aspek pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat kaitannya dengan penyakit tb paru

14
ARTIKEL ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN LINGKUNGAN FISIK MASYARAKAT SUKU DA' A DALAM KAITANNYA DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KOTA PALU SULAWESI TENGAH Ningsi, * Ahmad Erlan, * Puryadi* SOCIAL ASPECTS AND ENVIRONMENTAL PHYSICAL CULTURE SOCIETY DA'A ETHNIC CONNECTION WITH MALARIA EVENTS IN REGION OF PALU CITY CENTRAL SULAWESI Abstracts The study had conducted on Da'a community residing in Selena hamlet, Buluri village West Palu district. The ethnic community is Dam Kaili comunity who still holds cultural values in their daily behavior. This study used quantitative and qualitative methods. Most of the comunities are traditional farmers with the income less than Rp. 500 OOO/month.Knowledge level of the respodents related to disease symptoms, transmittion and how prevention. The behavior of respondents had indicated a positive attitude especially their seeking treatments behavior but they still have negative behavior like their outside actvities during the night. Their prevention behavior againts mosguito bites is still low but on the ofther hand they have positive attitude like they agreed ti use PPE (Personal Protective Equipment) when sleeping during the night. The comunity still had traditional beliefe of ilnee causing and how to prevent it by using their traditional ceremonies of healing ang pain avoiding The residential area are surrounded by mountains, forests, bushes and the river which could be risk to malaria it bady supported with their housing conditions which, mostly made ofbamboo. Keywords: Knowledge, attitudes, behaviors, beliefs, environment, the incidence ofmalaria Pendahuluan M alaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, demikian pula di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Di beberapa desa, malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Malaria selain menyebab-kan gangguan fisik yang berdampak terhadap menurunnya produktivitas kerja, juga mem-pengaruhi kesejahteraan masyarakat. Situasi malaria di Indonesia yang dilaporkan antara kurun waktu 1998-1999 telah terjadi KLB (kejadian luar biasa) malaria yang melanda 10 provinsi mencakup 12 kabupaten dan 92 desa, menimbul-kan 19,784 kasus diantaranya 71 orang (0,36%) meninggal." Walaupun upaya pencegahan, pemberantas- an dan pengobatan malaria telah dilakukan secara intensif penyakit ini masih tetap ada khususnya di daerah pedesaan. Di Kota Palu, API (Anual Paracite incidence) tahun 2007 (0,31 %0), 2008 (0,21 %), 2009 (Januari-September) (0,24%0). SPR (slide Paracite incidence) tahun 2007 (15,1 %), 2008 (10,7%), 2009 data Januari-September (13,8%) (data dinkes kota Palu). Berdasarkan * Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI 18 Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 20n

Upload: hkaraeng

Post on 16-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Prilaku psikologi pelaksanaan pengawasan konstruksi

TRANSCRIPT

Page 1: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

ARTIKEL

ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN LINGKUNGAN FISIKMASYARAKAT SUKU DA' A DALAM KAITANNYA

DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KOTAPALU SULAWESI TENGAH

Ningsi, * Ahmad Erlan, * Puryadi*

SOCIAL ASPECTS AND ENVIRONMENTAL PHYSICAL CULTURE SOCIETYDA'A ETHNIC CONNECTION WITH MALARIA EVENTS IN

REGION OF PALU CITY CENTRAL SULAWESI

AbstractsThe study had conducted on Da'a community residing in Selena hamlet, Buluri village West Paludistrict. The ethnic community is Dam Kaili comunity who still holds cultural values in their dailybehavior. This study used quantitative and qualitative methods. Most of the comunities are traditionalfarmers with the income less than Rp. 500 OOO/month.Knowledge level of the respodents related todisease symptoms, transmittion and how prevention. The behavior of respondents had indicated apositive attitude especially their seeking treatments behavior but they still have negative behavior liketheir outside actvities during the night. Their prevention behavior againts mosguito bites is still low buton the ofther hand they have positive attitude like they agreed ti use PPE (Personal ProtectiveEquipment) when sleeping during the night. The comunity still had traditional beliefe of ilnee causingand how to prevent it by using their traditional ceremonies of healing ang pain avo iding Theresidential area are surrounded by mountains, forests, bushes and the river which could be risk tomalaria it bady supported with their housing conditions which, mostly made ofbamboo.

Keywords: Knowledge, attitudes, behaviors, beliefs, environment, the incidence ofmalaria

Pendahuluan

Malaria masih merupakan masalahkesehatan masyarakat di Indonesia,demikian pula di Kota Palu Provinsi

Sulawesi Tengah. Di beberapa desa, malariamasih merupakan masalah kesehatan masyarakat.Malaria selain menyebab-kan gangguan fisik yangberdampak terhadap menurunnya produktivitaskerja, juga mem-pengaruhi kesejahteraanmasyarakat. Situasi malaria di Indonesia yangdilaporkan antara kurun waktu 1998-1999 telahterjadi KLB (kejadian luar biasa) malaria yang

melanda 10 provinsi mencakup 12 kabupaten dan92 desa, menimbul-kan 19,784 kasus diantaranya71 orang (0,36%) meninggal."

Walaupun upaya pencegahan, pemberantas-an dan pengobatan malaria telah dilakukan secaraintensif penyakit ini masih tetap ada khususnya didaerah pedesaan. Di Kota Palu, API (AnualParacite incidence) tahun 2007 (0,31 %0), 2008(0,21 %), 2009 (Januari-September) (0,24%0). SPR(slide Paracite incidence) tahun 2007 (15,1 %),2008 (10,7%), 2009 data Januari-September(13,8%) (data dinkes kota Palu). Berdasarkan

* Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI

18 Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 20n

Page 2: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

laporan dari Samarang et.al (2007) di lingkunganIII Salena Kelurahan Buluri, Kecamatan PaluBarat, menunjukkan pemeriksaan mikroskop is dikelurahan tersebut adalah 16,4 % positif, dari 183sediaan darah, dengan rincian 15 penderitamalaria vivac, 15 positif falsiparum. 3

Situasi malaria di suatu daerah sangatdipengaruhi oleh faktor lingkungan juga berkaitanerat dengan masalah sosial budaya masyarakatsetempat. Pada masyarakat yang masih sederhana,masalah sehat - sakit adalah lebih bersifat budayadari pada gangguan-ganggguan fisik. Penerimaanpengobatan oleh masyarakat (acceptability) lebihdapat menerima pengobatan sosial budayamasyarakat dari pada hal-hal yang dianggapnyamasih asing." Aspek yang sesuai seperti, perilaku/pola kebiasaan, pengetahuan, sikap, persepsi,kepercayaan tentang terjadinya sakit, kepercayaantentang pengobatan dan cara pencegahan. Untukmemberantas malaria, seyogyanya tidak hanyaditinjau dari aspek medis saja melainkan jugaaspek nonmedis yang selama ini menjadipegangan hidup masyarakat.

Telah dilakukan penelitian menyangkutaspek sosial budaya masyarakat berkaitan dengankejadian malaria di Kelurahan Buluri DusunSalena. Wilayah Kelurahan Buluri secarageografis didominasi oleh daerah dataran rendahdekat dari pinggiran pantai dan pegunungan.Masyarakat Suku Da'a yang ada di KelurahanBuluri tinggal disalah satu dusun yaitu DusunSalena, dimana secara geografis dusun ini beradadekat dari pegunungan dan hutan. Hasilwawancara mendalam dan observasi nampakmasyarakat Suku Da'a merupakan masyarakatyang masih berpegang teguh pada adat-istiadatsebagai budaya mereka dalam menjalankan hidupsehari-harinya. Dalam mendiagnosa suatupenyakit mereka memiliki kepercayaan tersendirimana penyakit yang harus berobat ke puskesmasdan mana yang harus berobat ke dukun kampung,begitu pula dalam hal pencarian pengobatan rata-rata responden maupun informan lebih banyakmelakukan pengobatan ke petugas kesehatansetempat.

Selama ini penemuan penderita malaria didaerah tersebut masih dilakukan dengan diagnosaklinis, tanpa melakukan pemeriksaan secaralaboratoris. Hal ini jika terus berlanjut akanmerugikan pasien dan data malaria menjadi tidakakurat. Dalam penanggulangan malaria sangatdiperlukan peran aktif pemerintah dan tokoh

masyarakat. Pemerintah membutuhkan tenagapenggerak yang mengetahui nilai budayamasyarakat setempat, begitu pula tokohmasyarakat dalam menggerakkan masyarakatmembutuhkan pengetahuan mengenai malariabaik penyebab, sumber penularan dan carapencegahan. Upaya untuk meningkatkan peranserta masyarakat khususnya dibidang kesehatantidaklah mudah, karena menyangkut perubahansikap dan perilaku masyarakat itu sendiri. Tulisanini merupakan bagian dari penelitian yangbertujuan untuk mengetahui aspek sosial budayamasyarakat yang meliputi pengetahuan, sikap,perilaku dan kepercayaan masyarakat berkaitandengan malaria, sehingga dapat menjadi masukankepada penentu kebijakan kesehatan untukperencanaan kegiatan pemberantasan malariayang lebih efektif, khususnya pada masyarakatyang masih tradisional.

Bahan Dan MetodePenelitian dilaksanakan di Kecamatan Palu

Barat Dusun Salena tahun 2010. Desain penelitianini menggunakan desain deskriptif/ kuantitatifdengan rancangan potong lintang (cross sectionalstudy) dan akan dilengkapi dengan desainkualitatif untuk kegiatan wawancara mendalamdan pengamatan lingkungan serta kebiasaanmasyarakat.

Sampel wawancara adalah, masyarakatSuku Da'a yang tinggal di Dusun Salena berusiadiatas 15 tahun ke atas yang pernah menderitamalaria ataupun yang memiliki gejala-gejalaklinis malaria.

Kegiatan wawancara kami lakukan, gunamengetahui tingkat pengetahuan, sikap danperilaku masyarakat Suku Da'a dalam kaitannyadengan kejadian malaria. Untuk memperlancarkegiatan wawancara kami menggunakan beberapaorang juru bahasa yang mengetahui bahasa kailiunde yang ada di dusun Salena.

Cara pengumpulan data kejadian malariadikumpulkan dengan cara melihat data sekunderyaitu data kasus malaria di Dinas Kesehatan KotaPalu dan Puskesmas di Tipo yang berada diKelurahan Buluri Kecamatan Palu Barat. Selainitu wawancara menggunakan kuesioner terstrukturberkaitan dengan malaria, Wawancara mendalamdengan menggunakan pedoman wawancara takberstruktur kepada informan, Observasi denganmelakukan pengamatan langsung terhadap

Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011 19

Page 3: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

kebiasaan, lingkungan sosial dan fisik masyarakat.Pendekatan kualitatif dilakukan guna memperolahgambaran yang lebih jelas tentang kehidupansosial budaya masyarakat berkaitan dengankejadian malaria.

HasilKelurahan Buluri Di Kecamatan Palu Barat

merupakan dataran rendah yang dikelililingi olehkawasan pantai, hutan dan pegunungan, rumah-rumah penduduk berada ada dekat dari arealpantai. Dusun Salena berada dekat dari daerahpegunungan, perkebunan dan hutan. y.ntukmenuju Dusun Salena kita harus melewati Jalanaspal menanjak yang berbelok - belok denganmelewati salah satu sungai.

Jarak Dusun Salena dari Kelurahan Buluri ±4 km, dan dari Kota Palu ± 11 KM. Perumahanpenduduk tertata rapi. Secara keseluruhan rumah-rumah warga berbentuk rumah panggungberukuran 4x6 m, terbuat dari bambu, papan danberatap rumbia. Dinding rumah terbuat daribambu serta lantai rumah dari papan. Terdapatcelah-celah antara atap, dinding, pintu dan lantairumah. Kamar tidur rata-rata tidak berdindingpada salah satu sisi, hanya perantara ruang tamusaja yang di dinding dengan menggunakan papantripleks, bambu dan kain sebagai pembatas.

Masyarakat Suku Da'a mayoritas beragamalslam, mesjid berada diantara rumah-rumahwarga. Puskesmas terletak di Kelurahan Buluri,masyarakat yang tinggal di Dusun Salena merekarata-rata pergi ke puskesmas dengan berjalan kaki,meskipun ada beberapa warga yang memilikikendaraan roda dua. Jumlah penduduk KelurahanBuluri secara keseluruhan 2486 jiwa, denganjumlah masyarakat suku Da'a di Dusun Salena125 KK 420 jiwa dengan kelompok umur 17tahun ke atas sebanyak 236 jiwa.

1. Hasil wawancara Mengenai Kondisi SosialEkonomi, Pengetahuan, Sikap, Perilaku,Kepercayaan, Lingkungan Sosial danlingkungan Fisik masyarakat Suku Da'aDalam Kaitannya dengan Kejadian malaria

Jumlah responden yang berhasil kamiwawancarai berjumlah 87 orang, yang seharusnyasemua warga yang berusia diatas 15 tahun keatasdan yang pemah menderita malaria serta pemahmemiliki ciri-ciri sakit malaria semuanya akandijadikan sebagai sampel. Dalam penelitian inikami mengalami kesulitan dan keterbatasan dalammelakukan wawancara. Selama pelaksanaanpenelitian berlangsung beberapa w.arga seda~gberada di kebun dan sebagian besar tidak bersediauntuk diwawancarai dengan alasan tidak pemahmenderita malaria dan menyatakan tidak tahu,bahkan ada yang meninggalkan tempat saat kitamendekat untuk melakukan wawancara.

1.1 Karakteristik Responden Menurut KondisiSosial ekonomiTabel 1 menggambarkan karakteristik sosial

ekonomi responden yang terdiri dari umur, jeniskelamin, pekerjaan, penghasilan, dinding rumah,jenis temak dan jarak kandang dari rumahpenduduk.

Tabel 1 menunjukan, rata-rata respondenberusia 15 tahun sampai 29 tahun 17,2 %, yangterbanyak adalah responden laki-laki 52 %.Jumlah anggota keluarga responden dalam saturumah yang dihuni oleh 4 sampai 6 anggotakeluarga berjumlah 51 orang atau sekitar 52 %.Pendidikan rata -rata responden hanya tamat SD33,3 %, dan yang lebih banyak dari mereka tidakbersekolah atau tidak tamat SD 50, 6%. Alasanresponden yang menyatakan tidak pemah sekolah,karena dulu belum ada sekolah di tempat mereka,dan orang tua mereka tidak terlalu memperhatikanpendidikan karena harus membantu orang tuaberkebun.

Tabel 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Respondendi Dusun Salena Kel Buluri Kec Palu BaratTahun 2009

Karaktersitik responden n=87

Kelompok Umur (tahun)

- 15 - 19

- 20 - 24

- 25 - 29

- 30 34

15

10

15

9

17.211.5

17.2

10.3

20 Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011

Page 4: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

Lanjutan Tabell.- 35 - 39 5 5.7- 40 - 44 5 5.7

- 45 - 49 8 9.2

- 50 - 54 6 6.9

- 55 - 59 4 4.6- 60 tahun ke atas 10 11.5

Jenis Kelamin- Laki-laki 52 59.8

- Perempuan 35 40.2

Jumlah anggota keluarga

- 1 - 3 orang 23 26.4

- 4 - 6 orang 51 58.6

- 7 - 9 orang 11 12.6

- 10 orang 2 2.3

Pendidikan- Tidak sekolah 44 50.6

- Tamat SD 29 33.3

- SMP 5 5.7

- SMA 8 9.2

- Akademi/Diploma 1 1.1

Pekerjaan

-PNS 2 2.3

- Wiraswasta 1 1.1

- Petani 67 77.0

- Tidak bekerja 16 18.4

- Becak 1 1.1

Penghasilan- Tidak ada penghasilan 11 12.6

- Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 11 12.6

- < Rp. 500.000 65 74.7

Dinding rumah

- Beton 1 1.1

- Kayu/papan 42 48.3

- Beton, kayu 4 4.6

- Bambu 39 44.8

- Rumbia 1 1.1

Jenis Temak

- Kambing 2 2.3

-Ayam 62 71.3

- Tidak ada 23 26.4

Jarak kandang dengan rumah

- Berdempet dengan rumah 1 1.1

- 3 - 5 meter 2 2.3- Tidak dikandangkan 84 96.6

Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011 21

Page 5: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

Mata pencaharian responden adalah sebagaipetani kebun tradisional, dengan jumlahpenghasilan perbulan < Rp. 500.000 sebanyak74,7%. Sebagian besar responden hanyamengharap hasil kebun dan rata-rata mereka tidakmemiliki pekerjaan sampingan. Rumah-rumahresponden umumnya terbuat dari dinding bambu44,8%, kayu 48,3% . Berdasarkan hasil observasidan wawancara dengan responden, rumah-rumahdi dusun Salena banyak yang tidak memiliki pintukamar, terdapat banyak celah-celah rumah yangnampak dari luar, melihat kondisi rumah wargasangatlah memungkinkan nyamuk untuk bisamasuk ke dalam rumah, yang bisa menjadi salahsatu faktor penyebab malaria.

Seram mata pencananan senagai petamtradisional, beberapa warga memiliki hewanpeliharaan seperti ayam yang berguna untukmenambah kebutuhan hidup masyarakat sehari -hari. Hewan peliharaan tersebut tidak dikandang-kan melainkan bebas berkeliaran di halaman danbelakang rumah warga.

1.2 Pengetahuan Responden Berkaitan denganMalariaTabel 2 menggambarkan pengetahuan

responden berkaitan dengan malaria meliputi,pengetahuan mengenai sumber informasi tentangmalaria, gejala malaria, penularan malaria, tempatberkembangbiakkan nyamuk, waktu nyamukmenggigit, pencegahan dan pengobatan malaria.

Tabel 2. Pengetahuan Responden Tentang Malaria

No. Komponen Pengetahuan n=87 0/01. Pemah mendengar malaria

- Tenaga kesehatan 23 52.3- Media elektronik 4 9,0- Tetangga, teman, keluarga 17 38,6- Tidak tahu 43 49.4

2. Tahu gejala malaria- Ya 37 84.0- Tidak tahu 7 15,9

3. Gejalanya- Demam, menggigil, sakit kepala, 28 32,2mual, muntah

- Demam, menggigil, berkeringat banyak 4 4,6- Demam dan menggigil 5 5,7-Tidak tahu 50 57,5

4 Penular malaria- Nyamuk 22 25.3- Lingkungan 7 8.0- Tidak tahu 58 66.7

5. Tempat berkembang biak- sawah 1 1.1- rawa-rawa 7 8.0- selokan 1 1.1- genangan air 24 27.6- tidak tahu 54 62.1

6. Waktu nyamuk menggigit- malam hari 30 34.5- pagi hari 3 3.4- sore hari 46 52.9- tidak tahu 8 9.2

7. Malaria dapat dicegah- Ya 41 47.1- Tidak 13 14.9- Tidak tahu 33 37.9

22 Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011

Page 6: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

Lanjutan Tabel 2.

8. Penderita malaria dapat diobati- Ya 78 89.7- Tidak 9 10.3

9. Malaria berbahaya- ya 77 88.5- tidak 10 11.5

10. Malaria menular- ya 47 54.0- tidak 7 8.0- tidak tahu 33 37.9

11. Yang mudah terkena malaria- bayi 2 2.3- anak-anak 16 18.4- orang dewasa 9 10.3- semua orang 13 14.9- tidak tahu 47 54.0

Tabel 2, menggambarkan responden yangpemah mendengar tentang malaria dari tenagakesehatan sebanyak 26.4%, tetangga, teman,keluarga 19,5% dan hampir 49,4%, respondenmenyatakan tidak tahu dan tidak pemahmendengar malaria, meskipun mereka sudahpemah mengalami sakit malaria. Selanjutnyamengenai gejala malaria 57,5% respondenmenyatakan tidak tahu gejala-gejala malaria dansebanyak 32,3% mengetahui gejala-gejalamalaria, yaitu demam, menggigil, sakit kepala,mual, muntah.

Responden yang menjawab penular malariaberasal dari gigitan nyamuk hanya sebesar 25,3%dan sebanyak 66,7%, responden tidak mengetahuipenular malaria. Beberapa dari respondenmengatakan penular malaria berasal dari rumput-rumput yang kotor ataupun sampah- sampahdekat rumah. Pengetahuan responden mengenaitempat berkembangbiak nyamuk berasal darigenangan-genangan air sebanyak 27,6%, rawa-rawa 8,0% dan sebanyak 62,1 % responden tidahtahu penular malaria rata-rata tidak bisa menjawabdari pertanyaan yang diajukan. Menurut sebagianresponden 34,5% menyatakan nyamuk lebih sukamenggigit pada malam hari, 52,9% menggigitpada sore hari.

Pengetahuan responden mengenai malariadapat dicegah sebanyak 47,1% bisa dicegahdengan pencegahan melakukan pengobatansecepatnya ke puskesmas. dan yang mengatakan

tidak tau apakah malaria dapat dicegah atau tidaksebanyak 37,9%. Pengetahuan respondenmengenai malaria dapat diobati sebanyak 89,7%dan yang mengatakan berbahaya sebanyak 88,5%.Menurut responden malaria berbahaya jika tidakdiobati dan dapat mendatangkan kematian danyang menyatakan tidak berbahaya karena malariamerupakan penyakit musiman yang gampangdiobati. Mengenai siapa yang lebih rentanterserang malaria sebanyak 18,4% respondenmenjawab anak-anak dan sebagian besarmengatakan tidak tahu 54,0 %. Menurut beberaparesponden semua orang bisa saja terkena malariatanpa melihat golongan umur, tergantung dengankondisi atau daya tahan tubuh seseorang.

1.3. Perilaku Responden Menurut Tindakan yangBerkaitan dengan Penularan, Pencegahan danPengobatan Kalau Sakit.Tabel 3 menggambarkan perilaku respon-

den berkaitan dengan malaria meliputi, perilakukeluar rumah pada malam hari, perilakupencegahan dan perilaku pencarian pengobatan.

Tabel 3 menunjukan, rata-rata respondentidak keluar rumah pada malam hari sebanyak69,4 %, dari hasil wawancara dengan beberaparesponden khususnya ibu rumah tangga yangmemiliki anak bayi, mereka malas untuk keluarrumah pada malam hari, karena sibuk mengurusanak di dalam rumah dan kecapean seharianberada di kebun. 29,9 % responden mengatakan

Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011 23

Page 7: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

Tabel 3. Perilaku Responden Berkaitan Dengan Malaria

No. Komponen perilaku N=87 0/01. Sering keluar rumah

- ya 5 5.7- kadang-kadang 26 29.9- tidak pernah 56 64.4

2. Aktivitas malam hari- nonton 3 3.4

- ngobrol/kumpul-kumpul 22 25,3- kerja 6 6.9- tidak ada/istrahat dalam rumah 56 64,4

3. Keluar rumah menggunakan APD- jaket 6 6.9- sarung 4 4.6- tidak ada 77 88.5

4. Tidur menggunakan kelambu- ya 6 6,8- tidak 81 93,2

5. Menggunakan anti nyamuk bakar- ya 2 2,3- tidak 85 97,7

6. Menggunakan anti nyamuk semprot- ya 2 2.3- tidak 85 97.7

7. Tindakan jika sakit berobat- puskesmas 61 70.1- bidan desa 11 12.6- dukun 5 5.7- berobat sendiri 7 8.0- tidak berobat 3 3.4

8. Membersihkan lingkungan sekitarRumah- ya 62 71.3

- tidak 25 28.79. Berapa kali membersihkan

- 1 kali 17 19.5- 2 kali 18 20.7- 3 kali 22 25.3- 4 kali 6 6.9- tidak pernah 24 27.6

kadang-kadang keluar rumah pada malam haridengan aktivitas ngobrol dengan teman ataupuntetangga, acara pesta keluarga, nonton dankumpul-kumpul di bantaya (balai pertemuanwarga). Beberapa warga yang kadang-kadang

keluar rumah pada malam hari, aktivitasnya hanyauntuk BAB (buang air besar) dan mandi yangdekat dari rumah mereka, dan jika sarana MeK(mandi cuci kakus) tersebut terlalu jauh merekaterpaksa BAB di belakang rumah.

24 Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011

Page 8: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

Perilaku responden dalam menggunakanalat pelindung diri saat keluar rumah pada malamhari 6,9% menggunakan jaket dan 4,6%menggunakan sarung. Sebanyak 88,5% respondenyang tidak menggunakan APD saat keluar rumah.Alasan responden yang tidak menggunakan APD(alat pelindung diri) saat keluar rumah, karenamerasa udara pada malam hari kadang -kadangterasa panas dan jarak tempat ngobrol ataukumpul-kumpul hanya bersebelahan dari rumahmereka. Perilaku untuk menghindari gigitannyamuk saat tidur malam 6,8 % respondenmenggunakan kelambu, anti nyamuk bakar 2,3%,semprot 2,3% . Sebanyak 97,7% responden yangtidak menggunakan APD saat tidur malam,dengan alasan di dalam rumah mereka sangatjarang nyamuk dan bau anti nyamuk bakar sangatmengganggu pernapasan.

Dalam upaya mencari pengobatan, umurnya70,1% responden pergi ke puskesmas denganalasan jarak puskesmas sangat dekat dari rumahdan percaya obat dari puskesmas lebih cepatmenyembuhkan dibanding berobat ke dukun.Sebanyak 12,6% berobat ke bidan desa dan 5,7%responden melakukan pengobatan ke dukundengan alasan bahwa penyakitnya bukan penyakitmalaria tetapi penyakit yang diakibatkan olehgangguan mahluk halus/teguran dari mahlukpenghuni desa, atau melanggar pantangan-pantangan adat.

Dalam hal kebersihan lingkungan rumahsebanyak 71,3% responden yang menyatakanmembersihkan rumahnya, 20,7% respondenmembersihkan rumah 2 kali dalam seminggu dan27,6% respoden yang tidak menentu dalammembersihkan rumahnya. Hasil wawancaramendalam dengan responden, setiap bulannyamasyarakat Suku Da'a yang tinggal di DusunSalena melaksanakan kerja bakti, sepertimembersihkan saluran air dekat dari bakpenampungan air. Membakar sampah danmembersihkan rumput di pinggir-pinggir jalan.

1.4. Sikap masyarakat dalam kaitannya dengankejadian malaria

Tabel 4 menggambarkan sikap respondenberkaitan dengan malaria meliputi, pernyataansetuju, tidak setuju.

Pada Tabel 4, terlihat responden yangmenyatakan setuju malaria dapat dicegah denganpemberantasan tempat-tempat perindukan nyamuksebesar 98,9%, dan 96,6% responden menyatakan

setuju pemberantasan tempat perindukan nyamukhanya tugas dan tanggung jawab pemerintah,dengan alasan tidak mengetahui tempat-tempatnyamuk berkembangbiak. Alasan sebagianresponden 3,4% yang menyatakan tidak setujupemberantasan tempat-tempat perindukkannyamuk hanyalah tugas dan tanggung jawabpemerintah, menurut mereka masyarakat ikut pulabertanggung jawab terhadap lingkungannya yangkotor, dan jika dibiarkan akan menjadi sumberpenyakit.

Sebanyak 97,7% responden bersikap setujukegiatan pemberantasan tempat perindukannyamuk perlu peran serta masyarakat menyatakansetuju, 2,3% responden tidak setuju denganalasan tidak perlu peran serta masyarakat, karenamasyarakat umumnya kurang tahu mengenai carapemberantasan tempat perindukan nyamuk.

Sebanyak 92,0% responden menyatakansetuju jika tidur malam hari harus menggunakankelambu, Hasil wawancara mendalam denganbeberapa responden mengenai perilakupenggunaan APD saat tidur malam, hampirsebagian besar responden tidak menggunakankelambu atau anti nyamuk bakar. Menurut merekamenggunakan APD harus menggunakan uanguntuk membelinya, sedangkan untukmenyediakan makanan hari-hari saja merekasangat kesulitan. Responden yang menyatakantidak setuju menggunakan kelambu, karenakelambu akan mempersempit ruang gerak merekasaat tidur. Responden yang menyatakan penderitamalaria perlu berobat ke puskesmas sebanyak97,7% setuju, sikap responden seiring denganperilaku mereka yang pada umumnya jika sakitmereka mendahulukan berobat ke puskesmas.Sikap responden yang menyatakan setujudiadakan penyuluhan malaria di desa merekahampir sebagian besar menyatakan setuju. 97,7%dan yang menyatakan setuju penderita malariaharus minum obat secara teratur sebanyak 97,7%Sikap responden yang setuju diambil sediaandarah saat berobat ke puskesmas sebanyak 96,6%,dan yang menyatakan tidak setuju 3,4 % denganalasan takut dan tidak perlu karena malariamenurut sebagian responden bukan penyakitberbahaya. Sebanyak 86,2% responden setuju jikamalam hari sebaiknya hanya berada di dalamrumah, dengan alasan malam hari sebaiknyadigunakan untuk istrahat guna persiapan esokharinya akan kembali bekerja di kebun.Responden yang menyatakan sikap tidak setuju

Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011 25

Page 9: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

Tabel 4. Sikap Responden Berkaitan dengan Malaria

No. Komponen Sikap n=871. Malaria dapat dicegah dengan Pemberantasan tempat

perindukan nyamuk

- setuju

- tidak setuju2. Pemberantasan tempat perindukan nyamuk hanyalah tugas

pemerintah

- setuju

- tidak setuju3. Kegiatan Pemberantasan tempat perindukan nyamuk perlu

PSM

- setuju

- tidak setuju

4. Tidur malam hari menggunakan

Kelambu

- setuju

- tidak setuju

5. Penderita malaria perlu berobat

di puskesmas

- setuju

- tidak setuju

6. Penyuluhan malaria di desa

- setuju

- tidak setuju7. Bila sakit minum obat teratur

- setuju

- tidak setuju

8. Penderita diambil sediaan darahnya

- setuju

- tidak setuju9. Malam hari sebaiknya di dalam

Rumah

- setuju

- tidak setuju

86

1

84

3

85

2

80

7

85

2

85

2

85

2

84

3

75

12

98.91.1

96.63.4

97.72.3

92.0

8.0

97.72.3

97.7

2.3

97.72.3

96.63.4

86.2

13.8

jika malam hari hanya berada di dalam rumahsebanyak 13,8% dengan alasan merasa bosan,umumnya yang menyatakan tidak setuju adalahresponden anak muda, bagi mereka di dalamrumah sangat membosankan dan baiknya ngobrol-ngobrol dengan teman sebaya mereka.

Pembahasan1. Pengetahuan Masyarakat Berkaitan

dengan MalariaHasil wawancara menunjukan pengetahuan

responden mengenai gejala, penyebab, penular,tempat berkembangbiak nyamuk, nampak masihsangat rendah. Meskipun mereka pemah

26 Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011

Page 10: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

mengalami seperti panas, demam dan sakit kepala.Responden yang menyatakan tidak tahu rata-rataresponden yang tidak bisa menjawab daripertanyaan yang diajukan. Hasil wawancaramendalam dengan informan ketua adat penyakitdengan gejala panas, demam menggigil dalambahasa mereka adalah penyakit naleni (dingin)dan napane (panas, dingin). Pengetahuanbeberapa informan mengenai penyebab malariaatau nalenilnapane

"malaria terjadi karena seseorang terlalukecapean bekerja dan pengaruh musim buah-buahan datang seperti musim mangga, musimhujan, sering makan yang manis-manis penyakitnapane akan menyerang warga kapan saja,dengan gejala-gejala panas, batuk sakit kepaladan demam, adapula yang mengatakan penyebabmalaria dari sampah yang ada di halamanrumah.D

Pengetahuan mengenai penular malariahanya 25,3% responden mengatakan penularnyadari nyamuk dan 8,0% lingkungan. Menurutresponden malaria sangat berbahaya, namun caraunutk menghindari penyakit ini masih sangatkurang diketahui oleh mereka. responden tidakmengetahui kalau nyamuk sebagai salah satupenyebab terjadinya malaria. Selama ini belumada petugas kesehatan yang mengadakanpenyuluhan mengenai malaria di tempat mereka.Meskipun setiap tanggal 28 petugas daripuskesmas datang ke balai adat untuk melakukanpengobatan kepada warga, namun jarang yangmemberikan informasi mengenai malaria. Wargayang diobati tergantung pada keluhan-keluhanmereka.

"Hasil wawancara mendalam denganpetugas kesehatan umumnya warga yang tinggaldi Dusun Salena memiliki keluhan-keluhan sakitkepala, batuk, panas/dingin dan nyeri tulang, danjika sakit malaria dengan gejala panas, sakitkepala, petugas memberikan obat kloroquin danparacetamolD

Pengetahuan mengenai tempatberkembangbiak nyamuk sebanyak 62,1%mengatakan tidak tahu, begitu pula mengenaimalaria dapat dicegah 47,1 %, mencegahnyadengan cara penderita cepat berobat ke puskesmasdan jika bisa diatasi mereka berobat kedukunkampung. Dukun kampung di Dusun salenamerangkap pula sebagai ketua adat. Berdasarkanwawancara mendalam dengan informan (dukunkampung)

"Masyarakat Suku Daii) lebih banyakmelakukan pengobatan ke puskesmas terdekatatau bidan yang dekat dari dusun mereka, danjika penyakit tersebut tidak sembuh-sembuh, baruberobat kedukun, dengan memberikan air yangditiup kemudian diminumkan kepada orang yangsakit.D

Selain itu pula informan mengatakan setiapanak yang baru lahir maupun sampai dewasadiwajibkan melakukan adat nokesu yaitu, adatuntuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkanjika sudah dewasa nanti. adat tersebut jika tidakdilaksanakan akan mendatangkan sakit terusmenerus seperti panas, badan kurus kering danbisa terjadi kelainan jiwa.

Jika diamati dari segi pendidikan rata-rataresponden tidak bersekolah dan ada sebagianhanya tamat SD, sangatlah jelas akanmempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat,pengetahuan masyarakat da' a mengenai malariahanya terbatas pada pengetahuan tradisional yangmereka dapatkan dari kenyataan yang nampakdalam kehidupan sehari-hari.

2. Sikap Masyarakat Berkaitan denganKejadian malaria.

Sikap penduduk terhadap upayapenanggulangan malaria sudah positif. Upayatersebut meliputi pencegahan malaria denganpemberantasan tempat-tempat perindukannyamuk, serta masyarakat ikut berperan dalampenanggulangan malaria. Sebagian besarresponden menyatakan sikap setuju pemberantas-an tempat-tempat perindukan nyamuk adalahtugas pemerintah. Pemyataan mereka tidak bisadianggap negatif, karena salah satu cara untukmengetahui sikap seseorang adalah denganmenanyakan pendapat orang yang bersangkutantentang sesuatu hal.

Sebagian besar responden menunjukansikap positif terhadap upaya pencegahan malaria,salah satunya dengan menggunakan kelambu saattidur malam, dan berobat ke puskesmas jika sakit.Meskipun responden menyatakan setujumenggunakan kelambu, namun dari hasilobservasi dalam kebiasaan mereka saat tidur,hampir sebagian besar tidak menggunakankelambu atau anti nyamuk bakar.

Dalam upaya pengambilan darah untukpenderita malaria, sebagian besar respondensetuju untuk diambil darahnya. Demikian pulasikap terhadap pemyataan bahwa penderita harus

Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011 27

Page 11: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

minum obat secara teratur jika ingin sembuh darimalaria sebanyak 96,6% menyatakan setuju. Bagiresponden yang menyatakan tidak setuju, merekatidak terbiasa minum obat secara teratur, dan jikasudah merasa sembuh obat dihentikan. Sikappositif responden untuk tidak keluar rumah padamalam hari dan hanya berada di dalam rumah,seiring dengan perilaku mereka, yang hampirsebagian besar responden di Dusun Salena malasuntuk keluar rumah dengan alasan kecapean, tidakada waktu khususnya para ibu rumah tangga.Responden yang menyatakan tidak setuju jikamalam hari hanya berada di dalam rumahumumnya responden yang masih muda, merekamerasa bosan kalau malam hari hanya berada didalam rumah dan kebiasaan kumpul-kumpuldengan teman sudah menjadi kebiasaan setiapmalam, kecuali jika turun hujan atau sakit, barumereka tidak keluar rumah.

Perlunya penyuluhan malaria di desamereka, sebagian besar responden menyatakansikap setuju. Kurangnya pengetahuan masyarakatmengenai malaria, bisa menjadi salah satu faktormunculnya angka kesakitan malaria. Pemyataansikap setuju dari responden ataupun informanmengenai perlunya penyuluhan malaria, semogamendapat tanggapan yang positif dari penentukebijakan kesehatan yang ada di daerah.

3. Perilaku Masyarakat Berkaitan denganKejadian malaria.

Hasil observasi terhadap perilakumasyarakat menunjukan, masyarakat sangatjarang melakukan aktivitas di luar pada malamhari. Waktu malam hari mereka gunakan untukistrahat dan ngobrol di dalam rumah. Hanyabeberapa anak muda yang kumpul-kumpul danngobrol di bantaya (balai adat), adapula yangmenonton TV di salah satu rumah warga, denganmenggunakan mesin listrik. Dari hasilpengamatan pada malam hari hanya beberapawarga yang menggunakan jaket dan sarung saatnonton dan kumpul-kumpul di luar rumah.

Menurut informan (ketua RT) litzasyarakatdi Dusun Salena sangat jarang keluar rumahpada malam hari. Kecuali jika ada pertemuanpenting untuk membicarakan persiapan adat diban taya baru warga dikumpulkan, dan itupuntidak semua warga datang, 0

Hampir sebagian besar responden tidakmenggunakan APD (Alat Pelindung Diri) saattidur malam seperti penggunaan kelambu, anti

nyamuk bakar dan anti nyamuk semprot, denganalasan tidak punya uang dan asap anti nyamukbakar mengganggu pemapasan. Untukmengurangi nyamuk di luar rumah, kebanyakanwarga membersihkan lingkungan denganmembakar sampah pada sore hari menjelangmagrib.

Berkaitan dengan cara pencarianpengobatan malaria yang biasa mereka sebutdengan penyakit napane, menurut informan jikaada warga yang sakit dengan gejala panas,demam, maka tindakan pertama dibiarkan duluselama tiga sampai empat hari dengan minumobat di kios-kios atau ke dukun, dan jika tidak adaperubahan baru mereka berobat ke puskesmasatau kebidan desa. Walaupun jangkauanpelayanan kesehatan modem makin lama makinmerata sampai ke pedesaan, namun dalamkenyataan cara pengobatan tradisional masihmendapat tempat dimasyarakat awam dan jugapada kalangan tertentu termasuk kalanganintelektual.

Apabila dilihat dari konsep hidupmasyarakat, tampaknya pola kebiasaan pendudukdi daerah penelitian belum menunjukkan perilakuyang didasari atas kesadaran terhadap artipentingnya pencegahan penyakit dari padamengobatinya. Boleh jadi sikap yang ditunjukkanpenduduk di daerah penelitian bukan sikap yangsebenamya, Sikap yang sebenamya ditentukanoleh aspek afektif yang merupakan tahap evaluasiyang bersifat pribadi, melalui tahap ini terbentukatau muncul kecenderungan seseorang untukbertindak. 4

Berdasarkan hasil wawancara mendalamdengan petugas kesehatan setempat, selama inimasyarakat yang datang berobat ke puskesmashanya didiagnosis secara klinis, tanpa melaluipemeriksaan secara laboratoris. Jenis obat yangdiberikan kepada penderita adalah kholoroguindan paracetamol. Petugas puskesmas sudahpemah magang malaria, namun untuk melakukanpemeriksaan penderita malaria denganmenggunakan alat lab belum pemah dilakukan,dengan alasan magang tersebut baru dilakukantahun 2008.

4. Kepercayaan Masyarakat Berkaitandengan Kej adian MalariaKepercayaan masyarakat mengenai

penyebab seseorang sakit khususnya dengangejala-gejala panas, dingin dan sakit kepala,

28 Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011

Page 12: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

menurut kepercayaan sebagian informanpenyebabnya

"karena adanya penebangan-penebanganliar di hutan, hingga menimbulkan kemarahanpenghuni hutan yaitu, mahluk halus, penyebabsakit juga terjadi karena adanya pelanggarandari salah satu warga yang melanggarpantangan-pantangan adat, hingga menimbulkanpenyakit, olehnya itu jika ada warga yang sakitdan meninggal, maka tokoh adat ataupun tokohmasyarakat setempat mengharuskan untukmembuat upacara adat dengan memohonpenyembuhan pada tuhan 0

Upacara adat tersebut akan dilaksanakanjika sudah ada salah satu warga yang mimpimengenai adat tersebut. Menurut informan setiapada kejadian di desa baik penyakit, musimkemarau, diharuskan untuk melaksanakan adat.Upacara adat tersebut dilakukan untuk memohondatangnya hujan, upacara permohonan rasa syukurpada tuhan. Adat yang sering dilaksanakan wargaadalah adat nubalia yaitu, adat rame-rame untukpermohana rasa syukur, adat nokesu adat yangwajib untuk anak yang baru lahir, dan jika tidakdilaksanakan anak tersebut akan sakit-sakitansepanjang hidupnya.

Sebelum pelaksanaan upacara adat,khususnya adat untuk penyembuhan warga yangsakit, semua warga mengadakan rapat bersama,menurut informan (tokoh adat), upacara adattersebut belum bisa dilaksanakan jika belum adawarga yang mimpi. Mimpi tersebut berfungsisebagai penunjuk dimana sesajen akan disimpan.pantangan-pantangan yang harus dipatuhi untuksetiap warga setelah pelaksanaan adat baik padawarga yang sakit dan pantangan untuk semuawarga desa, pantangan itu seperti

"selama tiga bulan atau 21 hari tergantungparahnya penyakit warga ataupun individu yangsakit dilarang mengkonsumsi sayur kelor yangdisantan, daun pepaya dan makan ikan,pantangan ini dipandu oleh ketua adat agar tidakada lagi masyarakat yang sakit maupun kemaraudan hujan yang berkepanjangan 0

Kepercayaan masyarakat tentang penyebabsakit dan cara pencegahan penyakit, tentunyasetiap kelompok masyarakat berbeda-beda.Persepsi sehat-sakit erat hubungannya denganperilaku pencarian pengobatan. Apabila persepsisehat-sakit masyarakat belum sama dengankonsep sehat-sakit kita, maka jelas masyarakat

belum tentu atau tidak mau menggunakan fasilitaskesehatan yang diberikan, identik dengan itupencarian pengobatanpun lebih berorientasikepada aspek sosial budaya masyarakat dari padahal-hal yang dianggapnya masih asing",

Beberapa informan menyatakan malariabisa sembuh dengan sendirinya dan mereka tidakmelakukan pengobatan karena masih bisaberaktifitas. Kepercayaan masyarakat atauanggota masyarakat yang mendapat penyakit, dantidak merasakan sakit sudah barang tentu tidakakan bertindak apa-apa terhadap penyakitnya,tetapi bila mereka diserang penyakit dan jugamerasakan sakit, maka baru akan timbul berbagaimacam perilaku atau usaha. Tidak bertindak apa-apa alasannya antara lain bahwa kondisi yangdemikian tidak mengganggu kegiatan atau kerjamereka sehari-hari, mereka beranggapan bahwatanpa bertindak apapun atau gejala yang dideritaakan lenyap dengan sendirinya. Tidak jarang pulamasyarakat memprioritaskan tugas-tugas lainyang dianggap lebih penting dari pada mengobatisakitnya. Hal ini merupakan suatu bukti bahwakesehatan belum merupakan prioritas di dalamhidup sebagian masyarakat.

Kepercayaan mengenai obat tradisionalyang digunakan masyarakat jika sakit dengangejala-gejala sakit malaria yaitu, biji langsat yangdikunyah dan daun kena( bahasa kaili) yangdirebus dan airnya diminum. Meskipunpelaksanaan adat setiap bulan mereka lakukanguna menghindari penyakit ataupun upacara adatlainnya, hampir sebagian besar masyarakatpercaya pengobatan ke puskesmas lebihmendatangkan kesembuhan.

Kepercayaan merupakan bagian komponenkognisi sikap, kepercayan ini berkembang dariadanya persepsi yang dipengaruhi olehpengalaman, proses belajar, cakrawala danpengetahuan, faktor pengalaman dan prosesbelajar akan memberikan bentuk dan strukturterhadap apa yang di lihat sedangkan faktorpengetahuan dan cakrawala memberikan artiterhadap obyek. 7.

5. Lingkungan Sosial dan Lingkungan FisikMasyarakat Suku Da'aMasyarakat yang tinggal di Dusun Salena

adalah masyarakat yang homogen tanpa campurandari masyarakat lain, mereka biasa disebut denganorang Da'a dengan bahasa sehari-hari adalahbahasa kaili unde artinya tidak ada. Sebagaimana

Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011 29

Page 13: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

umumnya suasana pedesaan, Dusun Salena beradadekat dari areal pegunungan, nampak kelihatanKota Palu dari pemukiman warga. Perkampunganwarga berada di tengah-tengah yang dikelilingioleh gunung, perkebunan, hutan dan semak-semak. Umumnya semak-semak berada dibelakang rumah warga. Sebelah selatan daripemukiman warga terdapat sungai besar. Terdapatbak penampungan air yang jaraknya ± 2 Km darirumah warga. Selain bak penampungan air yangada dekat sungai, terdapat pula bak air di antararumah-rumah warga. Terdiri dari tiga bakpenampungan air dan enam sarana MCK (mandicuci kakus).

Konstruksi rumah warga umumnya terbuatdari bambu, kayu, yang beratap rumbia, kondisiperumahan warga banyak celah-celah antara ruangkamar dan runag tamu. Hasil wawancaramendalam dengan beberapa informan, hampirsetiap malam mereka mendapat gigitan nyamuk,khususnya saat tidur. Masyarakat umumnyamempunyai kebiasaan membakar sampah padasaat menjelang sore dan malam hari. Hal inidilakukan untuk mengusir nyamuk dan binatangkecil lainya.

Hasil pengamatan lingkungan sosial,nampak suasana pemukiman warga pada sianghari sangat sunyi. Warga menghabiskan waktunyadi kebun, nanti saat menjelang sore baru merekakembali ke rumah. Bagi para ibu yang memilikibayi mereka tidak bisa melakukan aktivitas di luarrumah, karena disibukan dengan mengurus anak.Saat menjelang sore banyak warga yangaktivitasnya digunakan untuk ngobrol dengankerabat/tetangga, dekat rumah. Aktivitas lainyapada sore dan malam hari beberapa warga mandidan BAB di tempat mandi umum.

Sarana MCK dan bak penampungan airsengaja dibangun oleh pemerintah setempat,karena dulunya masyarakat di dusun ini sangatkesulitan untuk mendapatkan air bersih. Meskipuntempat BAB (buang air besar) sudah disediakan,namun ada beberapa warga yang memilih BAB dibelakang rumah ataupun di semak-semak.

Hasil pengamatan lingkungan fisik, terdapatair-air tergenang di antara semak-semak danpohon-pohon tepat di belakang beberapa rumahwarga. Terdapat air tergenang dari bekas-bekas airmandi dan mencuci yang dekat dari bakpenampungan air. Kemungkinan tempat-tempattersebut bisa menjadi tempat perindukan nyamuk.

Kesimpulano Tingkat pendidikan sebagian besar

responden masih sangat rendah, umumnyaresponden tidak merasakan bangku sekolahbahkan hanya tamat sekolah dasar. Didukungoleh keadaan ekonomi masyarakat rata-ratahanya berpenghasilan Rp.:S 500.000/bln,responden ataupun masyarakat padaumumnya hanya berharap pada hasil kebundengan tanaman jangka pendek, dengankeadaan ekonomi yang rendah akanberpengaruh pada pola pengetahuan danperilaku responden khususnya dalampencegahan malaria.

o Pengetahuan responden mengenaimalaria, penyebab, penularberkembangbiak nyamuk masihrendah.

o Perilaku pencarian pengobatan respondensudah cukup baik yaitu, dengan melakukanpengobatan di Puskesmas dan perilaku untuktidak keluar rumah pada malam hari. Perilakusebagian besar masyarakat tidak seiringdengan sikap mereka yang setujumenggunakan kelambu atau anti nyamukbakar. Tindakan pencegahan untukmenghindari gigitan nyamuk sangat kurangdilakukan, masyarakat jarang menggunakankelambu, anti nyamuk semprot dan antinyamuk bakar saat tidur malam hari.

o Kepercayaan tentang penyebab sakit dan carapenyembuhan sakit masih berdasarkan padaaturan-aturan adat.

o Hasil observasi lingkungan sosial, di DusunSalena belum ada alat penerang listrik.Kondisi rumah warga terbuat dari bambu dankayu (papan). Rata-rata rumah respondenterdapat banyak celah-celah, bentuk kamarterbuka hanya didinding dari salah satu sisidan tidak memiliki pintu kamar.Kemungkinan besar sumber penularandiakibatkan oleh kondisi rumah warga.Kegiatan malam hari hanya beberapa wargayang duduk dan ngobrol di luar rumah.Begitu pula pada pagi dan siang hari,umumnya masyarakat menghabiskanwaktunya di kebun, dan pada sore hariaktivitas mereka mandi di tempat mandiumum, mencuci dan duduk-duduk sambilngobrol dengan tetangga.

gejalatempatsangat

30 Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011

Page 14: Aspek Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kaitannya Dengan Penyakit Tb Paru

,. Lingkungan fisik Dusun Salena berada dekatdari areal pegunungan, hutan, semak, danperkebunan. Sebelah selatan terdapat sungaidan sebelah barat terdapat sungai kecil yangairnya tidak mengalir dengan baik. Terdapatsemak-semak, air tergenang ditempat mandiumum warga dan belakang rumah warga,yang kemungkinan besar tempat-tempattersebut bisa menjadi tempat yang potensialuntuk perkembangbiakan nyamuk

Saran1. Perlunya peran pemerintah Kota Palu

khususnya Dinas Kesehatan prOVInSISulawesi- Tengah, untuk melakukan surveimalaria massal pada masayarakat Suku Da'a,agar data malarai pada masyarakat dapatterdeteksi dengan baik.

2. Perlunya pemeriksaan sediaan darah bagipenderita malaria dan tidak lagimenggunakan diagnosa klinis malaria. Halini dilakukan ntuk menghindari kesalahandalam pemberian pengobatan pada penderitamalaria.

3. Perlunya penyuluhan malaria di DusunSalena, guna peningkatan pengetahuan danperilaku benar masyarakat agar dapatmelindungi diri dan keluarganya dari sakitmalaria. Khususnya mengenai penyebab,penular, jenis nyamuk dan tempat-tempatberkembangbiaknya.

UCAPAN TERIMA KASIHDalam kesempatan ini kami mengucapkan

terima kasih kepada proyek Riset PembinaanKesehatan 2009, Badan Litbang Kesehatan, atasdukungan dana yang telah diberikan, sehinggapenelitian ini dapat dilaksanakan dengan lancar.Ucapan terima kasih pula kami tujukan kepadaKepala Balai Litbang P2B2 Donggala, KepalaDinas Kesehatan Kota Palu, Kepala Puskesmas

Kel Tipo, dan Bapak Dr. Wasis atas bimbinganyaselama penelitian ini. Serta teman-teman di BalaiLitbang P2B2 Donggala yang telah membantu danmendukung dalam pelaksanaan kegiatanpenelitian ini.

Daftar Pustaka1. Hakim Lukman (2007)" Sistem Informasi

Lingkungan Sebagai Pengembangan sitemKewaspadaan Dini Malaria "MediaPenelitian dan Pengembangan kesehatan.Jakarta Vol xvii no .4 (hal 45) .

2. Hakim Lukman (2007)" SistemKewaspadaan Dini KLB MalariaBerdasarkan Curah Hujan Kepadatan Vektordan Kesakitan Malaria Di Kab,Sukabumi. "Media Penelitian danPengembangan kesehatan. Jakarta Vol xviino .4 (hal 34) .

3. Dinkes Kota palu. (2009). Analisis SituasiMalaria Kota Palu, Sub Din P2M, DinasKesehatan Kota palu. Palu

4. Laporan magang petugas Mikroskopismalaria tingkat puskesmas Kabupaten Poso.

( 2007). Loka Litbang P2B2 Donggala.5. Santoso Siti S (1988)" "Prilaku manusia

mengenai beberapa aspek penyakit malaria(Suatu studi Sosio Budaya di pedesaan) "Parasitologi Indonesia 1988, Jakarta.

6. Sarwono Solita (1993) " Sosiologi kesehatanbeberapa Konsep Beserta Aplikasinya"gadjah mada University Press, Yogyakarta.

7. Hakim Lukman (2004) Liputan malaria"Malaria RE-Emerging Disease perlu jejaringkemitraan ".Media popular dan informasiDirektorat pemberantasan penyakitbersumbar binatang. Warta PPBB.

8. Simanjuntak Prosman (1996) "Berkenalandengan Antropologi, Erlangga, Jakarta.

Media Litbang Kesehatan Volume 21 Nomor 1 Tahun 2011 31