asuhan keperawatan
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny “N” USIA 55 TAHUNDENGAN GASTROENTERITIS SEHUBUNGAN DENGAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITDI RUANG INTERNA RSUD BANGIL
TANGGAL 19 – 4 – 2010
DISUSUN OLEH :
IFFAH NORMAETIKA02.09.156
STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTOPROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2009/2010
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit di Ruang Interna RSUD Bangil telah disetujui pada :
Hari :Tanggal :
Mengetahui,
Mahasiswa
Iffah NormaetikaNIM. 02.09.156
Pembimbing Akademik
Kurnia Indiyanti S.STNPP. 10.02.060
Pembimbing Klinik
Musiati, Amd. Kep.140 194 520
Kepala Ruangan
Musiati, Amd. Kep.140 194 520
LEMBAR KONSUL
No Tanggal Uraian Konsul TTD
1 24 – 4 – 2010 - Menambahkan judul laporan pendahuluan
- Menambahkan definisi cairan
- Menambahkan anomnese
- Menambahkan data objektif pada identifikasi
diagnosa/masalah
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA Ny “N” DENGAN GASTROENTRRITIS
SEHUBUNGAN DENGAN
KEBUTUHAN CAIRAN ENERGI DAN ELEKTROLIT
1.1 DEFINISI
Cairan ekstrasel yang terdiri dari cairan interstisial dan cairan intravaskuler.
cairan Intertisial mengisi ruangan yang berbeda diantara sebagian besar sel tubuh
yang menyusun sejumlah besar lingkungan cairan tubuh (sekitar 15% berat tubuh
merupakan cairan Interstisial)
cairan Intravaskuler adalah terdiri dari plasma bagian cairan limfe yang
mengandung air dan tidak berwarna dan darah yang mengandung suspensi
leukosit, eritrosit, trombosit (Potter dan Perry, 2005)
Elektrolit merupakan sebuah umur atau senyawa yang jika melebur atau larut
dalam air atau pelarut lain akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan
listrik (Potter dan Perry, 2005)
Kekurangan volume cairan
Adalah keadaan dimana seseorang individu yang tidak menjalani puasa
mengalami atau beresiko mengalami dehidrasi vaskuler, interstisial atau
intravaskuler (Corpenito, 2000)
Kelebihan cairan
Adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami atau beresiko
mengalami kelebihan cairan intravaskuler/interstisial (Corpenito, 2000)
1.2 ETIOLOGI
a. Faktor Infeksi
1. Internal (dalam saluran pencernaan)
Misalnya terjadi pada saat lahir karena infeksi oleh organisme yang terdapat pada
tinja ibu/infeksi terjadi setelah lahir akibat penyebaran organisme yang berasal
dari bayi lain yang terinfeksi.
2. Parenteral (di luar alat pencernaan)
b. Faktor Makanan
Misalnya : makanan basi, racun, alergi, dll.
c. Faktor Psikologis
Misalnya : rasa takut atau cemas dll.
1.3 FAKTOR-FAKTOR yang berhubungan
a. Patologi
- Berhubungan dengan definisi laktasi
- Berhubungan dengan kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi
sekresi cairan di usus
- Berhubungan dengan peningkatan peristaltik akibat peningkatan kecepatan
metabolik
b. Situasional
- Berhubungan dengan stress
- Berhubungan dengan makanan yang mengiritasi (buah-buahan) sereal, dll.
- Berhubungan dengan bakteri, virus dan parasit yang tidak daya imunisasinya.
c. Maturasional
- Bayi yang berhubungan dengan air susu ibu
Nyeri yang timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama :
a) Insidental (sementara)
Nyeri yang timbul sewaktu-waktu kemudian menghilang.
b) Proximal (intensitas tertinggi)
Nyeri yang dirasakan dengan sintensitas tinggi dan kuat biasanya menetap
±10 – 15 menit hilang kemudian timbul lagi.
1.4 PROSENTASE CAIRAN TUBUH
Prosentase dari cairan total tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung
dengan beberapa hal antara lain :
Prosentase cairan tubuh :
1. Bayi baru lahir 76%
2. Berbicara
- Pria (20-40 tahun)60%
- Wanita (20-40 tahun) 50%
- Usia lanjut 45-50%
1.5 SKALA BATASAN KARAKTERISTIK
1. Mayor
Feses lunak, cair dan peningkatan frekuensi defekasi
2. Skala intensitas nyeri numerik -10
Dorongan nyeri abdomen, frekuensi bising usus meningkat. Peningkatan dalam
keenceran volume feses.
1.6 TANDA-TANDA ATAU GEJALA KLINIS
1. Gelisah
2. Rewel
3. Suhu meningkat
4. Nafsu makan menurun
5. Tinja cair lendir
6. Warna tinja kelama-lamaan hijau karena tercampur dengan empedu
7. Berat badan turun
8. Diare
- Anus iritasi
- Mata dan ubun-ubun cekung
- Selaput lendir dan mulut juga kering
- Turgor kulit menurun
1.7 KONPLIKASI
a. Dehidrasi
- Dehidrasi Ringan (<5% BB)
Gejala gelisah rewel suhu meningkat
- Dehidrasi Sedang (<5-8% BB)
Gejala nafsu makan menurun, tinja cair, berat badan menurun, anus iritasi, turgor
kulit menurun, nadi cepat.
- Dehidrasi Berat (<8% BB keatas
Gejala mata dan ubun-ubun cekung, volume darah akan berkurang dengan
demikian nadi akan cepat dan kecil, denyut jantung dan TD menurun, kesadaran
menurun, yang diakhiri dengan syok, otot kaki, sianosis.
Gejala klinis dehidrasi
Dehidrasi Ringan (<5% BB)
- Turgor kulit
- Brodikardi
- Haus
Dehidrasi Sedang (<5-8% BB)
- Turgor kulit
- Takskardi
- Hipotensi
- Haus
Dehidrasi Berat (<8% BB keatas)
- Turgor kulit
- Shok
- Kesadaran menurun
- Nadi tak teraba
- Sianosis
b. Kejang
c. Malnutrisi
1.8 PENATALAKSANAAN
Tindakan perawatan pada masalah perkembangan cairan adalah :
- Dehidrasi –oral parenteral
- Diet seimbang atau bergizi
- Observasi intake dan output
- Penyuluhan tentang kebutuhan cairan
- Obat-obatan
1.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
Maskrokopis dan nikrokopis PH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula.
Biarkan kuman unutk mencari kuman penyebab dab resistensi terhadap berbagai
antiboitika.
2. Pemeriksaan darah
Darah kapiler lengkap. Analisis gas darah dan elektrolit.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinum darah untuk mengetahui faal
ginjal
4. Buodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab diare
1.10 PENCEGAHAN DIARE
- Mencuci tangan pakai sabun dengan benar 5 waktu penting
- Meminum air minum sehat arau air yang sudah diolah
- Pengolahan sampah yang baik
- BAB dan BAK pada tempatnya
1.11 PATOFISIOLOGI
Mual, muntah, diare
Kekurangan cairan
Gangguan cairan dan elektrolit
Badan aktivitas menurun
1.12 PENGERTIAN CAIRAN TUBUH
Melalui 3 proses :
1. Difusi : proses dimana partikel terdapat dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
2. Osmosis : bergerak pelarut bersih seperti air melalui membran
Semipermeabel
3. Transport aktif: bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh.
Gas, cairan elektrolit, molekul
Bergerak bebas membran semipermeabel
Gerakan berlangsung terus-menerus
Sisa produk dibuang oleh darah dan sel
Oskose, Difusi, Fihrasi
PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
a. Pemasukkan dan pengeluaran cairan dan makan (oral dan parenteral)
b. Tanda kelebihan dan kekurangan cairan
c. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit
2. Pengukuran Klinis
a. Berat badan
Kehilagan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan :
< dari 2% ringan
> dari 5% sedang
> dari 10% berat
b. Keadaan umum
- Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan
pernapasan
- Tingkat kesabaran
c. Mengukur masuknya cairan
- Cairan : NGT
- Cairan parenteral termasuk obat-obat IV
- Makanan yang cenderung mengandung air
d. Pengukuran keluaran cairan
- Urine : volume, kejernihan dan kepekatan
- Feses : jumlah dan konsistensi
- Muntah
- Tube drainase
3. Pemeriksaan FIsik
a. Integument : keadaan turgorkulit, oedema
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin dan bunyi jantung.
c. Mata : cekungan, air mata kering
d. Neurologik : refleks, gangguan motorik dan sesorik, tingkat
kesadaran menurun.
e. Gasto Intestinal : keadaan mukosa mulut, muntah dan bising
usus.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit dan darah lengkap, PH, berat jenis urine dan analisis gas
darah.
5. Penatalaksanaan dan Terapi
- Pemberian cairan yang adekuat
- Pemberian masukan oral yang adekuat
Contoh pemberian cairan :
- Pengaturan cairan
- Asupan cairan ± 2500cc (deviasa)
- Pengeluaran cairan ± 2300cc (deviasa)
- Urine (1500cc/hari), keringat feses (100cc/hari)
- Penatalaksanaan terapi cairan nutrisi terdiri dari :
a. Karbohidrat
- Dextrose
- Levulosa
- Levrel sugar ( ½ dextrose dan ½ levulosa)
b. Asom amino
c. Itmigen
d. Trovamin
6. Intervensi
- Px : cairan kurang dari kebutuhan tubuh sampai denganmuntah yang
berlebihan
- Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan kebutuhan cairan pada px dapat terpenuhi.
- K.H : - turgor kulit normal
- mata px tidak cowong
- membran mukosa tidak kering
1. Observasi TTV, input dan output cairan, turgor kulit, berat badan
R/ menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan
2. Berikan makanan dan cairan
R/ untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum
3. Berikan support verbal dalam pemberian cairan
R/ meningkatkan konsumsi yang lebih
4. Lakukan kebersihan mulut sebelum makan
R/ meningkatkan nafsu makan
5. Monitor RO baru
R/ mengetahui adanya oedema paru
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian (cairan, obat dan efek)
R/kerjasama disiplin ilmu dalam keperawatan
7. Hati-hati dalam pemberian cairan
R/ untuk mengurangi overload cairan
8. Pada px bedrest ubah posisi setiap 2 jam
R/untuk mengurangi oedema
9. Pada kulit yang oedema berikan lotion, hindari penekanan terus-menerus
R/ mencegah kerusakan kulit
10. Berikan pengetahuan kesehatan tentang intate dan output cairan, oedema, BB
R/ meningkatkan informasi dan kerjasama
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
1. Biodata
- Umur px menjukkan tahap perkembagan px secara fisik maupun psikologis.
- Jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhnya terhadap terjadinya penyakit.
- Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang penyakitnya.
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh px pada
saat perawat mengkaji.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah pasien pernah menderita penyakit yang pernah diserita sebelumnya.
4. Riwayat kesehatn sekarang
Anamese pada px tentang penyakit yang diderita apakah pernah didalami px atau
baru pertama kali menderita penyakit tersebut.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyaki seperti DM dan penyakit
menurun atau tidak dalam keluarga selain yang diderita oleh px.
6. pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi pola nutrisi, pola ekonomi, pola aktivitas, pola personal Hygiene, pola
istirahat dan pola sksual.
7. Data Sosial Budaya
Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan px dan keluarga baik yang bersifat
menunjang maupun menghambat.
8. Pemeriksaan Fisik
Umum : - Bagaimana keadaan, penampilan, kesan umum pada saat pengkajian
- Pemeriksaan TTV meliputi: TD, suhu, nadi, RR
Khusus: - Pemeriksaan dimulai dari kepala, mata, hidung, mulut, leher, telinga, dada,
perut, genitalia.
9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penyakit
tersebut berkembang dengan pemeriksaan laboratorium.
10. Kesimpulan
Merupakan hasil dan pengkajian data.
2.2 IDENTIFIKASI MASALAH ATAU DIAGNOSA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan data yang dikumpulkan sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan
diagnosa.
2.3 ANTISIPASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
Langkah ini membutuhlan antisipsi, bila memungkinkan dulakukan
pencegahan dan mengantisipasi terhadap kemungkinan tiba-tiba.
2.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Identifikasi tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah keadaan yang
mengancam keselamatan jiwa px.
2.5 PENGEMBANGAN RENCANA ATAU ANTERVENSI
Menurunkan rencana yang telah direncanakan/merumuskan asuhan sesuai
rencana asuhan
2.6 IMPLEMENTASI
Semua rencana yang telah direncanakan pada langkah 2.6 dilaksanakan secara
menyeluruh dengan efisien dan aman.
2.7 EVALUASI
Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan yang telah diidentifikasi dalam diagnosa masalah menurut Helen Varney.
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data px melalui
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik px, hasil laboratorium
dan tes diagnostik yang dirumuskan hasil pengumpulan data px melalui anamese.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intervensi data subjektif dan
objektif dalam suatu identifikasi.
1) Diagnosa/masalah
2) Antisipasi diagnosa
3) Perlunya tindakan segera
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (I) dan evaluasi perencanaan
berdasarkan assesment.
DAFTAR PUSTAKA
1. Corpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Edisi 8, EGC: Jakarta
2. Dengoes, Marlyn E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, EGC: Jakarta
3. Masjoer, Arif. Dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Media Aesoullapius:
Jakarta
4. www.google.com
5. Wortonah, Tarwoto, 2003. Konsep Dasar Keperawatan dan Proses Keperawatan,
Salemba Medika: Jakarta
6. Perry, Potter, 1999. Fundamentl of Nursing Vol. 2, EGC: Jakarta
DATA KEPERAWATAN
- Tanggal Pengkajian : 19 April 2010
- Jam : 11.00
I. PENGKAJIAN
Data Subjektif:
a. Biodata
Nama : Ny “N”
Jenis Kelamin: Perempuan
Umur : 55 tahun
Status : Kawin
Pekerjaan : -
Pendidikan : -
Alamat : Kec. Gempol, Kab. Pasuruan
No. Reg : 85196
Diagnosa Medis: GED sedang
Tanggal MRS : 16 April 2010, Jam : 23.28
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan masuk rumah sakit karena diare yang berlebihan ±10x/hari,
badan lemas dan muka pucat.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan dirawat di rumah sakit karena px merasakan panas yang tinggi
sekitar 3 hari yang lalu diare >10x/hari, BAB cair 10x/hari, muntah yang
berlebihan dan kemudian pada tanggal 10 April dini hari px dibawa ke RS.
Selanjutnya di diagnosa oleh tim medis menderita penyakit GED sedang dan
dilakukan kolaborasi dengan tim medis dengan memberikan tindakan, yaitu:
- Infus RL 20 tetes/menit
- Infus NS 20 tetes/menit
- Injeksi Cefriaxon 2 x 1 gr
- Injeksi Novages 2 x 1 gr
- Injeksi Metoklopromida 3 x 1 gr
d. Riwayat penyakit yang lalu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, menahun.
Seperti : DM, Jantung, HIV/AIDS.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang pernah menderita
penyakit menular, menurun, manahun. Seperti : Jantung dan Asma.
f. Pola kesadaran sehari-hari
a) Pola istirahat/tidur
1. Waktu tidur :
- Di rumah: malam, px tidur ±9 jam
- Di RS : pola tidur px tidak teratur
2. waktu bangun :
- Di rumah : px bangun jam 06.00
- Di RS : px bangun jam 09.00
3. Masalah tidur :
- Di rumah : tidak ada masalah tidur
- Di RS : sering terbangun
4. Hal-hal yang mempermudah tidur: suasana tenang dan tidak
merasakan nyeri.
5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun: suasana bising.
b) Pola Eliminasi
1. BAB di rumah : 3x sehari, konsistensinya : cair dan encer.
Warna : kuning dan tidak ada keluhan pada saat BAB
BAB di RS : 2x sehari, konsistensinya : agak padat dan lunak.
Warna : kuning dan tidak ada keluhan
2. BAK di rumah : 5x sehari, Warna : kuning agak kecoklatan,
Bau : khas urine agak menyengat dan tidak ada keluhan
BAK di RS : Tidak tentu
c) Pola Nutrisi
1) Jumlah dan jenis makanan
- Di rumah : 3x sehari, nasi, lauk, sayur 1 piring habis.
- Di RS : 3x sehari, ±1/3 porsi dengan menu nasi, lauk, sayur.
2) Waktu pemberian makanan
- Di rumah : makan 3x sehari, pagi, siang, malam. Pagi: 06.00, siang:
12.00, malam: 19.00
- Di RS : pagi, siang, sore.
3) Jumlah dan jenis cairan
- Di rumah: air putih ± 8-10 gelas/hari
- Di RS : air putih dan infus RL, NS 500 cc
4) Waktu pemberian cairan
- Di rumah: setelah makan dan pada saat haus
- Di RS : tidak tentu
5) Pentangan
Makan pedas, asam, kopi dan teh.
6) Masalah makan dan minum :
a. Kesulitan menguyah : tidak ada kesulitan menguyah
b. Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan menelan
c. Mual/muntah : tidak ada rasa mual dan muntah
d. Tidak dapat makan sendiri : dapat makan sendiri
d) Kebersihan diri/Personal Hygiene
1. Pemeliharaan Badan
- Di rumah: mandi 2x sehari, pagi dan sore.
- Di RS : di seka
2. Pemeliharaan Gigi dan Mulut
- Di rumah: gosok gigi 2x sehari, pagi dan malam
- Di RS : gosok gigi 2x sehari, pagi dan malam
3. Pemeliharaan Kuku
Kuku tampak bersih dan pendek
e) Data Psikososial
a. Pola komunikasi
Px dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan baik
b. Orang yang paling dengan px :
Anak perempuan px
c. Rekreasi : -
Hobby : mambaca dan memasak
d. Dampak di rawat di RS :
Px tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya
e. Hubungan dengan orang lain/Interaksi sosial :
Hubungan dengan orang lain baik
f. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Anak perempuan px dan keluarga px
f) Data Spiritual
a. Ketaatan beribadah
- Di rumah: px sholat 5 wamtu
- Di RS : hanya dapat berdo’a
b. Keyakinan terhadap sehat/sakit
Px menyakini kalau sakitnya ini merupakan cobaan dari Allah SWT
c. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Px yakin setelah dirawat di RS dirinya akan sembuh kembali.
g) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umun : - K/U : lemah
- Terpasang infus
2. Tanda-tanda vital :
TD = 100/80 mmHg
S = 37,8oC
N = 96 x/menit
3. Kesadaran : Composmentis
4. Pemeriksaan Kepala dan Rambut
1) Kepala dan Rambut
a. Kepala
- Bentuk kepala: simetris
- Ubun-ubun : tidak dikaji
- Kulit kepala : kering
b. Rambut
- Penyebaran : merata
- Bau : tidak berbau
- Warna : hitam
c. Wajah
- Warna kulit : coklat
- Struktur wajah: simetris
2) Mata
a. Kelengkapan dan
kesimetrisan: lengkap,
simetris, cowong.
b. Kelopak mata : tidak ada pembengkakan
c. Konjungtiva dan sklera : konjungtiva
merah mudah dan sklera putih
d. Pupil : Isokor
e. Kornea dan iris: tidak ada peradangan dan lengkap
3) Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
b. Lubang hidung : simetris dan bersih tidak ada sekret
4) Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
b. Lubang telinga : bersih tidak serumen
c. Ketajaman pendengaran: px masih bisa mendengar
dengan baik
5) Mulut dan Faring
a. Keadaan bibir : mukosa bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi: bersih, tidak ada perdarahan
c. Keadaan lidah : bersih
6) Leher
a. Posisi trakea : simetris
b. Tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Suara : normal
d. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : teraba
f. Denyut nadi carotis: teraba jelas
5. Pemeriksaan Integumen (kulit)
a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : teraba hangat
c. Warna : coklat
d. Turgor : menurun
e. Tekstur : halus dan elastis
f. Kelemahan : tidak ada kelemahan
g. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit
6. Pemeriksaan Thoraks (dada)
1. Inspeksi thorax
a. Bentuk thotax : simetris
b. Pernapasan
- Jumlah : 23 x/menit
- Irama : Taksprea
c. Tanda-tnda kesulitan bernapas :
tidak ada kesulitan bernapas
2. Pemeriksaan paru
a. Palpas : getaran suara : teraba
b. perkusi : tympani
c. Aukultasi:
- Suara napas : jelas
- Suara ucapan : jelas
- Suara tambahan : tidak ada suara tembahan
7. Pemeriksaan Abdomen
- Bentuk abdomen : simetris
- Benjolan/massa : tidak ada benjolan/massa
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : tidak ada
- Titik Mc. Burney :
8. Pemeriksaan Neurologi
- Tingkat kesadaran: - Gas Composmentis (radar penuh)
- Gas 4 – 5 – 6
- Tanda-tanda rangsangan otak : px dapat menjawab pertanyaan
- Syaraf otak : tidak ada gangguan
DATA PENUNJANG
Nama px : Ny “N”
Tanggal : 19 April 2010
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
DARAH
LENGKAP
- Hemoglobin
- Eritrosit
- leukosit
- BBS
- HMT/PCV
- Trombosit
- MCV
- MCH
- MCHC
- RDWC
ELEKTROLI
T
- Na
- Cl
- K
12,3
4,4
9.700
12
38%
225.000
33,9
27,5
29,3
16,1
13,6 mmol/l
112 mmol/l
2,9 mmol/l
12,0 – 16,0 ∂/dl
4,5 – 5,5 jt
5 – 10 ribu
0 – 120 mm/jam
36 – 48
150 – 350 ribu
12,0 – 16,0
27,0 – 32,0 pg
30 – 35 ∂/dl
14 – 18%
136 – 144
97 – 103
3,8 – 5,6
TERAPI :
Infus : - Ecosol NaCl
- RL
- Nolament
Injeksi : - Ranitialina 25 mg/ml (2 x 1)
- Metoklopramida 5 mg/ml (3 x 1)
- Neurosanbe 3 ml
- Ceptriaxon 2 x 1 gr
- Novages 3 x 1
II. DENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH
Nama px : Ny “N”
Umur : 55 tahun
NO DATA PENUNJANG Kemungkinan Penyebab Masalah
1 Ds : Pasien mengatakan sebelumnya
mengeluh mual muntah diare
pusing + badan panas
Do : - K/U : lemah
- Kesadaran : composmentis
- Px tampak pucat
- Mukosa bibir kering
- Terpasang infuse RL
- Px hanya berbaring di tempat
tidur
TTV :
- TD : 100/80 mmHg
- N : 96 x/menit
- S : 37,8oC
- RR : 23 x/menit
Output yang berlebih Cairan kurang dari
kebutuhan
III. ANTISIPASI DIAGNOSA ATAU MASALAH
Nama px : Ny “N”
Umur : 55 tahun
No. Tgl muncul DIAGNOSA KEPERAWATAN Tgl Teratasi TTD
1 19 April 2010 Gangguan cairan dan elektrolit
G/d …….output yang berlebih
yang ditandai dengan :
Ds : px mengeluh diare cair ,
pusing, badan panas
Do : - K/U : lemah
- Wajah pucat
- Kesadaran :
Composmentis
- Mata cowong
TTV : - TD : 100/80 mmHg
- S : 37,8oC
- N : 96 x/menit
- RR : 20 x/menit
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- Pemasangan cairan infus
VI. IMPLEMENTASI
No Tanggal Jam TINDAKAN TTD
1
2
19 April 2010
20 April 2010
11.00
20.00
- Melakukan penderitaan pada pasien dan
keluarganya
- Membina hubungansaling percaya dengan px
dan keluarga
- Mangukur dan memonitor intake dan output
cairan dengan menghitung cairan masuk dan
keluar
- Mengobservasi : TTV dan kesadaran pasien
TD : 100/80 mmHg
S : 37,8oC
N : 96 x/menit
- Kolaborasi dengan tim medis :
Memberikan infus RL
Memberikan infus Nolament
Memberikan infus Ecosol NaCl
Memberikan neuroson 3 ml
Injeksi Cepriaxon 2 x 1 gr
Injeksi Novages 2 x 1 gr
Injeksi metoklopromida 3 x 1 gr
Injeksi ranitidine 2 x 1(25mg/ml)
- Memberikan cairan yang adekuat
- Menyeimbangkan masukan dan keluaran
cairan
- Mengobservasi TTV :
- TD : 100/70 mmHg
- N : 95 x/menit
- S : 36oC
- Mengajurkan px untuk banyak minum supaya
tidak dehidrasi
- Kolaborasi dengan tim medis :
Memberikan infus Nolament
Memberikan infus RL
Injeksi neurosonbe 3 ml
Injeksi ranitidine 25 mg
Injeksi metoklopromida
VII. EVALUASI
Nama px : Ny “N”
No Tanggal Jam CATATAN PERKEMBANGAN TTD
1
2
19 April 2010
20 April 2010
11.00
20.00
S : - px mengatakan masih diare tetapi tidak
sering
- Px mengatakan tidak panas, pusing
O : - px tampak lemah
- Bibir kering
- Terpasang infus RL 20+ pm
- Mata cowong
TTV : - TD : 100/80 mmHg
- N : 96 x/menit
- S : 37,8oC
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S : - Px mengatakan sudah tidak diare
- Px mengatakan sudah tidak panas dan
pusing serta makannya sudah enak
O : - K/U lemah
- Keadaan bibir sudah membaik
- Mata tidak cowong
TTV : - TD : 100/80 mmHg
- N : 96 x/menit
- S : 36oC
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan