aspek keperilakuan pd prencanaan laba dan penganggaran

20
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah memperoleh laba yangmaksimal.Hal ini merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang diinginkan yaitu dengan menyusun perencanaan laba agar semua sumber daya yang ada dalam perusahaan dapat diarahkan secara terorganisir dan terkendali. Perencanaan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yangdiinginkan. Pada dasarnya perencanaan itu merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan pemilihan berbagai alternatif tindakan dan perumusan kebijakan. Suatu perencanaan bisa terealisir apabila manajemen berhasil dalam menjalankan perusahaan yang diukur dengan besarnya laba (profitability). Pengertian perencanaan laba menurut Machfoedz (1996: 289) adalah sebagai berikut :Perencanaan laba (profit planning) sering disebut budget perencanaan(planning budget) atau rencana operasi (plan operation) adalah rencana dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan dibagi ke dalam dua jenis rencana yaitu rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. 1

Upload: dheamezita

Post on 16-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Aspek Keperilakuan Pd Prencanaan Laba Dan Penganggaran

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGSalah satu tujuan pendirian perusahaan adalah memperoleh laba yangmaksimal.Hal ini merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang diinginkan yaitu dengan menyusun perencanaan laba agar semua sumber daya yang ada dalam perusahaan dapat diarahkan secara terorganisir dan terkendali.Perencanaan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yangdiinginkan. Pada dasarnya perencanaan itu merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan pemilihan berbagai alternatif tindakan dan perumusan kebijakan. Suatu perencanaan bisa terealisir apabila manajemen berhasil dalam menjalankan perusahaan yang diukur dengan besarnya laba (profitability). Pengertian perencanaan laba menurut Machfoedz (1996: 289) adalah sebagai berikut :Perencanaan laba (profit planning) sering disebut budget perencanaan(planning budget) atau rencana operasi (plan operation) adalah rencana dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan dibagi ke dalam dua jenis rencana yaitu rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang.Menurut Supriyono (2002: 331) Perencanaan laba (profit planning) adalah perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuangan dan ukuran kuantitatiflainnya. Didalamnya juga ditentukan tujuan laba yang dicapai oleh perusahaan.Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan laba adalah rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang.Penyusunan anggaran merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan. Proses ini merupakan pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba. Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan di masa yang akan datang. Jika misalnya perusahaan ingin membangun gedung baru, maka terlebih dulu dibuat rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek dilaksanakan. Anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun yang akan membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang diperkirakan. Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya perusahaan ke suatu kondisi tertentu.

B. TUJUAN PEMBAHASAN1. Menjelaskan hubungan anggaran dengan akuntansi.2. Menjelaskan pengertian anggaran.3. Menjelaskan prosedur penyusunan anggaran.4. Menjelaskan berbagai fungsi dari perencanaan laba dan anggaran.5. Menjelaskan pandangan perilaku terhadap proses penyusunan anggaran.6. Menjelaskan konsekuensi disfungsional dari proses penyusunan anggaran.7. Menjelaskan relevansi konsep ilmu keperilakuan dalam lingkungan perencanaan.8. Menjelaskan konsep-konsep keperilakuan yang relevan dalam proses penyusunan anggaran.9. Menjelaskan tahap implementasi.10. Menjelaskan tahap pengendalian dan evaluasi kerja.

BAB IIPEMBAHASAN

A. HUBUNGAN ANGGARAN DENGAN AKUNTANSIAnggaran dan akuntansi memiliki kaitan erat di mana akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaatn untuk mengadakan estimasi-estimasi yang akan dituangkan dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu mendatang. Dengan demikian, akuntansi sangat bermanfaat di dalam penyusunan anggaran.Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari.dengan demikian, akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanaan anggaran secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan data yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri untuk penilaian (evaluasi) kerja perusahaan. Dengan kata lain, dengan membandingkan data akuntansi dengan data anggaran maka nanti akan dapat dinilai sukses atau tidaknya perusahaan.

B. PENGERTIAN ANGGARANAnggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) yang akan datang. Anggaran merupakan hasil kerja (output) terutama berupa taksiran-taksiran yang akan dilakukan di masa mendatang. Karena anggaran merupakan output, maka anggaran akan dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis.

C. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARANOrang yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap penyusunan anggaran serta pelaksanaannya adalah pemimpin perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pemimpin perusahaanlah yang memiliki kewenangan serta tanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun tugas untuk menyusun dan menyiapkan angaran tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, namun dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan seperti bagian administrasi dan panitia anggaran.

D. FUNGSI DARI PERENCANAAN LABA DAN ANGGARANBeberapa fungsi anggaran yaitu:1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi yang satu dengan lainnya.4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual yang dapat dibandingkan.5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan.6. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.Anggaran telah menjadi alat manajemen yang diterima untuk meencanakan dan mengendalikan aktivitas organisasi.PANDANGANAN PERILAKU TERHADAP PROSES PENYUSUNAN ANGGARANAda tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran yaitu;1. Penetapan tujuan.2. Implementasi.3. Pengedalian dan evaluasi kinerja.Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu yang harus diambil;1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek perusahan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui oleh manajemen puncak.4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.

A. Penetapan TujuanAktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas ke dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus.Untuk menyusun rencana yang realistis dan menciptakan anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan antara manajer lini dan manajer staf organisasi. Pengontrol dan direktur perencanaan memainkan peranan kunci dalam proses manusia dari penyusunan anggaran ini. Namun jika sesuai dengan struktur organisasi dan gaya kepemimpinan, maka manajer tingkat bawah dan para karyawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penetapan tujuan karena mereka akan lebih mungkin menerima tujuan yang turut mereka formulasikan.B. ImplementasiPada tahap implementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja terperinci bagi mereka yang bertanggung jawab mengambil tindakan. Agar rencana tersebut berhasil, rencana itu harus dikomunikasikan secara efektif.C. Pengendalian dan Evaluasi KinerjaSetelah diimplementasikan, anggaran tersebut berfungsi sebagai elemen kunci dalam sistem pengendalian.Anggaran menjadi tolok ukur terhadap kinera aktual dibandingkan dan berfungsi sebagai suatu dasar untuk melakukan manajemen berdasarkan pengecualian. Sebaiknya dijelaskan bahwa manajemen berdasarkan pengecualian tidak menganggap bahwa varians yang tidak menguntungkan saja yang perlu diinvestgasi. Namun, manajemen sebaiknya memperhatikan varians yang tidak menguntungkan terlebih dahulu. Untuk menjaga efisiensi dalam operasi, kinerja di atas standar dan di bawah standar sebenarnya harus diakui dan harus diinvestigasi. Varians yang menguntungkan akan mengindikasikan kebutuhan akan penyesuaian anggaran, sedangkan varians yang tidak menguntungkan akan memicu tindakan korektif guna menghindari pengulangan yang berbiaya mahal.Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu yang harus diambil:1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek perusahan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui oleh manajemen puncak.4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.F.KONSEKUENSI DISFUNGSIONAL DARI PROSES PENYUSUNAN ANGGARANA. Rasa Tidak PercayaSuatu anggaran terdiri atas seperangkat tujuan-tujuan tertentu.Walaupun anggaran tersebut dapat disesuaikan untuk kejadian-kejadian yang tidak diantisipasi, anggaran menampilkan rasa tidak percaya, rasa pertumbuhan, dan mengarah pada kinerja yang menurun. Alasan dari rasa tidak percaya ini didasarkan pada keyakinan penyelia.1. Anggaran cenderung terlalu menyederhanakan atau mendistorsi riil dan gagal untuk memungkinkan dimasukkannya variasi dalam faktor-faktor eksernal.2. Anggaran mencerminkan variabel-variabel kualitatif, seperti pengetahuan mengenai tenaga kerja, kualitas bahan baku, dan efisiensi mesin secara tidak memadai.3. Anggaran hanya mengonfirmasi hal yang telah diketahui penyelia.4. Anggaran sering kali digunakan sebagai alat untuk memanipulasi penyelia sehingga ukuran kinerja yang diindikasikan dicurigai.5. Laporan anggaran menekankan pada pada hasil, bukan pada alasan.6. Anggaran menganggangu gaya kepemimpinan penyelia.7. Anggaran cenderung menekan kegagalan.B. ResistensiPada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang ekstensif atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin terlibat dalam proses penyusunan anggaran.

C. Konflik InternalKonflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan mencapai kerja sama antar-pribadi dan antar-kelompok selama prosesn penyusunan anggaran.Konflik internal menciptakan suatu lingkungan kerja yang kompetitif dan bermusuhan. Situasi ini menyebabkan keselarasan tujuan menjadi lebih sulit. Hal tersebut menimbulkan kebencian terhadap manajemen dan anggaran.D. Efek Samping Lain yang Tidak DiinginkanAnggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah satu pengaruh lainnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal kecil yang menentang tujuan anggaran.Kelompok-kelompok ini biasanya dibentuk untuk melawan konflik internal dan tekanan yang diciptakan oleh anggaran tersebut.Pengaruh lainnya adalah penekanan yang berlebihan pada kinerja departemental dan kurang menekankan pada kinerja organisasi secara keseluruhan.Dengan memfokuskan perhatian secara eksklusif pada kinerja departemental, ketergantungan dan ekonomi antar-departemen yang penting dapat terabaikan.Anggaran juga dapat menghambat inisiatif individu dan inovasi yang efektif biaya karena metode bisnis yang telah ada dengan probabilitas keberhasilan yang diketahui lebih dipilih dibandingkan dengan metode baru dengan peluang keberhasilan yang belum terbukti.Manajemen dan tenaga kerja yang berpendidikan kemungkinan besar akan bekerja sama dalam menyusun anggaran dan rencana laba. Tanpa memerhatikan canggihnya teknik anggaran, proses anggaran dapat menjadi pemborosan terhadap dana perusahaan jika masalah potensial tidak dibahas sebelumnya dan diselesaikan.G.RELEVANSI KONSEP ILMU KEPERILAKUAN DALAM LINGKUNGAN PERENCANAANA. Dampak Dari Lingkungan Perencanaan Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, pola-pola interaksi dalam penetapan kerja.Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim organisasi. Hal ini meliputi tingkat formalitas dalam interaksi manusia, penerimaan manajemen puncak terhadap ide-ide baru, prosedur dan perangkat untuk membuat agar pekerjaan dilakukan, perasaan indentifikasi dengan organisasi, tingkat kohesi dari tenaga kerja B. Ukuran Dan Struktur OrganisasiUkuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi prilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann pengendalian serta evaluasi terhadap proses perencanaan.C. Gaya KepemimpinanGaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan organisas.Teori Xdari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya. Berbeda denganTeori Yyang dikemukakan oleh McCregor dan gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.D. Stabilitas Lingkungan OrganisasiFaktor lingkungan eksternal juga mempengaruhi lingkungan perencanaan yang meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dll.

H.KONSEP-KONSEP KEPERILAKUAN YANG RELEVAN DALAM PROSES PENYUSUNAN ANGGARANA. Tahap Penetapan TujuanSelama tahap penetapan tujuan baik tujuan umum ataupun tujuan khusus dari manajemen puncak diterjemahkan kedalam target-target yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta bagi setiap submit utama.B. Keselarasan TujuanMasalah utama dalam penetapan tujuan adalah mencapai suatu tingkat keselarasan tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan organisasi, subunit-subunit, dan anggota-anggota yang turut berpartisipasi.C. PartisipasiPartisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya.D. Manfaat PartisipasiSalah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka.Pada dasarnya partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong insiatif yang lebih besar pada semua tingkatan manajemen.E. Batasan dan Permasalahan PartisipasiBahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam penetapan tujuan mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi memberikan kekuasaan kepada para manajer untuk menetapkan hasil isi dari anggaran mereka, kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional bagi organisasiitu sendiri.

I. TAHAP IMPELEMTASISetelah tujuan organisasi ditetapkan, maka direktur perencanaan mengkonsolidasikaannya ke dalam anggaran formal yang komprehensif.Cetak biru untuk tindakan ditingkat perusahaan ini kemudian disetujui oleh dewan direksi, komisaris.Anggaran tersebut kemudian diimplementasikan melalui komunikasi kepada karyawan kunci dalam organisasi.A. Pengkomunikasian AnggaranKontroler atau direktur perencanaan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan anggaran. Hal ini dicapai dengan cara mengkomunikasikan sasaran operasional yang disetujui kepada orang-orang tingkat organisasi yang lebih rendah. Hal ini disebut juga sebagai menjual anggaran kebawah. Banyak masalah komunikasi yang kompleks dapat berkembang dalam tugas menjual ini karena pesan tersebut harus dapat dipahami oleh orang yang memiliki latar belakang dan pelatihan yang beragam serta orang yang bekerja ditingkatan organisasi yang berbeda.Selain bertujuan untuk menginformasikan manajer tingkat bawah mengenai tanggung jawab mereka, komunikasi atas sasaran anggaran juga dimaksudkan untuk memenangkan kepercayaan dari karyawan tingkat bawah.B. Kerja Sama dan Koordinasi Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari orang-orang dengan beraneka ragam ketrampilan dan bakat. Koordinasi adalah seni menggabungkan secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang keprilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama. Untuk melaksanakan ini, pelaksana harus berhasil mengkomunikasikan bagaimana pekerjaan setiap orang memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.

J.TAHAP PENGENDALIAN DAN EVALUASI KINERJATujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan karyawan secara kontinyu terhadap pencapaian tuuan mereka.Dalam tahap pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang dianggarkan guna menentukan bidang-bidang permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang sesuai untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.Laporan-laporan KinerjaUntuk mempertahankan kendali atas biaya dan menjaga agar karyawan termotivasi ke arah pencapaian sasaran,laporan kinerja sebaiknya disusun dan didistribusikan paling tidak secara bulanan. Pentingnya komunikasi berkala atas hasil kinerja telah berulang kali ditunjukkan dalma studi empiris. Penerbitan laoran kinerja secara berkala dan tepat waktu akan mempengaruhi dan mendorong pada moral karyawan.Kurangnya umpan balik kinerja mencegah orang mengetahui tingkat pncapaian nyata dan dapat merugikan tingkat aspirasi mereka berikutnya. Tingkat aspirasi adalah sasaran yang bahkan jika hampir dicapai mengarah pada persaan berhasil yang subjektif dan bila tidak mengarah pada perasaan gagal yang subjektif. Evaluasi dan umpan balik kinerja berkala akan meningkatkan efisiensi organisasi dengan mengindikasika sasaran yang harus direvisi untuk siklus perencanaan yang berikutnya. Manajer dapat menyimpulkan hal-hal tersebut dari yang diketahui mengenai tingkat aspirasi. Karena tingkat aspirasi naik ketika kinerja yang terwujud berhadapan atau melebihi anggaran, kinerja aktual memenuhi atau melampaui anggaran, kinerja yang menguntungkan dapat menanadakan bahwa sasaran tersebut sebaiknya dinaikkan untuk menyesuaikan dengan tingkat aspirasi yang baru.Laporan kinerja juga dapat mendorong karyawan untuk merasakan tekanan, kegelisahan, iri hati, dan sebagainya. Harus diketahui bahwa perasaan sukses atau gagal yang dipicu oleh laporan kinerja tersebut pada kenyataannya adalah subjektif. Keberhasilan dan kegagalan didefinisikan oleh hubungan antara kinerja aktual bulan ini dengan standar yang ditetapkan di masa lalu.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANAnggaran bersifat teknis, tetapi unsur manusia yang paling berperan. Anggaran mempunyai dampak langsung terhadap manusia. Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang terlibat pada proses penyusunan anggaran.Terdapat tiga tahap utama proses penyusunan anggaran: (1) penetapan tujuan, (2) implementasi, dan (3) pengendalian dan evaluasi kinerja. Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap penetapan tujuan adalah seluruh aspek perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian tujuan, dan komitmen. Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap implementasi meliputi komunikasi, kerja sama, dan koordinasi. Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap pengendalian dan evaluasi kinerja adalah kebijakan, sikap, tindakan manajemen dalam evalusai kinerja dan tindak lanjut atas penyimpangan yang terjadi.

2