asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kelainan kongenital sistem kardiovaskular

48
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN CONGENITAL HEART DISEASES (CHD) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH 1

Upload: admin-dharminto

Post on 02-Aug-2015

432 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN CONGENITAL HEART DISEASES

(CHD)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

BANJARMASIN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2007 / 2008

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah – Nya, dan tidak lupa mengucapkan Shalawat dan salam yang

terucap dari bibir ini untuk Nabi akhri zaman, Nabi Muhammad SAW, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan penulisan makalah Asuhan Keperawatan ini yang berjudul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN CONGENITAL HEART

DISEASES (CHD)”

Sebagai manusia biasa, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum

cukup sempurna, baik dari segi ilmiah maupun dari segi materinya, hal ini karena masih

dangkalnya ilmu pengetahuan dan terbatasnya kemampuan yang ada pada penulis.

Penulis banyak mendapatkan materi dan dorongan moril dari berbagai pihak.

Penulis berterima kasih untuk orang tua yang ada di kampung, karena berkat dorongan

moril serta materinya penulis termotivasi dan bersemangat untuk menyelesaikan tugas

ini. Kepada pihak lain dosen, teman – teman dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan

satu per satu yang juga turut serta dalam menyelesaikan tugas ini, semoga bantuan dan

dorongannya yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT.

semoga tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi Bangsa, Negara kita semua maupun ilmu

pengetahuan khususnya.

Banjarmasin, November 2008

Penulis

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................. i

Daftar isi......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Tujuan ........................................................................................... 3

C. Manfaat.......................................................................................... 4

BAB II ISI...................................................................................................... 5

A. Definisi................................................................................................. 5

B. Etiologi................................................................................................. 7

C. Tanda dan gejala................................................................................. 7

D. Klasifikasi............................................................................................ 7

E. Komplikasi........................................................................................... 18

F. Patofisiologi.......................................................................................... 18

G. Pemeriksaan penunjang..................................................................... 19

BAB III Proses Keperawatan........................................................................ 20

A. Pengkajian..................................................................................... 20

B. Diagnosa........................................................................................ 21

C. Rencana keperawatan.................................................................. 25

BAB IV PENUTUP........................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 30

BAB I

PENDAHULUAN

3

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

A. Latar Belakang

Setiap orangtua pasti berharap bahwa janin yang sedang dikandung lahir

sehat. Namun, sebagian orangtua harus rela menerima kenyataan bahwa bayinya

ternyata mengalami kelainan bawaan. Yang terbanyak, 30 persen, adalah penyakit

jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bawaan yang sering

ditemukan, yaitu 10% dari seluruh kelainan bawaan dan sebagai penyebab utama

kematian pada masa neonatus. Masalah yang berpengaruh terhadap system

kardiovaskuler yang menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada

berbagai tingkat usia.sistim kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi / peredaran

darah dan keadaan darah, yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena

merupakan pengatur dan yang menyalurkan O2 serta nutrisi keseluruh tubuh . bila

salah satu organ tersebut mengalami gangguan terutama jantung, maka akan

mengganggu semua sistem tubuh.

Sampai saat ini gangguan jantung / pembuluh darah terutama disebabkan

infeksi, dan kesalahan dalam pola hidup sehari hari masih merupakan angka tertinggi.

Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dinegara maju. Di AS saja

diperkirakan 12,4 juta orang menderita penyakit ini dan 1,1 juta orang akan terkena

gangguan jantung serius tahun 2005. Perkembangan di bidang diagnostik, tatalaksana

medikamentosa dan tehnik intervensi non bedah maupun bedah jantung dalam 40

tahun terakhir memberikan harapan hidup sangat besar pada neonatus dengan PJB

yang kritis. Bahkan dengan perkembangan ekokardiografi fetal, telah dapat dideteksi

defek anatomi jantung, disritmia serta disfungsi miokard pada masa janin. Di bidang

pencegahan terhadap timbulnya gangguan organogenesis jantung pada masa janin,

sampai saat ini masih belum memuaskan, walaupun sudah dapat diidentifikasi adanya

multifaktor yang saling berinteraksi yaitu faktor genetik dan lingkungan. 2,3 Penyakit

jantung kongenital bisa terjadi kepada anak-anak di dunia tanpa melihat kedudukan

sosio-ekonomi. Kejadian ini berlaku antara 8 -10 kes bagi setiap 1000 kelahiran

hidup. Jika seorang anak dijangkiti, kadar berulangnya kejadian ini pada anaknya

4

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

nanti ialah antara 4.9 -16% . Penyakit Jantung Kongenital merupakan 42% dari

keseluruhan kecacatan kelahiran. Sebahagian besar dari kematian bayi akibat

kecacatan kelahiran adalah disebabkan oleh keabnormalan jantung. Mengikut

Persatuan Jantung Amerika, pada tahun 1992, kecacatan jantung merupakan 31.4%

dari semua kematian akibat kecacatan kelahiran. Kira-kira 40,000 bayi yang

dilahirkan setiap tahun mendapat kecacatan jantung. Dari jumlah ini:

8 - 13% menghidap Septum Atrium terbuka (ASD)

6 - 11% menghidap Duktus Arteriosus terbuka (PDA)

20 - 25% menghidap Septum Ventrikel berlubang (VSD)

Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan

anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal pada orang dewasa

menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam atau telah

mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan

perbedaan pola penyakit jantung bawaan pada anak dan pada orang dewasa. Dengan

perkiraan penduduk  Indonesia sekitar 220 juta, maka setiap tahun terdapat sekitar

40.000 bayi lahir dengan PJB," kata dr. Anna Ulfah Rahayoe, SpJP dari Pusat Jantung

Nasional Harapan Kita, Jakarta.

Dari 40.000 bayi lahir tersebut sebagian besar meninggal sebelum mencapai

usia satu tahun, sementara yang bisa diselamatkan melalui pembedahan hanya 800-

900 kasus per tahun. Sekitar 80% pembedahan dilakukan di Pusat Jantung Nasional

Harapan Kita.

Kita sadari walaupun cara diagnostik canggih dan akurat telah berkembang

dengan pesat, namun hal ini tidak bisa dilakukan oleh setiap dokter atau perawat

terutama di daerah dengan sarana diagnostik yang belum memadai. Hal ini tidak

menjadi alasan bahwa seorang dokter dan perawat atidak mampu membuat diagnosis

dini dan sekaligus terapi awal, yang dilanjutkan dengan rujukan untuk terapi definitif

yaitu bedah korektif di pusat pelayanan jantung. Oleh karena itu, perlu dipahami

perubahan-perubahan sirkulasi fetal ke neonatal dan berbagai penyimpangannya

dalam periode minimal 1 bulan pertama. Keberhasilan deteksi dini merupakan awal

keberhasilan tatalaksana lanjutan PJB kritis pada neonatus.

PJB dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :

5

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

1. Penyakit jantung bawaan non sisnotik,

a. Defek septum atrium (ASD)

b. Defek septum ventricular (VSD)

VSD Kecil

VSD Sedang

VSD Besar

c. Duktus arteria paten (PDA)

d. Koarsiko aorta (CA)

e. Pulmonary stenosis (SP)

2. Penyakit jantung bawaan sisnotik

Tetralogi fallot

B. TUJUAN

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak yang di berikan

oleh Ibu Hj. Ruslinawati S.Kep, Ns tentang ”ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT

KELAINAN KONGENITAL SISTEM KARDIOVASKULAR”.

2. Menjelaskan latar belakang, definisi, etiologi, Patofisiologi dan konsep

dasar keperawatan tentang ”ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN PENYAKIT KELAINAN KONGENITAL

SISTEM KARDIOVASKULAR”.

3. Memberikan dan menjelaskan kesimpulan tentang ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT

KELAINAN KONGENITAL SISTEM KARDIOVASKULAR”.

C. MANFAAT

1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang

”ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT

KELAINAN KONGENITAL SISTEM KARDIOVASKULAR”.

2. Dapat menjadi inspirasi kita dalam melakukan penelitian di bidang Sistem

Kardiovaskuler dalam praktik keperawatan.

3. Dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa kesehatan, perawat, pegawai

rumah sakit dan masyarakat umum tentang ASUHAN KEPERAWATAN

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KELAINAN KONGENITAL

SISTEM KARDIOVASKULAR”.

4. Sebagai contoh pembuatan Asuhan Keperawatan bagi mahasiswa perawat

5. Sebagai bahan diskusi dan referensi penelitian yang akan datang di bidang

kesehatan.

6. Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain, makalah ini

sangat lah bermanfaat karena dapat membantu ketika menemukan kasus

penyakit seperti ini.

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

BAB II

ISI

A. Definisi

Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung congenital adalah kelainan

jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir.

Tetapi kelaianan jantung bawaan ini tidak selalu member! gejala segera setelah bayi lahir;

tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan

atau bahkan beberapa tahun (Ngastiah)

B. Etiologi

Penyebab penyakit jantung congenital berkaitan dengan kelainan perkembangan

embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung dan pembuluh darah besar

dibentuk. Gangguan perkembangan mungkin disebabkan oleh factor-faktor prenatal

seperti infeksi ibu selama trimester pertama. Agen penyebab lain adalah rubella,

influenza atau chicken fox. Factor-faktor prenatal seperti ibu yang menderita diabetes

mellitus dengan ketergantungan pada insulin serta factor-faktor genetic juga berpengaruh

untuk terjadinya penyakit jantung congenital. Selain factor orang tua, insiden kelainan

jantung juga meningkat pada individu. Fackor-faktor lingkungan seperti radiasi, gizi ibu

yang jelek, kecanduan obat-obatan dan alcohol juga mempengaruhi perkembangan

embrio.

Cardiac Development

Multiple genes

Environmental factors

Hemodynamic factors

Possibility of deformation, disruption,and dysplasia

8

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Cardiac Developmental Mechanism

Normal Developmental Genes

9

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

C. Tanda dan Gejala

1. INFANTS:

1. Dyspnea

2. Difficulty breathing

3. Pulse rate over 200 beats/mnt

4. Recurrent respiratory infections

5. Failure to gain weight

6. Heart murmur

7. Cyanosis

8. Cerebrovasculer accident

9. Stridor and choking spells

2. Children

1. Dyspnea

2. Poor physical development

3. Decrease exercise tolerance

4. Recurrent respiratory infections

5. Heart murmur and thrill

6. Cyanosis

7. Squatting

8. Clubbing of fingers and toes

9. Elevated blood pressure

D. Klasifikasi

1. Terdapat berbagai cara penggolongan penyakit jantung congenital.

2. Penggolongan yang sangat sederhana adalah penggolongan yang dasarkan

ada adanya sianosis serta askuiarisasi paru.

3. Penyakit Jantung bawaan (PJB) non sianotik dengan vaskularisasi paru

10

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

bertambah, misalnya defek septum (DSV), defek septum atrium (DSA),

dan duktus arteriousus persisten (DAP)

4. PJB non sianotik dengan vaskularisasi paru normal. Pada penggolongan

ini ermasuk stenosis aorta(SA),stenosis pulmonal (SP) dan koarktasio

aorta

5. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang. Pada penggolongan ini

yang paling banyak adalah tetralogi fallot (TF)

6. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya transposisi

arteri besar (TAB)

1. Non sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah

Terdapak detek pada septum ventrikel, atrium atau duktus yang tetap

terbuka menyebabkan adanya pirau (kebocoran) darah dari kiri ke kanan karena

tekanan jantung dibagian kiri lebih tinggi daripada dibagian kanan.

a. Defek septum ventrikel (DSV)

DSV terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk dengan sempurna.

Akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada saat systole.

Manifestasi klinik

Pada pemeriksaan selain didapat pertumbuhan terhambat, anak terlihat

pucat,banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik. Diameter dada

11

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri. Tanda yang menojol adalah

nafas pendek dan retraksi pada jugulum, seia intrakostal dan region epigastrium.

Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik.

Penatalaksanaan

Pasien dengan DSV besar perlu ditolong dengan obat-obatan utuk

mengatas igagal jantung. Biasanya diberikan digoksin dan diuretic, misalnya

lasix. Bila obat dapat memperbaiki keadaan, yang dilihat dengan membaiknya

pernafasan dan bertambahnya berat badan, rnaka operasi dapat ditunda sampai

usia 2-3 tahun.Tindakan bedah sangat menolong karena tanpa tindakan tersebut

harapan hidup berkurang.

b Defek septum atrium

Kelainan septum atrium disebabkan dari suatu lubang pada foramen ovale

atau pada septum atrium. Tekanan pada foramen ovale atau septum

atrium,tekanan pada sisi kanan jantung meningkat.

12

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Manifesfasi klinik

Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas.

Mungkin ditemukan adanya murmur jantung. Pada foto rongent ditemukan

adanya pembesaran jantung dan diagnosa dipastikan dengan kateterisasi jantung.

Type ASD

(a) (b)

(a) ASD sekundum, (b) ASD primum

13

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

(c) ASD tipe sinus venosus

(Dimodifikasi dari: www.meridianhealth.com/healthcontent/images)

Penatalaksanaan

Kelainan tersebut dapat ditutup dengan dijahit atau dipasang suatu graft

pembedahan jantung terbuka, dengan prognosis baik.

c. Duktus Arteriosus Persisten

DAP adalah terdapatnya pembuluh darah fetal yang menghubungkan

percabangan arteri pulmonalis sebelah kiri (left pulmonary artery) ke aorta

desendens tepat di sebelah distal arteri subklavikula kiri. DAP terjadi bila duktus

tidak menutup bila bayi lahir. Penyebab DAP bermacam-macam, bisa karena

infeksi rubella pada ibu dan prematuritas.

Manifestosi klinik

14

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti

mendengkur, tacipnea dan retraksi. Sejalan dengan pertumbuhan anak, maka anak

akan mengalami dispnea, jantung membesar, hipertropi ventrikuler kiri akibat

penyesuaian jantung terhadap penigkatan volume darah, adanya tanda machinery

type. Murmur jantung akibat aliran darah turbulen dari aorta melewati duktus

menetap. Tekanan darah sistolik mungkin tinggi karena pembesaran ventrikel kiri.

Penatalaksanaan

Karena neonatus tidak toleransi terhadap pembedahan, kelainan biasanya

diobati dengan aspirin atau idomethacin yang menyebabkan kontraksi otot lunak

pada duktus arteriosus. Ketika anak berusia 1-5 tahun, cukup kuat untuk

dilakukan operasi.

2. Penyakit jantung bawaan non sianotik dengan vaskularisasi paru normal

a. Stenosis aorta

Pada kelainan ini striktura terjadi diatas atau dibawah katup aorta.

Katupnya sendiri mungkin terkena atau retriksi atau tersumbat secara total aliran

darah.

Manifestosi klinik

Anak menjadi kelelahan dan pusing sewaktu cardiac output menurun,

tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak

15

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

terpenuhi, hal ini menjadi serius dapat rnenyebabkan kematian, ini juga ditandai

dengan adanya murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum, diagnosa

ditegakan berdasarkan gambaran ECG yang menunjukan adanya hipertropi

ventrikel kiri, dan dari kateterisasi jantung yang menunjukan striktura.

Penatalaksanaan

Stenosis dihilangkan dengan insisi pada katup yang dilakukan pada saat

anak mampu dilakukan pembedahan tx.

2. Stenosis pulmonal

Kelainan pada stenosis pulmonik, dijumpai adanya striktura pada katup,

normal tetapi puncaknya menyatu.

Manifestasi klinik

Tergantung pada kondisis stenosis. Anak dapat mengalami dyspne dan

kelelahan, karena aliran darah ke paru-paru tidak adekuat untuk mencukupi

kebutuhan O2 dari cardiac output yang meingkat. Dalam keadaan stenosis yang

berat, darah kembali ke atrium kanan yang dapat rnenyebabkan kegagalan jantung

kongesti. Stenosis ini didiagnosis berdasarkan murmur jantung sistolik, ECG dan

kateterisai jantung.

Penatalaksanaan

16

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Stenosis dikoreksi dengan pembedahan pada katup yang dilakukan pada

saat anak berusia 2-3 tahun.

c. Koarktasio Aorta

Kelaianan pada koartasi aorta, aorta berkontriksi dengan beberapa cara. Kontriksi

mungkin proksimal atau distal terhadap duktus arteiosus. Kelaianan ini biasanya

tidak segera diketahui, kecuali pada kontriksi berat. Untuk itu penting meiakukan

skrening anak saat memeriksa kesehatannya, khususnya bila anak mengikuti

kegiatan-kegiatan olah raga.

Manifestasi klinik

Ditandai dengan adanya kenaikan tekanan darah, searah proksimal pada

kelainan dan penurunan secara distal. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan

daripada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal

dan femoral. Kadang-kadang dijumpai adanya murmur jantung lemah dengan

frekuensi tinggi. Diagnosa ditegakkan dengan cartography.

Penatalaksanaan

Kelainan dapat dikoreksi dengan Balloon Angioplasty, pengangkatan

bagian aorta yang berkontriksi atau anastomi bagian akhir, atau dengan cara

memasukkan suatu graf.

3. Penyakit jantung bawaan sianotik dengan vaskularisai paru berkurang

Tetralogi fallot

17

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung yang umum, dan terdiri dari 4

kelainan yaitu: 1) stenosis pulmonal, 2) hipertropi ventrikel kanan, 3) kelainan

septum ventrikuler, 4) kelainan aorta yang menerima darajh dari ventrikel dan

aliran darah kanan ke kiri melalui kelainan septum ventrikel.

Gambar Tetralogy Of Fallot (Dimodifikasi dari: www.bristol-inquiry.org.uk)

Manifestasi klinik

Bayi baru lahir dengan TF menampakan gejala yang nayata yaitu adanya

cianosis, letargi dan lemah. Setain itu juga tampak tanda-tanda dyspne yang

kemudian disertai jari-jari clubbing, bayi berukuran kecil dan berat badan kurang.

Bersamaan dengan pertambahan usia, bayi diobservasi secara teratur, serta

diusahakan untuk mencegah terjadinya dyspne. Bayi mudah mengalami infeksi

saluran pernafasan atas. Diagnosa berdasarkan pada gejala-gejala klinis,

murmurjaniung, ecg foto rongent dan kateterisai jantung.

18

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Penatalaksanaan

Pembedahan paliatif dilakukan pada usia awal anak-anak, untuk

mernenuhi peningkatan kebutuhan oksigen dalam masa pertumbuhan.

Pembedahan berikutnya pada masa usia sekolah, bertujuan untuk koreksi secara

permanent. Dua pendekatan paliatif adalah dengan cara Blalock-Tausing,

dilakukan pada ananostomi ujung ke sisi sub ciavikula kanan atau arteri karotis

menuju arteri pulmonalis kanan. Secara Waterson dikerjakan pada sisi ke sisi

anastonosis dari aorta assenden, menuju arteri pulmonalis kanan, tindakan ini

meningkatakan darah yang teroksigenasi dan membebaskan gejala-gejala

penyakit jantung sianosis.

4. Penyakit jantung bawaan sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah

a. Transposisi arteri besar/ Transpotition Great artery (TGA)

Apabila pembuluh pembuluh darah besar mengalami transposisi aorta,

arteri aorta dan pulmonal secara anatomis akan terpengaruh. Anak tidak akan

hidup kecuali ada suatu duktus ariosus menetap atau kelainan septum ventrikuler

atau atrium, yang menyebabkan bercampurnya darah arteri-vena.

19

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Pada TGA terjadi perubahan tempat kelurnya posisi aorta dana.pulmonalis

yakni aorta keluar dari ventrikel kanan dan terletak di sebelah anterior

a.pulmonalis, sedangkan a.pulmonalis keluar dari ventrikel kiri , terletak posterior

terhadap aorta. Akibatnya aorta menerima darah v. Sistemik dari vena kava,

atriumkanan, ventrikel kanan dan darah diteruskan ke sirkulasi sistemik. Sedang

darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri dan diteruskan

ke a. Pulmonalis dan seterusnya ke paru.

Dengan demikian maka kedua sirkulasi sistemik dan paru tersebut terpisah

dan kehidupan hanya dapat berlangsung apabila ada komunikasi antara 2 sirkulasi

ini. Pada neonatus percampuran darah terjadi melalui duktus arteriosus dan

foramen ovale keatrium kanan. Pada umumnya percampuran melalui duktus dan

foramen ovale ini tidak adekuat, dan bila duktus arteriosus menutup maka tidak

terdapat percampuran lagi di tempattersebut, keadaan ini sangat mengancam jiwa

penderita.

Manifesfasi klinik

Transposisi pembuluh-pembuluh darah ini tergantung pada adanya

kelainan atau stenosis. Stenosis kurang tampak apabila kelainan merupakan PDA

atau ASD atau VSD, tetapi kegagalan jantung akan terjadi.

Penatalaksanaan

Pembedahan paliatif dilakukan agar terjadi percampuran darah. Pada saat

prosedur, suatu kateter balon dimasukan ketika kateterisasi jantung, untuk

20

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

memperbesar kelainan septum intra arterial. Pada cara Blalock Halen dibuat suatu

kelainan septum atrium. Pada Edward vena pulmonale kanan. Cara Mustard

digunakan untuk koreksi yang permanent. Septum dihilangkandibuatkan

sambungan sehingga darah yang teroksigenisasi dari vena pulmonale kembali ke

ventrikel kanan untuk sirkulasi tubuh dan darah tidak teroksigenisasi kembali dari

vena cava ke arteri pulmonale untuk keperluan sirkulasi paru-paru. Kemudian

akibat kelaianan ini telah berkurang secara nyata dengan adanya koreksi dan

paliatif.

E. Komplikasi

Pasien dengan penyakit jantung congenital teramcam mengalami berbagai

komplikasi antara lain:

2. Gagal jantung kongestif

3. Renjatan kardiogenik, Henti Jantung

4. Aritmia

5. Endokarditis bakterialistis

6. Hipertensi

7. Hipertensi pulmonal

8. Tromboemboli dan abses otak

F. Pafofisiologi

Kelainan jantung congenital menyebabkan dua perubahan hemodinamik

utama. Shunting atau percampuran darah arteri dari vena serta perubahan aliran

darah pulmonal dan tekanan darah. Nornalnya, tekanan pada jantung kanan lebih

besar daripada sirkulasi pulmonal. Shunting terjadi apabila darah mengalir

melalui lubang abnormal pada jantung sehat dari daerah yang bertekanan lebih

tinggi ke daerah yang bertekanan rendah, menyebabkan darah yang

teroksigenisasi mengalirke dalam sirkulasi sistemik. Aliran darah pulmonal dan

tekanan darah meningkat bila ada keterlambatan penipisan normal serabut otot

lunak pada arteriola pulmonal sewaktu lahir. Penebalan vascular meningkatkan

resistensi sirkulasi pulmonal, aliran darah pulmonal dapat melampaui sirkulasi sis

dan aliran darah bergerakdari kanan ke kiri.

21

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Perubahan pada aliran darah, percampuran darah vena dan arteri, serta

kenaikan tekanan pulmonal akan meningkatkan kerja jantung. Menifestasi dari

penyakit jantug congenital yaitu adanya gagal jantung, perfusi tidak adekuat dan

kongesti pulmonal.

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Gambaran ECG yang menunjukan adanya hipertropi ventrikel

kiri,kateterisasi jantung yang menunjukan striktura.

2. Diagnosa ditegakkan dengan cartography,

3. Cardiac iso enzim (CPK & CKMB) meningkat

4. Roentgen thorax untuk melihat atau evaluasi adanya cardiomegali dan

infiltrate paru.

22

Page 23: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Riwayat keperawatan:

1. Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen

penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken pox.

2. Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus

dengan ketergantungan pada insulin.

3. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga

gizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak

merokok.

4. Proses kelahiran atau secara alami ataua adanya factor-faktor

memperlama proses persalinan, penggunaan alat seperti vakum

untuk membantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC.

5. Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota keluarga

lain yang juga mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanya

factor genetic yang menunjang.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik

yang dilakukan terhadap pasien yang menderita penyakit jantung pada

umumnya. Secara spesifik data yang dapat ditemukan dari hasil

pengkajian fisik pada penyakit jantung congenital ini adalah:Bayi baru

lahir berukuran kecil dan berat badan kurang.Anak terlihat pucat, banyak

keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.Diameter dada

bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri. .Tanda yang menojol

adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, selaintrakostal dan region

epigastrium.Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang

23

Page 24: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

hiperdinarnik.Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi

saluran pernafasan atas

Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti

mendengkur, tacipnea dan retraksi.Anak pusing, tanda-tanda ini lebih

nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi

ditandai dengan adanya murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri

sternum, Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada

lengan dari pada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah

pada popliteal dan temoral.

B. Diagnosa keperawatan dan intervensi

1. Penurunan Cardiac Output b.d (berhubungan dengan) penurunan

kontraktilftas jantung, perubahan tekanan jantung.

Tujuan : pasien dapat mentoleransi gejala-gej'ala yang ditimbulkan akibat

penurunan curah jantung, dan setelah dilakukan tindakan keperawatan

terjadi peningkatan curah jantung sehingga kekeadaan normal.

Intervensi:

1. Monitor tanda-tanda vital

Rasional: permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada

perubahan pada tanda-tanda vital seperti pernafasan menjadi cepat,

peningkatan suhu, nadi meningkat, peningkatan tekanan darah,

semuanya cepat dideteksi untukpenangan lebijh lanjut.

2. Informasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat

Rasional: istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari

jantung dan dapat mempertahankan energi yang ada.

3. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai

indikasi.

Rasional: meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord

untuk melawan efek hipoksia/iskemia

4. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis

Rasional: pucat menunjukan adanya penurunan perfusi sekunder

terhadap ketidakadekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemi.

24

Page 25: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

5. Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorientasi

cemas

Rasional: dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral

sekunder terhadap penurunan curah jantung.

6. Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis berupa digitalis;

digoxin

Rasional: mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksin

meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat

frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi dan memperlama

periode refraktori pada hubungan AV untuk meningkatkan efisiensi

curah jantung.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

ketidakmampuan menyusui dan makan

Tujuan: anak dapat makan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan berat

badan selama terjadi perubahan status nutrisi tersebut

Intervensi:

1. Anjurkan ibu untuk terus memberikan anak susu, walaupun sedikit

tetapi sering

Rasional: air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak

2. Jika anak menunjukan kelemahan akibat ketidak adekuatannya nutrisi

yang masuk maka pasang iv infuse

Rasional: infuse akan menambah kebutuhan nutria yang tidak dapat

dipenuhi melalui oral

3. Pada anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan makanan

dengan porsi sedikit tapi sering dengan diet sesuai instruksi

Rasional: meningkatan intake, dan mencegah kelemahan.

4. Observasi selama pemberian makan atau menyusui

Rasional: selama makan atau menyusui mungkin dapat terjadi anak

sesak crtau tersedak.

3. Nyeri; dada b.d Iskemia miokard

Tujuan : Menyatakan nyeri hilang

25

Page 26: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Intervensi:

1. Selidiki adanya keluhan nyeri, yang pada anak bisa ditunjukan dengan

rewel atau sering menangis

Rasional: perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab

nyeri.Perilaku dan tanda vital membantu menentukan derajat atau

adanya ketidaknyamanan pasien.

2. Evaluasi respon terhadap obat/terapi yang diberikan

Rasional: penggunaan terapi obat dan dosis, catat nyeri yang tidak

hilang atau menurun dengan penggunaan nitrat.

3. Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas anak sesuai

kebutuhan

Rasional: aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.

Contoh kerja tiba-tiba, stress, makan banyak, terpaj'an dingin) dapat

mencetuskan nyeri dada.

4. Anjurkan ibu untuk setalu memberikan ketenangan pada anak

Rasional: ketenangan anak akan mengurangi stress yang dapat

memperberat nyeri yang dirasakan.

4. Penigkatan volume cairan tubuh b.d kongestif vena, penurunan

fungsf ginjal

Tujuan : menunjukan keseimbangan masukan dan keluaran, berat badan

stabil, tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak terjadinya edema.

Intervensi:

1. Pantau pemasukan dan pengeluaran, catat keseimbangan cairan,

timbang berat badan anak setiap hari

Rasiona!: penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dan

keefektifan terapi diuretic. Keseimbangan cairan berlanjut dan berat

badan meningkat menujukan makin buruknya gagal jantung.

2. Kaji adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki, hepatomegali,

rales, ronchi, penambahan berat badan

Rasional: menunjukan kelebihan cairan tubuh.

3. Secara kolaborasi berikan diuretic contoh furosemid sesuai indikasi

26

Page 27: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang menigkatkan eksresi

cairan dan menurukan kelebihan cairan total tubuh. Berikan batasan

diet natrium sesuai indikasi

Rasional: menurunkan retensi natrium.

5. Tidak efektif pola nafas b.d peningkatan resistensi vaskuler paru

Tujuan ; tidak terjadi ketidakefektitan pola nafas.

Intervensi:

1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman. Catat upaya pernafasan

Rasional: pengenalan dini dan pengobatan venilasi abnormal dapat

mencegah komplikasi.

2. Observasi penyimpangan dada, selidiki penurunan ekspansi paru atau

ketidaksimetrisan gerakan dada

Rasional: udara atau cairan pada area pleural mencegah akspansi

lengkap (biasanya satu sisi) dan memerlukan pengkajian lanjut status

ventilasi

3. Kaji ulang laporan foto dada dan pemeriksaan laboratorium GDA, hb

sesuai indikasi

Rasional: pantau keefektifan terapi pernafasan dan atau catat

terjadinya komplikasi.

4. Minimalkan menangis atau aktifitas pada anak

Rasional: menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan

meningkatkan.

6. Intoleran aktivitas b.d kelelahan

Tujuan anak dapat melakukan aktivitas yang sesuai tanpa adanya

kelemahan.

Intervensi:

1. Kaji perkembangan tanda-tanda penigkatan tanda-tanda vital, seperti

adanya sesak

Rasional: menunjukan gangguan pada jantung yang kemudian akan

menggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga akhirnya

anak menjadi kelelahan.

27

Page 28: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

2. Bantu pasien dalam aktivitas yang tidak dapat dilakukannya

Rasional: teknik penghematan energi

3. Support dalam nutrisi

Rasiona!: nutrisi dapat membantu menigkatan metabolisme juga akan

meningkatan produksi energi

7. Kurang pengetahuan ibu tentang keadaan anaknya b.d kurangnya

infomasi

Tujuan : ibu tidak mengalami kecemasan dan megetahui proses penyakit

dan penatalaksanaan keperwatan yang dilakukan

Intervensi:

Berikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai penyakit

serta gejala dan penataksanaan yang akan dilakukan

Rasional: informasi akan meningkatan pengetahuan ibu sehingga cemas

yang dialami ibu melihat kondisi anaknya akan berkurang bahkan hilang.

C. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Perencanaan

1. Gangguan

perfusi

jaringan b.d

penurunan

cardiac

output.

Gangguan perfusi

jaringan teratasi

dalam waktu

3x24 jam.

Kriteria hasil :

- RR 30-60

x/mnt

- Nadi 120-

140 x/mnt.

- Suhu 36,5-

37 C

- Sianosis (_)

- Ekstremitas

Observasi frekwensi dan bunyi

jantung

Observasi adanya sianosis.

Beri oksigen sesuai kebutuhan

Kaji kesadaran bayi

Observasi TTV.

Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian therapy.

28

Page 29: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

hangat

2. Inefektif pola

nafas b.d

akumulasi

secret.

Pola nafas efektif

setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

1x24 jam

Kriteria hasil :

- RR 30-60

x/mnt

- Sianosis (-)

- Sesak (-)

- Ronchi (-)

- Whezing (-)

Observasi pola nafas

Observasi frekuensi dan bunyi

nafas

Tempatkan kepala pada posisi

hiperekstensi

Observasi adanya sianosis.

Lakukan suction

Monitor dengan teliti hasil

pemeriksaan gas darah.

Beri O2 sesuai program

Atur ventilasi ruangan tempat

perawatan klien.

Observasi respon bayi terhadap

ventilator dan terapi O2

Kolaborasi dengan tenaga medis

lainnya.

3 Resiko

gangguan

nutrisi kurang

dari

kebutuhan b.d

intake yang

tidak adekuat

Kebutuhan

nutrisi terpenuhi

setelah 3x24 Jam.

Kriteria hasil :

- Tidak

terjadi

penurunan

BB>15%

- Muntah (-)

- Bayi dapat

minum

dengan baik.

Observasi intake dan output

Observasi reflek menghisap dan

menelan bayi.

Kaji adanya sianosis pada saat

bayi minum.

Pasang NGT bila diperlukan.

Beri nutrisi sesuai kebutuhan bayi

Timbang BB tiap hari.

Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian therapy.

Kolaborasi dengan tim gizi untuk

pemberian diit bayi.

4. Kecemasan

ortu b.d

Kecemasan

berkurang setelah

Jelaskan tentang kondisi bayi .

Kolaborasi dengan dokter untuk

29

Page 30: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

kurang

pengetahuan

tentang

kondisi

bayinya.

dilakukan

tindakan

keperawatan

dalam waktu

1x24 jam

Kriteria hasil :

- Orang tua

mengerti

tujuan yang

dilakukan

dalam

pengobatan

therapy.

- Orangtua

tampak

tenang.

- Orang tua

berpartisipasi

dalam

pengobatan

memberikan penjelasan tentang

penyakit dan tindakan yang akan

dilakukan berkaitan dengan penyakit

yang diderita bayi.

Libatkan orangtua dalam

perawatan bayi.

Berikan support mental

Berikan reinforcement atas

pengertian orangtua.

5. Resiko infeksi

tali pusat b.d

invasi kuman

patogem.

Infeksi tali pusat

tidak terjadi

dalam waktu

3x24 jam

Kriteria hail :

- Suhu 36-37

C

- Tali pusat

kering dan

tidak berbau.

- Tidak ada

30

Page 31: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

tanda-tanda

infeksi pada

tali pusat.

31

Page 32: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. PJB dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :Penyakit jantung bawaan

non sisnotik,Defek septum atrium (ASD),Defek septum ventricular

(VSD)Duktus arteria paten (PDA,)Pulmonary stenosis (SP)Koarsiko aorta

(CA),Penyakit jantung bawaaan sisnotik, Tetralogi fallot

2. Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung congenital adalah

kelainan jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut

terjadi sebelum bayi lahir. Tetapi kelaianan jantung bawaan ini tidak selalu

member! gejala segera setelah bayi lahir; tidak jarang kelainan tersebut baru

ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa

tahun (Ngastiah)

3. Penyebab penyakit jantung congenital berkaitan dengan kelainan

perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung

dan pembuluh darah besar dibentuk. Gangguan perkembangan mungkin

disebabkan oleh factor-faktor prenatal seperti infeksi ibu selama trimester

pertama.

32

Page 33: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Kelainan Kongenital Sistem Kardiovaskular

DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marilyn E, Jane R Kenty:1998 Maternal/Newborn Care Plan: Guidelines for

client care E.a Davis Company: Philadelphia

Mansjoer Arif:1999: Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I: Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

Madiyono, Bambang, dkk.2005. Penanganan Penyakit Jantung Pada Bayi Dan Anak.

Balai Penerbit FKUI: Jakarta

Mattson Susan:2000 Core Curriculum for Maternal-Newborn second edition: advision of

Harcourt brace & company: Philadelphia

Ngastiyah:1997 Perawatan Anak Sakit:penerbit buku kedokteran: Jakarta

Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan :1993 Proses Keperawatan

Pada Pas/en Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler: Penerbit buku

kedokteran EGC: Jakarta

www.bristol-inquiry.org.uk

www.Heartcenteronline.com

www.medicastore.com.balita/jantung

www.meridianhealth.com/healthcontent/images

www.southeastmissourihospital.com/health/peds/cardiac

33