asuhan keperawatan pada klien ca kolorektal
DESCRIPTION
Materi Kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Disusun oleh Ns. Zahrah Maulida Septimar, S.KepTRANSCRIPT
INTERVENSI BEDAH PADA INTERVENSI BEDAH PADA KASUS KANKER KASUS KANKER KOLOREKTALKOLOREKTAL
NS. Zahrah MS, S.KepNS. Zahrah MS, S.Kep
Review Anatomi
Insidensi Kanker Kolorektal
The American Cancer Society (2013) memperkirakan insidensi kejadian kanker kolon di Amerika Serikat sebagai berikut:
•Kira-kira 102,480 kasus baru kanker kolon
•Kira-kira 40,340 kasus baru kanker rektum
•Kira-kira 50,830 kematian yang disebabkan oleh kanker kolorektal
Con’t…
Di Indonesia, kanker kolon merupakan jenis kanker ketiga terbanyak dengan jumlah kasus 1,8 / 100.000 penduduk ( Depkes, 2006 ) dan jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan perubahan pola hidup penduduk Indonesia (Depkes, 2006).
Kanker Kolorektal • Kanker kolorektal adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal atau tumbuh di dalam struktur saluran usus besar (kolon) dan atau rektum.
Frekuensi Kanker Kolorektal
Faktor Resiko
• Faktor Genetik: FAP (Familial Adenomatous Polyposis & HNPCC (Hereditary Non-Polyposis Colorectal Cancer)
• Colorectal polyps• Penyakit inflamasi usus besar kronis• Riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau
adenoma• Riwayat sebelumnya dengan kanker kolorektal• Riwayat kanker ovarium atau uterus (pada wanita)• Diet tinggi lemak, dan atau diet rendah serat
Manifestasi Klinik
Kanker kolon sebelah kiri: Perubahan pola defekasi: konstipasi dan diare Obstipasi Perubahan kaliber feses: tipis, seperti pita Nyeri abodemen kiri Sensasi evakuasi yang tidak selesai (masih
tersisa) setelah BAB Darah pada feses
Manifestasi Klinik
Kanker Kolon sebelah kanan (sekum dan colon asenden): Penurunan berat badan Nyeri perut kanan bawah Anemia defisiensi besi
Kanker rektum Darah pada feses Perdarahan per-anal (darah merah segar) bercampur lendir Berat badan menurun Tenesmus
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan fisik dan pengkajian riwayat kesehatan
• Pemeriksaan darah pada feses
• Barium enema• Sigmoidoskopi• Kolonoskopi• PCT (Pneumocolon
CT)
• Pemeriksaan Hitung Darah Lengkap
• Tes Fungsi Hati• Colok Dubur• USG• CT-Scan Abdomen
Stadium Kanker Kolorektal
Sumber: Compton & Grene, 2004 dalam Varpe, 2009.
Penatalaksanaan
Pembedahan Radioterapi Kemoterapi
Prosedur Pembedahan
Endoscopic Polypectomi, Transanal Excision, Bowel Resection (Colonic & Rectal)
Endoscopic Polypectomi
• Jika tumor masih dalam bentuk polyp, tumor dapat diangkat melalui prosedur endoscopic polypectomy tanpa reseksi dengan pembedahan.
Transanal Excision
• Untuk kanker rektal dengan stadium dini (T1, dengan invasi hanya pada mukosa dan submukosa ), lokasi dekat anus (ukuran 5-6 cm), transanal local excision dapat menjadi alternatif tindakan dibandingkan dengan reseksi radikal.
Colonic Surgery
• Hemikolektomi: pengangkatan bagian dari kolon yang mengalami kanker/tumor, bersama dengan jaringan normal dan kelenjar getah bening disekitar .
Rectal Resection
• Low-Anterior Resection: Metode ini dilakukan bila posisi kanker terletak diatas rectum dekat dengan perbatasan usus besar.
• Abdomino-perineal Resection: bila kankernya berada pada bagian bawah rectum dekat dengan anus, maka anus harus diangkat. Bagian distal sigmoid, rektosigmoid, dan rektum direseksi, kemudian dibuat end ostomy (permanent)
Hartman’s Procedure
• Prosedur ini paling sering dilakukan dalam pengobatan lanjutan, obstruksi atau perforasikanker rektum yang memiliki risiko tinggi terjadinya kebocoran pada anastomosis. Kanker rektum direseksi dengan pembentukan kolostomi, rektum dan anus yang tersisa dibiarkan. Jika prosedur ini dilakukan untuk obstruksi atau perforasi, ada potensi untuk pemulihan anastomosis tertunda beberapa bulan sampai pasien sepenuhnya pulih.
Laparaskopik
• Pembedahan laparoskopi dapat dipertimbangkan untuk penanganan kanker kolorektal.
• Laparaskopik dipertimbangkan karena insisi minimal, menurunkan resiko infeksi luka, nyeri, pemulihan lebih cepat, estetika
Ostomy pada pasien kanker kolorektal• Pembuatan stoma secara permanen
maupun temporer.• Setelah tindakan protectomi colo-anal
anastomosis (EEA), dibuat stoma temporer, hingga ususnya sembuh, dilakukan operasi kedua kali untuk menutup stoma
• Setelah tindakan reseksi abdomino-perineal, dibuat ostomi permanent, karena anus telah direseksi.
Peran Perawat
• Memberikan informasi dan dukungan saat pengambilan keputusan
• Pengkajian berkelanjutan
• Perawatan selama dan setelah penatalaksanaan
• Promoting survivorship
Implikasi Keperawatan
• Perawat memberikan support pada pasien untuk adaptasi saat didiagnosa kanker kolorektal
• Persiapan Pre-Operasi:• Perawat mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan
penunjang• Perawat memberikan informasi tentang tindakan, resiko,
dan manfaat • Perawat memberikan informasi tentang pengaturan diet
dan mobilisasi pada saat setelah pelaksanaan operasi• Perawat memberikan support psikologis, dan
mengurangi ansietas
Post-Operative
• End-of-treatment: perawatan luka, stoma, terapi adjuvan
• Manajemen lifestyle: diet, exercise, hindari merokok dan alkohol
• Peningkatan QOL pasien• Memberikan pendidikan kesehatan tentang
kontrol post opaQy7u8erative• Promoting survivorship • Skrining anggota keluarga
Stoma
Lubang buatan pada dinding abdomen (rektus abdominis): – Colostomy – feses solid– Ileostomy – feses lembek/cair– Urostomy - (Heal Conduit) - urine
• Colostomy = large intestine
• Ileostomy = small intestine
• Ileal Conduit/Urostomy=urine
Penampang Stoma
POSISI STOMA/OSTOMY IDEAL• TIDAK PADA LINGKAR SABUK
• PERMUKAAN ABDOMEN YANG RATA
• SATU SISI ABDOMEN
• MUDAH DI PASANG KANTONG
• MUDAH DILIHAT/DIRAWAT SENDIRI
• TIDAK PADA LIPATAN KULIT
• TIDAK MEMILIKI SKARS
POSISI UMUM STOMA
CARI POSISI
Stoma siting & position
“Edukasi pada pasien baru kanker kolorektal dengan ostomy”
Implikasi keperawatan:
“Penderita yang akan mendapatkan stoma, baik itu permanen atau temporer, hendaknya mendapat informasi, dukungan, oleh perawat spesialis stoma”
Sumber: Gemmill, R., Kravits, K., Ortiz, M., Anderson, C., Lai, L., & Grant, M. (2011). What do surgical oncology staff nurses know about colorectal cancer ostomy care? The Journal of Continuing Education in Nursing, 42(2), 81-88.
Kasus
Ibu M (pasca ostomy hari ke 5), murung, tak mau makan, tak mau melihat stomanya. Ditemani ibunya. Suaminya tak mau menemui istrinya.
Apa yang harus dilakukan perawat pada klien dan suami?
Tahapan Reaksi (Lee, 1970)• Impact
• Retreat
• Acknowledgement
• Reconstruction
Impact • Kehilangan bag. tubuh/fungsi normal
• Kehilangan gambaran diri/mental
• Berkurangnya kesempurnaan
Mengingkari, menolak penjelasan, Mengingkari, menolak penjelasan, tidak butuh informasi, td kooperatiftidak butuh informasi, td kooperatif
“ “ Mr. X, stoma ini sekarang bagian hidup Mr. X, stoma ini sekarang bagian hidup anda, anda harus belajar merawatnya”anda, anda harus belajar merawatnya”
““Saya paham, ini situasi sulit, saya akan Saya paham, ini situasi sulit, saya akan bantu anda. Besok saya harap, anda mulai bantu anda. Besok saya harap, anda mulai belajar”belajar”
Retreat
• Pasien mulai merenung, fokus masih pada body image yg lama.
• Merasa “jijik”, marah, mudah tersinggung
• Target kemarahan: keluarga, perawat
Retreat
• Jangan melayani kemarahan
• Jangan ditinggalkan dan menghindar
• Anjurkan untuk memantas diri
• Datangi pasien bukan hanya saat ganti kantong stoma
• “saya ingin bertemu anda. Saya care terhadap anda dan perasaan anda, buka hanya karena stoma”
Acknowledgement
• Pasien mulai mencari koping baru
• Keharusan menghadapi realitas baru
• Sedih dan menangis, mengungkapkan ketakutan masa depan
Libatkan keluarga, fokuskan pada Libatkan keluarga, fokuskan pada penyakit, jangan fokus pada stomapenyakit, jangan fokus pada stoma
• Siapkan pasangan terhadap pengetahuan stoma.
• Saat melihat stoma, jangan terlihat jijik
• Beritahu pentingnya reaksi positif bagi pasien
• Penjelasan panjang mulai bisa dilakukan
• Kunjungan dari kelompok stoma
Acknowledgement
Reconstruction
• Menyadari pentingnya stoma bagi hidupnya
• Period “dependent-independent”
• Fasilitasi kemandirian
• Pada kunjungan ke RS, ajak untuk melihat klien dg stoma baru sebagai motivator untuk menceritakan pengalamanya
Klien dengan ilial konduit hari ke 6. klien dengan penurunan fungsi ginjal dengan ureum 200mg/dl dan kreatinin 2,0 mg/dl. Ilial conduit site tampak merah, kebocoran plasma pada sekitar site. Luka explorasi tampak pucat, terdapat sluge pada area atas, jahitan terbuka 3 cm. kemampuan konsentrasi klien naik turun. Tidak peduli terhadap dirinya, ingin pulang paksa.
Buat concept map untuk menentukan core problem
Buat 3 rencana kep dan kemungkinan progress report-nya
Daftar Pustaka
Brown, D., & Edwards, H. (2005). Lewis’s medical-surgical nursing. New South Wales: Elsevier Australia.
Gemmill, R., Kravits, K., Ortiz, M., Anderson, C., Lai, L., & Grant, M. (2011). What do surgical oncology staff nurses know about colorectal cancer ostomy care? The Journal of Continuing Education in Nursing, 42(2), 81-88. doi:http://dx.doi.org/10.3928/00220124-20101101-04.
Ho, J. (n.d.). Colorectal cancer: surgical intervention. Division of Colorectal Surgery, Department of Surgery, Queen Mary Hospital. http://www.hkacs.org.hk/content/JTT/eng_file/Colorectal%20Cancer%20Surgical%20Intervention.pdf
Daftar Pustaka
Jeffery, G. M., Hickey, B. E., Hilder P. (2008). Follow-up strategies for patients treated for non metastatic colorectal cancer. The Cochrane review. The Cochrane Collaboration. http://generalsurgery.utoronto.ca/Assets/GenSurgery+Digital+Assets/Hospitals/cochranereview.pdf
Sjamsuhidayat., Karnadihardja, W., Rudiman, R., Lukman, K., Ruchiyat, Y., Prabani, C. (2004). Pengelolaan Karsinoma Kolorektal. Kerja Adenokarsinoma Kolorektal Indonesia. http://hompedin.org/download/Panduan%20KKR%20(radioterapi%20updated).doc.
Varpe, P. (2009). Surgical treatment of colorectal cancer-controversial issues. Disertasi. Department of Surgery, Turku University Hospital. http://www.doria.fi/bitstream/handle/10024/52548/AnnalesD887Varpe.pdf?sequence=1