asp
DESCRIPTION
1. PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIKTRANSCRIPT
BAB 2
PEMBAHASAN
1. PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK
1.1 TEORI BARANG DAN JASA PUBLIK
1.1.1 Sifat dan Lingkup Pengadaan Barang dan Jasa Publik
Pengadaan barang dan jasa publik adalah perolehan barang jasa dan pekerjaan publik
dalam cara dan waktu tertentu yang menghasilkan nilai terbaik bagi publik (masyarakat).
Pengadaan barang dan jasa publik merupakan hakikat dari tugas organisasi sektor publik.
Proporsi utama pengeluaran publik pada setiap level organisasi sektor publik adalah pengadaaan
barang dan jasa serta aktivitas konstruksi. Contohnya, dari besaran pengeluarannya dapat dilihat
bahwa sekitar 20% dari pengeluaran pemerintah pusat ditujukan untuk pengadaan barang dan
jasa, serta lebih dari 50% pengeluaran publik negara-negara berkembang digunakan untuk
pengadaaan barang dan jasa, termasuk kontrak konstruksi.
Lemahnya pengadaan barang dan jasa tersebut akan berdampak terhadap kualitas
pelaksanaan proyek dan fungsi organisasi sektor publik bersangkutan. Selain itu, dampak
tersebut juga dapat berupa penundaan kegiatan atau pencairan dana sehingga manfaat program
yang diharapkan masyarakat turut tertunda. Hal ini juga memaksa kinerja sektor swasta untuk
dilibatkan. Terjadi penyuapan agar menjadi rekan atau menjadi pemenang kontrak. Untuk itu,
pekerjaan pengadaan barang dan jasa publik ini harus mendapatkan perhatian lebih dari sejumlah
pemasok barang dan jasa yang terkait, pimpinan organisasi sektor publik yang bertanggung
jawab, auditor, dan legislator.
Dalam organisasi sektor publik yang termasuk pengadaan barang dan jasa publik adalah
pengadaan barang dan jasa bagi seluruh bagian organisasi sektor publik. Dalam prakteknya,
pembelian barang dan jasa oleh organisasi publik sering kali lebih besar dari yang tercermin di
anggaran. Organisasi sektor publik akan menjadi subjek audit atas penggunaan data tersebut.
Pengadaan barang dan jasa dalam arti luas mencakup isu strategi pengadaan brang dan
jasa, penyimpanan,distribusi,pemantauan kontrak dan manajemen penyedia layanan. Kontrak
pekerjaan publik dan konstruksi biasanya diperlakukan terpisah dari kontrak pembelian barang
1
dan jasa. Pengadaan barang dan jasa merupakan aliran konsumsi dan disajikan sebagai input
antara: sedangkan pekerjaan publik dan konstruksi (jalan, jembatan, gedung dan lainnya)
mewakili output akhir yang berwujud. Pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan dengan sistem
sentralisasi atau desentralisasi pada derajat yang berbeda. Pada sistem sentralisasi di berbagai
pemerintahan, bagian pengadaan di organisasi sketor publik ketika melaksanakan fungsinya
sering kali didera rasa ketakutan akan pemborosan dan penyalahgunaan wewenang oleh pejabat
pelaksana diunit kerja. Sedangkan disistem desentralisasi otonomi ditetapkan sehingga pejabat
pelaksana fleksibel dalam mendapatkan barang dan jasa dibawah program yang didanai bagian
pengadaan atau sebagai entitas yang berfungsi membawa kepentingan bagian pengadaan diunit
kerja.
Pemahaman atas proses pengadaaan barang dan jasa akan sangat berguna dalam
membedakan antara pengadaan barang dan jasa internasional dan lokal serta antara pengadaan
barang dan jasa melalui pembelian yang besar atau kompleksdengan pengadaan barang dan jasa
rutin dari persediaan harian. Dalam pengadaan barang dan jasa terdapat perbedaan yang
mendasar antara proses pengadaan barang dan jasa dipemerintahan dan diperusahaan swasta.
Perusahaan swasta kurang menekankan persaingan penawaran secara formal, prosedur yang
didokumentasikan, dan mendesak konlik kepentingan yang terkait pemerintah. Manajer swasta
telah mengembagkan insentif dalam pembelian barang dengan harga yang tinggi atau menyewa
kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang tinggi dan harga kompetitif.
Ukuran akuntabilitas terkait dengan hasil bukan proses karena hasil pada sektor lebih mudah
diukur dengan referensi dampak terhadap laba perusahaan secara keseluruhan.
Pada organisasi sektor publik pimpinan bagian pengadaan harus mengikuti ketentuan
prosedur yang kompetitif dan aturan yang diberikan lebih mengutamakan keadilan serta
kewajaran. Kesalahan atau pelanggaran dalam pengadaan barang dan jasa publik dapat
menimbulkan dampak politis yang luas, sehingga media dan publik ditempatkan sebagai subjek.
Sedangkan perusahaan swasta dan entitas nirlaba lebih menyukai hubungan yang stabil dengan
pemasok dan kontrak jangka panjang untuk memastikan serta mempermudah perencanaaan
bisnis. Pengadaan barang dan jasa publik sering kali digunakan sebagai alat bagi tujuan
kebijakan publik seperti membantu mengembangkan pertumbuhan industri kecil didaerah,
kelompok perempuan, atau kelompok marginal (tidak mendapatkan manfaat pembangunan).
2
1.1.2 Tujuan pengadaan barang dan jasa publik
Ekonomi
Dalam pengadaan barang dan jasa publik serta swasta, kriteria ekonomi mengacu pada
bagaimana memperoleh barang dan jasa dengan spesifikasi dasar waktu serta harga terendah.
Ekonomi adalah kriteria yang berguna untuk tujuan administratif, sebagaimana ekonomi
terhubung dengan kinerja fungsi pengadaan barang dan jasa. Namun, sudut pandang ekonomi
tergolong masih dibawah kriteria efisiensi yang luas, seperti unit biaya produksi terendah. Jika
barang dan jasa yang diadakan tidak menghasilkan produk yang efisien, maka pengadaan pada
biaya terendahpun tidak ada manfaatnya.
Substitusi Impor
Strategi pengadaan barang dan jasa organisasi publik dapat mendorong pertumbuhan
industri lokal dengan memberikan pilihan kepada pemasok lokal, atau membatasi pembelian
pada perusahaan asing. Banyak organisasi publik berupaya memastikan berbagai manfaat bagi
industri domestik dalam menghadapi persaingan usaha organisasi publik.
Beberapa pilihan yang dimiliki perusahaan domestik dalam menghadapi persaingan
penawaran internasionalsecara tradisional dikenali oleh organisasi donor, seperti Bank Dunia.
WTO memberikan perlakuan khusus dan berbeda terhadap negara-negara berkembang untuk
melindungi posisi keseimbangan pembeliannya, menunjang pembangunan, mendirikan industri
domestik, dan mendukung unit industri yang secara substansi bergantung pada pengadaan barang
dan jasa organisasi publik.
Pengembangan Persaingan
Persaingan dalam pengadaan barang dan jasa didefinisikan sebagai kesempatan yang
sama bagi pemasok yang memenuhi kualifikasi untuk bersaing dalam mencapai kontrak publik.
Persaingan dan kejujuran dibutuhkan tidak hanya untuk memsatikan manfaat outcome dalam
harga dan kualitas namun juga untuk memajukan akuntabilitas publik dalam setiap prosesnya.
3
Di negara berkembang, persaingan sering kali dibatasi oleh pasar tidak sempurna seperti
rintangan untuk masuk dan kesenjangan informasi bagi pemasok kecil serta kurang
berpengalaman. Rintangan-rintangan ini dapat berasal dari proses administrasi itu sendiri, seperti
kecendrungan untuk mengadakan penawaran yang benar namun diputuskan hanya dengan
keputusan yang terpusat atau permintaan persyaratan yang mahal dan formal, sehingga pemasok
berukuran kecil dan kurang berpengalaman kesulitan memenuhinya.
Dimensi Penataan
Prinsip utama dalam good governance menyiratkan prinsip serta peraturan pengadaan
barang dan jasa yang konsisten, kualifikasi kontraktor, penyerahan penawaran, dan manajemen
kontrak. Dalam pengadaan barang dan jasa sistem fungsi yang dapat dipahami secara baik juga
dibutuhkan untuk pendaftaran dan penyelesaian perselisihan atau keluhan dengan cepat, untuk
pengecekan tata cara yang berubah-ubah pada bagian pengadaan barang dan jasa, serta untuk
kekuatan penentuan berdasarkan kebijakan seseorang yang tidak konsisten dalam penyerahan
kontrak, penyelenggaraan, dan manajemen. Kurangnya mekanisme pemeriksaan untuk
memastikan akuntabilitas dapat mengurangi kapasitas pemerintah untuk menjamin kepercayaan
diri kontraktor dalam proses pengadaan barang dan jasa publik, serta kepercayaan masyarakat
dalam penggunaan dana publik yang lebih tepat.
Perlindungan terhadap Kepentingan Masyarakat
Ada tidaknya pertanggungjawaban atas kebijakan pelayanan merupakan hal yang terpisah
dari pemberian pelayanan itu sendiri. Organisasi sektor publik bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa pelayanan tersebut dapat menjangkau masyarakat. Hal ini ditetapkan dalam
keputusan yudisial diberbagai negara. Pertanggungjawaban ini termasuk pengaturan mekanisme
pendukung dalam kasus kegagalan kontraktor, pengawasan atas pelaksanaan oleh pemasok
swasta, pemberian informasi yang dapat dipercaya kepada masyarakat tentang penyedia layanan,
dan pembukaan kesempatan penyampaian keluhan.
4
Perlindungan Lingkungan
Organisasi sektor publik dapat mereview kebijakan pembelian pada bagian dan unit
kerjanya untuk memperbaiki dampak lingkungan akibat kebijakan pengadaaan barang dan jasa
yang dilaksanakan tersebut, termasuk pengemasan dan proses daur ulang.
Kebijakan pengadaan barang dan jasa yang sadar lingkungan, pilihan produk, dan metode
produksi didasarkan pada kriteria perlindungan lingkungan dan pengawetan sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui, serta tidak ada spesifikasi diskriminasi dalam penggunaan bahan
daur ulang.
1.1.3 Isu-isu Organisasi dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Pengabaian Sistematis
Permasalahan mendasar dalam pengadaan barang dan jasa publik adalah perasaan tidak
memiliki kepentingan, dan sikap pengabaian oleh bagian operasi pengadaan dimana tanggung
jawab pengadaan barang dan jasa secara moral diserahkan ke “specialist”. Sikap manajemen atas
keputusan pengadaan barang dan jasa sering kali didukung oleh staf pengadaan barang dan jasa
itu sendiri. Keterlibatan manajemen biasanya dipandag sebagai campur tangan yang memberi
nilai tambah dan kehormatan.
Berikut ini adalah hal-hal yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa yang
menyebabkan tidak baiknya hubungan antarbagian administrasi publik. Pertama, seluruh bidang
administrasi publik mempunyai sejarah kegagalan implementasi sistem pengadaan barang dan
jasa. Kedua, efektivitas bagian pengadaan organisasi sektor publik sangat tergantung pada
pencapaian keseimbangan antara pengendaliandan fleksibilitas, antara kesamaan sistem
perlindungan dan penyediaan insentif secara individual bagi kinerjanya, serta antara hasil jangka
pendek dan keberlangsungan jangka panjang. Di area pengadaan barang dan jasa, hal ini
melibatkan manajer dengan dukungan atasan dan implementasi prosedur pengendalian,
khususnya pengadaan barang dan jasa. Kepemimpinan politik organisasi sektor publik dapat
mendesak manajer organisasi untuk menerima pertanggungjawaban dengan memastikan kinerja
bagian pelaksanaan seperti yang diharapkan.
5
Penetapan Organisasional
Manfaat utama sentralisasi adalah bahwa pegawai pengadaan barang dan jasa di
organisasi sektor publik mengetahui hukum,kebijakan, dan prosedur, serta mempunyai daya
ingat kelembagaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal bagi organisasi sektor publik.
Diberbagai negara, bagian pengadaan atau unit kerja pengeluaran lainnya akan melaksanakan
pengadaan barang dan jasa, serta memilih kontrak bagi pekrja sipil dan persediaan. Penentuan
petunjuk pengadaan barang dan jasa, serta memilih kontrak bagi pekerjaan sipil dan persediaan.
Membangun mekanisme konsultasi dalam proses pengadaan barang dan jasa akan sangat
berguna tidak hanya untuk memberi organisasi publik manfaat atas pembelanjaan ‘nasehat ahli’,
namun juga untuk mengecek kelalaian dalam pengadaan barang dan jasa. Komite antarbagian
organisasi dapat diatur untuk mengadakan persediaan dengan melibatkan berbagai sektor atau
entitas. Berbagai koordinasi dan fleksibilitas mekanisme dapat ditetapkan sebagai konsultasi
yang efektif antarentitas pengadaan barang dan jasa, serta unit kerja pembelian.
1.1.4 Apa yang Didelegasikan dan Kapan?
Isu Umum
Sebagaimana telah ditetapkan, isu pendelegasian dan desentralisasi berputar menuju
keseimbangan antara efisiensi dan risiko. Jajaran bagian organisasi yang terkait dengan
pembelanjaan selalu mendorong pendelegasian fungsi pengadaan barang dan jasa, dimana
penialian terbaik adalah menurut kebutuhannya, dan kecepatan penyediaan dengan biaya yang
murah melalui bagian pengadaan barang dan jasa terjadi, ada intervensi manajer senior serta
pengabaian proses pengadaan barang dan jasa terjadi. Pengurangan risiko desentralisasi bisa
dilakukan dengan adanya perhatian pimpinan pengadaan barang dan jasa di lembaga atasan
tertinggi, dan adanya prosedur yang ketat dalam pemberlakuan sistem pada semua bagian
pengadaan barang dan jasa.
Pertanyaan penting yang dipertimbangkan pada saat memutuskan pengadaan barang dan
jasa secara desentralisasi adalah :
a. Apakah lebih efektif untuk mengmbangkan prosedur pembelian yang tegas dan
perlindungan kontrak, atau mendorong manajer publik untuk lebih cermat dalam
6
mengembangkan prosedur dan perlindungan yang sesuai dengan barang dan jasa yang
dibutuhkan.
b. Bagaimana mendelegasikan pengadaaan barang dan jasa ke jajaran unit kerja ketika
merapkan perlindunngan yang sesuai untuk mencegah penyalahgunaan.
c. Peran bagian pengadaan barang dan jasa di lembaga atasan dalam konteks
pertanggungjawaban pengadaan barang dan jasa yang telah didelegasikan.
d. Derajat risiko korupsi dan inefisiensi dalam tahapan pendelegasian dari siklus pengadaan
barang dan jasa.
Pada umumnya, tiga variabel yang menentukan derajat risiko adalah:
a. Kekhususan
b. Struktur pasar
c. Ukuran dan kerumitan transaksi
Kekhususan produk dan kontrak berkebalikan dengan risiko. Dengan adanya produk atau
kontrak tersebut mengurangi peluang adanya manipulasi dalam proses pengadaan barang dan
jasa. Dalam transaksi bernilai besar yang secara rekhnis lebih rumit, manipulasi dan kesalahan
sangat mungkin terjadi. Selama proses pengadaan barang dan jasa, tingkat risiko paling tinggi
adalah pada manajemen tingkat menengah yaitu yang menyangkut efisiensi atau korupsi.
Organisasi sektor publik dapat mendelegasikan tahapan tertentu dalam siklus pengadaan
barang dan jasa, serta menjaga secara ketat fungsi dan pusat pengendalian pada tahapan lainnya.
Tahapan utama dari pengadaan barang dan jasa adalah pengaturan standar dan kriteria, proses
penawaran dan evaluasi, negosiasi kontrak, serta pemantauan kontrak.
1.1.5 Menjaga Keterpaduan dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Area Korupsi
Korupsi dapat terjadi dalam pengadaan barang dan jasa jika kondisi sebagai berikut:
Aturannya tidak jelas dan tidak mudah diakses public Dokumen penawaran kurang baik atau banyak interpretasi Spesifikasi dan standar tidak jelas serta pengawasan kontrak lepas
7
Dengan kondisi tersebut, baik unit pengadaan barang dan jasa maupun penawar dapat
mengorupsi proses pengadaan barang dan jasa. Unit pengadaan barang dan jasa dapat:
Menyesuaikan spesifikasi untuk memberikan manfaat kepada pemasok khusus atau
kontraktor
Membatasi informasi tentang kesempatan penawaran hanya beberapa penawar potensial
Menegaskan pentingnya pernyataan untuk memberikan kontrak dengan dasar sumber
daya tunggal
Memberikan penawar yang lebih disukai informasi rahasia ketimbang penawar yang lain
Mendiskualifikasi pemasok potensial melalui prekualifikasi yang tidak layak atau biaya
penawaran yang berlebihan
Terlibat langsung dalam kolusi dengan penawar, atau keterlibatan lain untu mengubah
proses secara keseluruhan.
Para penawar dapat mengambil beberapa tindakan untuk mengubah proses penawaran dan
outcomenya, seperti:
Bersengkokol antarpenawar untuk menentukan harga penawaran;
Bersengkokol untuk menetapkan perputaran atau system lainnya, dimana penawar
yang tidak berpartisipasi dalam perubahan, atau dengan sengaja mengajukan usulan
yang tidak akan diterima, atau secara teknis tidak sesuai
Mempromosikan standar teknis yang diskriminatif
Menggunakan pengaruhnya atau menyuap dalam rangka mendesak pengambil
keputusan atau pejabat public untuk campur tangan dalam evaluasi penawaran.
Permasalahn korupsi yang serius juga bias muncul pada tahapan pelaksanaan kontrak dan
setelah perolehan kontrak melalui praktik sebagai berikut:
Meluluskan untuk memenuhi standar kualitas, kuantitas, atau standar kinerja kontrak
Membayar konstruksi yang buruk, atau setuju menghasilkan barang dan jasa yang tidak
dapat diterima, atau mengabulkan klaim fiktif pengangkutan, atau kesalahan pengambilan
bahan dalam proses konstruksi
8
Mengizinkan “lowballing” (menerima tawaran yang rendah, dan kemudian memalsukan
harga)
Menunda pembayaran untuk memeras uang suap
Tempat pembayaran komoditas dalam kondisi darurat
Mempengaruhi seseorang pengambil keputusan demi memperoleh kontrak bagi
konstituennya.
Hal yang paling mudah dan bentuk korupsi yang paling menguntungksn dalam
pengadaan barang dan jasa public bukan semata menghasilkan barang atau melaksanakan
pekerjaan. Di Negara dengan systemakuntabilitas yang lemah, kapasitas administratif yang
rendah, atau sistem korupsi yang telah menyebar, tidaklah sulit untuk memalsukan dokumen
pelaksanaan atau sertifikat penyelesaian pekerjaan. Hal ini terjadi pada area dimana umpan balik
masyarakat merupakan senjata yang ampuh untuk melawan korupsi.
Upaya-upaya Internasional untuk Menjamin Keterpaduan dalam Pengadaan Barang dan
Jasa
Lembaga pemberi pinjaman internasional, seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank
Dunia, dan ADB berkontribusi secara signifikan dalam pemberantasan korupsi pada pengadaan
barang dan jasa. Prinsip umum pengadaan barang dan jasa pada PBB adalah mensyaratkan
seluruh pegawai pengadaan barang dan jasa organisasi public untuk menjaga keterpaduan
standar yang tidak dapat disangsikan dalam menjalin hubungan bisnisnya, baik keluar maupun
ke dalam organisasi yang diperkerjakan dan tidak memanfaatkan organisasinya demi keuntungan
pribadi. Amandemen yang dibuat Bank Dunia dalam dokumen standar penawaran pada bulan
Oktober 1996 mensyaratkan negar-negara peminjam, seperti halnya penawar, pemasok, dan
kontraktor untuk mempraktikan standar etikan tertinggi dalam pengadaan barang dan jasa serta
pelaksanaan kontrak.
Penawar juga diwajibkan untuk menyediakan informasi mengenai besaran komisi yang
dibayarkan kepada tim pengadaan terkait penawaran dan menandai bahwa hadiah atau komisi
apa pun tidak pernah diberikan.
9
Pengembangan Kapasitas Pengadaan Barang dan Jasa Publik
Walsh dan Leigland (dalam Perry 1986) menyatakan bahwa standar keahlian dan
profesionalitas pegawai pnegadaan barang dan jasa tidaklah mudah dicapai. Keahlian dan
profesionalitas pegawai merupakan pengalaman yang paling efektif untuk melawan ketiadaan
aturan dan penyuapan. Saat ini, pengadaan barang dan jasa sering kali mengandalkan
sepenuhnya kepada konsultan eksternal. Hal ini berisiko dan tidak bijak bagi kepentingan
pengembangan keahlian dalam jangka panjang. Selain itu, fungsi pengadaan barang dan jasa juga
harus dibuat sebagai bagian dari kompetensi pimpinan pengadaan. Pelaksanaan fungsi ini secara
efisien akan menjadi syarat kinerja bagi manajer pengadaan senior.
Administrasi pascakontrak dan pengamatan membutuhkan keahlian khusus untuk
memastikan bahwa kewajiban kontrak dipenuhi secara tepat waktu dan memecahkan
permasalahan yang ada. Organisasi pengadaan barang dan jasa juga harus memperbaharui
informasi serta pengetahuan mengenai aspek teknis, hokum kontrak, manajemen, praktik
pengadaan barang dan jasa, serta keuangan demi terwujudnya pelayan public melalui kursus
pengadaan barang dan jasa, rotasi, program promosi, serta rekrutmen individu yang
berpengalaman baik dari sector perusahaan maupun universitas.
Manajemen mebutuhkan arahan teknis (moduler) dalam pelatihan manajemen pengadaan
barang dan jasa untuk pelayanan sipil. Organisasi sector public mempunyai tanggung jawab
tambahan dalam menginisiasi danmendampingi profesionalisasi kontraktor berukuran kecil serta
mengembangkan kapasitas agen sukarelawan dan organisasi masyarakat di tingkat local untuk
menangani pelayanan kontrak kerja kecil.
1.1.6 Barang dan Jasa Publik vs Barang dan Jasa Swasta
Barang public adalah barang kolektif yang harus dikuaai oleh organsisasi sector public.
Sifatnya tidak eksklusif dan dapat diperuntukkan bagi kepentingan seluruh warga dalam skala
luas. Ada yang dapat dinikmati warga secara gratis, seperti udara yang bersih, air bersih, dan
lingkungan yang aman. Barang swasta adalah barang yang khusus dimiliki olehswasta. Barang
ini bersifat eksklusif dan hanya bias dinikmati oleh individu yang mampu membelinya.,karena
harganya disesuaikan dengan harga pasar.
10
Barang setengah kolektif yang dimiliki oleh swasta atau milik patungan swasta dan
organisasi public, tidak boleh bersifat eksklusif. Organisasi sector public harus ikut menentukan
harga penjualannya, namun biasanya tidak terjangkau oleh rakyat kecil, seperti sekolah swasta
dan rumah sakit swasta.
Pada dasrnya, pihak swasta merasa hanya bertanggu8ng jawab atas biaya dan manfaat
yang menguntungkan pihak swasta itu sendiri. Pihak swasta umumnya tidak peduli terhadap
biaya dan manfaat social, seperti kerusakan lingkungan, baik local maupun dalam skala wilayah
yang lebih luas lagi yang diakibatkan oleh proses produksi barang swasta tersebut. Biaya dan
manfaat social ini dianggap akan mengurangi keuntungan , apalagi biaya dan manfaat social ini
sulit dihitung serta tidak ada padanan harganya di pasar. Pihak swasta akan bersedia bertanggung
jawab terhadap biaya dan manfaat social yang telah diatur dalam perundang-undangan/peraturan
formal.
Penyedia Pelayanan
Sektor swasta mempunyai kecenderungan bekerja lebih efisien dan efektif ketimbang
sector public, hal ini dapat terjadi karena:
Sektor swasta memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya sehingga perubahan
permintaan pasar dapat ditanggapi
Persaingan pelayanan mendorong lebih baiknya mutu pelayanan dengan harga yang lebih
murah bagi pelanggan.
Kepentingan pelanggan tidak selamanya harus dipenuhi oleh pelayanan swasta. Ada beberapa
pengecualian dalam hal ini:
Pelanggan tidak mampu menilai mutu pelayanan. Jika hal ini terjadi, sector public harus
menetapkan sejumlah standar mutu untuk melindungi konsumen
Tidak terjadi persaingan antara pemberi pelayanan. Jika terjadi monopolo secara alamiah
(karena kecilnya pasar atau diperlukannya investasi yang besar untuk memasuki pasar),
maka sector swasta kurang mendapat insentif untuk beroperasi secara efisien. Hl ini
berarti bahwa sector swasta tidak selalu lebih efisien daripada sector public, dan juga
11
investasi public sekali lagi dibutuhkan untuk menjamin terpenuhinya harga standar, mutu,
dan persaingan
Terdapat faktor luar yang negatif yang mempengaruhi pelayanan. Contoh paling umum
dari pengaruh faktor luar adalah polusi. Jika pemberian suatu jasa atau produk
mempunyai dampak (positif dan negative) terhadap orang lain yang bukan produsen
ataupun konsumen barang dan jasa, maka itulah factor luar. Apabila factor luar itu
negative, seperti polusi, organisasi sector public dapat mengintervensi untuk
menghilangkan factor tersebut atau paling tidak menjamin bahwa orang-orang yang
terkena dampaknya diberi ganti rugi yang pantas
Perubahan Kelembagaan
Salah satu penentu utama hubungan ini adalah sikap orang yang bekerja di sector public.
Agar sebuah organisasi sector public terbuka terhadap saran dari lembaga yang mewakili
konsumen, atau bersedia mempertimbangkan pengalihan ke sector swasta, suatu perubahan
persepsi atau paradigm baru diperlukan. Melakukan peran baru dan tidak pasti bagi lembaga
merupakan hal yang sulit. Ketidakmampuan untuk memahami cara baru dalam mengerjakan
sesuatu, disebut kebutaaan paradigma.
Langkah pertama dalam mengatasi kebutaan paradigma adalah mencari apa yang bisa
dilakukan untuk mengubah cara kerja. Setelah itu, visi yang jelas tentang kemana organisasi
akan diarahkan penting untuk dibuat. Keadaan ini didorong oleh lingkungan yang dipimpin oleh
seorang pemimpin visioner, dimana suatu tim terpadu dengan bervisi sama dan visi tersebut
menyentuh semua orang dalam organisasi.
1.1.7 Standar Harga
Untuk menyusun anggaran pendapatan dan belanja, organisasi membutuhkan stadar
harga sebagai acuan bagi unit kerja/dinas untuk mengukur aktifitas dalam rancangan anggaran
pendapatan dan belanja. Penyusunan standar harga dalam organisasi sector public ditujukan
sebagai upaya mewujudkan tugas pengadaan barang dan jasa yang aman, andal, sehat, serasi,
serta selaras dengan lingkungannya melalui proses penyelenggaraan yang tertib dan dapat
12
dipertanggungjawabkan, yang menuntut standarisasi baik berupa standar harga maupun
administrasi.
Sebagai contoh, untuk menyusun APBD pemerintah membutuhkan standar harga yang
dapat dijadikan acuan bagi unit kerja/dinas dalam penyususnan anggaran APBD. Standar harga
tersebut merupakan untuk menentukan standar biaya per unit bagi setiap kebutuhan akan barang
dan jasa pada masing-masing unit kerja dalam suatu pemerintahan daerah. Standar harga ini
mencakup penentuan biaya per unit baik yang bersifat belanja operasi maupun belanja investasi.
Standar harga ini merupakan pendukung bagi proses penyusunan APBD guna menentukan
kewajaran biaya kegiatan pada satu unit kerja, baik untuk pengadaan barang yang bersifat fisik
maupun jasa.
Tujuan dan Manfaat Standar Harga
Penerapan standar harga pada dasarnya akan memberikan tujuan serta manfaat berikut:
Menghindari adanya belanja yang akan kurang efektif dalam upaya pencapaian
kinerja.
Terciptanya acuan standar yang normal mengenai barang dan jasa yang dapat
dijadikan acuan bagi unit kerja yang ada di organisasi pemerintahan maupun
organisasi sector public lainnya.
Terciptanya komunikasi yang lebih efektif dalam penyusunan anggaran.
1.1.8 Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik
Masyarakat sangat mendukung pelaksanaan reformasi dalam penyelenggaraan organisasi
sector public. Organisasi telah mengambil beberapa inisiati untuk memperbaiki penyelenggaraan
organisasi, antara lain:
Reformasi peraturan. Contohnya di organisasi pemerintah adalah reformasi hokum dan
yudikatif, termasuk pembentukan Komisi Ombudsman untuk menanggapi masalah
korupsi dan pembentukan Komisi Reformasi Hukum.
Perumusan strategi reformasi pegawai atau keanggotaan organisasi.13
Rancangan peraturan organisasi untuk memantapkan manajemen keuangan organisasi .
Pembentukan komisi anti korupsi pada organisasi.
Pembentukan kemitraan bagi pembaruan tata organisasi. Contohnya di organisasi
pemerintah adalah pembaruan tata pemerintahan yang didukung oleh UNDP, Bank
Dunia, dan ADB.
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2004
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah. Keppres 61
tahun 2004 telah mengatur denga tegas dan jeas mengenai prosedur barang/jasa, termasuk
pembinaan dan pengawasannya. Peranan asosiasi dunia yang telah mengenl dan memahami akan
pentingnya manajemen usaha yang professional perlu dioptimalkan. Asosiasi dunia harus
berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam pengadaan.
1.2 SISTEM PENGADAAN BARANG DAN JASA SEKTOR PUBLIK
1.2.1 Kerangka Kerja Hukum dan Peraturan Bagi Pengadaan Barang dan Jasa
Pengadaan Barang dan Jasa Publik serta Hukumnya
Kerangka kerja hukum bagi pengadaan brang dan jasa public termasuk kewajiban
internasional, perundang-undangan khusus pengadaan barang dan jasa, kontrak dan hokum
perdagangan secara umum, serta hokum hak paten dan hak cipta, hokum ketenagakerjaan,
hokum sewa-menyewa dankesepakatan sewa-beli, arbitrasi, serta konsiliasi.
Kerangka Kerja Aturan
Banyak Negara yang mengandalkan undang-undang kontrak umum untuk mengatur
pengadaan barang dan jasa public menerapkan aturan internal yang menentukan proses formal
penawaran, evaluasi penawaran, penyerahan dan kesimpulan kontrak, serta pengelolaan kontrak.
Aturan itu juga mengamanatkan agar bertransaksi dengan tantangan pengadilan yang
kemungkinan berasal dari penawar yang gagal mendapatkan kontrak, dan prosedur interpretasi
kontrak, pelanggan kontrak, serta penyelesaian perselisihan dan arbitrasi. Hal ini dimaksudkan
14
untuk memenuhi pemberian dan pengelolaan kontrak yang menghindari campur tangan arbiter
eksternal.
Regulasi pengadaan barang dan jasa serta aturan audit menempatkan kepercayaan yang
besar pada persaingan dan tujuan pembuatan keputusan, kecuali dalam keadaan darurat, seperti
bencana alam.Pendekatan ini sering kali menghasilkan aturan pengendalian yang luas. Kondisi
ini bisa menimbulkan kekeliruan oleh bagian pengadaan terkait review birokrasi yang berat serta
proses persetujuan. Beberapa organisasi sector public merasakan bahwa proses pengadaan
barang dan jasa telah menjadi akhir dari prose situ sendiri. Penekanan pada pemenuhan aturan
mengakibatkan terabaikannya dampak ekonomi atau efisiensi.
Setelah pengaturan kontrak, regulasi yang tegas tentang pelanggaran kontrak dan kinerja
kontraktor yang tidak memuaskan perlu diterbitkan. Regulasi ini akan mengatur spesifikasi
pekerjaan yang lengkap dan jelas, standar kinerja yang terdefinisi dengan jelas, daninsentif serta
penalty dalam kontrak. Meskipun regulasi ini telah dipahami sejak awal, penambahan biaya dan
penundaan waktu penyelesaian kontrak tidak akan dapat dihindari. Tata cara pengendalian
kondisi negative sangat berbeda antara satu Negara dengan Negara lainnya. Penalti formal bisa
berupa denda keuangan. Sementara itu, dampak kondisis negative adalah penambahan biaya dan
keterlambatan. Rumitnya tata aturan yang ada menyebabkan munculnya pergerakan untuk
mempersingkat dan menggabungkan hokum serta undang-undang mengenai transaksi pengadaan
barang dan jasa.
1.2.2 Penggunaan Kode Model ( Model Codes )
Pada tahun-tahun belakangan ini, penekanan ditempatkan pada penyeragaman kode
pengadaan barang dan jasa dalam mengatur kerangka kerja dasar pengadaan barang dan jasa
yang dilengkapi dengan aturan yang lebih rinci oleh organisasi sektor publik. Di tingkat daerah,
satu upaya pertama kali pada penyeragaman kode pengadaan barang dan jasa adalah Model
Procurement Code for State and Governments di Amerika Serikat. Model ini adalah yang paling
komprehensif dan konsisten dengan apa yang pernah dicoba serta diaplikasikan berikut unsur-
unsurnya, dan dimaksudkan untuk diadaptasi pada Negara tertentu dengan lingkungan lokal
masing-masing.
15
Model hukum pengadaan barang dan jasa public yang banyak digunakan salah satunya
diadopsi dari UN Commission on International Trade Law (UNCITRAL) pada tahun 1994.
Model ini menyatukan model hukum yang ada. Model hukum dimaksudkan untuk menjadi
model penetapan peraturan pengadaan barang dan jasa bagi Negara yang sedang berkembang
dan Negara miskin. Hal ini diharapkan dapat mengurangi inefisiensi dan potensi penyalahgunaan
dalam pengembangan hokum pengadaan barang dan jasa di berbagai Negara.
1.2.3 Manual dan Prosedur
Manual pengadaan barang dan jasa publik terdiri dari (i) manual kebijakan yang termasuk
aturan pembelian dan prosedur administrasi; (ii) manual dan prosedur operasi praktek internal;
dan (iii) manual vendor yang sering kali berbentuk booklet mengenai bagaimana melakukan
kerjasama dengan organisasi sektor publik.
Kumpulan kebijakan atau aturan tentang pengadaan perlu didokumentasi oleh bagian
pengadaan barang dan jasa atau unit kerja di bawahnya. Organisasi yang mengadakan barang dan
jasa harus mempunyai dokumentasi kebijakan, petunjuk, norma, standar, manual, prosedur,
catatan, dan kertas kerja terkait. Seluruh aktivitas dari masing-masing seksi atau bagian
seharusnya melakukan pekerjaan dan mendokumentasikan pekerjaannya, sesuai standar
pekerjaan yang telah ditetapkan. Unsur utama sistem dokumentasi pengadaan barang dan jasa
adalah:
1) Manual Kualitas (Quality Manual)
Organisasi yang melakukan pengadaan barang dan jasa harus mempunyai manual
kualitas. Tujuan dari manual ini adalah untuk mendokumentasikan kebijakan kualitas
yang didefinisikan oleh bagian pengadaan pada organisasi sector public, terkait dengan
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh organisasi yang menyediakan barang dan jasa. Di
manual kualitas ini terdapat pernyataan kebijakan, sedangkan kualitas kebijakan
ditentukan menurut peristilahan kegiatan organisasi, serta diselaraskan dengan dokumen
yang mendeskripsikan mengenai kebijakan masing-masing sesi atau bagian.
2) Standar Prosedur Pelaksanaan (Standard Operating Prosedures = SOP)
16
Organisasi pelaksana pengadaan barang dan jasa harus mempunyai SOP secara tertulis,
jelas, dan detail untuk seluruh kegiatan yang harus yang dilakukan. Isi dari SOP, terutama
mengenai langkah-langkah gambaran kegiatan, dan pencatatan yang disetujui, atau
format pelaporan yang dilampirkan. Hal ini mencerminkan keterangan-keterangan
mengenai operasional organisasi pengadaan barang dan jasa. SOP harus dikonsep oleh
orang yang bertanggungjawab atas penyusunan prosedur. Penulisan SOP juga harus
ditindaklanjuti untuk memastikan kemantapan rancangan format dan tata letak.
3) Perubahan Kebijakan Pengawasan (Change Control Policy)
Organisasi pelaksana pengadaan barang dan jasa harus memiliki kebijkan untuk
mengubah pengawasan. Kebijakan ini harus dirancang untuk mengelola perubahan
prosedur dan dokumentasi organisasi public, terutama perubahan data dan informasi
prakualifikasi pengadaan barang dan jasa. Prosedur untuk mengendalikan perubahan
yang berdampak pada perumusan proses menghasilkan metode pengujian analisis, atau
paket prakualifikasi produk merupakan hal yang esensial. Prosedur harus memastikan
bahwa perubahan yang dilakukan meliputi proses sebelum barang dihasilkan sebelum
barang diberikan dan dilepas untuk didistribusikan.
4) Kode Pelaksana (Code of Conduct) = Aturan Pelaksanaan
Organisasi pelaksana pengadaan barang dan jasa harus merancang, mengesahkan, dan
melaksanakan kode pelaksanaan tertulis. Kode pelaksanaan barang dan jasa itu harus
mendeskripsikan kebijakan organisasi pengadaan barang dan jasa berkenaan dengan
pelaksanaan staf dalam mematuhi kegiatannya. Kode pelaksanaan mencakup:
Pendahuluan dan tujuan;
Tanggung jawab utama;
Tanggung jawab pribadi;
Keselamatan;
Kompetensi professional;
Kualifikasi dan pengalaman;
17
Pelaksanaan;
Integritas dan sikap;
Pakaian, kesehatan, dan hygiene;
Pengelolaan hubungan;
Standard Operating Prosedures;
Perjalanan dan akomodasi;
Kerahasian dan konflik kepentingan;
Dokumentasi dan pencatatan;
Kontrak dan terms of reference (TOR);
File barang, evaluasi, dan inspeksi;
Contoh-contoh;
Laporan evaluasi dan inspeksi;
Penyediaan informasi dan rekomendasi.
5) Petunjuk mengenai Konflik Kepentingan (Guidelines on Conflict of Interest)
pengadaan barang dan jasa akan didukung dengan kebijakan tentang konflik kepentingan
yang harus dipatuhi seluruh personel. Dokumen petunjuk, ditujukan dalam poin:
Pendahuluan dan tujuan;
Definisi dan prinsip;
Pertanggungjawaban;
Kerahasiaan;
Ketidakberpihakan/Netralitas.
6) Daftar Prakualifikasi Produk dan Organisasi Pemasok Barang dan Jasa (List of
Prequalified of Interest)
Organisasi sector public yang mengurusi pengadaan barang dan jasa harus mempunyai
prosedur untuk drafting dan memelihara daftar organisasi pemasok barang dan jasa
berdasarkan informasi tentang evaluasi outcome serta inspeksi pelaksana pekerjaan.
18
Pejabat bagian pengadaan yang bertanggungjawab atas prakualifikasi juga harus
bertanggung jawab atas penambahan dan/atau penghapusan dari daftar. Daftar tersebut
berisi informasi:
Nama organisasi pelaksana pengadaan barang dan jasa;
Tanda tangan pejabat yang berwenang;
Nomor referensi dan versi daftar;
Tanggal persiapan daftar;
Nama dan alamat organisasi pemasok barang dan jasa, termasuk organisasi yang telah disetujui terkait masing-masing produk;
Alamat lengkap, termasuk alamat pos, telepon, nomor fax, dan alamat e-mail pengusaha serta pemasok barang dan jasa;
Produk lengkap, termasuk nama jenis, bentuk barang, kekuatan barang, dan uurannya;
Tanggal prakualifikasi;
Tanggal berakhirnya prakualifikasi;
Tanggal validitas daftar.
7) Penyelenggaraan Catatan (Maintenance of Records)
Catatan seluruh operasi harus diselenggarakan dan dijaga dalam bentuk yang sesuai. Area
yangcukup dalam catatan penyimpanan, termasuk informasi produk, informasi organisasi
pemasok barang dan jasa, serta laporan inspeksi harus tersedia. Akses ke area ini harus
dibatasi hanya bagi personel yang berwenang karena area tersebut menyimpan informasi
rahasia (termasuk catatan pembuatan, pengujian, dan/atau penyimpanan).
1.3 SIKLUS PENGADAAN BARANG DAN JASA SEKTOR PUBLIK19
Berikut adalah tahapan siklus pengadaan barang dan jasa public:
1.3.1 Penetapan Peraturan Pelaksanaan Anggaran
20
12. Proses kepemilikan serta penggunaan barang dan jasa
1. Penetapan peraturan pelaksanaan anggaran
11. Serah terima barang/jasa
10. Pengerjaan pengadaan
9. Penandatanganan SPK
8. Pengumuman hasil pengadaan
7. Proses tendering 6. Pengumuman pengadaan
2. Distribusi anggaran ke masing-masing
organisasi/unit
3. Pembuatan peraturan pengadaan
barang dan jasa
4. Penentuan program yang barang dan
jasanya perlu dikelola
5. Analisis anggaran pengadaan barang dan
jasa
Tahapan pertama dari siklus pengadaan barang dan jasa publik adalah menetapkan aturan
dalam melaksanakan anggaran yang telah ditetapkan agar pelaksanaannya dapat dikendalikan.
1.3.2 Distribusi Anggaran ke Masing-masing Organisasi/Unit
Setelah aturan dalam pengadaan barang dan jasa public ditetapkan, tahapan yang kedua
adalah pendistribusian anggaran untuk masing-masing unit atau organisasi yang membutuhkan.
1.3.3 Pembuatan Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa
Tahapan yang ketiga setelah anggaran didistribusikan ke masing-masing unit organisasi
adalah pembuatan peraturan dalam pengadaan barang dan jasa public. Hal ini akan memberikan
arahan dan pengendalian bagi setiap organisasi atau unit dalam pengadaan barang dan jasa
public, sehingga barang atau jasa yang diinginkan bisa didapatkan, sesuai keinginan dan
anggaran yang disediakan.
1.3.4 Penentuan Program yang Barang dan Jasanya Perlu Dikelola
Setelah aturan pengadaan barang dan jasa dibuat, tahapan selanjutnya adalah menentukan
program-program kegiatan apa yang membutuhkan pengadaan barang dan jasa. Dengan kata
lain, tahapan ini mengidentifikasi kegiatan/program yang memerlukan pengadaan barang dan
jasa.
1.3.5 Analisis Anggaran Pengadaan
Setelah ditemukan atau teridentifikasi program/kegiatan apa saja yang membutuhkan
pengadaan barang dan jasa, analisis anggaran yang disediakan dibandingkan dengan barang dan
jasa yang dibutuhkan, sehingga anggaran yang disediakan tersebut dapat digunakan secara
optimal dalam pemenuhan barang dan jasa.
1.3.6 Pengumuman Pengadaan
Tahapan selanjutnya adalah pengumuman pengadaan barang dan jasa, atau kegiatan
pemberitahuan kepada khalayak atau pihak-pihak yang mampu memenuhi barang dan jasa yang
dibutuhkan organisasi sector public tersebut dengan mengirimkan surat penawaran atas barang
atau jasa yang dibutuhkan.21
1.3.7 Proses Tendering
Tahap berikutnya adalah proses tendering. Dalam proses ini, organisasi sector public atau
pemerintah daerah melakukan seleksi atas surat penawaran barang dan jasa yang telah dikirim
oleh pihak-pihak yang mampu menyediakannya, kemudian dipilih penawaran yang paling
mampu memenuhi kriteria yang diajukan oleh organisasi sector public.
1.3.8 Pengumuman Hasil Pengadaan
Setelah melakukan proses tendering atau proses selesi surat penawaran barang dan jasa,
tahapan selanjutnya adalah mengumumkan pihak yang berhak memasok kebutuhan barang dan
jasa bagi organisasi sector public.
1.3.9 Penandatangan Surat Perjanian Kerja (SPK)
Setelah pengumuman hasil pengadaan dan pemberitahuan kepada pihak yang
bersangkutan, tahapan selanjutnya adalah penandatanganan surat kerjasama antara organisasi
sector public dan pihak penyedia barang dan jasa.
1.3.10 Pengerjaan Pengadaan
Tahapan selanjutnya adalah pihak yang memenangkan tender pengadaan barang dan jasa
yang dibutuhkan organisasi sector public memulai pengerjaan/proses produksi barang atau jasa
yang diperlukan.
1.3.11 Serah Terima Barang atau Jasa
Setelah barang dan jasa yang diinginkan siap pakai, tahapan selanjutnya adalah serah
terima barang dan jasa dari pihak yang mengadakan atau memproduksi barang dan jasa tersebut
dengan pihak organisasi sector public.
1.3.12 Proses Kepemilikan serta Penggunaan Barang dan Jasa
22
Setelah diterima oleh organisasi sector public, barang dan jasa sah menjadi milik
organisasi sector public dan siapa digunakan dalam menunjang kegiatan atau program yang telah
direncanakan.apabila organisasi sector public ingin melakukan pengadaan barang dan kembali,
akan kembali ke awal.
1.4 TEKNIK PENGADAAN BARANG DAN JASA SEKTOR PUBLIK
1.4.1 Proses Pengadaan Barang dan Jasa
Bentuk dan Tahapan Pengadaan Barang dan Jasa
Bentuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di berbagai organisasi sector public
tergantung pada sifat barang dan jasa, ukuran dan kerumitan kontrak, tingkatan administratif,
serta struktur pasar. Prosedur pengadaan barang dan jasa secara khusus dapat dikembangkan
serta diaplikasikan pada kasus tertentu, seperti:
Penawaran yang kompetitif (internasional atau nasional)
Pembelanjaan (internasional atau nasional)
Kontrak langsung (terkadang disebut dengan sumber kontrak tunggal atau pemilihan langsung)
Kekuatan akun
Pengadaan barang dan jasa melalui agen
Beberapa organisasi sector public lebih mengutamakan pemasok domestic. Persaingan
penawaran di tingkat nasional biasanya terjadi apabila penawaran luar negeri tidak tertarik akibat
ketidaksesuaian sifat barang dan jas atau kecilnya kapasitas pembelian. Metode pengadaan
barang dan jasa dalam berbagai nilai sangat berbeda. Metode paling sederhana biasanya
digunakan bagi pembelian dengan nilai yang lebih rendah.
Persaingan Penawaran
Persaingan yang kompetitif adalah penentu ambang nilai dalam pengadaan barang dan
jasa, di mana yang dipilih harus berada di atas ambang tersebut. Di samping pemasok swasta,
penawar potensial juga termasuk unit kerja di bawah organisasi nonpemerintah dan organisasi
nirlaba.23
Kompleksitas proses tergantung pada nilai serta sifat barang dan jasa yang diadakan.
Sementara itu, permintaan penawaran kompetitif sama di semua kasus dan memungkinkan
penggunaan bentuk-bentuk lain pengadaan barang dan jasa:
Deskripsi yang jelas dan adil apa yang dibeli;
Publikasi kesempatan untuk menawar;
Kriteria yang adil untuk pemilihan dan pembuatan keputusan;
Menerima tawaran dari pemasok yang bertanggung jawab (atau kontraktor);
Perbandingan penawaran dan penetapan penawaran yang terbaik, yang sesuai dengan aturan pemilihan yang ditentukan dan dipublikasikan sebelumnya;
Pemberian kontrak.
Terkait dengan proses di atas, tahapan proses penawaran kompetitif adalah:
Prapenawaran (prebid).
Pengumuman dan undangan penawaran kepada public.
Pembukaan dan evaluasi penawaran.
Pemecahan keluhan.
Pemberian kontrak dan kesimpulan.
Proses Prapenawaran (Prebid process)
Kebutuhan prapenawaran meliputi standar penawaran dan dokumen tender, aturan
pengklasifikasian dan pendaftaran kontraktor serta pemasok, aturan prekualifikasi, panitia
evaluasi penawaran (jika diperlukan), dan proses pengambilan keputusan menyangkut perolehan
penawaran. Dokumen harus berisi spesifikasi yang jelas, petunjuk kepada penawar, dan syarat-
syarat kontrak. Kebutuhan utama dari proses yang adil dan terbuka adalah dokumen penawaran
harus dalam bahasa yang mudah dipahami oleh semua penawar. Sejumlah Negara memberikan
informasi dan dokumen dalam bentuk elektronik melalui saluran yag mudah dijangkau atau
melalui saluran perkumpulan kontraktor.
Pengumuman dan Undangan Publik untuk Menawar
24
Pengumuman kesempatan penawaran merupakan hal yang sangat mendasar dalam
penawaran yang kompetitif. Pengumuman harus di publikasikan di surat kabar lokal dan nsional,
lembaran kantor, atau buletin elektronik untuk menyesuaikan sifat serta ukuran proyek.
Pengumuman penawaran hrus dipubliksikan dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga
kontraktor kecil dan organisasi masyrakat dapat mengikuti penawaran. Penawarn internasional
juga harus dipublikasikan di jurnal perdagangan dan surat kabar serta melalui internet.
Proposal teknis tanpa harga adalah yang pertama kali diundang berdasarkan spesifikasi
teknik dan kinerja. Penawar yang proposalnya dipertimbangkan akan ditanggapi dalam kriteri
teknik kemudian diundang untuk mengajukan penawaran harga.
Prakualifikasi penawar biasanya dibutuhkan untuk pekerjaan yang besar dan kompleks
atau atas pekerjaan dengan biaya tinggi yang nantinya dapat mengurangi persaingan, seperti
desain pesanan peralatan, bangunan industri, pelayanan khusus, kontrak inti, atau kontrak
pengelolaan. Prakualifikasi harus membatasi kapasitas, pengalaman, dan sumber daya kontraktor
untuk menampilkan pemenuhan kontrak berdasarkan pengalaman di masa lalu dengan kontrak
serupa.
Dokumen penawaran biasanya terdiri dari:
Undangan penawaran;
Instruksi kepada penawar, termasuk kriteria untuk evaluasi penawaran;
Formulir penawaran;
Kondisi umum dan khusus dari kontrak;
Spesifikasi (dan digambarkan jik relavan);
Daftar barang dan kuantitasnya;
Pemberian waktu atau skedul pemenuhan;
Kebutuhan lampiran untuk beberapa item, seperti jenis deposit atau jaminan
keamanan.
Dokumen itu harus menggunakan bahasa lokal atau internasional (biasanya bahasa
inggris). Untuk mendampingi organisasi sektor publik di negara berkembang, organisasi
25
internasional mempunyai standar dokumen penawaran untuk berbagai jenis pengadaan barang
dan jasa.
Pembukaan dan Evaluasi Penawaran
Kunci bagi terciptanya transparansi dan keadilan adalah membuka penawaran pada waktu
dan tempat yeng telah ditentukan, yang dihadapi oleh seluruh penawar atau perwakilannya.
Beberapa pembukaan penawaran publik akan mengurangi resiko bahwa penawaran akan bocor
kepada pesaing, hilang, atau dimanipulasi. Setelah penwaran dibuka dan pemenangnya
diumumkan, tidak ada lagi evaluasi tentang evaluasi penawaran dan rekomendasi penyerahan
yang akan diperlihatkan.
Beberapa organisasi sektor publik menyediakan panitia evaluasi penawaran bagi proses
pengadaan barang dan jasa. Para ahli juga diundang untuk mendampingi pelaksanaan evaluasi
penawaran yang kompleks.
Perolehan Kontrak
Organisasi memberikan kontrak dalam periode penawaran yang sah kepada penawar
yang telah ditentukan. Penentukan ini dilakukan dengan mengevaluasi dokumen penawaran yang
memiliki biaya yang memadai. Proses ini harus transparan dan terkait dengan kriteria tujuan.
Ganti Rugi terhadap Kelalaian
Kebanyakan organisasi sektor publik menyediakan prosedur pada bagian pengadaan
barang dan jasa itu sendiri untuk menginvestigasi keluhan kontraktor beserta ganti rugi atau
pembagiannya. Beberapa organisasi sektor publik menyediakan review atas keputusan
pemenang penawaran jika perwakilan dari penawar lain diterima, namun seluruh keputusan
pengadaan barang dan jasa terbuka untuk tantangan pengadilan.
Tingkah laku staf pengadaan barang dan jasa yang tidak tanggap terhadap keluhan dan
saran yang diajukan dapat menghambat hubungan mereka dengan organisasi sektor publik, serta
mengurangi keefektifan persaingan dimasa depan.
26
1.4.2 Bentuk Pengadaan Barang dan Jasa
Sumber Pengadaan Brang dan Jasa Tunggal
Pengadaan barang dan jasa publik dengan sumber tunggal disebut single-tender purchase
atau pilihan langsung atau kontrak langsung. Hal ini layak dilakukan menyangkut pembelian
sistem dan peralatan dan kondisi darurat atau bencana alam, dengan memenuhi kondisi
standarisasi perlengkapan atau suku cadang (dan harga yang pantas). Pemilihan langsung juga
sesuai dan efektif dalam pengadaan pelayanan konsultasi, dimana jejak catatan kompetensi
teknis merupakan pertimbangan utama menyangkut kesesuaian rentang waktu pelaksanaan. Hal
ini sering kali terjadi pada kasus pelyanan manajemen sektor publik dimana kontrak bernilai
kecil dan konsultan individu sangat dibutuhkan.
Permintaan Proposal (Request for Proposal)
Permintaan Proposal adalah negosiasi penawaran dimana pihak-pihak yang terlibat
memasukkan kontrak setelah mendiskusikan istilah, kelengkapan, biaya, unsur lainya. Proses
permintaan proposal dimulai dengan mendefinisikan lingkup pelayanan/jasa, yaitu identifikasi
penawar yang mungkin terkait ‘siapa’ yang mendorong membuat penawaran penyediaan jasa
atau produk. Kemudian, harga dan kondisi pelaksanaan dinegosiasikan.
Pengadaan Barang dan Jasa dari Entitas Organisasi Publik
Kontrak antar pemerintah merupakan pilihan pemberian layanann dimana satu unit
organisasi setuju menyediakan pelayanan lain (Rehfuss 1989). Kontrak antar organisasi sektor
publik juga berguna bagi integrasi antar bangsa di negara berkembang.
Pembelian dalam Skala Kecil (Small Purchases)
Seluruh orgasnisasi sektor publik dan organisasi internasional telah menetapkan nilai
ambang, dimana persaingan penawaran tidak dibutuhkan serta pengadaan barang dan jasa
dialihkan ke tingkatan yang lebih rendah atau prosedur pembelanjaan yang diizinkan.
27
Pengadaan Barang dan Jasa dari Organisasi Nirlaba serta Organisasi Masyarakat
Masyarakat lokal didorong untuk berpartisipasi dalam kontrak disejumlah negara dan
bahkan dalam proyek yang didampingi oleh pendonor. Tujuannya adalah untuk menaikkan
kelangsungan proyek mencapai tujuan khusus sosial, mengembangkan rasa memiliki proyek
ditingkat lokal, menemukan kebutuhan pengguna secara lebih tepat, atau mengurangi biaya
transaksi.
Di beberapa negara, kebijakan affirmative action mengatur usaha kecil, usaha minor atau
pengusaha perempuan. Transaksi yang dilakukan tidak harus selalu bermakna menjadi dasar
pasar, karena pasar yang sempurna akan dikoreksi atau tujuan sosial dimasukkan kedalam
outcome ekonomi.
Penawaran dalam Proyek yang Didanai Agen Donor
Berikut adalah empat pertimbangan yang mengarahkan syarat organisasi bantuan (World
Bank 1995) :
Ekonomi dan efisien dalam pelaksanaan proyek;
Kesempatan bagi semua penawar yang memenuhi syarat dari negar maju dan negara
berkembang untuk bersaing dan memperebutkan hak menyediakan barang dan jasa
didanai organisasi;
Mempromosikan kontrak domestik dan industri manufaktur dinegara penerima bantuan;
Transparansi dalam proses pengadaan barang dan jasa.
Secara mandiri, baik World Bank maupun ADB mempunyai prinsip-prinsip terbaik dari
pengadaan barang dan jasa yang berupa kebijakan atau amandemen aturan yang telah ada.
1.4.3 Administrasi Kontrak dan Pengawasan
Pentingnya Administrasi Kontrak
Administrasi kontrak dan pengawasan merupakan area yang terabaikan di berbagai
organissasi sektor publik, yang mencerminkan kapabilitas pelaksanaan yang rendah di organisasi
28
sektor publik. Secara umum kontrak harus dilaksanakan dan diawasi secara hati-hati.
Memisahkan kembali kontrak dengan pihak swasta tidak akan memecahkan masalah birokrasi.
Efektifitas pengelolaan kontrak sangat dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat lebih
dahulu pada perolehan kontrak. Kesepakatan yang dicapai bersifat ambiguitas,tidak realistis,atau
menimbulkan konflik yang dapat mempersulit manajer publik untuk mengawasi pelaksanaannya.
Banyak yang tidak mempunyai standar yang kinerja yang jelas,yang mengizinkan pekerja
kontraktor dinilai dan juga melindungi kontraktor dari intervensi arbitrasi.
Audit keuangan,pada saat diminta dan dibutuhkan,biasanya sudah terlambat untuk
meluruskan permasalahan dalam pelaksanaan meskipun pemeriksaan dapat menyediakan bukti
tentang pekerjaan yang salah,yang dapat digunakan untuk melawan kasus dipengadilan atau
diskualifikasi kontraktor dari pekerjaan yang akan datang.
Sisi positifnya penetapan barang dan hubungan profesional dengan kontraktor dapat
menjamin pelaksanaan kontraktor dengan baik. Korupsi seringkali dimungkinkan dengan
penggunaan penawaran rendah yang tidak realistis, dan kesepakatan secar diam-diam. Hanya
pengawasan kontrak yang kuat yang dapat mencehag praktek ini.
Jaminan Kualitas
Jaminan kualitas adalah bagian yang penting dalam pengamatan kontrak. Hal ini terkait
dengan draft teknis yang jelas dan karakter lain dari produk, pekerjaan, atau pelayanan yang
disediakan menurut kontrak. Sifat jaminan kualitas akan bergantung pada sifat output.
Beberapa negara maju telah menetapkan kebijakan pertanggungjawaban kontraktor untuk
memverifikasi dan menjamin kualitas produk yang diberikan. Kebijakan ini menetapkan derajat
yang tinggi bagi pertanggungjawaban kontraktor, keterampilan pengelolaan kontrak, dan
penyelesaian perdebatan dengan cepat. Ketiga faktor tersebut mempengaruhi eisiensi biaya
dinegara berkembang.
1.4.5 Pengadaan Barang dan Jasa Militer
Pengadaan barang dan jasa militer berbeda dengan pengadaan barang dan jasa sipil. Hal
ini terjadi atas pertimbanagan keamanan sosial akibat pelaksanaan yang kurang transparan 29
dibandingkan dengan bentuk lain dari pengadaan barang dan jasa. Pada sisi persediaan biaya
tetap, yang stabil dan skal ekonomi yang ada dalam produksi peralatan pertahanan serta
kebutuhan penelitian yang tinggi, dan pengembangan investasi dengan teknologi baru kan
semakin meningkatkan rintangan bagi ’’pendatang baru’’. Pada sisi permintaan, organisasi sektor
publik mencoba menerapkan pengendalian monopsoni sebagai pembeli tunggal peralatan dan
suku cadangnya oleh bbagian pertahanan.
Beberapa organisasi sektor publik telah mencoba menerapkan prinsip-prinsip pengadaan
barang dan jasa sipil untuk mempertahankan persediaan dengan baik melalui pengembangan
prosedur bagi kerahasiaan.
Di negara yang dasar industri pertahanannya masih lemah dan kapasitas evaluasi
pembeliaanya kurang memadai., potensi penyuapan serta bahaya kurang efisiensinya pembelian
peralatan sangatlah besar. Karena itu, negara penerima sering kali tidak mempunyai
pengendalian atas biaya, kualitas peralatan, dan suku cadangnya. Dampak yang paling nyata
adalah penigkatan utang luar negeri untuk belanja pertahanan.
1.5 CONTOH PRAKTEK PENGADAAN BARANG DAN JASA DI ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK
a. Pemerintah Pusat
Dalam organisasi pemerintahan pusat, kegiatan pengadaan barang dan jasa dilakukan
untuk memenuihi kebutuhan akn barang atau jasa dalam mendukung kegiatan operasional
kenegaraan serta pelayanan kepda rakyat dengan menggunakan dana APBN. Salah satu contoh
pengadaan baranga dan jasa yang dilakukan pemerintaha pusat adalah pengadaan perlatan serta
mesin- mesin untuk BUMN. Selain itu, pengadaan barang dan jasa untuk pemilu yang
dilakukan oleh KPU juga merupakan praktek pengadaan pengadaan barang dan jasa
diorganisasi pemerintahan.
b. Pemerintah Daerah
Pada intinya, proses pengadaan barang dan jasa di pemerintah daerah sama dengan di
pemerintah pusat, hanya ruang lingkup dan tingakatan/strukturalnya saja yang berbeda.
Pemerintah daerah terbatas pada lingkungan pemerintahan atau m,asyarakat di daerah tersebut.
Sebagai contoh, pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan pilkada yang dilakukan oleh
30
KPUD kabupaten yang bersangkutan, kebutuhan rehabilitas dan rekonstruksi jaln kota atau
propinsi, pengembangan perumahan dan pemukiman, peningkatan sarana dan prasarana kantor
kabupaten, dll.
LSM
LSM adalah organisasi berbasis nilai yang secara keseluruhan, atau sebagian tergantung
kepada lembaga donor. Pada dasarnya, tujuan pengadaan barang dan jasa pada LSM adalah
untuk mendukung penyediaan layanan dasr kepada masyarakat. Contohnya adalah kebutuhan
akan barang atau jasa yang digunakan dalam melakukan analisis dampak lingkungan, penegakan
HAM, dan pemonitoran kegiatan pemilu. Skala operasi di LSM biasanya kecil, sehingga semua
biaya operasi termasuk biaya pengadaan barang dan jasa yang transparan, efektif dan bebas dari
kemungkinan tindakan korupsi. (Sumber: Akuntansi untuk LSM dan parpol, Indra Bastian:2007)
Yayasan
Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan
tujuan dengan cara mendirikan badan usaha, dan/ikut serta dalam suatu badan usaha. Pengadaan
barang dan jasa pasti bertujuan untuk menunjang aktivitas pemberian layanan kepada masyarakat
dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Contohnya adalah pengadaan barang-barang
perlengkapan, sarana dan fasilitas untuk rumah ibadah dalam yayasan keagamaan, serta
pengadaan barang untuk bantuan kepada korban bencana alam. (Sumber: Akuntansi untuk
Yayasan dan Lembaga Publik, Indra Bastian: 2007)
Partai Politik
Seperti organisasi sektor publik lainya, partai politik juag melakukan proses pengadaan
barang dan jasa untuk menunjang kegiatannya. Sumber keuangan partai bisa diperoleh dari iuran
anggota, sumbangan (yang sah menurut hukum), dan bantuan dari anggaran negara. Contohnya,
ketika mendekati pemilu partai politik disibukkan dengan kegiatan kampanye. Untuk keperluan
kampanye tersebut, partai politik memerlukan sarana prasarana kampanye seperti kaos partai,
spanduk, bendera, poster dll.
31
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Sifat dan lingkup pengadaan barang dan jasa publik, sebagai berikut:
• Pengadaan barang dan jasa publik adalah perolehan barang jasa dan pekerjaan publik
dalam cara dan waktu tertentu yang menghasilkan nilai terbaik bagi publik (masyarakat).
• Pengadaan barang dan jasa publik merupakan hakikat dari tugas organisasi sektor publik.
Proporsi utama pengeluaran publik pada setiap level organisasi sektor publik adalah
pengadaaan barang dan jasa serta aktivitas konstruksi.
Pengadaan barang dan jasa publik sering kali digunakan sebagai alat bagi tujuan
kebijakan publik seperti membantu mengembangkan pertumbuhan industri kecil didaerah,
kelompok perempuan, atau kelompok marginal (tidak mendapatkan manfaat pembangunan).
Tujuan dari pengadaan barang dan jasa publik, meliputi:
a. Ekonomi
b. Substitusi impor
c. Pengembangan persaingan
d. Dimensi penataan
e. Perlindungan terhadap kepentingan masyarakat
f. Perlindungan lingkungan
32
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Erlangga.
33