asp kel 1

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan diselenggarakan melalui upaya kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat dan rujukan upaya kesehatan. Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan peran serta masyarakat, pusat pembinaan kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Berdasarkan perkembangannya maka dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan prepentif tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti dalam mengembangkan sitem pelayanan kesehatan di Indonesi kedua aspek ini tidak boleh dipisahkan, baik di rumah sakit maupun di puskesmas. Departemen Kesehatan menyiapkan rencana induk pelayanan kesehatan terpadu di Indonesia. Akhirnya pada tahun 1968 dalam rapaANt kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sitem pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat 1

Upload: dewijy

Post on 23-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

AKUNTANSI

TRANSCRIPT

Page 1: asp kel 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan diselenggarakan melalui 

upaya kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat dan rujukan upaya kesehatan.

Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan peran serta masyarakat, pusat

pembinaan kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Berdasarkan

perkembangannya maka dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan prepentif

tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti dalam mengembangkan sitem pelayanan kesehatan di

Indonesi kedua aspek ini tidak boleh dipisahkan, baik di rumah sakit maupun di puskesmas.

Departemen Kesehatan menyiapkan rencana induk pelayanan kesehatan terpadu di Indonesia.

Akhirnya pada tahun 1968 dalam rapaANt kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa

Puskesmas adalah merupakan sitem pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian

dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas).  Puskesmas disepakati sebagai unit pelayanan kesehatan yang

memberikan pelayanan kuratif dan prefentif secara terpadu, menyeluruh dan mudah

dijangkau dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan, dikotamadya atau

kabupaten. 

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari mini riset ini adalah untuk mengetahui harga yang seharusnya dikeluarkan

oleh masyarakat ketika berobat ke satu pelayanan yang ada di puskesmas, dan berapa

besarnya subsidi pemerintah untuk satu pelayanan yang ada di puskesmas. mencakup

1

Page 2: asp kel 1

perbandingan harga antara puskesmas dengan rumah sakit. Sedangkan manfaat dari mini riset

ini adalah agar penyusun dan pembaca dapat memperkaya pengetahuannya dalam bidang

akuntansi sektor publik.

1.3 Objek Penelitian

Mini riset ini dilakukan di Puskesmas Puter jalan Puter no 3 Kecamatan Coblong

Kota Bandung.

1.4 Metodologi Penelitian

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu, penelitian secara langung ke objek penelitian dengan cara observasi, yaitu

teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dengan objek yang

diteliti.

2. Penelitian Literature (Literature Research)

Yaitu, penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan catatan-catatan ilmiah

dan website yang dijadikan landasan teoritis.

2

Page 3: asp kel 1

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

2.1 Sejarah Singkat Puskesmas

UPT Puskesmas Puter merupakan salah satu puskesmas POLED yang terletak di

kecamatan coblong bertanggung jawab terhadap 6 kelurahan yaitu kelurahan sadang serang,

dago, cipaganti, lebak siliwangi, lebak gede dan sekeloa. UPT Puskesmas puter di bantu oleh

3 puskesmas jejaring, yaitu puskesma dago, puskesmas sekeloa dan puskesmas cikurta lama.

UPT Puskesmas Puter bertanggung jawab terhadap kelurahan sadang serang, puskesmas dago

bertanggung jawab terhadap 3 kelurahan yaitu kelurahan dago, cipaganti dan lebak siliwangi.

Puskesmas sekeloa bertanggung jawab terhadap kelurahan lebak gede dan puskesmas cikurta

lama bertanggung jawab terhadap kelurahan sekeloa. Puskesmas Puter juga merupakan salah

satu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota bandung yang bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas puter berperan menyelenggarakan

upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Upaya kesehatan yang di selenggarakan di UPT Puskesmas puter ini terdiri dari upaya

kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib merupakan

upaya kesehtan yang di laksanakan oleh seluruh puskesmas di indonesia. Upaya ini

memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui

peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).

Sejalan dengan hal tersebut UPT Puskesmas Puter menjalankan fungsinya sesuai

dengan visisnya yaitu : “Terciptanya UPT Puskesmas Puter Sebagai Pilihan Utama

Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan Dasar Dan Persalinan”. Visi tersebut

3

Page 4: asp kel 1

mendukung visi pembangunana kesehatan kota bandung “Bandung Kota Sehat Yang

Mandiri” . Agar visi tersebut dapat terlaksana dan terwujud maka digunakan strategi

operasional sebagai berikut :

1. Menggerakkan semua potensi yang ada dalam untuk melaksanakan pembangunan

kesehatan berwawasan.

2. Membentuk kemitraan dan memperluas kerjasama dalam usaha untuk mewujudkan visi

puskesmas

3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan persalinan

4. Meningkatkan promosi kesehatan.

5. Mengoptimalkan sistem informasi kesehatan yang ada.

6. Meningkatkan advokasi bidang kesehatan untuk menggalang dukungan dan kerjasama

dalam pembangunan kesehatan wilayah kerja.

Sebagai motto kerja untuk mencapai visi dan misi yaitu “PUSKESMAS PUTER

SAHABAT MASYARAKAT”.

2.2 Visi dan Misi Puskemas

Visi : Terciptanya PUSKESMAS PUTER sebagai pilihan pertama masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar dan persalinan

Misi :

1. Menggalang persamaan persepsi dan komitmen internal anggota organisasi secara

berkesinambungan

2. Meningkatkan pemanfaatan puskesmas bagi seluruh lapisan masyarakat dalam

memperoleh pembinaan dan pelayanan kesehatan

3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan persalinan

4. Menjalin kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan pihak swasta

4

Page 5: asp kel 1

2.3 Struktur Organisasi

5

Page 6: asp kel 1

2.4 Deskripsi Tugas

1. Kepala UPT Puskesmas

Melaksanakan tugas dinas di bidang kesehatan pada masyarakat dalam penyusunan

rencana dan teknis operasional pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai jenis dan

kewenangannya.

2. KASUBAG TU

Melaksanakan program / kegiatan dalam membantu pelayanan kesehatan di UPT

puskesmas dalam bidang ke tatausahaan, administrasi umum, perlengkapan, keuangan, dan

kepegawaian.

3. Gizi

Melaksanakan kegiatan perbaikan gizi, membantu kepala puskesmas dalam

melaksanakan kegiatan perbaikan gizi di wilayah kerja UPT puskesmas puter.

4. KIA

Menyelenggarakan pelayanan KIA dan KB di puskesmas.

5. Kesehatan Lingkungan

Sebagai petugas kesehatan lingkungan dalam wilayah kerja puskesmas, dan membina

kesehatan lingkungan dan penyediaan air bersih bagi masyarakat yang berada di wilayah

kerjanya.

6

Page 7: asp kel 1

6. LAB

Menyelenggarakan laboratorium sederhana di puskesmas.

7. UKS

Membina dan mengawasi upaya kesehatan sekolah.

7

Page 8: asp kel 1

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Akuntansi Sektor Publik

Mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana

masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di bawahnya,

pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek

kerja sama sektor publik serta swasta (Bastian, Indra 2010: 3).

3.2 Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian

biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran

terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya (Mulyadi 2012 : 7).

3.3 Biaya

Arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,

yang telah trjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan arti

sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh

aktiva. Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber ekonomi

untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah harga pokok (Mulyadi, 2012 : 8 - 9).

3.3.1 Penggolongan Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya

penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan

8

Page 9: asp kel 1

penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep: “different costs for

different purposes.”

Menurut Mulyadi pada bukunya Akuntansi Biaya (2012: 13 - 19) biaya dapat

digolongkan sebagai berikut:

1. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah depresiasi mesin, maka semua

pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya depresiasi mesin”.

2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi

pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan

manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Biaya Produksi

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk

jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen,

biaya bahan baku; biaya bahan penolong; biaya gaji karyawan yang bekerja dalam

bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan

proses produksi. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini

dibagi menjadi tiga, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead

pabrik (factory overhead cost).

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah

biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi (conversion cost), yang

merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

9

Page 10: asp kel 1

b. Biaya Pemasaran

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran

produksi. Contohnya adalah biaya iklan; biaya promosi, biaya angkutan dari gudang

perusahaan ke gedung pembeli; gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan

kegiatan pemasaran; biaya contoh (sample).

c. Biaya Administrasi dan Umum

Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran

produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi,

personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya

photocopy. Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering pula

disebut dengan istlah biaya komersial (commercial expense).

3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya Dengan Sesuatu Yang Dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya

dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

a. Biaya Langsung (direct cost)

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah

karena adanya sesuatu yag dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka

biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah

diidentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya Tidak Langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh

sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut

dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory

overhead cost). Biaya ini tidak mudah diidentifikasi dengan produk tertentu. Jika suatu

10

Page 11: asp kel 1

beban dipikul bersama oleh beberapa departemen perusahaan yang mengambil manfaat

dari terjadinya beban tersebut, maka beban tersebut dinamakan beban tidak langsung,

misalnya penyusutan gedung.

4. Penggolongan Biaya Menurut Perilaku Biaya Dalam Hubungannya Dengan

Perubahan Volume Kegiatan

Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan

menjadi:

a. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung.

b. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan

volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya

variabel. Contohnya adalah gaji bagian penjualan yang penggajiannya dengan gaji tetap

dengan prosentase tertentu dari penjualan.

c. Biaya Semifixed

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu

dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

d. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan

tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

5. Penggolongan Biaya Menurut Jangka Waktu Manfaatnnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

11

Page 12: asp kel 1

a. Pengeluaran Modal (capital expenditures)

Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode

akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal

ini pada saat terjadinya dibebankaan sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-

tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi.

Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk

reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk

riset dan pengembangan suatu produk. Karena pengeluaran untuk keperluan tersebut

biasanya melibatkan jumlah yang besar dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun,

maka pada saat pengeluaran tersebut dilakukan, pengorbanan tersebut diperlakukan

sebagai pengeluaran modal, dan dicatat sebagai kos aktiva. Periode akuntansi yang

menikmati manfaat pengeluaran modal tersebut dibebani sebagian pengeluaran modal

tersebut berupa biaya depresiasi, biaya amortisasi, atau biaya deplesi.

b. Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditures)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam

periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran

pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang

diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh pengeluaran pedapatan antara lain

adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja.

2.4 Harga Pokok Produksi

2.4.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk

dalam proses awal dan dikurangi persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok

12

Page 13: asp kel 1

produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan saa dengan biaya

produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir (Bastian Bustami

dan Nurlela 2010 : 49).

2.4.2 Komponen Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2012) biaya produksi adalah salah satu komponen yang

membentuk Harga Pokok Produksi. Biaya produksi terdiri dari :

1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Costs)

Menurut Mulyadi (2005:275), bahan baku langsung adalah bahan yang membentuk

bagian menyeluruh produk jadi. Contoh biaya bahan baku adalah alumunium yang

digunakan untuk membuat kaleng Pepsi.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs)

Menurut Mulyadi (2012:319) biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk

penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Biaya tenaga kerja langsung meliputi

kompensasi atas seluruh tenaga kerja yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam

proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Contohnya gaji dan

tunjangan yang dibayarkan kepada operator mesin.

3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Costs)

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang tidak dapat ditelesuri secara langsung

walaupun terkait dengan objek biaya (barang dalam proses hingga menjadi barang jadi).

Sehingga menurut Mulyadi (2012:194), biaya overhead pabrik adalah biaya produksi

selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Contohnya pekerja bagian

perawatan mesin, penyusutan pabrik, bahan penolong dan sebagainya.

2.4.3 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2012:16) dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya:

a. Biaya Produksi

13

Page 14: asp kel 1

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku

menjadi produk. Biaya produksi membentuk kos produksi, yang digunakan untuk

menghitung kos produk jadi dan kos produk pada akhir periode akuntansi masih dalam

proses.

b. Biaya Nonproduksi

Biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan

nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya

nonproduksi ditambahkan pada kos produksi untuk menghitung total kos produk.

Dalam pengumpulan harga pokok produksi terdapat dua metode yang dapat

digunakan yakni metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses.

2.4.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Menuru Mulyadi (2012:17) metode penentuan harga pokok produksi adalah cara

memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam

memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua

pendekatan: full costing dan variable costing.

2.4.4.1 Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang 6dari biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel

maupun tetap. Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur

biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku………………………xx

Biaya tenaga kerja langsung…………...xx

Biaya overhead pabrik variabel………..xx

Biaya overhead tetap…………………..xx

Kos produksi…………………………...xx

14

Page 15: asp kel 1

Sumber: Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. 2012

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos

produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan

biaya overhead tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya

administrasi dan umum). Lihat Gambar 2.2 yang melukiskan unsur kos produksi dan kos

produk dengan pendekatan full costing.

15

Page 16: asp kel 1

Gambar 2.2

Unsur HPP dengan Pendekatan Full Costing

Prime Cost Biaya Konversi

+ + +

BBB BTK BOPT BOPV

BA&U

+ BK +

Harga Pokok Produksi BP

Total Harga Pokok Produk

Ket:

BBB (Biaya Bahan Baku) BA&U (Biaya Administrasi dan Umum)

BTK (Biaya Tenaga Kerja) BOPT (Biaya Overhead Pabrik Tetap)

BK (Biaya Komersial) BOPV (Biaya Overhead Pabrik Variabel)

BP (Biaya Pemasaran)

Sumber: Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. 2012

2.4.4.2 Variable Costing

Variable costing merupakan merode penentuan kos produksi yang hanya

memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

16

Page 17: asp kel 1

variabel. Dengan demikian kos produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur

biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku………………………….xx

Biaya tenaga kerja langsung………………xx

Biaya overhead pabrik variabel…………..xx

Kos produksi………………………………xx

Sumber: Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. 2012

Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur kos

produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya

administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap ( biaya overhead pabrik tetap, biaya

pemasaran tetap, dan biaya administrasi dan umum tetap). Lihat Gambar 2.3 yang

melukiskan unsur kos produks dan kos produk

Gambar 2.3

17

Page 18: asp kel 1

Unsur HPP dengan Pendekatan Variable Cost

+ +

BBB BTK BOPT BOPV

Harga Pokok Produksi

+

+ + + +

BA&UV BPV BOPT BA&UT BPT

BP

Total Harga Pokok Produk

Ket:

BA&UV (Biaya Administrasi dan Umum Variabel)

BA&UT (Biaya Administrasi dan Umum Tetap)

BPT (Biaya Pemasaran Tetap)

BPV (Biaya Pemasaran Variabel)

BP (Biaya Periode)

Sumber: Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. 2012

BAB IV

18

Page 19: asp kel 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan mini riset di PUSKESMAS Puter dengan mengambil salah satu

sampel bidang, yaitu kebidanan. Pasien melahirkan yang yang datang untuk tahun 2014 di

estimasikan kurang lebih 300 pasien. Dengan biaya retribusi Rp 3.000, biaya persalinan

sesuai Peraturan Daerah Persalinan Normal yang berlaku Rp 200.000. Diluar biaya tersebut,

terkadang ada biaya tambahan sesuai tindakan yang ada, seperti: kesulitan pada plasenta akan

dikenakan biaya Rp 50.000, melakukan UGD (Unit Gawat Darurat) di atas pukul 2 dini hari

dikenakan biaya Rp 15.000.

Berikut adalah pembahasan komponen dan perhitungan untuk harga pokok pelayanan

yang di subsidi oleh pemerintah terhadap PUSKESMAS Puter selama tahun 2014.

4.1 Komponen Biaya Yang Terdapat dalam Harga Pokok Pelayanan

Harga Pokok Pelayanan pada PUSKESMAS Puter terdiri dari biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik

tetap. Dalam penentuan harga pokok pelayanan, diperhitungkan dengan metode full costing

atau penyerapan penuh yang artinya biya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik tetap diakumulasikan sebagai harga pokok pelayanan.

4.1.1 Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk bidang kebidanan, bahan baku

merupakan penjumlahan dari obat-obat yang diresepkan pada pasien selama mengandung

hingga melahirkan, menggunakan harga farmasi pada RS. Al-Islam. Berikut dibawah ini

merupakan rincian bahan baku pada tahun 2014.

19

Page 20: asp kel 1

Tabel 4.1

Rincian Bahan Baku

PUSKESMAS PUTER

No Jenis Harga Kuantitas Total

1. Bactesyn Inj. 0,75 gr Rp 105.600 300 Rp 31.680.000

2. Heparin Cap Rp 6.600 300 Rp 198.000

3. Mikasin Inj. 250 mg Rp 121.440 300 Rp 36.432.000

4. Fenicol Ed. 0,25% Md Rp 4.620 300 Rp 1.386.000

5. Neo-k Inj. (5g) Rp 16.262 300 Rp 4.878.600

6. Dialon Cap (100g) Rp 4.309 300 Rp 1.292.700

7. Sirplus Granul Straw. Rp 182 600 Rp 109.200

4.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Dalam proses pelayanan terhadap pasien Pelayanan Kebidanan, terdapat satu orang

Dokter dan tujuh orang Bidan yang menanganinya. Dokter yang sekaligus menjabat sebagai

Kepala UPT PUSKESMAS Puter masuk golongan IV C, masa kerja 4 tahun, dan gaji > Rp

3.000.000. Ketujuh bidan yang bekerja, semuanya masuk golongan III, masa kerja antara 4-

26 tahun, dengan gaji antara Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000. Lebih rinci nya akan dijelaskan di

kolom perhitungan.

4.1.3 Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik terdiri dari beberapa macam biaya seperti biaya bahan

penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya perlengkapan, biaya listrik, biaya pulsa

selular, biaya pembungkusan, biaya transportasi, biaya penyusutan aset tetap, dan biaya lain-

lain.

20

Page 21: asp kel 1

Berikut penjelasan masing-masing biaya overhead pabrik yang telah ditentukan:

Biaya Perlengkapan

Biaya perlengkapan yang masuk ke dalam pelayanan pasien Pelayanan Kebidanan

adalah tegaderm (1622 w), kapas, alkohol, oksigen, underpad, kassa steril16x16, IV

Cath Wnflo no. 266, syringe 1cc tubercullin, syringe 5 cc (BB) 100g, S. Non steril 5

win glove, dan alkafil 16x16 CM Blue.

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung di PUSKESMAS Puter dalam pelayanan pasien

Pelayanan Kebidanan yaitu, dua orang bagian administrasi dengan satu orang

golongan IIIa, masa kerja 28 tahun, gaji di atas Rp 3.000.000, dan satu orang lagi

golongan IIa, masa kerja 21 tahun, gaji di atas Rp 2.000.000. Dan satu orang bagian

tata usaha golongan IIIc, masa kerja 14 tahun, gaji di atas Rp 3.000.000.

Biaya Penyusutan Peralatan

Peralatan yang disusutkan untuk pelayanan pasien Pelayanan Kebidanan yaitu, partus

set (1/2 kocher, gunting episiotomi, umbillical klem, pinset anatomis, nalpuder,

gunting jahit,dll), kasur, inkubator bayi(electricity baby incubator, matras+tiang infus,

air temp. mode with micro-computer controlled, dual LED display, input power

300VA, operating environment humidity range 30% RH - 75%RH, operating

atmosphere pressure range 700 pa – 1060 pa), tabung oksigen set (trolley,

nasalcanut, regulator O2), lampu sorot, stetoskop, dan tensi darah. Semua peralatan

di asumsikan memiliki umur ekonomis 5 tahun, dan perhitungan penyusutannya

menggunakan metode sraight line method.

Biaya lain-lain

Yang termasuk ke dalam biaya lain-lain adalah biaya listrik dan biaya telepon selama

setahun yang dihabiskan untuk pelayanan pasien Pelayanan Kebidanan.

21

Page 22: asp kel 1

4.2 Perhitungan Harga Pokok Pelayanan

Pehitungan harga pokok pelayanan ini menggunakan metode full costing, artinya

bahwa semua unsur biaya dimasukkan ke dalam proses pelayanan tersebut. Dari informasi

yang telah dijabarkan sebelumnya, berikut adalah perhitungannya:

4.2.1 Biaya Bahan Baku

Tabel 4.2

Perhitungan Bahan Baku

PUSKESMAS PUTER

No Jenis Harga Kuantitas Total

1. Bactesyn Inj. 0,75 gr Rp 105.600 300 Rp 31.680.000

2. Heparin Cap Rp 6.600 300 Rp 198.000

3. Mikasin Inj. 250 mg Rp 121.440 300 Rp 36.432.000

4. Fenicol Ed. 0,25% Md Rp 4.620 300 Rp 1.386.000

5. Neo-k Inj. (5g) Rp 16.262 300 Rp 4.878.600

6. Dialon Cap (100g) Rp 4.309 300 Rp 1.292.700

7. Sirplus Granul Straw. Rp 182 600 Rp 109.200

Jumlah Bahan Baku Rp 75.976.500

4.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung

22

Page 23: asp kel 1

Tabel 4.3

Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung

PUSKESMAS PUTER

NO Jabatan Masa

Kerja

Golongan Gaji

1. Dokter Kepala UPT 4 IV C Rp 3.161.700

2. Bidan A 26 III A Rp 3.468.200

3. Bidan B 16 III A Rp 2.970.100

4. Bidan C 8 III B Rp 2.734.600

5. Bidan D 2 III B Rp 2.415.000

6. Bidan E 24 III C Rp 3.652.800

7. Bidan F 10 III D Rp 3.160.900

8. Bidan G 6 III D Rp 2.792.200

Jumlah Biaya Tenaga Kerja Lngsung Rp 24.355.500

BTKL per tahun = Rp 24.355.500 x 12 bulan = Rp 292.266.000

4.2.3 Biaya Overhead Pabrik

a. Biaya Perlengkapan

Tabel 4.4

Perhitungan Biaya Perlengkapan

23

Page 24: asp kel 1

PUSKESMAS PUTER

NO Jenis Harga Kuantitas Total

1. Tegaderm (1622 w) Rp 6.376 300 Rp 1.912.800

2. Kapas Rp 20.000 300 Rp 6.000.000

3. Alkohol Rp 13.000 300 Rp 3.900.000

4. Oksigen Rp 28.000 300 Rp 8.400.000

5. Underpad Rp 29.000 300 Rp 8.700.000

6. Kassa steril 16x16 Rp 7.920 300 Rp 2.376.000

7. IV Cath Winflo No. 266 Rp 11.220 300 Rp 3.366.000

8. Syringe 1cc tubercullin Rp 30.632 300 Rp 9.189.600

9. Syringe 5cc (BB) 100g Rp 1.716 300 Rp 514.800

10. S.T. Nonsteril 5 win glove Rp 4.356 300 Rp 1.306.800

11. Alkafil 16x16 cm Blue Rp 17.952 300 Rp 5.385.600

Jumlah Biaya Perlengkapan Rp 51.051.600

b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tabel 4.5

Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

PUSKESMAS PUTER

24

Page 25: asp kel 1

NO Jabatan Masa

Kerja

Golongan Gaji

1. Bagian Administrasi 21 III A Rp 2.516.500

2. Bagian Administrasi 28 III A Rp 3.577.400

3. Bagian Tata Usaha 14 III C Rp 3.128.200

Jumlah Biaya Tenaga Kerja Lngsung Rp 9.222.100

Biaya tenaga kerja tidak langsung untuk per tahunnya maka, Rp 9.222.100 x 12 = Rp

110.665.200.

c. Biaya Penyusutan Peralatan

Tabel 4.6

Biaya Penyusutan Aset Tetap

PUSKESMAS PUTER

No Peralatan

Umur

Ekonomis Nilai Perolehan Penyusutan

1. Partus Set 5 Tahun Rp 320.000 Rp 64.000

2. Kasur 5 Tahun Rp 1.750.000 Rp 350.000

3. Inkubator 5 Tahun Rp 10.600.000 Rp 2.120.000

4. Tabung Oksigen Set 5 Tahun Rp 635.000 Rp 127.000

5. Lampu Sorot 5 Tahun Rp 400.000 Rp 80.000

6. Stetoskop 5 Tahun Rp 1.500.000 Rp 300.000

7. Tensi Darah 5 Tahun Rp 165.000 Rp 33.000

25

Page 26: asp kel 1

Jumlah Biaya Penyusutan Rp 3.074.000

d. Biaya Lain-lain

Tabel 4.7

Biaya Lain-lain

PUSKESMAS PUTER

No

. Biaya lain-lain Jumlah

1 Listrik Rp 800.000

2 Telepon Rp 300.000

Jumlah Rp 1.100.000

Biaya lain-lain per tahun yaitu, Rp 1.100.000 x 12 = Rp 13.200.000.

Tabel 4.8

Biaya Overhead Pabrik

PUSKESMAS PUTER

26

No. Uraian Jumlah

1 Biaya perlengkapan Rp 51.015.600

2 Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 110.665.200

4 Biaya penyusutan peralatan Rp 3.074.000

5 Biaya lain-lain Rp 13.200.000

Jumlah Rp 177.954.800

Page 27: asp kel 1

4.3 Harga Pokok Pelayanan untuk Pasien Pelayanan Kebidanan

Tabel 4.9

Perhitungan Harga Pokok Pelayanan

PUSKESMAS PUTER

Biaya Bahan Baku

Obat-obatan Rp 75.976.500

Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 75.976.500

Biaya Tenaga Kerja Langsung

1 Dokter Rp 3.161.700

7 Bidan Rp 21.193.800

Jumlah dikalikan 12 bulan

Jumlah Biaya Tenaga Kerja langsung Rp 292.266.000

Biaya Overhead Pabrik

Biaya Perlengkapan

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Penyusutan Peralatan

Biaya Lain-lain

Rp 54.015.600

Rp 110.665.200

Rp 3.074.000

Rp 13.200.000

Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 177.954.800

27

Page 28: asp kel 1

Total Harga Pokok Pelayanan Rp546.197.300

Harga sebenarnya yang harus dibayar pasien adalah Rp 546.197.300 : 300 = Rp

1.820.657,667 ~ Rp 1.820.658

4.4 Biaya yang dibayar pasien saat ini

Tabel 4.10

Biaya Dibayar Pasien Saat Ini

PUSKESMAS PUTER

4.5

Subsidi

Pemerintah yang masuk ke PUSKESMAS PUTER selama tahun 2014

Harga seharusnya – biaya yang dibayar saat ini

Rp 1.820.658 – Rp 268.000

Rp 1.552.658

28

No. Uraian Jumlah

1 Biaya Retribusi Rp 3.000

2 Biaya Melahirkan Rp 200.000

4 Biaya UGD Rp 15.000

5 Biaya Plasenta Rp 50.000

Jumlah Rp 268.000

Page 29: asp kel 1

Maka, tahun 2014 subsidi yang mengalir dari dana pemerintah ke PUSKESMAS

Puter adalah Rp 1.552.658 x 300 pasien = Rp 465.797.400

BAB V

KESIMPULAN

Puskesmas adalah sistem pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian dikembangkan

oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas).  Puskesmas disepakati sebagai unit pelayanan kesehatan yang memberikan

pelayanan kuratif dan prefentif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau dalam

wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan, dikotamadya atau kabupaten. 

29

Page 30: asp kel 1

UPT Puskesmas Puter merupakan salah satu puskesmas POLED yang terletak di

kecamatan coblong bertanggung jawab terhadap 6 kelurahan yaitu kelurahan sadang serang,

dago, cipaganti, lebak siliwangi, lebak gede dan sekeloa. UPT Puskesmas puter di bantu oleh

3 puskesmas jejaring, yaitu puskesma dago, puskesmas sekeloa dan puskesmas cikurta lama.

Upaya kesehatan yang di selenggarakan di UPT Puskesmas puter ini terdiri dari upaya

kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib merupakan

upaya kesehtan yang di laksanakan oleh seluruh puskesmas di indonesia

Salah satu pelayanan yang ada di puskesmas puter adalah pelayanan kebidanan.

Pelayanan Kebidanan meliputi layanan kesehatan ibu dan anak termasuk kesehatan ibu, bayi

dan anak, KB, nifas dan persalinan. Jika dibandingkan dengan persalinan di Rumah Sakit,

persalinan di Puskesmas jauh lebih murah harganya karena adanya subsidi dari pemerintah

untuk masyarakat. Lewat subsidi yang diberikan pemerintah tersebut, memberikan

keringanan bagi masyarakat menengah kebawah.

Saat ini pasien membayar Pelayanan Kebidanan kurang lebih sebesar Rp 268.000, sedangkan

dari harga pokok pelayanan yang telah dihitung, seharusnya pasien membayar sebesar Rp

1.820.658. Selisih dari angka tersebut merupakan subsidi dari pemerintah terhadap

PUSKESMAS PUTER, yaitu sebesar Rp 1.552.658/pasien. Maka dapat disimpulkan dengan

estimasi pasien kurang lebih 300 orang, subsidi pemerintah terhadap pelayanan kebidanan di

PUSKESMAS PUTER selama tahun 2014 sebesar Rp 1.552.658 x 300 pasien = Rp

465.797.400.

30

Page 31: asp kel 1

BAB VI

SARAN

Subsidi yang didapat dari pemerintah bisa teralokasikan dengan baik. Dengan subsidi

tersebut, diharapkan kinerja pegawai di PUSKESMAS PUTER dapat ditingkatkan lagi,

terutama dalam pelayanan kebidanan terhadap masyarakat yang berobat ke sana. Agar

terciptanya hubungan yang baik antar pasien dan pegawai.

31

Page 32: asp kel 1

Selain itu, alokasi dana subsidi bisa digunakan juga untuk peremajaan ruang-ruang di

puskesmas dan pencahayaan yang ditingkatkan lagi, agar pasien yang datang ke sana dapat

nyaman berada disana, terutama untuk pasien yang rawat inap.

LAMPIRAN

32

Page 33: asp kel 1

33

Page 34: asp kel 1

34

Page 35: asp kel 1

35

Page 36: asp kel 1

36