asuhan keperawatan pada pasien dengan emfisema

9
  ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN EMFISEMA DEFINISI Emfisema paru merupakan bentuk paling berat dari PPOM dikarakteristikkan oleh inflamasi berulang yang melukai dan akhirnya merusak dinding alveolar menyebabkan banyak blab atau bula (ruang udara) kolaps bronkiolus pada ekspirasi (jebakan udara). Emfisema paru juga dapat didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara di luar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. Kondisi ini merupakan tahap akhir proses yang mengalami kemajuan dengan lambat selama beberapa tahun. KLASIFIKASI Terdapat 2 (dua) jenis emfisema utama, y ang diklasifikasikan berdasarkan perubahan yang terjadi dalam paru-paru. a. Panlobular (panacinar), yaitu terjadi kerusakan bronkus pernapasan, duktus alveolar, dan alveoli. Semua ruang udara di dalam lobus sedikit banyak membesar, dengan sedikit penyakit inflamasi. Ciri khasnya yaitu memiliki dada yang hiperinflasi dan ditandai oleh dispnea saat aktivitas, dan penurunan berat badan. b. Sentrilobular (sentroacinar), yaitu perubahan patologi terutama terjadi pada pusat lobus sekunder, dan perifer dari asinus tetap baik. Seringkali terjadi kekacauan rasio perfusi-ventilasi, yang menimbulkan hipoksia, hiperkapnia (peningkatan CO2 dalam darah arteri), polisitemia, dan episode gagal jantung sebelah kanan. Kondisi mengarah pada sianosis, edema perifer, dan gagal napas. ETIOLOGI 1.Merokok adalah penyebab utama 2.Faktor predisposisi. Genetik terhadap emfisema yang berkaitan dengan abnormalitas protein plasma, defisiensi antitripsin alfa-1, yang merupakan suatu enzim inhibitor. Secara genetik sensitif terhadap faktor lingkungan (merokok, polusi udara, agen-agen infeksius, alergen). PATOFISIOLOGI ter lampir... MANIFESTASI KLINIK 1.Dispnea 2.Pada inspeksi: bentuk dada ‘burrel chest’ 3.Pernapasan dada, pernapasan abnormal tidak efektif, dan penggunaan otot-otot aksesori pernapasan (sternokleidomastoid) 4.Pada perkusi: hiperesonans dan penurunan fremitus pada seluruh bidang paru. 5.Pada auskultasi: terdengar bunyi napas dengan krekels, ronki, dan perpanjangan ekspirasi 6.Anoreksia, penurunan berat badan, dan kelemahan umum 7.Distensi vena leher selama ekspirasi PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a.Sinar x dada: dapat menyatakan hiperinflasi paru-paru; mendatarnya diafragma; peningkatan area

Upload: hewrytelmy5199

Post on 08-Jul-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/10/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Emfisema - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-emfisema 1/9

 

 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN EMFISEMA 

DEFINISIEmfisema paru merupakan bentuk paling berat dari PPOM dikarakteristikkan oleh inflamasi berulang

yang melukai dan akhirnya merusak dinding alveolar menyebabkan banyak blab atau bula (ruang

udara) kolaps bronkiolus pada ekspirasi (jebakan udara).

Emfisema paru juga dapat didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara di luar 

bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. Kondisi ini merupakan tahap akhir proses

yang mengalami kemajuan dengan lambat selama beberapa tahun.

KLASIFIKASI

Terdapat 2 (dua) jenis emfisema utama, yang diklasifikasikan berdasarkan perubahan yang terjadi

dalam paru-paru.

a. Panlobular (panacinar), yaitu terjadi kerusakan bronkus pernapasan, duktus alveolar, dan alveoli.Semua ruang udara di dalam lobus sedikit banyak membesar, dengan sedikit penyakit inflamasi. Ciri

khasnya yaitu memiliki dada yang hiperinflasi dan ditandai oleh dispnea saat aktivitas, dan

penurunan berat badan.

b. Sentrilobular (sentroacinar), yaitu perubahan patologi terutama terjadi pada pusat lobus sekunder,

dan perifer dari asinus tetap baik. Seringkali terjadi kekacauan rasio perfusi-ventilasi, yang

menimbulkan hipoksia, hiperkapnia (peningkatan CO2 dalam darah arteri), polisitemia, dan episode

gagal jantung sebelah kanan. Kondisi mengarah pada sianosis, edema perifer, dan gagal napas.

ETIOLOGI

1.Merokok adalah penyebab utama

2.Faktor predisposisi. Genetik terhadap emfisema yang berkaitan dengan abnormalitas protein

plasma, defisiensi antitripsin alfa-1, yang merupakan suatu enzim inhibitor. Secara genetik sensitif 

terhadap faktor lingkungan (merokok, polusi udara, agen-agen infeksius, alergen).

PATOFISIOLOGI

ter lampir...

MANIFESTASI KLINIK

1.Dispnea

2.Pada inspeksi: bentuk dada ‘burrel chest’

3.Pernapasan dada, pernapasan abnormal tidak efektif, dan penggunaan otot-otot aksesori

pernapasan (sternokleidomastoid)

4.Pada perkusi: hiperesonans dan penurunan fremitus pada seluruh bidang paru.

5.Pada auskultasi: terdengar bunyi napas dengan krekels, ronki, dan perpanjangan ekspirasi

6.Anoreksia, penurunan berat badan, dan kelemahan umum

7.Distensi vena leher selama ekspirasi

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a.Sinar x dada: dapat menyatakan hiperinflasi paru-paru; mendatarnya diafragma; peningkatan area

5/10/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Emfisema - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-emfisema 2/9

 

udara retrosternal; penurunan tanda vaskularisasi/bula (emfisema); peningkatan tanda

bronkovaskuler (bronkitis), hasil normal selama periode remisi (asma).

b.Tes fungsi paru: dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea, untuk menentukan apakah

fungsi abnormal adalah obstruksi atau restriksi, untuk memperkirakan derajat disfungsi dan untuk

mengevaluasi efek terapi, mis., bronkodilator.

c.TLC: peningkatan pada luasnya bronkitis dan kadang-kadang pada asma; penurunan emfisemad.Kapasitas inspirasi: menurun pada emfisema

e.Volume residu: meningkat pada emfisema, bronkitis kronis, dan asma

f.FEV1/FVC: rasio volume ekspirasi kuat dengan kapasitas vital kuat menurun pada bronkitis dan

asma

g.GDA: memperkirakan progresi proses penyakit kronis

h.Bronkogram: dapat menunjukkan dilatasi silindris bronkus pada inspirasi, kollaps bronkial pada

ekspirasi kuat (emfisema); pembesaran duktus mukosa yang terlihat pada bronkitis

i.JDL dan diferensial: hemoglobin meningkat (emfisema luas), peningkatan eosinofil (asma)

 j.Kimia darah: Alfa 1-antitripsin dilakukan untuk meyakinkan defisiensi dan diagnosa emfisema

primer 

k.Sputum: kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen; pemeriksaan sitolitikuntuk mengetahui keganasan atau gangguan alergi

l.EKG: deviasi aksis kanan, peninggian gelombang P (asma berat); disritmia atrial (bronkitis),

peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF (bronkitis, emfisema); aksis vertikal QRS (emfisema)

m.EKG latihan, tes stres: membantu dalam mengkaji derajat disfungsi paru, mengevaluasi

keefektifan terapi bronkodilator, perencanaan/evaluasi program latihan.

PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan adalah untuk memperbaiki kualitas hidup, untuk memperlambat kemajuan

proses penyakit, dan untuk mengatasi, obstruksi jalan napas untuk menghilangkan hipoksia.Pendekatan terapeutik mencakup:

a.Tindakan pengobatan dimaksudkan untuk memperbaiki ventilasi dan menurunkan upaya bernapas

b.Pencegahan dan pengobatan cepat terhadap infeksi

c.Teknik terapi fisik untuk memelihara dan meningkatkan ventilasi pulmonari

d.Pemeliharaan kondisi lingkungan yang sesuai untuk memudahkan pernapasan

e.Dukungan psikologis

f.Penyuluhan pasien dan rehabilitasi yang berkesinambungan

g.Bronkodilator 

Bronkodilator diresepkan untuk mendilatasi jalan nafas karena preparat ini melawan edema mukosa

maupun spasme muskular dan membantu mengurangi obstruksi jalan nafas serta memperbaikipertukaran gas.Medikasi ini mencakup antagonis β-adrenergik (metoproterenol, isoproterenol) dan

metilxantin (teofilin, aminofilin), yang menghasilkan dilatasi bronkial.

Bronkodilator mungkin diresepkan per oral, subkutan, intravena, per rektal atau inhalasi. Medikasi

inhalasi dapat diberikan melalui aerosol bertekanan, nebuliser.Bronkodilator mungkin menyebabkan

efek samping yang tidak diinginkan termasuk takikardia, disritmia jantung, dan perangsangan sisten

saraf pusat. Metilxantin dapat juga menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti mual dan

muntah.

5/10/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Emfisema - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-emfisema 3/9

 

Terapi Aerosol¬

Aerosolisasi (proses membagi partikel mrnjadi serbuk yang sangat halus) dari bronkodilator salin

dan mukolitik sering kali digunakan untuk membantu dalam bronkodilatasi. Aerosol yang dinebulizer 

menghilangkan edema mukosa dan mengencerkan sekresi bronkial. Hal ini mempermudah proses

pembersihan bronkhiolus, membantu mengendalikan proses inflamasi dan memperbaiki fungsi

ventilasi.Pengobatan Infeksi¬

Pasien dengan emfisema rentan dengan infeksi paru dan harus diobati pada saat awal timbulnya

tanda-tanda infeksi seperti sputum purulen, batuk meningkat dan demam. Organisme yang paling

sering adalah S. pneumonia, H. influenzae, dan Branhamella catarrhalis. Terapi antimikroba dengan

tetrasiklin, ampisilin, amoksisilin atau trimetoprim-sulfametoxazol (Bactrim) mungkin diresepkan.

Oksigenasi¬

Terapi oksigen dapat meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien dengan emfisema berat.

Hipoksemia berat diatasi dengan konsentrasi oksigen rendah untuk meningkatkan tekanan oksigen

hingga antara 65 dan 80 mmHg. Pada emfisema berat, oksigen diberikan sedikitnya 16 jam perhari

sampai 24 jam perhari

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

a. Aktivitas/Istirahat

Gejala:

- Keletihan, kelelahan, malaise

- Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernapas

- Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi

- Dispnea pada saat istirahat atau respons terhadap aktivitas atau latihan

Tanda:- Keletihan, gelisah, insomnia

- Kelemahan umum/kehilangan massa otot

b. Sirkulasi

Gejala:

- pembengkakan pada ekstremitas bawah

Tanda:

- Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, disritmia, distensi vena

leher 

- Edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung

- Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameter AP dada)- Warna kulit/membran mukosa: normal atau abu-abu/sianosis

- Pucat dapat menunjukkan anemia

c. Makanan/Cairan

Gejala:

- Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia (emfisema)

- Ketidakmampuan untuk makan karena distres pernapasan

5/10/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Emfisema - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-emfisema 4/9

 

- Penurunan berat badan menetap (emfisema), peningkatan berat badan menunjukkan edema

(bronkitis)

Tanda:

- Turgor kulit buruk, edema dependen

- Berkeringat, penuruna berat badan, penurunan massa otot/lemak subkutan (emfisema)

- Palpitasi abdominal dapat menyebabkan hepatomegali (bronkitis)

d. Hygiene

Gejala:

- Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari

Tanda:

- Kebersihan, buruk, bau badan

e. Pernafasan

Gejala:

- Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol pada emfisema)

khususnya pada kerja, cuaca atau episode berulangnya sulit nafas (asma), rasa dada tertekan,

ketidakmampuan untuk bernafas (asma)- “Lapar udara” kronis

- Bentuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat bangun) selama

minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (hijau, putih dan

kuning) dapat banyak sekali (bronkitis kronis)

- Episode batuk hilang timbul biasanya tidak produktif pada tahap dini meskipun dapat terjadi

produktif (emfisema)

- Riwayat pneumonia berulang: terpajan pada polusi kimia/iritan pernafasan dalam jangka panjang

(mis., rokok sigaret) atau debu/asap (mis., abses, debu atau batu bara, serbuk gergaji)

- Faktor keluarga dan keturunan, mis., defisiensi alfa-anti tripsin (emfisema)

- Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus

Tanda:- Pernafasan: biasanya cepat, dapat lambat, penggunaan otot bantu pernapasan

- Dada: hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, gerakan diafragma minimal

- Bunyi nafas: mungkin redup dengan ekspirasi mengi (emfisema); menyebar, lembut atau krekels,

ronki, mengi sepanjang area paru.

- Perkusi: hiperesonan pada area paru

- Warna: pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku.

f. Keamanan

Gejala:

- Riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat/faktor lingkungan

- Adanya/berulangnya infeksi- Kemerahan/berkeringat (asma)

g. Seksualitas

Gejala:

- Penurunan libido

h. Interaksi sosial

5/10/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Emfisema - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-emfisema 5/9

 

Gejala:

- Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, ketidak mampuan membaik/penyakit lama

Tanda:

- Ketidakmampuan untuk/membuat mempertahankan suara pernafasan

- Keterbatasan mobilitas fisik, kelainan dengan anggota keluarga lalu

i. Penyuluhan/Pembelajaran

Gejala:

- Penggunaan/penyalahgunaan obat pernapasan, kesulitan menghentikan merokok, penggunaan

alkohol secara teratur, kegagalan untuk membaik.

PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Mempertahankan patensi jalan napas

2. Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas

3. Meningkatkan masukan nutrisi

4. Mencegah komplikasi, memperlambat memburuknya kondisi

5. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Jalan nafas inefektif b/d bronkospasme, peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal,

sekresi kental d/d pernyataan kesulitan bernapas, perubahan kedalaman/kecepatan bernapas,

penggunaan otot bantu pernapasan, bunyi nafas tidak normal, mis., ronki, mengi, krekels; batuk

(menetap) dengan/tanpa produksi sputum

Kriteria Hasil:

- Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih dan jelas.

- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas, mis., batuk efektif dan

mengeluarkan sekret

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri:

• Auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi napas tambahan, mis., mengi, krekels, ronki

• Kaji/pantau frekuensi pernapasan, catat rasio inspirasi/ekspirasi

• Catat adanya derajat dispnea, ansietas, distres pernapasan, penggunaan otot bantu napas

• Tempatkan/atur posisi pasien senyaman mungkin, mis., peninggian kepala tempat tidur 15-30°,

duduk pada sandaran tempat tidur.• Pertahankan udara lingkungan/minimalkan polusi lingkungan, mis., debu, asap, dll.

• Bantu latihan napas abdomen atau bibir 

• Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung.

Berikan/anjurkan minum air hangat.

Kolaborasi:

5/10/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Emfisema - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-emfisema 6/9

 

• Berikan obat-obatan sesuai indikasi, mis., bronkodilator 

• Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan napas dan dapat/tidak

dimanifestasikan adanyan bunyi napas advertisius.

• Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapt ditemukan pada penerimaan atau selama

stres/adanya proses infeksi akut.• Disfungsi pernapasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses akut yang menimbulkan

perawatan di Rumah Sakit.

• Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi pernapasan dengan menggunakan gravitasi.

• Pencetus tipe reaksi alergi pernapasan dapat mentriger episode akut.

• Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea dan menurunkan

 jebakan udara

• Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan

spasme bronkus.

• Merilekskan otot halus dan menurunkan spasme jalan napas, mengi, dan produksi mukosa.

2. Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan nafas) oleh sekresi,

spasme bronkus, jebakan udara, kerusakan alveoli d/d dispnea, bingung, gelisah, ketidakmampuan

mengeluarkan sekret nilai GDA tidak normal (hipoksia dan hiperkapnea), perubahan tanda vital,

penurunan toleransi terhadap aktivitas.

Kriteria Hasil:

- Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang

normal dan bebas gejala distres pernapasan.

- Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan/situasi.

INTERVENSI RASIONAL

• Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan, catat penggunaan otot bantu pernapasan, napas bibir.

• Tinggikan kepala tempat tidur, bantu klien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas,

dorong nafas dalam perlahan

• Kaji / awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa

• Anjurkan mengeluarkan sputum, penghisapan bila diindikasikan

• Auskultasi bunyi nafas, cata area penurunan udara/bunyi tambahan

• Awasi tanda vital dan irama jantung

Kolaborasi

• Berikan oksigen sesuai indikasi

• Berikan penekan SSP (anti ansietas sedatif atau narkotik) dengan hati-hati sesuai indikasi •

5/10/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Emfisema - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-emfisema 7/9

 

Berguna dalam evaluasi derajat distres pernafasan/kronisnya proses penyakit

• Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk

menurunkan kolaps paru

• Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku)

• Sputum kental, tebal serta banyaknya sekresi adalah sumber utama gangguan pertukaran gas

pada jalan napas kecil. Penghisapan dibutuhkan bila batuk tidak efektif • Bunyi nafas mungkin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi, adanya

mengidentifikasi spasme bronkus

• Takikardi, disritmia dan penurunan td dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi

 jantung

• Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia

• Untuk mengontrol ansietas/gelisah yang meningkatkan konsumsi/kebutuhan oksigen

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dispnea, efek samping obat, produksi sputum,

anoreksia, mual/muntah d/d penurunan berat badan, kehilangan massa otot, tonus otot buruk,kelemahan, keengganan untuk makan.

Kriteri hasil:

- Menunjukkan BB meningkatkat

- Mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.

- Melakukan perilaku/perubahan pola hidup untuk menngkatkan dan mempertahankan BB yang

tepat.

INTERVENSI RASIONAL

• Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit, BB dan derajat kekurangan BB,

ketidakmampuan menelan.

• Pastikan pola diet biasa pada pasien yang disukai/tidak disukai

• Awasi pemasukan/pengeluaran dan BB secara periodik.

• Selidiki anoreksia, mual dan muntah. Catat kemungkinan dengan obat, awasi frekuensi, volume,

konsistensi feses.

• Berikan periode istirahat sering.

• Berikan perawatan mulut

• Hindari makanan penghasi gas dan minuman karbonat. Hindari makanan yang sangat panas dan

sangat dingin

• Anjurkan makan sedikit tapi sering dengan makanan TKTP

5/10/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Emfisema - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-emfisema 8/9

 

• Motivasi orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan pasien

kecuali kontraindikasi

Kolaborasi

• Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.

• Kaji/observasi nilai pemeriksaan Laboratorium, mis., profil asam amino, besi, glukosa,pemeriksaan fungsi hati dan elektrolit. Berikan vitamin/mineral/elektrolit sesuai indikasi • Berguna

dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat.

• Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangan keinginan individu dapat

memperbaiki masukan diet.

• Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.

• Dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk meningkatkan

pemasukan nutrien.

• Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolik meningkat saat demam.

• Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum/obat yang merangsang pasien muntah.

• Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu napas abdomen dan gerakandiafragma. Suhu yang ekstrim dapat meningkatkan spasme batuk

• Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan, menurunkan iritasi gaster.

• Membuat lingkungan sosial lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan

personal.

• Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat

• Mengevaluasi/mengatasi kekurangan dan mengawasi keefektifan terapi nutrisi

4. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,

menetapnya sekret), tidak adekuatnya imunitas (kerusakan jaringan dan peningkatan pemajananterhadap lingkungan, proses penyakit kronis dan malnutrisi.

Kriteria Hasil:

- Pasien akan mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi

- Perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang nyaman

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri:

• Kaji dan awasi suhu tubuh

• Kaji pentingnya latihan napas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan masukan cairan adekuat

• Observasi warna, karakter dan bau sputum

• Diskusikan kebutuhan nutrisi adekuat

Kolaborasi:

• Dapatkan spesimen sputum dengan batuk dan pengisapan untuk pewarnaan gram,

/kultur/sensitifitas

5/10/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Emfisema - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-emfisema 9/9

 

• Berikan anti mikrobial sesuai indikasi

• Demam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi

• Aktivitas ini meningkatkan mobilisasi dan pengeluaran sekret untuk menurunkan terjadinya resiko

infeksi paru

• Sekret berbau, kuning atau kehijauan menunjukkan adanya infeksi paru

• Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi

• Dikakukan untuk mengidentifikasi organisme penyebab dan kerentanan terhadap berbagai anti

mikrobial

• Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan sensitifitas atau

diberikan secara profilaktik karena resiko tinggi

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakit dan tindakan perawatan b/d kurang

informasi/tidak mengenal sumber informasi d/d pertanyaan tentang informasi, tidak akurat mengikuti

instruksi

Kriteria Hasil:- Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan

- Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan

INTERVENSI RASIONAL

• Jelaskan tentang proses penyakit individu

• Instruksikan rasional untuk latihan napas, batuk efektif, dan latihan kondisi umum

• Diskusikan pentingnya menghindari orang yang sedang infeksi pernapasan aktif 

• Kaji efek bahaya merokok dan nasehatkan meghentikan merokok pada pasien dan atau orang

terdekat• Diskusikan obat pernapasan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan

• Tunjukkan/ajarkan teknik penggunaan inhaler • Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan

perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan

• Napas bibir dan napas perut (abdominal) menguatkan otot pernapasan, membantu meminimalkan

kolaps jalan napas kecil. Latihan kondisi umum meningkatkan toleransi aktivitas, kekuatan otot dan

rasa sehat

• Menurunkan pemajanan dan insiden mendapatkan infeksi saluran pernapasan atas

• Penghentian rokok dapat menghambat kemajuan PPOM.

• Pentung bagi pasien memahami perbedaan antara efek samping mengganggu dan merugikan

• Pemberian obat yang tepat meningkatkan keefektifannya.

MAAF SEBELUMNYA KARENA PENYUSUNANNYA MASIH RANCU.. BELOM DI

SEMPURNAKAN..

MAKASIH.