asuhan keperawatan fibromialgia
DESCRIPTION
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL FIBROMIALGIANasrullah Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan 2011NasrullahLaporan Singkat FIBROMIALGIA(Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan)NasrullahMahasiswa Alih Program, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya Malang 2010Program Studi Ilmu Keperawatan B Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2011Nasrullah Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan KeperawataTRANSCRIPT
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
Nasrullah
GANGGUAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL
FIBROMIALGIA
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
Laporan Singkat FIBROMIALGIA
(Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan)
Nasrullah Mahasiswa Alih Program, Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Brawijaya Malang 2010
Program Studi Ilmu Keperawatan B
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang
2011
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
FIBROMIALGIA
-----Nasrullah-----
DEFINISI
Fibromialgia merupakan bentuk kelainan kronis dengan gejala
keletiahan dan nyeri yang tersebar di otot, ligamen dan tendon. Sebelumnya,
keadaan ini dikenal dengan nama lain seperti fibrositis, sindrom nyeri otot kronis
dan tension myalgia (Chang, 2009)
Fibromiositis merupakan kelompok sindrom yang non spesifik dan
sering terjadi, ditandai oleh nyeri difus yang terasa di dalam dan di atas massa
otot, kadang-kadang dengan “focal trigger pointstrs” atau titik-titik nyeri dalam
otot, sendi, tendon dan ligamentum.(Lasagna, 2009)
Sindroma Fibromialgia (Sindroma Nyeri Miofasial, Fibromiositis)
merupakan sekumpulan kelainan yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan pada
jaringan lunak, termasuk otot, tendon (yang menghubungkan otot dengan tulang)
dan ligamen (yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya). Nyeri dan
kekakuan (fibromialgia) bisa timbul di seluruh tubuh atau terbatas pada daerah
tertentu seperti yang terjadi pada sindroma nyeri miofasial.
ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi fibromialgia bisa dipicu oleh
- stress fisik atau mental
- kurang tidur
- cedera
- pemaparan oleh kelembaban atau dingin
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi sindrom fibromialgia kemungkinan berasal dari
gangguan keseimbangan neurohormonal yang berhubungan dengan stress
berkepanjangan. Pasien fibromialgia mengalami perubahan regulasi
neurotransmiter, seperti serotonin yang dikaitkan dengan depresi, gejala
gastrointestinal dan sakit kepala. Fibromialgia juga berkaitan dengan subtansi P
(zat neurokimia yang berkaitan dengan nyeri) yang terkait dengan depresi,
stress dan kecemasan.
Pada biopsi, otot yang terkena menunjukkan defisiensi adenosin
trifosfat (ATP) dan serabut merah tampak terkoyak dengan perubahan
mitokondria semua ini menunjukkan terjadinya hipoksia. Kurang tidur dapat
menyebabkan sindrom, atau merupakan akibat dari sindrom. Pada setiap kasus,
keadaan kurang tidur membuat produksi serotonin berkurang, sehingga kondisi
depresi yang terlihat pada pasien sindrom fibromialgia bertambah parah. Kadar
hormon somatomedin C yang rendah secara abnormal (hormon yang signifikan
untuk merangsang peremajaan tubuh pada stadium akhir tidur) juga ditemukan
dalam darah pasien fibromialgia.
MANIFESTAI KLINIK
- Nyeri
Nyeri terbatas di suatu daerah, nyeri bisa timbul lebih mendadak dan
lebih tajam. Pada kedua keadaan di atas, nyeri biasanya akan semakin
buruk jika jaringan lunak yang terkena mengalami kelelahan, ketegangan
atau digunakan secara berlebihan. Jika dilakukan penekanan akan timbul
nyeri tumpul.
- Bisa terjadi kekakuan dan kejang otot
Jaringan fibrosa atau otot mana saja bisa terkena, tetapi yang paling sering
terkena adalah daerah leher, bahu, dada dan sela iga, punggung bagian
bawah dan paha.
- Tidur nonrestoratif (tidur tidak mengembalikan kebugaran, bahkan ketika
bangun badan terasa lebih lelah)
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
- Kecemasan
- Depresi
- Kelelahan dan gangguan pencernaan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sindrom fibromialgia tidak melibatkan respon inflamasi, sehingga
tidak ada satupun maker penanda diagnostik yang digunakan untuk mengukur
respon inflamasi akan memberikan hasil positif. Ada pedoman klasifikasi umum
untuk fibromialgia yang dapat membantu pengkajian sindrom ini. Pedoman ini
mensyaratkan bahwa diagnosis sindrom fibromialgia dapat ditegakkan jika
pasien mengalami nyeri tekan yang meluas selama minimal tiga bulan pada
sedikitnya 11 lokasi.
PENATALAKSANAAN
Perubahan gaya hidup : mengubah pola kerja, mengurangi lama kerja
dan melibatkan diri dalam aktivitas aerobik ringan. Aktivitas diyakini
memperbaiki kadar serotonin dan meningkatkan oksigenasi otot sehingga
kekuatan otot meningkat. Kombinasi latihan aerobik ringan setiap hari, tidur
teratur dengan waktu yang cukup dan pemberian salah satu dari beberapa
macam obat untuk memperbaiki tidur dalam, membuat kesehatan pasien
fibromialgia menjadi lebih baik
Menghentikan kebiasaan minum kopi dan stimulan lain seperti alkohol
karena kedua minuman ini cenderung menekan tidur dalam. Analgesik sering
digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien fibromialgia. Tramadol yang
merupakan obat NSAID non–opioid cukup aman untuk digunakan dalam jangka
waktu lama. Benzodiazepin terkadang digunakan untuk memutus siklus
gangguan tidur dan mengurangi spasme otot, tetapi obat ini dapaat menimbulkan
masalah putus obat.
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
Pengobatan dimulai dengan pemberian amitriptilin dosis rendah yang
merupakan obat efektif untuk menghasilkan efek tidur. Efek samping dari obat ini
adalah kenaikan berat badan, mulut kering dan gangguan kognitif. Selanjutnya
mendapatkan doksepin dosis rendah, yang memiliki waktu paruh lebih pendek
dengan efek samping lebih sedikit sehingga pasien dapat tidur nyenyak.
- mengurangi stress
- latihan peregangan
- memperbaiki pola tidur
- pemanasan
- pemijatan
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Melalui riset berkelanjutan, pengkajian dan diagnosisi fibromialgia
kini tidak terlalu rumit. Tujuan keperawatan adalah mengurangi nyeri,
memperbaiki tidur dan memperkenalkan bentuk olah raga ringan untuk
mempertahankan kesehatan otot. Farmakoterapi tidak selalu berhasil mengobati
kasus fibromialgia kendati terapi sedasi dapat membantu pasien untuk tidur
nyenyak yang sehat.
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Umum Sistim Muskuloskeletal
Riwayat kesehatan meliputi informasi tentang aktivitas hidup sehari-hari,
pola ambulasi, alat bantu yang digunakan (misalnya kursi roda, tongkat, walker),
dan nyeri (jika ada nyeri tetapkan lokasi, derajat nyeri, lama, faktor yang
memperberat dan faktor pencetus) kram atau kelemahan
Pengkajian perlu dilakukan secara sistematis, teliti dan terarah. Data yang
dikumpulkan meliputi data subjektif dan objektif dengan cara melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik.
ANAMNESIS
1. Data demografi : Data ini meliputi nama, usia, jenis kelamin, tempat tinggal,
orang yang dekat dengan klien.
2. Riwayat perkembangan : Data ini untuk mengetahui tingkat perkembangan
pada neonatus, bayi, prasekolah, remaja, dewasa dan tua.
3. Riwayat sosial : Data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Seseorang yang
terpapar terus-menerus dengan agens tertentu dalam pekerjaannya, status
kesehatannya dapat dipengaruhi.
4. Riwayat penyakit keturunan : Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui
untuk menentukan hubungan genetik yang perlu diidentifikasi misalnya
(penyakit diabetes melitus yang merupakan predisposisi penyakit sendi
degeneratif, TBC, artritis, riketsia, osteomielitis, dll)
5. Riwayat diet : Identifikasi adanya kelebihan berat badan karena kondisi ini
dapat mengakibatkan stress pada sendi penyangga tubuh dan predisposisi
terjadinya instabilitas ligamen, khususnya pada punggung bagian bawah.
Kurangnya asupan kalsium dapat menimbulkan fraktur karena adanya
dekalsifikasi. Bagaimana menu makanan sehari-hari dan konsumsi vitamin A,
D, kalsium, serta protein yang merupakan zat untuk menjaga kondisi
muskuloskeletal.
6. Aktivitas kegiatan sehari-hari : Identifikasi pekerjaan pasien dan aktifitas
sehari-hari. Kebiasaan membawa benda-benda berat yang dapat
menimbulkan regangan otot dan trauma lainnya. Kurangnya melakukan
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
aktivitas mengakibatkan tonus otot menurun. Fraktur atau trauma dapat
timbul pada olahraga sepak bola dan hoki, sedangkan nyeri sendi tangan
dapat timbul akibat olah raga tenis. Pemakaian hak sepatu yang terlalu tinggi
dapat menimbulkan kontraksi pada tendon achiles dan dapat terjadi
dislokasi. Perlu dikaji pula aktivitas hidup sehari-hari, saat ambulasi apakah
ada nyeri pada sendi, apakah menggunakan alat bantu (kursi roda, tongkat
ataupun walker)
7. Riwayat kesehatan masa lalu : Data ini meliputi kondisi kesehatan individu.
Data tentang adanya efek langsung atau tidak langsung terhadap
muskuloskeletal, misalnya riwayat trauma atau kerusakan tulang rawan,
riwayat artritis dan osteomielitis.
8. Riwayat kesehatan sekarang : sejak kapan timbul keluhan, apakan ada
riwayat trauma. Hal-hal yang menimbulkan gejala. Timbulnya gejala
mendadak atau perlahan. Timbulnya untuk pertama kalinya atau berulang.
Perlu ditanyakan pula tentang ada-tidaknya gangguan pada sistem lainnya.
Kaji klien untuk mengungkapkan alasan klien memeriksakan diri atau
mengunjungi fasilitas kesehatan, keluhan utama pasien dan gangguan
muskuloskeletal meliputi :
- Nyeri : identifikasi lokasi nyeri. Nyeri biasanya berkaitan dengan
pembuluh darah, sendi, fasia atau periosteum. Tentukan kualitas nyeri
apakah sakit yang menusuk atau berdenyut. Nyeri berdenyut biasanya
berkaitan dengan tulang dan sakit berkaitan dengan otot, sedangkan nyeri
yang menusuk berkaitan dengan fraktur atau infeksi tulang. Identifikasi
apakah nyeri timbul setelah diberi aktivitas atau gerakan. Nyeri saat
bergerak merupakan satu tanda masalah persendian. Degenerasi panggul
menimbulkan nyeri selama badan bertumpu pada sendi tersebut.
Degenerasi pada lutut menimbulkan nyeri selama dan setelah berjalan.
Nyeri pada osteoartritis makin meningkat pada suhu dingin. Tanyakan
kapan nyeri makin meningkat, apakah pagi atau malam hari. Inflamasi
pada bursa atau tendon makin meningkat pada malam hari. Tanyakan
apakah nyeri hilang saat istirahat. Apakah nyerinya dapat diatasi dengan
obat tertentu.
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
- Kekuatan sendi : tanyakan sendi mana yang mengalami kekakuan,
lamanya kekakuan tersebut, dan apakah selalu terjadi kekakuan. Beberapa
kondisi seperti spondilitis ankilosis terjadi remisi kekakuan beberapa kali
sehari. Pada penyakit degenarasi sendi sering terjadi kekakuan yang
meningkat pada pagi hari setelah bangun tidur (inaktivitas). Bagaimana
dengan perubahan suhu dan aktivitas. Suhu dingin dan kurang aktivitas
biasanya meningkatkan kekakuan sendi. Suhu panas biasanya
menurunkan spasme otot.
- Bengkak : tanyakan berapa lama terjadi pembengkakan, apakah juga
disertai dengan nyeri, karena bengkak dan nyeri sering menyertai cedera
pada otot. Penyakit degenerasi sendi sering kali tidak timbul bengkak
pada awal serangan, tetapi muncul setelah beberapa minggu terjadi nyeri.
Dengan istirahat dan meninggikan bagian tubuh, ada yang dipasang gips.
Identifikasi apakah ada panas atau kemerahan karena tanda tersebut
menunjukkan adanya inflamasi, infeksi atau cedera.
- Deformitas dan imobilitas : tanyakan kapan terjadinya, apakah tiba-tiba
atau bertahap, apakah menimbulkan keterbatasan gerak. Apakah semakin
memburuk dengan aktivits, apakah dengan posisi tetentu makin
memburuk. Apakah klien menggunakan alat bantu (kruk, tongkat, dll)
- Perubahan sensori : tanyakan apakah ada penurunan rasa pada bagian
tubuh tertentu. Apakah menurunnya rasa atau sensasi tersebut berkaitan
dengan nyeri. Penekanan pada syaraf dan pembuluh darah akibat
bengkak, tumor atau fraktur dapat menyebabkan menurunnya sensasi.
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian Skeletal Tubuh
Hal-hal yang perlu dikaji pada skelet tubuh, yaitu :
1. Adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat disebabkan oleh
penyakit sendi
2. Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
tumor tulang.
3. Pemendekan ekstrimitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar
secara anatomis
4. Angulasi abnormal pada tulang panjang, gerakan pada titik bukan sendi,
teraba krepitus pada titik gerakan abnormal, menunjukkan adanya patah
tulang.
Pengkajian Tulang Belakang
Deformitas tulang belakang yang sering terjadi perlu diperhatikan yaitu :
1. Skoliosis (deviasi kurvantura lateral tulang belakang)
- Bahu tidak sama tinggi
- Garis pinggang yang tidak simetris
- Skapula yang menonjol
Skoliosis tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), kelainan kongenital,
atau akibat kerusakan otot para-spinal, seperti poliomielitis.
2. Kifosis (kenaikan kurvantura tulang belakang bagian dada). Sering terjadi
pada lansia dengan osteoporosis atau penyakti neuromuskular.
3. Lordosis (membebek, kurvantura tulang bagian pinggang yang
berlebihan. Lordosis bisa ditemukan pada wanita hamil
Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepas untuk melihat
seluruh punggung, bokong dan tungkai. Pemeriksan kurvantura tulang belakang
dan kesimetrisan batang tubuh dilakukan dari pandangan anterior, posterior dan
lateral. Dengan berdiri di belakang pasien, perhatikan setiap perbedaan tinggi
bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong normalnya simetris. Kesimetrisan bahu,
pinggul dan kelurusan tulang belakang diperiksa dalam posisi pasien berdiri
tegak dan membungkuk ke depan.
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
Pengkajian Sistem Persendian
Pengkajian sistem perssendian dengan pemeriksaan luas gerak sendi baik aktif
maupun pasif, deformitas, stabilitas dan adanya benjolan. Pemeriksaan sendi
menggunakan alat goniometer, yaitu busur derajat yang dirancang khusus untuk
evakuasi gerak sendi.
1. Jika sendi diekstensikan maksimal namun masih ada sisa fleksi, luas
gerakan ini diangap terbatas. Keterbatasan ini dapat disebabkan oleh
deformitas skeletal, patologik sendi, kontraktur otot dan tendon sekitar.
2. Jika gerakan sendi mengalami gangguan atau nyeri, harus diperiksa
adanya kelebihan cairan dalam kapsulnya (efusi), pembengkakan dan
inflamasi. Tempat yang paling sering terjadi efusi adalah pada lutut.
Palpasi sendi sambil sendi digerakkan secara pasif akan memberi informasi
mengenai integritas sendi. Suara “gemeletuk”dapat menunjukkan adanya
ligamen yang tergelncir di antara tonjolan tulang. Adanya krepitus karena
permukaan sendi yang tidak rata ditemukan pada pasien artritis. Jaringan sekitar
sendi terdapat benjolan yang khas ditemukan pada pasien :
1. Artritits reumatoid, benjolan lunak di dalam dan sepanjang tendon.
2. Gout, benjolan keras di dalam dan di sebelah sendi
3. Osteoatritis, benjolan keras dan tidak nyeri merupakan pertumbuhan
tulang baru akibat destruksi permukaan kartilago pada tulang dalam
kapsul sendi, biasanya ditemukan pada lansia.
Kadang-kadang ukuran sendi menonjol akibat artrofi otot di proksimal dan distal
sendi sering terlihat pada artritis reumatoid sendi lutut.
Pengkajian Sistem Otot
Pengkajian sistem otot meliputi kemampuan mengubah posisi, kekuatan dan
koordinasi otot, serta ukuran masing-masing otot. Kelemahan sekelompok otot
menunjukkan berbagai kondisi seperti polineuropati, gangguan elektrolit,
miastenia grafis, poliomielitis dan distrofi otot.
Palpasi otot dilakukan ketika ekstrimitas rileks dan digerakkan secara pasif,
perawat akan merasakan tonus otot. Kekuatan otot dapat diukur dengan meminta
pasien menggerakkan ekstrimitas dengan atau tanpa tahanan. Misalnya, otot
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
bisep yang diuji dengan meminta klien meluruskan lengan sepenuhnya,
kemudian fleksikan lengan melawan tahanan yang diberikan oleh perawat.
Tonus otot (kontraksi ritmik otot) dapat dibangkitkan pada pergelangan kaki
dengan dorso-fleksi kaki mendadak dan kuat, atau tangan dengan ekstensi
pergelangan tangan.
Lingkar ekstrimitas harus diukur untuk memantau pertambaan ukuran akibat
edema atau perdarahan, penurunan ukuran akibat atrofi dan dibandingkan
ekstrimitas yang sehat. Pengukuran otot dilakukan di lingkaran terbesar
ekstrimitas, pada lokasi yang sama, pada posisi yang sama dan otot dalam
keadaan istirahat.
Gradasi Ukuran Kekuatan Otot
0 (zero) Tidak ada kontraksi saat palpasi, paralisis
1 (trace) Terasa adanya kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan
2 (poor) Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat melakukan gerakan sendi (range of motion, ROM) secara penuh
3 (fair) Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secara penuh dengan melawan gravitasi, tetapi tidak dapat melawan tahanan
4 (good) Dapat melakukan ROM secara penuh dan dapat melawan tahanan tingkat sedang
5 (normal) Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secara penuh dan dapat melawan gravitasi dan tahanan
Pengkajian Cara Berjalan
Pada pengkajian ini, pasien diminta berjalan. Perhatikan hal berikut :
1. Kehalusan dan irama berjalan, gerakan teratur atau tidak
2. Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu ekstrimitas pendek.
3. Keterbatasan gerak sendi dapat memengaruhi cara berjalan
4. Abnormalitas neurologis yang berhubungan dengan cara berjalan.
Misalnya, pasien hemiparesis-stroke menunjukkan cara berjalan spesifik,
pasien dengan penyakit parkinson menunjukkan cara berjalan bergetar.
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
PEMERIKSAAN FISIK (Umum)
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri berhubungan dengan kekakuan atau ketegangan otot
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan & Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
1 Nyeri b/d kekakuan
atau ketegangan otot
Tujuan :
Setelah dilakukan
perawatan klien
melaporkan nyeri
berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
- Skala nyeri 0
- Grimace (-)
1. Pantau tingkat dan
intensitas nyeri
2. Ajarkan teknik relaksasi
(nafas dalam)
3. Kolaborasi pemberian
analgesik sesuai program
terapi
1. Tingkat dan intensitas nyeri
merupakan data dasar yang
dibutuhkan perawat sebagai
pedoman pengambilan
intervensi, sehingga setiap
perubahan harus terus dipantau.
2. Teknik relaksasi (nafas dalam )
dapat membantu menurunkan
tingkat ketegangan sehingga
diharapkan tekanan otot-otot
sekitar daerah cedera menurun
3. Analgesik berfungsi untuk
melakukan hambatan pada
sensor nyeri sehingga sensasi
nyeri pada klien berkurang.
Nasrullah
Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan
2011
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Ester. Daly, John. Elliott, Daug. 2009. Patofisiologi ; Aplikasi pada Praktik
Keperawatan. Jakarta : EGC
Lukman, Ningsih, Nira. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien gangguan Sistem
Muskulokeletal. Jakarta : Salemba Medika
Lasagna, Louis. 2009. Kapita Selekta Kedokteran Klinik. Jakarta : Binarupa Aksara
Potter, Patricia A. Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan
(Konsep, Prosess dan Praktik. Jakarta : EGC
Suratun, at all. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal : Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta : EGC