askep pada lansia psikososial.docx
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
1/26
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN GANGGUAN MENTAL / PSIKOSOSIAL
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Mental
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur (usia 60 tahun ke atas)
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Padakelompok yang dikategorikan lansi ini akan terjadi suatu proses yang disebut
aging proses.
Mental berasal dari kata latin yaitu mens, mentis yang artinya: jia,
nyaa, sukma, roh, semangat (!artini !artono, "#$%:&). 'edangkan dalam kamus
psikologi !artini !artono, ("#$%:%$) mengemukakan: mental adalah yang
berkenaan dengan jia, batin ruhaniah. alam pengertian aslinya menyinggung
masalah: pikiran, akal atau ingatan. 'edangkan sekarang ini digunakan untuk
menunjukkan penyesuaian organisme terhadap lingkungan dan se*ara khusus
menunjuk penyesuaian yang men*akup fungsi+fungsi simbolis yang disadari oleh
indiidu.
Pengertian mental dalam kamus besar bahasa -ndonesia, ("##":6%)
adalah/erkenaan dengan batin dan atak manusia, yang bukan bersifat badan
atau tenaga, ukan bersifat badan atau tenaga: bukan hanya pembangunan fisik
yang diperhatikan melainkan juga pembangunan batin dan atak1.
Mental se*ara istilah dapat diartikan dengan /semangat jia yang tegar,
yang aktif, yang mempengaruhi perilaku hidup dan kehidupan manusia1
(Maardi Labay 2l+ 'ulthani, 00":).
Melihat dari pernyataan diatas, maka mental bisa diartikan sesuatu yang berada
dalam tubuh (fisik) manusia yang dapat mempengaruhi perilaku, atak dan sifat
manusia di dalam kehidupan pribadi dan lingkungannya.
B. Ase!"ase! Mental
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
2/26
Manusia adalah makhluk yang pada dasarnya baik dan selalu ingin
kembali pada kebenaran yang sejati, karena pada diri manusia mempunyai.
3spek+aspek jia yang bisa mempengaruhi segala sikap dan tingkah laku
manusia. ertolak dari pernyataan maka aspek+aspek manusia dapat dijabarkan
sebagai berikut:
". !artini !artono (000:6) mengemukakan baha aspek mental yang ada dalam
diri manusia adalah keinginan, tindakan, tujuan, usaha+usaha, dan perasaan.
4 !einginan : perihal yang diinginkan
4 5indakan : perbuatan sesuatu yang dilakukan. 'esuatu yang
dilaksanakan untuk mengatasi sesuatu.4 5ujuan : arah yang dituju, maksud atau tuntutan.
4 7saha : kegiatan untuk mengarahkan tenaga, pikiran atau badan
untuk men*apai suata maksud.
4 Perasaan : hasil8 perbuatan merasa dengan pan*a indera. 9asa8keadaan batin
dalam menghadapi sesuatu.
. akiah arajat ("##0:&) berpendapat baha aspek mental yang ada dalam diri
manusia adalah kehendak, sikap, dan tindakan.
4 !ehendak : kemauan, keinginan dan harapan yang keras.
4 'ikap : posisi mental (perasaan terhadap bahasa sendiri8bahasa
orang lain).
4 5indakan : perbuatan sesuatu yang dilakukan. 'esuatu yang
ilaksanakan untuk mengatasi sesuatu.
&. Maardi Labay 2l+'huthani (00":&) memandang baha aspek mental yang
ada dalam diri manusia adalah segala sesuatu yang menentukan sifat dan karakter
manusia.
4 'ifat : rupa8keadaan yang nampak pada suatu benda8lahiriah
4 !arakter : sifat+sifat kejiaan, akhlak8budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain, tabiat, atak, dan mempunyai kepribadian.. -bnu 'ina ("##6:""6) berpendapt baha aspek mental yang ada dalam diri
manusia adalah kesadaran diri, amarah, dan keinginan.
4 !esadaran diri : kesadaran seseorang8keadaan dirinya sendiri.
4 3marah : sangat tidak senang.
4 !einginan : perihal yang diinginkan.
;. 3l
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
3/26
6. >anna juhamham astaman (00":6) memandang baha aspek mental yang
ada dalam diri manusia adalah berpikir, berkehendak, merasa, dan berangan+
angan.
4 erpikir : menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan
dan memutuskan sesuatu, menimbang+nimbang.
4 erkehendak : kemauan, keinginan dan harapan yang keras.
4 Merasa : mengalami rangsangan yang mengenai (menyentuh)
indra (seperti yang dialamu lidah, kulit8badan).
4 erangan+angan : mempunyai angan+angan (pikiran8ingatan).
#. Ase!"ase! $ang Me%engar&'i Per&(a'an )&ngsi Mental Pa*a LansiaMasalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari aspek yaitu
fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi tidak
labil, mudah tersinggung, gampang merasa dile*ehkan, ke*ea, tidak bahagia,
perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi
rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (ke*emasan),
psikosis (kegilaan) atau ke*anduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan
mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya
perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan
berpenghasilan) menjadi kemunduran.
3spek psikologi merupakan faktor penting dalam kehidupan seseorang dan
menjadi semakin penting dalam kehidupan seorang lansia. 3spek psikologis ini
lebih menonjol daripada aspek materiil dalam kehidupan seorang lansia. Pada
umumnya, lansia mengharapkan: panjang umur, semangat hidup, tetap berperan
sosial, dihormati, mempertahankan hak dan hartanya, tetap beribaa, kematian
dalam ketenangan dan diterima di sisi+?ya, dan masuk surga. !einginan untuk
lebih dekat kepada 3llah merupakan kebutuhan lansia. Proses menua yang tidak
sesuai dengan harapan tersebut, dirasakan sebagai beban mental yang *ukup berat.
3spek sosial yang terjadi pada indiidu lanjut usia, meliputi kematian pasangan
hidupnya8teman+temannya, perubahan peran seorang ayah8ibu menjadi seorang
kakek8nenek, perubahan dalam hubungan dengan anak karena sudah harus
memerhitungkan anak sebagai indiidu deasa yang dianggap sebagai teman
untuk dimintai pendapat dan pertolongan, perubahan peran dari seorang pekerja
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
4/26
menjadi pensiunan yang sebagian besar aktunya dihabiskan di rumah.
3spek ekonomi berkaitan dengan status sosial dan prestise. alam masyarakat
sebagai seorang pensiunan, perubahan pendapatan karena hidupnya tergantung
dari tunjangan pensiunan. !ondisi+kondisi khas yang berupa penurunan
kemampuan ini akan memun*ulkan gejala umum pada indiidu lanjut usia, yaitu
/perasaan takut menjadi tua.1
Pada umumnya, perubahan ini diaali ketika masa pensiun. Meskipun
tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan
hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun
sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran,
kegiatan, status, dan harga diri. 9eaksi setelah orang memasuki masa pensiun
lebih tergantung dari model kepribadiannya dan sangat tergantung pada sikap
mental indiidu dalam menghadapi masa pensiun. alam kenyataan ada yang
menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang memiliki jaminan
hari tua dan ada juga yang seolah+olah pasrah terhadap pensiun.
Pernyataan di atas menunjukkan baha aspek mental yang ada pada diri
manusia adalah aspek+aspek yang dapat menentukan sifat dan karakteristik
manusia itu sendiri. Perbuatan dan tingkah laku manusia sangat ditentukan oleh
keadaan jianya yang merupaka motor penggerak suatu perbuatan. @leh sebab itu
aspek+aspek mental tersebut bisa manusia kendalikan melalui proses pendidikan.
D. )a+t,r"-a!t,r $ang Me%engar&'i Per&(a'an Mental
". Perubahan fisik,
a. 'el : jumlah berkurang, ukuran membesar, *airan tubuh menurun, dan *airaninterseluler menurun
b. !ardioaskuler: katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah
menurun (menurunnya kontraksi dan olume), elastisitas pembuluh darah
menurun, serta meningkatnya retensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan
darah meningkat
*. Persarafan: saraf pan*aindera menge*il sehingga fungsinya menurun serta
lambat dalam merespon dan aktu bereaksi khususnya yang berhubungan dengan
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
5/26
stres. erkurang atau hilangnya lapisan mielin akson, sehingga menyebabkan
berkurangnya respon motorik dan reflek
d. Pendengaran: membran timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran.
5ulang+tulang pendengaran mengalami kekakuan.
e. Penglihatan: respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun,
akomodasi menurun, lapang pandang menurun, katarak
f. elajar dan memori: kemampuan belajar masih ada tetapi relatif menurun.
Memori menurun karena proses en*oding menurun
g. -ntelegensi: se*ara umum tidak berubah
. !esehatan umum
!eadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga harus bergantung pada orang
lain. 5erjadi banyak perubahan dalam penampilan lansia, seperti pada bagian
kepala dengan rambut yang menipis dan berubah menjadi putih atau abu+abu,
tubuh yang membungkuk dan tampak menge*il, bagian persendian dengan
pangkal tangan menjadi kendur dan terasa berat,
sedangkan ujung tangan tampak mengerut. 'elain itu, fungsi pan*aindera
terjadi perubahan seperti ada penurunan dalam kemampuan melihat objek,
kehilangan kemampuan mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi,
penurunan sensitiitas papil+papil penge*ap (terutama terhadap rasa manis dan
asin), pen*iuman menjadi kurang tajam, dan kulit yang semakin kering dan
mengeras menyebabkan indra peraba di kulit semakin peka.
Pada kemampuan motorik, lansia mengalami penurunan kekuatan yang paling
nyata, yaitu pada kelenturan otot+otot tangan bagian depan dan otot+otot yang
menopang tegaknya tubuh, lansia pun *epat merasa lelah. 5erdapat juga
penurunan ke*epatan dalam bergerak dan lansia *enderung menjadi kaku. >al ini
menyebabkan sesuatu yang dibaa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh.
&. Lingkungan
erkaitan dengan lingkungan sekitar, seperti keluarga dan teman. Lansia tidak
jarang merasa emptiness (kesendirian, kehampaan) ketika keluarganya tidak ada
yang memperhatikannya. 'elain itu, ketika ada lansia lainnya meninggal, maka
mun*ul perasaan pada lansia kapan ia akan meninggal.
E. Masala' Di Bi*ang Psi!,geratri
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
6/26
. Ke+e%asan
a. Pengertian
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
7/26
lansia dan alasan terjadinya kondisi ini dapat dilihat pada saat mengkaji kondisi
sosial, kejadian hidup, dan masalah fisik pada lansia. Memang, depresi sering
disalahartikan sebagai demensia. !emampuan mental klien dengan depresi tetap
utuh, sedangkan pada klien demensia, terjadi peningkatan kerusakan kognitif.
b. 5ipe depresi
5erdapat tipe depresi yaitu eksogen atau depresi reaktif dan deprsesi endogen.
epresi endogen mungkin akan terjadi pada aitan aal dalam hidupnya.
-ndiidu dengan depresi endogen betul+betul dapat mengalami gangguan mental
bahkan mengalami delusi, dan sering kali men*oba bunuh diri. unuh diri adalah
pengalaman yang biasa pada lansia, terutama laki+laki. @leh karena itu, semua
an*aman ini harus ditangani dengan serius.
!lien dengan depresi eksogen biasanya mendapat dukungan yang *ukup pada
stuasi depresi, seperti setelah berduka karena kehilangan atau selama tinggal di
rumah sakit. !adang+kadang dapat dilakukan sesuatu terhadap penyebab depresi
yang dialami lansia yang ketakutan untuk kembali ke rumah setelah tinggal
dirumah sakit. >al yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan baha
mereka mendapat *ukup dukungan di rumah.
*. Penyebab depresi pada lansia:
Penyakit fisik
Penuaan
!urangnya perhatian dari pihak keluarga
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
8/26
Caktor psikologik yaitu tipe kepribadian, relasi interpersonal, peristia
kehidupan seperti berduka, kehilangan orang di*intai, kesulitan ekonomi dan
perubahan situasi, stres kronis dan penggunaan obat+obatan tertentu.
e.
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
9/26
4 !ehilangan harga diri8 martabat.
4 !ehilangan se*ara fisik prang dan benda yang disayangi.
4 Perilaku merusak diri tidak langsung. *ontohnya: penyalahgunaan alkohol8
narkoba, nikotin, dan obat+obat lainnya, makan berlebihan, terutama kalau
seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya menjadi gemuk,
diabetes, hypogly*emia, atau diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai salah satu
jenis perilaku merusak diri sendiri se*ara tidak langsung.
4 Merasa putus asa dan tidak berarti. !eyakinan baha seseorang mempunyai
hidup yang tidak berguna, tidak efektif. orang itu tidak mempunyai rasa per*aya
diri. Pemikiran seperti, Dsaya menyia+nyiakan hidup sayaD atau /saya tidak bisa
rn*n*apai banyak kemajuanD, seringkali terjadi.
4 Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri.
4
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
10/26
Perasaan *uriga dan memusuhi anggota keluarga, teman+teman, atau orang+
orang di sekelilingnyaLupa akan barang+barang yang disimpannya kemudian menuduh orang+orang di
sekelilingnya men*uri atau menyembunyikan barang miliknya
Paranoid dapat merupakan manifestasi dari masalah lain, seperti depresi dan
rasa marah yang ditahan
5indakan yang dapat dilakukan pada lansia dengan paranoid adalah memberikan
rasa aman dan mengurangi rasa *uriga dengan memberikan alas an yang jelas
dalam setiap kegiatan. !onsultasikan dengan dokter bila gejala bertambah berat.
;. De%ensia
a. Pengertian
emensia ialah kemunduran fungi mental umum, terutama intelegensi,
disebabkan oleh kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi
(irreersible) (Maramis, "##;). emensia adalah gangguan progresif kronik yang
di*irikan dengan kerusakan berat pada proses kognitif dan disfungsi kepribadian
serta perilaku (-saa*, 00). Menurut 9oger Batson, demensia adalah suatu
kondisi konfusi kronik dan kehilangan kemampuan kognitif se*ara global dan
progresif yang dihubungkan dengan masalah fisik.
b. Eenis demensia:
". emensia jenis 3l=heimer
Patofisiologi: @topsi menunjukkan adanya plak amiloid (plak senil atau
neuritik) di jaringan otak atau adanya kekusutan neurofibriler (akumulasi simpul
filamen saran pada neuron. 3danya plak dan kekusutan tersebut berkaitan dengan
sel saraf, hilangnya sambungan antar neuron dan akhimya atrofi serebral.
Penyebab
4
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
11/26
4 Modal toksin: 'ebagian peneliti meyakini baha akumulasi alumunium pada
otak akibat pajanan alat+alat dan produk alumunium dapat menyebabkan demensia
jenis al=heimer. ukti untuk teori ini masih sedikit.
4 3bnormalitas neurotransmiter atau reseptor : !ehilangan asetil kolin
(neurotransmiter kolinergik mayor) berkaitan dengan gejala+gejala gangguan
kognitif (demensia). (peningkatan kadar asetin kolin merupakan dasar untuk terapi
obat yang disetujui C3 untuk demensia).
5ahap Perilaku 3fek Perubahan !ognitif 9ingan
4 'ulit menyelesaikan tugas4 Penurunan aktiitas yang mengarah pada tujuan
4 !urang memperhatikan penampilan pribadi dan
4 aktiitas sehari+hari
4 Menarik diri dari aktiitas so*ial yang biasa
4 'ering men*ari benda+benda
4 karena lupa meletakannya
4 dapat menuduh orang lain telah men*urinya
4 Aemas
4 epresi
4 Crustasi
4 Auriga
4 !etakutan
4 !ehilangan ingatan tentang
4 peristia yang baru saja terjadi (lupa akan janji
4 temu dan per*akapan)
4 isorientasi aktu
4 erkurangnya kemampuan konsentrasi
4 'ulit mengambil keputusan
4 !emampuan penilaian buruk
5ahap perilaku afek 'edang
4 Perilakunya tidak pantas se*ara sosial
4 !urang peraatan diri (misal mandi, toileting, berpakaian, berdandan)
4 erkeluyuran atau mondar+mandir
4 'enang menimbun barang+barang
4 >iperoralitas
4 Mengalami
4 gangguan siklus tidur+bangun
4 Mood labil atar
4 3patis
4 3gitasi
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
12/26
4 !atas tropi Paranoia
4 !ehilangan ingatan tentang hal+hal yang baru atau lama (amnesia) !onfabulasi
4 isprientasi aktu, tempat dan orang4 'edikit agnosia, apraksia dan afasia
5ahap perilaku afek erat
4 Penurunan kemampuan ambulasi dan aktiitas motorik lainnya
4 Penurunan kemampuan menelan
4 'ama sekali tidak bisa mengurus diri (misalnya membutuhkan peraatan yang
konstan)
4 5idak mengenali lagi keberadaan pemberi asuhan atar, apatis 9eaksi
!atastropik o**asional dapat berlanjut. 'emua perubahan kognitif berlanjut
sejalan dengan meningkatnya amnesia, agnosia, aprasia dan afasia.
. emensia askular (multi+infark) ditandai dengan gejala+gejala demensia pada
tahun pertama terjadinya gejala neurologik fokal. !lien diketahui mengalami
faktor resiko penyakit askuler (misalnya hipertensi, fibrilasi atrium, diabetes).
&. Eenis demensia yang lain berkaitan dengan kondisi medis umum, seperti
penyakit parkinson, penyakit pi*k, koreahuntington dan penyakit Areut=feldt+
jakob. emensia yang disebabkan kondisi+kondisi tersebut di*atat sesuai
penyakitnya yang spesifik.
*.
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
13/26
$. >iperoralitas: kebutuhan untuk men*i*ipi dan mengunyah benda+benda yang
*ukup ke*il untuk dimasukkan ke mulut.
#. !ehilangan memori: aalnya hanya kehilangan memori tentang hal+hal yang
baru terjadi, dan akhirnya gangguan ingatan masa lalu.
"0. isorientasi aktu, tempat dan orang.
"". erkurangnya kemampuan berkonsentrasi atau mempelajari materi baru.
". 'ulit mengambil keputusan.
"&. Penilaian buruk: indiidu ini mungkin tidak mempunyai keaspadaan
lingkungan tentang keamanan dan keselamatan.
d. 2tiologi demensia
Caktor+faktor yang berkaitan dengan demensia adalah:". !ondisi akut yang tidak diobati atau tidak dapat disembuhkan. ila kondisi akut
yang menyebabkan delirium tidak atau tidak dapat diobati, terdapat kemungkinan
baha kondisi ini akan menjadi kronik dan karenanya dapat dianggap sebagai
demensia.
. Penyakit askuler, seperti hipertensi, arteriosklerosis, dan aterosklerosis dapat
menyebabkan stroke.
&. Penyakit parkinson: demensia menyerang 0F dari pasien+pasien ini.
. uman -munodefisiensi Hirus (>-H) dapat menyerang 'istem saraf
pusat (''P), menyebabkan ensefalopati >-H atau kompleks demensia 3-'
%. al tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan
menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang membutuhkan suatu
pelayanan yang komprehensif. Pendekatan inilah yang dalam bidang kesehatan
jia (mental health) disebut pendekatan eklektik holistik, yaitu suatu pendekatan
yang tidak tertuju pada pasien semata+mata, akan tetapi juga men*akup aspek
psikososial dan lingkungan yang menyertainya. Pendekatan >olistik adalah
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
14/26
pendekatan yang menggunakan semua upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan lanjut usia, se*ara utuh dan menyeluruh.
. Pen*e!atan -isi!
Peraat mempunyai peranan penting untuk men*egah terjadinya *edera
sehingga diharapkan melakukan pendekatan fisik, seperti berdiri disamping klien,
menghilangkan sumber bahaya dilingkungan, memberikan perhatian dan
sentuhan, bantu klien menemukan hal yang salah dalam penempatannya,
memberikan label gambar atau hal yang diinginkan klien.
. Pen*e!atan si!,l,gis
isini peraat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada klien lanjut usia, peraat dapat berperan sebagai supporter,
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang
pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Peraat hendaknya memiliki kesabaran
dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan aktu yang *ukup banyak
untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.
Peraat harus selalu memegang prinsip /5ripple1, yaitu sabar, simpatik dan
seri*e. >al itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena
bersama dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan+perubahan ini meliputi gejala+
gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk peristia yang baru terjadi,
berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan keaspadaan, perubahan
pola tidur dengan suatu ke*enderungan untuk tiduran diaktu siang, dan
pergeseran libido. Peraat harus sabar mendengarkan *erita dari masa lampau
yang membosankan, jangan menertaakan atau memarahi klien lanjut usia bila
lupa melakukan kesalahan . >arus diingat kemunduran ingatan jangandimanfaatkan untuk tujuan tertentu. ila peraat ingin merubah tingkah laku dan
pandangan mereka terhadap kesehatan, peraat bila melakukannya se*ara
perlahan Ilahan dan bertahap, peraat harus dapat mendukung mental mereka
kearah pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak
menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini mereka puas
dan bahagia.
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
15/26
2. Pen*e!atan sirit&al
Peraat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungan lansia dengan 5uhan atau agama yang dianutnya dalam keadaan sakit
atau mendeteksi kematian. 'ehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien
lanjut usia yang menghadapi kematian. 'eorang dokter mengemukakan baha
maut sering kali menggugah rasa takut. 9asa sema*am ini didasari oleh berbagai
ma*am faktor, seperti ketidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa
sakit dan kegelisahan kumpul lagi dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya.
alam menghadapi kematian setiap klien lanjut usia akan memberikan reaksi
yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan *ara dalam mengahadapi hidup ini.
3dapun kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan keluarga, peraat
harus dapat meyakinkan lanjut usia baha kalaupun keluarga tadi ditinggalkan ,
masih ada orang lain yang mengurus mereka. 'edangkan rasa bersalah selalu
menghantui pikiran lanjut usia.
3. Pen*e!atan s,+ial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan ber*erita merupakan salah satu upaya
peraat dalam pendekatan so*ial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama
dengan sesama klien usia berarti men*iptakan sosialisasi mereka. Eadi pendekatan
so*ial ini merupakan suatu pegangan bagi peraat baha orang yang dihadapinya
adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Penyakit memberikan
kesempatan yang seluas+luasnya kepada para lanjut usia untuk mengadakan
konunikasi dan melakukan rekreasi, misal jalan pagi, nonton film, atau hiburan
lain. 5idak sedikit klien tidak tidur terasa, stress memikirkan penyakitnya, biaya
hidup, keluarga yang dirumah sehingga menimbulkan keke*eaan, ketakutan ataukekhaatiran, dan rasa ke*emasan. 5idak jarang terjadi pertengkaran dan
perkelahian diantara lanjut usia, hal ini dapat diatasi dengan berbagai *ara yaitu
mengadakan hak dan keajiban bersama. engan demikian peraat tetap
mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap petugas
yang se*ara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut
usia.
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
16/26
BAB III
As&'an Keera0atan
A. Peng!a1ian
". 9iayat
Pernah mengalami perubahan fungsi mental sebelumnyaJ
. !aji adanya demensia. engan alat+alat yang sudah distandardisasi, meliputi
Mini Mental 'tatus 2Kam (MM'2)
(Menurut Clostein, M'. kk, "##;)
-. @9-2?53'-
4 tanyakan hari ini tanggal berapaJ
4 !emudian tanyakan hal+hal terkait, misalnya sekarang ini musim apaJ
--. 92@?. engan jarak per kata " detik. 'esudah itu minta pasien untuk
mengulanginya. Eaaban pertama menentukan skornya, tetapi mintalah pasien
untuk men*oba terus (misalnya hingga 6 kali) bila gagal tes ini kurang bermakna.
---. P29>35-3? 3? P29>-57?++++++++>+3+M+7+9), beri skor satu
untuk setiap huruf yang ditempatkan benar. Aatatlah jaaban pasien
-H. 33 -?3'3
4 Menyebutkan : perlihatkan arloji anda sambil menanyakan : /apa iniJ1
7langi hal yang sama untuk pensil. eri skor satu untuk setiap jaaban yang
benar
4 Pengulangan : minta pasien untuk mengulangi : bukan, itu bukanNNNNNO,
tetapi itu NNNdanNNNO eri skor " point bila pengulangan benar.
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
17/26
4 Perintah tiga langkah. eri pasien se*arik kertas kosong dan katakana : /ambil
kertas ini dengan tangan kanan, lipat dua, dan letakan dilantai.1
eri skor " poin untuk setiap langkah yang benar
&. 353 2M@
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
18/26
e. !lien tampak atau melaporkan dapat beristirahat yang *ukup.
4 -nterensi
a. Eangan menganjurkan klien untuk tidur siang apabila berakibat efek negatie
terhadap tidur pada malam hari.
9asional: irama sikardian (siklus tidur bangun) yang tersinkronisasi disebabkan
oleh tidur siang yang singkat.
b. 2aluasi efek obat klien yang mengganggu tidur.
9asional: derangement psikis terjadi bila terdapat penggunaan kortikosteroid
termasuik perubahan mood, insomnia.
*. 5entukan kebiasaan dan rutinitas aktu tidur malam dengan kebiasaan klien
(member susu hangat).
9asional: mengubah pola yang sudah terbiasa dari asupan makan klien pada
malam hari terbukti mengganggu tidur.
d. erikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur.
9asional: hambatan kortikal pada formasi retikuler akan berkurang selama tidur,
meningkatkan respon otomatik, karenanya respon kardioaskuler terhadap suara
meningkat selama tidur.
e. uat jadal interensi untuk memungkinkan aktu tidur lebih lama.
9asional: gangguan tidur terjadi dengan seringnya tidur dan mengganggu
pemulihan sehubungan dengan gangguan psikologis dan fisiologis, sehingga
irama sikardian terganggu.
f. erikan makanan ke*il sore hari, susu hangat, mandi, dan massage punggung.
9asional: meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk.
g. Putarkan musi* yang lembut atau /suara yang jernih1.
9asional: menurunkan stimulasi sensori dengan menghambat suara lain dari
lingkungan sekitar yang akan menggaggu tidur.
h. erikan obat sesuai indikasi seperti amitriptilin.
9asional: 2fektik menangani pseudodemensia atau depresi menigkatkankemampuan untuk ttidur, tetapi antikolinergik dapat men*etuskan bingung,
memperburuk kognitif an efek samping hipertensi ortostatik.
. Gangg&an r,ses i!ir (er'&(&ngan *engan !e'ilangan %e%,ri4
*egenerasi ne&r,n irre5ersi(le.
4 5ujuan: setelah dilakukan tindakan keperaatan kunjungan klien dapat berpikir
rasional.
4 !riteria hasil :
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
19/26
a. !lien mampu memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalani
konsekuensi kejadian yang menegangkan terhadap emosi dan pikiran tentang diri
b. !lien mampu mengembangkan strategi untuk mengatasi anggapan diri yang
negatie
*. !lien mampu mengenali perubahan dalam berfikir atau tingkah laku dan fa*tor
penyebab
d. !lien mampu memperlihatkan penurunan tingkah laku yang tidak diinginkan,
an*aman, dan kebingungan.
4 -nterensi:
a. !embangkan lingkungan yang mendukung dan hubungan klien+peraat yang
terapeutik 9asional: mengurangi ke*emasan dan emosional, seperti kemarahan,
meningkatkan pengembanagan ealuasi diri yang positif dan mengurangi konflik
psikologis.
b. !aji derajat gangguan kognitif, seperti perubahan orientasi, rentang perhatian,
kemampuan berfikir. i*arakan dengan keluarga mengenai perubahan perilaku.
9asional: memberikan dasar perbandingan yang akan datang dan memengaruhi
ren*ana interensi. Aatatan: ealuasi orientasi se*ar berulang dapat meningkatkan
risiko yang negatie atau tingkat frustasi.
*. Pertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang.
9asional: kebisingan merupakan sensori berlebihan yang meningkatkan gangguan
neuron
d. 5atap ajah klien ketika sedang berbi*ara dengan klien
9asional: menimbulkan perhatian, terutama pada klien dengan gangguan
per*eptual.
e. ormati klien dan ealuasi kebutuhan se*ara spesifik.
9asional: klien dengan penurunan kognitif pantas mendapatkan penghormatan,
penghargaan, dan kebahagiaan.
g. antu klien menemukan hal yang salah dalam penempatannya. erikan label
gambar atau hal yang diinginkan klien. Eangan menentang.
9asional: menurunkan defensie jika klien menyadari kesalahan. Membantah
klien tidak akan mengubah keper*ayaan dan menimbulkan kemarahan.
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
20/26
h. erikan obat sesuai indikasi seperti, siklandelat.
9asional meningkatkan kesadaran mental.
2. Risi!, +e*era (er'&(&ngan *engan en&r&nan -&ngsi -isi,l,gis *an
!,gniti-.
4 5ujuan: setelah dilakukan tindakan keperaatan kunjungan klien tidak
mengalami *edera.
4 !riteria hasil :
a. !lien mampu meningkatkan tingkat aktiitas.
b. !lien dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk mengurangi risiko trauma
atau *edera
*. !lien tidak mengalami trauma atau *ederad. !eluarga mampu mengenali potensial di lingkungan dan mengidentifikasi
tahap+tahap untuk memperbaikinya.
4 -nterensi:
a. !aji derajat gangguan kemampuan, tingkah laku impulsie dan penurunan
persepsi isual. antu keluarga mengidentifkasi risiko terjadinya bahaya yang
mungkin timbul.9asional: mengidentifikasi risiko di lingkungan dan mempertinggi kesadaran
peraat akan bahaya. !lien dengan tingkah laku impulsie berisiko trauma karena
kurang mampu mengendalikan perilaku. Penurunan persepsi isual berisiko
terjatuh
b. >ilangkan sumber bahaya lingkungan.
9asional: klien dengan gangguan kognitif, gangguan persepsi adalah aal terjadi
trauma akibat tidak bertanggung jaab terhadap kebutuhan keamanan dasar.
*. 3lihkan perhatian saat perilaku teragitasi atau berbahaya, seperti memanjat
pagar tempat tidur.
9asional: mempertahankan keamanan dengan menghindari konfrontasi yang
meningkatkan risiko terjadinya trauma.
d. ipotalamus dipengaruhi proses penyakit yang menyebabkan rasa kedinginan.
e. !aji efek samping obat, tanda kera*una (tanda ekstrapiramidal, hipotensi
ortostatik, gangguan penglihatan, gangguan gastrointestinal).
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
21/26
9asional: klien yang tidak dapat melaporkan tanda8gejala obat dapat menimbulkan
kadar tolsisitas pada lansia. 7kuran dosis8penggantian obat diperlukan untuk
mengurangi gangguan.
i. >indari penggunaan restrain terus+menerus. erikan kesempatan keluarga
tinggal bersama klien selama periode agitasi akut.
9asional: membahayakan klien, meningkatkan agitasi dan timbul risiko fraktur
pada klien lansia (berhubungan dengan penurunan kalsium tulang).
3. Per&(a'an ersesi sens,ri (er'&(&ngan *engan er&(a'an ersesi4
trans%isi *an ata& integrasi sens,ri 6 *e-isit ne&r,l,gis 7.
4 5ujuan: setelah dilakukan dilakukan keperaatan kunjungan tidak terjadi penurunan lebih lanjut pada persepsi sensori klien.
4 !riteria hasil :
a. !lien mengalami penurunan halusinasi.
b. !lien mampu mengembangkan strategi psikososial untuk mengurangi stress
atau mengatur perilaku.
*. !lien mampu mendemonstrasikan respon yang sesuai stimulasi.
4 -nterensi:
a. !aji derajat sensori atau gangguan persepsi dan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi klien termasuk penurunan penglihatan atau pendengaran.
9asional : keterlibatan otak memperlihatkan masalah yang bersifat asimetris
menyebabkan klien kehilangan kemampuan pada salah satu sisi tubuh. !lien tidak
dapat mengenali rasa lapar atau haus.
b. 3njurkan memakai ka*amata atau alat bantu dengar sesuai kebutuhan
9asional : meningkatkan masukan sensori, membatasi atau menurunkan kesalahan
intepretasi stimulasi.
*. Pertahankan hubungan orientasi realita. Memberikan petunjuk pada orientasi
realita dengan kalender, jam, atau *atatan.
9asional : menurunkan keka*auan mental dan meningkatkan koping terhadap
frustasi karena salah persepsi dan disorientasi. !lien menjadi kehilangan
kemampuan mengenali keadaan sekitar.
d. 3jarkan strategi mengatasi stress.
9asional : menurunkan kebutuhan akan halusinasi
e. Libatkan dalam aktiitas sesuai indikasi dengan keadaan tertentu, seperti satu ke
satu pengunjung, kelompok sosialisasi pada pusat demensia, terapi okupasi.
9asional : memberi kesempatan terhadap stimulasi partisipasi dengan orang lain.
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
22/26
8. K&rang era0atan *iri 9 ':giene n&trisi4 *an ata& t,ileting (er'&(&ngan
*engan !etergant&ngan -isi,l,gis *an ata& si!,l,gis.
4 5ujuan: setelah dilakukan tindakan keperaatan kunjungan klien mampu
melakukan aktiitas peraatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan.
4 !riteria hasil :
a. !lien mampu mengidentifikasi dan menggunakan sumber pribadi atau
komunitas yang dapat memberikan bantuan.
4 -nterensi:
a. -dentifikasi kesulitan dalam berpakaian8 peraatan diri.
9asional: memahami penyebab yang mempengaruhi interensi. Masalah dapatdiminimalkan dengan menyesuaikan atau memerlukan konsultasi dari ahli.
b. -dentifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai
kebutuhan.
9asional: seiring perkembangan penyakit kebutuhan kebersihan dasar mungkin
dilupakan.
*. Lakukan pengaasan dan berikan kesempatan untuk melakukan sendiri sesuai
kemampuan.
9asional: mudah sekali terjadi frustasi jika kehilangan kemandirian.
d. eri banyak aktu untuk melakukan tugas9asional: pekerjaan yang tadinya mudah sekarang menjadi terhambat karena
penurunan motorik dan perubahan kognitif.
e. antu mengenakan pakaian yang rapi dan indah.
9asional: meningkatkan keper*ayaan hidup.
;. P,tensial ter'a*a !eti*a!e-e!ti-an !,ing !el&arga (er'&(&ngan *engan
engar&' en:i%ngan 1ang!a an1ang *ari r,ses en:a!it.
4 5ujuan : setelah dilakukan tindakan keperaatan K kunjungan koping keluarga
efektif.4 !riteria hasil :
a. !lien mampu mengidentifikasi atau mengungkapkan sendiri untuk mengatasi
keadaan.
b. !eluarga mampu menerima kondisi orang yang di*intai dan mendemonstrasikan
tingkah laku koping positif dalam mengatasi keadaan.
*. !lien mampu menggunakan system pendukung yang ada se*ara efektif.
4 -nterensi:
a. antu keluarga mengungkapkan persepsinya tentang mekanisme koping yang
digunakan.
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
23/26
9asional: keluarga dengan keterbatasan pemahaman tentang strategi koping
memerlukan informasi akibat konflik.
b. Libatkan keluarga dalam pendidikan dan peren*anaan peraatan dirumah.
9asional: memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi dirumah.
*. Cokuskan pada masalah spesifik sesuai dengan yang terjadai pada klien.
9asional: penurunan penyakit mengikuti perkembangan yang tidak menentu
d. 9ealistis dan tulus dalam mengatasi semua permasalahan.
9asional: menurunkan stress yang menyelimuti harapan yang keliru.
e. 3njurkan untuk tidak membatasi pengunjung.
9asional: kontak kekeluargaan merupakan dasar dari realitas, terbebas dari
kesepian.f. 9ujuk pada sumber pendukung seperti peraatan lansia, pelayanan dirumah,
berhubungan dengan asosiasi penyakit demensia.
9asional: memberikan tanggung jaab pada tempat peraatan, mengurangi
kejenuhan dan resiko terjadinya isolasi so*ial dan men*egah kemarahan keluarga.
BAB I<
PENUTUP
A. Si%&lan
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
24/26
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur (usia 60 tahun ke atas)
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Mental
dapat diartikan sesuatu yang berada dalam tubuh (fisik) manusia yang dapat
mempengaruhi perilaku, atak dan sifat manusia di dalam kehidupan pribadi dan
lingkungannya. Pada lansia bukan hanya dihadapkan pada permasalahan
kesehatan jasmaniah saja, tapi juga permasalahan gangguan mental dalam
menghadapi usia senja. Caktor+faktor yang mempengaruhi perubahan mental pada
lansia seperti perubahan fisik, kesehatan umum dan lingkungan. Pada lansia
sering mun*ul masalah+masalah yang berkaitan dengan perubahan fungsi mental
seperti ke*emasan, depresi, insomnia, paranoid, dan demensia.
Masalah+masalah tersebut dapat berdampak pada kelangsungan hidup
lansia sehingga penting bagi peraat untuk menanganinya. erdasarkan masalah
diatas dapat mun*ul beberapa diagnose keperaatan seperti : gangguan pola tidur
b.d ansietas gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori,
degenerasi neuron irreersible risiko *edera berhubungan dengan penurunan
fungsi fisiologis daan kognitif perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
perubahan persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologist)
kurang peraatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan dengan
ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.
erdasarkan diagnosa diatas perlu diberikan interensi yang tepat seperti
memberikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur pertahankan
lingkungan yang menyenangkan dan tenang hilangkan sumber bahaya
lingkungan kaji derajat sensori atau gangguan persepsi identifikasi kebutuhan
akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan.
B. Saran
". 7ntuk pemba*a makalah dapat menambah pengetahuan terkait gangguan fungsi
mental pada lansia dan dapat mengimplementasikannya.
. 7ntuk penulis dapat mengimplementasikan interensi+interensi untuk
menangani lansia dengan gangguan perubahan fungsi mental.
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
25/26
&. iharapkan institusi dapat mengembangkan fungsi mental dan mengetahui
bagaimana *ara mengatasi maslah gangguan pada lansia dengan gangguan fungsi
mental.
. iharapkan pemda dapat mengetahui masalah yang ada pada lansia terkait
penurunan fungsi mental, memahami maslah dan dapat mengatasi gangguan
fungsi mental pada lansia dengan memberikan perhatian khusus pada lansia
dengan gangguan fungsi mental di dinas terkait.
;. iharapkan panti erda dapat mengatasi dan memahami masalah pada lansia
dengan penurunan fungsi mental dan berkoordinasi dengan dinas pemda terkait.
DA)TAR PUSTAKA
!usharyadi. 0"0. 3suhan !eperaatan pada !lien Lanjut 7sia. Eakarta:
'alemba Medika
Maryam, 9. 'iti. 00$. Mengenal 7si Lanjut dan Peraatannya. Eakarta: 'alemba
Medika
-
8/17/2019 ASKEP PADA LANSIA PSIKOSOSIAL.docx
26/26
?ugroho, Bahjudi. "##;. Peraatan Lanjut 7sia.Eakarta: 2