aspartat aminotransferase (sgot)

2
ARDELIA SEPRILIANI 31110005 FARMASI IVA SERUM GLUTAMAT OKSALOASETAT TRANSAMINASE (SGOT) Aspartat aminotransferase (AST) dikenal dengan nama lain yaitu serum glutamat oksaloasetat transaminase atau SGOT, inilah enzim intrasel pertama yang membuktikan bahwa pengukuran aktivitas enzim intrasel dalam darah dapat menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan asal sumber enzim tersebut. Enzim ini tersebar di berbagai jaringan yaitu di jantung, hati, otot rangka, ginjal, pankreas, limpa, paru-paru, sel darah merah dan serum. Namun demikian, aktivitas spesifik tertinggi enzim AST ditemukan di jantung. AST mempunyai dua isozim, yaitu isozim berasal dari sitoplasma serta berasal dari mitokondria. Enzim yang biasa terdapat dalam plasma dan meningkat aktivitasnya pada kerusakan ringan jaringan otot jantung ialah isozim yang berasal dari sitoplasma. Isozim mitokondria baru akan keluar ketika terjadi kerusakan otot jantung yang lebih mendalam. Enzim ini juga mengkatalisis reaksi pemindahan gugus NH 2 ke asam α- ketoglutarat sehingga terbentuk asam glutamat. Sumber gugus amino bagi reaksi transaminasi yang dikatalisis AST ialah suatu asam amino lain, asam aspartat, HOOC-CH 2 -CHNH 2 -COOH. Akibatnya, sesudah reaksi transaminasi asam amino ini berubah menjadi suatu asam α-keto yang lain, yaitu asam oksaloasetat, HOOC-CH 2 -CO-COOH. AST juga memerlukan vitamin B 6 fosfat sebagai koenzim. Konsentrasi AST dalam darah orang sehat berada dalam rentangan yang cukup lebar yaitu 23 sampai 50 U/L. Pada keadaan infark otot jantung, konsentrasi AST plasma dapat meningkat antara 4 – 10 kali batas tertinggi nilai normal. AST juga dapat meningkat pada penyakit kerusakan jaringan hati. Pada kerusakan hati yang disebabkan oleh keracunan ataupun infeksi, kenaikan aktivitas AST serum ini dapat mencapai 20 sampai 100 kali harga batas normal tertinggi. Oleh karena itu, dalam menilai kerusakan hati, aktivitas enzim AST dan ALT yang diukur. Umumnya, pada kerusakan hati, yang lebih

Upload: ardelia-sepriliani

Post on 28-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aspartat Aminotransferase (SGOT)

ARDELIA SEPRILIANI

31110005

FARMASI IVA

SERUM GLUTAMAT OKSALOASETAT TRANSAMINASE (SGOT)

Aspartat aminotransferase (AST) dikenal dengan nama lain yaitu serum glutamat

oksaloasetat transaminase atau SGOT, inilah enzim intrasel pertama yang membuktikan

bahwa pengukuran aktivitas enzim intrasel dalam darah dapat menunjukkan adanya

kerusakan pada jaringan asal sumber enzim tersebut. Enzim ini tersebar di berbagai

jaringan yaitu di jantung, hati, otot rangka, ginjal, pankreas, limpa, paru-paru, sel darah

merah dan serum. Namun demikian, aktivitas spesifik tertinggi enzim AST ditemukan di

jantung. AST mempunyai dua isozim, yaitu isozim berasal dari sitoplasma serta berasal

dari mitokondria. Enzim yang biasa terdapat dalam plasma dan meningkat aktivitasnya

pada kerusakan ringan jaringan otot jantung ialah isozim yang berasal dari sitoplasma.

Isozim mitokondria baru akan keluar ketika terjadi kerusakan otot jantung yang lebih

mendalam.

Enzim ini juga mengkatalisis reaksi pemindahan gugus NH2 ke asam α -

ketoglutarat sehingga terbentuk asam glutamat. Sumber gugus amino bagi reaksi

transaminasi yang dikatalisis AST ialah suatu asam amino lain, asam aspartat, HOOC-

CH2-CHNH2-COOH. Akibatnya, sesudah reaksi transaminasi asam amino ini berubah

menjadi suatu asam α -keto yang lain, yaitu asam oksaloasetat, HOOC-CH2-CO-COOH.

AST juga memerlukan vitamin B6 fosfat sebagai koenzim. Konsentrasi AST dalam darah

orang sehat berada dalam rentangan yang cukup lebar yaitu 23 sampai 50 U/L. Pada

keadaan infark otot jantung, konsentrasi AST plasma dapat meningkat antara 4 – 10 kali

batas tertinggi nilai normal.

AST juga dapat meningkat pada penyakit kerusakan jaringan hati. Pada

kerusakan hati yang disebabkan oleh keracunan ataupun infeksi, kenaikan aktivitas AST

serum ini dapat mencapai 20 sampai 100 kali harga batas normal tertinggi. Oleh karena

itu, dalam menilai kerusakan hati, aktivitas enzim AST dan ALT yang diukur. Umumnya,

pada kerusakan hati, yang lebih menonjol ialah aktivitas ALT. Perbandingan ALT dan AST

pada kerusakan jaringan hati biasanya 1 atau lebih. Akan tetapi, jika terjadi kerusakan

sel hati yang parah, yang tercurah keluar tidak hanya enzim sitoplasma, akan tetapi juga

enzim mitokondria. Berat molekul kedua isozim AST ini sedikit berbeda. AST sitoplasma

mempunyai berat molekul 94.000. Isozimnya, yang berasal dari mitokondria, sedikit lebih

besar yaitu 100.000. Akibatnya dalam kerusakan yang lebih parah tersebut, oleh karena

isozim AST mitokondria ikut tercurah ke dalam darah, perbandingan ALT dan AST dapat

menjadi kurang dari 1. Pada kerusakan jaringan bukan hati, ALT : AST biasanya <1. Pada

penyakit hepatitis virus, puncak ALT dan AST dicapai dalam 1 sampai 2 minggu sesudah

Page 2: Aspartat Aminotransferase (SGOT)

terjadinya infeksi dan selanjutnya turun kembali dalam minggu ketiga dan keempat.

ALT : AST ini dinamai perbandingan De Ritis dan kerap kali terbalik pada hepatitis

karena virus. Perbandingan De Ritis ini saja sudah memberikan arah kepada diagnosis.

Daftar Pustaka

Sadikin, Dr. H, Mohamad. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta : Widya Medika.