aspek sosial budaya persalinan dan nifas dikaitkan dengan medis

16
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayahnya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Aspek Sosial Budaya Persalinan dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu kebidanan. Penulis berharap, agar setelah membaca dan mempelajari makalah ini, para pembaca dan penggunanya mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, kemudian mengingat proses penulisan makalah ini saya rasakan masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan agar kelak makalah ini menjadi sempurna dan bermanfaat. 1

Upload: tamrin-tbn

Post on 27-Oct-2015

258 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

vvvvvvvccccccccc

TRANSCRIPT

Page 1: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayahnya,

penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Aspek Sosial Budaya

Persalinan dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi

kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu kebidanan.

Penulis berharap, agar setelah membaca dan mempelajari makalah ini, para

pembaca dan penggunanya mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, kemudian

mengingat proses penulisan makalah ini saya rasakan masih jauh dari kesempurnaan,

maka penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan

agar kelak makalah ini menjadi sempurna dan bermanfaat.

Padangsidimpuan, Februari 2009

Penulis

Tuti Harianti

1

Page 2: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Adapun tujuan penulis membuat makalah ini adalah agar pembaca dapat

mengetahui aspek sosial budaya dalam masyarakat mengenai persalinan dan

nifas. Dikaitkan dengan ilmu kesehatan dalam hal ini penulis mempunyai tujuan

umum dan tujuan khusus.

1.2. Tujuan umum

Adapun tujuan umumnya antaralain:

1. Agar masyarakat mengetahui adat yang berlaku di lingkungannya belum

tentu sesuai dengan kondisi dan situasi yang baik dilihat dari medis seperti

menolong persalinan yang di tolong oleh dukun.

2. Agar masyarakat mengetahui bahwa meminum ramun disaat melahirkan dan

nifas belum tentu baik. Dimata kesehatan.

2

Page 3: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

1.3. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari seorang bidan. Adalah :

1. Seorang bidan yang ditugaskan didesa harus bisa memberi konsling atau

penyuluhan terhadap aspek sosial budaya di masyarakat.

2. Seorang bidan harus bisa memimpin persalinan dengan baik terhadap periode-

periode melahirkan antara lain kala I, kala II, kala III, kala IV.

3. Bidan harus bisa mencegah infeksi pada nifas.

3

Page 4: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

BAB II

TUJUAN TEORITIS

Aspek sosil budaya tentang persalinan dan Nifas dikaitkan dengan Medis

1. Persalinan

Persalinan adalah proses lahirnya seorang bayi dari rahim ibu baik melalui

partus normal maupun abnormal. dalam adat istiadat di indonesia proses

melahirkan adalah hal yang sangat utama, seperti dalam adat batak hadirnya

seorang bayi dalam suatu rumah tangga adalah rejeki dari yang maha kuasa,

belum lagi dari segi agama bayi adalah suatu karunia yang harus di jaga oleh

orang tua dan merupakan cerminan dari sikap orang tua.

Lebih dominan dilihat dari kebudayaan persalinan adalah parkawina dini.

Munculnya

Kasus perkawinan dini biasanya disebabkan oleh perkara cultural

patrilineal dan skandal kekerasan seksualitas yang dianggap bersunber dari

perkara ini.

Misalnya suku Bali perkawinan dini terjadi karena peranan selalu lebih

utama sehingga mereka menganggap seorang wanita yang menstruasi sudah

dewasa dan bisa untuk dinikahkan. Maka akan berakibat pada rahimnya karena

secara medis usia yang baik untuk hamil adalah 23-35 tahun, oleh sebab itu

wanita yang melahirkan anak dalam berat badan rendah/prematur dan efek yang

4

Page 5: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

paling tinggi adalah kematian ibu dan bayi karena alat reproduksinya yang belum

matang.

Aspek sosial budaya dalam persalinan meliputi periode kala I, II, III, dan IV.

a. Kala I

Kala satu merupakan pembukaan serviks mulai dari 1-10.dalam hal ini

biasanya dianjurkan meminum rumput patimah. Yang bermanfaat untuk

mempercepat proses kelahiran bayi. Secara medis tugas seorang dokter atau bidan

adalah mengawasi wanita inpartu sebaik-baiknya dan melihat apakah semua

persiapan untuk persalinan sudah dilakukan. Pemeriksaan yang dilakukan dengan

menilai antara lain:

1. Vagina, terutama dindingnya apakah ada bagian yang menyempit.

2. Keadaan serta pembukaan serviks.

3. Kapasitas panggul.

4. Ada atau tidak adanya penghalang (tumor) pada jalan lahir.

5. Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit umpanya seperti urethritis.

6. Pecah atau tidaknya air ketuban.

7. Yang panting presentatasi kepala janin.

8. Turunnya kepala dalam ruang panggul.

9. Penilaian besarnya kepala terhadap panggul.

10. Apakah partus lebih mulai atau sampai dimanakah partus berlangsung.

5

Page 6: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

b. Kala II

Kala II merupakan masa bayi dilahirkan, biasanya dalam adat istiadat akan

dioleskan minyak goreng untuk mempermudah bayi keluar dari vagina. Tetapi

secara medis minyak goreng tersebut belum tentu steril yang akan mengakibatkan

infeksi pada jalan lahir serta berakibat pada bayi.

Menurut medis kala II terjadi apabila janin sudah masuk dalam ruang

panggul, ketuban pecah dengan sendirinya, pada permukaan kala II wanita

tersebut mau muntah dan rasa ingin mengedan kuat atau disebut juga His yang

mendorong janin ingin keluar.

c. Kala III

Kala III merupakan tahap pengeluaran plasenta. aspek sosia budaya pada

kala ini diantaranya plasenta ibu diikat dengan kain yang sudah dijampi. Dalam

hal ini orang awam berpendapat agar menghindari hisapan setan, namun secara

medis dapat menginfeksi tali pusat.

Dalan kala III ini seorang bidan harus memimpin dengan baik agar

perdarahan tidak terlalu banyak karena dapat mengakibatkan kematian ibu. ada 2

tingkat pada kelahiran plasenta.

1. Melepaskan plasenta dari inplantasinya pada dinding uterus

2. Pengeluaran plasenta dari dalam kavum uteri.

6

Page 7: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

d. Kala IV

Kala IV merupakan tahap dimana pengawasan terhadap perdarahan ibu

setelah bayi dilahirkan.dalam aspek sosial budaya biasanya akan diletakkan arang

yang dibakar diletakkan dibawah tempat tidur yang dicampur dengan daun jeruk

untuk mengurangi bau amis.

Dalam kala IV ini bagian kebidanan atau penolong persalinan lainnya

masih mendampingi wanita yang selesai melahirkan sekurang-kurangnya satu jam

post partum. dengan cara ini diharapkan kecelakaan-kecelakaan karena

perdarahan post partum dapat dikurangi atau dihindarkan. sebelumnya harus

diperhatikan 7 pokok penting :

1. Kontraksi uterus harus baik

2. Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalan alat

genitalia lainnya.

3. Plasenta dan selaput ketuban harus lahir dangan lengkap.

4. Kandung kemih harus kosong.

5. Luka-luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma.

6. Bayi dalam keadaan baik.

7. Ibu dalam keadaan baik, nadi dan tekanan darah normal.

7

Page 8: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

2. Nifas

Masa nifas adalah pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-

alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama nifas biasanya 6-8 minggu.

Secara medis infeksi nifas mencakup semua praduga yang disebabkan

oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan

dan nifas.

Demam nifas atau dengan kata lain morbiditas puerperalis meliputi

demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Demam nifas ini kenaikan suhu 30

oC, atau lebih selama 2 (dua) hari dalam 10 (sepuluh) hari pertama postpartum

dengan mengecualikan hari pertama. Suhu harus diukur dari mulut sedikit-

sedikitnya 4 kali sehari.

1. Cara terjadinya infeksi

a. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada

pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah dalam

vagina ke dalam uterus.

b. Droplet infektion: sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi

bakteri. Oleh karenanya hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar

bersalin harus di tutup dengan masker dan penderita infeksi saluran

pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin.

c. Dalam rumah sakit selalu banyak kuman-kuman patogen berasal dari

penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi.

8

Page 9: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

d. Coitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting.

Kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.

2. Faktor predisposisi

a. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita seperti

perdarahan banyak preklamsia, juga infeksi lain seperti pneumonia,

penyakit jantung, dan sebagainya.

b. Partus lama terutama dengan ketuban pecah lama.

c. Tindakan bedah vagina yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.

d. Tertinggalnya sisa plasenta, slaput ketuban dan pembekuan darah

3. Pencegahan infeksi pada nifas

Sesudah partus terdapat luka dibeberapa tempat pada jalan lahir, pada

hari-hari pertama post partum harus dijaga agar luka-luka tidak dimasuki kuman-

kuman dari luar. Oleh sebab itu semua alat dan kain yang berhubungan dengan

genetalia harus suci dengan hama.

4. Nifas dari segi aspek budaya

Nifas dapat dilihat dari keyakinan masyarakat untuk mempercepat

pemulihan perdarahan dilakukan dengan menaruh arang yang dibakar dibawah

tempat tidur dan dicampur dengan daun jeruk untuk mengurangi bau amis dan

meminum ramuan-ramuan untuk menyegarkan dan membugarkan keadaan ibu

setelah melahirkan.

9

Page 10: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hal yang dapat disimpulkan oleh penulis antara lain:

1. Persalinan harus dengan steril

2. Perkawinan dini merupakan aspek sosial budaya dimasyarakat yang tidak baik

seperti munculnya bayi prematur karena usia rahim ibu yang belum matang.

3. Didalam kala I, kala II, kala III dan kala IV. Seorang bidan harus bisa

memimpin dengan baik dan bisa memberi konsling pada aspek sosial budaya

masyarakat yang tidak baik yang bisa menginfeksi ibu dan anak.

10

Page 11: Aspek Sosial Budaya Persalinan Dan Nifas Dikaitkan Dengan Medis

DAFTAR PUSTAKA

1. Wink Sastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta.

2. Mochtar, Rustam, 2006, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

3. www. Google. Co. id

11