asuhan keperawatan pada ibu dengan kehamilan lewat waktu

25
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU (POST DATE) 1. KONSEP DASAR 1.1 pengertian 1.1.1 Kehamilan lewat waktu / post date adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42 minggu. (Hanifa, 2002) 1.1.2 Kehamilan lewat waktu / post date adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap (Sarwono, 1995) 1.2 Etiologi .1 penurunan kadar esterogen pada kehamilan normal umumnya 1.2.2 faktor hormonaal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepkaan uterus terhadap oksitosin berkurang. 1.2.3 Fakto lain adalah hereditas, karena post matur/ post date seiring dijumpai pada suatu keluarga tertentu. (hanifa, 2002) 1.3 Patofisiologi .3.1 Jika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh yang mengakibatkan bayi LGA dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir dan hipoglikemia. 1.3.2 Jika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat. Janin akan menggunakan cadangan

Upload: zen-biaza-ae

Post on 12-Aug-2015

1.473 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

askep padaibu lewat waktu

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN LEWAT

WAKTU (POST DATE)

1. KONSEP DASAR

1.1 pengertian

1.1.1 Kehamilan lewat waktu / post date adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari

42 minggu. (Hanifa, 2002)

1.1.2 Kehamilan lewat waktu / post date adalah kehamilan yang melewati 294

hari atau lebih dari 42 minggu lengkap (Sarwono, 1995)

1.2 Etiologi

1.2.1 penurunan kadar esterogen pada kehamilan normal umumnya

1.2.2 faktor hormonaal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan,

sehingga kepkaan uterus terhadap oksitosin berkurang.

1.2.3 Fakto lain adalah hereditas, karena post matur/ post date seiring dijumpai pada suatu keluarga tertentu.

(hanifa, 2002)

1.3 Patofisiologi

1.3.1 Jika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh yang mengakibatkan bayi LGA

dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir dan hipoglikemia.

1.3.2 Jika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat. Janin akan

menggunakan cadangan lemak subkutan sebagai alergi penyusutan lemak subkutan terjadi yang

mengakibatkan syndrome dismatur janin , terdapat 3 tahap sindrom dismaturitas janin

1 Tahap I insufisiensi plasenta kronis

1) Kulit kering, pecah – pecah, mengelupas, longgar dan berkerut.

2) Penampilan malnutrisi

3) Bayi dengan mata terbuka dan terjaga

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

2 Tahap II insufisiensi plasenta akut

1) Seluruh gambaran tahap I kecuali nomor 3

2) Terwarnai mekonium

3) Depresi perinatal

3 Tahap III insufisiensi plasenta subakut

1) Hasil temuan pada tahap I dan tahap II kecuali nomor 3

2) Terwarnai hijau dikulit, kuku, tali pusat dan membrane plasenta

3) Resiko kematian intrapartum atau kematian neonatus lebih tinggi

1.3.3 Bayi baru lahir beresiko tinggi terhadap perburukan komplikasi yang berhubungan dengan perfusi utero

plasenta yang terganggu dan hipoksia, misalnya: sindrom aspirasi mekonium.

1.3.4 Hipoksia intra uteri kronis menyebabkan peningkatan eritroptia.lin janin dan produksi sel darah merah

yang menyebabkan polisitemia.

1.3.5 Bayi postmatur rentan terhadap hipoglokemia karena penggunaan cadangan glikogen yang cepat.

1.4 Maifestasi klinis

1.4.1 Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif

kurang dari 7 kali per 30 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10 kali per 30 menit.

1.4.2 Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi

menjadi :

1 Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi

sehingga kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.

2 Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium

(kehijauan) di kulit.

3 Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan

pada kuku, kulit dan tali pusat (Sujiyatini dkk, 2009)

1.5 Diagnosis

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

Prognosis postdate tidak seberapa sulit apabila siklus haid teratur dari

haid pertama haid terakhir diketahui pasti. Dalam menilai apakah

kehamilan matr atau tidak, beberapa pemeriksaan dapat dilakukan :

1.5.1 berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil air ketuban

berkurang

1.5.2 pemeriksaa rontgenologik dengan pemeriksaan ini pada janin matur

dapat ditemukan pusat osifikasi pada oscubuid, bagian distal fems

dan bagia proksimal tubia, diameter bipariental kepaa 9.8 cm.

1.5.3 Pemeriksaan dengan USG

Dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat

diukur dengan teliti tanpa bahaya.

1.5.4 Pemeriksaan sitologik liquoramni

Amniostopi dan peiksa PH nya dibawah 7.20 dianggap sebagai

tanda gawat janin.

1.5.5 Pemeriksaa sitologik vagina ntu menentukan infusiesi plasenta

dinilai brbeda-beda. (Sujiyatini dkk, 2009)

1.6 Pemeriksaa penunjang

1.6.1 USG untuk menilai usia kehamilan, oligohiramnion dan derajat

maturitas plasenta.

1.6.2 Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi

(tes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidak dan tes tekanan

oksitosin).

1.6.3 Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kanopiknotik > 20%.

1.6.4 KTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin. (Sujiyatini dkk,

2009)

1.7 Penatalaksanaan

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

1.7.1 setelah usia kehamilan >40 minggu yang penting adalah

monitoring janin sebaik-baiknya

1.7.2 apabla tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta persalinan

spontan dapat ditunggu degan pengawasan ketat

1.7.3 lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks,

kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan

atau tanpa amniotom

1.7.4 tindakan operasi sectio caesarea dapat dipertimbangkan pada

insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang,

pembukaan yang belm lengkap, persalinan lama, dan terjadi tanda

gawat janin atau primigravida tua,kematian janin dalam

kandungan, pre eklamsi, hipertensi menahun, infertilitas dan

kesalahan letak janin.

1.8 Komplikasi

1.8.1 Hipovolemia

1.8.2 Asidosis

1.8.3 sindrom gawat napas

1.8.4 hipoglikemia

1.8.5 hipofungsi adrenal.

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

2.1.2 Data subyektif

Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien

dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien

dan menurut keterangan dari pasien.

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

1 Nama pasien

Dimaksud agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi

kekeliruan dengan pasien lain.

2 Umur

Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi

adanya faktor resiko kehamilan karena faktor umur

sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

penatalaksanaan kehamilan serotinus selanjutnya.

3 Agama dan suku bangsa

Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien sehingga

dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan

kebidanan.

4 Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu

dalam memberi informasi tentang kehamilan serotinus.

5 Pekerjaan

Mengetahui tingkat ekonomi pasien. Hal ini perlu dikaji

untuk mengetahui pola aktifitas pasien berhubungan dengan

pekerjaan.

6 Alamat

Untuk mengetahui pasien tinggal dimana dan untuk

menghindari kekeliruan bila ada dua orang pasien dengan

nama yang sama serta untuk keperluan kunjungan rumah

bila perlu.

7 Identitas suami

Untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab bila

sewaktu – waktu dibutuhkan dan dalam pengambilan

keputusan didalam keluarga. Selain itu juga selama proses

perawatan.

8 Alasan datang ke rumah sakit

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

Untuk mengetahui pasien tersebut datang untuk berobat,

periksa, konsultasi atau rujukan.

9 Keluhan utama

Keluhan pasien terutama dikaji mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan lamanya usia kehamilan yang tidak sesuai

dengan perkiraan persalinan. Dilihat dari gejala klinik

pasien apakah gerakan janin berkurang dari biasanya.

10 Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui keadaan atau kondisi pasien serta

ditanyakan apakah saat ini sedang menderita penyakit,

sejak kapan, upaya apa yang telah dilakukan, apakah

sudah periksa, hal ini untuk mendeteksi penyakit dalam

kehamilan yang dapat mempengaruhi proses persalinan.

2) Riwayat kesehatan lalu

Dikaji mengenai pernah atau tidaknya ibu mengalami

kehamilan serotinus sebelumnya karena serotinus

cenderung terjadi lagi pada wanita yang mempunyai

riwayat kehamilan serotinus sebelumnya.

3) Riwayat kesehatan keluaga

Untuk mengetahui kemungkinan ada yang menderita

penyakit menular, menurun, kejiwaan yang dapat

mempengaruhiproses kehamilan dan persalinan pasien,

infeksi dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan janin sewaktu ibu mengandung.

4) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui lamanya perkawinan dan adanya

infertilitas yang membantu dalam pertimbangan

pelaksanaan tindakan.

5) Riwayat menstruasi

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

Teratur / tidaknya haid untuk mengetahui HPHT hal ini

perlu dikaji untuk menentukan umur kehamilan yang

sebenarnya apabila tidak jelas bisa ditanyakan mulai

kapan terasa gerakan janin.

6) Riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui riwayat antenatal ibu apakah teratur

atau tidak, apakah sudah mendapat imunisasi TT, obat-

obat apa saja yang dikonsumsi ibu selama hamil dan

apakah terdapat keluhan ataupun penyakit penyerta

kehamilan.

11 Riwayat kontrasepsi

Ditanyakan metode yang dipakai dan keluhannya karena

salah satu efek samping kontrasepsi adalah haid yang tidak

teratur atau tidak haid sehingga dapat menimbulkan

ketidaktepatan dalam menentukan HPHT.

12 Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1) Pola nutrisi

Bagaimana pola makan dan kebutuhan cairan,

tersedianya nutrisi berkaitan dengan kebutuhan

metabolisme tubuh, karena masalah yang berkaitan

dengan pemenuhan nutrisi dan penyebabnya biasanya

saling berkaitan.

2) Eliminasi

Menjelaskan pola dari ekskresi, hal ini penting

diketahui pola eliminasi dalam keadaan sebelum dan

selama hamil karena merupakan proses penting dalam

tubuh.

3) Personal hygiene

Untuk mengetahui pola hidup bersih dalam kehidupan

sehari- hari ibu apakah kurang atau tidak karena pada

masa selama hamil sampai melahirkan rentan

terhadap penyakit.

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

4) Pola aktivitas dan istirahat

Untuk mengetahui aktivitas ibu selama hamil , pola

istirahat ibu selama hamil apakah cukup atau tidak

karena kecapaian dan kurang istirahat dapat

menurunkan daya tahan tubuh ibu selanjutnya.

5) Pola kebutuhan seksual

Untuk mengetahui apakah ada masalah dalam

pemenuhan kebutuhan seksual dan frekuensinya

terutama dalam akhir kehamilan karena sperma

mengandung prostaglandin yang dapat membantu

kontraksi uterus karena hal ini baik jika dilakukan

pada kehamilan serotinus.

6) Data psikososial, spiritual dan emosional

Bertujuan untuk mengetahui hubungan ibu dengan

suami dan keluarga, hubungan kasih sayang,

dukungan dari pihak keluarga. Dan juga perlu dikaji

apakah ibu dan keluarga berdoa sesuai dengan

kepercayaannya demi kelangsungan dan kelancaran

persalinan dan bagaimana emosi ibu selama hamil

stabil atau tidak karena kemua hal tersebut dapat

membantu proses penyelarasan masalh ibu.

7) Keadaan sosial ekonomi

Untuk mengetahui kemampuan pasien berkaitan

dengan biaya perawatan dan pengobatan yang akan

diberikan di RS.

2.1.3 Data obyektif

1 Keadaan umum

Baik atau lemah, tampak kesakitan atau tidak, kesadarnnya

bagaimana, badannya kurus atau gemuk, berapa tekanan

darahnya, respirasinya, suhunya, tinggi badan, berat

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

badannya apakah normal atau tidak, hal ini untuk

mengetahui adanya ketidaknormalan keadaan umum yang

dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan ibu.

2 Pemeriksaan fisik

1) Kepala: kulit kepala bersih atau tidak.

2) Muka: pucat atau tidak, skelera ikterik atau tidak,

terdapat gerakan otot wajah atau tidak.

3) Mata: apakah pucat atau tidak, konjungtiva anemis atau

tidak, sclera ikterik tidak, penglihatan baik atau tidak.

4) Hidung: bersih atau tidak, penciuman terganggu atau

tidak, terdapat lendir atau tidak, ada polip atau tidak.

5) Telinga bersih atau tidak, pendengaran baik atau tidak,

terdapat cairan atau tidak.

6) Mulut: bibir kering atau tidak, mulut bersih atau tidak,

terdapat stomatitis atau tidak.

7) Gigi: bersih atau tidak, terdapat caries atau tidak, gusi

mudah berdarah atau tidak.

8) Leher: terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.

9) Ketiak: terdapat pembesaran kelenjar limfe atau tidak.

10) Dada: bentuknya bagaimana, terdapat retraksi dinding

dada tidak, pernafasan teratur atau tidak, bunyi jantung

bagaimana.

11) Payudara: terdapat benjolan atau tidak.

12) Perut: terdapat luka bekas operasi atau tidak, terdapat

pembesaran atau nyeri tekan atau tidak.

13) Vulva:dari faktor predisposisi ketuban pecah dini adalah

infeksi pada genetalia.

14) Anus: terdapat hemoroid atau tidak.

15) Ekstremitas atas dan bawah: bentuk simetris atau tidak,

terdapat kelainan anatomi fisiologi tidak, kaki oedem

tidak, varices atau tidak.

3 Pemeriksaan obstetrik

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

1) Muka: terdapat kloasma gravidarum atau tidak, oedem

atau tidak.

2) Payudara: bentuknya bagaimana, aerola menghitam atau

tidak, papilla menonjol atau tidak, kolostrum sudah

menonjol atau belum.

3) Perut:

a. Inspeksi: bentuknya bagaimana, terdapat strie

gravidarum atau tidak, ada linea atau tidak, ada

bekas operasi atau tidak.

b. Palpasi:

Leopod I: tinggi fundus uteri berapa sesuai

dengan umur kehamilan tidak, pada bagian atas

teraba bagian apa dan bagaimana.

Leopod II: bagian kanan perut ibu teraba apa dan

bagaimana, kiri perut ibu teraba apa, ini untuk

menentukan posisi punggung janin.

Leopod III: bagian bawah perut ibu teraba apa,

masih bisa digoyang atau tidak,ini untuk

menentukan presentasi bagain bawah janin dalam

panggul ibu dan sudah masuk pintu atas panggul

belum.

Leopod IV: untuk mengetahui apakah bagian

bawah janin sudah masuk pintu atas panggul

( PAP ) belum dan seberapa masuknya.

c. Auskultasi:

DIJ: DIJ perlu dikaji untuk mengetahui denyut

jantung janin dalam keadaan normal atau

distrees. Dengan adanya insufisiensi plasenta

maka janin mengalami hipoksia atau kekurangan

oksigen dan tekanan vena umbilicus. Hal ini

disebut gawat janin. Pentingnya DIJ adalah ada

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

kaitanya dengan tindakan segera yaitu

pengakhiran kehamilan.

d. TBJ (taksiran berat janin)

Pada kehamilan serotinus pada umumnya

ditemukan TBJ tidak sesuai dengan umur

kehamilan, ini dimungkinkan bayi menjadi besar

atau makin kecil.

e. TFU (tinggi fundus uteri)

TFU pada kehamilan serotinus perlu dijkaji

untuk mengetahui apakah bertambah tinggi atau

malah mengalami penurunan. Jika mengalami

penurunan dimungkinkan terjadi pertumbuhan

janin yang terlambat karena adannya insufisiensi

plasenta.

f. Gerakan janin

Ditanyakan apakah gerakan janin berkurang atau

tidak, pada kehamilan serotinus biasanya disertai

dengan oligohidramnion sehingga gerakan janin

terbatas.

g. Pemeriksaan dalam

Untuk mengetahui bagaimana keadaan vagina,

penipisan serviks, konsistensi serviks, kulit

ketuban, penurunan kepala, denominator dan

apakah ada bagian yang menumbung.

Pemeriksaan dalam pada kehamilan serotinus

penting dilakukan untuk mengetahui nilai Bishop

score sebagai syarat dilakukannya induksi

persalinan dan tindakan selanjutnya.

h. Pemeriksaan penunjang

Data penunjang merupakan data yang

memperjelas atau menguatkan data subyektif

yang telah ada untuk menegakkan diagnosa.

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah

USG, KTG, dan pemeriksaan penunjang yang

lainnya seperti amniosintesis, pemeriksaan

serologi air ketuban.

2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan

serotinus antara lain

2.2.1 Diagnosa keperawatan pada bayi

1 Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan asfiksia.

2 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

pasokan oksigen.

3 Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan penurunan pasokan nutrisi dan terhentinya

pertumbuhan janin.

4 Gangguan termoregulasi : hipotermi berhubungan dengan

suhu tubuh tidak stabil karena hilangnya lemak subkutan.

5 Resiko tinggi cedera pada janin berhubungan dengan

distress janin.

6 Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

pengelupasan kulit.

2.2.2 Diagnosa keperawatan pada ibu

1 Ansietas berhubungan dengan pertus macet

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

2 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terbukanya

intrauterin dengan ekstrauterin

2.3 Intervensi dan Rasional

2.3.1 Diagnosa I : Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan

asfiksia.

1 Tinjau ulang informasi yang berhubungan dengan kondisi

bayi, seperti lamanya persalinan, Apgar scor, obat-obatan

yang digunankan ibu selama kehamilan, termasuk

betametason.

Rasional :

Persalinan lama meningkatkan resiko hipoksia, dan depresi

pernapasan dapat terjadi setelah pemberian atau

penggunaan obat oleh ibu

2 Perhatikan usia gestasi, berat badan, dan jenis kelamin.

Rasional :

Neonatus lahir lebih dari 42 minggu beresiko terjadinya

aspirasi mekonium

3 Kaji status pernapasan, perhatikan tanda-tanda distress

pernapasan (mis., takipnea, pernapasan cuping hidung,

ronki, atau krakels).

Rasional :

Takipnea menandakan distress pernapasan, khususnya bila

pernapasan lebih besar dari 60x/menit setelah 5 jam

kehidupan pertama

4 Hisap hidung dan orofaring dengan hati-hati, sesuai

kebutuhan.

Rasional :

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

Mungkin perlu untuk mempertahankan kepatenan jalan

napas.

5 Observasi terhadap tanda dan lokasi sianosis

Rasional :

Sianosis adalah tanda lanjut dari PaO2 rendah

2.3.2 Diagnosa II :Resiko tinggi cedera pada janin berhubungan

dengan distress janin.

1 Auskultasi dan laporkan irama jantung janin, perhatikan

kekuatan , regularitas, dan frekuensi. Perhatikan adanya

perubahan pada gerakan janin. Catat perkiraan tanggal

kelahiran ( PTK ) dan tinggi fundus.

Rasional :

Menandakan kesejahteraan janin. PTK membantu

memberikan perkiraan kasar tentang usia janin untuk

membantu merencanakan kesempatan viabilitas

2 Kaji kondisi ibu dan adanya kontraksi uterus atau tanda-

tanda lain dari ancaman kelahiran

Rasional :

Bila dilatasi servik berlanjut ( 4 cm atau lebih ) atau terjadi

kontraksi uterus teratur, kemungkinan mempertahankan

kehamilan adalah kecil.

3 Pantau tanda vital. Catat kehangatan, pengisian kapiler.

Rasional :

Perubahan menunjukkan penurunan sirkulasi/hipoksia yang

meningkatkan oklusi kapiler.

4 Kaji ekstremitas bawah untuk tekstur kulit, edema, luka.

Rasional :

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

Penurunan sirkulasi perifer sering menimbulkan perubahan

dermal dan pelambatan penyembuhan

5 Pertahankan suhu lingkungan dan kehangatan tubuh

Rasional :

Mencegah vasokonstriksi, membantu dalam

mempertahankan sirkulasi dan perfusi

2.3.3 Diagnosa III : Ansietas berhubungan dengan pertus macet

1 Jelaskan prosedur intervensi keperawatan dan tindakan.

Pertahankan komunikasi terbuka, diskusikan dengan klien

kemungkinan efek samping dan hasil, pertahankan sikap

optimis.

Rasional :

Pengetahuan tentang alasan untuk aktifitas ini dapat

menurunkan rasa takut dari ketidaktahuan.

2 Orientasikan klien dengan pasangan pada lingkungan

persalinan.

Rasional :

Membantu klien dan orang terdekat merasa mudah dan

lebih nyaman pada sekitar kita.

3 Anjurkan tehnik relaksasi seperti teknik distraksi atau napas

dalam

Rasional :

Memungkinkan klien untuk merileksasikan otot-otot supaya

tidak tegang

4 Anjurkan penggungkapan rasa takut atau masalah

Rasional :

Dapat membantu menurunkan ansietas dan merangsang

identifikasi perilaku koping.

5 Pantau tanda-tanda vital.

Rasional :

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

TTV dapat berubah karena ansietas

2.4 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direcanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi

2.5 Evaluasi

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil

dan tujuan yang hendak dicapai

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kehamilan Lewat Waktu

Mitayani, 2012. Asuhan Keperawatan Maternitas.

Jakarta: Slemba Medika.

Sujiyatini dkk, 2009. Asuhan Patologi Kebidanan.

Jogjakarta: Nuha Medika

Fadlun, feryanto, ahmad. 2011. Asuhan Kebidanan

Patologis. Jakarta: selemba medika.

http://andrinuha.blogspot.com/2013/01/tinjauan-

teori-medis-kehamilan-serotinus.html.7 maret

2013. 16.00