asuhan keperawatan klien terminal

16
UNIT 3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TERMINAL Tujuan Instruksional : Setelah mempelajari materi ini, peserta didik keperawatan diharapkan memiliki kemampuan : 1. Memahami dan dapat melaksanakan pengkajian pada klien terminal 2. Memahami dan dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien terminal 3. Memahami dan dapat menyusun rencana tindakan pada klien terminal 4. Memahami dan dapat melaksanakan evaluasi pada klien terminal PENGKAJIAN PADA KLIEN TERMINAL Pengkajian pada klien yang sakit terminal, meliputi : 1. Pengkajian Tingkat Kesadaran Closed Awareness, suatu keadaan dimana klien dan keluarga tidak sadar akan kemungkinan kematian, tidak dapat mengerti mengapa klien sakit dan mereka yakin akan sembuh.

Upload: 51120421

Post on 06-Dec-2014

110 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ASKEP TERMINAL

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

UNIT 3

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN TERMINAL

Tujuan Instruksional :

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik keperawatan diharapkan memiliki

kemampuan :

1. Memahami dan dapat melaksanakan pengkajian pada klien terminal

2. Memahami dan dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien terminal

3. Memahami dan dapat menyusun rencana tindakan pada klien terminal

4. Memahami dan dapat melaksanakan evaluasi pada klien terminal

PENGKAJIAN PADA KLIEN TERMINAL

Pengkajian pada klien yang sakit terminal, meliputi :

1. Pengkajian Tingkat Kesadaran

Closed Awareness, suatu keadaan dimana klien dan keluarga tidak sadar

akan kemungkinan kematian, tidak dapat mengerti mengapa klien sakit dan

mereka yakin akan sembuh.

Mutual Pretense, suatu kondisi dimana klien, keluarga dan tenaga kesehatan

telah mengetahui prognosis penyakit dalam keadaan terminal, namun

mereka berusaha untuk tidak membicarakan atau menyinggung tentang

penyakitnya.

Open Awareness, suatu keadaan dimana klien dan orang sekitarnya

mengetahui akan adanya kematian dan merasa tenang untuk

mendiskusikannya walaupun itu dirasakan sulit, pada keadaan ini klien diberi

kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan saat terakhirnya.

Pengkajian yang harus dilakukan dari tingkat kesadaran ini, adalah :

- Kaji apakah klien dan keluarga sadar bahwa klien dalam keadaan terminal?

Page 2: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

- Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien dan keluarga dalam tingkatan

closed awareness, mutual pretense, open awareness?

- Kaji dalam tahap manakah pada proses kematian tersebut?

- Kaji support sistem klien, misalnya keluarga atau orang terdekat?

- Apakah klien masih mengekspresikan sesuatu yang belum diselesaikan,

finansial, emosional, legal?

- Apakah koping yang positif pada klien?

2. Pengkajian Tanda – Tanda Klinis Menjelang Kematian

Tanda klinis menjelang kematian, adalah :

Kehilangan tonus otot, sehingga terjadi :

- Relaksasi otot muka, sehingga dagu menjadi turun.

- Kesulitan dalam berbicara, proses menelan, hilangnya reflek menelan.

- Gerakan tubuh yang terbatas (tidak mampu bergerak).

- Penurunan kegiatan GI Tract seperti nausea, vomiting, perut kembung,

konstipasi.

- Penurunan kontrol spinkter urinari dan rectal.

Kelambatan dalam sirkulasi, berupa :

- Kemunduran dalam sensasi.

- Sianosis pada daerah ekstrimitas.

- Kulit dingin, mula-mula daerah kaki, tangan, telinga dan kemudian

hidung.

Perubahan – perubahan tanda – tanda vital berupa :

- Nadi lambat dan lemah (saat ajal nadi cepat dan kecil).

- Penurunan tekanan darah (saat ajal tekanan darah sangat rendah).

- Pernafasan cepat, dangkal, tidak teratur atau pernafasan dengan mulut.

Gangguan sensori berupa :

- Penglihatan kabur (saat ajal pupil melebar).

- Gangguan dalam penciuman dan perabaan.

Page 3: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

3. Pengkajian Tanda – Tanda Klinis Saat Ajal

Pupil melebar, tidak mampu bergerak, kehilangan refleks – refleks, nadi cepat

dan kecil, pernafasan cheyne stokes dan ngorok, tekanan darah sangat rendah,

mata dapat tertutup dan agak terbuka.

4. Pengkajian Tanda – Tanda Mati Secara Klinis

Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total, tidak adanya

gerakan dari otot khususnya pernafasan, tidak ada refleks, gambaran mendatar

pada EKG.

5. Pengkajian Individu atau Anggota Keluarga Pada Saat Klien Dengan Dying

Reaksi kehilangan, ditandai dengan dada merasa tertekan, bernafas pendek

dan rasa tercekik.

Faktor yang mempengaruhi terhadap reaksi kehilangan :

- Arti dari kehilangan yang tergantung kepada persepsi individu tentang

pengalaman kehilangan.

- Umur berpengaruh terhadap tingkat pengertian dan reaksi terhadap

kehilangan serta kematian.

- Kultur pada setiap suku/bangsa terhadap kehilangan berbeda-beda.

- Keyakinan spiritual, anggota keluarga dengan sakaratul maut

melakukan praktek spiritual dengan tata cara yang dilakukan sesuaI

dengan agama dan keyakinannya.

- Peranan seks, untuk laki-laki diharapkan kuat dan tidak memperlihatkan

kesedihan dan perempauan dianggap wajar atau dibolehkan untuk

mengekspresikan perasaannya atau kesedihannya (menangis)

sepanjang tidak mengganggu lingkungan sekitar (menangis dengan

meraung – raung atau merusak).

- Status sosial ekonomi, berpengaruh terhadap sistem penunjang,

sehingga akan berpengaruh pula terhadap rekasi kehilanga akibat

adanya kematian.

Page 4: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

6. Pengkajian Terhadap Reaksi Kematian dan Kehilangan ; Berduka Cita

Karakteristik dari duka cita :

- Individu mengalami kesedihan dan merupakan reaksi dari shock dan

keyakinannya terhadap kehilangannya.

- Merasa hampa dan sedih.

- Ada rasa ketidak nyamanan, misalnya rasa tercekik dan tertekan pada

daerah dada.

- Membayangkan yang telah meninggal, merasa berdosa.

- Ada kecenderungan mudah marah.

Tingkatan dari duka cita :

- Shock dan ketidak yakinan, karena salah satu anggota keluarga akan

meninggal, bahkan menolak seolah-olah masih hidup.

- Berkembangnya kesadaran akan kehilangan dengan perilaku sedih,

marah pada diri sendiri atau pada orang lain.

- Pemulihan, dimana individu sudah dapat menerima dan mau mengikuti

upacara keagamaan berhubungan dengan kematian.

- Mengatasi kehilangan yaitu dengan cara mengisi kegiatan sehari – hari

atau berdiskusi dengan orang lain mengenai permasalahannya.

- Idealisasi, dimana individu menyesal karena kurang memperhatikan

almarhum selama masih hidup dan berusaha menekan segala kejelekan

dari almarhum.

- Keberhasilan, tergantung dari seberapa jauh menilai dari obyek yang

hilang, tingkat ketergantungan kepada orang lain, tingkat hubungan

sosial dengan orang lain dan banyaknya pengalaman kesedihan yang

pernah dialami.

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI (RENCANA

TINDAKAN KEPERAWATAN)

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan terakumulasinya sekret di

tenggorokan, ditandai dengan frekuensi nafas yang cepat, kadang – kadang

terdapat sianosis

Page 5: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

Tujuan :

Pola nafas efektif

Intervensi :

- Kaji pola nafas klien.

- Observasi tanda – tanda vital setiap 1 jam (TD, nadi, respirasi).

- Lakukan suction bilamana perlu.

- Kolaborasi dalam pemberian oksigen dan obat ekspectoran.

2. Merasa kehilangan harapan hidup dan terisolasi dari lingkungan sosial

berhubungan dengan kondisi sakit terminal

Tujuan :

Klien merasa tenang menghadapi sakaratul maut sehubungan dengan sakit

terminal

Intervensi :

- Dengarkan dengan penuh empati setiap pertanyaan dan berikan respon jika

dIbutuhkan klien dan gali perasaan klien.

- Berikan klien harapan untuk dapat bertahan hidup.

- Bantu klien menerima keadaannya sehubungan dengan ajal yang akan

menjelang.

- Usahakan klien untuk dapat berkomunikasi dan selalu ada teman di dekatnya.

- Perhatikan kenyamanan fisik klien.

3. Kehilangan harga diri berhubungan dengan penurunan dan kehilangan fungsi

Tujuan :

Mempertahankan rasa aman, tenteram, percaya diri, harga diri dan martabat klien

Intervensi :

- Gali perasaan klien sehubungan dengan kehilangan.

- Perhatikan penampilan klien saat bertemu dengan orang lain.

- Bantu dan penuhi kebutuhan dasar klien antara lain hygiene, eliminasi.

- Anjurkan keluarga dan teman dekat untuk saling berkunjung dan melakukan

hal – hal yang disenangi klien.

- Beri klien support dan biarkan klien memutuskan sesuatu untuk dirinya,

misalnya dalam hal perawatan.

Page 6: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

4. Depresi berhubungan dengan kesedihan tentang dirinya dalam keadaan terminal

Tujuan :

Mengurangi rasa takut, depresi dan kesepian

Intervensi :

- Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan sedih, marah dan lain – lain.

- Perhatikan empati sebagai wujud bahwa perawat turut merasakan apa yang

dirasakan klien.

- Bantu klien untuk mengidentifikasi sumber koping, misalnya dari teman dekat,

keluarga ataupun keyakinan klien.

- Berikan klien waktu dan kesempatan untuk mencerminkan arti penderitaan,

kematian dan sekarat.

- Gunakan sentuhan ketika klien menunjukkan tingkah laku sedih, takut ataupun

depresi, yakinkan bahwa perawat selalu siap membantu.

- Lakukan hubungan interpersonal yang baik dan berkomunikasi tentag

pengalaman – pengalaman klien yang menyenangkan.

5. Cemas berhubungan dengan kemungkinan sembuh yang tidak pasti, ditandai

dengan klien selalu bertanya tentang penyakitnya, adakah perubahan atau tidak

(fisik), raut muka klien yang cemas

Tujuan :

Klien tidak cemas lagi dan klien memiliki suatu harapan serta semangat hidup

Intervensi :

- Kaji tingkat kecemasan klien.

- Jelaskan kepada klien tentang penyakitnya.

- Tetap mitivasi (beri dukungan) kepada klien agar tidak kehilangan harapan

hidup dengan tetap mengikuti dan mematuhi petunjuk perawatan dan

pengobatan.

- Anjurkan kepada klien untuk tetap berserah diri kepada Tuhan.

- Datangkan seorang klien yang lain yang memiliki penyakit yang sama dengan

klien.

- Ajarkan kepada klien dalam melakukan teknik distraksi, misal dengan

mendengarkan musik kesukaan klien atau dengan teknik relaksasi, misal

dengan menarik nafas dalam.

Page 7: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

- Beritahukan kepada klien mengenai perkembangan penyakitnya.

- Ikut sertakan klien dalam rencana perawatan dan pengobatan.

6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak menerima akan kematian,

ditandai dengan klien yang selalu mengeluh tentang keadaan dirinya,

menyalahkan Tuhan atas penyakit yang dideritanya, menghindari kontak sosial

dengan keluarga/teman, marah terhadap orang lain maupun perawat

Tujuan :

Koping individu positif

Intervensi :

- Gali koping individu yang positif yang pernah dilakukan oleh klien.

- Jelaskan kepada klien bahwa setiap manusia itu pasti akan mengalami suatu

kematian dan itu telah ditentukan oleh Tuhan.

- Anjurkan kepada klien untuk tetap berserah diri kepada Tuhan.

- Perawat maupun keluarga haruslah tetap mendampingi klien dan

mendengarkan segala keluhan dengan rasa empati dan penuh perhatian.

- Hindari barang – barang yang mungkin dapat membahayakan klien.

- Tetap memotivasi klien agar tidak kehilangan harapan untuk hidup.

- Kaji keinginan klien mengenai harapa untuk hidup/keinginan sebelum

menjelang ajal.

- Bantu klien dalam mengekspresikan perasaannya.

7. Distress spiritual berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dalam

melaksanakan alternatif ibadah sholat dalam keadaan sakit ditandai dengan klien

merasa lemah dan tidak berdaya dalam melakukan ibadah sholat

Tujuan :

Kebutuhan spiritual dapat terpenuhi yaitu dapat melakukan sholat dalam keadaan

sakit

Intervensi :

- Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai ibadah sholat.

- Ajarkan pada klien cara sholat dalam keadaan berbaring.

- Ajarkan tata cara tayamum.

- Ajarkan kepada klien untuk berzikir.

Page 8: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

- Datangkan seorang ahli agama.

8. Inefektif koping keluarga berhubungan dengan kehilangan

Tujuan :

Membantu individu menangani kesedihan secara efektif

Intervensi :

- Motivasi keluarga untuk menverbalisasikan perasaan – perasaan antara lain :

sedih, marah dan lain – lain.

- Beri pengertian dan klarifikasi terhadap perasaan – perasaan anggota

keluarga.

- Dukung keluarga untuk tetap melakukan aktivitas sehari – hari yang dapat

dilakukan.

- Bantu keluarga agar mempunyai pengaharapan yang realistis.

- Berikan rasa empati dan rasa aman dan tenteram dengan cara duduk

disamping keluarga, mendengarkan keluhan dengan tetap menghormati klien

serta keluarga.

- Berikan kesempatan pada keluarga untuk melakukan upacara keagamaan

menjelang saat – saat kematian.

Diagnosa yang Mungkin Muncul Berhubungan Dengan Penyakit :

Gangguan Konsep Diri (peran) berhubungan dengan pathologis penyakit dan

kelemahan

Anorexia dan nausea berhubungan dengan pemberian obat kemoterapi

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

Konstipasi berhubungan dengan pemberian obat penurun rasa sakit

EVALUASI

Terhadap Klien

Klien bebas dari rasa sakit.

Klien dapat berpartisipasi dalam perawatan dan pengobatan baik pada tahap

perencanaan maupun pelaksanaannya.

Klien dapat mengekspresikan perasaannya (marah, sedih dan kehilangan).

Page 9: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

Klien dapat berkomunikasi dengan keluarga, perawat dan tim kesehatan

lainnya.

Terhadap keluarga

Keluarga dapat mengekspresikan perasaannya.

Keluarga dapat mengutarakan pengalaman – pengalaman emosionalnya.

Keluarga dapat melakukan kegiatan yang bisa dilakukan.

Keluarga dapat membentuk hubungan baru dengan orang lain.

Page 10: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan Andul Hamid (1995). “Nasehat Untuk Yang Akan Mati”, Jakarta, Gema

Insani Press

Carpenito, L. J. 1998. “Buku Saku Diagnosa Keperawatan”, Ed. 6, EGC. Jakarta

Pusdiknakes Depkes RI. 1990. “Asuhan Keperawatan Pasa Pasien Yang Tidak Ada

Harapan Sembuh Perawatan Pasien II”, Jilid IV. Edisi I. Pusdiknakes. Jakarta

Pusdiknakes Depkes RI. 2000. “Tindakan Keperawatan Pada Sakaratul Maut”, Jilid I

Edisi 1. Pusdiknakes. Jakarta.

Page 11: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

MATA AJARAN 320PEMBIMBING : Hj. Mimien Emi Suhaimi

KELOMPOK IIAidi Selamat ( PO7 120003004 )

H. Ali Rahman ( PO7 120003018 )

Iis Verawati ( PO7 120003019 )

Meiharni ( PO7 120003022 )

Nunung Sugiarti ( PO7 120003031 )

Rina ( PO7 120003034 )

Syamsu Rizali ( PO7 120003036 )

TERRY TERIDA R.( PO7 120003038 )

Yuana Mahdah ( PO7 120003039 )

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEPERAWATAN BANJARBARU

PROGSUS RSUD BANJARBARU

Page 12: Asuhan Keperawatan Klien Terminal

2004