asuhan keperawatan limfoma

Upload: masruri-ruri

Post on 17-Jul-2015

1.669 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN LIMFOMA HODGKIN

Disusun Oleh : Lalu Tony Arfiyan.M.D Agustin ike HM Lucky oktavianti Fitri Enta K :1003045 :1003007 :1003097 :1003099

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala petunjuk-Nya sehingga makalah dengan judul Asuhan KeperawatanPadaPasien Dengan Limfoma Hodgkindapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Penyusun mengucapankan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan makalah baik secara moral, material dan spiritual. Tidak lupa terima kasih juga penulis haturkan kepada Ns Kanthi Suratih, S.Kep,M.kes selaku dosen Pembimbing serta teman-teman sekalian yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Imunologi mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Limfoma Hodgkin.Serta penugasan kelompok ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai konsep dasar, pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan dan evaluasi dari asuhan yang diberikan. Demikian penulisan makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi penulis khusunya, dan pembaca pada umumnya. Penyusun mohon maaf jika dalam penulisan terdapat kesalahan. Tidak lupa penulis menantikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah yang akan datang.

Semarang, 19 Maret 2012

Penyusun.

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN a. Latar Belakang........................................................................... b. Rumusan Masalah...................................................................... c. Tujuan ........................................................................................ : : :

BABA II : KONSEP a. b. c. d. e. f. g. Pengertian................................................................................... Klasifikasi.................................................................................... Etiologi......................................................................................... Manifestasi Klinis....................................................................... Faktor Predisposisi..................................................................... Patofisiology................................................................................ Pthaway....................................................................................... : : : : : :

BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN a. Pemeriksaan Penunjang............................................................ b. Diagnosa Keperawatan............................................................. c. Intervensi Keperawatan............................................................ : : :

BAB IV : PENUTUP a. Kesimpulan................................................................................. b. Saran........................................................................................... : :

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Limfoma maligna atau disebut juga kanker kelenjar getah bening adalah sejenis kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit ( sejenis sel darah putih ) yang sebelumnya normal. Hal ini berakibat sel abnormal menjadi ganas. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada brtbagai organ dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, darah maupun organ lainnya contih saluran cerna, paru, kulit dan tulang. Limfoma juga sering dikaitkan dengan paparan zat karsinogenik. Limfoma maligna adalah setiap kelainan neoplastik jaringan limfoid. Limfoma juga disebut sebagaipenyakit limfosit yang menyerupai kanker. Disebut penyakit limfosit karenamenyerang sel darah putih sehingga berkembang (membelah) abnormal dengancepat dan menjadi ga nas. Limfosit abnormal yang semakin banyak ini (kemudian disebut limfoma) sering terkumpul di kelenjar getah bening dan membuat bengkak.Karena sistem limfatik menyerupai peredaran darah yang bersikulasi ke seluruh t u b u h m e m b a w a g e t a h b e n i n g , m a k a p e n ya k i t l i m f o m a j u g a d a p a t t e r b e n t u k d i mana saja.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan permasalahan yang penulisangkat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep dasar penyakit Limfoma Maligna ? 2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan Limfoma Maligna ?

C. T u j u a n Tujuan daripada penulisan ini adalah : 1. Mengetahui konsep dasar penyakit dari Limfoma Maligna. 2. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan Limfoma Maligna.

BAB II KONSEP

A. Pengertian

Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasandari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiositsehingga muncul istilah limfoma maligna (maligna = ganas). Ironisnya, padaorang sehat sistem limfatik tersebut justru merupakan komponen sistemkekebalan tubuh. Ada dua jenis limfoma maligna yaitu Limfoma Hodgkin (HD)dan Limfoma non-Hodgkin (LNH). B. Klasifikasi 1. Klasifikasi Penyakit Ada dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit Hodgkin ( PH ) dan Limfoma non Hodgkin ( LNH ). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan sifat sifat LNH lebih agresif. 2. Klasifikasi Patologi Klasifikasi limfoma maligna telah mengalami perubahan selama bertahun-tahun. Pada tahun 1956 klasifikasi Rappaport mulai diperkenalkan. Rappaportmembagi limfoma maligna menjadi tipe nodular dan difus kemudian subtipeberdasarkan pemeriksaan sitologi.yangmembagi limfoma maligna menjadi keganasan rendah, menengah dan tinggiberdasarkan klinis dan patologis. a. Keganasan rendah Limfoma malignum, limfositik kecil Limfoma malignum, folikular, didominasi sel berukuran kecilcleaved. Limfoma malignum, folikular, campuran sel berukuran kecilcleaved dan besar. b. Keganasan menengah Limfoma malignum, folikular, didominasi sel berukuran besar Limfoma malignum, difus, sel berukuran kecil Limfoma malignum, difusi, campuran sel berukuran kecil dan besar Limfoma malignum, difus, sel berukuran besar c. Keganasantinggi Limfoma malignum, sel imunoblastik berukuran besar Limfoma malignum, sel limfoblastik Limfoma malignum, sel berukuran kecilnoncleaved. Lain-lain KompositMikosis fungoidesHistiosit Ekstamedular plasmasitoma Tidakterklasifikasi.

3. Stadium Limfoma Maligna Penyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan IIsering dikelompokkan bersama sebagai stadium awal penyakit, sementarastadium III dan IV dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut. Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjar getah bening. Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta padaseluruh dada atau perut. Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebihkelompok kelenjar getah bening, serta pada dada dan perut. Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah beningsetidaknya pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru-paru, atau ota

C. Etiologi Penyebab dari penyakit limfoma maligna masih belum diketahui dengan pasti. Empat kemungkinan penyebabnya adalah : faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteri ( HIV, Virus Human T-Cell ). Leukima/lympoma (HTLV ), Epstein-Barr Virus ( EBV ), helicobacter Sp dan toksin lingkungan ( herbisida, pengawet dan pewarna kimia ).

D. Manifestasi Klinis Gejala klinis dari penyakit limfoma maligna adalah sebagai berikut : Limfomadenopati superficial. Sebagian besar pasien datang dengan pembesaran kelenjar getah bening asimetris yang tidak nyeri dan mudah digerakkan ( pada leher, ketiak atau pangkal paha ). Demam Sering Keringat Makan Penurunan Nafsu Makan Kehilangan Berat Badan Lebih Dari 10% Selama 6 Bulan ( anorexia ). Kelemahan, Keletihan. Anemia, infeksi, dan perdarahan dapat dijumpai pada kasus yang mengenai sumsum tulang secara difusi.

1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

E. Paktor Predisposisi 1. 2. 3. 4. Usia Jenis kelamin Gaya Hidup yang Tidak Sehat pekerjaan

F. Patofisiologi

Faktor keturunanKelainan systemkekebalanInfeksi virusdan bakteriToksinlingkunganMutasi sel limfosit(sejenis leukosit)Kurangterpajaninformasi,Kurangpengetahuan. Hiperkatabolik Tidak mampu dalammemasukkan, mencerna, mengabsorpsi makanan.Mengenaisumsum tulangMeningkatnyakatabolismeKeringatmalam, Berat badanmenurun. Kurang nafsumakanIntake makanankurang. Anemia, perdarahan,infeksiKelemahan,keletihanPenurunankomponenselular untuk pengirimanoksigen/nutrisike sel. Ketidakseimbangan antara suplaioksigen dengankebutuhan. LimfomamalignaKetidakseim-bangan nutrisiPerubahan perfusijaringanIntoleranaktivitas.InfeksiProsesInflamasi. Hyperthermia(demam).

Faktor Keturunan

Kelainan Sistem Kekebalan

Infeksi Virus dan Bakteri

Toksin Lingkungan

Infeksi

Mutasi Sel Limfosit (Sejenis Leukosit)

Kurang Terpajang Informasi

Proses Implamasi Limfoma Maligna

KURANG PENGETAHUA N

HIPERTERMIA (DEMAM) Tidak Mampu dalam memasukkan,mencerna,m engabsorbsi makanan

Hiperkatabolik

Kurang Nafsu makan

Mengenai Sumsum Tulang

Meningkatnya Katabolik

Intake Makanan Kurang

Anemia, Perdarahan, infeksi

Keringat Malam

Berat badan Menurun

Penurunan Komponen seluler Untuk Pengiriman O2/Nutrisi ke sel

Kelemahan, Keletihan

KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI

Ketidak Seimbangan antara Suplai O2 Dengan Kebutuhan PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN INTOLERANSI AKTIVITAS

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pemeriksaan Penunjang

Untuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah beningyang terkena dan juga untuk menemukan adanya sel Reed-Sternberg. Untuk mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti sinar-X, CT scan, PETscan, biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan darah. Biopsi atau penentuanstadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter mendiagnosis Limfoma. Ada beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfomamaligna yaitu : 1. Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yangmembesar. 2. Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening denganj a r u m s u n t i k . 3. Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang pangguluntuk melihat apakah Limfoma telah melib atkan sumsum tulang.

B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan Limfoma meliputi : 1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler untuk pengiriman oksigen/nutrisi ke sel 2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsobrsi makanan karena faktor biologi. 3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan. 4. Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan informasi.

C. Intervensi Keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler untuk pengiriman oksigen/nutrisi ke sel. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkanklien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat dengan kriteria hasil: 1. Tanda-tanda vital stabil 2. Membran mukosa warna merah muda 3. Haluran urine adekuat Intervensi : 1. Awasi tanda vital, warna kulit, membran mukosa, dan dasar kuku. R : memberikan informasi tentang derajat keadekuatan perfusi jaringan untuk intervensi selanjutnya. 2. Tinggikan tempat tidur sesuai dengan toleransi. R : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigen untuk kebutuhan seluler. 3. Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi. R : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan. 4. Kolaborasi dalam pemberian darah merah lengkap sesuai dengan indikasi dan awasi secara ketat untuk komplikasi transfusi. R : meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen dan juga untuk mengurangi resiko perdarahan. 2. Ketidak seimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mangabsorbsi makanan karena faktor biologi. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selam 3 x 24 jam diharapkankebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan criteria hasil: 1. Menunjukkan peningkatan berat badan/ stabil. 2. Nafsu makan klien meningkat. Klien menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk mempertahankan berat badan yang sesuai. Intervensi : 1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai R : mengidentifikasi defisiensi nutrisi dan juga untuk intervensiselanjutnya 2. Observasi dan catat masukan makanan klien R : mengawasi masukan kalori 3. Timbang berat badan klien tiap hari R : mengawasi penurunan berat badan dan efektivitas intervensi nutrisi 4. Berikan makan sedikit namun frekuensinya sering R : meningkatkan pemasukan kalori secara total dan juga untuk mencegahdistensi gaster

5. Kolaborasi dalam pemberian suplemen nutrisi R : meningkatkan masukan protein dan kalori.

3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkanklien dapat beraktivitas kembali dengan kriteria hasil: 1. Klien melaporkan peningkatan toleransi aktivitas.

Intervensi : 1. Kaji kemampuan klien untuk melakukan tugas/aktivitas sehari-hari. R : untuk intervensi selanjutnya. 2. Berikan lingkungan yang nyaman, pertahankan tirah baring biladiindikasikan. R : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh. 3. Tingkatkan tingkat aktivitas klien sesuai dengan toleransi. R : meningkatkan secara bertahap tingkat aktivitas sampai normal dapatmemperbaiki tonus otot/stamina. 4. Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila pusing/kelemahanterjadi. R : Stress dapat menimbulkan dekopensasi/kegagalan.

4. Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan informasi. Tujuan : Setelah dilakuakan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien dan keluarganya dapat mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh klien dengan kriteria hasil : 1. Klien dan keluarga klien dapat memahami proses penyakit klien. 2. Klien dan keluarga klien mendapatkan informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita oleh klien. 3. Klien dan keluarga klien dapat mematuhi proses terapiutik yang akan dilaksanakan. Intervensi : 1. Berikan komunikasi terapiutuk kepada klien dan keluarga klien. R : memudahkan dalam melakukan prosedur terpiutuk kepada klien. 2. berikan KIE mengenai penyakitnya kepada klien dan keluarga klien. R : klien dan keluarga klien dapat mengetahui proses penyakit yang diderita oleh klien.

D. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan : 1. Suhu tubuh klien dalam rentang normal ( 35,9-37,5 ) 2. Klien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat. 3. Kebutuhan nutrisi klien datap terpenuhi. 4. Klien dapat beraktivitas kembali. 5. Klien dan keluarganya dapat mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh klien.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Limfoma maligna atau disebut juga kanker kelenjar getah bening adalah sejenis kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit ( sejenis sel darah putih ) yang sebelumnya normal. Hal ini berakibat sel abnormal menjadi ganas. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada brtbagai organ dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, darah maupun organ lainnya contih saluran cerna, paru, kulit dan tulang. Limfoma juga sering dikaitkan dengan paparan zat karsinogenik. Limfoma maligna adalah setiap kelainan neoplastik jaringan limfoid. Limfoma juga disebut sebagaipenyakit limfosit yang menyerupai kanker. Disebut penyakit limfosit karenamenyerang sel darah putih sehingga berkembang (membelah) abnormal dengancepat dan menjadi ganas. Limfosit abnormal yang semakin banyak ini (kemudian disebut limfoma) sering terkumpul di kelenjar getah bening dan membuat bengkak.Karena sistem limfatik menyerupai peredaran darah yang bersikulasi ke seluruht u b u h m e m b a w a g e t a h b e n i n g , m a k a p e n ya k i t l i m f o m a j u g a d a p a t t e r b e n t u k d i mana saja.

B. Saran -

DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta. Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta Effendi , Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta. Hassa. 1985. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. FKUI : Jakarta Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta. Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.