asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi
DESCRIPTION
ASKEPTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI
DI RUANG SEROJA PANTI SOSIAL TRESNA WERDA BANJARBARU
Oleh :
Donni Hartaku
P07120112147
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Nama: Donni Hartaku
NIM: P07120112147
Judul: Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi Di
Ruang Seroja Panti Sosial Tresna Werda Banjarbaru
Mengetahui,
Pembimbing Klinik,Pembimbing Akademik,
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN HIPERTENSI DI WISMA SEROJA
PANTI SOSIAL TRESNA WERDA BANJARBARU
I. PENGAKAJIAN
A. Identitas pasien
Nama: Tn. H
Umur: 74 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Pendidikan: SD
Pekerjaan: Tukang Rumput
Agama: Islam
Suku/ bangsa: Madura
Status perkawinan: Kawin - Duda
Alamat: Madura
Ruang dirawat: Wisam Seroja
Tanggal masuk panti: -
No. Register: -
Diagnosa medis: Hipertensi
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama: Tn. N
Umur: 41 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Pendidikan: SMA
Pekerjaan: Pedangan
Agama: Islam
Alamat: Desa Maliku
Hubungan dengan klien: Kepoanakan Pasien
II. RIWAYAT MASUK PANTI
Keadaan pasien terlantar dan tidak punya keluarga dirumah/ tempat tinggal dan tidak miliki anak serta kerabat yang tinggal di Kalimanta, sehingga atas rujukan kepala desa, pasien dibawa ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera sampai sekarang pasien berada di wisma seroja.
III. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merantau ke Kalimantan bersama istri dan semenjak istri pasien meninggal 10 tahun yang lalu. Pasien pun hidup seorang diri, namun karena kemampuan fisik yang menurun akibat usia akhirnya pasien pun terlantar, maka pasien dibwa ke PTSW Budi Sejahtera atas rujukan dari kepala desa.
Genogram
(74)
IV. RIWAYAT KESEHATAN
Menurut penuturan pasien, dulu di rumah pernah terkena penyakit stroke dan nyeri dikaki. Yang dirasakan saat di panti sekarang, pasien mengeluhkan sakit pada kedua belah kaki dan nyeri kepala.
V. SOSIALISASI
Hubungan dengan petugas
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik kepada petugas, serta apa yang ditanyakan oleh petugasmampu dijawab pasien dengan baik dan tepat.
Hubungan dengan teman sewisma
Pasien tidu bersama teman sekamar pasien serta mampu bersosialisasi dengan teman yang ada di Wisma Seroja.
VI. STATUS MENTAL
Fungsi kognitif
Pasien kurang mampu mengingat kebutuhannya di masa lalu dan kurang mampu menceritakannya kepada petugas.
Fungsi afektif
Emosi pasien stabil, mudah tersenyum dan ramah.
VII. RIWAYAT SPIRITUAL
Pasien bergama Islam, pasien tidak mampu melaksanakan sholat 5 waktu, pasien juaga tidak mampu mengikuti kegiatan kerohanian yang diadakan di moshalla yang ada disekitar panti.
VIII. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengerti tentang keadaanya sekarang dan berusaha menjaga kondisi kesehatannya dengan berolahraga seperti: berjalan-jalan di dalam rumah wisma dan sesekali berjemur didepan teras wisma.
b. Pola nutrisi
Pasien mampu makan 3x sehari dengan makanan berupa nasi, iakan sayur-sayuran, serta pasien mampu menghabiskan porsi makanan yang disediakan oleh panti.
c. Pola eliminasi
Pasien BAK 4-5x sehari dan BAB 1 x sehari serta pasien tidak memiliki keluhan pada eliminasi
d. Pola aktivitas
Kemampuan perawatan mandiri
0
1
2
3
4
Makan/minum
Mandi
Toliteting
Berpakaian
Mobilisasi di atas tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
(Keterangan:0 = mandiri1= alat bantu2 = diabantu orang lain3 = dibantu orang dan alat4 = tergantung)
e. Pola tidur dan istirahat
Pasien mengatakan istirahat dan tidur pasien tidak memiliki keluhan
f. Pola persptual
Pendengaran, penciuman, pengecapan dan penglihatan pasien tidak memiliki keluhan.
g. Pola peran hubungan
Baik dengan petugas maupun yang ada di panti/wisma seroja, hubungan terjalin harmonis.
h. Pola menejemen stress-koping
Perubahan yang terbesar adalah pasien merasa sudah tua dan menyadari kalau pasien tidak mampu beraktivitas seperti dulu.
i. Psikososial
Pasien tampak tenang dan ceria tidak mengeluh tentang keadaan dirinya.
j. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien bergama Islam, pandangan pasien terhadap agama baik serta pasien mencoba untuk melaksanakan sholat
IX. PEMERIKSAAN FISIK
TTV: TD : 130/90 mmHg
N : 90x/m
R : 24x/m
T : 36,50c
a. Kepala
Tidak ada terdapat kelainan kepala tampak bersih, tidak ada luka, kadang-kadang pasien merasa pusing
b. Leher
Kebersihan pasien cukup bersih, tidak ada luka, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
c. Thorax
Bentuk dada sismetris, tidak ada kelainan, tidak ada luka, tidak ada sesak nafas, dan tidak ada batuk.
d. Abdomen
Bentuk sismetris, tidak ada terdapat kelainan, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, bunyi udara pusitif dan keberihan terjaga.
e. Ekstrimitas
Pasien mampu beraktifitas sendiri akan tetapi untuk berjalan pasien memerlukan bantuan seperti pegangan didinding, ada keluhan nyeri di kedua belah kaki, kebersihan kuku tangan dan kuku kaki kurang bersih dan panjang.
X. Obat-obatan
Captopril 1 x 6,25
Amlodipin 1x 5
Piracetam 3x 400
Furosemid - - 0
B12 3 x 1
XI. ANALISA DATA
No.
Data Subyektif/ Objektif
Etiologi
Masalah
1.
DS: Px mengatakan kadang-kadang pusing, nyeri
P = spontan
Q = seperti ditekan
R = menyebar keleher
S = 3 ( 1-5 )
T = tiba-tiba
DO: TD = 130/90 mmHg
R = 24 x/m
N = 98 x/ m
Peningkatan tekanan vaskuler serebral
Nyeri akut
2.
DS: Px mengetakan sakit dikedua kaki
DO: - Px tampak berjalan pelan
dan memengang alat bantu
pegangan didnding.
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
3.
DS: -Px mengatakan tidak
mempunyai alat pemotong
kuku
-Px mengatakan tidak kuat
untuk menekan pemotong
kuku
DO: kuku tangan dan kaki tampak
kurang bersih dan panjang
Kelemahan fisik
Defisit perawatan diri
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.) Nyeri akut b.d Peningkatan tekanan vaskuler serebral
2.) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
3.) Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik
XIII. RENCANA KEPERAWATAN
No.
DX
Tujuan
intervensi
rasional
1.
Nyeri akut b.d Peningkatan tekanan vaskuler serebral
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang/ hilang dengan KH:
Px mengatakan nyeri berkurang
Ekspresi wajah rileks
TD normal
1. Anjurkan tirah baring selama fase akut.
2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
3. Anjurkan pasien untuk menghindari/ meminnimalkan aktivitas
4. Ciptakan lingkunagn yang tenang
5. Kolaborasi pemberian obat
1. Mengurangi nyeri.
2. Mangalihkan nyeri
3. Aktivitas berlebihan bisa menyebabkan sakit kepala
4. Agar Px bisa beristirahat
5. Mengurangi rasa nyeri
2.
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan menunjukan peningkatan aktivitas fisik dengan KH:
Px mampu beraktivitas fisik ringan
Px berpartisifasi dalam beraktivitas
1. Kaji respon Px terhadap aktivitas fisik
2. Anjurkan kepada Px untuk melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan Px berhenti saat lelah beraktivitas
1. Mengetahui respon fisik Ps agar dapat beraktivitas
2. Untuk meningkatkan kemampuan aktifitas fisik Px
3. Untuk meningkatkan kemampuan gerak Px
3.
Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan pasien mampu merawat diri dengan KH:
Kuku tangan dan kuku kaki tampak bersih
1. Kaji pemahaman Px tentang pentingnya perawatan diri
2. Fasilitasi pasien membersihkan kuku
3. Bantu pasien memotong kuku
4. Beri motivasi Px untuk melakukan perawatan diri mandiri
1. Mengetahuai seberapa jauh pengetahuan Px tentang perawatan diri
2. Menyediakan alat pendukung perawatan diri
3. Membantu pasien membersihkan diri
4. Untuk memndirikan Px
XIV. CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/ Tgl
DX
Implementasi
Evaluasi
1.
Senin, 20 April 2015
Nyeri akut b.d Peningkatan tekanan vaskuler serebral
1. Menganjurkan tirah baring selama fase akut.
2. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
3. Menganjurkan pasien untuk menghindari/ meminnimalkan aktivitas
4. Menciptakan lingkunagn yang tenang
S: Px mengatakan sakit kepala sudah berkurang
O: TD: 130/90 mmHg
N: 98 x/m
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
2.
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
1. Kaji respon Px terhadap aktivitas fisik
2. Anjurkan kepada Px untuk melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan Px berhenti saat lelah beraktivitas
S: Px mengatakan kaki masih sakit
O: Px tampak berjalan menggunakan alat bantu penganggan didinding
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
3.
Senin, 20 April 2015
Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik
1. Kaji pemahaman Px tentang pentingnya perawatan diri
2. Beri motivasi Px untuk melakukan perawatan diri mandiri
S: Px mengatakan mengerti akan pentingnya perawatan diri
O: Px tampak mengerti dengan yang dijelaskan
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutakan
4.
Selasa, 21 April 2015
Nyeri akut b.d Peningkatan tekanan vaskuler serebral
1. Menganjurkan tirah baring selama fase akut.
2. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
3. Menganjurkan pasien untuk menghindari/ meminnimalkan aktivitas
4. Menciptakan lingkunagn yang tenang
S: Px mengatakan sakit kepala sudah hilang
O: TD: 130/80 mmHg
N: 96 x/m
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
5.
Selasa, 21 April 2015
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
1. Anjurkan kepada Px untuk melakukan aktivitas secara bertahap
2. Anjurkan Px berhenti saat lelah beraktivitas
S: Px mengatakan kaki masih sakit
O: Px tampak berjalan menggunakan alat bantu penganggan didinding
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dihentikan
6.
Selasa, 21 April 2015
Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik
1. Memfasilitasi pasien membersihkan kuku
2. membantu pasien memotong kuku
3. memberi motivasi Px untuk melakukan perawatan diri mandiri
S : Px mengatakan mau memotong kuku
O: Kuku Px tampak bersih
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan