asuhan keperawatan kasus osteoporosis pada ny.docx

13
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny. S Uraian Kasus Ny. S umur 58 tahun datang ke RSUD AA Pekanbaru dengan keluhan ngilu pada sendi yang sering dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu, rasa ngilu itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. S tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan diri ke dokter Ny. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki. Hasil rongent menunjukkan bahwa Ny. S menderita osteoporosis diperkuat lagi dengan hasil BMD T-score -3. Klien mengalami menopause sejak 6 tahun yang lalu. Menurut klien dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut. Klien beranggapan bahwa keluhan yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua. Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS. Pola aktifitas diketahui klien banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat. Riwayat penggunaan KB hormonal dengan metode pil. Pemeriksaan TB 165 cm, BB 76 kg (BB sebelumnya 78 kg). A. Pengkajian a. Identitas Klien Nama : Ny. S Umur : 58 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT b. Riwayat Kesehatan a) Riwayat Kesehatan Sekarang Ny. S umur 58 tahun datang dengan keluhan ngilu pada sendi yang sering dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu, rasa ngilu itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. S tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan diri ke dokter Ny. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki. Hasil

Upload: erni-jasmita

Post on 26-Nov-2015

1.187 views

Category:

Documents


127 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny.docx

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny. S

Uraian Kasus

Ny. S umur 58 tahun datang ke RSUD AA Pekanbaru dengan keluhan ngilu pada sendi yang sering dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu, rasa ngilu itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. S tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan diri ke dokter Ny. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki. Hasil rongent  menunjukkan bahwa Ny. S menderita osteoporosis diperkuat lagi dengan hasil BMD T-score -3. Klien mengalami menopause sejak 6 tahun yang lalu. Menurut klien dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut. Klien beranggapan bahwa keluhan yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua. Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS. Pola aktifitas diketahui klien banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat. Riwayat penggunaan KB hormonal dengan metode pil. Pemeriksaan TB 165 cm, BB 76 kg (BB sebelumnya 78 kg).

A. Pengkajiana. Identitas Klien

Nama : Ny. SUmur : 58 TahunJenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT

b. Riwayat Kesehatana) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ny. S umur 58 tahun datang dengan keluhan ngilu pada sendi yang sering dirasakannya sejak 3 bulan yang lalu, rasa ngilu itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. S tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan diri ke dokter Ny. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki. Hasil rongent  menunjukkan bahwa Ny. S menderita osteoporosis diperkuat lagi dengan hasil BMD T-score -3.

b) Riwayat Kesehatan DahuluRiwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS. Riwayat penggunaan KB hormonal dengan metode pil.

c. Pemeriksaan Fisika) Inspeksi

Klien terlihat bungkuk (kifosis), penurunan berat badan, perubahan gaya berjalan.b) Palpasi

Klien merasakan nyeri saat dilakukan palpasi pada area punggung.d. Riwayat Psikososial

Klien cemas untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang berat.

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny.docx

e. Hasil pemeriksaan laboratoriumBMD T-score -3

B. Analisa Data

No Data Etiologi MasalahDS

Klien mengatakan ngilu di bagian sendi sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S tidak memperdulikannya. Sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di tubuhnya tak kunjung hilang

Klien mengatakan banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi

Klien mengatakan tidak suka olahraga karena tidak sempat.

Klien mengatakan terasa sakit pada sendi ketika berjalan

Klien mengatakan aktivitas sehari-hari terhambat

Skala nyeri 7

DO Klien mengalami menopause

sejak 6 tahun yang lalu. Riwayat penggunaan KB

hormonal dengan metode pil. Wajah klien terlihat

meringis. Sering terlihat memegang

area yang sakit

Penurunan massa tulang / osteoporosis

Fraktur vertebra

Deformitas Vertebra

Teregangnya ligamentum dan otot/

spasme otot

Nyeri

Nyeri

DS

Klien mengatakan ngilu di bagian sendi sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S tidak mempedulikannya.

Penurunan massa tulang / osteoporosis

Fraktur vertebra

Hambatan mobilitas fisik

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny.docx

Sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di tubuhnya tak kunjung hilang.

Klien mengatakan banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat.

Klien mengatakan terasa sakit pada sendi ketika berjalan.

Klien mengatakan aktivitas sehari-hari terhambat

DO Ny. S umur 58 tahun Hasil rongent  menunjukkan

bahwa Ny. S menderita osteoporosis.

Hasil BMD T-score -3. Hasil darah lengkap dalam. Pemeriksaan TB 165 cm, BB

76 kg. Kifosis

Deformitas Vertebra

Bungkuk

Hambatan mobilitas fisik

DS

Klien mengatakan merasakan ngilu saat beraktivitas yang berat

DO Klien terlihat sangat berhati-

hati berjalan. Klien terlihat kifosis

(bungkuk) Hasil rongent  menunjukkan

bahwa Ny. S menderita osteoporosis

Hasil BMD T-score -3.

Penurunan massa tulang/osteoporosis

Resiko cedera

Resiko cedera

DS

Klien mengatakan ngilu di bagian sendi sejak beberapa

Postmenopause, usia lanjut

Penurunan hormon

Kurang pengetahuan

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny.docx

tahun lalu, namun Ny. S tidak mempedulikannya. Sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di tubuhnya tak kunjung hilang

Klien mengatakan dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut.

Klien beranggapan bahwa keluhan yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua.

Klien mengatakan banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat.

DO Ny. S umur 58 tahun Riwayat kesehatan

sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS.

Riwayat penggunaan KB hormonal dengan metode pil.

Pendidikan Terakhir Klien SMA

inhibitor osteoclast (estrogen, kalsitonin)

Penigkatan osteoclast

Penurunan massa tulang/osteoporosis

Kurang pengetahuan

C. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur, spasme otot, deformitas

tulang.2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan

skeletal (kifosis), nyeri sekunder atau fraktur baru.3. Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan

ketidakseimbangan tubuh.4. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi yang

berhubungan dengan kurang informasi, salah persepsi ditandai dengan klien mengatakan kurang ,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny.docx

D. Intervensi Keperawatan

Dx. Keperawatan Intervensi Rasionalisasi

Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur, spasme otot, deformitas tulang

Pantau tingkat nyeri pada punggung, nyeri terlokalisasi atau menyebar pada abdomen atau pinggang.

Ajarkan pada klien tentang alternative lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya.

Kaji obat-obatan untuk mengatasi nyeri.

Rencanakan pada klien tentang periode istirahat adekuat dengan berbaring dalam posisi telentang selama kurang lebih 15 menit

Tulang dalam peningkatan jumlah trabekular, pembatasan gerak spinal.

Alternatif lain untuk mengatasi nyeri, pengaturan posisi, kompres hangat dan sebagainya.

Keyakinan klien tidak dapat menoleransi obat yang adekuat atau tidak adekuat untuk mengatasi nyerinya.

Kelelahan dan keletihan dapat menurunkan minat untuk aktivitas sehari-hari.

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis), nyeri sekunder atau fraktur baru.

Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada.

Rencanakan tentang pemberian program latihan : Bantu klien jika

diperlukan latihan Ajarkan klien

tentang aktivitas hidup sehari hari yang dapat dikerjakan

Ajarkan pentingnya latihan.

Bantu kebutuhan untuk beradaptasi dan

Dasar untuk memberikan alternative dan latihan gerak yang sesuai dengan kemampuannya.

Latihan akan meningkatkan pergerakan otot dan stimulasi sirkulasi darah

Aktifitas hidup sehari-hari

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny.docx

melakukan aktivitas hidup sehari hari, rencana okupasi

Peningkatan latihan fisik secara adekuat: Dorong latihan dan

hindari tekanan pada tulang seperti berjalan

Instruksikan klien untuk latihan selama kurang lebih 30menit dan selingi dengan istirahat dengan berbaring selama 15 menit

Hindari latihan fleksi, membungkuk tiba-tiba,dan penangkatan beban berat

secara mandiri

Dengan latihan fisik:

Masa otot lebih besar sehingga memberikan perlindungan pada osteoporosis

Program latihan merangsang pembentukan tulang

Gerakan menimbulkan kompresi vertical dan fraktur vertebra.

Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh.

Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya: Tempatkan klien

pada tempat tidur rendah.

Amati lantai yang membahayakan klien.

Berikan penerangan yang cukup

Tempatkan klien pada ruangan yang tertutup dan mudah untuk diobservasi.

Ajarkan klien tentang pentingnya menggunakan alat pengaman di ruangan.

Berikan dukungan ambulasi sesuai dengan kebutuhan:

Menciptakan lingkungan yang aman dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan.

Ambulasi yang dilakukan tergesa-gesa dapat menyebabkan mudah jatuh.

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny.docx

Kaji kebutuhan untuk berjalan.

Konsultasi dengan ahli therapist.

Ajarkan klien untuk meminta bantuan bila diperlukan.

Ajarkan klien untuk berjalan dan keluar ruangan.

Bantu klien untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara hati-hati.

Ajarkan pada klien untuk berhenti secara perlahan, tidak naik tanggga, dan mengangkat beban berat.

Ajarkan pentingnya diet untuk mencegah osteoporosis: Rujuk klien pada

ahli gizi Ajarkan diet yang

mengandung banyak kalsium

Ajarkan klien untuk mengurangi atau berhenti menggunakan rokok atau kopi

Ajarkan tentang efek rokok terhadap pemulihan tulang.

Observasi efek samping obat-obatan yang digunakan

Penarikan yang terlalu keras akan menyebabkan terjadinya fraktur.

Pergerakan yang cepat akan lebih memudahkan terjadinya fraktur kompresi vertebra pada klien osteoporosis.

Diet kalsium dibutuhkan untuk mempertahankan kalsium serum, mencegah bertambahnya kehilangan tulang. Kelebihan kafein akan meningkatkan kalsium dalam urine. Alcohol akan meningkatkan asidosis yang meningkatkan resorpsi tulang

Rokok dapat meningkatkan terjadinya asidosis

Obat-obatan seperti diuretic, fenotiazin dapat menyebabkan pusing,

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KASUS OSTEOPOROSIS PADA Ny.docx

megantuk, dan lemah yang merupakan predisposisi klien untuk jatuh.

Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi yang berhubungan dengan kurang informasi, salah persepsi ditandai dengan klien mengatakan kurang ,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah

Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang

Ajarkan pada klien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis

Berikan pendidikan kepada klien mengenai efek samping penggunaan obat

Memberikan dasar pengetahuan dimana klien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.

Informasi yang diberikan akan membuat klien lebih memahami tentang penyakitnya.

Suplemen kalsium ssering mengakibatkan nyeri lambung dan distensi abdomen maka klien sebaiknya mengkonsumsi kalsium bersama makanan untuk mengurangi terjadinya efek samping tersebut dan memperhatikan asupan cairan yang memadai untuk menurunkan resiko pembentukan batu ginjal