askep klien pasca bencana

5
ASKEP KLIEN PASCA BENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PASCA BENCANA A. PENGKAJIAN 1. UMUM Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Status Pekerjaan Agama 2. KHUSUS a. Data Subjektif Menceritakan kejadian / periatiwa yang traumatis Merasa marah atau gusar Teringat kembali peristiwa bencana yang dialaminya Merasa tidak berguna Menyatakan takut Menyatakan was-was Merasakan fikiran terganngu Tidak ingin mengingat peristiwa itu kembali dengan menceritakannya lagi Mengingkari peristiwa trauma Merasa malu Merasa jantung berdebar-debar b. Data Objektif Mengasingkan diri Menangis Marah Gelisah Menghindar Mengasingkan diri Depresi Sulit berkomunikasi Keadaan mood terganggu Sesak didada Lemah

Upload: auliani-annisa-febri

Post on 10-Apr-2016

13 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

disaster

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Klien Pasca Bencana

ASKEP KLIEN PASCA BENCANAASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PASCA BENCANA

A. PENGKAJIAN1. UMUM

  Nama

  Usia

  Jenis Kelamin

  Alamat

  Status

  Pekerjaan

  Agama

2. KHUSUSa. Data Subjektif

  Menceritakan kejadian / periatiwa yang traumatis  Merasa marah atau gusar  Teringat kembali peristiwa bencana yang dialaminya  Merasa tidak berguna  Menyatakan takut  Menyatakan was-was  Merasakan fikiran terganngu  Tidak ingin mengingat peristiwa itu kembali dengan menceritakannya lagi  Mengingkari peristiwa trauma  Merasa malu  Merasa jantung berdebar-debar

b.      Data Objektif Mengasingkan diri Menangis Marah Gelisah Menghindar Mengasingkan diri Depresi Sulit berkomunikasi Keadaan mood terganggu Sesak didada Lemah(Keliat,B.A.Dkk.2006.Manajemen Kasus Gangguan Jiwa Dalam Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Modul IC CMHN.FIKUI. Jakarta)

3.       FAKTOR PREDISPOSISIFaktor predisposisi yang mempengaruhi kehilangan :

 Genetik

Page 2: Askep Klien Pasca Bencana

Individu yang dilahirkan dibesarkan dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi biasanya sulit mengembangkan sikapoptimis dalam menghadapi suatu permasalahan, termasuk menghadapi kehilangan.

 Kesehatan fisikIndividu dengan keadaan fisik sehat, cara hidup teratur,cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang sedang mengalami gangguan fisik

 Kessehatan mental / jiwaIndividu yang mengalami gangguan jiwa seperti depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimistik dan dibayangi dengan masa depan yang suram, biasanya sangat peka terhadap situasi kehilangan.

 Pengalaman kehilangan dimassa laluKehilangan atau perpisahan dengan orang yang bermakna dimasa kanak-kanak akan mempengaruhi individu dalam menghadapi kehilangan dimasa dewasa (Stuart-Sundeen, 1991).(Yosep,iyus.2007. Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama. Bandung)

4.       FAKTOR PRESIPITASIStress yang nyata seperti kehilangan yang bersifat Bio-Psiko-Sosial antara lain kehilangan kesehatan (sakit), kehilangan fungsi sseksualitas, kehilangan keluarga dan harta benda.Individu yang kehilangan sering menunjukkan perilaku seperti menangis atau tidak mampu menangis , marah, putus asa, kadang ada tanda upaya bunuh diri atau melukai orang lain yang akhirnya membawa pasien dalam keadaan depresi.(Suliswati.2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC.Jakarta)

5.       SPIRITUAL      Keyakinan terhadap Tuhan YME      Kehadiran ditempat Ibadah      Pentingna Agama dalam kehidupan pasien      Kepercayaan akan kehidupan setelah kematian

(Doenges.2002.Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta)

6.       ORANG-ORANG TERDEKAT      Status perkawinan      Siapa orang terdekat      Anak-anak      Kebiasaan pasien dalam tugas-tugas keluarga dan fungsi-fungsinya      Bagaimana pengaruh orang-orang terdekat terhadap penyakit atau masalah      Proses interaksi apakah yang terdapat dalam keluarga

Gaya hidup keluarga, misal: Diet, mengikuti pengajian(Doenges.2002.Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta)

7.       SOSIOEKONOMI      Pekerjaan: keuangan      Faktor-faktor lingkungan: rumah,pekeerjaan dan rekreasi      Penerimaan sosial terhadap penyakit / kondisi, misal : PMS,HIV,Obesitas,dll

(Doenges.2002.Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta)

Page 3: Askep Klien Pasca Bencana

8.       KULTURAL      Latar belakang etnis      Tingkah laku mengusahakan kesehatan, rujuk penyakit      Faktor-faktor kultural yang dihubngkan dengan penyakit secara umum dan respon terhadap rasa

sakit      Kepercayaan mengenai perawatan dan pengobatan

(Doenges.2002.Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta)

B.      DIAGNOSA KEPERAWATAN1.       Berduka berhubungan dengan Aktual atau perasaan kehilangan ditandai dengan Penolakan

terhadap kehilangan,menangis, menghindar,marah2.       Cemas berhubungan dengan perubahan status lingkungan (bencana alam) ditandai dengan

merasakan jantung berdebar-debar, sulit berkonsentrasi, gelisah3.       Harga diri rendah situasional berhubungan dengan kehilangan (keluarga dan harta benda) ditandai

dengan mengekpresikan rasa tidak berdaya dan tidak berguna,depresi,menghindar.4.       Resiko distress spiritual dengan faktor resiko perubahan lingkungan bencana alam.

C.      INTERVENSI KEPERAWATANDengan diagnosa keperawatan pertama:Berduka berhubungan dengan aktual atau perasaan kehilangan ditandai dengan penolakan terhadap kehilangan,menangis, menghindar, marah.

a.       TujuanSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 kali pertemuan diharapkan individu mengalami proses berduka secara normal,melakukan koping terhadap kehilangan secara bertahap dan menerima kehilangan sebagai bagian dari kehidupan yang nyata dan harus dilalui, dengan kriteria hasil:

1.       Individu mampu mengungkapkan perasaan duka.2.       Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai3.       Membina hubungan baru yang bermakna dengan objek atau orang yang baru.

(Yosep,iyus.2007. Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama. Bandung)

b.      Intervensi KeperawatanMANDIRI

1.       Bina dan jalin hubungan saling percaya.2.       Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka3.       Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka.4.       Beri dukungan terhadap respon kehilangan pasien5.       Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga.6.       Identifikasi tingkat rasa duka pada fase berikut:a.       Fase pengingkaran-          Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.-          Menunjukkan sikap menerima,ikhlas dan mendorong pasien untuk berbagi rasa.-          Memberikan jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan dan

kematian.b.      Fase marah-          Mengizinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa marahnya secara verbal tanpa melawan

dengan kemarahan.c.       Fase tawar menawar-          Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah ddan perasaan takutnya.

Page 4: Askep Klien Pasca Bencana

d.      Fase depresi-          Mengidentifikasi tingkat depresi dan resiko merusak diri pasien-          Membantu pasien mengurangi rasa bersalah.e.      Fase penerimaan-          Membantu pasien untuk menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan.

(Yosep,iyus.2007. Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama. Bandung)

KOLABORASIRujuk pada sumber-sumber lainnya,misalnya : Konseling,psikoteraphy. (Doenges.2002.Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta)

4.         IMPLEMENTASIa.       Membina hubungan saling percaya dengan pasien:

-            Memperkenalkan diri-            Membuat kontrak waktu dengan pasien-            Menjelaskan bahwa perawat akan membantu pasien dan akan menjaga kerahasiaan informasi

tentang pasien.b.      Mendiskusikan dengan pasien peristiwa yang pernah di alami dengan pemberian makna positif dan

mengambil hikmahnya.c.       Menemukan kemungkinan faktor penghambat proses berduka dan membantu mengurangi nya.d.      Memberikan penghargaan setelah pasien menceritakan dan merespon situasi kehilangan dengan

membesarkan