asuhan keperawatan komunitas

Upload: resa-ariansyah

Post on 30-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ADADFFFFFFFFFFFFFFFFAFAGA

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASPADA MASYARAKAT DESA SUKAGALIH KECAMATANMEGAMENDUNG KABUPATEN BOGORTanggal 25 Mei 12 Juni 2009Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan KomunitasPada Akademi Keperawatan Manggala Husada Jakarta

Oleh :Mahasiswa Tingkat IIIAkper Manggala HusadaAKADEMI KEPERAWATANMANGGALA HUSADA JAKARTATAHUN 2009

Daftar Nama MahasiswaPraktik Keperawatan Komunitas Mahasiswa Tingkat III AkademiKeperawatan Manggala Husada Jakarta1. Abas Kusnidi 41. Ahmad Bastiyan2. Agus Megawati 42. Apriana Erista Eka3. Ari Warisman 43. Devi Pramita4. Esti Yunitha 44. Emeliana Fretty5. Fina Soviana 45. Hendriyansah6. Gideon Marseli 46. Intan Novitasari7. Kristina Merry 47. Lukius Augus.8. Nurhadi Karim 48. Noldi Manullang9. Rianika Febriyani KU. 49. Rita Asteria Yuniarti10. Susana Sida 50. Sumer11. Abang Muhammad H. 51. Andri Wahyudi12. Alina Matiana Lukan 52. Atanasia13. Burhanudin 53. Eka Yusnita14. Ernawati 54. Ety Marlina. SY.15. Fitri Friany Sandra 55. Herry Victoria D.16. Hadrianus 56. Maria Salmawati17. Mariani B. 57. Nanang Subekhi18. Riko Stefano 58. Resma Yuni Putri19. Rupina Wati 59. Silvia Shanti20. Susianti 60. Sutra Juniarta21. Antonius Upir 61. Cornelius22. Asti Meidasari 62. Deliana Ismar23. Chrismas Natalius K. 63. Eligia Ernawati24. Ety Surmadianti 64. Ferdatin Hastuti25. Ika Merdekawati 65. Ismail Marzuki26. Irwan Dudung 66. Mariani27. Nurhayati Randa 67. Resta Rosanti28. Suhadian Putra 68. Sali Rais29. Sujar Miranti 69. Sukma Sriayu Arianty S.30. Yetty Febrianti 70. Yunita31. Agustinus Remi 71. Dedi Supriyadi32. Elkana 72. Dessy Wahyuni33. Emerensiana Meri 73. Elly Nurfiawati34. Fenny Rumpun Bunga 74. Gustirandayani35. Irma Sertiwati Kayai 75. Joni Herman36. Muhamad Husen 76. Martha Lusi37. Marito Priska 77. Ririn Harizana38. Suryati Anjelina E. 78. Santo Maurus39. Yakob Seran 79. Suryani Lili40. Yanto

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan dengan judul Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Sukagalih Kec. Megamendung Kab. Bogor.Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :1. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bogor, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan praktek Keperawatan Komunitas di Desa Sukagalih Kec. Megamendung Kab. Bogor.2. Bapak dr.Jonathan. E, selaku Kepala Puskesmas Kec. Megamendung.3. Ibu dr. Lydia Marturia, KRMS selaku Kepala Puskesmas Sukamanah.4. Ibu Vivi Y. A. Lumi, A.M.Keb selaku Bidan Pembina Kesehatan Desa Sukagalih dan Pembimbing lahan Keperawatan Komunitas.5. Bapak Alwansyah Sudarman selaku Kepala Desa Sukagalih Kec. Megamendung Kab. Bogor.6. Ibu Ns. Atih Rahayuningsih, M.kep, Sp.J sebagai Direktur Akademi Keperawatan Manggala Husada Jakarta.7. Ibu Ns. Ening Wahyuni, SKep sebagai Pembimbing Akademik dan Koordinator Keperawatan Komunitas Akademi Keperawatan Manggala Husada Jakarta.8. Ibu Ns. Yanti Apriyanti, S.Kep selaku Pembimbing Akademik Keperawatan Komunitas Akademi Keperawatan Manggala Husada.9. Bapak Ns. Arief Yanto, S.Kep selaku Pembimbing Akademik Keperawatan Komunitas Akademi Manggala Husada.10. Ibu Ns. Ana Lusiana, S.Kep selaku Pembimbing Akademik Keperawatan Komunitas Akademi Keperawatan Manggala Husada.11. dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan ini. Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan.Jakarta, 15 Juni 2009Penulis

DAFTAR ISIHalaman Judul iHalaman Pengesahan iiDaftar Nama Mahasiswa iiiKata Pengantar ivDaftar Isi vDaftar Lampiran viBABIPENDAHULUANA. Latar Belakang 1B. Tujuan Penulisan 3C. Manfaat Laporan 5D. Sistematika Penulisan 5BAB II TINJAUAN TEORIA. Pelayanan Kesehatan Utama 7B. Konsep Keperawatan Komunitas 9C. Peran perawat komunitas (Provider OfNursing Care) 16D. Asuhan Keperawatan Komunitas 20BAB III ASUHAN KEPERAWATANA. Persiapan 29B. Pelaksanaan 311. Pengkajian 312. Analisa data 623. Perumusan Masalah 674. Plan Of Action (POA) 685. Implementasi 82BAB IV PEMBAHASANA. Pengkajian 94B. Perumusan masalah 96C. Perencanaan 98D. Implementasi 100E. Evaluasi 107BAB V PENUTUPA. Kesimpulan 109B. Saran 110DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan KomunitasLampiran 2. Satuan acara pelaksanaan dan laporan hasil kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)Lampiran 3. Satuan acara pelaksanaan dan laporan hasil kegiatan pendidikan kesehatan (Penyuluhan)Lampiran 4. Laporan hasil kegiatan kerja baktiLampiran 5. Daftar tabulasi data hasil pengkajian

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKomunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010

sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Yuddi,2008). Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi (Yuddi,2008). Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal (Yuddi,2008).Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi, 2007).

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Wilayah Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kota Bogor, terdiri dari 4 RW dengan jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak 1539 KK lebih rinci hasilnya adalah sebagai berikut jumlah penduduk 6931 jiwa (laki-laki 3417 jiwa dan perempuan 3514 jiwa), kondisi lingkungan di Desa Sukagalih merupakan daerah dataran tinggi, kelembaban udara yang tinggi dan perilaku pembuangan sampah yang kurang tertib sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan seperti ISPA, diare, TB paru dan lainnya.Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui praktik keperawatan komunitas di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.B. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumMenerapkan konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kab Bogor.2. Tujuan KhususSetelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kabupaten. Bogor selama 3 minggu diharapkan mahasiswa dapat :a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.b. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah teridentifikasic. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.d. Menanamkan perilaku sehat melalui kegiatan pendidikan kesehatan pada masyarakat di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.e. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.

C. Manfaat LaporanLaporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :1. Masyarakat di Desa SukagalihMemberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.2. PuskesmasMemberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.3. Mahasiswa / PenyusunMenambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor.D. Sistematika PenulisanSistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik Belajar Lapangan Keperawatan Komunitas di Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor ini sebagai berikut :Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaatpenulisan dan sistimatika penulisan laporan.

Bab II Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanankesehatan utama, konsep keperawatan komunitas, peran perawat komunitas, asuhan keperawatan komunitas, teori perubahan komunitasBab III Pelaksanaan terdiri dari tahap pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan komunitas, tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap evaluasiBab IV Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas.Bab V Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran

BAB IITINJAUAN TEORIA. Pelayanan Kesehatan UtamaPerawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Stanhope, 2004).Menurut Helvie Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah:1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada masyarakat.4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat.5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).1. Individu sebagai klienIndividu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).2. Keluarga sebagai klienKeluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).3. Masyarakat sebagai klienKesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Naomi, 2002).Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).B. Konsep Keperawatan KomunitasKeperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masuyarakat (1990) dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi, 2002). Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:1. KemanfaatanSemua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).2. KerjasamaKerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).3. Secara langsungAsuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).4. KeadilanTindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian

melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).5. OtonomiKlien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).2. Proses kelompok (Group Process)Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang

terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Palestin, 2007).3. Ker asama atau kemitraan (Partnership)Kemitraan adalah hubungan atau ker a sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007).Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Palestin, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upayaupaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007).Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :1. IndividuIndividu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).

2. KeluargaKeluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).3. Kelompok khususKelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak, 2005).4. Tingkat KomunitasPelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

C. Peran Perawat Komunitas (Provider OfNursing Care)Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah :1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Helvie, 1997).2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997).Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarak, 2005).Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan

pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).3. Sebagai Panutan (Role Model)Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).4. Sebagai pembela (Client Advocate)Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997). Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus

dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997).6. Sebagai kolaboratorPeran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997).9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga

perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005)11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And Researcher)Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).D. Asuhan Keperawatan Komunitas1. PengkajianPengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2005). Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

a. Pengumpulan dataPengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :1) Wawancara atau anamnesaWawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).2) PengamatanPengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

3) Pemeriksaan fisikDalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).b. Pengolahan dataSetelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data denga cara sebagai berikut :1) Klasifikasi data atau kategori data2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly3) Tabulasi data4) Interpretasi datac. Analisis dataAnalisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).d. Penentuanmasalah atau perumusan masalah kesehatanBerdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian

masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).e. Prioritas masalahDalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):1) Perhatian masyarakat2) Prevalensi kejadian3) Berat ringannya masalah4) Kemungkinan masalah untuk diatasi5) Tersedianya sumberdaya masyarakat6) Aspek politisDalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut Stanhope , Lancaster, 1988 :No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot1 - 10 Rasional Makna masalah1 Kesadaran masyarakatterhadap masalah2 Motivasi komuniti untukmengatasi masalah3 Kemampuan perawat untuk

mengatasi masalah4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi5 Bertanya akibat jika masih tetap6 Cepat masalah teratasi

2. Diagnosis keperawatanDiagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (ANA). Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi (penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).3. Perencanaan keperawatan.Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui

dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).4. PelaksanaanPelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah :a. InovativePerawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005).

b. IntegratedPerawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).c. RasionalPerawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).d. Mampu dan mandiriPerawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2005).e. UgemPerawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).5. Evaluasi atau PenilaianEvaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan

keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998 :a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan. Macam evaluasi : formatif dan sumatif, input procces dan out put (Mubarak, 2005).

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASDI DESA SUKAGALIH KEC. MEGAMENDUNG BOGORKegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor Jawa Barat bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat, yang dalam pelaksanaannya menerangkan berbagai konsep keperawatan komunitas yang ada.Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa di desa Sukagalih Kec. Megamendung Kab. Bogor (periode 26 Mei 12 Juni 2009) dalam pelaksanaannya mahasiswa bekerja sama dengan Kepala Desa, ketua RW, ketua RT, kader dan pihak yang terkait lainnya.Ketua RW, ketua RT dan kader sebagai motor penggerak yang akan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan komunitas bersama-sama dengan mahasiswa. Sedangkan fokus intervensi yang dilaksanakan oleh warga dan mahasiswa di desa Sukagalih adalah pada gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kurang sehat.Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang berada di desa Sukagalih, meliputi tahap persiapan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan akan dijelaskan tentang persiapan masyarakat dan persiapan teknis. Sedangkan pada tahap pelaksanaan diuraikan secara sistematis dimulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut.

A. Persiapan1. Persiapan masyarakatPersiapan masyarakat dilakukan untuk mengetahui secara langsung karakteristik wilayah daerah binaan. Kegiatan dalam perencanaan ini antara lain dengan mencari informasi ke berbagai informasi. Sumber informasi yang digunakan adalah Kepala Desa Sukagalih, Puskesmas Sukamanah, Ketua RW, Ketua RT, kader dan tokoh masyarakat. Dari sumber-sumber tersebut mahasiswa mendapatkan hasil tentang gambaran umum wilayah desa Sukagalih, berkaitan dengan luasnya wilayah binaan, maka mahasiswa yang berjumlah 79 orang dibagi menjadi 8 kelompok, setiap satu RT menjadi tanggung jawab 9 - 10 orang mahasiswa. Setelah dilakukan pembagian wilayah RT yang menjadi tanggung jawab mahasiswa, selanjutnya setiap mahasiswa mengidentifikasi dan berkenalan dengan ketua RT dan segenap pengurus lainnya, tokoh agama, tokoh masyarakat, ketua pemuda, serta kader yang ada di RT masingmasing berdasarkan perkenalan dengan kader kesehatan, selanjutnya mahasiswa mengidentifikasi keluarga dengan resiko kesehatan yang akan dijadikan keluarga binaan.Berdasarkan persetujuan ketua RW masing-masing daerah binaan, maka diadakan pertemuan dengan masyarakat, yaitu dengan ketua RT dan kader kesehatan. Pada pertemuan pertama kali selain melakukan perkenalan, juga dijelaskan tujuan kedatangan mahasiswa serta lamanya

praktek keperawatan komunitas yang disampaikan oleh pihak Akper Manggala Husada.Pada kesempatan itu dilakukan curah pendapat guna memvalidasi masalah kesehatan yang ditemukan oleh mahasiswa dan mengidentifikasi kemungkinan adanya masalah kesehatan baru yang dirasakan oleh masyarakat. Dari hasil curah pendapat masalah kesehatan yang masih dirasakan oleh masyarakat adalah masalah kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan yang kurang sehat (meliputi ISPA, DIARE, TBC). Selain itu juga teridentifikasi kesehatan yang baru yaitu : masalah nutrisi pada balita, masalah kesehatan remaja.2. Persiapan TeknisKelancaran dalam teknis pelaksanaan praktek keperawatan komunitas memerlukan upaya pendekatan oleh mahasiswa terhadap aparat desa yang berada di desa Sukagalih, ketua pemuda, dan tokoh masyarakat, serta tokoh agama untuk membina dan mempertahankan hubungan saling percaya dan dapat menjadi motor penggerak dalam kegiatan menyelesaikan masalah kesehatan yang ada diwilayah desa Sukagalih

B. Pelaksanaan1. Pengkajiana. Pengumpulan DataPertemuan pertama yang telah dilakukan pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2009 telah menghasilkan kesepakatan untuk melakukan pengumpulan data di desa Sukagalih yang dilakukan mulai hari Selasa tanggal 26 Mei 2009. Pada tahap pengkajian dilakukan beberapa metode antara lain : Whienshield survey yaitu survey yang dilakukan melalui pengamatan sekilas di jalanjalan utama untuk mengobservasi kondisi lingkungan yang mungkin dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Dari proses Whienshield Survey tersebut didapatkan data bahwa, Desa Sukagalih sudah mempunyai akses transportasi yang baik, hal ini bisa dilihat dari banyaknya angkutan (angkot) yang melewati jalan utama desa Sukagalih. Sebagian besar warga desa Sukagalih masih mempunyai kebiasaan membuang sampah di lingkungan sekitar rumah, pemukiman penduduk padat. Selain itu, banyak juga warga yang memelihara ternak, kandang ternak berada di dapur atau samping dapur. Sedangkan untuk masalah buang air besar (BAB) sebagian penduduk Desa sukagalih menggunakan WC umum karena tidak mempunyai WC keluarga ataupun septictank dan masih ada penduduk yang BAB dikali karena tidak ada WC Keluarga. Banyak anak-anak yang menggunakan sungai atau selokan sebagai arena

bermain. Fasilitas kesehatan terdekat terdapat di Desa Sukamanah dengan jarak 2 KM.Wawancara dilakukan kepada ketua RT, RW, tokoh masyarakat, kader kesehatan untuk mengetahui karakteristik wilayah dan masalah kesehatan yang muncul di Desa Sukagalih. Beberapa kader kesehatan mengatakan bahwa antusiasme warga untuk membawa balita ke posyandu sangat kurang. Sehingga kader dan tokoh masyarakat melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan minat warga dating ke Posyandu.Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan tehnik Questioner yang disebarkan pada 1539 kepala keluarga yang terdata dari total jumlah penduduk 6931 jiwa. Quesioner ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan tabulasi data yang meliputi pengelompokan data sesuai dengan masingmasing RT sehingga tersusun menjadi data RW dan desa. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data.Hasil pengkajian dengan Questioner disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalihberdasarkan jenis kelaminBerdasarkan diagram 1 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Sukagalihterdiri dari 51% (3514) Perempuan dan 49% (3417) Laki-lakiProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalihberdasarkan UsiaBayi Sekolah Remaja Dewasa LansiaBerdasarkan diagram 2 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Sukagalihterdiri dari 10.62% Bayi, 17.47% anak usia sekolah, 18.0% Remaja,39.79% Dewasa dan 13.62% Lansia

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalihberdasarkan tingkat pendidikan wargaBerdasarkan diagram 3 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Sukagalihterdiri dari 71,49% SD, 13,17% SMP, 6,14% SMA, 0,34% STM, 1,31%Tidak Sekolah,3,15% Belum Sekolah,2.75%,Paud, 0.90%, D3, 0.71%,PT, 0.14%Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalihberdasarkan kepemilikan JamkesmasBerdasarkan diagram di atas diketahui bahwa warga Desa Sukagalih 18%memiliki Jamkesmas, dan yang tidak memiliki Jamkesmas 82%.

Proporsi jumlah penduduk Desa SukagalihBerdasarkan AgamaBerdasarkan diagram 5 di atas 99.82% warga Desa Sukagalih beragamaIslam, dan 0.18% warga beragama Nasrani.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan sukubangsaBerdasarkan diagram di atas suku bangsa warga Desa Sukagalih 97.37%sunda, 1.86% jawa, 018% betawi, 0.6% lain-lain

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan penghasilanwarga

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan penyakityang diderita warga dalam 6 bulan terakhirBerdasarkan diagram di atas bahwa penyakit yang diderita warga/KK 6bulan terakhir adalah 29.23% batuk-batuk, 27.58% pilek, 8.83% sesaknafas, 7.02% diare, 3.37% sakit kulit, 0.96% TBC, 23.01% lain-lain

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan anggotakeluarga yang merokokBerdasarkan diagram di atas bahwa 81 % warga desa Sukagalih merokokdan 19% tidak merokok.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan jumlahrokok yang dihabiskan dalam sehariBerdasarkan diagram di atas bahwa 38% warga mengkonsumsi rokok 1 bungkus

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan jumlahwarga yang mengetahui TBCBerdasarkan diagram di atas bahwa 75% warga belum mengetahui TBC,25% sudah mengetahui tentang TBCProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan perluditanganinya penyakit TBC

18% 82% Perlu Tidak tahu

Berdasarkan diagram di atas bahwa 82% warga mengatakan penyakitTBC perlu ditangani, 18% mengatakan tidak tahu

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan pelayanankesehatan yang dituju bila sakitBerdasarkan diagram di atas bahwa 49.41 % warga membawa kePuskesmas, 21.02% ke dokter praktek, 26.52% beli obat di warung,2.28% ke balai pengobatan, dan 0.76% ke dukunProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan jenisdinding rumahBerdasarkan diagram di atas bahwa dinding rumah 78% tembok, 11%setengah tembok, 3% kayu, 8% bilik, dan 0.26% triplek

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan jenis lantairumahBerdasarkan diagram di atas bahwa lantai rumah 59% semen, 35% ubin,1% tanah, 5% papanProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan sumber airBerdasarkan diagram di atas bahwa 68.08% warga menggunakan sumberair dari mata air, 22.73% sumur gali, 9.19% lain-lain

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan kebiasaanBAB wargaBerdasarkan diagram di atas bahwa 18% warga BAB di got, 17% BAB diWC umum, 65% BAB di WC keluargaProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan kebiasaanmembuang sampahBak sampah Dikubur Dibakar DibuangkekaliBerdasarkan diagram di atas bahwa 14.45% warga membuang sampah dibak sampah, 7.1% dikubur, 41.29% dibakar, 37.16% di kali

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan jaraksumber air dengan WCBerdasarkan diagram di atas bahwa jarak sumber air dengan WC adalah71% berjarak 10mProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan pola makanwargaBerdasarkan diagram di atas bahwa 57% warga makan 3x sehari dan

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan lauk-paukyang dihidangkan70.00%59.82%60.00%

50.00% 38.95%40.00%

30.00%20.00%10.00% 1.23%0.00%

selalu ada kadang-kadang Tidak pernahBerdasarkan diagram di atas bahwa 38.95% warga selalu menghidangkanlauk-pauk, 59.82% kadang-kadang, 1.23% tidak pernah menghidangkanlauk-paukProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan sayuranyang dihidangkanBerdasarkan diagram di atas bahwa 73% warga selalu menghidangkansayuran, 27% kadang-kadang

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan susu yangdihidangkanBerdasarkan diagram di atas bahwa 8% warga selalu menghidangkan susu, 53% kadang-kadang dan 39% tidak pernah menghidangkan susuProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan makananpantanganBerdasarkan diagram di atas bahwa 43% warga mempunyai makananpantangan, 57% tidak punya makanan pantangan

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan pengolahanair minumBerdasarkan diagram di atas bahwa 98.23% warga memasak air minum,1.11 % kadang-kadang, 0.66% tidak pernahProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan kebiasaanmencuci tangan51.49% 48.51%0.00%

Menggunakan Sabun Tidak pakai sabun tidak pernah mencucitanganBerdasarkan diagram di atas bahwa 51.49% warga mencuci tangan dengan sabun, 48.51 % mencuci tangan tidak menggunakan sabun

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan kebiasaanmengolah sayuranBerdasarkan diagram di atas bahwa 27% warga mengolah sayurandengan dicuci dulu baru dipotong, 73% dipotong dulu kemudian dicuciProporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan usiakehamilanTrimester 1 Trimester 2 trimester 3Berdasarkan diagram di atas bahwa 19.40% ibu hamil trimester I,50.75% trimester II, 29.85% trimester III

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkanpemeriksaan kehamilanBerdasarkan diagram di atas bahwa 55% tidak pernah, 25% 4 kali ataulebih, 20% 1-3 kali.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan tempatpemeriksaan kehamilanBerdasarkan diagram di atas bahwa 53,23% Bidan, 25,81% lain-lain,20,97% Puskesmas..

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhan

selama kehamilanBerdasarkan diagram di atas bahwa 40,59% sehat, 20,79% sering pusing,18,81% pucat dan lemah, 12,87% lain-lain, 6,93% bengkak dikaki .

Berdasarkan diagram di atas bahwa 63% sama saja saat sebelum hamil,24% 2 kali dari sebelum hamil, 13% kurang dari sebelum hamil.

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanIbu menyusui bayinyaBerdasarkan diagram di atas bahwa 93,77% mengatakan Ya, 6,23%mengatakan tidak.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanLamanya menysui< 1 Tahun 1-2 Tahun > 2 TahunBerdasarkan diagram di atas bahwa 65,89% 1-2 tahun, 21,85% 2 tahun.

. Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanpemberian makanan pendamping ASIBerdasarkan diagram di atas bahwa 81% mengatakan Ya, 19 mengatakanTidak.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanmakanan pendamping ASI yang diberikanBuah Bubur susu Nasi Lain-lainBerdasarkan diagram di atas bahwa38,76% bubur susu, 28,93% Nasi,18,82% buah, 13,48% lain-lain .

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhankebiasaan menyusuiBerdasarkan diagram di atas bahwa59,75% langsung menyusui, 24,21%cuci tangan, 16,04% membersihkan putting susu.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanpenolong persalinanBerdasarkan diagram di atas bahwa 80% dukun terlatih, 20% tenagakesehatan.

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhannafsu makan balitaYa TidakBerdasarkan diagram di atas bahwa 89,22% baik, 10,78% tidak .Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanmakanan penggantiBiskuit Buah Susu Lain-lainBerdasarkan diagram di atas bahwa 50,88% biskuit, 20,82% susu,15,54% lain-lain, 12,76% buah.

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhankebiasaan balita jajanBerdasarkan diagram di atas bahwa88,87% mengatakan Ya, 11,13%mengakatan Tidak.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanmakanan pantangan pada balitaBerdasarkan diagram di atas bahwa 93% mengatakan Tidak, 7%mengatakan Ada.

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhankebiasaan menimbang berat badan pada balitaBerdasarkan diagram di atas bahwa 74% mengatakan Ya, 26%mengatakan Tidak.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanberat badan balitaBerdasarkan diagram di atas bahwa 53.21% selalu naik, 36,61%stabil/tetap, 10,18% selalu turun.

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhankegiatan remaja sehari-hariMenganggur Bekerja Kursus SekolahKetrampilanBerdasarkan diagram di atas bahwa 52,37% sekolah, 24,63% menganggur, 21.907% bekerja, 1,31% kursus keterampilan.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhankegiatan remaja pada waktu luangBerdasarkan diagram di atas bahwa 48,64% kumpul dengan teman,26,89% olahraga, 24,47% diam dirumah.

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhankegiatan organisasi remaja yang di ikutiBerdasarkan diagram di atas bahwa 83% pengajian, 15% lain-lain, 2%karang taruna.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhansumber informasi tentang narkoba

Berdasarkan diagram di atas bahwa 61,75% Berita, 12,32% teman -teman, 10,70% penkes, 10,37% tidak tahu, 4,86% lingkungan/ortu

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanpengetahuan tentang narkobaBerdasarkan diagram di atas bahwa 54% tahu sedikit-dikit, 25% tahubanyak, 21 % tidak tahu sama sekali.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanpentingnya penyuluhan tentang narkoba

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanreaksi teman yang mengkonsumsi narkobaMenegurBerdasarkan diagram di atas bahwa 58,55% menegur, 15,59% tidakperduli, 25,49% menjauhi.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhancara mengatasi masalahBerdasarkan diagram di atas bahwa 46,98% memberi tahu orang tua,26,67% bercerita dengan teman, 25,40% disimpan sendiri, 0,95%menenangkan diri.

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhankegiatan lansiaBerdasarkan diagram di atas bahwa 39,95% berkebun, 34,07% pengajian,15,44% memasak, 10,54% lain-lain.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanmasalah kesehatan lansiaBerdasarkan diagram di atas bahwa 49% rematik, 24% penglihatankabur, 17% darah tinggi, 6% sesak nafas, 2% lumpuh/stroke, 2% lain-lain, 0% kencing manis..

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanpenanganan masalah kesehatan lansiaMembiarkan Membeli Minum Jamu Pergi ke saja Obat Warung PosyanduBerdasarkan diagram di atas bahwa 44,41% membeli obat warung, 25%pergi ke Posyandu, 17,82% membiarkan saja, 12,77% minum jamu.Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanpemeriksaan TD secara rutinBerdasarkan diagram di atas bahwa 78% mengatakan Tidak, 22%mengatakan Ya.

Proporsi jumlah penduduk Desa Sukagalih berdasarkan keluhanfrekuensi pemeriksaan TDBerdasarkan diagram di atas bahwa 65,24% tidak pernah sama sekali,15,02% 1 kali sebulan, 12,45% lain-lain, 7,30% 2 kali sebulan,.

2. Analisa DataNo Data Masalah1 Hasil Wienshield survey: Beberapa wilayah di Desa Sukagalihmerupakan pemukiman padatpenduduk Sebagian besar warga desaSukagalih masih mempunyai kebiasaan membuang sampah di lingkungan sekitar rumah Banyak juga warga yang memeliharaternak, kandang ternak berada di dapur atau samping dapur. Masih ada penduduk yang BABdikali karena tidak ada WCKeluarga. Sebagian besar rumah wargamempunyai ventilasi, akan tetapitidak pernah dibuka Banyak anak-anak yangmenggunakan sungai atau selokan sebagai arena bermain Resiko peningkatan penyakit menular akibat lingkungan kurang sehat (ISPA, Diare, TBC ) di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang kesehatan lingkungan dan dampak terhadap status kesehatan.

Hasil Sensus Jumlah penduduk 6931 jiwa Tingkatan pendidikan pendudukpaling banyak SD 29% Warga menderita batuk. 28% Warga menderita pilek. 9 % Warga menderita sesak nafas. 1 % Warga menderita TBC. 7 % Warga menderita diare. 23% Lain lain. 75 %Warga tidak tahu tentang TBC. 82 %Warga mengatakan bahwa TBCperlu segera ditangani. 71 % Jarak sumber air dengantempat BAB kurang dari 10 meter. 27 % Warga BAB di WC umum. 34 % Rumah tidak memilikiventilasi.2 Hasil Wienshield survey: Sebagian besar warga DesaSukagalih (laki-laki) adalah perokok Hasil Sensus Resiko penyimpanganperilaku (merokok dan penyimpangan narkoba) pada remaja di Desa

12 % Mengetahui Narkoba dariteman. 54 % Tau sedikit tentang narkoba. 25 % Tidak tahu sama sekali tentangnarkoba. 87 % Mengatakan perlu tentangpenyuluhan narkoba. 81 % anggota keluarga merokok. 11 % Menghabiskan rokok lebih darisatu bungkus. Suka Galihberhubungan dengankurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dan narkoba3 Hasil wawancara : Beberapa kader kesehatanmengatakan bahwa antusiasme warga untuk membawa balita ke posyandu sangat kurangHasil Sensus : Jumlah balita 752 jiwa. Jumlah ibu menyusui 286 jiwa. 72 % Penduduk pendidikan SD. 16 % Pekerjaan KK buruh. 15% KK tidak bekerja. 61 % Penghasilan perbulan < Rp Resiko perubahanNutrisi kurang darikebutuhan tubuh diDesa Suka Galihberhubungan dengankurangnya informasitentang nutrisi

500.000. 43% Kebiasaan makan 2x sehari. 0.04% Nasi kadang-kadang di hidangkan. 15% kadang-kadang lauk pauk di hidangkan. 6% Kadang-kadang sayur di hidangkan. 10% Susu tidak pernah di hidangkan. 43% Ada pantangan. 1% Air minum kadang-kadang di masak. 73% Sayuran di potong dulu baru di cuci. 6% Ibu tidak menyusui bayinya. 22% Asi di berikan kurang dari 1 tahun 19% Bayi tidak di berikan makanan tambahan selain asi. 60% Ibu langsung menyusui. 11 % Balita tidak mau makan .

7% Pantangan makanan pada balitaada. 26% Balita tidak rutin di timbang. 10% Pertumbuhan berat badan balitaselalu turun.4 Jumlah lansia 777 jiwa 49% keluhan lansia rematik 24% keluhan lansia penglihatankabur 17% darah tinggi 2% mengalami lumpuh/stroke 6% lansia mengeluh sesak nafas 18% membiarkan saja keluhannya 44% mengatasi keluhan denganmembeli obat di warung 13% mengatasi keluhan denganminum j amu 78% lansia tidak rutin memeriksatekanan darah 65% lansia tidak pernahmemeriksakan tekanan darah Resiko terjadinyamasalah kesehatandegeneratif pada lansia Desa Suka Galih b/d kurang pengetahuan warga tentang masalah degenerative

3. Diagnosa Keperawatana. Resiko peningkatan penyakit menular akibat lingkungan kurang sehat (ISPA, Diare, TBC) di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang kesehatan lingkungan dan dampak terhadap status kesehatanb. Resiko penyimpangan perilaku (merokok dan penyimpangan narkoba) pada remaja di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dan narkobac. Resiko perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya informasi tentang nutrisid. Resiko terjadinya masalah kesehatan degeneratif pada lansia Desa Suka Galih b/d kurang pengetahuan warga tentang masalah degeneratif.

4. Plan Of ActionNo MasalahKeperawatan Kegiatan Sasaran Waktu Penanggung Jawab Tempat1. Lingkungan Tidak Sehat Penyuluhan:1. Diare Ibu-ibu Tanggal 3 Juni2009Pukul 16.00 WIB Tanggal 5 Juni 2009Pukul 19.00 WIB Tanggal 6 Juni 2009Pukul 20.00 WIB Resma, Ety M Atanasia Ely Nurfiawati,Joni H Kampung Bojong KejiBawah Kampung Bojong KejiBawah (Masjid Al- Muttaqin) Kampung Bojong kejiatas (rumah ketua RT)2. Batuk & Pilek Ibu-ibu & Babak- bapak Tanggal 3 Juni2009Pukul 10.00 WIB Tanggal 3 Juni Ika Resma Yuni P Kampung Coblong tengah Kampung coblong proyek

2009Pukul 16.00 WIB Tanggal 5 Juni Hadrianus Kampung Wr. Karet2009Pukul 08.00 WIB Tanggal 5 Juni Atanasia Kampung bojong keji2009 bawah (masjid AlPukul 19.00 WIB muttaqin) Tanggal 5 Juni Suhadia P Kampung Coblong2009 proyekPukul 20.00 WIB Tanggal 6 Juni Elly, Joni H Kampung bojong keji atas2009Pukul 20.00 WIB Tanggal 7 Juni Irwan dudung Kampung Coblong tengah2009Pukul 10.00 WIB

Tanggal 9 Juni 2009Pukul 16.00 WIB Angel Kampung Goleah3. TBC Ibu-ibu & Babak- bapak & Remaja Tanggal 3 Juni2009 Ika Kampung coblong tengahPukul 10.00 WIB Tanggal 5 Juni Gideon Kampung lemah neundeut2009Pukul 14.00 WIB Tanggal 5 Juni Atanasia Kampung Bojong Keji2009 BawahPukul 19.00 WIB Tanggal 5 Juni2009 Suhadian P Kampung CoblongproyekPukul 20.00 WIB Tanggal 6 Juni Lukius Kampung Cihanjawar2009

Pukul 16.00 WIB Tanggal 6 Juni Ely, Joni H Kampung bojong keji atas2009Pukul 20.00 WIB Tanggal 7 Juni Irwan Dudung Kampung Coblong tengah2009Pukul 10.00 WIB Tanggal 8 Juni Elkana Kampung Goleah2009Pukul 19.00 WIBKerja bakti Ibu-ibu & Babak- Tanggal 5 Juni Santo, Gusti Kampung Bojong Kejibapak & Remaja 2009 atasPukul 07.00 WIB Tanggal 5 Juni Lukius Kampung Cihanjawar2009Pukul 08.00 WIB Tanggal 5 Juni Suhadian P Kampung Coblong

2009Pukul 08.00 WIB proyek Tanggal 7 Juni Resma, Ety M Kampung bojong keji2009 bawahPukul 09.00 WIB Tanggal 7 Juni Lukius Kampung Cihanjawar2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 7 Juni Yanto Kampung goleah2009Pukul 10.00 WIB Tanggal 7 Juni Christmas N Kampung Coblong tengah2009Pukul 15.00 WIB Tanggal 10 Juni Cornellius, Ismail Kampung Cihanjawar2009 GirangPukul 08.00 WIB

Resiko penyimpanga n perilaku (merokok & Narkoba) pada remaj a

1. Peyuluhan tentangbahaya rokok

Tanggal 4 Juni 2009 Pukul 19.00 WIB Tanggal 5 Juni 2009 Pukul 19.00 WIB Tanggal 5 Juni 2009 Pukul 19.00 WIB Tanggal 5 Juni 2009 Pukul 20.00 WIB Tanggal 7 Juni 2009 Pukul 10.00 WIB Tanggal 7 Juni 2009

Dessy, Dedi Santi Susana sida Christmas N Antonius U Noldi

Kampung bojong keji atas Kampung Bojong Keji Bawah Kampung lemah neundeut Kampung coblong proyek Kampung coblong tengah Kampung Cihanj awar

Pukul 16.00 WIB Tanggal 7 Juni 2009Pukul 19.00 WIB Tanggal 8 Juni 2009Pukul 19.00 WIB Tanggal 11 Juni 2009Pukul 19.30 WIB Hery. V Elkana Ferdatin, eligia Kampung bojong keji bawah Kampung Goleah Kampung Cihanj awar girang

2. Penyuluhan Bahaya Narkoba Remaj a Tanggal 4 Juni 2009Pukul 19.00 WIB Tanggal 5 Juni 2009Pukul 19.00 WIB Tanggal 5 Juni Dessy, Dedi Atanasia, Shanti Christmas N Kampung bojong keji atas Kampung Bojong Keji Bawah. Kampung coblong proyek

2009Pukul 20.00 WIB Tanggal 5 Juni Nurhadi K Kampung lemah neundeut2009Pukul 20.20 WIB Tanggal 7 Juni Antonius U Kampung Coblong tengah2009Pukul 10.00 WIB Tanggal 7 Juni Noldi Kampung Cihanjawar2009Pukul 16.00 WIB Tanggal 7 Juni Heri V Kampung bojong keji2009 bawahPukul 19.00 WIB Tanggal 11 Juni Ferdatin, Eligia Kampung Cihanjawar2009 girangPukul 19.30 WIB

3. Senambersama Remaja Tanggal 10 Juni2009Pukul 05.30 WIB Deliana, Mariani Kampung ciahanjawargirang3 Nutrisi 1. Penkes Gizi PadaBalita Ibu-Ibu Tanggal 3 Juni2009Pukul 10.00 WIB Tanggal 4 Juni 2009Pukul 14.00 WIB Tanggal 5 Juni 2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 5 Juni 2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 6 Juni 2009 Yeti Priska Intan Rupinawati Eti Kampung Coblong tengah Kampung goleah Kampung cihanjawar Kampung Wr. Karet Kampung coblong proyek

Pukul 09.00 WIB Tanggal 8 Juni Ernawati Kampung wr. Karet2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 9 Juni2009 Ririn, Lusi Kampung Bojong KejiatasPukul 09.00 WIB Tanggal 9 Juni2009 Eka, salma Kampung bojong kejibawahPukul 09.00 WIB Tanggal 13 Juni2009 Yunita, Resta Kampung cihanjawargirangPukul 08.00 WIB2. Penkes ibu hamil BUMIL Tanggal 4 Juni Esti Yunita Kampung Lemah2009 Neundeut.3. Posyandu Ibu-ibu & balita Tanggal 4 Juni Priska Kampung goleah

2009Pukul 14.00 WIB Tanggal 5 Juni Maryani Bertha Kampung wr. Karet2009Pukul 08.00 WIB Tanggal 5 Juni Intan Kampung cihanjawar2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 6 Juni Sujar miranti Kampung Coblong tengah2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 6 Juni Eti S Kampung Coblong2009 proyekPukul 09.00 WIB Tanggal 8 Juni Alina Kampung wr. Karet2009Pukul 09.00 WIB

Tanggal 9 Juni Ririn, Martha lusi Kampung bojong keji atas2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 13 Juni Yunita Kampung Cihanjawar2009 GirangPukul 08.00 WIB4. PMT Ibu-ibu & balita Tanggal 4 Juni Priska Kampung goleah2009Pukul 14.00 WIB Tanggal 5 Juni Maryani Bertha Kampung wr. Karet2009Pukul 08.00 WIB Tanggal 5 Juni Intan Kampung cihanjawar2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 6 Juni Sujar miranti Kampung Coblong tengah2009

Pukul 09.00 WIB Tanggal 6 Juni 2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 8 Juni 2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 9 Juni 2009Pukul 09.00 WIB Tanggal 13 Juni 2009Pukul 08.00 WIB Eti S Alina Ririn, Martha lusi Yunita Kampung Coblongproyek Kampung wr. Karet Kampung bojong keji atas Kampung CihanjawarGirang4 Penurunan FungsiTubuh Penkes Reumatik Penderita Reumatik Tanggal 3 Juni2009Pukul 19.30 WIB Tanggal 4 Juni Hendriansyah Ahmad Bastian Kampung Cihanjawar Kampung Cihanjawar

5. Implementasi dan EvaluasiNo Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi1. Resiko peningkatan 3 - 5 Juni 1. 1. Memberikan penyuluhan Evaluasi struktur :penyakit menular akibat 2009. tentang diare pada 1.1.1. Rencana penyuluhan telah dilakukan di masing-masing wilayahlingkungan kurang sehat masyarakat di wilayah Desa Desa Sukagalih sebelum acara dilaksanakan(ISPA, Diare, TBC) diDesa Sukagalihberhubungan dengankurangnya pengetahuanwarga tentang kesehatan Sukagalih 1.1.2. Undangan secara lisan dan tertulis disebarkan satu hari sebelumacara dilaksanakan1.1.3. Jadwal kegiatan / penyuluhan sudah ditempel di masing-masingwilayah Desa SukagalihEvaluasi proses :lingkungan dan dampak terhadap status kesehatan 1.1.1. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 85% undangan1.1.2. Warga aktif bertanya pada waktu penyuluhan1.1.3. Penyuluhan dilaksanakan di masing-masing wilayah DesaSukagalih1.1.4. 90% tindakan penyuluan dilaksanakan pada waktu malam hari

3 - 6 Juni2009 1.2. Memberikan penyuluhantentang ISPA padamasyarakat di wilayah DesaSukagalih

Evaluasi hasil :Warga dapat memahami tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, dan akibat lanjut ISPAEvaluasi struktur :1.3.1. Rencana penyuluhan telah dilakukan di masing-masing wilayah Desa Sukagalih sebelum acara dilaksanakan1.3.2. Undangan secara lisan dan tertulis disebarkan satu hari sebelum acara dilaksanakan1.3.3. Jadwal kegiatan / penyuluhan sudah ditempel di masing-masing wilayah Desa SukagalihEvaluasi proses :1.3.1. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 85% undangan1.3.2. Warga aktif bertanya pada waktu penyuluhan1.3.3. Penyuluhan dilaksanakan di masing-masing wilayah Desa Sukagalih1.3.4. 90% tindakan penyuluan dilaksanakan pada waktu malam hari

Evaluasi hasil :Warga dapat memahami tentang pengertian, penyebab, tanda ge ala, dan akibat lan ut TBCEvaluasi struktur :1.4.1. Rencana kegiatan telah dilakukan di masing-masing wilayah Desa Sukagalih sebelum acara dilaksanakan1.4.2. Jadwal kegiatan sudah ditempel di masing-masing wilayah Desa SukagalihEvaluasi proses :1.4.1. Kegiatan dihadiri oleh 60 % warga1.4.2. Kegiatan ker a bakti dilaksanakan di masing-masing wilayah Desa Sukagalih1.4.3. Lingkungan di tempet pelaksanaan ker a bakti tampak bersih Evaluasi hasil:Masyarakat masih belum siap untuk membuang sampah ke tempat pembuangan sampah yang telah dibuat

2. Resiko penyimpanganperilaku (merokok danpenyimpangan narkoba)pada remaja di DesaSukagalih berhubungandengan kurangnyapengetahuan remajatentang bahaya merokok dan narkoba 2 - 8 Juni2009. 2. 1. Memberikan penyuluhantentang bahaya rokok pada masyarakat di wilayah Desa Sukagalih Evaluasi struktur :2.1.1. Rencana penyuluhan telah dilakukan di masing-masing wilayahDesa Sukagalih sebelum acara dilaksanakan2.1.2. Undangan secara lisan dan tertulis disebarkan satu hari sebelumacara dilaksanakan2.1.3. Jadwal kegiatan / penyuluhan sudah ditempel di masing-masingwilayah Desa SukagalihEvaluasi proses :2.1.1. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 85% undangan2.1.2. Warga aktif bertanya pada waktu penyuluhan2.1.3. Penyuluhan dilaksanakan di masing-masing wilayah DesaSukagalih2.1.4. 90% tindakan penyuluan dilaksanakan pada waktu malam hariEvaluasi hasil :2.1.1. Warga memahami tentang bahaya merokok2.1.2. Beberapa warga masih merokok

Evaluasi struktur :2.2.1. Rencana penyuluhan telah dilakukan di masing-masing wilayah Desa Sukagalih sebelum acara dilaksanakan2.2.2. Undangan secara lisan dan tertulis disebarkan satu hari sebelum acara dilaksanakan2.2.3. Jadwal kegiatan / penyuluhan sudah ditempel di masing-masing wilayah Desa SukagalihEvaluasi proses :2.2.1. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 85% undangan2.2.2. Warga aktif bertanya pada waktu penyuluhan2.2.3. Penyuluhan dilaksanakan di masing-masing wilayah Desa Sukagalih2.2.4. 90% tindakan penyuluan dilaksanakan pada waktu malam hari Evaluasi hasil :Warga memahami tentang bahaya narkoba

3. Resiko perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Desa Sukagalihberhubungan dengankurangnya informasitentang nutrisi 2 6 Juni2009 3. 1. Memberikan penyuluhantentang gizi pada balita pada masyarakat di wilayah Desa Sukagalih Evaluasi struktur :1.1.4. Rencana penyuluhan telah dilakukan di masing-masing wilayahDesa Sukagalih sebelum acara dilaksanakan1.1.5. Undangan secara lisan disebarkan oleh kader kesehatan setempatsatu hari sebelum acara dilaksanakan3.1.1. Jadwal kegiatan / penyuluhan sudah ditempel di masing-masingwilayah Desa SukagalihEvaluasi proses :3.1.1. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 85% undangan3.1.2. Warga aktif bertanya pada waktu penyuluhan3.1.3. Penyuluhan dilaksanakan di masing-masing wilayah DesaSukagalih3.1.4. 90% tindakan penyuluan dilaksanakan pada waktu malam hariEvaluasi hasil :Warga memahami tentang manfaat gizi pada Balita

Evaluasi struktur :3.2.1. Rencana penyuluhan telah dilakukan di masing-masing wilayah Desa Sukagalih sebelum acara dilaksanakan3.2.2. Undangan secara lisan disebarkan oleh kader kesehatan setempat satu hari sebelum acara dilaksanakan3.2.3. Jadwal kegiatan / penyuluhan sudah ditempel di masing-masing wilayah Desa SukagalihEvaluasi proses :3.2.1. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 85% undangan3.2.2. Warga aktif bertanya pada waktu penyuluhan3.2.3. Penyuluhan dilaksanakan di masing-masing wilayah Desa Sukagalih3.2.4. Tindakan penyuluan dilaksanakan pada waktu pelaksanaan PosyanduEvaluasi hasil :Warga memahami tentang pentingnya nutrisi pada ibu hamil

Evaluasi struktur :3.3.1. Rencana kegiatan telah dilakukan di masing-masing wilayah Desa Sukagalih sebelum acara dilaksanakan3.3.2. Undangan secara lisan disebarkan oleh kader kesehatan setempat satu hari sebelum acara dilaksanakan3.3.3. Jadwal kegiatan sudah ditempel di masing-masing wilayah Desa SukagalihEvaluasi proses :3.3.1. Kegiatan penimbangan berat badan diikuti oleh 70 % dari jumlah keseluruhan balita3.3.2. Kegiatan penimbangan barat badan dilakukan pada balita yang dibawa ke Posyandu3.3.3. Tindakan penimbangan berat badan dilaksanakan pada saat pelaksanaan Posyandu di setiap wilayah desa Sukagalih Evaluasi hasil :3.3.1. Semua balita yang dibawa ke Posyandu dapat dilakukan penimbangan berat badan

5 - 10 Juni 2009 3.4. Melakukan pemberianmakanan tambahan padaBalita (Posyandu)

4. Resiko terjadinya masalah kesehatan degeneratifpada lansia DesaSukagalih b/d kurangpengetahuan wargatentang masalahdegeneratif. 2 - 3 Juni2009 4. 1. Memberikan penyuluhantentang rematik pada masyarakat di wilayah Desa Sukagalih

Evaluasi hasil :4.1.1. Warga memahami tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, akibat lanjut, dan penanganan penyakit reumatik.4.1.2. Warga dapat memperagakan pembuatan obat tradisional untuk mengatasi penyakit reumatik.

BAB IVPEMBAHASANPraktek Keperawatan komunitas merupakan bagian aplikasi dari keperawatan komunitas yang diadakan sejak tanggal 26 Mei 12 Juni 2009 atau selama 3 minggu. Praktek Keperawatan komunitas ini memiliki merupakan bagian dari praktek keperawatan yang memiliki beberapa tahapan proses keperawatan, yaitu proses Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.A. Pengkajian.Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2005). Berdasarkan rencana, proses pengkajian ini dilakukan dalam waktu satu minggu atau sejak tanggal 26 Mei 01 Juni 2009 di desa Sukagalih terutama di wilayah Kampung Lemah Nendeut, Kampung Bojong Keji Atas, Kampung Karet, Kampung Cihanjawar Girang, Kampung Cihanjawar. Kampung Bojong Keji Bawah, Kampung Goleah, Kampung Coblong. Hasil pengkajian yang didapatkan saat ini secara keseluruhan adalah jumlah 1539 KK dengan jumah jiwa 6931 Jiwa, Sedangkan jumlah jiwa menurut data

Puskesmas 7382 jiwa. Selisih jumlah jiwa ini disebabkan oleh berbagai faktor pada saat pengkajian yaitu waktu untuk menemui warga sangat singkat sehingga tidak dapat melakukan pengkajian secara maksimal.Hasil pengkajian yang lain juga didapatkan data antara lain jumlah ibu hamil secara keseluruhan berjumlah 67 jiwa. 40,59 % dari ibu hamil dalam keadaan sehat.Dari 1539 KK terdapat 1 % warga mengatakan pernah menderita TBC selama 6 bulan terakhir. Prosentase tersebut tersebar di seluruh wilayah desa Sukagalih.Penyakit yang pernah diderita warga desa Sukagalih dalam 6 bulan terakhir, terbanyak adalah menderita batuk-batuk sebesar 29,23 % dan pilek sebesar 27,58 %. Dari pengkajian didapatkan data lingkungan (Whinshield survey) berupa pemukiman yang padat, terdapat rumah yang tidak memiliki ventilasi.Dalam melaksanakan proses pengkajian mahasiswa mendapat beberapa faktor pendukung dan penghambat, antara lain :1. Faktor pendukung.Faktor pedukung dalam pengkajian yaitu ketua RT dan kader-kader serta tokoh masyarakat yang aktif, terdapat masyarakat yang kooperatif.2. Faktor penghambat.Dalam tahap pengkajian, kelompok mengalami banyak kendala atau faktor penghambat antara lain hambatan dalam bahasa, kesulitan menemui warga pada pagi dan malam hari dikarenakan pada pagi hingga

siang hari warga bekerja, dan pada malam hari warga gunakan untuk beristirahat, warga tidak berada di tempat saat pendataan, Kesulitan lain yang dihadapi adalah letak geografis antar RT yang kurang mendukung dan keterbatasan waktu, area pengkajian yang luas dengan tehnik total sampling memaksa mahasiswa untuk bekerja ekstra dal;am melaksanakan pendataan (pengkajian), serta faktor budaya, yang mana masih terdapat beberapa keluarga yang menolak untuk didata dan mahasiswa masih mendapatkan ketua RT yang kurang aktif.Untuk mengatasi masalah keterbatasan waktu, mahasiswa berusaha melakukan pengkajian pada malam hari, namun mahasiswa mengalami kesulitan karena kurangnya penerangan jalan serta letak rumah yang tidak beraturan menyebabkan mahasiswa tidak dapat menentukan rumah yang telah terkaji dan yang belum terkaji.B. Perumusan masalahDiagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (ANA). Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan

masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (potensial) (Mubarak, 2005).Setelah dilakukan proses pengkajian di desa Sukagalih mahasiswa menemukan beberapa masalah kesehatan yang bersifat resiko, antara lain : Resiko peningkatan penyakit menular akibat lingkungan kurang sehat (ISPA, Diare, TBC) di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang kesehatan lingkungan dan dampak terhadap status kesehatan, resiko penyimpangan perilaku (merokok dan penyimpangan narkoba) pada remaja di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dan narkoba, resiko perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya informasi tentang nutrisi, Resiko terjadinya masalah kesehatan degeneratif pada lansia Desa Suka Galih b/d kurang pengetahuan warga tentang masalah degeneratif.Penapisan masalah keperawatan (prioritas) dilakukan bersama warga desa Sukagalih dalam acara Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dilakukan pada tingkat RT Desa Sukagalih. Dalam proses penapisan masalah ini, mahasiswa masih mendapatkan beberapa faktor pendukung dan penghambat antara lain:1. Faktor pendukung.Faktor pendukung yang dalam hal ini yaitu sebagian besar warga sangat antusias dengan acara yang diadakan, penggunaan media yang menarik perhatian warga, penguasaan materi yang baik oleh mahasiswa.

2. Faktor penghambat.Waktu pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dilaksanakan pada waktu malam hari sehingga jumlah warga yang hadir kurang dari harapan (undangan), durasi acara yang terlalu lama menyebabkan adanya beberapa warga yang meninggalkan tempat sebelum acara usai, tempat pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang kurang memadai menyebabkan pelaksanaan acara kurang efektif, serta masih banyak warga yang kurang bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga mahasiswa sulit memahami arah pembicaraan warga, dan begitu pula sebaliknya, hal ini disebabkan karena sebagian besar tingkat pendidikan warga masih rendah.C. Perencanaan.Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).

Rencana tindakan keperawatan komunitas dirumuskan bersama-sama dengan warga setempat pada waktu pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di tingkat RT dan tingkat Desa. Pada proses ini diperoleh kesepakatan dengan warga yang meliputi waktu, tempat dan penanggung jawab setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan yang direncanakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul antara lain : upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pelaksanaan pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang masalah yang muncul di masyarakat, selain itu juga dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan kebersihan lingkungan yang akan dilaksanakan di setiap RT.Dalam proses perencanaan tindakan keperawatan komunitas ini mahasiswa masih mendapatkan beberapa faktor pendukung dan penghambat antara lain:1. Faktor pendukung.Faktor pendukung yang dalam hal ini yaitu sebagian besar warga sudah mempunyai kegiatan yang terjadwal sehingga dapat digunakan untuk tempat memberikan penyuluhan kesehatan, antusias warga yang baik untuk melakukan kegiatan kebersihan lingkungan dapat mempermudah proses perencanaan kegiatan, selain itu jadwal kegiatan Posyandu yang ada dapat mempermudah dalam menentukan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Faktor penghambat.Kurangnya pemahaman warga tentang pendanaan kegiatan yang akan dilaksanakan membuat warga kurang termotivasi untuk menyampaikan pendapat tentang rencana yang akan dilakukan. Masih banyak warga yang kurang bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga mahasiswa sulit memahami arah pembicaraan warga, dan begitu pula sebaliknya, hal ini disebabkan karena sebagian besar tingkat pendidikan warga masih rendah.D. Implementasi.1. Resiko peningkatan penyakit menular akibat lingkungan kurang sehat (ISPA, Diare, TBC) di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang kesehatan lingkungan dan dampak terhadap status kesehatana. Pendidikan kesehatanPenyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).Penyuluhan kesehatan yang diberikan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut adalah penyuluhan tentang diare, ISPA, dan TBC yang dilakukan baik pada keluarga binaan maupun seluruh warga

sebagai target keperawatan komunitas. Penyuluhan tentang beberapa masalah kesehatan tersebut dilaksanakan mulai tanggal 3 Juni 2009 sampai 10 Juni 2009 dan dilakukan di setiap RT oleh setiap kelompok mahasiswa, antara lain :1.5. Memberikan penyuluhan tentang diare pada masyarakat di wilayah Desa Sukagalih, tanggal 3 Juni 2009 sampai 5 Juni 2009.1.6. Memberikan penyuluhan tentang ISPA pada masyarakat di wilayah Desa Sukagalih pada tanggal 3 Juni 2009 sampai 9 Juni 20091.7. Memberikan penyuluhan tentang TBC pada masyarakat diwilayah Desa Sukagalih tanggal 3 Juni 2009 sampai 8 Juni 2009Penggunaan media yang sesuai dapat menarik perhatian warga untuk dapat mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa.b. Kegiatan kebersihan lingkungan.Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa (Yuddi, 2008).

Kegiatan kebersihan lingkungan bersama dengan masyarakat merupakan upaya pemberdayaan masyarakat. Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).Pelaksanaan kegiatan ker a bakti untuk membersihkan lingkungan dari tanggal 5 Juni 2009 sampai 7 Juni 2009 yang dilakukan di setiap RT desa Sukagalih. Dalam pelaksanaan kegiatan ker a bakti terdapat beberapa faktor pendukung, antara lain:1) 85% warga hadir untuk mengikuti acara ker a bakti kebersihan lingkungan dan saluran air.Penggalangan masa dilakukan bersama ketua RT dan tokoh masyarakat, sehingga warga banyak yang mengikuti kegiatan ker a bakti tersebut.2) Dukungan positif dari warga untuk pelaksanaan ker a bakti kebersihan lingkunganKegiatan ker a bakti dilaksanakan setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang sehat, sehingga pelaksanaan ker a bakti oleh warga didasari oleh pengetahuan tentang pentingnya kebersihan lingkungan.

2. Resiko penyimpangan perilaku (merokok dan penyimpangan narkoba) pada remaja di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dan narkobaa. PenyuluhanPenyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).Pelaksanaan penyuluhan dilakukan dari tanggal 4 Juni 2009 sampai dengan tanggal 11 Juni 2009. Penyuluhan membahas tentang bahaya merokok, dan dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Kegiatan tersebut antara lain:1) Memberikan penyuluhan tentang bahaya rokok pada masyarakat di wilayah Desa Sukagalih, tanggal 4 Juni 2009 sampai tanggal 11 Juni 2009.2) Memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba pada masyarakat di wilayah Desa Sukagalih dari tanggal 4 Juni 2009 sampai tanggal 11 Juni 2009Faktor penghambat yang muncul pada saat pelaksanaan penyuluhan antara lain : dikarenakan sebagian besar dari jumlah KK adalah perokok maka mahasiswa mengalami kesulitan untuk merubah perilaku masyarakat secara langsung.

b. Pemutaran film Bahaya MerokokPemutaran film tentang bahaya merokok dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara langsung kepada masyarakat tentang resiko yang akan dialami oleh para perokok. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa faktor pendukung, antara lain : penggunaan media yang tepat dan menarik membuat pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana.c. Melakukan kegiatan senamKegiatan senam bersama dengan warga Desa Sukagalih terutama kampung Cihanjawar girang dilakukan pada tanggal 10 Juni 2009. Kegiatan ini bertujuan untuk mengisi waktu luang dan membentuk masyarakat sehat Desa Sukagalih.3. Resiko perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya informasi tentang nutrisia. Penyuluhan tentang gizi.Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).

Penyuluhan tentang gizi dilakukan mulai tanggal 3 Juni 2009 sampai dengan tanggal 13 Juni 2009 dengan sasaran Ibu menyusui dan Ibu hamil. Pelaksanaan kegiatan tersebut antara lain :1) Memberikan penyuluhan tentang gizi pada balita padamasyarakat di wilayah Desa Sukagalih, tanggal 3 Juni 2009 sampai 13 Juni 20092) Memberikan penyuluhan tentang nutrisi Ibu hamil di wilayah Desa Sukagalih tanggal 4 Juni 2009Adapun faktor penghambat yang didapatkan antara lain : konsentrasi audiens kurang, hal ini disebabkan karena banyak audiens yang membawa anak dan balita, penggunaan media kurang maksimal dikarenakan keterbatasan alat.b. Melakukan pengukuran BB balita dan Bumil.Pengukuran ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui BB bayi dan balita dalam rangka memantau status nutrisi anak. Pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan jadwal Posyandu di desa Sukagalih. Adapun faktor pendukung yang didapatkan antara lain : adanya jadwal Posyandu yang rutin sehingga memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Penimbangan berat badan Balita (Posyandu) dilakukan pada tanggal 4 Juni 2009 sampai tanggal 13 Juni 2009

c. Pembagian PMTKegiatan ini bertujuan untuk memberikan tambahan makanan kepada balita dalam rangka membantu perbaikan status nutrisi balita. Kegiatan ini diadakan bersamaan dengan Posyandu yang rutin diadakan setiap bulan. Kegiatan pemberian makanan tambahan pada Balita (Posyandu) dilakukan pada tanggal 4 Juni 2009 sampai 13 Juni 2009 sesuai dengan jadwal Posyandu Desa Sukagalih.4. Resiko terjadinya masalah kesehatan degeneratif pada lansia DesaSukagalih b/d kurang pengetahuan warga tentang masalah degeneratif.a. Penyuluhan tentang penyakit degeneratif.Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).Pelaksanaan penyuluhan tentang masalah degeneratif ini dilakukan mulai dari tanggal 3 Juni 2009 sampai dengan tanggal 4 Juni 2009. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan warga tentang penyakit degeneratif yang sering muncul pada lansia.Dalam pelaksaan kegiatan penyuluhan tentang penyakit degeneratif ini, mahasiswa mendapatkan beberapa faktor pendukung, antara lain: antusiasme warga yang tinggi, hal ini disebabkan karena

banyaknya lansia yang mengalami masalah degeneratif seperti rematoid arthritis, hipertensi sehingga pelaksanaan penyuluhan tentang penyakit degeneratif ini dapat berjalan sesuai rencana.b. Pembinaan keluarga.Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).Pelaksanaan pembinaan keluarga ini dimulai dari tanggal 1 Juni 2009 sampai dengan 10 Juni 2009. Tujuan dari pembinaan keluarga ini antara lain : untuk membina keluarga agar dapat merawat anggota keluarga yang mengalami masalah degeneratif.E. Evaluasi.Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat

kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).Kegiatan yang telah dirumuskan dalam perencanaan bersama dengan warga telah dilaksanakan semua. Semua kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun walaupun masih terdapat beberapa hambatan baik internal (dari mahasiswa) maupun eksternal (dari masyarakat dan lingkungan). Dari beberapa hambatan yang ada, sebagian hambatan dapat tertutupi oleh faktor pendukung.

BAB VPENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :Masalah keperawatan komunitas yang muncul di wilayah Desa Suka Galih antara lain adalah terjadi resiko peningkatan penyakit menular akibat lingkungan kurang sehat (ISPA, Diare, TBC ) di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang kesehatan lingkungan dan dampak terhadap status kesehatan, Resiko penyimpangan perilaku (merokok dan penyimpangan narkoba) pada remaja di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dan narkoba, Resiko perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Desa Suka Galih berhubungan dengan kurangnya informasi, dan Terjadi penyakit degenerarif pada lansia warga Desa Suka Galih.Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain adalah penyuluhan TBC, penyuluhan batuk pilek, penyuluhan diare, kerja bakti, penyuluhan bahaya merokok, penyuluhan bahaya narkoba, pemutaran film bahaya merokok, pemutaran film bahaya narkoba, penyuluhan imunisasi, penyuluhan gizi bayi dan balita, penyuluhan nutrisi ibu hamil, dan penyuluhan penyakit reumatik.Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari masyarakat dilingkungan Desa Suka Galih, hal ini dapat dilihat dari ukur

adalah berjalannya POSKESDES sebagai dasar untuk terbentuknya Desa Siaga, dimana merupakan kegiatan yang baru di lingkungan Desa Suka Galih, dan masyarakat sangat antusias terhadap kegiatan ini.B. SaranBerdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :1. Kader KesehatanKegiatan yang sudah dilaksanakan dengan baik seperti posyandu balita hendaknya dapat dilaksanakan dengan secara bertahap ditingkatkan, untuk posyandu balita dengan sistem 5 meja. Kegiatan tersebut hendaknya dilaksanakan secara rutin dengan koordinasi pihak puskesmas.2. MasyarakatPeran serta dari masyarakat, Ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat dan pengurus RTRW perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin. Antara lain Ibu-ibu balita aktif membawa balitanya mengikuti kegiatan posyandu balita, lansia akt, warga aktif mengadakan ke