askep kep anak
DESCRIPTION
vghkgjhjghgkjgkgkhgtkjgjhfkhfyfkjgkjhffkuTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan izin dan
Anugerah- Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang bejudul “MORBILI”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus di selesaikan Penulis
dalam mata kuliah keperawatan anak. Makalah ini di maksudkan agar mahasiswa lebih kreatif
dan lebih terbiasa dalam penyusunan makalah,
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Anak yang telah membimbing penulis dalam penulisan makalah ini. Dan tidak lupa
juga penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman serta semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dan bermanfaat untuk kesempurnaan makalah ini, dan
dapat berguna bagi orang lain tentunya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Lhokseumawe, 26 jan 2013
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Infeksi menular yang disebabkan oleh virus morbili,& di tandai dengan terjadinya eksentama
akut(demam,batuk,konjungtivitis dan ruam kulit).Istilah umum yang dipakai untuk morbili
yaitucampak.
Terafi gejala-gejala umum adalah sebagai berikut :
1. Demam, Pasien harus diberi pakaian yang tipis supaya memberikan kenyamanan yang
maksimum. Asetaminofen atau aspirin dalam dosis 10 mg per kg setiap 4-6 jam
direkomendasikan untuk terapi ketidaknyaman yang menyertai demam.
2. Batuk. Kelembaban yang dihasilkan dari alat penguap mungkin membantu. Bilamana batuk
mengganggu aktivitas tidur atau merupakan gangguan utama maka dapat digunakan kodein
fosfat dalam dosis 0,2 mg per kg setiap 4 jam.
3. Kongesti. Dekongestan per oral dengan atau tanpa antihistamin mungkin memberikan sejumlah
keringanan.
4. Konjungtivitis. Lampu ruangan yang dikecilkan dapat memberikan kenyamanan. Penggunaan air
mata buatan dan kompres mata dingin memberikan perbaikan simtomatis.
5. Pruritus. Kompres dngin memberikan perbaikan simtomatis. Antihistamin per oral dapat
membantu secara khusus karena efek sedtifnya.
Gejala dimulai antara 7-20 hari (rata-rata 10-12 hari) sesudah terinfeksi. Gejala awal sulit
dibedakan dengan influensa biasa. Dimulai dengan demam tinggi, hidung berair, batuk ringan,
sariawan, nyeri menelan, dan mata merah berair. Anak menjadi cengeng dan matanya selalu
terpejam akibat radang pada selaput lendir mata (konjungtivitis).
pengertian
Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium
prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan
demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI).
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala–gejala utama
ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa
nadi(IlmuKesehatanAnakvol2,Nelson,EGC,2000).
Morbili atipik yaitu penyakit yang berat ditandai oleh demam tinggi, pneumonia, edema perifer,
dan rash makulopapuler, yang kadang-kadang hemoragis, dapat terjadi pada orang-orang yang
terpapr virus ganas setelah mendapat vaksin morbili mati. Beberapa pasien mendapat sindroma
ini sesudah pemberian vaksin hidup. Penyakit ini juga terlihat pada pasien yang diberi vaksin
hidup dalam 3 bulan setelah mendapat vaksin mati. Perjalann penyakitnya khas lebih berat
daripada morbili biasa, berlangsung kira-kira 2 minggu, dan diterapi secara simtomatis.( Terapi
Mutakhir Conn 1984 - 1985, Rakel – P.Adrianto, EGC Penerbit Buku Kedokteran,Jakarta,1984)
Terafi Gejala-Gejala Umum
6. Demam, Pasien harus diberi pakaian yang tipis supaya memberikan kenyamanan yang
maksimum. Asetaminofen atau aspirin dalam dosis 10 mg per kg setiap 4-6 jam
direkomendasikan untuk terapi ketidaknyaman yang menyertai demam.
7. Batuk. Kelembaban yang dihasilkan dari alat penguap mungkin membantu. Bilamana batuk
mengganggu aktivitas tidur atau merupakan gangguan utama maka dapat digunakan kodein
fosfat dalam dosis 0,2 mg per kg setiap 4 jam.
8. Kongesti. Dekongestan per oral dengan atau tanpa antihistamin mungkin memberikan sejumlah
keringanan.
9. Konjungtivitis. Lampu ruangan yang dikecilkan dapat memberikan kenyamanan. Penggunaan air
mata buatan dan kompres mata dingin memberikan perbaikan simtomatis.
10. Pruritus. Kompres dngin memberikan perbaikan simtomatis. Antihistamin per oral dapat
membantu secara khusus karena efek sedtifnya.
11. Diare. Direkomendasikan diet lunak aau benar-benar cair yang dibeikan 3-4 jam sekali.
Campuran kaolin dan pectin mungkin sedikit memberikan perbaikan.
Komplikasi-Komplikasi Sekunder
1. Otitis Media. Otitis media mungkn merupakan komplikasi sedkunder tersering dan harus diterap
sesuai dengan bakteri pathogen yang diduga.
2. Pneumonia. Pneumonia suatu komplikasi kedua yang terlazim tetapi penyebab kematian utama
bagi pasien morbili.
3. Mastoiditis. Baik etiologi maupun terapi antibiotika serupa dengan otitis media. Kadang-kadang
diperlukan drainase bedah
4. Adenitis Servikalis. Pembesaran kelejar limfe servikalis sering menyertai penyakit virus. Jika
adenitis servikalis bermakna menetap lama atau kelenjar limfe membesar menggambarkan
etiologi bakteri, aspirasi kelenjar limfe yang terinfeksi harus dipertimbangkan.
5. Laringotrkeobronkitis. Biasanya disebabkan oleh proses penyakit alamiah dari virus morbili dan
paling baik diterapi dengan pelembaban yang adekuat.
6. Sinusitis, mungkin diduga pada orang dengan purulenta persisten, batuk, atau nyeri kepala.
Terapi sama dengan otitis media akuta.
7. Ensafalitis, suatu komplikasi yang jarang terjadi pada kira-kira 1-2 kasus per 1000.
8. Tuberkulosis, virus morbili dapat mengreaktivasi tuberculosis yang dorman dan membuat pasien
alergi mendapat tes kulit TB yang biasa. Terapi tuberculosis yang sesuai harus dipakai jika
timbul kemungkinan itu.
9. Purpura, timbul 3-15 hri setelah dimulainya rash dan mungkin menyertai hitung trobosit yang
rendah atau normal. Terapi salsilat harus dhentikan jika timbul komplikasi ini.
10. Abdomen akut, mungkin disebabkan oleh limfadenitis generalisata yang menyertai penyakit ini
11. Miokarditis, mungkin timbul pada sebanyak 20 % pasien, tetapi jarang menimbulkan gejala-
gejala. Payah jantung kongestif harus diterapi dengan terapi yang tepat.
12. Pneumomedistinum dengan emfisema subkutan, ulkus korne, pneumonia sel delta. Keadaan-
keadaan tersebut jarang terjadi.
Etiologi :
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma masa
prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA yang
termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus.
Cara penularan dengan droplet infeksi.
Epidemiologi :
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur
hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan
secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan
mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili
ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia
menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak
dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang
kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.
Manifestasi klinis
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian timbul
gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium
1. Stadium kataral (prodormal)
Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga sedang,
batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan
24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi
sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan
dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapandengan molar dibawah,
tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka
dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula
lakrimalis.Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18 jam.
Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena diiringi demam tinggi mendadak
disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia.
2. Stadium erupsi
Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan
palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya
suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut
dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal,
muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah
leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah.
Variasi dari morbili yang biasa ini adalah “Black Measles” yaitu morbili yang disertai
perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa
hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang
bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-
penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu
menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi
Komplikasi
- Otitis media akut
- Pneumonia / bronkopneumoni
- Encefalitis
- Bronkiolitis
- Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis