asuhan keperawatan keluarga pak aris.doc

Upload: dwi-abdul-rohman

Post on 30-Oct-2015

142 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN

MAKALAH KOMUNITAS ITENTANGASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGANPENYAKIT TUBERCULOSIS

Disusun Oleh:KELOMPOK IIIPROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMOJOKERTO2013-2014MAKALAH KOMUNITAS I

TENTANG

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

Anggota Kelompok III

1. Anik Yuliani

2. Arif Rahman Hakim

3. Candra Kurniawan

4. Dwi Abdul Rohman

5. Kristian

6. Moh.Farid

7. Rahmi Putri

8. Raga Yuni

9. Retno Wahyuningsih10. Ratih Novia Sari

11. Ulul Azmi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MOJOKERTO

2013/2014KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Denganpenyakit Tuberculosis Paru yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat Tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penyakit Tuberculosis Paru Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.Mojokerto, 27 Maret 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Judul ..............................................................................................i

Cover.............................................................................................ii

Kata Pengantar .................................................................................iii

Daftar Isi.........................................................................................iv

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang......................................................................5

1.2Rumusan masalah....................................................................5

1.3Tujuan dan manfaat....................................................................5

BAB 2 :TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian............................................................................6

2.2 Fisiologi...............................................................................6

2.3 Patofisiologi........................................................................7

2.4 Manifiestasi klinis...............................................................7

2.5 Pemeriksaan Penunjang...........................................................8

2.6 Penatalaksanaan...................................................................10

2.7 Prognosi..............................................................................11

2.8 Komplikasi...........................................................................11

BAB 3: Pendekatan Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian.................................................................18B. Diagnosa.......................................................................20C. Perencanaan.......................................................................21D. Implementasi.....................................................................25E. Evaluasi.........................................................................26

BAB 4:PENUTUP27DAFTAR PUSTAKA28BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien asuhan keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerimanya.Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. 1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :1. Apa tahap pekembangan keluarga?

2. Apa Asuhan Keperawatan Keluarga dengan penyakit Tbc? 1.3 TujuanTujuan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan penyakit TBC.2. Untuk memahami Asuhan Keperawatan Keluarga dengan penyakit TBC.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Tahap Perkembangan

Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :

a. Tahap I : keluarga pemula

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.

b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak

Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.

c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah

Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia lima tahun.

d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah

Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.

e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja

Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.

f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda

Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.

g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan

Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.

h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal. Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman (1998) yaitu :

1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

2.2 Konsep Masalah Kesehatan

2.2.1 Definisi

TBC adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara (pernafasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui penyebaran darah, kelenjar limfe, saluran pernafasan, penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Sylvia Anderson 1995 : 753)

2.2.2 Etiologi

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

2.2.3 Tanda dan Gejala

a. Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak lebih dari 3 minggu. b. Demam ringan, tetapi kadang-kadang dapat mencapai 40 410C.c. Sesak nafas d. Nyeri dadae. Batuk darahf. Badan terasa lemasg. Kehilangan nafsu makanh. Berat badan turuni. Rasa kurang enak badan (malaise)j. Berkeringat malam padahal tidak ada kegiatan.k. Penatalaksanaan2.2.4 Cara Penularan

Droplet Nucles yang merupakan partikel 1-10 mikron, dikeluarkan oleh penderita penyakit TBC dengan cara batuk-batuk, bersin, bicara, penderita meludah ke tanah kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu penyakit ini disebut Airbone Infection. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.

2.2.5 Patofisiologi

Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli,tempat dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri dalam sistem imun tubuh dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neurofil & makrofagi) menelan banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringn normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli akan terjadi gangguan pertukaran gas karena sputum menumpuk akan menutupi jalan nafas, dan sputum bergerak maju ke bronkus, maka akan terjadi ganguan jalan nafas. (Brunner & Suddart, 2002 : 585).

2.2.6 Komplikasi

a. Pneumonia (radang parenkim paru)

b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)

c. Pneumotorak (adanya udara dan gas dalam rongga selaput dada)

d. Empiema

e. Lasingitis

f. Menjalar ke organ lain (spt, usus)

2.2.7 Penatalaksanaan

Pengobatan untuk individu dengan TB aktif memerlukan waktu lama karena basil resisten terhadap sebagian besar antibiotic dan cepat bermutasi apabila terpajan antibiotic yang semula masih efektif. Saat ini terapi untuk pasien dengan infeksi aktif adalah kombinasi empat obat dan berlangsung paling kurang 9 bulan dan biasanya lebih lama. Apabila pasien tidak berespons terhadap obat-obatan tersebut, maka obat dan protocol pengobatan lain akan dicoba. Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberculin positif setelah sebelumnya negative biasanya mendapat antibiotic selama 6-9 bulan untuk membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basil total.2.3 Konsep Proses Keperawatan Keluarga

2.3.1 Definisi keluarga

Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.

a. Raisner (1980)

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.

b. Logans (1979)

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.

c. Gillis (1983)

Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu.

d. Duvall (1986)

Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.

e. Bailon dan Maglaya (1978)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

f. Johnsons (1992)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

f. Spradley dan Allender (1996)

Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan tugas.

Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.

4. Mempunyai tujuan;

a. menciptakan dan mempertahankan budaya

b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.

Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.

2.3.2 Tipe keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.

A. Tipe keluarga tradisional

1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).

2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.

4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.

5. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

6. Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).

7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja.

8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.

9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.

10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

11. Single adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

B. Tipe keluarga non tradisional

1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

2. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.

3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.

4. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

6. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.

7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.

8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.

9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.

10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu dan anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar anggota dan dengan masyarakat.2.3.3 Fungsi keluarga

Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:

1. Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:

a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.

b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.

c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.

2. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986)

Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.

3. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhansemua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.

2.3.4 Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998)

Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :

A. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan tbc.

B. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.

C. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan.ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.

D. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.

E. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

2.3.5 Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:

A. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi:

1. Bersifat terbuka dan jujur

2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga

3. Berpikiran positif

4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri

Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi

Karakteristik pengirim:

1. Yakin dalam mengemukakan pendapat

2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas

3. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik

Karakteristik penerima

1. Siap mendengar

2. Memberikan umpan balik

3. Melakukan validasi

B. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.

C. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

Tipe struktur kekuatan

1. Legitimate power/authority yaitu hak untuk mengatur seperti orang tua kepada anak.

2. Referent power yaitu seseorang yang ditiru

3. Reword Power yaitu pendapat ahli

4. Coercive power yaitu dipaksakan sesuai keinginan

5. Informational power yaitu pengaruh melalui persuasif

6. Affectif power yaitu pengaruh melalui manipulasi cinta kasih

D. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.

Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.3.6 Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.

Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:

1. Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:

a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.

b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.

2. Koordinator

Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

3. Pelaksana

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

4. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visiteyang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.

5. Konsultan

Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.

6. Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.

7. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

8. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.

9. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat..BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA TBC

1.1 PengkajianLima tahap proses keperawatan terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu (diagnosa keperawatan), rencana keperawatan, implementasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Proses keperawatan memiliki tahapan-tahapan yang saling bergantung dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap satu ke tahap lain, (friedman,1998:55). Menurut friedman (1998:56) proses pengkajian keperawatan dengan pengumpulan informasi secara terus-menerus terhadap arti yang melekat pada informasi yang sedang dikumpulkan tersebut. Pengkajian yang dilakukan meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis, diklasifikasi dianalisa artinya.

1. Pengumpulan dataPengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan, studi dokumentasi (melihat kms, kaetu keluarga) dan pemeriksaan fisik (effendi,1998:47).Data yang dikumpulkan meliputi:

A. Identitas keluarga, yang dikaji adalah umur,pekerjaan dan tempat tinggal.

Yang beresiko menjadi penderita tuberculosis adalah: individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tuna wisma,tahanan), dibawah umur 15 tahun dan dewasa muda antara 15-44 tahun ,tinggal ditempat kumuh dan perumahan di bawah standart dan pekerjaan.B. Latar belakang budaya atau kebiasaan keluarga

kebiasaan makan

Pada penderita tuberculosis mengalami nafsu makan menurun bila terjadi terus menerus akan menyebabkan penderita menjadi lemah. Bagi penderita tuberculosis dianjurkan diet tinggi kalori tinggi protein (tktp) (tempointeraktif, 23 juli 2005).

pemanfaatkan fasilitas kesehatan

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sangat berpengaruh dalam perawatan tuberculosis baik untuk mendapatkan informasi maupun pengobatan. Beberapa tempat yang memberikan pelayanan kesehatan bagi tuberculosis adalah puskesmas, bp4, rumah sakit dan dokter pratek swasta (depkes ri, 2002). status sosial ekonomiPendidikan yang rendah berpengaruh terhadap pola pikir dan tindakan keluarga dalam mengatasi masalah dalam keluarga (effendy, 1998). Sebaliknya dengan tingkat pendidikan tinggi keluarga akan mampu mengenal masalah dan mampu mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah. pekerjaan dan penghasilanPekerjaan dan penghasilan merupakan hal yang sangat berkaitan. Penghasilan keluarga akan menentukan kemampuan mengatasi masalah kesehatan yang ada. Kemampuan menyediakan perumahan yang sehat, kemampuan pengobatan anggota keluarga yang sakit dan kemampuan menyediakan makanan dengan gizi yang seimbang. 60% penderita tuberculosis adalah penduduk miskin (sinar harapan, 23 juli 2005). aktivitasSelain kebutuhan makanan, kebutuhan istirahat juga harus diperhatikan. Bagi penderita tuberculosis dianjurkan istirahat minimal 8 jam perhari (depkes ri, 2002). tingkat perkembangan dan riwayat keluargaTingkat perkembangan pada tahap pembentukan keluarga akan didapati masalah dengan social ekonomi yang rendah karena harus belajar menyesuaikan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Keluarga baru belajar memecahkan masalah. Dengan keadaan tersebut berpengaruh pada tingkat kesehatan keluarga. Social ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidak mampuan dan ketidak tahuan dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi (effendy,1998). Tidak adanya riwayat keluarga yang mempunyai masalah kesehatan tidak berpengaruh pada status kesehatan keluarga.

2. Data lingkungan1. Karakteristik rumahKeadaan rumah yang sempit, ventilasi kurang, udara yang lembab termasuk rumah dengan kondisi di bawah standart kesehatan. Salah satu factor yang bisa menyebabkan kuman tuberculosis bertahan hidup adalah kondisi udara yang lembab (depkes ri, 2002).A. Karakteristik lingkungan

Lingkungan rumah yang bersih, pembuangan sampah dan pembuangan limbah yang benar dapat mengurangi penularan tbc dan menghambat pertumbuhan bakteri tuberkulosa. Tbc sangat erat berhubungan dengan kondisi lingkungan yang kumuh

B.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Kuman tuberculosis dapat menular dari ke orang melalui udara. Semakin sering kontak langsung dengan penderita bereksiko sekali tertular tbc. Terutama yang merawat di rumah berkesempatan terkena tbc dari pada yang berada di tempat umum 2. Struktur keluargaA.Pola komunikasi

Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung bagi penderita tbc. Saling mengingatkan dan memotivasi penderita untuk terus melakukan pengobatan dapat mempercepat proses penyembuhan.B. Struktur peran keluarga

Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.C. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluargaD.Nilai atau norma keluarga

Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga.(suprajitno,.2004: 7)3. Fungsi keluarga (friedman, 1998)A. Fungsi afektifKeluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit tbc akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

B. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasiFungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.C. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatanDikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu : Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Ketidak sanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, akibat, pancegahan, perawatan dan pengobatan tbc. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan. keluarga.tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Ketidak sanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah. merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan. memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.D. Fungsi reproduksiKeluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.E. Fungsi ekonomiKeluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.F. Koping keluargaBila koping keluarga tidak efektif terhadap stressor yang akan menyebabkan stress yang berkepanjangan.hal ini akan mempengaruhi daya tahan tubuh .2.1 Perumusan diagnosa keperawatan

Diagnosa yang muncul pada keluarga dengan penyakit tbc adalah :

1. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit TBC berhubungan dengan keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah TBC.

2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah TBC yang terjadi pada keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC.3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TBC berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan TBC.4. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan TBC berhubungan dengan sikap keluarga yang kurang tepat terhadap pelayanan atau petugas kesehatan atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya segera datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit TBC.5. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit TBC berhubungan dengan kurangnya pemahaman keluarga tentang pengaruh lingkungan terhadap faktor pencetus TBC.3.1 Intervensi Keperawatan

a. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit TBC berhubungan dengan keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah TBC.Sasaran :Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari Penyakit TBC

Tujuan :Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan TBC setelah tiga kali kunjungan rumah.Kriteria:Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit.Standar:Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat TBC dan dapat mengambil keputusan yang tepat.Intervensi :

1. Diskusikan tentang akibat penyakit TBC.

2. Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita TBC.b. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah TBC yang terjadi pada keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit TBCSasaran :Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang penyakit TBC.Tujuan :Keluarga mengenal masalah penyakit TBC setelah dua kali kunjungan rumah.Kriteria:Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit TBCStandar:Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit TBC, serta pencegahan dan pengobatan penyakit TBC secara lisan.

Intervensi :

1. Jelaskan arti penyakit TBC.

2. Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit TBC.3. Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TBC berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan TBC

Sasaran :Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TBC.

Tujuan :Keluarga dapat melakukan pencegahan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita TBC setelah tiga kali kunjungan rumah.Kriteria:Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan penyakit TBC.Standar:Keluarga dapat melakukan pencegahan agar anggota keluarga yang menderita penyakit TBC tidak tertular secara tepat.Intervensi :

1. Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit TBC.

2. Jelaskan pada keluarga tentang tertularnya kuman atau bakteri TBC.d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan TBC berhubungan dengan sikap keluarga yang kurang tepat terhadap pelayanan atau petugas kesehatan atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya segera datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit TBC.Sasaran :Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.

Tujuan :Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi penyakit TBC setelah dua kali kunjungan rumah.Kriteria:Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit TBC.Standar:Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.Intervensi :

1. Jelaskan pada keluarga kemana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan TBC.e. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit TBC berhubungan dengan kurangnya pemahaman keluarga tentang pengaruh lingkungan terhadap faktor pencetus TBC.Sasaran :Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan terhadap penyakit TBC.Tujuan :Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah empat kali kunjungan rumah.Kriteria:Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses penyakit TBC.Standar:Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit TBCIntervensi :

1. Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit TBC misalnya

a. Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko penularan bakteri.b. Gunakan alat pelindung bila bekerja misalnya masker.2. Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.

4.1 ImplementasiUntuk mendukung rencana keperawatan diperlukan kerja sama dengan keluarga supaya berjalan seperti yang diharapkan. Perawatan kesehatan keluarga menuntut pelaksanaan perawatan yang paling baik, hal ini adalah hasil dari kemauan yang besar untuk menghadapi tuntutan mengingatkan kecakapan perawat dalam merawat serta mengambil tindakan dan menggunakan segala kesempatan untuk membantu keluarga dan mengevaluasi tindakan tersebut5.1 Evaluasi

Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Menurut friedman (1998) evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Ada beberapa metode evaluasi yang dipakai dalam perawatan. Faktor yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang sedang dievaluasi. Bila tujuan tersebut sudah tercaapai maka kita membuat recana tindak lanjut.Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan keluarga dengan Diabetes Mellitus adalah:

a. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan TBC.

b. Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit TBC.

c. Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita TBC.

d. Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi penyakit TBCe. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan dan pencegahan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kritik dan saran

Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah TBC

Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami.

Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa berfikir aktif dan kreatif.DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta

www.medicastore.com, 2004, Informasi tentang penyakit : TBC

2