asosiasi perguruan 71-1 t .-...

4
ASOSIASI PERGURUAN 71-1 T 31 SWAL I- .- 3NESIA ( APTISI ) d.a. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jl. Gandaria 1V/24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130 Telp/Fax. : (021)7398898 Bank Niaga : 005-0106986002 PERNYATAAN SIKAP APTISI HASIL RPPP KE-7, BATAM 1-3 April 2015 Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) Ke-7 APTISI di Batarn, 1-3 April 2015, yang dihadiri oleh 175 peserta dari 28 APTISI Wilayah seluruh Indonesia, memandang perlu menyikapi isu-isu yang terkait dengan (1) pendidikan, diantaranya Nisbah Dosen/Mahasiswa, Pengusulan NIDN, Akreditas, Riset Perguruan Tinggi, Kerjasarna Perguruan Tinggi dan Industri dan (2) kebangsaan seperti kasus hukurnan mati pengedar Narkoba, dan Kawasan Karnpus Tanpa Rokok. A. MASALAH PENDIDIKAN Nisbah DosenMahasiswa Surat Edaran Nomor : 1915/E.E2.3W2015 menyebutkan bahwa bagi program studi yang memiliki nisbah dosen Imahasiswa 1: 30-300 untuk bidang IPA dan 1:45-300 akan diberi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut terhitung 28 Februari 2015 hingga31 Desember 2015. Sedangkan bagi program studi yang nisbahnya 1:300 di non-aktifkan per tanggal 30 April 2015. Meskipun masih ada perbedaan standarisasi nisbah dosedmahasiswa dan kebijakan tidak diberlakukan kepada Universitas Terbuka (UT), pada prinsipnya APTISI mendukung surat Edaran Nisbah dosen/mahasiswa sepanjang kebijakan tersebut memang untuk menjaga mutu pendidikan tinggi. Namun demikian hendaknya Kemenrestekdikti tidak serta merta memberikan sanksi berat hanya adanya kesalahan rasio nisbah dosen/mahasiswa dengan memperhentikan berbagai pelayanan, seperti di non-aktifkan prodi, dihentikan beasiswa, PD Dikti, Serdos dll. Selain itu, untuk memberikan kemudahan PTS untuk memenuhi nisbah dosen/mahasiswa, Kemenrestekdikti seharus memperhatikan (1) kemudahan memproses usulan NIDN yang selama ini butuh waktu lebih dari 3 (tiga) bulan, (2) segera mengeluarkan kebijakan NIDN khusus bagi dosen tidak tetap sehingga bisa menambah rasio dosenhahasiswa, dan (3) mempertimbangkan dosen tidak tetap yang diangkat oleh PTS dapat dimasukan sebagai nisbah dosedmahasiswa. Sebaliknya, APTISI juga menekankan kepada pengelola PTS tetap menjaga kualitas pelayanan pendidikan kepada mahasiswa.

Upload: duongbao

Post on 20-May-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASOSIASI PERGURUAN 71-1 T .- APTISIaptisi.org/wp-content/uploads/2015/04/Pernyataan-Sikap-APTISI-pada... · Pengusulan NIDN, Akreditas, ... hingga31 Desember 2015. Sedangkan bagi

ASOSIASI PERGURUAN 71-1 T 31 SWAL I- .- 3NESIA ( APTISI )

d.a. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jl. Gandaria 1V/24, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130 Telp/Fax. : (021) 7398898

Bank Niaga : 005-0106986002

PERNYATAAN SIKAP APTISI HASIL RPPP KE-7, BATAM

1-3 April 2015

Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) Ke-7 APTISI di Batarn, 1-3 April 2015, yang dihadiri oleh 175 peserta dari 28 APTISI Wilayah seluruh Indonesia, memandang perlu menyikapi isu-isu yang terkait dengan (1) pendidikan, diantaranya Nisbah Dosen/Mahasiswa, Pengusulan NIDN, Akreditas, Riset Perguruan Tinggi, Kerjasarna Perguruan Tinggi dan Industri dan (2) kebangsaan seperti kasus hukurnan mati pengedar Narkoba, dan Kawasan Karnpus Tanpa Rokok.

A. MASALAH PENDIDIKAN

Nisbah DosenMahasiswa

Surat Edaran Nomor : 19 15/E.E2.3W2015 menyebutkan bahwa bagi program studi yang memiliki nisbah dosen Imahasiswa 1: 30-300 untuk bidang IPA dan 1:45-300 akan diberi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut terhitung 28 Februari 201 5 hingga31 Desember 2015. Sedangkan bagi program studi yang nisbahnya 1:300 di non-aktifkan per tanggal 30 April 2015. Meskipun masih ada perbedaan standarisasi nisbah dosedmahasiswa dan kebijakan tidak diberlakukan kepada Universitas Terbuka (UT), pada prinsipnya APTISI mendukung surat Edaran Nisbah dosen/mahasiswa sepanjang kebijakan tersebut memang untuk menjaga mutu pendidikan tinggi. Namun demikian hendaknya Kemenrestekdikti tidak serta merta memberikan sanksi berat hanya adanya kesalahan rasio nisbah dosen/mahasiswa dengan memperhentikan berbagai pelayanan, seperti di non-aktifkan prodi, dihentikan beasiswa, PD Dikti, Serdos dll. Selain itu, untuk memberikan kemudahan PTS untuk memenuhi nisbah dosen/mahasiswa, Kemenrestekdikti seharus memperhatikan (1) kemudahan memproses usulan NIDN yang selama ini butuh waktu lebih dari 3 (tiga) bulan, (2) segera mengeluarkan kebijakan NIDN khusus bagi dosen tidak tetap sehingga bisa menambah rasio dosenhahasiswa, dan (3) mempertimbangkan dosen tidak tetap yang diangkat oleh PTS dapat dimasukan sebagai nisbah dosedmahasiswa. Sebaliknya, APTISI juga menekankan kepada pengelola PTS tetap menjaga kualitas pelayanan pendidikan kepada mahasiswa.

Page 2: ASOSIASI PERGURUAN 71-1 T .- APTISIaptisi.org/wp-content/uploads/2015/04/Pernyataan-Sikap-APTISI-pada... · Pengusulan NIDN, Akreditas, ... hingga31 Desember 2015. Sedangkan bagi

1 2. Batas Umur Pengajuan NIDN

Kebijakan batas umur 50 tahun untuk mengajukan NIDN sangat menyulitan PTS terutama PTS yang berada di luar Jawa. Berkaitan dengan kondisi tersebut, APTISI meminta kepada Kemenrestekdikti dapat merivi kebijakan tersebut dengan menentukan batas urnur pengajuan NIDN dosen tetap. Selain itu, APTISI meminta Kemenrestekdikti mengeluarkan kebijakan dibolehkannya Guru Besar (Profesor) yang telah pensiun untuk diangkat oleh PTS dengan segala beban numerasinya.

3. Akreditasi

Saat ini, BAN PT sedang menyusun instrumen Standar Baru Akreditasi yang mendasarkan pada 24 Standar Nasional Perguruan Tinggi. APTISI merespon baik penyusunan standar baru tersebut dengan melibatkan berbagai stakeholder, khususnya perguruan tinggi. Dengan demikian standar baru akan membumi dan meningkatkan mutu pengelolaan perguruan tinggi.

Terkait dengan pembiyaan Akreditasi saat ini, APTISI meminta menjadi tanggungjawab pemerintah. Tidak dibebankan kepada Perguruan Tinggi, seperti yang sudah diterapkan pada pembiyaan LAM-PTKESyang dirasakan sangat memberatkan bagi perguruan tinggi swasta.

4. Riset Perguruan Tinggi

APTSI mengapresisi usaha yang telah dilakukan oleh Menristek yang menyusun 5 dirjen: (1) pembelajaran dan kemahasiswaan, (2) kelembagaan llmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan tinggi, (3) sumber daya ilmu pengetahuan, dan pendidikan tinggi, (4) penguatan riset dan pengembangan, dan (5) penguatan inovasi. Dengan numenkaltur gabungan antara riset, teknologi dan perguruan tinggi diharapkan akan mendorong berrnunculan riset dan inovasi perguruan tinggi. Untuk mewujudkan riset perguruan tinggi dan inovasi tersebut, diharapkan Kemenrestek sungguh-ungguh berkomitmen meningkatkan anggarn riset, khususnya riset perguruan tinggi, mengingat selarna ini telah tercatat pada anggaran APBN untuk riset jurnlahnya sangat minim,kurangdari 1 persendari APBN. Negara lain memiliki dana penelitian hingga 2-3 persendari total anggaran. Seperti juga disebutkan oleh Menrestek bahwa anggaran riset Indonesia hanya 0,09 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2013.

5. Beasiswa

APTISI mendorong realisasi rencana Kemenresdikti yang menyediakan 7000 beasiswa untuk menlanjutkan ke studi S2 dan S3 mengingat masih terdapat sekitar 39000 dosen yang masih S1. APTISI juga mendorong pemberiaan beasiswa Bidikrnisi tepat sasaran, terutama bagi PTS yang sangat membutuhkan.

Page 3: ASOSIASI PERGURUAN 71-1 T .- APTISIaptisi.org/wp-content/uploads/2015/04/Pernyataan-Sikap-APTISI-pada... · Pengusulan NIDN, Akreditas, ... hingga31 Desember 2015. Sedangkan bagi

6. Lembaga Layanan Perguruan Tinggi (LLPT)

APTISI mendesak Kemenrestekdikti segera mengefektifkan fungsi pelayanan Lembaga Pelayanan Perguruan Tinggi agar memacahkan masalah-masalh beokrasi yang dirasakan menghambat pelayanan kepada perguruan tinggi. Selain itu, APTISI terus mengusulkan agar Koordinator LPPT tidak hanya diangkat dari unsur Perguruan Tinggi Negara, namun juga memberikan kesempatan kepada PTS yang juga telah memiliki Sumber Daya Manusia Berkualitas serta sangat memahami masalah- masalah yang dihadapi oleh PTS.

7. Kerjasama Perguruan Tinggi dengan Industri

APTISI mendorong realisasi kerjasama antara Asosiasi Pengusana Indonesia dan Perguruan tinggi guna mewujudkan link-match antara lulusan dan riset peguruan tinggi dan Industri. Realisasi bentuk kerjasama meliputi (1) akses riset universitas dengan perusahaan, (2) kesempatan peneliti universitas menjadi konsultan di industri, (3) proyek riset konsorsium antara universitas dan perusahaan, (4) kemitraan strategik. Namun APTISI juga meminta kepada dunia industri dan penguasaan untuk mempertimbangan pendanaan universitas karena tujuan dunia industri adalah profit oriented sedangkan universitas non-profit oriented. Selain itu, adanya kecendurungan dunia industri dan pengusaha mendirikan perguruan tinggi sendiri, apalagi dengan membukan program studi yang sudah banyak di perguruan, yang menjadikan kompetesi yang tidak sehat di antara perguruan tinggi yang telah ada.

B. MASALAH KEBANGSAAN

1. Hukuman Mati Bagi Pengedar Narkoba

Penyalahgunaan Narkoba di tanah air sudah sarnpai padas ituasi "gawat darurat" dan merupakan salah satu masalah bangsa yang sangat serius. Menurut data dari Yayasan Kesatuan Peduli Masyarakat (Kelima) d m GRANAT, diperkirakan bahwa jurnlah pengguna narkoba pada 201 2 mencapai 5 juta orang, yang pada umumnya merupakan generasi muda, terrnasuk pelajar dan mahasiswa. Prevalensinya menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun, sebagaimana penelitian BNN d m Puslitkes UI (201 I), pada tahun 201 1 angkanya sebesar 2,2 % dan diperkirakan naik menjadi 2,56 % padatahun 2013, dan 2,80 % pada 2015. BNN juga memprediksi bahwa kerugian ekonomi mencapai Rp. 48,2 trilyun. Setiap hari tidak kurang dari 50 orang meninggal akibat mengkonsurnsi Narkoba. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka APTISI mendukung penuh kepada Pemerintah untuk segera mengeksekusi mati bandar dan pengedar narkoba. Selain itu, APTISI menghimbau kepada anggota untuk terus melakukan upaya preventif dengan melakukan upaya-upaya nyata, diantaranya dengan gerakan "Kampus Bersih Narkoba" dan mendirikan pusat-pusat studi, konsultasi dan bahkan pusat-pusat rehabilitasi di karnpusnya masing-masing.

Page 4: ASOSIASI PERGURUAN 71-1 T .- APTISIaptisi.org/wp-content/uploads/2015/04/Pernyataan-Sikap-APTISI-pada... · Pengusulan NIDN, Akreditas, ... hingga31 Desember 2015. Sedangkan bagi

2. Kampus Tanpa Rokok

APTISI mendorong perguruan tinggi melakukan pengendalian rokok di kampus dengan melakukan kawasan Kampus Tanpa Rokok (KTR) dengan alasan (1) rokok sudah sangat mengancam bangsa Indonesia, karena anak-anak, remaja, dan mahasiswa, (2) acaman bahaya rokok sangat mengkuatirkan karena data tahun 2014 menunjukan bahwa industri rokok telah memproduksi 360 milyar batang untuk 240 juta penduduk Indonesia, dan (3) pada saat ini, 70% masyarakat miskin dewasa di Indonesia adalah perokok. Berkenaan dengan upaya kampus tanpa rokok ini, mulai tahun 2015, APTISI memberikan penghargaan berupa Anugerah kepada Perguruan Tinggi Swasta yang telah mengimplementasikan Kawasan Kampus Tanpa Rokok.

Keturm \ Prof. Dr. Edy Suandi Hami

Sekretarsi Jenderal

Prof. Dr. Suyatno, M.Pd