO : suhu meningkat (39°C)
Peradangan tonsil
Pembengkakan nodus limph
Submandibular
Akumulasi secret
Obstruksi
Gangguan ventilasi
Bersihan jalan nafas
Tak efektif
Proses penyakit
inflamasi
tomor dolor
sulit menelan
Interleukin
Mengeset thermostat
Reaksi peningkatan panas tubuh
Hipertemik
Bersihan jalan nafas
tak efektif
Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
Hipertemik
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
28
Rencana Perawatan
N
o
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1.
2.
Bersihan jalan nafas
tak efektif yang
berhubungan dengan
peradangan pada
tonsil yang ditandai
dengan klien
mengeluh sesak
nafas
( 40x/mnt )
Nutrisi kurang dari
kebutuhan yang
berhubungan
denganporses
inflamasi(tumor,dolo
r) yang ditandai
dengan klien
mengeluh sulit untuk
menelan makanan
keras
Pembersihan
potensi jalan
napas
Kriteria :
- Klien
merasa
tidak sesak
lagi
- klien
merasa
nyaman
saat
mengambil
napas
-klien
kembali
mampu untuk
menelan
makanan
keras
- posisikan klien
pada posisi
nyaman
- Kolaborasi untuk
pemberian
antibiotik
- Kaji
frekuensi/kedalam
an penapasan
-bantu klien untuk
menggerakan bolus
makanandari
bagian anterior
mulut ke bagian
posterior
- sediakan makanan
sehat dan menarik
agar pasien
menjadi nafsu
makan
- berikan makanan
-mempermudah
untuk
mengeluarkan
sekret
-mengurangi
invansi bakteri
pada tonsil
-
-penempatan
makanan pada
bagian posterior
mulut, dimana
penelanan dapat
dipastikan terjadi
-membiasakan
klien untuk tetap
menelan makanan
dan memenuhi
kebutuhan nutrisi
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
29
yang lunak
sehingga pasien
dapat memenuhi
kebutuhan
nutrisinya karena
pasien tidak dapatmenelan makanan
yang keras-keras
- beri vitamin yang
dapat menambah
nafsu makan pasien
serta melengkapi
kebutuhan nutrisi
yang hilang
3. Hipertermi yang
berhubungan dengan
proses penyakit yang
ditandai dengan
peningkatan suhu
badan (39°C)
Hipertermi
teratasi dalam
waktu 2 X 24
jam
Kriteria :
Suhu badan
kembali
normal 36,5
°C-37,5°C
Badan klien
teraba hangat
- Observasi tanda –
tanda vital
- Anjurkan klien
untuk banyak
minum
- Berikan
kompres hagat di
daerah dahi dan
axilla
- Kolaborasi
dengan dokter
untuk
pemberian
antipiretik
-mengetahui
keaadaan umum
klien
- Meningkatkan
kebutuhan
metabolik dan
kebutuhan
oksigen
-Menurunkan
panas tubuh
III.F .Aspek Etik dan Legal
Kaitannya dengan kasus di atas aspek legal yang terkait, yaitu:
Duty karena pada pasien A perawat mempunyai kewajiban memberikan
perawatan secara holistic.
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
30
Break of Duty karena dari kasus di atas perawat wajib memberikan perawatan
yang sesuai dengan standar keperawatan hingga pasien sembuh.
Peran keperawatan berkaitan dengan praktek legal.
Menurut Perry and Potter, peran perawat yang berkaitan dengan praktik legal,
meliputi:
Perawat sebagai Advokasi
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
31
BAB IV
SIMPULAN
Dari kasus di atas dapat di simpulkan :
1. Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh
bakteri atau kuman streptococcusi beta hemolyticus, streptococcus
viridans dan streptococcus pyogenes dapat juga disebabkan oleh virus,
pada tonsilitis ada dua yaitu :
-Tonsilitis Akut dan
-Tonsilitis Kronik
2. suhu tubuh naik hingga 40o
celcius, nyeri tenggorok dan nyeri
sewaktu menelan, nafas yang berbau, suara akan menjadi serak,
demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di
persendian, tidak nafsu makan, dan rasa nyeri di telinga. Pada
pemeriksaan juga akan nampak tonsil membengkak, hiperemis,
dan terdapat detritus berbentuk folikel, lacuna akan tertutup oleh
membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri
tekan.
3. Bersihan jalan nafas tak efektif yang berhubungan dengan
peradangan pada tonsil yang ditandai dengan klien mengeluh
sesak nafas( 40x/mnt )
Hipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit yang
ditandai dengan peningkatan suhu badan (39°C)
5/16/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsil It Is - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-tonsil-it-is
32