askephd l

41
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN CKD DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Laboratorium Klinik Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II Disusun oleh: Galih Setiyo Adi NIM. P07120111017 Indah Laily Fadlilah NIM. P07120111018 Rizqa Nur Sabrina NIM. P07120111030 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

Upload: indah-laily

Post on 27-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: askepHD l

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN CKD

DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Laboratorium Klinik

Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun oleh:

Galih Setiyo Adi NIM. P07120111017

Indah Laily Fadlilah NIM. P07120111018

Rizqa Nur Sabrina NIM. P07120111030

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2012

Page 2: askepHD l

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN CKD

DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Disusn Oleh :

Galih Setiyo Adi NIM. P07120111017

Indah Laily Fadlilah NIM. P07120111018

Rizqa Nur Sabrina NIM. P07120111030

telah disahkan pada,

Hari, tanggal :

Waktu :

Tempat : Unit Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan

Santoso

Pembimbing Pendidikan

Ns. Harmilah, SPd, M.Kep, Sp. MB

Page 3: askepHD l

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Chronic Kidney Disease (CKD) / CRF merupakan gangguan ginjal yang progresif

dan irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme

dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah

nitrogen lain dalam darah

Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan

penurunanfungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup

lanjut,hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min. (Suyono, et al,

2001)

B. Kriteria CKD

1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, berupa kelainan struktural maupun fungsional dengan

atau tanpa penurunan LFG dengan manifestasi :

a. Kelainan patologis

b. Terdapat tanda kelainan ginjal (komposisi darah atau urin atau kelainan dalam

tes pencitraan)

2. LFG < 60 ml/mnt/1,73 m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

C. Etiologi

Penyebab dari CKD :

1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)

2. Penyakit peadangan (glomerulonefritis)

3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)

4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, Poli arteritis nodusa,Sklerosis sistemik

progresif )

5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal)

6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)

7. Nefropati toksik

8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)

Page 4: askepHD l

(Price & Wilson, 1994)

D. Klasifikasi

Perjalanan umum GGK melalui 3 stadium:

1. Stadium I : Penurunan cadangan ginjal

a. Kreatinin serum dan kadar BUN normal

b. Asimptomatik

c. Tes beban kerja pada ginjal: pemekatan kemih, tes GFR

2. Stadium II : Insufisiensi ginjal

a. Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam diet)

b. Kadar kreatinin serum meningkat

c. Nokturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan)

Ada 3 derajat insufisiensi ginjal:

a. Ringan

40% - 80% fungsi ginjal dalam keadaan normal

b. Sedang

15% - 40% fungsi ginjal normal

c. Berat

2% - 20% fungsi ginjal normal

3. Stadium III: gagal ginjal stadium akhir atau uremia

a. kadar ureum dan kreatinin sangat meningkat

b. ginjal sudah tidak dapat menjaga homeostasis cairan dan elektrolit

c. air kemih/urin isoosmotis dengan plasma, dengan BJ 1,010

Stage Gambaran kerusakan ginjal GFR (ml/min/1,73 m2)

1 Normal atau elevated GFR ≥ 90

2 Mild decrease in GFR 60-89

3 Moderate decrease in GFR 30-59

4 Severe decrease in GFR 15-29

5 Requires dialysis ≤ 15

Page 5: askepHD l

E. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:

1. Gangguan kardiovaskuler

Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan

gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.

2. Gangguan Pulmoner

Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.

3. Gangguan  gastrointestinal

Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein

dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan

mulut, nafas bau ammonia.

4. Gangguan  musculoskeletal

Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet

syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati

( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.

5. Gangguan Integumen

Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan

urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.

6. Gangguan seksual

Libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore.

7. Gangguan metabolic

Ganguan metabolik glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.

8. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa

Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan

dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.

9. System hematologic

Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga

rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat

berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi

gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

Page 6: askepHD l

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Urin

Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton,SDP,

TKK/CCT

2. Laboratorium darah

BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb, trombosit,Ht,

Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin)

3. Pemeriksaan EKG

Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia,dan

gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)

4. Pemeriksaan USG

Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkimginjal,

anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemihserta prostate

5. Pemeriksaan Radiologi

Renogram, Intravenous Pyelography untuk menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal

dan ureter, Retrograde Pyelography dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang

reversibel, Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi,

pemeriksaanrontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen

6. Biopsi ginjal

Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis

histologis

7. Endoskopi ginjal nefroskopi

Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal ; keluar batu, hematuria dan

pengangkatan tumor selektif 

G. Penatalaksanaan

GGK

Terapi konservatif

Penyakit ginjal terminal

Dialisis HD di RS, Rumah, CAPD

Transplantasi ginjal

Page 7: askepHD l

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis

selama mungkin.

Pada prinsipnya penatalaksanaan terdiri dari tiga tahap :

1. Penatalaksanaan konservatif : Pengaturan diet protein, kalium, natrium, cairan

Protein dibatasi karena urea, asam urat dan asam organik merupakan hasil

pemecahan protein yang akan menumpuk secara cepat dalam darah jika terdapat

gangguan pada klirens renal. Protein yang dikonsumsi harus bernilai biologis

(produk susu, telur, daging) di mana makanan tersebut dapat mensuplai asam

amino untuk perbaikan dan pertumbuhan sel. Biasanya cairan diperbolehkan 300-

600 ml/24 jam. Kalori untuk mencegah kelemahan dari karbohidrat dan lemak.

Pemberian vitamin juga penting karena pasien dialisis mungkin kehilangan vitamin

larut air melalui darah sewaktu dialisa.

2. Terapi simptomatik : Suplemen alkali, transfusi, obat-obat local&sistemik, anti

hipertensi.

Hipertensi ditangani dengan medikasi antihipertensi kontrol volume intravaskule.

Gagal jantung kongestif dan edema pulmoner perlu pembatasan cairan, diit rendah

natrium, diuretik, digitalis atau dobitamine dan dialisis. Asidosis metabolik pada

pasien CKD biasanya tanpa gejala dan tidak perlu penanganan, namun suplemen

natrium bikarbonat pada dialisis mungkin diperlukan untuk mengoreksi asidosis.

Anemia pada CKD ditangani dengan epogen (erytropoitin manusia rekombinan).

Anemia pada pasaien (Hmt < 30%) muncul tanpa gejala spesifik seperti malaise,

keletihan umum dan penurunan toleransi aktivitas. Abnormalitas neurologi dapat

terjadi seperti kedutan, sakit kepala, dellirium atau aktivitas kejang. Pasien

dilindungi dari kejang.

3. Terapi pengganti : HD, CAPD, transplantasi

H. Komplikasi

1. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan

masukan diit berlebih.

2. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah uremik dan

dialisis yang tidak adekuat.

3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-

angiotensin-aldosteron.

4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah.

Page 8: askepHD l

5. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah,

metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.

6. Asidosis metabolic

7. Osteodistropi ginjal

8. Sepsis

9. Neuropati perifer

10. Hiperuremia

I. Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Aktivitas / istirahat

Gejala      : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia /

gelisah atau somnolen)

Tanda     : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

2. Sirkulasi

Gejala : riwayat hipertensi lama, atau berat, palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda : Hipertensi, nadi kuat,edema jaringan umum dan pitting pada kaki,

telapak,tangan, disritmia jantung.

Nadi lemah halus,hipotensi ortostatik menunjukan hipovolemia, pucat,

kecenderungan perdarahan.

3. Integritas ego

Gejala : Factor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya, perasaan tak

berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.

Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian

4. Eliminasi

Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung,  diare, atau

konstipasi.

Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, cokelat,berawan,

oliguria, dapat menjadi anuria.

5. Makanan/ cairan

Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan

(malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap di mulut

(pernapasan amonia), penggunaan diuretic

Page 9: askepHD l

Tanda : Distensi abdomen / asites, pembesaran hati,, perubahan turgor kulit /

kelembaban, edema (umum,tergantung), ulserasi gusi, perdarahan gusi / lidah,

penurunan oto, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga.

6. Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom “ kaki gelisah”,

Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,

ketidakmampuan berkosentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat

kesadaran, stupor, koma, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

7. Nyeri / kenyamanan

Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala ; kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam

hari)

Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah.

8. Pernapasan

Gejala : napas pendek ; dispnea nocturnal paroksimal ; batuk dengan / tanpa sputum

kental dan banyak.

Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (pernapasan

kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah muda – encer (edema paru).

9. Keamanan

Gejala : Kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi

Tanda : Pruritus, demam,(sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual terjdai

peningkatan pada pasie yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal.,

petechie,

10. Seksualitas

Gejala : Penurunan libido ; amenorea ; infertilitas

11. Interaksi social

Gejala : kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankn

fungsi peran biasanya dalam keluarga.

12. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik,

nefritis herediter,kalkulus urinaria, malignasi, riwayat terpajan oleh toksin, contoh,

obat, racun lingkungan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul :

1. Intoleransi aktivitas b.d keletihan/kelemahan, anemia, retensi produk sampah   dan

prosedur dialysis.

Page 10: askepHD l

2. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, pneumonitis, pericarditis

3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluan urin, retensi cairan dan natrium.

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang

inadekuat (mual, muntah, anoreksia dll).

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b.d kurangnya informasi

kesehatan.

6. Risiko infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh primer, tindakan invasive

Page 11: askepHD l

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 11 Desember 2012

Jam : 14.00 WIB

Oleh : Rizqa Nur Sabrina

Metode : Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan studi dokumen

Sumber : Klien, keluarga klien, buku status klien dan tim kesehatan

1. Identitas

a. Pasien

Nama : Ny. “ S ”

Tempat, tanggal lahir : Bantul, 4 Juli 1969

Umur : 43 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin

Pendidikan : Tamat SD

Pekerjaan : Buruh

Suku : Jawa

Alamat : Kepuh, Mulyodadi, Bantul

Dx Medis : CKD st IV

No. CM : 38.65.25

Tanggal masuk : 11 Desember 2012

b. Keluarga/ Penanggung jawab

Nama : Bp. “ J “

Umur : 50 tahun

Pendidikan : Tamat SD

Pekerjaan : buruh

Alamat : Kepuh, Mulyodadi, Bantul

Hubungan : Suami klien

Page 12: askepHD l

2. Riwayat kesehatan

a. Kesehatan pasien

1) Riwayat kesehatan sekarang

Klien mengatakan sudah melaksanakan cuci darah selama lima tahun. Klien datang

ke RSUD karena sudah jadwal rutin klien untuk cuci darah yaitu pada hari selasa

dan jumat. Klien datang dengan odema pada ekstremitas kanan dan kiri bawah.

2) Riwayat kesehatan yang lalu

Keluarga klien mengatakan klien dulu sehat dan jarang sakit parah, kalaupun sakit

yang paling parah adalah influenza. Klien minum dalam sehari 2 gelas ( 200 cc ) air

teh. Klien jarang sekali minum air putih bahkan klien sama sekali tidak minum air

putih dalam satu hari. Klien pernah dirawat di RSUD Panembahan senopati bangsal

Flamboyan dengan keluhan anoreksia, sesak nafas, kalau b.a.k terasa perih dan

pusing cekot – cekot.

b. Kesehatan keluarga

1) Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

_ _ _ _ _ : Keluarga yang tinggal serumah

Page 13: askepHD l

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien menyatakan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit serupa. Hanya klien

yang menderita penyakit tersebut. Tidak ada juga yang menderita penyakit degenerative

seperti DM dan Hipertensi.

2. Pola kebiasaan pasien

a. Aspek fisik biologis

1) Pola nutrisi

(a) Sebelum sakit

Klien menyatakan bahwa klien makan tiga kali sehari, pagi, siang dan sore.

Makanan pokok klien nasi dengan porsi sedang. Klien mengatakan tidak

memiliki makanan yang dipantang , sehingga bisa makan dengan bebas. Klien

tidak mengkonsumsi suplemen tambahan dan vitamin.

Intake cairan klien yaitu kurang lebih 5 gelas ( 1250 cc) per hari, klien suka

minum teh dan jarang minum air putih.

(b) Selama sakit

Klien menyatakan saat ini nafsu makannya sudah mulai membaik, tetapi

terbebani oleh banyaknya pantangan sehingga masukan makanan sedikit

berkurang. Nafsu makannya berkurang ketika awal sakit tahun 2009 karena

setiap kali akan makan merasa mual. Klien menjalankan diet rendah Natrium,

Kalium. Klien menyatakan dirinya tidak memiliki gangguan menelan dan

mengunyah. Klien tidak menggunakan alat bantu untuk makan.

Klien menyatakan, masukan cairan klien dibatasi yaitu tiga gelas per hari atau

maksimal 800 ml per hari.

2) Pola eliminasi

(a) Sebelum sakit

Klien mengatakan bahwa buang air kecil dan besar klien lancar. Klien buang air

besar 1 kali sehari. Klien buang air kecil kurang lebih 5 kali sehari (1000 cc).

Klien jarang buang air kecil pada malam hari. Klien tidak pernah mengkonsumsi

obat apapun.

(b) Selama sakit

Page 14: askepHD l

Klien mengatakan bahwa tidak ada masalah dalam buang air besar. Klien

menyatakan bahwa buang air kecil 3 kali/24 jam (450 cc) berwarna jernih,

volumenya sedikit karena masukannya juga sedikit. Klien tidak menggunakan alat

bantu untuk berkemih.

3) Pola aktivitas-istirahat

(a) Sebelum sakit

1. Keadaan aktivitas sehari- hari

Kegiatan sehari-hari klien adalah bekerja. Pekerjaan klien yaitu buruh. Klien

mengatakan selama ini jarang berolahraga. Klien tidak menggunakan alat bantu

untuk aktivitas sehari-hari dan melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.

2. Keadaan pernapasan

Sebelum sakit, pernapasan klien tidak ada masalah. Klien tidak memakai

obat-obatan untuk melancarkan pernapasan. Klien tidak memiliki riwayat alergi

terhadap asap, debu atau hawa dingin.

3. Keadaan kardiovaskuler

Klien tidak merasa cepat lelah. Klien tidak sering terkejut dan tidak berdebar-

debar.

4. Kebutuhan tidur

Klien tidur pukul 21.00 sampai 05.00 dan dapat tidur dengan nyenyak. Klien

jarang terbangun untuk buang air kecil di malam hari. Klien tidak pernah tidur

siang. Klien lebih menyukai suasana tenang dan gelap. Klien tidak pernah

mengkonsumsi obat tidur.

(b) Selama sakit

(1) Keadaan aktivitas

Klien melakukan aktivitas seperti biasa namun intensitasnya tidak seperti

sebelum sakit.

(2) Keadaan pernapasan

Saat ini klien tidak memiliki gangguan pernapasan namun apabila klien

melakukan aktifitas yang berat maka klien akan mengalami sesak nafas.

(3) Keadaan kardiovaskuler

Saat ini klien tidak mengalami pusing, rasa berat di dada dan tidak mengalami

nyeri dada namun sebelum melakukan hemodialisa, klien merasa mudah lelah,

lemas dan badanya terasa tidak nyaman.

(4) Kebutuhan tidur

Page 15: askepHD l

Klien mengatakan saat ini tidak ada gangguan dalam memenuhi kebutuhan

tidur. Sejak melakukan hemodialisa, dirinya jarang terbangun di malam hari

untuk buang air kecil.

4) Kebersihan diri

(a) Kebersihan diri

Klien menyatakan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi. Kilen biasa

mandi pada pagi dan sore hari. Klien mandi menggunakan air dingin, jarang

menggunakan air hangat.

(b) Rambut

Klien menyatakan mencuci rambut seminggu dua kali menggunakan shampo.

Klien menyisir rambut setiap hari dan mengikat rambutnya.

(c) Telinga

Klien menyatakan biasanya membersihkan telinga satu kali dalam seminggu.

(d) Mata

Klien menyatakan tidak menggunakan alat bantu untuk melihat dan tidak

mengalami gangguan pada mata.

(e) Mulut

Klien menyatakan menggosok gigi menggunakan pasta gigi 2 kali sehari setelah

mandi.

(f) Kuku/kaki

Klien menyatakan memotong kuku dua minggu sekali menggunakan pemotong

kuku. Klien menyatakan tidak pernah mengalami gangguan pada kuku.

b. Aspek mental-intelektual-sosial-spiritual

1) Konsep diri

(a) Gambaran diri

Klien menyadari bahwa dirinya sedang menjalani pengobatan karena

sakit. Klien menerima kondisi yang telah terjadi pada dirinya dan merupakan

ujian dari Allah SWT yang harus diterima dengan ikhlas.

(b) Identitas diri

Klien mengatakan bahwa dirinya seorang istri, yang mempunyai 2 orang

anak dan seorang suami.

(c) Harga diri

Klien mengatakan keluarganya sangat menghargai dirinya.

(d) Peran diri

Page 16: askepHD l

Klien menyatakan merasa sedih karena selama menderita penyakit gagal

ginjal karena telah mengganggu aktivitasnya untuk mencari nafkah dan

menghabiskan waktu untuk cuci darah setiap minggunya sehingga klien

memutuskan untuk berhenti bekerja karena tidak bisa bekerja terlalu lelah.

(e) Ideal diri

Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan bisa beraktivitas

seprti sediakala.

2. Intelektual

Klien menyatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya, namun klien sudah

mengetahui apa penyebabnya. Ketika ditanya, klien kurang tahu mengapa cairan

dibatasi dan banyak makanan pantangan. Klien menyatakan tidak pernah mendapat

informasi jelas tentang penyakitnya

3) Hubungan interpersonal

i. Sebelum sakit

Klien mengatakan hubungan interpersonal klien dengan lingkungannya baik.

ii. Selama sakit

Klien mengatakan hubungan klien dengan anggota keluarganya baik. Hubungan

klien dengan tim kesehatan di unit hemodialisa juga baik. Klien sabar dan

ramah namun kurang taat dengan terapi yang dianjurkan.

4) Mekanisme koping

Klien mengatakan selalu berusaha dan berdoa untuk mengatasi masalah yang

dialaminya. Klien selalu rutin untuk melakukan hemodialisa setiap minggunya.

5) Support sistem

Klien mengatakan mendapat support penuh dari keluarganya untuk sembuh. Klien

berobat dengan diantar oleh suaminya ataupun anaknya. Klien berobat dengan

mendapat jaminan dari jamkesmas.

c. Aspek mental- emosional

Klien berkonsentrasi saat ditanya. Klien dapat berbicara dengan baik dan menjawab

pertanyaan dengan baik.

1) Hubungan sosial

(a) Hubungan komunikasi

Klien mampu untuk berbicara dengan baik.

(b) Faktor kultural

Page 17: askepHD l

Klien merupakan seorang ibu yang harus mngurusi keluarganya. Klien tetap

mengurus keluaranya walaupun membatasi diri agar tidak mudah lelah.

(c) Tingkat ketergantungan

Klien mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. Tetapi untuk

mengantarkan hemodialisa ia bergantung bantuan dari orang lain baik suami

atau anaknya.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

1) Kesadaran : Composmentis

2) Status gizi

TB : 160 cm

BB : 45 kg

IMT : 17,5

3) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 150/90 mmHg

Nadi : 80 x per menit

Respirasi : 18 x per menit

Suhu : 36,2 oC

b. Pemeriksaan secara sistematik

1) Kepala

Inspeksi : Bentuk kepala klien bulat, kulit kepala kering, tidak ada luka

2) Rambut

Inspeksi : Hitam beruban, lurus, agak rapi dan bersih.

3) Muka

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pigmentasi

4) Mata

Inspeksi : Konjungtiva pucat, mata simetris, tidak ada udem palpebra

5) Hidung dan sinus

Inspeksi : Pernapasan 18x per menit, tidak ada pernapasan cuping hidung, bentuk

hidung simetris tidak ada secret yang keluar dari hidung, fungsi pembauan baik.

6) Bibir

Inspeksi : Tampak kering, tidak sianosis

7) Mulut

Page 18: askepHD l

Inspeksi : Kurang bersih, tercium bau keton

8) Leher

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran

kelenjar getah bening dan tidak ada pembesaran tonsil.

9) Kulit

Inspeksi : Kulit klien tampak bersisik, keriput, warna kulit gelap

Palpasi : Hangat, terdapat udem di bagian kaki dan turgor kulit tidak elastis.

10) Jari dan kuku

Inspeksi : Tidak ada sianosis, tidak ada clubbing finger, warna kuku agak

kekuningan.

11) Thoraks

Inspeksi : Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris, pola napas tak ada

kelainan, tidak batuk, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada penggunaan otot-

otot pernapasan tambahan. Ukuran dada transversal: antero posterior 1:2.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa maupun peradangan, ekspansi

dada simetris.

Perkusi :

Suara resonan pada interkosta 1-3 dada kiri

Suara dullness pada interkosta 4-6 dada kiri

Auskultasi : Terdengar suara vesikuler. Suara jantung S1 dan S2 reguler.

12) Abdomen

Inspeksi : Perut tidak membesar dan simetris, vena-vena tidak membesar, warna

kulit sawo matang, tidak ada kelainan kulit, tidak ada benjolan.

Auskultasi : Peristaltik usus terdengar 8 x/menit

Perkusi : Terdengar suara tympani pada empat kuadran.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan peradangan.

13) Ekstremitas atas

Inspeksi : Terpasang jarum in dan out untuk hemodialisa di tangan kiri klien,

anggota gerak lengkap, tidak ada sianosis.

Palpasi : Tidak ada edema pada ekstremitas atas, vena –vena membesar. Turgor

kulit ekstremitas jelek.

14) Ekstremitas bawah

Inspeksi : Anggota gerak lengkap, dapat digerakan, terdapat edema pada telapak

kaki.

Page 19: askepHD l

Palpasi : Terdapat edema pada kedua kaki dengan positif kira-kira 1,5 cm.

4. Pengobatan yang didapat saat ini

a. Heparin dengan dosis awal 1500 IU dan tiap satu jam kemudian diberikan dosis 1000

IU.

b. Lidocain 1 A (analgesic)

5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan HB rutin. Hasil

pemeriksaan untuk HB yang terakhir adalah 9,0 %.

Page 20: askepHD l

Analisa data

No Data Masalah Penyebab

1 DO

a. Adanya udem pada kedua

kaki dengan positif kira-kira

1,5 cm.

b. TD : 150/90 mmHg

c. N : 80 x per menit

d. RR : 18 x per menit

e. BB : 45 kg bertambah 2 kg

menjadi 45 kg

DS

a. Klien mengatakan kakinya

bengkak.

b. Klien menyatakan masukan

cairan klien dibatasi yaitu tiga

gelas per hari atau maksimal

800 ml per hari

c. Klien menyatakan bahwa

buang air kecil 3 kali/24 jam

(450 cc).

Kelebihan volume

cairan

Kegagalan mekanisme

regulasi

2 DO

a. Konjungtiva pucat

b. HB 9,0%

DS

a. Klien menyatakan saat ini

nafsu makannya sudah mulai

membaik, diet habis dengan

porsi sedang kurang lebih 3

sendok makan tetapi terbebani

oleh banyaknya pantangan

Resiko

ketidakseimbangan

nutrisi:kurang dari

kebutuhan tubuh

Pembatasan diet

Page 21: askepHD l

sehingga masukan makanan

sedikit berkurang.

b. Klien mengatakan

menjalankan diet rendah

Natrium, Kalium.

3 DO:

Ketika ditanya, klien kurang tahu

mengapa cairan dibatasi dan

banyak makanan pantangan

DS:

a. Klien menyatakan kurang

mengetahui tentang

penyakitnya.

b. Klien menyatakan tidak

pernah mendapat informasi

jelas tentang penyakitnya

Kurang pengetahuanKurang terpapar

informasi

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Kegagalan mekanisme regulasi, ditandai

dengan:

DO

a. Konjunctiva pucat

b. TD : 150/90 mmHg

c. N : 80 x per menit

d. RR : 18 x per menit

e. BB : 45 kg bertambah 2 kg menjadi 45 kg

DS

a. Klien mengatakan kakinya bengkak dengan positif kira-kira1,5 cm.

b. Klien menyatakan masukan cairan klien dibatasi yaitu tiga gelas per hari atau

maksimal 800 ml per hari.

c. Klien menyatakan bahwa buang air kecil 3 kali/24 jam (450 cc).

Page 22: askepHD l

2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

pembatasan diet, ditandai dengan:

DO

a. Konjungtiva pucat

b. HB 9,0%

DS

a. Klien menyatakan saat ini nafsu makannya sudah mulai membaik ,diet habis

dengan porsi sedang kurang lebih 3 sendok makan, tetapi terbebani oleh

banyaknya pantangan sehingga masukan makanan sedikit berkurang.

b. Klien mengatakan menjalankan diet rendah Natrium, Kalium.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, ditandai

dengan:

DO:

Ketika ditanya, klien kurang tahu mengapa cairan dibatasi dan banyak makanan

pantangan

DS:

a. Klien menyatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya

b. Klien menyatakan tidak pernah mendapat informasi jelas tentang penyakitnya.

Page 23: askepHD l

C. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional1 Selasa, 11 Desember 2012

Pukul 14.15 WIB

Kelebihan volume cairan

berhubungan dengan kegagalan

mekanisme regulasi, ditandai

dengan:

DO :

a. Konjunctiva pucat

b. TD : 150/90 mmHg

c. N : 80 x per menit

d. RR: 18 x per menit

e. BB : 45 kg bertambah 2 kg

menjadi 45 kg

DS :

a. Klien mengatakan kakinya

bengkak.

b. Klien menyatakan masukan

cairan klien dibatasi yaitu

tiga gelas per hari atau

maksimal 800 ml per hari.

c. Klien menyatakan ahwa

buang air kecil 3 kali/24 jam

Setelah diberi asuhan

keperawatan selama 1x20

menit, setelah klien

melakukan hemodialisa 14

desember 2012, tidak

terjadi kelebihan volume

cairan, dengan kriteria:

a. Konjungtiva tidak

anemis

b. Tekanan darah 120/80

mmHg

c. Klien dapat

menjelaskan tentang

pentingnya pembatasan

cairan antar intake dan

outputnya dengan

Input 800 cc/hari dan

outputnya juga 800 cc /

hari.

a. Observasi KU, tanda-tanda vital,

berat badan pre dan post HD

b. Anjurkan untuk mempertahankan

pembatasan masukan cairan yaitu

± 800 cc / hari.

c. Jelaskan pada pasien dan keluarga

tentang alasan pembatasan

masukan cairan.

d. Jelaskan kepada pasien dan

keluarga dalam menghadapi

ketidaknyamanan akibat

pembatasan cairan

a. Tanda vital dapat

mengindikasikan adanya

perubahan ondisi tbuh

terhadap penyakit yang

diderita.

b. Pembatasan cairan akan

menentukan berat tubuh

ideal, haluaran urin,dan

respon terhadap terapi

c. Pemahaman meningkatkan

kerjasama pasien dan

keluarga dalam pembatasan

cairan

d. Kenyamanan pasien

meningkatkan kepatuhan

terhadap pembatasan diet.

Page 24: askepHD l

(450cc) e. Anjurkan pasien untuk mencatat

penggunaan cairan baik input

maupun outputnya.

Rizqa

e. Untuk mengetahui

keseimbangan input dan

output.

2 Selasa, 11 Desember 2012

Pukul 14.15 WIB

Resiko ketidakseimbangan

nutrisi:kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

pembatasan diet, ditandai

dengan:

DO :

a. Konjungtiva pucat

b. HB 9,0 %

DS :

a. Klien menyatakan saat ini

nafsu makannya sudah mulai

membaik, diet habis dengan

porsi sedang kurang lebih 3

sendok makan tetapi

Setelah diberi asuhan

keperawatan selama 1x20

menit, setelah klien kontrol

kembali tanggal 27

November 2012, nutrisi

tubuh adekuat dengan

kriteria:

a. Konjungtiva tidak

anemis

b. Hb 12-13 %

c. Nafsu makan klien

meningkat

d. Klien dapat

menjelaskan tiga dari

a. Kaji ulang status nutrisi ; perubahan

berat badan, hasil laboratorium

ureum, kreatinin.

b. Anjurkan untuk meningkatkan

masukan protein yang mengandung

nilai biologis tinggi telur, produk

susu, daging.

c. Anjurkan camilan tinggi kalori,

rendah protein, rendah natrium

diantara waktu makan seperti apel

untuk makanan rendah kalium,

a. Menyediakan data dasar

untuk memantau perubahan

dan mengevaluasi intervensi

b. Protein lengkap diberikan

untuk mencapai

keseimbangan nitrogen yang

diperlukan untuk

pertumbuhan dan

penyembuhan

c. Mengurangi makanan dan

protein yang dibatasi dan

menyediakan kalori untuk

energy, membagi protein

Page 25: askepHD l

terbebani oleh banyaknya

pantangan sehingga

masukan makanan sedikit

berkurang.

b. Klien mengatakan

menjalankan diet rendah

Natrium dan kalium.

c. Klien menyatakan mengalami

penurunan berat badan

sekitar 1 kg dalam waktu 1

bulan.

empat mengenai

pentingnya pembatasan

diet

e. Berat badan klien naik

0,5 kg

susu untuk memenuhi kebutuhan

proteinnya dan makanan yang

rendah garam.

d. Jelaskan rasional pembatasan diet

dan hubungannya dengan penyakit

ginjal dan peningkatan urea dan

kadar kreatinin.

f. Sediakan daftar makanan yang

dianjurkan secara tertulis dan

anjuran untuk memperbaiki rasa

tanpa menggunakan natrium atau

kalium.

g. Anjurkan untuk menciptakan

lingkungan yang menyenangkan

selama waktu makan yaitu makan

bersama keluarga di mej akan

keluarga dengn Susana yang

hangat dan kekeluargaan.

untuk pertumbuhan dan

penyembuhan jaringan.

d. Meningkatkan pemahaman

pasien tentang hubungan

antara diet, urea,kadar

kreatinin dengan penyakit

renal.

e. Daftar yang dibuat

menyediakan pendekatan

positif terhadap pembatasan

diet dan merupakan referensi

untuk pasien dan keluarga

yang dapat digunakan

dirumah

f. Faktor yang tidak

menyenangkan yang

berperan dalam menimbulkan

anoreksia dihilangkan. Untuk

memantau status cairan dan

nutrisi.

Page 26: askepHD l

h. Anjurkan untuk konsultasi dengan

ahli tim gizi

Rizqa

g. Memberi bantuan

menetapkan diet

3 Selasa, 11 Desember 2012

Pukul 14.15 WIB

Kurang pengetahuan

berhubungan dengan kurang

terpapar informasi, ditandai

dengan:

DO:

Ketika ditanya, klien kurang tahu

mengapa cairan dibatasi dan

banyak makanan pantangan

DS:

a. Klien menyatakan kurang

mengetahui tentang

penyakitnya dan tidak tahu

penyebabnya.

b. Klien menyatakan tidak

pernah mendapat informasi

jelas tentang penyakitnya.

Setelah diberi asuhan

keperawatan selama 1x20

menit, setelah klien kontrol

kembali tanggal 14

Desember 2012, klien

memahami tentang

penyakit, dengan kriteria:

a. Klien dapat

menjelaskan kembali

pengertian dan

penyebab gagal ginjal

kronis

b. Klien dapat

menyebutkan 3

penanganan gagal

ginjal

a. Kaji ulang pemahaman mengenai

penyebab gagal ginjal,

konsekuensinya, dan

penanganannya ; penyebab gagal

ginjal pasien, pengertian gagal

ginjal, pemahaman mengenai

fungsi renal, hubungan antara

cairan, pembatasan diet dengan

gagal ginjal, rasional penanganan

hemodialisis

b. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi cara-cara untuk

memahami berbagai perubahan

akibat penyakit dan penanganan

a. Merupakan instruksi dasar

untuk penjelasan dan

penyuluhan lebih lanjut.

b. Pasien dapat belajar tentang

gagal ginjal dan penaganan

setelah mereka siap untuk

memahami dan menerima

Page 27: askepHD l

c. Klien mengetahui

rasional pembatasan

cairan dan diet

yang mempengaruhi hidupnya.

Rizqa

diagnosis dan

konsekuensinya.

c. Pasien dapat melihat bahwa

kehidupannya tidak harus

berubah akibat penyakit.

Page 28: askepHD l

Implementasi Evaluasi

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Kegagalan mekanisme regulasi

Implementasi Evaluasi

Selasa, 11 Desember 2012

Pukul 14.30

Setelah dilakukan tindakan :

a. Observasi KU,VS,BB pre HD dan post

HD

b. Memberikan penjelasan pada pasien

dan keluarga tentang pembatasan

cairan

c. Menganjurkan pasien untuk mencatat

penggunaan cairan baik pemasukan

maupun haluaran

Selasa, 11 Desember 2012

Pukul 14.30

S : Klien mengatakan tidak merasa lemas

O : TD:120/80mmHg, N:62x/menit,

R:25x/menit, BB:43 kg. Pada kaki,odema

berkurang.

A : Kelebihan volume cairan

P : Lanjutkan intervensi dengan tetap

mengobservasi tanda-tanda vital, KU dan

BB.

Rizqa

2. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan diet

Implementasi Evaluasi

Selasa, 11 Desember 2012

Pukul 15.00

Memberikan penkes tentang bagaimana

membangkitkan nafsu makan yaitu dengan :

a. Makan dalam porsi sedikit namun sering

b. Sebelum makan membersihkan mulut

terlebih dahulu agar nafsu makan

semakin bangkit.

c. Sajikan makanan dengan bentuk yang

menarik agar nafsu makan lebih tinggi

d. Meberikan posisi yang nyaman disaat

akan menyantap makanan.

Selasa, 11 Desember 2012

Pukul 15.00

S : klien dan keluarga mengatakan paham

dengan penkes yang sudah diberikan. Dan

akan melakukan cara – cara tesebut.

O : klien dapat menyebutkan kembali penkes

yang sudah diberikan 3 dari 4 kriteria untk

membangkitkan nafsu makan.

A : Ketidakseimbangan nutrisi

P : lanjutkan intervensi dengan mengobservasi

BB disaat klien hemodialysis selanjutnya pada

tanggal 14 desember 2012

Page 29: askepHD l

Rizqa

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

Implementasi Evaluasi

Selasa, 11 Desember 2012

Pukul 15.30

Memberikan penkes kepada kien dan

keluarga klien tentang penyakit GGK.

Komlikasi yang mungkin terjadi jika memiliki

peyakit GGK atau beberapa perubahan

organ tubuh yang mungkin terjadi.

Selasa, 11 Desember 2012

Pukul 15.30

S : klien dan keluarga mengatakan mengerti

dengan penkes yang diberikan kepadanya

dan keluarga.

O : keluarga dan klien dapat mengulang

kembali apa yang sudah diberitahukan

kepadanya.

A : Kurangnya pengetahuan

P : lanjutkan Intervensi dengan

mengobservasi pemahaman klien,

memberikan bahan bacaan tentang GGK.

Rizqa

Page 30: askepHD l
Page 31: askepHD l

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas secara menyeluruh mengenai asuhan keperawatan pada Ny. L.M dengan

diagnosa Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou

Manado dari tanggal 08-11 juni.2011, maka pada bab ini penulis dapat menguraikan :

A. Kesimpulan

1. Telah dilakukan pengkajian pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)dengan

menggunakan wawancara maupun pemeriksaan fisik.

2. Telah ditentukan diagnosa keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)

3. Telah dibuat rencana tindakan keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)

4. Telah dilakukan tindakan keparawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)

5. Telah dilakukan evaluasi keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)

6. Telah diketahui kesenjangan antara teori dan praktek.

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit, untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam

menerapkan asuhan keperawatan Chronic Kidney Desease (CKD).

2. Bagi institusi pendidikkan, kiranya lebih meningkatkan mutu pendidikan guna menambah

literatur / referensi untuk kelengkapan perkuliahan.

3. Bagi klien, untuk lebih meningkatkan status kesehatan dengan cara memeriksakan diri

ditempat-tempat pelayanan kesehatan dan menggunakan tempat pelayanan kesehatan

terdekat.

4. Bagi mahasiswa-mahasiswi akper Totabuan, kiranya lebih meningkatkan kompetensi dan

wawasan tentang perkembangan teori-teori terbaru dalam dunia kesehatan terutama dalam

penerapan asuhan keperawatan Chronic Kidney Desease (CKD)