asuhan keperawatan itp

20
Asuhan Keperawatan ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura) 01.05 tricutami ugm No comments Pengertian Idiopathic Thrombocytopenic Purpura biasa disingkat dengan ITP. “Idiopathic” berarti tidak diketahui penyebabnya, “Thrombocytopenic” berarti kekurangan trombosit atau trombosit yang rendah dalam darah, sedangkan “Purpura” berarti luka memar yang disebabkan karena perdarahan dibawah kulit. Di dalam tubuh penderita ITP, sel-sel darahnya kecuali trombosit berada dalam jumlah yang normal. Trombosit (Platelets) adalah sel-sel yang sangat kecil yang menutupi area tubuh paska luka atau akibat teriris/terpotong dan kemudian membentuk bekuan darah. Seseorang dengan trombosit yang rendah dalam tubuhnya akan sangat mudah mengalami luka. Kadang bintik-bintik kecil merah (disebut Petechiae) muncul pula pada permukaan kulitnya. Jika jumlah trombosit ini sangat rendah, penderita ITP bisa juga mengalami mimisan yang sukar berhenti, atau mengalami perdarahan dalam organ ususnya. Pada orang dengan idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), platelet yang dilapisi dengan autoantibodies untuk platelet antigen membran, sehingga penyerapan limpa dan fagositosis oleh makrofag mononuklear. Jadi, ITP adalah suatu kondisi dimana terjadi perdarahan abnormal akibat rendahnya jumlah trombosit tanpa penyebab yang pasti disertai luka memar di kulit.

Upload: riclind-linda

Post on 03-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ASKEP

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan ITP

Asuhan Keperawatan ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura)

01.05  tricutami ugm  No comments

Pengertian

Idiopathic Thrombocytopenic Purpura biasa disingkat dengan ITP. “Idiopathic”

berarti tidak diketahui penyebabnya, “Thrombocytopenic” berarti kekurangan trombosit atau

trombosit yang rendah dalam darah, sedangkan “Purpura” berarti luka memar yang

disebabkan karena perdarahan dibawah kulit.

Di dalam tubuh penderita ITP, sel-sel darahnya kecuali trombosit berada dalam

jumlah yang normal. Trombosit (Platelets) adalah sel-sel yang sangat kecil yang menutupi

area tubuh paska luka atau akibat teriris/terpotong dan kemudian membentuk bekuan darah.

Seseorang dengan trombosit yang rendah dalam tubuhnya akan sangat mudah mengalami

luka. Kadang bintik-bintik kecil merah (disebut Petechiae) muncul pula pada permukaan

kulitnya. Jika jumlah trombosit ini sangat rendah, penderita ITP bisa juga mengalami

mimisan yang sukar berhenti, atau mengalami perdarahan dalam organ ususnya.

Pada orang dengan idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), platelet yang dilapisi

dengan autoantibodies untuk platelet antigen membran, sehingga penyerapan limpa dan

fagositosis oleh makrofag mononuklear.

Jadi, ITP adalah suatu kondisi dimana terjadi perdarahan abnormal akibat rendahnya

jumlah trombosit tanpa penyebab yang pasti disertai luka memar di kulit.

Penyebab

Penyebab ITP ini tidak diketahui dengan pasti, pada penderita ITP dalam tubuhnya

membentuk antibodi yang mampu menghancurkan trombosit. Dalam kondisi normal,

antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam

tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan meyerang trombosit di dalam

tubuhnya sendiri yang mengakibatkan jumlah trombosit yang semakin turun.

Tanda dan Gejala

Gejala ITP mencakup adanya memar (purpura) dan bintik-bintik merah yang kecil

(petechiae), terutama pada ekstremitas, adanya perdaraham dari lubang hidung atau mimisan

(Epitaxis), perdarahan pada gusi (gingival bleeding), dan hal tersebut dapat terjadi jika

jumlah platelet di bawah 20.000 per mm3. Perdarahan lain yang bisa terjadi adalah

Page 2: Asuhan Keperawatan ITP

menorrhagia (pengeluaran darah haid yang teratur tetapi dalam jumlah yang banyak),

pendarahan di otak (namun gejala ini jarang ditemui), pendarahan di retina dan ditemukan

darah di urine, tinja bahkan ketika muntah.  Selain itu, jika terjadi luka kecil sukar sembuh

atau jika ada pendarahan sukar dihentikan.

Sebuah jumlah yang sangat rendah (<10.000 per mm 3) dapat mengakibatkan

pembentukan spontan hematoma di mulut atau pada selaput lendir. Perdarahan yang

disebabkan oleh luka atau lecet biasanya berkepanjangan. ITP itu sendiri kebanyakan

asimtomatis sehingga tidak menyebabkan pasien menjadi lelah atau menunjukkan gejala-

gejala kelelahan kronis.

Komplikasi yang serius dan kemungkinan karena adanya jumlah trombosit yang

sangat rendah (<5.000 per mm3) dapat meliputi perdarahan intraserebral, perdarahan

gastrointestinal, dan pendarahan internal lainnya. Seorang penderita ITP dengan jumlah

trombosit yang sangat rendah juga rentan terhadap pendarahan internal besar yang

disebabkan oleh trauma perut, misalnya mengalami kecelakaan kendaraan bermotor. Namun,

komplikasi ini tidak akan terjadi pada pasien dengan trombosit diatas 20.000.

Ada 2 jenis ITP. Tipe yang pertama umumnya menyerang anak-anak biasa disebut

dengan idiopathic thrombositopenic purpura akut, sedangkan tipe lainnya menyerang orang

dewasa yakni idiopathic thrombositopenic purpura kronis. Anak-anak berusia 2 hingga 4

tahun yang umumnya menderita penyakit ini. Sedangkan ITP untuk orang dewasa, sebagian

besar dialami oleh wanita muda. ITP bukan merupakan penyakit keturunan.

ITP yang dialami anak-anak berbeda dengan ITP yang dialami oleh orang dewasa.

Sebagian besar anak yang menderita ITP memiliki jumlah trombosit yang sangat rendah

dalam tubuhnya, yang menyebabkan terjadinya perdarahan tiba-tiba. Gejala-gejala yang

umumnya muncul di antaranya luka memar dan bintik-bintik kecil berwarna merah di

permukaan kulitnya, mimisan dan gusi berdarah.

Perdarahan kulit bisa merupakan pertanda awal dari jumlah trombosit yang kurang.

Bintik-bintik keunguan seringkali muncul di tungkai bawah dan cedera ringan bisa

menyebabkan memar yang menyebar. Bisa terjadi perdarahan gusi dan darah juga bisa

ditemukan pada tinja atau air kemih. Pada penderita wanita, darah menstruasinya sangat

banyak. Perdarahan mungkin sukar berhenti sehingga pembedahan dan kecelakaan bisa

berakibat fatal. Jika jumlah trombosit semakin menurun, maka perdarahan akan semakin

memburuk. Jumlah trombosit kurang dari 5.000-10.000/mL bisa menyebabkan hilangnya

sejumlah besar darah melalui saluran pencernaan atau terjadi perdarahan otak (meskipun

otaknya sendiri tidak mengalami cedera) yang bisa berakibat fatal.

Page 3: Asuhan Keperawatan ITP

PatofisiologiPada penderita ITP, memiliki autoantibody abnormal, biasanya imunoglobulin G

(IgG) dengan spesifisitas untuk 1 atau lebih glikoprotein membran trombosit mengikat

membran trombositopenia.

Autoantibody trombosit  menginduksi fagositosis dimediasi reseptor-Fc oleh

makrofag mononuklir, tetapi tidak secara eksklusif dalam limpa. Limpa adalah organ kunci

dalam patofisiologi idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), bukan hanya karena

autoantibodies trombosit terbentuk dalam putih pulp, tetapi juga karena makrofag

mononuklear di pulp merah berlapis menghancurkan trombosit imunoglobulin.

Jika megakaryocytes sumsum tulang tidak dapat meningkatkan produksi dan

mempertahankan angka jumlah trombosit, maka trombositopenia purpura akan berkembang.

Penatalaksanaan

Jumlah trombosit di bawah 20.000 umumnya merupakan indikasi untuk

mendapatkan suatu pengobatan. Pasien dengan jumlah trombosit antara 20.000 dan 50.000

biasanya dievaluasi per kasus dan biasanya dilakukan pengobatan pada pasien hingga jumlah

trombosit mencapai di atas 50.000. Rawat inap mungkin dianjurkan dalam kasus-kasus

dengan jumlah trombosit yang sangat rendah, dan sangat dianjurkan bila pasien pendarahan

internal. Hitungan di bawah 10.000 secara potensial merupakan kondisi yang darurat, pasien

rentan terhadap intraserebral subarachnoid hemorrhage sebagai akibat dari trauma kepala.

Kebanyakan kasus, pengobatan akan dilaksanakan di bawah pengawasan dan instruksi

hematologi. Macam-macam pengobatan, antara lain :

1.      Steroid

Pengobatan biasanya diawali dengan infus kortikosteroid, seperti metilprednisolon atau

prednisone. Infus trombosit dapat diberikan dalam situasi darurat seperti pendarahan dalam

upaya untuk segera menaikkan jumlah trombosit. Setelah jumlah trombosit meningkat ke

tingkat yang aman, suatu steroid oral seperti prednisone (1-2 mg / kg per hari), biasanya baru

diberikan. Kebanyakan kasus akan merespon selama minggu pertama pengobatan. Setelah

beberapa minggu terapi steroid oral, dosis secara bertahap akan berkurang. Namun, 60

sampai 90 persen pasien akan kambuh setelah dosis telah menurun di bawah 0,25 mg / kg per

hari dan kemudian berhenti. Penggunaan steroid yang berkelanjutan dapat menyebabkan

ketergantungan berat.

2.      Anti-D

Page 4: Asuhan Keperawatan ITP

Strategi lain yang cocok untuk pasien dengan Rh-positif adalah dengan terapi Rho (D)

globulin imun (Anti-D), melalui intravena. Anti-D biasanya diberikan kepada perempuan Rh-

negatif selama kehamilan dan pada bayi dengan Rh-positif untuk mencegah sensitisasi

terhadap faktor Rh pada bayi baru lahir. Anti-D telah dibuktikan efektif pada beberapa pasien

ITP, tetapi mahal.

3.      Agen steroid-sparing

Immunosuppresants seperti mycophenolate mofetil dan azathioprine menjadi lebih populer

untuk efektivitas penderita ITP. Dalam kasus refraktori kronis dimana kekebalan tubuh  telah

terdeteksi, dapat menggunakan vincristine, sebuah agen kemoterapi. Namun, vincristine,

sebuah alkaloid tapak dara , dimana penggunaannya dalam mengobati ITP harus hati-hati,  

terutama pada anak-anak. Immunoglobulin intravena (IVIG) juga termasuk salah satu terapi

untuk penderita ITP, tetapi lebih mahal karena obat ini akan berespon kurang lebih dalam

kurun waktu satu bulan dan dapat mencegah terjadinya perdarahan. Namun, dalam kasus ITP

dijadwalkan untuk operasi bagi pasien yang memiliki jumlah trombosit yang sangat rendah

dan berbahaya.

4.      Thrombopoietin Reseptor Agonis

Thrombopoietin reseptor agonis adalah agen farmasi yang memperlakukan ITP dengan

merangsang untuk mengurangi kerusakan trombosit. Pada tahun 2011, produk di bawah ini 

sudah tidak tersedia:

      Romiplostim adalah thrombopoiesis merangsang peptida protein fusi-Fc (peptibody) yang

dikelola oleh injeksi subkutan . Pada tahun 2003 di bawah hokum USA, uji klinis

menunjukkan romiplostim efektif dalam mengobati ITP kronis, terutama pada pasien pasca

splenektomi. Romiplostim telah disetujui oleh Amerika Serikat Food and Drug

Administration (FDA) untuk pengobatan jangka panjang ITP kronis.

   Eltrombopag adalah agen yang dikelola secara oral dengan efek yang mirip dengan

romiplostim. Ini juga telah ditunjukkan untuk meningkatkan jumlah trombosit dan penurunan

pendarahan dalam yang tergantung dengan dosis.

5.      Operasi

Splenektomi dapat dianggap sebagai sasaran perusakan platelet biasanya akan ditemui

dalam limpa. Prosedur ini berisiko dalam kasus-kasus ITP karena kemungkinan

meningkatnya perdarahan yang signifikan selama operasi. Sebagaimana dicatat sebelumnya,

penggunaan splenektomi untuk mengobati ITP telah berkurang sejak pengembangan terapi

steroid dan obat farmasi lainnya.

6.      Treatment lain

Page 5: Asuhan Keperawatan ITP

Transfusi Platelet

Paisen ITP yang mengalami perdarahan berat membutuhkan transfuse platelet untuk

meningkatkan jumlah platelet dalam darah dan perlu dirawat di rumah sakit. Beberapa pasien

memerlukan transfuse platelet sebelum dilakukan pembedahan.

Mengobati infeksi

Beberapa tipe infeksi dapat dengan mudah menurunkan jumlah platelet pasien. Jika pasien

ITP terkena infeksi yang menyebabkan plateletnya menurun, mengobati infeksi dapat

membantu meningkatkan jumlah platelet dan mengurangi resiko perarahan.

Jika pasien ITP mengkonsumsi obat yang dapat menurunkan jumlah platelet dan

menyebabkan perdarahan, menghentikan pengobatan kadang-kadang dapat membantu

meningkatkan jumlah platelet. Misalnya, aspirin dan ibuprofen contoh obat yang

menyebabkan penurunan fungsi platelet dan meningkatkan risiko perdarahan. Pasien ITP

sebaiknya tidak menggunakan obat tersebut.

Pemeriksaan

  Dokter pertama kali akan memastikan terlebih dahulu bahwa jumlah platelet yang rendah

bukan disebabkan karena kondisi lain seperti HIV atau lupus, atau obat kimia (misalnya obat

kemoterapi atau aspirin). Dokter akan menanyakan riwayat medis, melakukan pemeriksaan

fisik dan tes darah.

       Riwayat medis menginformasikan tentang :

-        Tanda dan gejala perdarahan

-  Penyakit yang diderita yang dapat menyebabkan penurunan jumlah platelet atau menyebabkan

perdarahan

-     Pengobatan atau suplemen yang biasa dikonsumsi yang dapat menyebabkan perdarahan dan

penurunan jumlah platelet.

   Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat tanda dan gejala perdarahan dan

infeksi. Lalu dilakukan tes darah untuk mengetahui jumlah platelet dalam darah. Tes darah

ini meliputi :

-        Perhitungan jumlah darah komplit. Tes ini menunjukkan perbedaan dari beberapa jenis sel

darah, termasuk platelet. Pada pasien ITP, jumlah sel darah merah dan putih normal.

-         Apusan darah. Pada tes ini, beberapa tetes darah akan diletakkan di slide kemudian dilihat

melalui mikroskop lalu dilihat platelet dan sel darah yang lain.

-   Beberapa laboratorium bisa melakukan tes untuk mengetahui antibody yang merusak platelet.

Page 6: Asuhan Keperawatan ITP

Jika tes darah menunjukkan hasil jumlah platelet yang rendah, dokter akan melakukan

tes lagi untuk memastikan diagnosis ITP. Misalnya, tes melalui sumsum tulang belakang

dapat digunakan untuk melihat sel yang besar yang membuat platelet terlihat normal. (sel

yang besar ini disebut megakaryocytes). Beberapa orang dengan ITP sedang, mempunyai

sedikit atau tidak ada tanda perdarahan. Dalam kasus yang seperti itu, mereka bisa

didiagnosis ITP hanya setelah tes darah dilakukan dan menunjukkan bahwa mereka

mempunyai jumlah platelet yang rendah.

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

SMRS (usia 10 tahun) anak di diagnosa SN di RSUP karyadi (keluhan waktu itu

bengkak di seluruh badan dirawat inap selama 7 hari kemudian pindah rawat di RSUP

Purwerejo ditangani oleh dokter anak selama 2 tahun, mendapat terapi tablet hijau yang

dosisnya makin lama makin berkurang, orang tua merasakan tidak ada perbaikan, anak justru

bertambah gemuk sehingga beralih obat ke dokter spesialis anak yang lain di diagnosa SN

diterapi mulai 2005- juli 2010. Dari spesialis anak dosis prednisolon 2-2-2 dosis terakhir 2 x

½ , evalusi proteinuria (+), tidak ada keluhan bengkak, moonface menurun, anak bisa

bertambah tinggi. 4 SMRS muncul bintik lebam dikulit, periksa ke SPPP diagnosa SN. AT

1000, AL 12170, Hb 13,5.pada saat  HMRS (17 tahun),didiagnosa ITP, rambut rontok.

SMRS muncul lebam-lebam, Pasien kemerahan dan gusi berdarah. Pasien merasa lemas.

Pengkajian

         Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a.    Prenatal                          :Selama hamil ibu kontrol rutin waktu hamil di bidan, tidak teratur minum vitamin selama hamil

b.   Perinatal dan post natal  :Ibu melahirkan sewktu berusia 23 tahun pervaginam di bidan, anak N langsung menangis. BBL 3100 gr. Anak N mendapatkan imunisasi lengkap di bidan

c.    Penyakit yang pernah diderita   :     Umur 7 tahun anak di dianosa SN ( bengkak di seluruh badan)d.   Hospitalisasi/tindakan operasi    :     Anak belum pernah diopersi sebelumnyae.    Injuri/kecelakaan            :     Anak N mengatakan belum pernah mengalami kecelakaan sebelumnyaf.    Alergi                 :     Anak tidak mempunyai alergi makanan maupun obatg.   Imunisasi dan tes laboratorium  :      Ibu mengatakan An. T sudah mendapatkan imunisasi lengkap di Puskesmas.

Page 7: Asuhan Keperawatan ITP

Imunisasi-jenis vaksin Diberikan berapa kali Umur pemberianBCG

Hepatitis BPolioDPT

Campak

1X1X6X5X1X

1 bulan2 bulan

0,2,4,6 bulan2,3,4 bulan

9 bulan

h.      Pengobatan                :             Anak didiagnosa SN sejak usianya 10 tahun, anak selalu berobat rutin pada dokter

spesialis  

            anak.

             Riwayat Keluarga

            a.      Sosial ekonomi           :Pasien berasal dari keluarga yang cukup, ibu sebagai guru SMP penghasilan ± 2 juta perbulan, ayah sebagai karyawan swasta (percetakan) dengan penghasilan ± 1,5 juta perbulan

b.      Lingkungan rumah   : Pasien mengatakan lingkungan disekitar rumah bersih, rumah berlantai keramik, beratap genteng, dinding tembok, kamar mandi di dalam rumah, sumber air dari sumur

c.       Penyakit keluarga     :Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang sama (ITP) dalam kelurga,

            Tidak ada riwayat penyakit hipertensi.      

   

- Pengkajian Pola Kesehatan Klien Saat Ini

                         Nutrisi

Sebelum masuk RS: anak makan 3 kali sehari, (nasi, ikan, sayur)Selama di rumah sakit:  anak makan habis 1 porsi, 3kali sehari diit rumah sakit.

               Cairan

Sebelum masuk RS: anak minum 4-5 gelas belimbing sehari berupa air putih.Selama di rumah sakit: anak minum ±1,5 L air mineral.Kebutuhan cairan pada pasien yang seharusnya adalah :Kebutuhan cairan:BB = 49 kgKebutuhan cairan untuk 20 kg pertama 1500ccJadi kebutuhan cairan dalam 24 jam adalah 1500+( (49-20)x 20 ml/kgBB/hr)= 2080 cc/24 jam

               Aktivitas

Sebelum masuk rumah sakit pasien sekolah sampai siang kemudian bermain dengan teman-temannyaSelama di rumah sakit: anak lebih banyak berbaring di tempat tidur karena merasa lemas, namun anak terkadang terlihat duduk dan bisa ke kamar mandi sendiri dengan didampingi keluarganya.

                         Eliminasi

BAB    : sebelum masuk RS: BAB setiap 2 kali sehari, feses padat, berwarna kuning.

Page 8: Asuhan Keperawatan ITP

BAK   : baik sebelum maupun selama di rumah sakit tidak ada perubahan, BAK 5-6 kali sehari, BAK lancar, urin berwarna kekuningan

               Kognitif dan Persepsi

Pendengaran : anak dapat mendengarkan suara gesekan jariPenglihatan   : dapat melihat dengan baik tanpa menggunakan alat bantuPenciuman    : tidak ada masalah dalam penciuman         Taktil dan pengecapan : anak dapat merasakan sentuhan, dan bisa membedakan rasa

asin, manis

         maupun pahit.

Pengkajian Fisik

a.      Keadaaan umum :                                 -              Tingkat kesadaran : compos mentis                                 -             Nadi ;  90     X/mnt   suhu;     36,8     0C   RR ;     26   X/mnt    TD:                                         125/90  mmHg                                 -             Respon nyeri : Berespon terhadap nyeri

                           -             BB;  49  kg ,TB:168 cm, LLA ;  20 cm LK:  54  cmb.      Kulit :  Warna sawo matang, kulit teraba hangat, terlhat bintik-bintik merah

c.       Kepala :  bentuk kepala mesosepal, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat luka, rambut Nampak tampak bersih berwarna hitam tersebar merata.

d.      Mata :                                -   pupil      : reaksi cahaya +/+, isokor kanan/kiri                                -  conjunctiva        :  anemis                                 -  sclera      : tidak ikterik

e.       Telinga : kedua telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada luka, tidak ada cairan yang keluar dari kedua telinga

f.       Hidung : pernafasan tidak menggunakan cuping hidung, tidak ada mimisan, tidak ada gangguan penciuman

g.    Mulut : mukosa bibir lembab,terdapat luka sariawan, tidak ada gangguan menelan, keadaan mulut bersih

h.      Leher :  tidak ada benjolan, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada nyeri menelan.

i.        Dada : Pergerakan dada simetris, tidak ada ketinggalan gerak antara dada kanan dan kiri. Tidak ada luka, tidak ada nyeri, tidak terdapat penggunaan otot-otot tambahan  pernafasan

j.        Paru-paru :                             I: simetris kanan/kiri                            P: fremitus kanan/kiri

Page 9: Asuhan Keperawatan ITP

                            P: sonor,                             A: vesikuler di kedua paru

k.      Jantung :                            Suara jantung reguler

l.        Abdomen : tidak ada luka maupun bekas luka tidak ada nyeri tekan, warna kulit merata, peristaltic 10x/menit

m.    Genetalia : anak tidak terpasang kateter, genitalia bersih.

n.      Anus dan rektum : bersih, tidak terdapat hemoroido.      Muskuleskeletal : akral hangat, nadi teraba, tidak terdapat pitting odema. Tidak ada nyeri,

                           Kekuatan otot:

p.      Neurologi :                           GCS E4V5M6                          Tidak ada kejang, tidak ada tremor, pasien dapat menyebutkan tempat, waktu,                          orang (orientasi baik)

Diagnosis Keperawatan, NOC, NIC

I. Dx                      : Risk For Injury (00035)

   Domain 11          : Safety/Protection

   Class 2                : Physical Injury

Definisi           : Risiko injuri akibat dari kondisi lingkungan yang berhubungan dengan sumber-sumber adaptif 

dan pertahanan.

   Faktor risiko       :

1.      Profil darah yang tidak normal (trombositopenia)

2.      Penyakit imun/autoimun

NOC

Blood Loss Severity

Definisi        : Tingkat keparahan dari perdarahan internal/eksternal

Indikator      : - Kehilangan darah yang bisa terlihat

                                   - Pucat pada kulit dan membrane mukosa.

   NIC

-      Bleeding Precaution : menurunkan stimulus yang dapat mengakibatkan resiko perdarahan

pada pasien

5 55 5

Page 10: Asuhan Keperawatan ITP

Monitor pasien yang memiliki resiko perdarahan

Monitor tanda dan gejala perdarahan

Monitor tanda vital orthostatic, termasuk tekanan darah

Monitor pembekuan darah termasuk prothrombin time (PT), partial thromboplastin time

(PTT), fibrinogen, penurunan fibrin dan jumlah platelet jika diperlukan

Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan

Mengajarkan pasien dan atau keluarga akan tanda perdarahan dan tindakan yang tepat

Beritahu pasien untuk menghindari tindakan invasive

II. Dx.                         : Risk for infection

     Domain 11              : Safety/ Protection

 Class 1                   : Infection

 Definisi                  : Peningkatan resiko untuk diserang organism patogenik

 Faktor risiko          :

1.      Imunitas yang diperoleh tidak adekuat

2.      Pertahanan sekunder yang tidak adekuat (trombositopenia)

3.      Malnutrition

NOC

1.      Immune status

Definisi : daya tahan alami dan didapat terhadap antigen dari internal dan eksternal tubuh

Indicator : -     Integritas kulit

-          Integritas mukosa

2.      Nutritional Status

Definisi : meningkatkan nutrisi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolism

Indicator : -     intake nutrisi

-          Intake makanan

-          Intake cairan

-          Intake energy

-          Perbandingan antara berat/tinggi

3.      Integritas jaringan : kulit dan membrane mukosa

Page 11: Asuhan Keperawatan ITP

Definisi : keutuhan struktur dan fungsi fisiologis yang normal pada kulit dan membrane

mukosa

Indicator : -     Perfusi jaringan

-          Integritas kulit

-          Eritema

NIC

1. Perlindungan terhadap infeksi : Pencegahan dan deteksi dini akan infeksi pada pasien                                                    

yang mempunyai risiko

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local

Monitor kerentanan pasien terhadap infeksi

Monitor angka granulosit,leukosit dan hasil yang berbeda

Pertahankan teknik aseptic terhadap pasien

Amati membran mukosa dan kulit terhadap kemerahan, suhu ekstrim dan drainase

Dorong pasien untuk istirahat cukup

Dorong intake cairan yang cukup

Monitor adanya perubahan energy

Ajarkan kepada pasien dan keluarga bagaimana menghindari infeksi

2.          Manajemen nutrisi : Membantu untuk memberikan intake makanan dan cairan yang

                                 seimbang

Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi kalori secara cukup

Menganjurkan untuk makan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Memberikan pasien makanan tinggi protein, tinggi kalori, makananringan dan minuman yang

dapat dikonsumsi setiap saat, dika diperlukan

Monitor intake nutrisi dan kalori

3.     Pertahanan kulit : Mengumpulkan dan menganalisis data dari pasien untuk mengatur

integritas kulit dan membrane mukosa

Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, temperature, ekstrimitas dan

drainase.

Monitor area kemerahan dan kerusakan pada kulit

Page 12: Asuhan Keperawatan ITP

Monitor kulit dan membrane mukosa terhadap perubahan warna dan lebam

Monitor warna kulit

Catat perubahan pada kulit dan membrane mukosa

III. Dx                         : Fatigue berhubungan dengan status fisik : status penyakit

Domain 4               : Activity/ Rest

Class 3                   : Energy Balance

Definisi                   : Perasaan kelelahan/ keletihan berlebih yang terus menerus terjadi dan

                             menurunkan kapasitas kerja fisik dan mental. Tidak seperti biasanya

Batasan Karakteristik :

1.      Tampilan yang menurun

2.      Ketidakmampuan untuk mempertahankan tingkat aktivitas fisik seperti biasanya

3.      Ketidakmampuan untuk mempertahankan kebiasaan rutin

4.      Kekurangan energy

5.      Keletihan

6.      Mengungkapkan adanya kekurangan energy (lemas)

NOC

1.      Energy conservation

Definisi :

Tindakan personal untuk mengatur energy dan aktifitas yang terus-menerus

Indikator :

-          Keseimbangan aktivitas dan istirahat

-          Gunakan tidur siang untuk mengembalikan energy

-          Mempertahankan nutrisi yang adekuat

2.      Daya tahan

Definisi : Kapasitas untuk melakukan aktifitas

Indikator :  -    penyimpanan energy setelah istirahat

-          kelelahan

3.      Nutritional status: Energy

Definisi : meningkatkan penyediaan nutrisi dan oksigen bagi sel tubuh

Indicator : -     Stamina

-          Daya tahan

Page 13: Asuhan Keperawatan ITP

-          Perlawanan terhadap infeksi

NIC

1.  Manajemen energi : pengaturan dalam penggunaan energi untuk suatu hal yang benar-benar

dibutuhkan atau untuk mencegah keletihan dan pengoptimalan fungsi

Menentukan keterbatasan aktivitas fisik pasien

Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan aktivitasnya

Menentukan penyebab dari keletihan

Menentukan persepsi pasien/keluarga akan penyebab dari keletihan

Monitor masukan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber energy

Mengkonsultasikan dengan ahli gizi bagaimana untuk meningkatkan intake makanan

Menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat dan membatasi aktivitas

2. Manajemen nutrisi : Membantu untuk memberikan intake makanan dan cairan yang                                  

seimbang

Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi kalori secara cukup

Menganjurkan untuk makan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Memberikan pasien makanan tinggi protein, tinggi kalori, makanan ringan dan minuman yang

dapat dikonsumsi setiap saat, jika diperlukan

Monitor intake nutrisi dan kalori

3.      Peningkatan tidur        : memfasilitasi pola tidur/bangun yang teratur.

Menentukan pola tidur/aktivitas pasien

Memperkirakan pola tidur/bangun yang teratur pada rencana perawatan.

Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat pada saat sakit.

Menentukan efek dari pengobatan terhadap pola tidur.

Instruksikan pada pasien untuk memonitor tidurnya.

http://tricutami.blogspot.com/2012/10/asuhan-keperawatan-itp-idiopathic.html