asuhan keperawatan
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
MATERNITAS
(RETENSIO PLASENTA)
OLEH :
1. NILA YUNI
2. PRAMUDIA ERNANDA
3. RENI MANDASARI
4. TAUFIK TYAS
5. WENI LESTARI
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PRODI D III KEPERAWATAN
KRIKILAN GLENMORE
BANYUWANGI
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Hanya dengan rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dimana
merupakan tugas DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan
mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk ini kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Anis Yuliastutik, S. Kep. Ns, selaku Direktur Akademi Kesehatan
Rustida Krikilan yang telah membantu dan menyediakan fasilitas.
2. Ibu SayektiNingsih, S.Kep.,Ns selaku dosen pengajar DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
3. Rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang telah membantu dan
menyelesaikan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
makalah ini. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, kami sebagai penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya.
Krikilan, Desember 2010
Penyusun
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN KASUS RETENSIO PLACENTA
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
a. Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama
setengah jam setelah kelahiran bayi. Plasenta harus dikeluarkan karena
dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena sebagai benda
mati, dapat terjadi plasenta inkarserata dapat terjadi polip plasenta,
dan terjadi degenerasi ganas korio karsinoma.
(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan, hal. 300).
b. Retensio Plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya
plasenta liingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002:178).
c. Retensio Plasenta adalah plasenta belum labir 1/2 jam sesudah anak
lahir.
(Obstetri Patologi, hal. 234).
2. ETIOLOGI
a. Fungsional
- His kurang kuat
- Plasenta sulit terlepas, karena :
Tempatnya : Insersi di sudut tuba
Bentuknya : Plasenta membranacea, plasenta anularis
Ukurannya : Plasenta yang sangat kecil
b. Patologi – Anatomis
Plasenta akreta, plasenta inkreta dan plasenta perkreta
(Obstetri Patologi, hal 236).
3. KLASIFIKASI
Menurut Sarwono Prawirohardjo :
a. Plasenta Adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi
fisiologis.
b. Plasenta Akreta adalah implantasi jonjot korion plasetita hingga
memasuki sebagian lapisan miornetrium.
c. Plasenta Inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai / memasuki miornetnum
d. Plasenta Perlireta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus
e. Plaserita Inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum utrri
disebabkan oleh kontriksi osteuni uteri.
4. PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam
uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah
dalam stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat
insersinya plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut
akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah
sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan
kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor
utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan
menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perinium.
5. MANIFESTASI KLINIS
a. Gejala Klinis umum yang terjadic adalah kehilangan darah dalam
jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna
merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik,
tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.
b. Retensio plasenta Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah
30 menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi
berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan
c. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung
pembuluh darah ) tidak lengkap dan perdarahan segera
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi
tinggi fundus tidak berkurang.
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan
tetapi bila sebagian plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan.
Ini merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya. Plasenta
mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum penuh.
Oleh karena itu keduanya harus dikosongkan.
6. PENATALAKSANAAN
RETENSIO PLASENTA
Belum lahir setelah ½ jam bayi lahir
Sikap Bidan :
Evaluasi sebabnya
Konsultasi dengan : puskesmas & dokter
Merujuk ke : puskesmas atau rumah sakit
Indikasi Plasenta Manual :
Perdarahan 400 cc
Riwayat retensio plasenta berulang
Tindakan dengan narkosa
Sejarah habitual HPP
(berulang)Komplikasi :
Antonia uteri
Perforasi
Perdarahan terus
Tamponade gagal Segera merujuk penderita ke rumah sakit
Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV-line dengan
kateter yang berdiameter besar serta pemberian cairan kristaloid (sodium
klorida isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat, apabila
memungkinkan). Monitor jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi
Retensio Plasenta tanpa Perdarahan :
Perdarahan terlalu banyak
Keseimbangan bekuan darah
di tempat plasenta lepas.
Perlekatan erat
Persiapan merujuk penderita
Tindakan di rumah sakit :
Perbaikan keadaan umum - Infus – transfusi - Antibiotika
Tindakan plasenta manual
Atau histerektomi.
oksigen. Transfusi darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan
hasil pemeriksaan darah.
Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer
laktat atau NaCl 0.9% (normal saline) sampai uterus berkontraksi.
Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil
lanjutkan dengan drips oksitosin untuk mempertahankan uterus.
Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta.
Indikasi manual plasenta adalah: Perdarahan pada kala tiga persalinan
kurang lebih 400 cc, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah
persalinan buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi,
dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus.
Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat
dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta.
Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase.
Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati karena dinding
rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.
Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan
pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral.
Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk
pencegahan infeksi sekunder.
B. KONSEP ASKEP
1. Pengkajian
a. Identitas
Penyakit ini di derita oleh wanita hamil, Grandemultipara dengan
implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adhesive.plasenta akreta.
Plasenta inkreta dan plasenta perkreta. Mengganggu kontraksi otot
rahim dan menimbulkan perdarahan.
b. Keluhan Utama
Klien mengatakan panas
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan panas sejak sore, panas di rasakan seperti membakar
tubuh Panas tidak di sertai menggigil dengan suhu badan 38¹°C. Panas
terus menerus dsertai dengan mual dan tidak nafsu makan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan belum pernah mengalami seperti ini
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
seperti ini serta pemyakit menular seperti TBC, hepatitis, DBD dan
penyakit menurun seperti hipertensi, DM.
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan tinggal di lingkungan yang bersih, terdapat ventilasi
dan pencahayaan yang cukup, serta kamar mandi dan WC sendiri di
dalam rumah.
g. Riwayat Obstetri
1) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi meliputi Menarche, Banyaknya, Siklus,
Lamanya, Keluhan, Flour dibus
2) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Meliputi umur anak pertama sampai yang terakhir, umur
kehamilan yang lalu, penyulit, jenis persalinan, penolong, apakah
ada laserasi, infeksi, perdarahan.
h. Pemeriksaan Fisik
1) keadaan umum : klien tampak lemah
2) Mata: sclera warna putih, konjungtiva merah muda, pupil isokor
tidak ada sekret
3) Mulut dan tenggorokan:
a) Leher : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada nyeri telan, vena jugularis tidak
membengkak
b) Mulut : mukosa bibir lembab, gigi lengkap
4) Dada dan axila : mamae bentuk simetris dan membesar areola
mamae warna hitam tidak ada lesi papilla tampak menonjol,
colosterum sudah keluar
5) Pernafasan
a) Jalan nafas: normal tidak ada obstruksi jalan nafas
b) Suara nafas: normal tidak ada siara tambahan seperti wheezing
dan ronchi
6) Sirkulasi jantung
a) Kecepatan denyut jantung 92 x/menit
b) Irama regular bunyi S1-S2 tunggal
7) Abdomen
a) Luka bekas operasi: terbungkus kasa steril ± 15 cm
b) Bising usus: 12x/menit
c) TFU : 2 jari di bawah pusar
d) UC : terasa keras sa’at di raba(baik)
8) Extrimitas (integument/muskulus skeletal)
a) Integument: turgor kulit baik kembali dalam 1 detik, tidak ada
lesi
b) Extrimitas atas: dapat di gerakkan dengan baik, pada tangan
sebelah kiri terpasang infus RL 28 tetes.
c) Ektrimitas bawah: kedua kaki dapat bergerak dengan baik
9) Vagina dan urogenetalia
a) Tidak ada lesi, bersih
b) Darah infus (+), lokea rubra, warna merah, sebatas tella penuh
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
1) Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb)
dan hematokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta
jumlah leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi,
leukosit biasanya meningkat.
2) Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung protrombin
time (PT) dan activated Partial Tromboplastin Time (aPTT) atau
yang sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time
(BT). Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang
disebabkan oleh faktor lain.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan
b. Resiko sepsis berhubungan dengan infeksi pada pengambilan placenta
c. Kecemasan berhubungan dengan pengeluaran darah berlebih
4. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa 1 : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan kehilangan cairan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x
24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan
secara maksimal.
Kriteria hasil :
1) Tanda vital dalam batas normal (TD : 100 – 130/80 – 90 mmhg,
S : 36⁵ - 37⁵ ̊c, N : 60 – 100 x/menit)
2) Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong
Intervensi :
a) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan
kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini
memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk
memperbaiki defisit
b. Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus
membuat keluaran tak adekuat untuk membersihkan sisa
metabolisme
c. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada klien, 8
glas/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
d. Kolaborasi :
a) Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan
cepat.
b) Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan
elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses
absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum
luas untuk menghambat endotoksin.
b. Diagnosa 2 : Resiko sepsis berhubungan dengan infeksi pada
pengambilan placenta
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
dirumah sakit di harapkan tidak terjadi peningkatan
suhu
Kriteria : Akral hangat, suhu normal (37ºC), Tidak terdapat
tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio
leasa)
Intervensi :
1) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab
panas
R/ Klien dan keluarga mengerti tentang penyebab panas
2) Anjurkan kompres air hangat
R/ Air hangat bias mendilatasi pori – pori
3) Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis
R/ Pakaian yang tipis bias meningkatkan evaporasi
4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic
R/ Antibiotic akan membunuh bakteri dan kuman
c. Diagnosa 3 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24
jam, klien mampu beradaptasi
Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak
tenang
Intervensi :
a. Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan
R/ Pendekatan awal pada pasien melalui keluarga
b. Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS
R/ mengurangi rasa takut pasien terhadap perawat dan lingkungan
RS
c. Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan
pengobatan
R/ menambah rasa percaya diri pasien akan keberanian dan
kemampuannya
d. Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik
verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)
R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan
rasa aman pada klien.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS P70006 POST HPP
DI RUANG KANDUNGAN
RSBH-KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
I. IDENTITAS
Nama : Ny.”p”
Umur : 41 thn
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Tegalharjo
Penanggung Jawab
Nama : Tn.”L”
Umur : 35 thn
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tegalharjo
Alasan masuk rumah sakit
Klien datang ke RSBH pada tanggal 18 oktober 2010 pukul 15.30
WIB rujukan dari bidan dengan perdarahan dari vagina dikarenakan ari-ari
belum keluar.
Keluhan utama
Klien mengatakan panas
Upaya yang dilakukan
Klien di bawa ke bidan kemudian di rujuk ke RSBH untuk mendapatkan
perawatan selanjutnya.
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan belum pernah mengalami seperti ini
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan panas sejak sore, panas di rasakan seperti
membakar tubuh Panas tidak di sertai menggigil dengan suhu badan
38¹°C. Panas terus menerus dsertai dengan mual dan tidak nafsu
makan.
c. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
seperti ini serta pemyakit menular seperti TBC, hepatitis, DBD dan
penyakit menurun seperti hipertensi, DM.
d. Riwayat Lingkungan
Klien mengatakan tinggal di lingkungan yang bersih, terdapat
ventilasi dan pencahayaan yang cukup, serta kamar mandi dan WC
sendiri di dalam rumah.
III. Riwayat Obstetri
A. Riwayat menstruasi
Menarche : Umur 13 tahun
Banyaknya : Satu Softek Penuh
Siklus : Teratur
Lamanya : 7 hari
Keluhan : -
Flour dibus : -
B. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Anak ke- Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas anak
no umurUmur
Kehamilan
Penyulit
jenispenolong
Penyulit
tempat
lasrasi
infeksi
pendarahan
JenisBB/PB
H/M
T/G
1. 23 thn 9 bln - normalduku
n-
Rumah
- - -Laki- laki
2,3/ 45
H T
2. 21 thn 9 bln - normalDuku
n- BPS - - -
Laki-laki
3,0/ 45
H T
3. 16 thn9 bln
10 hari- normal bidan - BPS - - -
Perempua
n
3,5/ 45
H T
4. -9 bln
10 hari- normal bidan - BPS - - -
Laki-laki
2,3/ 45
M satu thn
sakit
T
5. 10 thn 9 bln - normal bidan - BPS - - -Perempua
n
2,3/ 45
H T
6. 7 thn 9 bln - normal bidan - BPS - - -Perempua
n
2,5/ 45
H T
7. 1 hari9 bln
10 hari- normal bidan - BPS - - +
perempua
n
2,3/ 45
H T
C. Genogram
Keterangan:
: Laki Laki Meninggal
: Perempuan Meninggal
: Laki Laki Hidup
: Perempuan Hidup
: Klien
: Garis Tinggal Serumah
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
D. Rencana peraatan bayi
- Rencana perawatan bayi : Klien mengatakan bayi dirawat sendiri
- Bearts care : Klien mengatakan merawat
payudaranya sendiri
- Perineal Care : Klien mengatakan merawat
periniumnya sendiri
- nutrisi : Klien mengatakan pemenuhan nutrisi
mencukupi
- senam nifas : Klien mengatakan tidak pernah
mengikuti senam kehamilan
- KB : Klien mengatakan belum pernah KB
- Menyusui : Klien mengatakan akan menyusui
anaknya sendiri
E. Riwayat keluarga berencana
Klien mengatakan belum pernah KB dan akan KB setelah kelahiran
anak terakirnya ini
F. Aspek psikososial
- Persepsi ibu setelah melahirkan Klien merasa bahgia
- Apakah kejadian ini menimbulakan perubahan dalam kehidupan
sehari – hari ? Ya, karena klien lemah sehingga jika melakukan
aktivitas cepat lelah.
- Harapan klien setelah persalinan : Klien berharap cepat sembuh
- Ibu tinggal dengan siapa : Klien mengatakan tinggaldengan anak –
anaknya
- Siapa orang terpenting dalam hidupnya : Suami dan anak –
anaknya
- Sikap anggota keluarga dengan keada’an sa’at ini : Keluarga klien
memperhatikan lebih kepadanya.
- Kesiapan mental menjadi ibu : Klien sangat siap menjadi ibu
G. Kebutuhan dasar khusus
- Pola nutrisi
Sebelum MRS : Klien mengatakan makan 2-3x/hari dengan
nasi dan lauk pauk porsi sedang
Sa’at MRS : Klien mengatakan makan 3x/hari dengan nasi
dan sayur
- Pola eliminasi uri dan alvi
Sebelum MRS : BAB klien lancer 2x sehari intensitas padat
warna kecoklatan bau khas feces,
BAK klien lancer 3x/hari warna kuning jernih
bau amoniak
Sa’at MRS : BAB belum pernah
BAK 2x/hari warna kuning jernih bau amoniak
- Pola personal hygine
Sebelu MRS : Klien mengatakan mandi 2-3x/hari gosok gigi
2x/hari cuci rambut 3x/minggu
Sa’at MRS : Klien mengataka di seka 2x/hari
- Pola istirahat tidur
Sebelum MRS : Klien mengatakan tidur 8 – 10 jam/24jam
Sa’at MRS : Klien mengatakan tidur 5 – 8 jam/24jam
H. Pemeriksa’an fisik
Kesadaran : composmentis GCS 4-5-6
T : 120/80 mmhg
S : 38 ˡ ̊ c
N : 92x/menit
Keadaan umum : klien tampak lemah
1. Mata: sclera warna putih, konjungtiva merah muda, pupil isokor
tidak ada sekret
2. Mulut dan tenggorokan:
Leher : simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada nyeri telan, vena jugularis tidak membengkak
Mulut: mukosa bibir lembab, gigi lengkap
3. Dada dan axila : mamae bentuk simetris dan membesar areola
mamae warna hitam tidak ada lesi papilla tampak menonjol,
colosterum sudah keluar
4. Pernafasan
Jalan nafas: normal tidak ada obstruksi jalan nafas
Suara nafas: normal tidak ada siara tambahan seperti wheezing dan
ronchi
5. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut jantung 92x/menit
Irama regular bunyi S1-S2 tunggal
6. Abdomen
Luka bekas operasi: terbungkus kasa steril ± 15 cm
Bising usus: 12x/menit
TFU : 2 jari di bawah pusar
UC : terasa keras sa’at di raba(baik)
7. Extrimitas (integument/muskulus skeletal)
Integument: turgor kulit baik kembali dalam 1 detik, tidak ada lesi
Extrimitas atas: dapat di gerakkan dengan baik, pada tangan
sebelah kiri terpasang infus RL 28 tetes.
Ektrimitas bawah: kedua kaki dapat bergerak dengan baik
8. Vagina dan urogenetalia
Tidak ada lesi, bersih
Darah infus (+), lokea rubra, warna merah, sebatas tella penuh
9. Data penunjang
Lab. Tgl 18-10-2010
Hb : 10,9 gl/dl N: L: 13,4 – 17,6 P: 11,4 – 15.00
Loko : 3800 sel/cmm N: L: 1100 – 10300 P: 1300 – 11300
P.C.V : 32,9% N: L: 40-50 P: 35 – 45
Trombo : 294000 N: 150000 – 400000
10. Therapy
Tgl. 18-10-2010
- Ceftriaxone 2x1 tab
- Asam mefenamat 3x1 tab
- Antasida 3x1/sendok
- Ranitidine 2x1 tab
IV. ANALISA DATA
No Analisa data Etiologi masalah1. S : Klien mengatakan
panas sejak sore, panas di rasakan seperti membakar tubuh Panas tidak di sertai menggigil dengan suhu badan 38¹°C. Panas terus menerus dsertai dengan mual dan tidak nafsu makan.
O : K/U lemahAkral panasMukosa bibir keringT : 120/80 mmhgS : 38 ˡ ̊ cN : 92x/menit
Tersisa placenta di uterus
Benda asing masuk (infeksi)
Menyebar ke seluruh tubuh
Terjadinya proses inflamasi
Merangsang endogen pirogen
Hipotalamus
Peningkatan suhu tubuh
Resiko sepsis
Resiko sepsis
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Tanggal
muncul
Diagnosa keperawatan
1. 18 – 10 – 2010 Resiko sepsis berhubungan dengan infeksi pada
pengambilan placenta yang di tandai dengan :
S: Klien mengatakan panas sejak sore, panas di rasakan
seperti membakar tubuh Panas tidak di sertai menggigil
dengan suhu badan 38¹°C. Panas terus menerus dsertai
dengan mual dan tidak nafsu makan.
O: k/u lemah
Akral panas
Mukosa bibir kering
T : 120/80 mmhg
S : 38 ˡ ̊ c
N : 92x/menit
VI. NURSING CARE PLAN (NCP)
No Tujuan Intervensi Rasional1. Japen:
Setelah di lakukan tindakan selama 1x24jam di harapkan panas berkurang dengan kriteria hasilKlien mengatakan panas berkurang akral hangat k/u cukupTTV:
T : 120/80 mmhgS : 38 ˡ ̊ cN : 92x/menit
Japan:Setelah di lakukan tindakan selama 2x24 jam panas hilang, dengan kriteria hasilKlien mengatakan panas hilang akral hangat k/u baikTTV normalTD : 100 – 130 mmhg 80 – 90 S : 36⁵ - 37⁵ ̊cN : 60 – 100 x/menit
e. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab panas
f. Anjurkan kompres air hangat
g. Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis
h. Observasi TTVi. Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian antibiotik
1. Klien dan keluarga mengerti tentang penyebab panas
2. Air hangat bias mendilatasi pori – pori
3. Pakaian yang tipis bias meningkatkan evaporasi
4. Mengetahui perkembangan klien
5. Antibiotic akan membunuh bakteri dan kuman
VII. IMPLEMENTASI
No Tanggal/jam Implementasi
1. 18 – 10 – 2010
17.00
17.00
17.30
17.50
1. Memberikan penjelasan tentang penyebab panas
pada klien dan keluarga
R/ klien dan keluarga mengerti
2. Anjurkan kompres air hangat
R/ setelah di kompres klien berkeringat
3. Observasi TTV
R/ TD : 120/80 mmhg N :
92x/menit
S : 37 ̊ c
4. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian
antibiotic
R/ klien mau minum obat
VIII. EVALUASI
No Tanggal/jam Evaluasi
18 – 10 – 2010
19 – 10 – 2010
S : klien mengatakan panas berkurang
O : k/u cukup, mukosa bibir lembab
TD : 120/80 mmhg
S : 37 ̊c
N : 84 x/menit
A : tujuan tercapai sebagian
P: intervensi 2,3,4 dan 5 di lanjutkan
S : klien mengatakan panas hilang
O: k/u baik, mukosa bibir lembab
TD : 120/80 mmhg
S : 36 ̊c
N : 84 x/menit
A : tujuan tercapai
P : intervensi di hentikan