asuhan keperawatan
DESCRIPTION
AskepTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.CDENGAN Dx MEDIS CHOLELITHIASIS
( BATU EMPEDU )
KASUS V :Px Tn.C datang ke RS dengan keluhan, 1 bulan sebelum masuk RS klien merasa nyeri perut kanan atas, nyeri tidak menjalar, nyeri bila menarik nafas, nyeri seperti ditusuk. Panas naik turun hingga menggigil, bila nyeri klien menjadi sesak. selama di rumah diberikan obat promag keluhan hilang tetapi hanya sementara. sehari sebelum masuk RS dirasa nyeri timbul lagi, px lemas, mengeluh susah makan apabila makan mual, juga badannya Nampak kuning.Pemeriksaan TTV : TD: 120/70 mmHg, S: 38 , RR: 20X/menit, Nadi : 100x/menit.Pemeriksaan Lab: Hb 10,7, Hematokrit : 31, Leukosit : 154.00 , Trombosit: 328,00 , Bilirubin Direck: 6,1 , Bilirubin Indireck: 1,8 , Bilirubin Total: 7,9 , Protein Total: 5,7 , Albumin: 2,7 , Globulin: 3,0 , Amilase darah: 108 , SGOT: 70 , SGPT: 58, Natrium darah: 132 , Kalium darah: 3,2 , Klorida darah: 105. Hasil pmx USG : Kesan: Batu pada CBD yang menyebabkan obstruksi Cholestitis.Terapi : 2 x 1 gr Cefobid (IV) 1 x 2 cc Vit B Comp (IM) 1 x 200 mg Vit C (IV)
IDENTITAS KLIENNama : Tn.CAlamat : PandaanUmur : 40 tahunAgama : IslamStatus Marital: MenikahPendidikan : SMAPekerjaan : Buruh PabrikRuang : MelatiNo.Reg : 994MRS : Jumat, 7 Desember 2013Tgl Pengkajian :Sabtu, 8 Desember 2013
RIWAYAT KESEHATAN KLIEN• Keluhan UtamaPx mengatakan nyeri pada perut kanan atas.P = nyeri bertambah saat menarik nafasQ = nyeri seperti ditusukR = di perut kanan atasS = 5 (dari 1-10)T = saat menarik nafas• Riwayat Penyakit Saat Ini1 bulan sebelum masuk RS klien merasa nyeri perut kanan atas, nyeri
tidak menjalar, nyeri bila menarik nafas, nyeri seperti ditusuk. Panas naik turun hingga menggigil, bila nyeri klien menjadi sesak. Sehingga keluarga memutuskan untuk membawanya ke RS Mitra Sehat pada hari Sabtu, 8 Desember 2013 jam 09.00 WIB melalui UGD.
• Riwayat Penyakit DahuluPx mengatakan penyakit yang pernah diderita hanya panas, pusing,
atau flu namun sembuh sendiri. Belum pernah operasi dan dirawat di RS, tak ada alergi terhadap makanan dan obat-obatan.
• Riwayat Penyakit KeluargaPx mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit yang
menular misalnya TBC ataupun yang menurun misalnya DM. • Alasan Masuk Rumah SakitSehari sebelum masuk RS dirasa nyeri timbul lagi, px lemas, mengeluh
susah makan apabila makan mual, juga badannya nampak kuning. Lalu keluarga memutuskan membawanya ke RS Mitra Sehat pada hari Sabtu, 8 Desember 2013 jam 09.00 WIB melalui UGD.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Lemah• Pemeriksaan TTV : TD : 120/70 mmHg,
S : 38 , RR : 20x/menit, Nadi : 100x/menit
Per
naf
asan
B1
(Bre
ath
)
Pola nafas irama: Teratur (+) Tidak teratur
Jenis Dispnoe Kusmaul (+) Ceyne Stokes Lain-lain:
Suara nafas: vesikuler Stridor Wheezing Ronchi
Lain-lain: normal = vesikuler
Sesak nafas (+) Ya Tidak Batuk
Alat bantu nafas (+), kanul nasal 4 liter/menit
Pernafasan cuping hidung (+) retraksi intercosta (+)
Fremitus raba (-)
Masalah: Gangguan pola nafas
Kar
dio
ask
er
B2
(Blo
od)
Irama jantung: (+) Reguler Ireguler S1/S2 tunggal (+) Ya Tidak
Nyeri dada: Ya (+) Tidak
Bunyi jantung: (+) Normal Murmur Gallop lain-lain
CRT: : < 2 dtk
Masalah: Tidak ada masalah
Per
syar
atan
B3
(Bra
in)
Pen
gind
eraa
n
GCS Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6 Total: 15
Refleks fisiologis: Biseps (+) Triseps (+) Patella (+)
Refleks patologis: Babinsky (-) Brudzinsky (-) Kernig (-)
Istirahat / tidur: 8 jam/hari Gangguan tidur: (-)
Masalah: Tidak ada masalah
Penglihatan (mata)
Pupil : (+) Isokor Anisokor Lain-lain:
Ukuran Pupil : 3.5 mm
Konjungtiva : Anemis Ikterus Lain-lain:normal
Sclera : Ikterik (+)
Gangguan penglihatan: (-)
Pendengaran/Telinga
Gangguan pendengaran : Ya (+) Tidak
Penciuman (Hidung)
Bentuk : (+) Normal Tidak
Gangguan Penciuman : Ya (+) Tidak
Peraba
Kulit: Ikterik (+)
Suhu 38°C
Kusam (+)
Gatal (-)
Masalah : Hipertermi
Per
kem
ihan
B4
(Bla
dder
)
Urin:
- Jumlah : 1500 cc/hari
- Frekuensi : 4-5x/hari
- Warna : Gelap pekat
- Bau : khas
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): tidak ada
Kandung kemih:
- Tidak ada pembesaran
- Tidak ada nyeri tekan
- Gangguan: tidak ada ganguan
Masalah : tidak ada masalah
MAKAN Nafsu makan : (+) Menurun Frekuensi : 2x/ hari Porsi makan : kecil, ¼ porsi RS ± 75 cc Jenis makan : bubur Muntah : (+) 2x/hari Frekwensi muntah: setiap mau makan Volume : Muntah 200 cc MINUM Minum : 1500 cc/hari Jenis : Air putih Mulut dan Tenggorokan Mulut: Bersih (+) Kotor Berbau Mukosa : Lembab (+) Kering Stomatitis Tenggorokan (-) Sakit menelan/nyeri tekan (-) Kesulitan menelan (-) Pembesaran tonsil Lain-lain:
PencernaanB5 (Bowel)
Abdomen Perut Tegang Kembung Ascites (+) Nyeri tekan
P = nyeri bertambah saat menarik nafas Q = nyeri seperti ditusuk R = di perut kanan atas S = 5 (dari 1-10) T = saat menarik nafas - Peristaltik: 18 x/mnt - Teraba massa pada kuadran kanan atas - Hepatomegali (-) - Splenomegali (-)
Buang Air Besar : (+) Frekuensi : 3x/hari Konsistensi : lembek Konsistensi ± 1000 cc Bau : khas Warna : seperti tanah liat BB sebelum MRS = 60kg BB setelah MRS = 50kg TB = 165cm IMT setelah MRS= 18,03 (kurus) Albumin : 2,7 IWL = 15xBB = 31,2 cc/jam 24 Intake : Makan + Minum + Infus + Injeksi = 75+1500+2000 + 2+2+0,2= 3579,2 cc
Output : Urine + Feses + Muntah + IWL = 1500+1000+200+31,2 = 2731,2 cc
Balance Cairan : Intake – Output = 3579,2 – 2731,2 = 848 cc
Masalah: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Nyeri akut
Mu
lku
losk
elet
al/I
nte
gum
en
B6
(Bon
e)
Kemampuan pergerakan sendi: bebas
Kekuatan otot : - (3) kekuatan otot tangan kanan - (3) kekuatan otot tangan kiri - (3) kekuatan otot kaki kanan - (3) kekuatan otot kaki kiri
Kulit - Warna kulit: Ikterus (+) - Turgor : Sedang - Odema : Tidak ada
Masalah : Intoleransi aktifitas
En
dok
rin
Tyroid Membesar: Tidak
Hiperglikemia : Tidak
Hipoglikemia : Tidak
Luka gangren : Tidak
Tidak ada masalah
Per
s. H
igie
ne
Mandi : 2x/hari diseka istri Sikat gigi : 1x/hari
Keramas : (+) Memotong kuku: bila sudah panjang & kotor
Ganti pakaian : 1x/hari
Tidak ada masalah
Psi
ko-
sosi
o-sp
irit
ual
Pola pikir : karena ketidaktahuan informasi klien pasrah terhadap tindakan yang
dilakukan oleh rumah sakit asal cepat sembuh, namun saat ditanya
tentang penyakitnya pasien menjawab tidak tahu dan terlihat bingung
tentang penyakitnya dengan ekspresi wajah ling-lung. Dan ketika petugas
melakukan tindakan px tampak tegang.
Interaksi :Hubungan klien dan perawat baik, akomodatif, dengan bahasa Indonesia
yang cukup baik.
Spiritual :Klien beragama Islam. Dirumah sakit klien tidak sholat karena menurutnya
ia sakit.
Masalah: kurang pengetahuan
Data penunjang (Lab, Foto, USG, dll)
Tgl : 07 Desember 2013 Normal
H B . 10,7 13-16
Hematokrit : 31 40 - 48
Leukosit : 154.00 50,00 - 100,00
Trombosit : 328,00 200.00 - 500.00
Bilirubin Direck : 6,1 </= 0,4
Bilirubin Indireck : 1,8 </= 0,6
Bilirubin total :7,9 0,3 - 1,0
Protein total : 5,7 6 - 7,8
Albumin :2,7 4 - 5,2
Globulin : 3,0 1,3 - 2,7
Amilase darah :108 17 - 115
SGOT : 70 < 37
SGPT : 58 < 41
Natrium darah :132 135 - 147
kalium darah :3,2 3,5 - 5,5
Klorida darah : 105 100 – 106
USG : Kesan: Batu pada CBD yang menyebabkan obstruksi Cholestitis.
Terapi : 2 x 1 gr Cefobid (IV)
1 x 2 cc Vit B Comp (IM)
1 x 200 mg Vit C (IV)
Infus RL : 20 tpm (2000 cc/hari)
ANALISA DATA
Nama : Tn.C Umur : 40 tahun
No.Reg: 994 Tanggal :09 Desember 2013
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Px mengatakan sesak nafas
Do :
- RR 20x/menit
- Pernafasan cuping hidung (+)
- Retraksi intercosta (+)
- Irama pola nafas tidak teratur
- Alat bantu nafas (+), kanul nasal 4
liter/menit
Penyumbatan batu empedu
↓ Penyumbatan duktus
sistikus ↓
Fundus kandung empedu membesar
↓ Menyentuh kartilago
IC 9 dan 10 ↓
Merangsang medulla oblongata
↓ Mempengaruhi
kecepatan respirasi ↓
Ekspansi paru tidak maksimal
↓ Susah inspirasi
↓ sesak
Gangguan pola nafas
2. Ds : Px mengatakan badannya panas
Do :
- S : 38
- Akral panas
Cholelitiasis ↓
Penyumbatan batu pada daerah empedu
↓ Menekan jaringan
sekitar empedu ↓
Terjadi perlukaan dan peradangan
↓ Merangsang
terjadinya proses endogen atau pirogen
↓ Dihantarkan ke
hipotalamus bagian termoregulator
↓ Hipertermi
Hipertermi
3. Ds : Klien mengatakan nyeri pada perut
kanan atas P : nyeri bertambah saat menarik
nafas Q : nyeri seperti ditusuk R : diperut kanan atas S : 5 (1-10) T : saat menarik nafas
Do : Ketika dilakukan palpasi di bagian
kuadran perut kanan atas px menyerngitkan dahi sambil terdengar suara mendesis dari mulutnya menahan sakit.
TTV : TD: 120/70 mmhg RR: 20x/menit Nadi :100x/menit
Batu empedu ↓
Aliran empedu tersumbat
↓ Distensi kandung
empedu ↓
Merangsang nosiseptor untuk mengeluarkan bradikinin dan
serotonin ↓
Impuls disampaikan ke serat saraf aferen
simpatis ↓
Menghasilkan substansi P
(di medula spinalis) ↓
Thalamus ↓
Serat saraf eferen Hipotalamus
↓ Nyeri dipersepsikan
Nyeri akut
5. Ds : Klien mengatakan tidak mengetahui
tentang penyakitnya Klien mengatakan khawati akan
kondisi kesehatannya.
Do : Klien nampak cemas ketika petugas
kesehatan melakukan tindakan kepada px
Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya
Ada diagnosa akan penyakit koliletiasis
↓ Perubahan status
kesehatan ↓
Kurangnya sumber informasi tentang
penyakitnya ↓
Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan
6 Ds : Klien mengatakan susah
beraktivitas Do :
Px hanya terbaring Px dibantu keluarga untuk
beraktivitas Kekuatan Otot : 3 3 3 3
Batu empedu ↓
Aliran empedu tersumbat
↓ Distensi kandung
empedu ↓
Merangsang nosiseptor untuk mengeluarkan bradikinin dan
serotonin ↓
Impuls disampaikan ke serat saraf aferen
simpatis ↓
Menghasilkan substansi P
(di medula spinalis) ↓
Thalamus ↓
Serat saraf eferen Hipotalamus
↓ Nyeri dipersepsikan
↓ Kelemahan tonus otot
↓ Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktifitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
•Gangguan pola nafas berhubungan dengan penyumbatan duktus sistikus•Nyeri akut berhubungan dengan rangsangan nosiseptor sekunder terhadap adanya obstruksi duktus sistikus. •Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang sekunder terhadap penurunan peristaltik usus akibat obstruksi saluran empedu.•Hipertermi berhubungan dengan rangsangan pirogen sekunder terhadap peradangan akibat penyumbatan duktus sistikus.•Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi dari petugas kesehatan.•Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic
INTERVENSIKEPERAWATAN
NO Tgl/ Jam Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 9 Des 2013 Gangguan pola nafas berhubungan dengan penyumbatan duktus sistikus.
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam tidak terjadi gangguan pola nafas. Kriteria hasil :1.Px mengatakan sesaknya berkurang / hilang2.RR 16 – 20x / menit, TD:120/80 mmHg, N : 60-100x/menit3.Pola nafas teratur4.Sesak nafas (-), Retraksi intercosta (-), Pernafasan cuping hidung (-)5.Tidak menggunakan alat bantu nafas
Mandiri :1.Kaji frekuensi dan kedalaman pernafasan.2.Ajarkan mengatur posisi atau menggunakan bantal apabila pasien mengalami nyeri saat melakukan pernafasan dalam.3.Istirahatkan pasien dengan posisi Fowler4.Manajemen lingkungan tenang dan batasi pengunjung.5.Beri oksigen 4 L/menit
1. Untuk mengevaluasi distress
pernafasan
2. Posisi disesuaikan toleransi
pasien.biasakan posisi fowler
atau miring kesisi yang sehat
atau duduk dengan
menggunakan bantal dapat
meningkatkan kepercayaan diri
dan menurunkan respon nyeri
pada pasien.
3. Posisi fowler akan meningkatkan
posisi ekpansi paru optimal.
4. Lingkungan tenang akan
menurunkan stimulus nyeri
ekternal dan pembatasan
pengunjung akan membanatu
meningkatkan kondisi oksigen
ruangan yang akan berkurang
apabila banyak pengunjung yang
ada diruangan
5. Terapi pemeliharaan untuk
kebutuhan oksigenasi.
2 9 Des 2013
Nyeri akut berhubungan dengan rangsangan nosiseptor sekunder terhadap adanya obstruksi duktus sistikus
Tujuan :Nyeri hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam Kriteria hasil : 1.Skala nyeri berkurang atau skala nyeri 02.Pasien tampak rileks3.RR 16 – 20x / menit,TD: 120/80 mmHg, N : 60-100x/menit4.Px mengatakan nyeri hilang5.Palpasi abdomen nyeri (-)
Mandiri :1.Lakukan penilaian terhadap nyeri, lokasi, karakteristik dan faktor-faktor yang dapat menambah nyeri2.Amati isyarat non verbal tentang kegelisaan3.Fasilitasi lingkungan nyaman.4.Bantu pasien menemukan posisi nyaman5.Ajarkan penggunaan tehnik tanpa pengobatan (ct: relaksasi, distraksi, massage, guidet imageri)
Kolaborasi :1.Berikan terapi obat analgetik
Mandiri :1.Untuk menentukan intervensi yang sesuai dan keefektifan dari therapi yang diberikan2.Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamnan3.Meningkatkan kenyamanan4.Peninggian lengan menyebabkan pasien rileks5.Meningkatkan relaksasi dan membantu untuk menfokuskan perhatian sehingga dapat meningkatkan sumber coping
Kolaborasi :1.Mengurangi nyeri dan memungkinkan pasien untuk mobilisasi tanpa nyeri
3 9 Des 2013 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang sekunder
Tujuan :Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.
Kriteria hasil : 1.Nafsu makan bertambah2.Mual-muntah hilang3.Px mengatakan sekatrang sudah bisa makan4.Porsi RS habis , 3x/hari5.IMT Normal = 18.5 – 25.0 kg/m2
6.Albumin normal 3,5 gr/dl7.Kondisi klinis tidak kurus dan cowong
Mandiri :
1.Pantau hasil laboratoriun
protein, albumin, globulin, HB
2.Jauhkan benda-benda yang
tidak enak untuk dipandang
seperti urinal, kotak drainase,
dan pispot
3.Ajarkan dan bantu klien untuk
istirahat sebelum makan.
4.Tawarkan untuk makan sedikit
dan sering.
5.Batasi cairan pada saat makan
dan satu jam sebelum dan
sesudah makan.
Kolaborasi :
1.Kolaborasi ahli gizi
2.Pastikan dapat diet TKTP
3.Sajikan makanan hangat
dengan variasi yang menarik
4.Terapi obat Vitamin /
penambah nafsu makan
Mandiri :
1.Penanda kekurangan nutrisi
2.Dapat mengurangi nafsu
makan
3.Keletihan menurunkan
keinginan makan.
4.Mengurangi kejenuhan dan
pemenuhan gaster.
5.Kebanyakan cairan
dilambung membatasi intake
nutrisi.
Kolaborasi :
1.Penentuan jumlah kalori dan
bahan makanan yang
memenuhi standar gizi
2.Mencegah penurunan nafsu
makan
3.Menambah selera makan
pasien
4.Meningkatkan nutrisi tubuh
4 9 Des 2013 Hipertermi berhubungan dengan rangsangan pirogen sekunder terhadap peradangan akibat penyumbatan duktus sistikus.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24
jam hipertermi
dapatdiatasi, dengan
kriteria hasil :
1.Pasien melaporkan panas
badannya turun
2.Suhu dalam rentang
normal 36,5-37,5°C
3.Nadi dalam batas normal
60-100x/menit
4.Tekanan darah dalam
batas normal 100-140/60-
90mmhg
5.RR dalam batas normal
16-24x/menit
Mandiri :
1.Pantau TTV
2.Observasi suhu kulit dan catat
keluhan demam
3.Berikan masukan cairan sesuai
kebutuhan perhari kecuali ada
kontraindikasi
4.Berikan kompres air
biasa/hangat
Kolaborasi :
1.Kolaborasi pemberian obat
antipiretik
Mandiri :
1.Untuk mengetahui keadaan
umum pasien
2.Untuk mengetahui
peningkatan suhu tubuh
pasien
3.Untuk menanggulangi
terjadinya syok hipovolemik
4.Untuk menurunkan suhu
tubuh
Kolaborasi :
1.Untuk menurunkan suhu
tubuh yang bekerja langsung
di hipotalamus
5 9 Des 2013 Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi dari petugas kesehatan.
Tujuan :
Pengetahuan pasien dan
keluarga meningkat
setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam
Kriteria hasil :
1.Px mampu Menjelaskan
kembali tentang
penyakit,
2.Mengenal kebutuhan
perawatan dan
pengobatan tanpa
cemas
3.Ekspresi wajahnya rileks
ketika dilakukan
tindakan
medis/keperawatan
1. Kaji pengetahuan klien
tentang penyakitnya
2. Jelaskan tentang proses
penyakit (tanda dan
gejala), identifikasi
kemungkinan penyebab.
Jelaskan kondisi tentang
klien
3. Jelaskan tentang program
pengobatan dan
alternative pengobatan
4. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
digunakan untuk
mencegah komplikasi
5. Diskusikan tentang terapi
dan pilihannya
6. Tanyakan kembali
pengetahuan klien tentang
penyakit, prosedur
perawatan dan
pengobatan
1. Mempermudah dalam
memberikan penjelasan
pada klien.
2. Meningkatan
pengetahuan dan
mengurangi cemas
3. Mempermudah
intervensi
4. Mencegah keparahan
penyakit
5. Memberi gambaran
tentang pilihan terapi
yang bisa digunakan
6. Mereview
6 9 Des 2013 Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam intoleransi aktivitas
dapat teratasi dengan
KH:
1.klien dapat beraktivitas
secara minimal
2.keluarga terlibat dalam
aktivitas klien.
3. kebutuhan dasar pasien
terpenuhi seperti elliminasi,
makan/minum, berpakaian,
kebersihan.
1. Kaji tingkat aktivitas klien.
2. Dekatkan kebutuhan yang
diperlukan oleh klien.
3. Berikan kesempatan pada
klien melakukan aktivitas
mandiri.
4. Libatkan keluarga dalam
perawatan mobilitas fisik.
5. Bantu ambulasi secara
bertahap.
1. Mengetahui tingkat
kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan
ADL pedoman untuk
intervensi selanjutnya
2. Memudahkan klien
untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
secara mandiri
3. Untuk mengetahui
kemajuan yang
dirasakan oleh klien
4. Partisipasi keluarga
dapat membantu klien
dalam memenuhi
kebutuhan mobilitasnya.
5. Ambulasi yang tidak
bertahap dapat
menyebabkan kelelahan
dan ambulasi bertahap
dapat mencegah
terjadinya cedera
IMPLEMENTASI
Tanggal Diagnosa Kep. Jam Implementasi
9/12/2013 Gangguan pola nafas berhubungan dengan penyumbatan duktus sistikus.
1. 14.002. 15.003. 15.004. 15.005. 18.00
Mandiri :1.Mengkaji frekuensi dan kedalaman pernafasan. RR 20x/menit, Pernafasan cuping hidung (+)2.Mengajarkan untuk menggunakan bantal apabila pasien mengalami nyeri saat melakukan pernafasan dalam.3.Memberikan pasien posisi Fowler yaitu posisi tidur setengah duduk4.Manajemen lingkungan tenang yaitu dengan cara keluarga px dianjurkan tidak berisik serta membatasi jumlah pengunjung agar kebutuhan O2 pasien terpenuhi5.Memberikan oksigen 4 L/menit dengan kanul nasal
Tanggal Diagnosa Kep. Jam Implementasi
9/12/2013 Nyeri akut berhubungan dengan rangsangan nosiseptor sekunder terhadap adanya obstruksi duktus sistikus.
1. 14.00
2. 14.05
3. 14.05
4. 14.40
5. 16.00
6. 16.30
Mandiri :
1.Melakukan penilaian mengenai nyeri, yaitu lokasi
nyeri di perut kanan atas seperti ditusuk. Bertanya
kepada pasien lokasi nyeri disebelah mana dan
memberikan nilai antara 1-10 diangka berapa nyeri
yang dirasakan pasien. Dan pasien menjawab nyerinya
di perut kanan atas dengan nilai 5.
2.Mengamati isyarat non verbal tentang kegelisaan px
saat merasakan nyeri yaitu px menyeringai dan
memegang perutnya yang sakit
3.Memberikan lingkungan yang nyaman dan
menganjurkan kepada keluarga agar tidak membuat
suara yang gaduh
4.Mengatur posisi dari berbaring terlentang menjadi
posisi miring kesisi yang tidak sakit.
5.Ajarkan masase ringan pada daerah yang sakit
Kolaborasi :
1.Berikan terapi obat analgetik
Tanggal Diagnosa Kep. Jam Implementasi
9/12/2013 Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake
yang sekunder terhadap
penurunan peristaltik usus
akibat obstruksi saluran
empedu.
Mandiri :
1.13.30
2.14.00
3.14.30
4.16.00
5.16.00
Mandiri :1. Memantau hasil laboratoriun protein HB
10,7 ; Protein total 5,7 ; Albumin 2,7
2. Menjauhkan benda-benda yang tidak enak untuk dipandang seperti urinal, kotak drainase, dan pispot
3. Mengajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
4. Mengajarkan untuk makan sedikit dan sering.
5. Membatasi cairan pada saat makan dan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Kolaborasi :
1.Kolaborasi ahli gizi
2.Pastikan dapat diet TKTP
3.Menyajikan makanan hangat dengan variasi yang
menarik
4.Terapi obat
1 x 2 cc Vit B Comp (IM)
1 x 200 mg Vit C (IV)
Tanggal Diagnosa Kep. Jam Implementasi
9/12/2013 Hipertermi berhubungan
dengan rangsangan pirogen
sekunder terhadap
peradangan akibat
penyumbatan duktus
sistikus.
1. 17.00
2. 17.00
3. 18.00
4. 18.30
5. 16.00
Mandiri :
1.Pantau TTV (TD: 120/70 mmHg, S: 38 , RR:
20X/menit, Nadi : 100x/menit)
2.Observasi suhu kulit dan catat keluhan
demam
3.Memberikan masukan cairan air putih
4.Memberikan kompres air biasa di daerah
lipatan misalnya di ketiak dan leher.
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat antipiretik
Tanggal Diagnosa Kep. Jam Implementasi
9/12/2013 Kurangnya
pengetahuan tentang
penyakitnya
berhubungan dengan
kurang informasi dari
petugas kesehatan.
1. 14.00
2. 14.10
3. 14.10
4. 14.40
5. 16.00
6. 18.30
1. Bertanya kepada klien pengetahuan mengenai penyakitnya (sakit yang
dialami, penyebab penyakit).
• Px tahu sakit apa yang sedang dialami tapi tidak tahu lebih banyak
tentang hal-hal yang menyebabkan ia menderita sakit seperti ini
2. Menjelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala, kemungkinan
penyebab)
• Penyakit batu empedu adalah terdapatnya batu di dalam kantong
empedu atau dalam saluran empedu
• Faktor-faktor yang mendasari terjadinya batu empedu pada beberapa
penelitian adalah jenis kelamin, usia, kolesterol HDL yang rendah, BMI
yang tinggi, presentase lemak tubuh, kadar glukosa serum yang lebih
tinggi terutama wanita, paritas dan hiperinsulinemia.
3. Menjelaskan tentang program pengobatan yang dilakukan sekarang
4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan
untuk mencegah komplikasi
5. Diskusikan tentang terapi dan pilihannya
6. Menanyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakit, prosedur
perawatan dan pengobatan
px menjawab dengan bennar tentang hal yang menyebabkan ia
memiliki sakit seperti ini dan sudah tahu tentang pengobatan yang
dilakukan
Tanggal Diagnosa Kep. Jam Implementasi
9/12/2013 Intoleransi aktifitas fisik
berhubungan dengan
penurunan produksi energi
metabolic.
1. 14.00
2. 14.00
3. 14.00
4. 15.00
5. 16.00
1. Mengkaji tingkat aktifitas klien yang dibantu oleh
keluarga saat melakukan aktifitas terutama
untuk melakukan personal hygiene misalnya
diseka
2. Mendekatkan kebutuhan yang diperlukan oleh
klien (mendekatkan makanan, minuman agar px
mudah menjangkaunya)
3. Memberikan kesempatan pada klien melakukan
aktivitas mandiri. Misalnya makan sendiri.
4. Melibatkan keluarga dalam perawatan mobilitas
fisik. Misalnya miring kanan miring kiri.
5. Membantu ambulasi secara bertahap. Misalnya
buang air besar ke kamar mandi.
EVALUASI
Tgl/ Jam Dx Kep Evaluasi
9/12/2013
19.30
Gangguan pola nafas berhubungan dengan penyumbatan duktus sistikus
S : Px mengatakan masih sesak saat nyeri
O : TD: 120/70 mmHg, RR : 20x/menit, Nadi : 100x/menit, masih memakai kanul nasal, cuping hidung (+), retraksi dada (+), pola nafas tidak teratur.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan no. 1,2,3,4,5
1. Kaji frekuensi dan kedalaman pernafasan.
2. Ajarkan mengatur posisi atau menggunakan
bantal apabila pasien mengalami nyeri saat
melakukan pernafasan dalam.
3. Istirahatkan pasien dengan posisi Fowler
4. Manajemen lingkungan tenang dan batasi
pengunjung.
5. Beri oksigen 4 L/menit
9/12/2013
19.30
Nyeri akut berhubungan
dengan rangsangan nosiseptor
sekunder terhadap adanya
obstruksi duktus sistikus.
S : Px mengatakan nyeri masih ada skala 5 (1-10)
O : Ketika dilakukan palpasi di perut kanan atas pasien masih mengernyitkan dahi sambil mendesis menahan sakit. TD: 120/70 mmHg, RR : 20x/menit,
Nadi : 100x/menit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan :
Mandiri :
1. Melakukan penilaian tingkat nyeri (skala)
2. Mengamati isyarat non verbal tentang
kegelisaan px saat merasakan nyeri
3. Memberikan lingkungan yang nyaman dan
menganjurkan kepada keluarga agar tidak
membuat suara yang gaduh
4. Mengatur posisi dari berbaring terlentang
menjadi posisi miring kesisi yang tidak sakit.
5. Ajarkan kompres air hangat pada daerah yang
sakit
Kolaborasi :
1. Berikan terapi obat analgetik
9/12/2013 19.30
Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake
yang sekunder terhadap
penurunan peristaltik usus
akibat obstruksi saluran
empedu.
S : Px mengatakan mual muntah masih ada dan belum nafsu makan
O :
- Px masih tampak cowong
- hasil laboratoriun protein HB 10,7 ; Protein
total 5,7 ; Albumin 2,7
- makan 2x/hari
- Porsi makan ¼ porsi RS ± 75 cc
- BB setelah MRS = 50kg
- IMT setelah MRS = 18,03 (kurus)
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan no.1 dan 4
1. Pantau hasil laboratoriun protein, albumin,
globulin, HB
1. Tawarkan untuk makan sedikit dan sering.
9/12/2013 19.30
Hipertermi berhubungan
dengan rangsangan pirogen
sekunder terhadap peradangan
akibat penyumbatan duktus
sistikus.
S : Px mengatakan panas tubuhnya sudah turun
O : S: 37,8 , akral teraba panas
TD: 120/70 mmHg, RR : 20x/menit, Nadi : 100x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi no.4 dilanjutkan (memberikan kompres air biasa)
9/12/2013 19.30
Kurangnya pengetahuan
tentang penyakitnya
berhubungan dengan kurang
informasi dari petugas
kesehatan.
S : Px mengatakan sudah sedikit mengetahui mengenai penyakitnya
O :Px dapat menjawab tentang apa penyebab ia sakit dan wajah namapak tegang ketika petugas melakukan tindakan kepada px
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan no.2 dan 3
1. Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan
gejala), identifikasi kemungkinan penyebab.
Jelaskan kondisi tentang klien
2. Jelaskan tentang program pengobatan dan
alternative pengobatan
9/12/2013 19.30
Intoleransi aktifitas fisik
berhubungan dengan
penurunan produksi energi
metabolic.
S : Px mengatakan masih belum bisa melakukan aktifitas sendiri
O : Dalam melakukan aktifitas masih dibantu istri, kebutuhan eliminasi dan dan personal hygiene terpenuhi.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan no. 2 , 3, 4
1. Dekatkan kebutuhan yang diperlukan oleh klien.
2. Berikan kesempatan pada klien melakukan
aktivitas mandiri.
3. Libatkan keluarga dalam perawatan mobilitas
fisik.
EVALUASITgl/ Jam Dx Kep Evaluasi
10/12/2013
19.30
Gangguan pola nafas berhubungan dengan penyumbatan duktus sistikus
S : Px mengatakan sudah tidak sesak
O : RR 18x/menit , TD: 120/80 mmHg, Nadi : 90x/menit, tidak memakai kanul nasal, cuping hidung (-), retraksi dada (-), pola nafas teratur.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
10/12/2013
19.30
Nyeri akut berhubungan
dengan rangsangan nosiseptor
sekunder terhadap adanya
obstruksi duktus sistikus.
S : Px mengatakan nyeri berkurang skala 3 (1-10)
O : - Ketika dilakukan palpasi di perut kanan atas
pasien masih mengernyitkan dahi sambil mendesis menahan sakit.
- RR 18x/menit , TD: 120/80 mmHg, Nadi : 90x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
10/12/2013 19.30
Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake
yang sekunder terhadap
penurunan peristaltik usus
akibat obstruksi saluran
empedu.
S : Px nafsu makannnya meningkat, mual muntah mulai hilang
O :
- Px masih tampak cowong
- HB 12 ; Protein total 5,7 ; Albumin 3,3 gr/dl
makan 3x/hari
- Porsi makan 1/2 porsi RS
- BB setelah MRS = 51kg
- IMT setelah MRS = 18,7 (kurus)
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi
10/12/2013 19.30
Hipertermi berhubungan
dengan rangsangan pirogen
sekunder terhadap peradangan
akibat penyumbatan duktus
sistikus.
S : Px mengatakan panas tubuhnya sudah turun
O :
- S: 37
- RR 18x/menit - TD: 120/80 mmHg - Nadi : 90x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
10/12/2013 19.30
Kurangnya pengetahuan
tentang penyakitnya
berhubungan dengan kurang
informasi dari petugas
kesehatan.
S : Px mengatakan sudah mengerti mengenai penyakitnya
O :Px dapat menjawab tentang apa yang menyebabkan ia sakit ketika petugas melakukan tindakan ekspresi wajah sudah tidak tegang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
10/12/2013 19.30
Intoleransi aktifitas fisik
berhubungan dengan
penurunan produksi energi
metabolic.
S : Px mengatakan masih bisa melakukan aktifitas
sendiri walau kadang dibantu
O : Px terlihat mulai bisa melakukan aktifitas sendiri
misalnya makan sendiri, kebutuhan eliminasi dan
dan personal hygiene terpenuhi.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
PATOFISIOLOGI
Etiologi (kontrasepsi, hiperlipidemia, dll)
Batu pigmen Infeksi bakteri Kolesterol
Pengendapan mukus meningkat Gg. Sintesis as.empedu
Peningkatan fosfolipid
Peningkatan permeabilitas & viskositas darah
Peningkatan sekresi kolesterol
Supersaturasi getah empedu
Peningkatan permeabilitas & viskositas darah
Kolesterol keluar dari getah empedu
Mengendap& membentuk batu
CHOLELITIASIS
Penyaluran cairan empedu terhambat
Penyumbatan duktus sistikus
Fundus kandung empedu membesar
Menekan jaringan sekitar empedu
Menyentuh kartilago IC 9 dan 10
Merangsang medulla oblongata
Mempengaruhi kecepatan respirasi
Susah Inspirasi
Ekspansi paru tidak maksimal
Sesak
Radang
Merangsang terjadinya proses endogen/pirogen
Dihantarkan ke hipotalamus bagian termoregulator
Hipertermi
Impuls disampaikan ke serat saraf aferen simpatis
Thalamus
Distensi Kandung Empedu
Merangsang nosiseptor untuk
mengeluarkan bradikinin &
serotonin
Alir balik cairan empedu ke hepar
Proses peradangan
disekitar hepatobiliar
Pengeluaran enzim-enzim SGOT dan SGPT
Peningkatan SGOT &SGPT bersifat iritatif di saluran cerna
Merangsang nervus vagal N.X.Vagus
Menekan rangsangan sistem saraf parasimpatis
Penurunan peristaltik sistem akumulasi gas usus pencernaan (usus dan lambung) di sistem pencernaan
Gangguan Nutrisi
Makanan tertahan di lambung rasa penuh dengan gas
Peningkatan rasa mual kembung
Pengaktifan pusat muntah (medula
oblongata)
Pengaktifan saraf kranialis ke wajah, kerongkongan, serta neuron-neuron motorik spinalis ke otot2 abdomen & diafragma
muntah Intake nutrisi kurang
Menghasilkan substansi P (di medula spinalis)
Serat Saraf aferen
hipotalamus
Nyeri dipersepsikan
Kelemahan tonus otot
Intoleransi Aktivitas
Perubahan status kesehatan
Kurangnya sumber informasi
tentang penyakitnya
Kurang Pengetahuan