askephd l
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN CKD
DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Laboratorium Klinik
Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Disusun oleh:
Galih Setiyo Adi NIM. P07120111017
Indah Laily Fadlilah NIM. P07120111018
Rizqa Nur Sabrina NIM. P07120111030
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN CKD
DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Disusn Oleh :
Galih Setiyo Adi NIM. P07120111017
Indah Laily Fadlilah NIM. P07120111018
Rizqa Nur Sabrina NIM. P07120111030
telah disahkan pada,
Hari, tanggal :
Waktu :
Tempat : Unit Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Santoso
Pembimbing Pendidikan
Ns. Harmilah, SPd, M.Kep, Sp. MB
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Chronic Kidney Disease (CKD) / CRF merupakan gangguan ginjal yang progresif
dan irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah
Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunanfungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup
lanjut,hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min. (Suyono, et al,
2001)
B. Kriteria CKD
1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, berupa kelainan struktural maupun fungsional dengan
atau tanpa penurunan LFG dengan manifestasi :
a. Kelainan patologis
b. Terdapat tanda kelainan ginjal (komposisi darah atau urin atau kelainan dalam
tes pencitraan)
2. LFG < 60 ml/mnt/1,73 m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
C. Etiologi
Penyebab dari CKD :
1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
2. Penyakit peadangan (glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, Poli arteritis nodusa,Sklerosis sistemik
progresif )
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal)
6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
7. Nefropati toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
(Price & Wilson, 1994)
D. Klasifikasi
Perjalanan umum GGK melalui 3 stadium:
1. Stadium I : Penurunan cadangan ginjal
a. Kreatinin serum dan kadar BUN normal
b. Asimptomatik
c. Tes beban kerja pada ginjal: pemekatan kemih, tes GFR
2. Stadium II : Insufisiensi ginjal
a. Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam diet)
b. Kadar kreatinin serum meningkat
c. Nokturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan)
Ada 3 derajat insufisiensi ginjal:
a. Ringan
40% - 80% fungsi ginjal dalam keadaan normal
b. Sedang
15% - 40% fungsi ginjal normal
c. Berat
2% - 20% fungsi ginjal normal
3. Stadium III: gagal ginjal stadium akhir atau uremia
a. kadar ureum dan kreatinin sangat meningkat
b. ginjal sudah tidak dapat menjaga homeostasis cairan dan elektrolit
c. air kemih/urin isoosmotis dengan plasma, dengan BJ 1,010
Stage Gambaran kerusakan ginjal GFR (ml/min/1,73 m2)
1 Normal atau elevated GFR ≥ 90
2 Mild decrease in GFR 60-89
3 Moderate decrease in GFR 30-59
4 Severe decrease in GFR 15-29
5 Requires dialysis ≤ 15
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
1. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan
gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
2. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
3. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein
dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan
mulut, nafas bau ammonia.
4. Gangguan musculoskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet
syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati
( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.
5. Gangguan Integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan
urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
6. Gangguan seksual
Libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore.
7. Gangguan metabolic
Ganguan metabolik glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
8. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan
dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
9. System hematologic
Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga
rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat
berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi
gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Urin
Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton,SDP,
TKK/CCT
2. Laboratorium darah
BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb, trombosit,Ht,
Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin)
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia,dan
gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)
4. Pemeriksaan USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkimginjal,
anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemihserta prostate
5. Pemeriksaan Radiologi
Renogram, Intravenous Pyelography untuk menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal
dan ureter, Retrograde Pyelography dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang
reversibel, Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi,
pemeriksaanrontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen
6. Biopsi ginjal
Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis
histologis
7. Endoskopi ginjal nefroskopi
Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal ; keluar batu, hematuria dan
pengangkatan tumor selektif
G. Penatalaksanaan
GGK
Terapi konservatif
Penyakit ginjal terminal
Dialisis HD di RS, Rumah, CAPD
Transplantasi ginjal
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis
selama mungkin.
Pada prinsipnya penatalaksanaan terdiri dari tiga tahap :
1. Penatalaksanaan konservatif : Pengaturan diet protein, kalium, natrium, cairan
Protein dibatasi karena urea, asam urat dan asam organik merupakan hasil
pemecahan protein yang akan menumpuk secara cepat dalam darah jika terdapat
gangguan pada klirens renal. Protein yang dikonsumsi harus bernilai biologis
(produk susu, telur, daging) di mana makanan tersebut dapat mensuplai asam
amino untuk perbaikan dan pertumbuhan sel. Biasanya cairan diperbolehkan 300-
600 ml/24 jam. Kalori untuk mencegah kelemahan dari karbohidrat dan lemak.
Pemberian vitamin juga penting karena pasien dialisis mungkin kehilangan vitamin
larut air melalui darah sewaktu dialisa.
2. Terapi simptomatik : Suplemen alkali, transfusi, obat-obat local&sistemik, anti
hipertensi.
Hipertensi ditangani dengan medikasi antihipertensi kontrol volume intravaskule.
Gagal jantung kongestif dan edema pulmoner perlu pembatasan cairan, diit rendah
natrium, diuretik, digitalis atau dobitamine dan dialisis. Asidosis metabolik pada
pasien CKD biasanya tanpa gejala dan tidak perlu penanganan, namun suplemen
natrium bikarbonat pada dialisis mungkin diperlukan untuk mengoreksi asidosis.
Anemia pada CKD ditangani dengan epogen (erytropoitin manusia rekombinan).
Anemia pada pasaien (Hmt < 30%) muncul tanpa gejala spesifik seperti malaise,
keletihan umum dan penurunan toleransi aktivitas. Abnormalitas neurologi dapat
terjadi seperti kedutan, sakit kepala, dellirium atau aktivitas kejang. Pasien
dilindungi dari kejang.
3. Terapi pengganti : HD, CAPD, transplantasi
H. Komplikasi
1. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan
masukan diit berlebih.
2. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah uremik dan
dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-
angiotensin-aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah,
metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.
6. Asidosis metabolic
7. Osteodistropi ginjal
8. Sepsis
9. Neuropati perifer
10. Hiperuremia
I. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia /
gelisah atau somnolen)
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi lama, atau berat, palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Hipertensi, nadi kuat,edema jaringan umum dan pitting pada kaki,
telapak,tangan, disritmia jantung.
Nadi lemah halus,hipotensi ortostatik menunjukan hipovolemia, pucat,
kecenderungan perdarahan.
3. Integritas ego
Gejala : Factor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya, perasaan tak
berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung, diare, atau
konstipasi.
Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, cokelat,berawan,
oliguria, dapat menjadi anuria.
5. Makanan/ cairan
Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan
(malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap di mulut
(pernapasan amonia), penggunaan diuretic
Tanda : Distensi abdomen / asites, pembesaran hati,, perubahan turgor kulit /
kelembaban, edema (umum,tergantung), ulserasi gusi, perdarahan gusi / lidah,
penurunan oto, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga.
6. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom “ kaki gelisah”,
Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkosentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, stupor, koma, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala ; kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam
hari)
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah.
8. Pernapasan
Gejala : napas pendek ; dispnea nocturnal paroksimal ; batuk dengan / tanpa sputum
kental dan banyak.
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (pernapasan
kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah muda – encer (edema paru).
9. Keamanan
Gejala : Kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi
Tanda : Pruritus, demam,(sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual terjdai
peningkatan pada pasie yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal.,
petechie,
10. Seksualitas
Gejala : Penurunan libido ; amenorea ; infertilitas
11. Interaksi social
Gejala : kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankn
fungsi peran biasanya dalam keluarga.
12. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik,
nefritis herediter,kalkulus urinaria, malignasi, riwayat terpajan oleh toksin, contoh,
obat, racun lingkungan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul :
1. Intoleransi aktivitas b.d keletihan/kelemahan, anemia, retensi produk sampah dan
prosedur dialysis.
2. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, pneumonitis, pericarditis
3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluan urin, retensi cairan dan natrium.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang
inadekuat (mual, muntah, anoreksia dll).
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b.d kurangnya informasi
kesehatan.
6. Risiko infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh primer, tindakan invasive
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 11 Desember 2012
Jam : 14.00 WIB
Oleh : Rizqa Nur Sabrina
Metode : Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan studi dokumen
Sumber : Klien, keluarga klien, buku status klien dan tim kesehatan
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Ny. “ S ”
Tempat, tanggal lahir : Bantul, 4 Juli 1969
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Buruh
Suku : Jawa
Alamat : Kepuh, Mulyodadi, Bantul
Dx Medis : CKD st IV
No. CM : 38.65.25
Tanggal masuk : 11 Desember 2012
b. Keluarga/ Penanggung jawab
Nama : Bp. “ J “
Umur : 50 tahun
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : buruh
Alamat : Kepuh, Mulyodadi, Bantul
Hubungan : Suami klien
2. Riwayat kesehatan
a. Kesehatan pasien
1) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sudah melaksanakan cuci darah selama lima tahun. Klien datang
ke RSUD karena sudah jadwal rutin klien untuk cuci darah yaitu pada hari selasa
dan jumat. Klien datang dengan odema pada ekstremitas kanan dan kiri bawah.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Keluarga klien mengatakan klien dulu sehat dan jarang sakit parah, kalaupun sakit
yang paling parah adalah influenza. Klien minum dalam sehari 2 gelas ( 200 cc ) air
teh. Klien jarang sekali minum air putih bahkan klien sama sekali tidak minum air
putih dalam satu hari. Klien pernah dirawat di RSUD Panembahan senopati bangsal
Flamboyan dengan keluhan anoreksia, sesak nafas, kalau b.a.k terasa perih dan
pusing cekot – cekot.
b. Kesehatan keluarga
1) Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
_ _ _ _ _ : Keluarga yang tinggal serumah
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien menyatakan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit serupa. Hanya klien
yang menderita penyakit tersebut. Tidak ada juga yang menderita penyakit degenerative
seperti DM dan Hipertensi.
2. Pola kebiasaan pasien
a. Aspek fisik biologis
1) Pola nutrisi
(a) Sebelum sakit
Klien menyatakan bahwa klien makan tiga kali sehari, pagi, siang dan sore.
Makanan pokok klien nasi dengan porsi sedang. Klien mengatakan tidak
memiliki makanan yang dipantang , sehingga bisa makan dengan bebas. Klien
tidak mengkonsumsi suplemen tambahan dan vitamin.
Intake cairan klien yaitu kurang lebih 5 gelas ( 1250 cc) per hari, klien suka
minum teh dan jarang minum air putih.
(b) Selama sakit
Klien menyatakan saat ini nafsu makannya sudah mulai membaik, tetapi
terbebani oleh banyaknya pantangan sehingga masukan makanan sedikit
berkurang. Nafsu makannya berkurang ketika awal sakit tahun 2009 karena
setiap kali akan makan merasa mual. Klien menjalankan diet rendah Natrium,
Kalium. Klien menyatakan dirinya tidak memiliki gangguan menelan dan
mengunyah. Klien tidak menggunakan alat bantu untuk makan.
Klien menyatakan, masukan cairan klien dibatasi yaitu tiga gelas per hari atau
maksimal 800 ml per hari.
2) Pola eliminasi
(a) Sebelum sakit
Klien mengatakan bahwa buang air kecil dan besar klien lancar. Klien buang air
besar 1 kali sehari. Klien buang air kecil kurang lebih 5 kali sehari (1000 cc).
Klien jarang buang air kecil pada malam hari. Klien tidak pernah mengkonsumsi
obat apapun.
(b) Selama sakit
Klien mengatakan bahwa tidak ada masalah dalam buang air besar. Klien
menyatakan bahwa buang air kecil 3 kali/24 jam (450 cc) berwarna jernih,
volumenya sedikit karena masukannya juga sedikit. Klien tidak menggunakan alat
bantu untuk berkemih.
3) Pola aktivitas-istirahat
(a) Sebelum sakit
1. Keadaan aktivitas sehari- hari
Kegiatan sehari-hari klien adalah bekerja. Pekerjaan klien yaitu buruh. Klien
mengatakan selama ini jarang berolahraga. Klien tidak menggunakan alat bantu
untuk aktivitas sehari-hari dan melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
2. Keadaan pernapasan
Sebelum sakit, pernapasan klien tidak ada masalah. Klien tidak memakai
obat-obatan untuk melancarkan pernapasan. Klien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap asap, debu atau hawa dingin.
3. Keadaan kardiovaskuler
Klien tidak merasa cepat lelah. Klien tidak sering terkejut dan tidak berdebar-
debar.
4. Kebutuhan tidur
Klien tidur pukul 21.00 sampai 05.00 dan dapat tidur dengan nyenyak. Klien
jarang terbangun untuk buang air kecil di malam hari. Klien tidak pernah tidur
siang. Klien lebih menyukai suasana tenang dan gelap. Klien tidak pernah
mengkonsumsi obat tidur.
(b) Selama sakit
(1) Keadaan aktivitas
Klien melakukan aktivitas seperti biasa namun intensitasnya tidak seperti
sebelum sakit.
(2) Keadaan pernapasan
Saat ini klien tidak memiliki gangguan pernapasan namun apabila klien
melakukan aktifitas yang berat maka klien akan mengalami sesak nafas.
(3) Keadaan kardiovaskuler
Saat ini klien tidak mengalami pusing, rasa berat di dada dan tidak mengalami
nyeri dada namun sebelum melakukan hemodialisa, klien merasa mudah lelah,
lemas dan badanya terasa tidak nyaman.
(4) Kebutuhan tidur
Klien mengatakan saat ini tidak ada gangguan dalam memenuhi kebutuhan
tidur. Sejak melakukan hemodialisa, dirinya jarang terbangun di malam hari
untuk buang air kecil.
4) Kebersihan diri
(a) Kebersihan diri
Klien menyatakan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi. Kilen biasa
mandi pada pagi dan sore hari. Klien mandi menggunakan air dingin, jarang
menggunakan air hangat.
(b) Rambut
Klien menyatakan mencuci rambut seminggu dua kali menggunakan shampo.
Klien menyisir rambut setiap hari dan mengikat rambutnya.
(c) Telinga
Klien menyatakan biasanya membersihkan telinga satu kali dalam seminggu.
(d) Mata
Klien menyatakan tidak menggunakan alat bantu untuk melihat dan tidak
mengalami gangguan pada mata.
(e) Mulut
Klien menyatakan menggosok gigi menggunakan pasta gigi 2 kali sehari setelah
mandi.
(f) Kuku/kaki
Klien menyatakan memotong kuku dua minggu sekali menggunakan pemotong
kuku. Klien menyatakan tidak pernah mengalami gangguan pada kuku.
b. Aspek mental-intelektual-sosial-spiritual
1) Konsep diri
(a) Gambaran diri
Klien menyadari bahwa dirinya sedang menjalani pengobatan karena
sakit. Klien menerima kondisi yang telah terjadi pada dirinya dan merupakan
ujian dari Allah SWT yang harus diterima dengan ikhlas.
(b) Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang istri, yang mempunyai 2 orang
anak dan seorang suami.
(c) Harga diri
Klien mengatakan keluarganya sangat menghargai dirinya.
(d) Peran diri
Klien menyatakan merasa sedih karena selama menderita penyakit gagal
ginjal karena telah mengganggu aktivitasnya untuk mencari nafkah dan
menghabiskan waktu untuk cuci darah setiap minggunya sehingga klien
memutuskan untuk berhenti bekerja karena tidak bisa bekerja terlalu lelah.
(e) Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan bisa beraktivitas
seprti sediakala.
2. Intelektual
Klien menyatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya, namun klien sudah
mengetahui apa penyebabnya. Ketika ditanya, klien kurang tahu mengapa cairan
dibatasi dan banyak makanan pantangan. Klien menyatakan tidak pernah mendapat
informasi jelas tentang penyakitnya
3) Hubungan interpersonal
i. Sebelum sakit
Klien mengatakan hubungan interpersonal klien dengan lingkungannya baik.
ii. Selama sakit
Klien mengatakan hubungan klien dengan anggota keluarganya baik. Hubungan
klien dengan tim kesehatan di unit hemodialisa juga baik. Klien sabar dan
ramah namun kurang taat dengan terapi yang dianjurkan.
4) Mekanisme koping
Klien mengatakan selalu berusaha dan berdoa untuk mengatasi masalah yang
dialaminya. Klien selalu rutin untuk melakukan hemodialisa setiap minggunya.
5) Support sistem
Klien mengatakan mendapat support penuh dari keluarganya untuk sembuh. Klien
berobat dengan diantar oleh suaminya ataupun anaknya. Klien berobat dengan
mendapat jaminan dari jamkesmas.
c. Aspek mental- emosional
Klien berkonsentrasi saat ditanya. Klien dapat berbicara dengan baik dan menjawab
pertanyaan dengan baik.
1) Hubungan sosial
(a) Hubungan komunikasi
Klien mampu untuk berbicara dengan baik.
(b) Faktor kultural
Klien merupakan seorang ibu yang harus mngurusi keluarganya. Klien tetap
mengurus keluaranya walaupun membatasi diri agar tidak mudah lelah.
(c) Tingkat ketergantungan
Klien mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. Tetapi untuk
mengantarkan hemodialisa ia bergantung bantuan dari orang lain baik suami
atau anaknya.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status gizi
TB : 160 cm
BB : 45 kg
IMT : 17,5
3) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 80 x per menit
Respirasi : 18 x per menit
Suhu : 36,2 oC
b. Pemeriksaan secara sistematik
1) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala klien bulat, kulit kepala kering, tidak ada luka
2) Rambut
Inspeksi : Hitam beruban, lurus, agak rapi dan bersih.
3) Muka
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pigmentasi
4) Mata
Inspeksi : Konjungtiva pucat, mata simetris, tidak ada udem palpebra
5) Hidung dan sinus
Inspeksi : Pernapasan 18x per menit, tidak ada pernapasan cuping hidung, bentuk
hidung simetris tidak ada secret yang keluar dari hidung, fungsi pembauan baik.
6) Bibir
Inspeksi : Tampak kering, tidak sianosis
7) Mulut
Inspeksi : Kurang bersih, tercium bau keton
8) Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening dan tidak ada pembesaran tonsil.
9) Kulit
Inspeksi : Kulit klien tampak bersisik, keriput, warna kulit gelap
Palpasi : Hangat, terdapat udem di bagian kaki dan turgor kulit tidak elastis.
10) Jari dan kuku
Inspeksi : Tidak ada sianosis, tidak ada clubbing finger, warna kuku agak
kekuningan.
11) Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris, pola napas tak ada
kelainan, tidak batuk, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada penggunaan otot-
otot pernapasan tambahan. Ukuran dada transversal: antero posterior 1:2.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa maupun peradangan, ekspansi
dada simetris.
Perkusi :
Suara resonan pada interkosta 1-3 dada kiri
Suara dullness pada interkosta 4-6 dada kiri
Auskultasi : Terdengar suara vesikuler. Suara jantung S1 dan S2 reguler.
12) Abdomen
Inspeksi : Perut tidak membesar dan simetris, vena-vena tidak membesar, warna
kulit sawo matang, tidak ada kelainan kulit, tidak ada benjolan.
Auskultasi : Peristaltik usus terdengar 8 x/menit
Perkusi : Terdengar suara tympani pada empat kuadran.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan peradangan.
13) Ekstremitas atas
Inspeksi : Terpasang jarum in dan out untuk hemodialisa di tangan kiri klien,
anggota gerak lengkap, tidak ada sianosis.
Palpasi : Tidak ada edema pada ekstremitas atas, vena –vena membesar. Turgor
kulit ekstremitas jelek.
14) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Anggota gerak lengkap, dapat digerakan, terdapat edema pada telapak
kaki.
Palpasi : Terdapat edema pada kedua kaki dengan positif kira-kira 1,5 cm.
4. Pengobatan yang didapat saat ini
a. Heparin dengan dosis awal 1500 IU dan tiap satu jam kemudian diberikan dosis 1000
IU.
b. Lidocain 1 A (analgesic)
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan HB rutin. Hasil
pemeriksaan untuk HB yang terakhir adalah 9,0 %.
Analisa data
No Data Masalah Penyebab
1 DO
a. Adanya udem pada kedua
kaki dengan positif kira-kira
1,5 cm.
b. TD : 150/90 mmHg
c. N : 80 x per menit
d. RR : 18 x per menit
e. BB : 45 kg bertambah 2 kg
menjadi 45 kg
DS
a. Klien mengatakan kakinya
bengkak.
b. Klien menyatakan masukan
cairan klien dibatasi yaitu tiga
gelas per hari atau maksimal
800 ml per hari
c. Klien menyatakan bahwa
buang air kecil 3 kali/24 jam
(450 cc).
Kelebihan volume
cairan
Kegagalan mekanisme
regulasi
2 DO
a. Konjungtiva pucat
b. HB 9,0%
DS
a. Klien menyatakan saat ini
nafsu makannya sudah mulai
membaik, diet habis dengan
porsi sedang kurang lebih 3
sendok makan tetapi terbebani
oleh banyaknya pantangan
Resiko
ketidakseimbangan
nutrisi:kurang dari
kebutuhan tubuh
Pembatasan diet
sehingga masukan makanan
sedikit berkurang.
b. Klien mengatakan
menjalankan diet rendah
Natrium, Kalium.
3 DO:
Ketika ditanya, klien kurang tahu
mengapa cairan dibatasi dan
banyak makanan pantangan
DS:
a. Klien menyatakan kurang
mengetahui tentang
penyakitnya.
b. Klien menyatakan tidak
pernah mendapat informasi
jelas tentang penyakitnya
Kurang pengetahuanKurang terpapar
informasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Kegagalan mekanisme regulasi, ditandai
dengan:
DO
a. Konjunctiva pucat
b. TD : 150/90 mmHg
c. N : 80 x per menit
d. RR : 18 x per menit
e. BB : 45 kg bertambah 2 kg menjadi 45 kg
DS
a. Klien mengatakan kakinya bengkak dengan positif kira-kira1,5 cm.
b. Klien menyatakan masukan cairan klien dibatasi yaitu tiga gelas per hari atau
maksimal 800 ml per hari.
c. Klien menyatakan bahwa buang air kecil 3 kali/24 jam (450 cc).
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pembatasan diet, ditandai dengan:
DO
a. Konjungtiva pucat
b. HB 9,0%
DS
a. Klien menyatakan saat ini nafsu makannya sudah mulai membaik ,diet habis
dengan porsi sedang kurang lebih 3 sendok makan, tetapi terbebani oleh
banyaknya pantangan sehingga masukan makanan sedikit berkurang.
b. Klien mengatakan menjalankan diet rendah Natrium, Kalium.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, ditandai
dengan:
DO:
Ketika ditanya, klien kurang tahu mengapa cairan dibatasi dan banyak makanan
pantangan
DS:
a. Klien menyatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya
b. Klien menyatakan tidak pernah mendapat informasi jelas tentang penyakitnya.
C. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional1 Selasa, 11 Desember 2012
Pukul 14.15 WIB
Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan kegagalan
mekanisme regulasi, ditandai
dengan:
DO :
a. Konjunctiva pucat
b. TD : 150/90 mmHg
c. N : 80 x per menit
d. RR: 18 x per menit
e. BB : 45 kg bertambah 2 kg
menjadi 45 kg
DS :
a. Klien mengatakan kakinya
bengkak.
b. Klien menyatakan masukan
cairan klien dibatasi yaitu
tiga gelas per hari atau
maksimal 800 ml per hari.
c. Klien menyatakan ahwa
buang air kecil 3 kali/24 jam
Setelah diberi asuhan
keperawatan selama 1x20
menit, setelah klien
melakukan hemodialisa 14
desember 2012, tidak
terjadi kelebihan volume
cairan, dengan kriteria:
a. Konjungtiva tidak
anemis
b. Tekanan darah 120/80
mmHg
c. Klien dapat
menjelaskan tentang
pentingnya pembatasan
cairan antar intake dan
outputnya dengan
Input 800 cc/hari dan
outputnya juga 800 cc /
hari.
a. Observasi KU, tanda-tanda vital,
berat badan pre dan post HD
b. Anjurkan untuk mempertahankan
pembatasan masukan cairan yaitu
± 800 cc / hari.
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga
tentang alasan pembatasan
masukan cairan.
d. Jelaskan kepada pasien dan
keluarga dalam menghadapi
ketidaknyamanan akibat
pembatasan cairan
a. Tanda vital dapat
mengindikasikan adanya
perubahan ondisi tbuh
terhadap penyakit yang
diderita.
b. Pembatasan cairan akan
menentukan berat tubuh
ideal, haluaran urin,dan
respon terhadap terapi
c. Pemahaman meningkatkan
kerjasama pasien dan
keluarga dalam pembatasan
cairan
d. Kenyamanan pasien
meningkatkan kepatuhan
terhadap pembatasan diet.
(450cc) e. Anjurkan pasien untuk mencatat
penggunaan cairan baik input
maupun outputnya.
Rizqa
e. Untuk mengetahui
keseimbangan input dan
output.
2 Selasa, 11 Desember 2012
Pukul 14.15 WIB
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi:kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
pembatasan diet, ditandai
dengan:
DO :
a. Konjungtiva pucat
b. HB 9,0 %
DS :
a. Klien menyatakan saat ini
nafsu makannya sudah mulai
membaik, diet habis dengan
porsi sedang kurang lebih 3
sendok makan tetapi
Setelah diberi asuhan
keperawatan selama 1x20
menit, setelah klien kontrol
kembali tanggal 27
November 2012, nutrisi
tubuh adekuat dengan
kriteria:
a. Konjungtiva tidak
anemis
b. Hb 12-13 %
c. Nafsu makan klien
meningkat
d. Klien dapat
menjelaskan tiga dari
a. Kaji ulang status nutrisi ; perubahan
berat badan, hasil laboratorium
ureum, kreatinin.
b. Anjurkan untuk meningkatkan
masukan protein yang mengandung
nilai biologis tinggi telur, produk
susu, daging.
c. Anjurkan camilan tinggi kalori,
rendah protein, rendah natrium
diantara waktu makan seperti apel
untuk makanan rendah kalium,
a. Menyediakan data dasar
untuk memantau perubahan
dan mengevaluasi intervensi
b. Protein lengkap diberikan
untuk mencapai
keseimbangan nitrogen yang
diperlukan untuk
pertumbuhan dan
penyembuhan
c. Mengurangi makanan dan
protein yang dibatasi dan
menyediakan kalori untuk
energy, membagi protein
terbebani oleh banyaknya
pantangan sehingga
masukan makanan sedikit
berkurang.
b. Klien mengatakan
menjalankan diet rendah
Natrium dan kalium.
c. Klien menyatakan mengalami
penurunan berat badan
sekitar 1 kg dalam waktu 1
bulan.
empat mengenai
pentingnya pembatasan
diet
e. Berat badan klien naik
0,5 kg
susu untuk memenuhi kebutuhan
proteinnya dan makanan yang
rendah garam.
d. Jelaskan rasional pembatasan diet
dan hubungannya dengan penyakit
ginjal dan peningkatan urea dan
kadar kreatinin.
f. Sediakan daftar makanan yang
dianjurkan secara tertulis dan
anjuran untuk memperbaiki rasa
tanpa menggunakan natrium atau
kalium.
g. Anjurkan untuk menciptakan
lingkungan yang menyenangkan
selama waktu makan yaitu makan
bersama keluarga di mej akan
keluarga dengn Susana yang
hangat dan kekeluargaan.
untuk pertumbuhan dan
penyembuhan jaringan.
d. Meningkatkan pemahaman
pasien tentang hubungan
antara diet, urea,kadar
kreatinin dengan penyakit
renal.
e. Daftar yang dibuat
menyediakan pendekatan
positif terhadap pembatasan
diet dan merupakan referensi
untuk pasien dan keluarga
yang dapat digunakan
dirumah
f. Faktor yang tidak
menyenangkan yang
berperan dalam menimbulkan
anoreksia dihilangkan. Untuk
memantau status cairan dan
nutrisi.
h. Anjurkan untuk konsultasi dengan
ahli tim gizi
Rizqa
g. Memberi bantuan
menetapkan diet
3 Selasa, 11 Desember 2012
Pukul 14.15 WIB
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurang
terpapar informasi, ditandai
dengan:
DO:
Ketika ditanya, klien kurang tahu
mengapa cairan dibatasi dan
banyak makanan pantangan
DS:
a. Klien menyatakan kurang
mengetahui tentang
penyakitnya dan tidak tahu
penyebabnya.
b. Klien menyatakan tidak
pernah mendapat informasi
jelas tentang penyakitnya.
Setelah diberi asuhan
keperawatan selama 1x20
menit, setelah klien kontrol
kembali tanggal 14
Desember 2012, klien
memahami tentang
penyakit, dengan kriteria:
a. Klien dapat
menjelaskan kembali
pengertian dan
penyebab gagal ginjal
kronis
b. Klien dapat
menyebutkan 3
penanganan gagal
ginjal
a. Kaji ulang pemahaman mengenai
penyebab gagal ginjal,
konsekuensinya, dan
penanganannya ; penyebab gagal
ginjal pasien, pengertian gagal
ginjal, pemahaman mengenai
fungsi renal, hubungan antara
cairan, pembatasan diet dengan
gagal ginjal, rasional penanganan
hemodialisis
b. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi cara-cara untuk
memahami berbagai perubahan
akibat penyakit dan penanganan
a. Merupakan instruksi dasar
untuk penjelasan dan
penyuluhan lebih lanjut.
b. Pasien dapat belajar tentang
gagal ginjal dan penaganan
setelah mereka siap untuk
memahami dan menerima
c. Klien mengetahui
rasional pembatasan
cairan dan diet
yang mempengaruhi hidupnya.
Rizqa
diagnosis dan
konsekuensinya.
c. Pasien dapat melihat bahwa
kehidupannya tidak harus
berubah akibat penyakit.
Implementasi Evaluasi
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Kegagalan mekanisme regulasi
Implementasi Evaluasi
Selasa, 11 Desember 2012
Pukul 14.30
Setelah dilakukan tindakan :
a. Observasi KU,VS,BB pre HD dan post
HD
b. Memberikan penjelasan pada pasien
dan keluarga tentang pembatasan
cairan
c. Menganjurkan pasien untuk mencatat
penggunaan cairan baik pemasukan
maupun haluaran
Selasa, 11 Desember 2012
Pukul 14.30
S : Klien mengatakan tidak merasa lemas
O : TD:120/80mmHg, N:62x/menit,
R:25x/menit, BB:43 kg. Pada kaki,odema
berkurang.
A : Kelebihan volume cairan
P : Lanjutkan intervensi dengan tetap
mengobservasi tanda-tanda vital, KU dan
BB.
Rizqa
2. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan diet
Implementasi Evaluasi
Selasa, 11 Desember 2012
Pukul 15.00
Memberikan penkes tentang bagaimana
membangkitkan nafsu makan yaitu dengan :
a. Makan dalam porsi sedikit namun sering
b. Sebelum makan membersihkan mulut
terlebih dahulu agar nafsu makan
semakin bangkit.
c. Sajikan makanan dengan bentuk yang
menarik agar nafsu makan lebih tinggi
d. Meberikan posisi yang nyaman disaat
akan menyantap makanan.
Selasa, 11 Desember 2012
Pukul 15.00
S : klien dan keluarga mengatakan paham
dengan penkes yang sudah diberikan. Dan
akan melakukan cara – cara tesebut.
O : klien dapat menyebutkan kembali penkes
yang sudah diberikan 3 dari 4 kriteria untk
membangkitkan nafsu makan.
A : Ketidakseimbangan nutrisi
P : lanjutkan intervensi dengan mengobservasi
BB disaat klien hemodialysis selanjutnya pada
tanggal 14 desember 2012
Rizqa
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Implementasi Evaluasi
Selasa, 11 Desember 2012
Pukul 15.30
Memberikan penkes kepada kien dan
keluarga klien tentang penyakit GGK.
Komlikasi yang mungkin terjadi jika memiliki
peyakit GGK atau beberapa perubahan
organ tubuh yang mungkin terjadi.
Selasa, 11 Desember 2012
Pukul 15.30
S : klien dan keluarga mengatakan mengerti
dengan penkes yang diberikan kepadanya
dan keluarga.
O : keluarga dan klien dapat mengulang
kembali apa yang sudah diberitahukan
kepadanya.
A : Kurangnya pengetahuan
P : lanjutkan Intervensi dengan
mengobservasi pemahaman klien,
memberikan bahan bacaan tentang GGK.
Rizqa
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas secara menyeluruh mengenai asuhan keperawatan pada Ny. L.M dengan
diagnosa Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou
Manado dari tanggal 08-11 juni.2011, maka pada bab ini penulis dapat menguraikan :
A. Kesimpulan
1. Telah dilakukan pengkajian pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)dengan
menggunakan wawancara maupun pemeriksaan fisik.
2. Telah ditentukan diagnosa keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)
3. Telah dibuat rencana tindakan keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)
4. Telah dilakukan tindakan keparawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)
5. Telah dilakukan evaluasi keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)
6. Telah diketahui kesenjangan antara teori dan praktek.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit, untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam
menerapkan asuhan keperawatan Chronic Kidney Desease (CKD).
2. Bagi institusi pendidikkan, kiranya lebih meningkatkan mutu pendidikan guna menambah
literatur / referensi untuk kelengkapan perkuliahan.
3. Bagi klien, untuk lebih meningkatkan status kesehatan dengan cara memeriksakan diri
ditempat-tempat pelayanan kesehatan dan menggunakan tempat pelayanan kesehatan
terdekat.
4. Bagi mahasiswa-mahasiswi akper Totabuan, kiranya lebih meningkatkan kompetensi dan
wawasan tentang perkembangan teori-teori terbaru dalam dunia kesehatan terutama dalam
penerapan asuhan keperawatan Chronic Kidney Desease (CKD)