asuhan keperawatan

47
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK GASTROENTERITIS . DISUSUN OLEH NAMA : YUSTINA LETEK NIM : 2009 – 51 – 032

Upload: tsiringoringo

Post on 01-Jul-2015

907 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA

PASIEN ANAK GASTROENTERITIS

.

DISUSUN OLEH

NAMA : YUSTINA LETEK

NIM : 2009 – 51 – 032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SINT CAROLUS

DIPLOMA III KEPERAWATAN

TAHUN 2009 – 2010

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN

KATA PENGANTAR

Merupakan suatu keharusan bagi penulis untuk senantiasa bersyukur atas

segala nikmat dan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa.

Demikian juga dengan selesainya penulisan makalah ini yang berjudul

“Gastroenteritis pada Pasien Anak”.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Ibu Ns. G. Sri Redjeki, Mkep. Sp.Kom

selaku Ketua Program Diploma III Keperawatan dan Pembimbing

Mata Ajar Strategi Belajar di Perguruan Tinggi.

2. Ibu Ns. Theresia Budi Lestari, SKep

selaku dosen mata ajar Tata Penulisan Ilmiah.

3. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moril

maupun secara spiritual.

4. Teman – teman yang telah membantu dan memberi dukungan dalam

penyelesaian makalah ini

Penulis menyadari makalah ini, masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaan

malakah ini.

Jakarta, 17 September 2009

ii

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

1.3 Metode Penulisan .................................................................................... 2

1.4 Sistimatika Penulisan .............................................................................. 2

Bab II A. Tinjauan Teoritis ............................................................................... 3

2.1 Defenisi ................................................................................................... 3

2.2 Etiologi ………………………………………………………………... 3

2.3 Patofisiologi ............................................................................................ 4

2.4 Tanda dan Gejala .................................................................................... 5

2.5 Tets Diagnosti ......................................................................................... 7

2.6 Penatalaksanaan Medik ........................................................................... 7

2.7 Komplikasi .............................................................................................. 8

B Konsep Asuhan Kperawatan ............................................................. 8

2.8 Pengkajian ............................................................................................... 8

2.9 Diagnosa Keperawatan / Rencana Tindakan .......................................... 9

2.10 Dicchrge Planning ................................................................................. 13

Bab III Penutup ................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14

3.2 Saran …………………………………………………………………... 14

Daftar Pustaka ………………………………………………………………… 16

iii

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah diare atau gastroenteritis merupakan masalah yang sering terjadi di

Indonesia, bahkan bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak anak

dan balita. Sudah selayaknya semua sector wajib untuk memperhatikan

masalah ini.

Penyakit gastroenteritis biasanya terjadi karena kurangnya sanitasi

lingkungan, pola hidup dan makanan. Penderita gastroenteritis yang terlalu

lama dapat menyebabkan dehidrasi berat dan akhirnya menyebabkan

kematian.

Tindakan pemberian oralit kaiatau air tajin adalah tindakan awal pada

pasien gastroenteritis selama diare. Penderita harus tetap diberi minum

untuk mencegah terjadi dehidrasi dan mengakibatkan kejang. Untuk itu bila

diare terjadi lebih dari lima kali, babnya air, ampas, bau busuk, langsung

dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Tindakan yiiang harus diambil apabila ada penderita diare

1. Promotif

Tindakan memotivasi kepada ibu penderita untuk tetap memberi oralit

atau asi selama terjadi diare.

2. Preventif

Keluarga penderita dianjurkan untuk menjaga kebersihan, cuci tangan

sebelum dan sesudah merawat penderita diare, bila ada anak yang

minum susu , botol susu harus dicuci bersih dulu lalu direbus dengan

air mendidih untuk membunuh kuman – kumannya.

1

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN

2

3. Kolaratif

Tindakan untuk menganjurkan agar penderita dirawat di rumah sakit.

Bila penderita sudah dirawat di rumah sakit tim perawat akan

berkolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat – obatan.

4. Rehabilitatif

Tindakan pencegahan yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi lagi

diare.

Berdasarkan data di atas, maka penulis merasa penting untuk memperdalam

tentang proses penyakit diare dan cara perawatan diare di rumah, masyarakat

dan di rumah sakit.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Memahami dan mngerti lebih baik tentang perjalanan penyakit dan cara

pencegahannya

2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat lingkungan sekitar untuk

mengurangi tingkat penderita gastroenteritis di Indonesia.

3. Makalah ini disusun sebagai ujian akhir semester pada mata ajar

“Strategi Belajar di Perguruan Tinggi”.

1.3 Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang

didasarkan pada studi kepustakaan dari berbagai literature seperti tercantum

dalam daftar pada akhir makalah ini.

1.4 Sistimatika Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan sistimatika sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan, metode penulisan,

dan sistimatika penulisan.

Bab II Tinjauan teoritis,konsep asuhan keperawatan,discharge planning.

Bab III Kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN

BAB II

A. TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus halus yang

disertai dengan muntah dan diare. Diare adalah buang air besar yang terjadi

pada bayi/ anak lebih dari tiga kali dalam sehari disertai perubahan tinja

menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah. (Buku ajar Ilmu Kesehatan

Anak, 1991)

2.2 Etiologi

Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a) Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan

merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi :

1). Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio

Cholera

2). Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus

3). Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba

Histolityca

b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh laindi luar alat

pencernaan, seperti OMA, broncopneumonia, tonsilofaringitis

2. Faktor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat

Malabsorbsi lemak

Malabsorbsi protein

3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika

4. Post pembedahan usus

5. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

6. Faktor psikologis

3

4

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN

2.3 Patofisiologi

Diare disebabkan karena ketidaknormalan absorbsi air dan elektrolit.

Transport air dan elektrolit ini terjadi di dalam sistem pencernaan

meningkat pada usia anak – anak. Mukosa usus pada anak kecil lebih

permeabel dari pada anak yang lebih dewasa. Karena pada anak kecil

dengan peningkatan osmolalitas menimbulkan diare, banyak cairan dan

elektrolit akan hilang pada anak yang lebih dewasa. Diare dapat

disebabkan karena proses patologik. Organisme masuk pada mukosa

epitel, berkembang biak pada usus dan menempel pada mukosa usus

serta melepaskan enterotoksin yang dapat menyebabkan penurunan

kapasitas absorbsi cairan dan elektrolit. Interaksi antara toksin dan epitel,

usus menstimulasi enzim Adenilsiklase dalam membrane sel dan

mengubah cyclic AMP yang menyebabkan peningkatan sekresi air dan

elektrolit. Proses ini disebut diare sekretorik. Pada proses invasi dan

pengrusakan mukosa usus.

Pada pemeriksaan histology, bakteri dapat menyebabkan ulserasi

superficial pada usus dan dapat berkembang biak di sel epitel.

Sedangkan bila bakteri menembus dinding usus melalui plague peyeri di

ileum maka akan diikuti dengan multiplikasi organisme intraselular dan

organisme mencapai sirkulasi sistematik.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :

1. Gangguan osmotic:

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak

dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga

usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit

ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

5

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN

2. Gangguan sekresi:

Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam

rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus:

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan

usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.

Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan

bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare

2.4 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang biasa timbul pada penderita gastroenteritis adalah :

1. Suhu tubuh meningkat

2. Nyeri perut, distensi abdomen, mual dan muntah

3. Feses cair dan warna kuning kehijauan

4. Mata cekung, ubun-ubun cekung, air mata kering, mengantuk

5. Nadi cepat dan lemah atau tidak teraba

6. Pernafasan dalam dan cepat

7. Turgor kulit kering, membran mukosa kering, jari-jari sianosis

8. Dehidrasi

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN

6

Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO

a. Dehidrasi ringan

- Diare : bab kurang dari 4 kali sehari

- Muntah sedikit, rasa haus normal

- Denyut nadi normal, atau meningkat

- Membran mukosa kering

- Berat badan turun : anak 3 % dan bayi 5 %

- Tekanan darah dalam batas normal

- Turgor kulit kurang baik

b. Dehidrasi sedang

- Kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%

- Mengantuk dan lesu

- Pucat eksremitas dingin

- Diare 4-10 kali sehari

- Muntah beberapi kali

- Mata cekung, mulut/ lidah kering

- Turgor kulit tidak elastis

- Nafas dan denyut nadi agak cepat

- Ubun-ubun cekung

c. Dehidrasi berat

- Sangat mengantuk, lemah

- Diare lebih dari 10 kali sehari

- Sering muntah

- Air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering

- Elastis kulit sangat lambat

- Nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung

- Berat badan turun : anak 9% dan bayi 15%

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN

7

2.5 Test Diagnostik

1. Pemeriksaan feses, makroskopis dan mikroskopis : ditemukan kuman

spesifik, bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan resistensi

2. Pemeriksaan darah : leukositosis 13.000-22.000/mm3

3. Analisa gas darah : base excess rendah

4. Pemeriksaan serum elektrolit : natrium dan kalium menurun

2.6 Penatalaksanaan Medik

1. Prinsip utama penanganan Gastroenteritis adalah :

Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

Mengembalikan fungsi normal system pencernaan

Mencegah penyebaran infeksi pada orang yang kontak dengan

anak diare.

2. Dasar pengobatan diare adalah :

Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan,

jumlah pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan cairan per

usia

Dietetik ( cara pemberian makanan)

Obat-obatan : antidiare, antispasmolitik, antibiotika, antipiretik

3. Untuk dehidrasi ringan sampai sedang, anak diberi rehidrasi oral

seperti

Pedialyte, Ricelyte, atau Lytren untuk bayi dan anak yang masih

kecil.

Gatorade diberikan untuk anak yang lebih besar. Minuman yang

mengandung karbonat dan gula sebaiknya tidak diberikan karena

fermentasi gula dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan

peningkatan gas, distensi abdomen, dan meningkatkan frekuensi

diare

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN

4. Untuk dehidrasi berat, rehidrasi dengan pemberian cairan intravena

yang sesuai untuk mengkoreksi ketidakseimbangan yang spesifik.

Anak dipuasakan untuk mengistirahatkan usus. Bila dehidrasi

8

sudah teratasi dan diare sudah berjurang, anak dapat mulai makan

bertahap.

5. Bila diare disebabkan oleh bakteri/ parasit, maka terapi antibiotika

diberikan. Absorbent seperti Donnagel dan Kaopectate dapat

merubah bentuk tinja, tetapi tidak dapat menurunkan jumlah

kehilangan cairan.

2.7 Komplikasi

Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak,

dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti :

1. Renjatan hipovolemik

Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang besar,

maka jantung akan bekerja lebih cepat.

2. Hipokalemia

Kalium rendah < 3,5, keletihan otot, kembung. Ileus paralatik

terjadi karena kurangnya total kalium tubuh.

3. Kejang dan malnutrisi energi protein

Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol kehilangan air

sama dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah intake cairan

hipertonik selama diare.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.8. Pengkajian

Data subyektif

Riwayat kebersihan anak dan lingkungan

Kebiasaan jajan atau makanan yang merangsang

BAB lebih dari empat kali cair

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN

Warna feces berubah, konsistensi cair ( lendir, darah )

Rasa haus, selera makan menurun, berat badab berkurang

Anak menangis terus, gelisah

9

Data obyektif

BAB lebih dari empat kali cair

Konsistensi cair ( endir, darah ), produksi urine berkurang

Anak rewel, selalu ingin dekat orang tua

Mukosa mulut kering, rasa haus, turgor kulit kurang elastis

Anoreksia

Suhu meningkat

Ubun – ubub dan mata cekung

Anus kemerahan dan lecet

Hiperperistaltik usus

Nyeri tekan abdomrn ada

Pernapasan cepat, nadi lemah dan cepat.

2.9. Diagnosa Keperawatan atau Rencana Tindakan

I.. Diare berhubungan dengan perubahan motilitas gastrointestinal

Rencana Tindakan:

1. Kaji dan identifikasi bersama orang tua tentang

makanan dan cairan yang mencetuskan diare

2. .Observasi jumlah feses, konstitensi, bau, frekwensi bab.

3. Observasi tanda – tanda vital

4. Ajarkan orang tua pentingnya cuci tangan sebelum dan

sesudah kontak dengan anak

5. Anjurkan orang tua untuk mempertahankan pemasukan

cairan peroral secara bertahap

6. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian terapi.

Hasil yang diharapkan: Fungsi gastrointestinsl kembali normal

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN

10

Kriteria hasil;

BAB 3-4 kali dalam sehari

Konsistensi lembek

Peristaltik usus 5-35 kali / menit

II. Kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan Pengeluaran

cairan yang berlebihan

Rencana Tindakan :

1. Observasi tanda – tanda vital

2. Kaji sejauh mana pengetahuan orang tua pasien tentang

hipertemi

3. Ajarkan pada orang tua pentingnya mengenakan pakaian

tipis

4. Berikan kompres hangat

5. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian antipireti

Hasil yang diharapkan: tidak terjadi peningkatan suhu

Kriteria hasi

Suhu kembali normal 36,5”C – 37,5 “C

Intake adekuat

III. Hipertemi berhubungan dengan kekurangan cairan, masuknya

kuman.

Rencana tindakan:

1. Observasi tanda – tanda vital

2. Berikan kompres hangat

3. Kaji orm\ng tua sejauh mana

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN

4. Anjurkan orang tua mempertahankan intake cairan yang

adekuat secara bertahap

5. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian antipireti

Hasil yang diharapkan: tidak terjadi peningkatan suhu

11

Kriteria hasil:

Suhu kembali normal

Intakt adekuat

IV. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kontak

kulit dengan feses yang berulang

Rencana tindakan :

1. Kaji adanya kerusakan atau iritasi kulit sekitar perineum

2. Anjurkan orang tua untuk selalu cuci tangan sebelum dan

sesudah kontak dengan anak

3. Ajarkan orang tua pentingnya menjaga kebersihan daerah

sekitar anus

4. Ganti popok setiap kali Bab / Bak

5. Kolaborasi dengan tim medik dalam pemberian baby

salap

Hasil yang diharapkan: Tidak trejadi perubahan integritas kulit

Kriteria hasil:

Diare berkurang

Permukaan kulit utuh

Tidak ada kemerahan

V. Kecemasan orang tua berhubungan dengan diare pada anak

Rencana tindakan :

1. Kaji tingkat kecemasan orang tua

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN

2. Dorong orang tua untuk memverbalisasikan

kecemasannya, dengarkan dengan penuh perhatian

setiap keluhannya

3. Berikan penjelasan atas setiap rencana tindakan yang

akan dilakukan terhadap anak

12

4. Dorong orang tua untuk ikut telibat dalam asuhan

anaknya

Hasil yang diharapkan: kecemasan orang tua teratasi

Kriteria hasil:

Orang tua memverbalisasikan kecemasannya

Kecemasan orang tua berkuran I tandai dengan sikap

lebih santai dan lebih aktif membantu perawatan anaknya.

VI. Kurang pengetahuan anak dan orang tua mengenai proses penyakit,

pencegahan dan tindakan pengobatan

Rencana tindakan :

1. Kaji tingkat pendidikan dan pengetahuan anak dan orang

tua terhadap penyakit

2. Identifikasi bersama anak dan orang tua dalam menerima

penjelasan dan informasi yang akan diverikan

3. Berikan tentang penyuluhan proses, penyebab, dan

hubungan factor yang dapat menimbulkan penyakit diare

4. Evaluasi kembali pengetahuan atas pendidikan kesehatan

yang telah diberikan

5. Beri kesempatan pada orang tua untuk bertanya terhadap

penjelasan yang belum dipahami.

Hasil yang diharapkan: Pengetahuan orang tua bertambah

Kriteria hasil:

Menyatakan pemahaman proses penyakit dan

pengobatan

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN

Berpartisipasi dalam program pengobatan

Melakukan perubahan perilaku

13

2.10. Discharge Planning

1. Kurangi atau hindari makanan yang merangsang saluran cerna

sepeti: makanan yang pedas, mengandung banyak gas, makanan

pengawet dan bumbu.

2. Tekankan pentingnya menjaga kebersihan diri, linkungan,

peralatan makan ( bila menggunakan botol susu , cuci yang bersih,

rebus dan keringkan)

3. Pertahankan kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah

menolong anak buang air besar

4. Bila ada diare pertolonagn pertama harus berikan cairan

elektolit( 200cc air matang ditambah satu sendok makan gula dan

seujung sendok teh garam

5. Tingkatkan asupan makanan bergizi dan bila masih mendapatkan

ASI tetap di pertahankan.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dibaca dari berbagai literature tentang penyakit gastroenteritis

atau diare maka, penulis mengambil kesimpulan:

Gastroenteritis atau diare adalah : peradangan pada lambung dan usus halus

yang disertai degan muntah dan diare.

Gastroenteritis atau diare sering terjadi pada anak – anak usia pertumbuhan

yang disebabkan oleh tidak terjaga dan terpeliharanya pola hidup, sanitasi

lingkungan, dan makanan .

Oleh karena itu kita sebagai tenaga keperawatan harus terus

meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan agar dapat memberikan

asuhan keperawatan secara optimal bagi pasien anak dengan gastroenteritis

atau diare untuk menghindari komplikasi yang lebih lanjut.

Mengingat angka kematian penderita gastroenteritis atau diare terus

meningkat maka harus diberikan pengetahuan pada masyarakat untuk lebih

memperhatikan pola hidup, sanitasi lingkungan, dan makanan dalam upaya

untuk mencegah penyakit gastroenteritis.

B. Saran

Hampir secara keseluruhan penderita yang sering menderita

penyakit gastroenteritis atau diare mempunyai latar belakang keluarga yang

kurang berpendidikan dan dari latar belakang ekonomi yang rendah dan hidup

di daerah perkumuhan.

Akibatnya mereka sering sekali mengabaikan kebersihan untukmenjaga

kesehatan yang penting cukup makan adalah proritas utama sedangkan

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN

kesehatan sering kali menjadi prioritas kedua. Untuk itu sangat diharapkan

agar pemerintah dan instansi terkait untuk selalu lebih memberikan perhatian

14

15

utama terhadap latar belakang penyebab terjadinya penyakit

gastroenteritis.dan sebagai tenaga kesehatan agar selalu memberikan

penyuluhan dengan tujuan agar tercipta masyarakat yang sehat.

Kiranya saran ini dapat membantu pencegahan semakin meningkatnya

penderita penyakit gastroenteritis pada anak

Kita harus menanamkan pemikiran bahwa lebih baik mencegah dari pada

mengobati.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Richard. Alih Bahasa: Samik, Wahab. (1999). Ilmu Kesehatan Anak

Nelson. Jakarta; EGC

Carpenito, Linda Juall. Ahli bahasa Monica, Ester (1999). Rencana Asuhan Dan

Dokumentasi Keperawatan. Jakarta; EGC

Price, Sylvia Anderson. Alih bahasa: Brahm. (2005). Pathofisiologi: Konsep-

konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta; EGC

Sarwono, Waspadji dan Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam II. Jakarta;

FKUI

Smeltzer, SC and Bare, BG. Alih Bahasa : Agung Waluyo (2002). Buku Ajar

Keperawatan Medical Bedah Brunner and Suddarth. Jakarta; EGC

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta;

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN

16

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN
Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN