asme ix
DESCRIPTION
TopicsTRANSCRIPT
ASME IX
dipostingan kali ini gw mw nyoba nerangin sedikit ilmu yang berhubungan dengan bidang yang gw pelajari sekarang yaitu welding insustri. salah satu nya ialah tentang ASME IX , apa itu ASME IX nanti akan dijelasin penjelasan dan tujuannya di bawah. sedikit gambaran, ASME IX itu adalah suatu parameter atau standar yang penting sekali dalam bidang welding ini. so' cek it dot..
disini gw jelasin ga asal japlak ngarang gw sendiri,,gw jelasin sesuai sumber dan gw kasih tranlist nyah,,bahasa inggris bersumber dari standar dan bahasa indonesia adalah penjelasan maskud dan tujuan nya.
"Asme boiler and pressure vessel code, section IX adalah dokumen yang tidak mudah untuk digunakan. Saya telah bekerja dengan section IX selama hampir 40 tahun dan telah bergabung dengan komite sction IX (section IX subcommittee (SCIX) selama 30 tahun. Saya telah banyak mendapatkan pelajaran bagus tentang sulitnya penggunaan section IX dari beberapa masalah dan pertanyaan yang terkirim kepada SCIX dan juga selama beberapa tahun memberikan instruksi kepada pengguna kode.
Saya selalu empati kepada pengguna kode. Kode bukanlah sebuah buku pedoman “bagaimana untuk (how to)” tapi suatu aturan minimum untuk kualifikasi dari welder dan prosedur-prosedurnya. Code tidak menyebut atau berisi semua aspek dari aktivitas konstruksi. Code membolehkan pengguna kode fleksibel dalam mengontrol kualifikasi, dan maka dari itu kode atau aturan –aturan diperkenalkan dalam gaya,bahasa atau cara yang umum.
Saya selalu ingin menulis tentang section IX ini. Selama berada di subcommittee IX lebih lama dari yang lainnya, saya paksakan untuk menulis sebuah buku, dalam bagian, untuk menjaga sejarah pandangan dari section IX. Tapi saya juga ingin menulis buku untuk banyak pengguna kode yang belum mendapatkan kesempatan untuk menghadiri dan mendapat manfaat dari pertemuan subcommittee IX selama 30 tahun ini. Saya rasa sayan bisa memberikan kepada pengguna basic untuk mendengarkan pengertian bagaimana menggunakan section IX ini.
Banyak pengguna kode dengan macam-macam keahliannya dan telah bersungguh sungguh membenahi untuk melakukan semuanya dengan benar. Section IX adalah salah satu dari banyaknya aturan dalam kertas kerja dimana harus berintregasi dengan keahlian mereka. Saya sudah mempersiapkan buku ini untuk para pengguna yang spealisasinya bukan dalam pengelasan(welding). Saya harap buku ini memberikan secara jelas dan ringkas jadi para pengguna dapat menggunakan dengan basic welding mereka dengan mudah. Buku ini juga secara detail dan berinterpretansi secara jelas dari setiap pengalaman pengguna kode."
Michael J.Houle
Introduction
Section IX to the ASME Boiler and Pressure Vessel Code is a standard, prepared by America of mechanical engineers (ASME) bolier and pressure vessel committe. ASME standards have been adopted as law by most states, provinces, some cities, and by company policy, which makes it mandatory for these standards to be followed in the fabrication and repair of pressure retaining items.
Standar asme boiler dan bejana tekan seksi IX yang dibuat oleh komite asme boiler dan bejana tekan. Asme standar telah mengadopsi dan menyetujui dari banyak Negara, provinsi, beberapa kota dan perusahaan, dimana pembuatan standar ini diperintahkan untuk diikuti dalam kegiatan fabrikasi dan repair produk bertekanan.
Section IX specifies the requirements for the qualification of welders and the welding procedure specification employed when welding in accordance with the asme boiler and pressure code, and the asme B31 code for pressure piping.
Seksi IX menetapkan syarat-syarat untuk kualifikasi welder dan pengerjaan WPS dimana pengelasan mengikuti dengan asme boiler dan pressure kode, dan asme B31 code untuk pipa bertekanan.
Qualification of welders and the welding procedure specifications they will use in code construction involves a great many factors that are difficult to outline in a code or standard. Tha Casti guide book pressure vessel code section IX welding and brazing qualifications.
Pengkualifikasian dari welder dan wps yang mereka gunakan dalam kode kontruksi melibatkan banyak factor membuat kesulitan dalam penguraian code atau standard. The casti guide book untuk asme section IX welding qualification adalah guide atau panduan untuk keperluan penggunaan dari asme boiler dan pressure vessel code section IX welding ang brazing qualification.
Note: the preface of section ix contains an informative historical perspective on the development of current code rules.
Catatan: pendahuluan dari seksion IX berisi informasi pandangan sejarah dalam perkembangan zaman tentang peraturan code.
There are three steps involved in qualifying welders and welding procedure specifications for code construction.
Ada tiga tahap dalam mengkualifikasi welder dan wps untuk code construction.
1. The first step requires the code user to prepare welding procedure specification (wps). The wps must contain the minimum requirements that are specified by the reference code. The wps is intended to provide guidance for welding by specifying ranges for each variable. The wps must be supported by a procedure qualification record (pqr). See the second step and chapter 6.
Tahap pertama mewajibkan pengguna kode untuk mempersiapkan welding procedure specification (wps). Wps harus berisi persyaratan minimal yang telah ditetapkan referensi kode. Wps adalah bertujuan untuk memberikan range(jarak) spesifikasi pengelasan untuk beberapa variable. Wps harus didukung oleh procedure qualification record (pqr). Lihat tahap kedua dan bagian 6.
2. The second step requires the code user to qualify the wps by welding procedure qualification test coupons. The code user must record the variables and tests used, and must certify the tests and test results on a pqr. See chapter 7
Tahap kedua menentukan pengguan kode untuk mengkualifikasi sebuah wps dari test kupon (tes sampel material) dari wps tersebut. Pengguna kode harus merecord variable dan pemakaian tes dan harus mensertifikasi test tersebut dan hasil tes tersebut tercantum dalam PQR. Lihat bagian 7.
3. The third step requires the code user to qualiy the performance of the welders by welding performance qualification test coupons. The code user must record the variables and tests used, specify the variable ranges qualified, and must certify the tests and tests results in welders performance qualification (WPQ) record. See chapter 10.
Tahap ke tiga menentukan pengguna kode untuk mengkualifikasi performa welder dari pengelasan test kupon. Pengguna kode harus merecord variable dan tes yang digunakan, spesifikasi range variable dan harus mensertifikasi tes dan hasil tes welder performance qualification record (wpq). Lihat bagian 10
The majority of the rules in section ix involve one of these three documents, the wps, pqr or wpq. The authors have found the biggest source of confusion with section ix, is the mixing of the rules between these three documents. This guide uses of four column tables to outline how each topic, example, or application applies to the wps, pqr or wpq. See table 1.1. a given topic, example, or application may apply to all three documents, while others may only apply to one or two of the documents. The user od this guide is advised to review and understand each of these documents, and always keep in mind which document is being addressed. See table 1.2 for an overview of each of these three documents, and how they apply to a welding application.
Sebagian besar dari peraturan dalam seksion IX ini berhubungan dengan tiga dokumen ini, WPS, PQR atau WPQ. Penulis telah menemukan permasalahan terbesar yang membuat kebingungan terhadap seksi Sembilan ini, adalah bercampurnya kode2 atau aturan diantara ketiga document ini. Buku panduan ini menggunakan 4 tabel kolom untuk menjelaskan topic ini, dengan contohnya atau penggunaan aplikasi dari ketiga dokumen tersebut yaitu wps, pqr, atau wpq. Lihat table 1.1. pemberian topic, contoh atau aplikasi yang menggunakan semua ketiga dokumen ini, dimana mungkin ada yang hanya menggunakan satu atau 2 dokumen saja. Pengguna dari buku panduan ini menjelaskan dalam hal pemeriksaan (review) dan pengertian dari ketiga dokumen ini dan selalu mengingatkn dimana dokumen ini di gunakan/ditempatkan.
WELDING PROCEDURE QUALIFICATION – ASMEWelding Procedure Qualification
A. Welding Procedure Specification (WPS)
WPS adalah Procedure yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses
pengelasan. Didalamnya terdiri dari variable-variable yang mempengaruhi hasil
pengelasan. Ada 3 variable sesuai ASME Sec. IX diantaranya:
1. Essensial Variable : Suatu variable yang perubahanya berpengaruh
pada mechanical properties dari hasil pengelasan.
2. Supplementari Essensial Variable : Suatu variable yang perubahanya
berpengaruh padaNilai Impact dari hasil pengelasan.
3. Non Essensial Variable : Suatu variable yang perubahanya tidak berpengaruh
padamechanical properties dan Nilai Impact dari hasil pengelasan.
B. Langkah dalam membuat WPS ASME Section IX
1. Menyusun Preliminary WPS
Preliminary WPS dibuat berdasarkan Code and standard, catalogue, and experience.
Parameter utama yang perlu diperhatikan dalam membuat Preliminary WPS:
a. Thikness Range QW-451 Procedure Qualification Thickness Limits and Test
Specimens
b. Material Range QW-424 Base Metals Used for Procedure Qualification
Sehingga sudah diketahui range thickness dan material yang qualified nantinya.
2. Pembuatan Test Coupon (Dimensi lihat QW-464.1 Procedure Qualification Test
Coupon and Test Spesimens).
Di ASME Sec. IX tidak dicantumkan secara langsung dimensi dari test coupon
melainkan hanya dimensi dari test specimen,
sehingga tergantung dari pengujian yang disyaratkan.
Dari pengalaman yang selama ini saya lakukan dimensinya test coupon sbb:
Groove weld, Test on Plate : 380mm x 150mm x thickness
Test on Pipe : 150mm x Thicness
3. Pengelasan pada test coupon
Proses pengelasan pada test coupon sesuai dengan parameter-parameter yang
tercantum dalam preliminary WPS.
a. Proses Pengelasan
b. Posisi Pengelasan
c. Joint design
d. Amphere,Voltage, and Travel Speed
e. Thickness
f. Filler Metal
Welding inspector sebagai pihak yang mengawasi, dan Membuat Welding Test Record
(Welding Current, travel speed, welding sequence, dll.). Prameter yang harus
direcord minimum harus memuat semua essensial variable sesuai proses pengelasan
karena essensial variable dari masing-masing proses berbeda (Lihat QW-250 Welding
Variables).
4. Pengujian/Examination
NDT: Visual Test, Radiographic Test,MT or PT
DT: Mechanical Test QW-451 Procedure Qualification Thickness Limits and Test
Specimens
5. Procedure Qualification Record (PQR)
PQR merupakan catatan atau record dari semua parameter essensial variable pada saat
test coupon dilaksanakan.
Data-data yang diperlukan dalam menyususn PQR:
a. Welding Test Record
b. Data Lulus Uji NDT (Visual Inspection Report, Radiographic Test Report, MT or PT)
c. Data lulus uji DT / Mechanical Test Report (Tensile, Bending,etc)
d. Filler Metal Certificate
d. Material Certificate
6. Penyusunan WPS
Proses pemasuakan data dari data actul (PQR) dirubah ke dalam range sesuai essensial
variable(QW-250 Welding Variables)
untuk diinput ke dalam WPS.
WPS & PQRUntuk pekerjaan pengelasan di sektor oil and gas , WPS dan PQR-nya
mesti diwitness dan approval oleh Dirjen Migas bukan Depnakertrans.
Untuk WPS/PQR dalam suatu Company atau satu Quality Sistem (lihat di
ASME IX) dapat dipakai WPS/PQR yg sama , untuk proyek yang lainnya
selama essential variabel tidak berubah (misalnya: tebal qualified,
jenis material group / P number dan lainya tergantung jenis proses
lasan)
Untuk standard ASME Sec IX , WPS dapat dipakai selamanya selama
essential variabel tidak berubah (variabel essential pada actual
pengelasan tidak berubah sama dengan di WPS).
Biasanya pembuatan WPS dan PQR sekitar 3 Minggu. tahapanya sebagai
berikut :
* Buat Surat Pengajuan Ke MIGAS
* Proses Pengelasan di Witness oleh Migas
* Lab Test (Mekanikal Test) di Witness Migas
* Approval WPS/PQR sesuai hasil pengujian Lab oleh Migas.
Tanya - afdal fdal04
Selamat siang semua anggota milist
Langsung saja, saya mau tanya masalah WPS & PQR karena saya tidak tahu
begitu banyak mengenai hal ini.Pertanyaanya begini;
1. Badan apa yang mengeluarkan WPS & PQR tersebut, MIGAS ? atau
Depnakertrans,untuk pekerjaan yang dilakukan dilingkungan oil and gas
(Pertamina)
2. Apakah jika suatu company sudah punya WPS tersebut untuk suatu
proyek, dapat dipakai untuk proyek yang lain. (masih dilingkungan oil
and gas)
3. Berapa lama masa berlakunya WPS& PQR tersebut ?
4. Untuk pengurusannya biaya berapa kira-kira (jalur prosedure dan
jalur cepat, lamanya keluar WPS &PQR tersebut.
Jika pertanyaan saya kata-katanya kurang pas (tolong dijelaskan
maksud), karena saya bekerja bukan dibagian Quality Control yang biasa
dengan hal-hal semacam ini. Sebelumnya saya ucapkan banyak terima
kasih atas jawaban yang diberikan semua anggota milist ini.
Tanggapan 1 - Gathot gathot_ts@depriwangga
Pak Afdal,
1. WPS/PQR untuk di lingkungan Migas harus disetujui oleh Migas lewat
Direktur Tekinik Migas. Untuk di Pertamina harus disetujui oleh Migas.
2. WPS/PRQ berlaku selama essensial variable-nya tidak berubah.
Sehingga jika suatu WPS/PQR digunakan di suatu proyek utk matrial
tertentu maka WPS/PQR tsb masih berlaku juga utk proyek lain yang
menggunakan material yg masuk range WPS/PQR.
3. Idem 2
4. Biaya pengurusan dan proses pengurusan bisa hubungi lewat japri.
Kebetulan perusahaan saya bergerak di biddang jasa inspeksi teknik di
lingkungan Migas.
Tanggapan 2 - Dirman Artib dirman.artib@amec
Pak Ismail/Afdal
Yang ditanyakan oleh Pak Afdal pada no. 1 adalah badan apa yang
mengeluarkan WPS/PQR, tentu saja jawabannya adalah tidak ada, karena
WPS/PQR tidak dikeluarkan tetapi didesain, dipersiapkan,
diimplementasikan dan diuji oleh oleh instansi/organisasi yang akan
melakukan pekerjaan pengelasan. Kemudian WPS/PQR tersebut diverifikasi
dan divalidasi oleh "authorized party" (di Indonesia adalah Dirjen
Migas).
Jadi WPS bukanlah seperti surat izin/licenses, tetapi ini adalah
prosedur pengelasan yang menggambarkan/mengatur proses dan teknik
pengelasan terhadap sebuah desain las-an yang spesifik dan kemudian
divalidasi dengan cara menerapkan/mencoba prosedur itu pada sample dan
diuji/diinspeksi
performance/hasilnya dengan visual dan alat ukur yang dipercayai di
laboratorium, nah hasil uji ini lah yg dimaksud dengan PQR dimana ini
adalah bukti bahwa desain las-an tersebut efektif atau sesuai dengan
yang diharapkan (tidak gagal-failure).
Saran saya, yang paling baik adalah Pak Afdal membaca Standard ASME
Section IX, karena ini adalah murni tentang pengetahuan standar seputar
pekerjaan pengelasan.
Tanggapan 3 - Ismadi Sabandi sabandi.ismadi@tetrapak
Dears Pa Afdal.
1. Untuk pekrjaan pengelasan di sektor oil and gas , WPS dan PQR-nya
mesti diwitness dan approval oleh Dirjen Migas bukan Depnakertrans.
2. Untuk WPS/PQR dalam suatu Company atau satu Quality Sistem (lihat di
ASME IX) dapat dipakai WPS/PQR yg sama , untuk proyek yang lainnya
selama essential variabel tidak berubah (misalnya: tebal qualified,
jenis material group / P number dan lainya tergantung jenis proses
lasan)
3. untuk standard ASME Sec IX , WPS dapat dipakai selamanya selama
essential variabel tidak berubah (variabel essential pada actual
pengelasan tidak berubah sama dengan di WPS).
4. Biasanya pembuatan WPS dan PQR sekitar 3 Minggu. tahapanya sebagai
berikut :
* Buat Surat Pengajuan Ke MIGAS
* Proses Pengelasan di Witness oleh Migas
* Lab Test (Mekanikal Test) di Witness Migas
* Approval WPS/PQR sesuai hasil pengujian Lab oleh Migas.
Tanggapan 4 - qaqcptmeco ptmeco
Saya hanya ingin menambahkan sedikit dari apa yang telah dijelaskan
oleh rekan saya Moderator Pengelasan ( Mas Sabandi ) dan rekan-rekan
lainnya :
1. Untuk pembuatan WPS / PQR dilingkungan Oil & Gas dan pertambangan
perlu dilakukan WPS/PQR perlu di witness dan di approval oleh DITJEN
MIGAS seperti penjelasan (Mas Sabandi). Untuk pengurusan ini Bapak bisa
langsung ke DITJEN MIGAS yang sekarang dibawah Komando Bp. ROBERT
DAMPANG Kasie sertifikasi WPS/PQR dan Welder Test. Cara sekarang agak
mudah kok yaitu :
1. Pengajuan surat ke Ditjen Migas dilampiri dengan proposal WPS yang
akan dibuat dan diuji (Draft WPS). .
2. Jangan lupa biaya akomodasi untuk mereka. Adapun penjelasan lainnya
adalah seperti yang dicerahkan oleh Mas Sabandi.
Selain itu Bapak bisa menunjuk Third Party (Pihak III MIGAS). Dalam hal
ini Bapak sudah tahu beres dimana rate of charge untuk biaya pembuatan
kurang lebihnya Rp. 12.000.000 / WPS/PQR (rate ini berlaku didaerah
saya
disekitaran Surabaya dan sekitarnya) minimal harus 2 WPS / PQR.
Sedangkan Welder Test Rp. 5.000.000 /orang/proses/posisi. Berapa
minimal yang harus dilakukan Bapak bisa tanya langsung ke Third Party
yang Bapak tunjuk. Kalau dulu ada istilah Bonus Welder Certificate jika
si Welder (Free Of Charge) yang mengerjakan WPS/PQR dinyatakan ACCEPTED
oleh MIGAS tapi sekarang ada Rate Of Chargenya. PERLU DIINGAT Jika
Bapak dalam melaksanakan pembuatan WPS / PQR yang diapplikasikan pada
Equipment yang mempunyai legalitas ASME Stamp perlu dilakukan Pree
Inspection Of Meeting. Karena pengalaman dilapangan sering
tidak MACTH nya antara Authorized Inpector (Khusunya Expatriat) dengan
Inpector dari Migas. Oleh karenya perlu diantisipasi sedini mungkin.
2. Untuk pembuatan WPS/PQR diluar dunia Oil & Gas dan Pertambangan
Approval WPS/PQR bisa dilakukan oleh DEPNAKERTRANS. Perlu diperhatikan
juga jika Equipmentnya diapplikasikan di lingkungan POWER PLANT WPS/PQR
WAJIB untuk di APPROVED oleh DEPNAKERTRANS. Nah sekarang ada fenomena
menarik untuk approval prosedure Cukup DEPNAKERTRANS ditingkat
Kabupaten dan Kota bisa melegalisasikan WPS / PQR. Yang unik lagi bisa
tanpa diwtiness Olek AK3 yang bersangkutan cukup mengeluarkan biaya Rp.
3.500.000 anda bisa mendapatkan WPS/PQR yang diapproved oleh
DEPNAKERTRANS ditingkat Kabupaten dan Kota.
3. Bagaimana kalau saya nggak punya ASME SECT. IX. latest Edition dan
saya kemarin menemukan ASME Sect IX tahun 1987. digudang bisa enggak
diapplikasi. ? RULE OF THE ASME SECT. IX masih MENGIJINKAN untuk dpakai
asal bukan ASME Sect IX tahun 1962 kebawah. Tetapi kalau dilingkungan
MIGAS Biasanya dianjurkan untuk memakai Latest Edition.
Demikian sedikit info dari kami