asuhan keperawatan klien dengan diabetik retinopati

26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DM juga dapat menimbulkan gangguan pada mata,terutama retinopati diabetik.keadaan ini,disebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi makan retina .bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak atau timbul endapan lemak yang disebut dengan eksudat.selain itu, terjadi cabang-cabang abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang daerah yang sehat. Retina adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati lensa mata.cahaya yang difokuskan akan membentuk bayangan yang akan dibawa keotak oleh saraf optic, jika pembuluh mata bocor atau terbentuk parut diretina , bayangan yang dikirim ke otak menjadi kabur. Gangguan penglihatan semakin berat jika cairan yang bocor mengumpul di fovea,pusat retina yang menjalankan fungsi penglihatan sentral .akibatnya 1

Upload: julita-lobo

Post on 11-Nov-2015

460 views

Category:

Documents


87 download

DESCRIPTION

Retinopati diabetik merupakan suatu penyakit pada mata yang ditandai dengan peningkatan viskositas darah dan hiperglikemia memengaruhi regenerasi sel hingga iskemia jaringan retina. (Anas tamsuru,2011)

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDM juga dapat menimbulkan gangguan pada mata,terutama retinopati diabetik.keadaan ini,disebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi makan retina .bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak atau timbul endapan lemak yang disebut dengan eksudat.selain itu, terjadi cabang-cabang abnormal pembuluh darah yang rapuh menerjang daerah yang sehat.Retina adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati lensa mata.cahaya yang difokuskan akan membentuk bayangan yang akan dibawa keotak oleh saraf optic, jika pembuluh mata bocor atau terbentuk parut diretina , bayangan yang dikirim ke otak menjadi kabur.Gangguan penglihatan semakin berat jika cairan yang bocor mengumpul di fovea,pusat retina yang menjalankan fungsi penglihatan sentral .akibatnya penglihatan kabur saat membaca atau melihat objek yang dekat dan objekyang lurus di depan mata.Retinopati diabetik merupakan penyebab utama kebutaan pada penderita diabetes di seluruh dunia, disusul katarak. Bila kerusakan retina sangat berat, seorang penderita diabetes dapat menjadi buta permanen sekalipun dilakukan usaha pengobatan.Sehingga penting bagi kita sebagai mahasiswa keperawatan untuk memahami asuhan keperawatan pada klien dengan diabetik renopati

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana konsep dasar penyakit diabetik retinopati?2. Bagaimana konsep proses keperawatan pada diabetik retinopati?1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan umumAgar mahasiswa memahami konsep dan proses keperawatan pada klien dengan diabetik retinopati.1.3.2 Tujuan khususAgar mahasiswa mampu :1. Mengidentifikasi definisi dari diabetik retinopati2. Mengidentifikasi etiologi dari diabetik retinopati3. Mengidentifikasi manifestasi klinis dari diabetik retinopati4. Mengidentifikasi patofisiologi dari diabetik retinopati5. Mengidentifikasi proses keperawatan dari diabetik retinopati

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT DIABETIK RETINOPATI1) PENGERTIANRetinopati diabetik merupakan suatu penyakit pada mata yang ditandai dengan peningkatan viskositas darah dan hiperglikemia memengaruhi regenerasi sel hingga iskemia jaringan retina. (Anas tamsuru,2011)Retinopati diabetic adalah migroangiopatin progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh halus, meliputi anterior prekapiler retina, kapiler-kapiler dan vena-vena. (Dr. Rodiah Rahmawati,2007)Retinopati diabetic merupakan komplikasi diabetes yang sering dan disebabkan oleh kerusakan atau penyumbatan pembuluh darah yang member nutrisi retina sebagai akibat control glukosa darah yang tidak adekuat (Brunner & Suddarth, 2002)

2) EPIDEMIOLOGI Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan yang paling sering dijumpai, terutama dinegara barat. Kira-kira 1dari 900 orang berusia 25 tahun menginap diabetes dan kira-kira 1 dari 25 orang berusi 60 tahun adalah penyandang diabetes. Prevalesi retinopati diabetik proliferative pada diabetes tipe 1 dengan lama penyakit 15 tahun adalah 50%. Retinopati jarang ditemukan pada anak-anak dibawah umur 10 tahun tanpa memperhatikan lamanya diabetes. Resiko berkembangnya retinopati meningkat setelah pubertas. (Dr. Rodiah Rahmawati,2007)

3) KLASIFIKASI a. Retinopati Diabetik Non ProliferatifDitandai dengan adanya mikroaneurisma yang di bentuk oleh kapiler-kapiler yamg membentuk kantung-kantung kecil menonjol seperti titik-titik, vena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok, bercak pendarahan intra retinal. Pendarahan dapat terjadi pada semua lapisan retina dan berbentuk nyala api karena lokasinya dalam lapisan saraf yang berorientasi horizontal.b. Retinopati Diabetik Proliferatifretinopati diabetik proliferatif, yang ditandai dengan adanya pembuluh darah baru atau neuvaskularisasi, pendarahan pada vitreus dan terjadinya ablasi retina. Kategori ini umumnya ditentukan dokter setelah melakukan pemeriksaan funduskopi. Retinopati diabetik dan diabetes militus yang tidak tertangani dapat mengakibatkan terjadinya kebutaan permanen bagi pasien.(Dr. Rodiah Rahmawati,2007)

4) ETIOLOGIEtiologi Retinopati Diabetik, belum di ketahui secara pasti, namun namun muncul sebagai dampak mikroangiopati di pembuluh darah kapiler retina.

5) PATOFISISOLOGI Retinopati diabetik muncul sebagai dampak mikroangiopati di pembuluh darah kapiler retina. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan viskositas dan kadar gula darah sehingga menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah retina yang mengecilkan lumen pembuluh darah sampai akhirnya terjadi pembuntuan pembuluh darah kapiler retina. Akhirnya, jaringan retina kurang mendapat suplai darah, yang menyebabkan timbulnya iskemia dan kematian jaringan retina.Selain kematian jaringan, pada retinopati diabetik mungkin terjadi pendarahan retina, munculnya eksudat hingga ablasio retina.Retinopati diabetik dapat dikategorikan dalam dua bentuk yaitu: retinopati diabetik nonproliferatif, yang ditandai dengan adanya mikroaneurisma, pendarahan retina, dan adanya eksudat serta hipoksia dari iskemia jaringan retina; dan retinopati diabetik proliferatif, yang ditandai dengan adanya pembuluh darah baru atau neuvaskularisasi, pendarahan pada vitreus dan terjadinya ablasi retina. Kategori ini umumnya ditentukan dokter setelah melakukan pemeriksaan funduskopi. Retinopati diabetik dan diabetes militus yang tidak tertangani dapat mengakibatkan terjadinya kebutaan permanen bagi pasien. (Anas tamsuru,2011)

6) KOMPLIKASIa. Oklusi vaskuler retinaPenyempitan lumen vaskular dan trombosis sebagai efek dari proses biokimiawi akibat hiperglikemia kronis pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya oklusi vaskular retina. Oklusi vena sentralis retina akan menyebabkan terjadinya vena berkelok-kelok apabila oklusi terjadi parsial, namun apabila terjadi oklusi total akan didapatkan perdarahan pada retina dan vitreus sehingga mengganggu tajam penglihatan penderitanya.b. GlaukomaMekanisme terjadinya glaukoma pada retinopati diabetik masih belum jelas. Beberapa literatur menyebutkan bahwa glaukoma dapat terjadi pada retinopati diabetik sehubungan dengan neovaskularisasi yang terbentuk sehingga menambah tekanan intraokular.c. Ablasio retinaPeningkatan sintesis growth factor pada retinopati diabetik juga akan menyebabkan peningkatan jaringan fibrosa pada retina dan corpus vitreus. Suatu saat jaringan fibrosis ini dapat tertarik karena berkontraksi, sehingga retina juga ikut tertarik dan terlepas dari tempat melekatnya di koroid. Proses inilah yang menyebabkan terjadinya ablasio retina pada retinopati diabetik.

7) GEJALA KLINIK Kesulitan membaca Penglihatan kabur Melihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelip Mikroaneurisma, merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus posterior. Pendarahan dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang biasa terletak dekat mikroaneurisma dipoles posterior. Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina. Soft exsudate merupakan iskemia retina. Neovaskularisasi (pembuluh darah baru) pada retina biasanya terletak dipermukaan jaringan. (Dr. Rodiah Rahmawati,2007)

8) PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC DAN HASIL Oftalmoskopi Angiografi Fluoresein (Fundal Fluoreschein Angiografi = FFA) : dapat merekam tipe dan aktifitas retinopati.

9) PENATALAKSANAAN 1. Regulasi kadar glukosa (penanganan diabetes militus).2. Pengobatan dengan laser (syarat : media jernih sehingga sinar laser mampu menembus hingga retina).3. Bila terjadi pendarahan vitreus, yang tidak memungkinkan sinar laser menembus kornea, dilakukan tindakan operasi vitrektomi.(Anas tamsuru,2011)

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan1. PENGKAJIAN Anamnesa Identitas pasien : Nama : Tempat/ tanggal lahir Umur : berusia 25 tahun mengiidap diabetes dan kira-kira 1 dari 25 orang berusia 60 tahun adalah penyandang diabetes. Resiko berkembangnya retinopati meningkat setelah pubertas. Jenis kelamin : Agama : Pekerjaan : Riwayat penyakit dahulu :penyakit mata pada masa lalu, riwayat trauma,penyakit diabetes. Riwayat penyakit sekarang :diabetic retinopati Keluhan utama :pandangan kabur, terdapat bercak-bercak pada area penglihatan, penurunan lapang penglihatan. Pemeriksaan fisik B1 :- B2 : adanya perdarahan,bercak-bercak hitam pd mata B3 :pandangan kabur, penurunan lapang penglihatan B4 : B5 : B6: gelisah, ketidaknyamanan saat berativitas Pemeriksaan penunjangAngiografi fluoresein untuk menentukan luas penyakit.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Nanda, 2010)Diagnosa keperawatanData subjectiveData Objective

Penurunan persepsi sensori (penglihatan) b.d penurunan ketajaman penglihatanPandangan tidak jelas, terdapat bercak hitam pekat, penurunan lapang pandangDitemukan pendarahan retina

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umumKlien mengatakan merasa gelisah, lemahKetidaknyamanan selama beraktivitas

Resiko cedera b.d pendarahanMengatakan gatal, tegang pada mataPerilaku gelisah, menggosok daerah mata, gerakan tubuh kurang terkontrol

Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif pasien mengatakan tidak memahami tentang penyakit yang dialami.

pasien tampak bingung saat ditanyakan.

Kecemasan b.d perubahan status kesehatan; kemungkinan kehilangan penglihatanMengatakan cemas dan takutTampak gelisah, wajah murung, sering melamun

3. PERENCANAAN TINDAKAN/INTERVENSI KEPERAWATAN (Taylor Chyntia,2010)DIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN (GOAL, OBJECTIVE, OUTCOMES)INTERVENSI KEPERAWATANRASIONAL

Penurunan persepsi sensori (penglihatan) b.d penurunan ketajaman penglihatanGoal:klien terhindar dari penurunan persepsi sensori (penglihatan)Objective:klien tidak akan mengalami penurunan ketajaman penglihatanOutcomes: Pandangan klien cukup jelasTidak terdapat bercak hitam pekat, Tidak mengalami penurunan lapang pandangPendarahan pada retina berkurang1. Anjurkan anggota keluarga dan teman-teman pasien untuk mengunjungi pasien dan untuk membawa benda yang familiar yang ditinggal bersama pasien.2. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang metode alternative untuk melakukan koping terhadap kehilangan penglihatan

3. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan

4. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan,tentang

1. R/adanya benda yang familiar dapat membantu pasien dalam orientasi realitas 2. Pasien yang memiliki pengetahuan dapat melakukan koping terhadap penggunaan penglihatan secara lebih baik3. Menurunkan bahaya keamanan yang berhubungan pandang lapang penglihatan.4. Dapat melakukan kopng terhadap gangguan penglihatan

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umumGoal:klien mampu beraktivitasObjective:klien terhindar dari rasa lemahOutcomes: Klien mengatakan tidak merasa gelisah, Klien melaporkan kelemahan berkurangKlien nyaman dalam melakukan aktivitas1. Ajarkan kepada pasien cara menghemat energy ketika melakukan aktivitas hidup sehari-hari.2. Ajarkan kepada pasien latihan yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan

3. Motivasi pasien untuk membantu merencanakan kemajuan aktivitas4. Instruksikan dan bantu klien untuk beraktivitas diselingi istirahat5. Identivikasi dan minimalkan factor-faktor yang dapat menurunkan toleransi latihan klien1. Tindakan tersaebut dapat menurunkan metabolism seluler dan kebutuhan oksigen2. Dapat meningkatkan pernapasan dan secara bertahap meningkatkan aktivitass3. Partisipasi pasien dalam perencanaan dapat membantu memperkuat keyakinan klien4. Untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan mencegah keletihan5. Untuk membantu meningkatkan aktivitas.

Resiko cedera b.d pendarahanGoal:klien bebas dari resiko cederaObjective: klien tidak mengalami pendarahanOutcome:Mengatakan gatal berkurang. Tidak merasa tegang pada mataPerilaku tidak gelisah. Gerakan tubuh terkontrol

1. Ajarkan klien untuk menghindari tindakan yang dapat menyebabkan cedera.2. Diskusikan tentang rasa sakit, pembatasan aktivitas dan pembalutan mata,.3. Bantu aktivitas selama fase istirahat4. Tempatkan klien pada tempat tidur yang lebih rendah dan anjurkan untuk membatasi pergerakan mendadak atau tiba-tiba serta menggerakan kepala berlebihan5. Observasi factor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap cedera1. Tindakan yang dapat meningkatkan tekanan intraocular:Mengejan, menggerakan kepala mendadak, membungkuk terlalu lama. 2. Meningkatkan kerja sama dan pembatasan yang diperlukan.3. Mencegah atau menurunkan resiko komplikasi cedera.

4. Istirahat mutlak diberikan hanya beberapa menit hingga 1-2 jam atau satu malam bila ada komplikasi.5. Meningkatkan kesadaran pasien, anggota keluarga, pemberi asupan

Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitifGoal: : klien akan menyatakan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit danpengobatanObjective: : klien tidak akan mengalami keterbatasan kognitif selama dalam perawatanOutcome:Klien memahami tentang penyakitnyaKlien tidak bingung saat ditanya tentang penyakitnya1. Ajarkan klien aktifitas perawatan diri yang diperlukan2. Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur3. Informasikan klien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas4. Diskusikan kmampuan klien sekarang untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri dan aktifitas sehari-hari klien5. Beritahu klien untuk menghindari faktor-faktor pencetus

1. meningkatkan kepatuhan klien 2. Meningkatkan pemahaman dan meningkatakan kerjasama klien 3. dapat bereaksi silang/campur dengan obat yang diberikan 4. menentukan kebutuhan bantuan, karena sebagian didasarkan pada tingkat fungsi klien sekarang.

5. menghindari terjadinya komplikasi lebih lanjut, hipertensi dan kadar glukosa darah merupakan faktor penyebab retinopati diabetik

Kecemasan b.d perubahan status kesehatan; kemungkinan kehilangan penglihatanGoal:klien akan bebas dari rasa cemasObjective:klien tidak mengalami prubahan status kesehatan (penglihatan)Outcome: klien mengungkapkan kecemasan bekurang,Perasaan takut berkurang,Klien tidak sering melamun1. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan tambahan.2. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.3. Motivasi pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.

1. Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan/harapan yang akan datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan informasi tentang pengobatan.2. Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus ansietas, dan dapat mempengaruhi upaya medic untuk mengontrol TIO.3. Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah

4. TINDAKAN KEPERAWATANTindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervesi keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat.

5. EVALUASI KEPERAWATANEvaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi, tidak teraftasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada criteria evaluasi.

6. PENDIDIKAN PASIEN1) Orang yang menderita diabetes harus diperingatkan akan resiko ini dan di dorong untuk mematuhi diet, obat dan program latihannya sebagai usaha untuk mengontrol glukosa darah dan hipertensi.2) Diarahkan untuk melakukan pemeriksaan mata berkala, karena ahli oftalmologis dapat segera mendeteksi tanda retinopati diabetic lama sebelum gejalanya dirasakan oleh pasien.(Brunner & Suddarth,2002)BAB 3PENUTUP

1.1 KesimpulanSalah satu penyebab kebutaan adalah katarak. sekitar 1,5 % dari jumlah penduduk di Indonesia, 78 % disebabkan oleh katarak. Pandangan mata yang kabur atau berkabut bagaikan melihat melalui kaca mata berembun, ukuran lensa kacamata yang sering berubah, penglihatan ganda ketika mengemudi di malam hari , merupakan gejala katarak. Tetapi di siang hari penderita justru merasa silau karena cahaya yang masuk ke mata terasa berlebih.Begitu besarnya resiko masyarakat Indonesia untuk menderita katarak memicu kita dalam upaya pencegahan. Dengan memperhatikan gaya hidup, lingkungan yang sehat dan menghindari pemakaian bahan-bahan kimia yang dapat merusak akan membuta kita terhindar dari berbagai jenis penyakit dalam stadium yang lebih berat yang akan menyulitkan upaya penyembuhan.Untuk itu sebagai perawat tentunya kita harus menegakkan asuhan keperawatan yang benar agar tidak memperburuk keadaan klien. 1.2 Saran Tugas yang diberikan terlalu spesifik, sehingga ada kendala dalam mencari materi yang berhubungan. Selain itu, kurangnya buku sumber di perpustakaan juga menjadi kendala besar, karena mahasiswa hanya bergantung pada buku sumber di perpustakaan. Sehingga mahasiswa menyarankan agar buku sumber di perpustakaan diperbanyak dan di-upgrade sesuai dengan topik atau materi yang diberikan.Daftar Pustaka

Ns. Indriana N. Istiqomah, S.Keb. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Price & Wilson.2005. Patofisiologi Anatomi Buku (1).Jakarta : EGCSmeltzer, Suzane C dan Brenda G. Bare.1996. Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGCCorwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : EGC.Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik, volume 1. Jakarta: EGC

10