tugas kep anak klmpok 7

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab utama kematian di antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak terjadi pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri “Streptococcus pneumoniae”, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi di negara-negara berkembang. Pneumonia sering terjadi pada anak usia 2 bulan – 5 tahun, pada usia dibawah 2 bulan pneumonia berat di tandi dengan frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali/menit juga disertai penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Kasus terbanyak terjadi pada anak dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak pada bayi yang berusia kurang dari 2 bulan. Pneumonia termasuk masalah yang mengancam keselamatan jiwa, karena sistem pernafasan pada bayi belum matur. Oleh karena itu, perawat maupun tim kesehatan lain harus mampu mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang ada pada anak (bayi) yang menderita pnuemonia. B. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum

Upload: silaturrahman-nurse

Post on 24-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yuu

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangPneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab utama kematian di antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak terjadi pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi di negara-negara berkembang.Pneumonia sering terjadi pada anak usia 2 bulan 5 tahun, pada usia dibawah 2 bulan pneumonia berat di tandi dengan frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali/menit juga disertai penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Kasus terbanyak terjadi pada anak dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak pada bayi yang berusia kurang dari 2 bulan.Pneumonia termasuk masalah yang mengancam keselamatan jiwa, karena sistem pernafasan pada bayi belum matur. Oleh karena itu, perawat maupun tim kesehatan lain harus mampu mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang ada pada anak (bayi) yang menderita pnuemonia.B. Tujuan penulisan1. Tujuan umumDiharapkan mahasiswa dapat memahami tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan pneumonia2. Tujuan khusus Mahasiswa mampu memahami konsep medis tentang pneumonia. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada anak dengan pneumonia. Mahasiswa mampu merencanakan intervensi keperawatan pada anak dengan pneumonia.

BAB IIKONSEP TEORIA. DefinisiPneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi mengenai lobus paru. Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjadi pada anak (Suriani, 2006).Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang menginvasi jaringan paru (DEPKES. 2006).Pneumonia adalah radang parenkim paru yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme dan kadang non infeksi. Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi.B. Etiologi1. Virus pernapasan yang paling sering lazim yaitu micoplasma pneumonia yang terjadi pada usia beberapa tahun pertama dan anak sekolah dan anak yang lebih tua.2. Bakteri Streptococcus pneumoniae, S.pyogenes, dan Staphylococcus aureus yang lazim terjadi pada anak normal.3. Haemophilus influenzae tipe b menyebabkan pneumonia bakteri pada anak muda4. Virus penyebab pneumonia yang paling lazim adalah virus sinsitial pernapasan, parainfluenzae, influenzae dan adenovirus5. Aspirasi makanan, kerosen (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asingC. KlasifikasiBerdasarkan anatomi :a. Pneumonia lobaris, yaitu radang paru-paru yang mengenai sebagian besar/seluruh lobus paru-parub. Pneumonia lobularis (bronchopneumonia), yaitu radang pada paru-paru yang mengenai satu/beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltratec. Pneumonia interstitialis (bronkhiolitis), yaitu radang pada dinding alveoli (interstitium) dan peribronkhial dan jaringan interlobularD. Cara penularanPneumonia ditularkan melalui percikan air ludah. Air ludah bisa berasal dari anak atau orang dewasa sehat yang membawa organisme penyebab pneumonia itu dalam saluran pernafasan mereka. Bisa juga tertular dari lendir hidung atau tenggorokan orang yang sedang sakit. Penular biasanya lebih sering dari orang serumah, teman sepermainan, atau teman di sekolah. Faktor risiko penularan makin besar ketika bayi atau balita menderita kekurangan gizi dan tidak mendapatkan ASI. Disamping itu tidak mendapatkan imunisasi, kurang vitamin A, bayi terpapar asap rokok, asap dapur dan polusi lingkungan juga meningkatkan faktor risiko menderita pneumonia.E. PatofisiologiPartikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran nafas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya. Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran nafas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus. Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran nafas bagian bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran nafas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata. Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.F. Manifestasi klinis1. Biasanya didahului infeksi saluran pernafasan bagian atas. Suhu dapat naik secara mendadak (38 40 C), dapat disertai kejang (karena demam tinggi)2. Batuk, mula-mula kering (non produktif) sampai produktif3. Nafas : sesak, pernafasan cepat dangkal4. Penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi interkosta, cuping hidung, kadang-kadang terdapat nasal discharge (ingus)5. Suara nafas : lemah, mendengkur, Rales (ronki), Wheezing6. Kadang-kadang muntah dan diare, anoreksia dan perut kembung7. Kadang-kadang terasa nyeri kepala dan abdomen8. Mulut, hidung dan kuku biasanya sianosis9. Malaise, gelisah, cepat lelah10. Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar11. Pemeriksaan laboratorium : lekositosisG. Pemeriksaan penunjang1. Sinar X : mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial). Dapat jugamenyatakan abses)2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah : untuk dapat mengidentifikasi semua organisme yang ada3. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus4. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui kondisi paru-paru, menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan5. Biopsi paru : untuk menetapkan diagnosis6. Spirometrik static : untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi7. Bronkostopi : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asingH. KomplikasiBila tidak ditangani secara tepat maka kemungkinan akan terjadi komplikasi sebagai berikut :1. Otitis media akut (OMA) yaitu sputum yang berlebihan akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan tertarik ke dalam dan timbul efusi2. Efusi pleura3. Emfisema4. Meningitis5. Abses otak6. EndokarditisI. PenatalaksanaanPengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena halitu perlu waktu dan pasien pneumonia harus diberikan terapi secepatnya, maka :1. Penicillin G : untuk infeksi pneumonia staphylococcus2. Amantadine, rimantadine : untuk infeksi pneumonia virus3. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma4. Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda5. Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia6. Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukupJ. Konsep tumbuh kembang pada anakIstilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran baik besar, jumlah, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu. Perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk pula perubahan pada aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan. Dengan demikian proses pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisis sedangkan proses perkembangan berkaitan dengan fungsi pematangan intelektual dan emosional organ atau individu.Secara garis besar tumbuh kembang dibedakan kedalam 3 jenis yaitu:1. Tumbuh kembang fisisTumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuaran besar dan fungsi organisme atau individu. Perubahan fungsi ini bervariasi dari fungsi tingkat molekular yang sederhana seperti aktivasi enzim terhadap diferensiasi sel, sampai kepada psoses metabolisme yang kompleks dan perubahan bentuk fisis pada masa pubertas dan remaja.2. Tumbuh kembang intelektualTumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik, seperti berbicara, bermain, berhitung atau membaca.3. Tumbuh kembang emosionalProses tumbuh kembang emosional bergantung kepada kemampuan bayi untuk membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta dan berkasih sayang, kemampuan untuk menangani kegelisahan akibat suatu frustasi dan kemampuan untuk rangsangan agresif.Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu :1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa prenatal mulai masa embrio (mulai konsepsi sampai 8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), serta masa pascanatal mulai dari masa neonates (0-28 hari), masa bayi (29 hari 1 tahun), masa anak (1-2 tahun), masa prasekolah (3-6 tahun).2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas masa sekolah (6-12 tahun) dan masa remaja (12-18 tahun).Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi sebagai faktor yang saling bekaitan, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu :1. Faktor genetic : Faktor genetik ini merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun yang termasuk dalam faktor genetik diantaranya adalah faktor bawaan yang normal atau patoloigik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.2. Faktor lingkungan : Berbagai keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak lazim digolongkan menjadi lingkungan biopsikosial, yang diadalamnya tercakup komponen biologis (fisis), psikologis, ekonomi, sosial, politik dan budaya.3. Faktor perilaku : Keadaan perilaku akan mempengaruhi pola tumbuh kembang anak. Perilaku yang sudah tertanam pada masa anak akan terbawa dalam masa kehidupan selanjutnya. Belajar sebagai aspek utama aktualisasi, merupakan proses pendidikan yang dapat mengubah dan membentuk perilaku anak. Dorongan kuat untuk perubahan perilaku dapat diartikan positif atau negative, bergantung kepada apakah sifat dorongan tersebut merupakan pengalaman yang baik, menyenangkan, menggembirakan atau sebaliknya. Perubahan perilaku dan bentuk perilaku yang terjadi akibat pengaruh berbagai faktor lingkungan akan mempunyai dampak luas terhadap sosialisasi dan disiplin anak.

BAB IIIKONSEP ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian1. Identitas Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar Sering terjadi pada bayidan anak Banyak < 3 tahun Kematian terbanyak bayi < 2 bulan2. Riwayat Kesehatana. Keluhan UtamaSesak napasb. Riwayat Keperawatan SekarangDidahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari,kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada ( anak besar ) kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi abdomen dan kaku kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun. Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis ataubatuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).c. Riwayat Keperawatan SebelumnyaAnak sering menderita penyakit saluran pernapasan atas. Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis klien.d. Riwayat Kesehatan KeluargaTempat tinggal: Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar3. Pemeriksaan Fisika. Data Fokus Inspeksi : Adanya PCH - Adanya sesak napas, dyspnea, sianosis sirkumoral, distensi abdomen. Batuk non produktif sampai produktif, dana nyeri dada Palpasi : Fremitus raba meningkat disisi yang sakit, hati kemungkinan membesar Perkusi : Suara redup pada paru yang sakit Auskultasi : Ronkhi halus, Ronkhi basah, Tachicardiab. Body System Sistem PulmonalSubyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengengObyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/ nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru Sistem CardiovaskulerSubyektif : sakit kepalaObyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun Sistem NeurosensoriSubyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejangObyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi Sistem genitourinariaSubyektif : -Obyektif : produksi urine menurun/normal Sistem digestifSubyektif : mual, kadang muntahObyektif : konsistensi feses normal/diare Sistem MusculoskeletalSubyektif : lemah, cepat lelahObyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan Sistem Integumen Subyektif : - Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat, suhu kulit meningkat, kemerahanData dasar pengkajian pasien :a. Aktivitas/istirahatGejala : kelemahan, kelelahan, insomniaTanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitasb. SirkulasiGejala : riwayat adanyaTanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucatc. Makanan/cairanGejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitusTanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi)d. NeurosensoriGejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)Tanda : perusakan mental (bingung)e. Nyeri/kenyamananGejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)f. PernafasanGejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.Tanda : Sputum : Merah muda,berkarat Bunyi nafas menurun Warna : Pucat/sianosis bibir dan kukug. KeamananGejala : riwayat gangguan sistem imun misal : AIDS, penggunaan steroid, demam.Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetarh. Penyuluhan/pembelajaranGejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronisTanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 8 hari4. Faktor Psikososial/Perkembangan Usia, tingkat perkembangan Toleransi/kemampuan memahami tindakan Koping Pengalaman berpisah dengan keluarga/orang tua Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya5. Pengetahuan Keluarga, Psikososial Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit bronchopneumonia Pengalaman keluarga dalam menangani penyakit saluran pernafasan Kesiapan/kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya Koping keluarga Tingkat kecemasan6. Pemeriksaan PenunjangStudi Laboratorik : Hb : menurun/normal Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normalB. Diagnosa keperawatan1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peradangan, penumpukan secret2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus3. Berkurangnya volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, demam, takipnea4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya kadar oksigen darah5. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan demam, dispnea, nyeri dada6. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi7. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan anak setelah pulang dari rumah sakit8. Kecemasan berhubungan dengan dampak hospitalisasiC. Intervensi1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peradangan, penumpukan secretTujuan : Jalan nafas efektif, ventilasi paru adekuat dan tidak ada penumpukan secretRencana tindakan :a. Monitor status respiratori setiap 2 jam, kaji adanya peningkatan status pernafasan dan bunyi nafas abnormalb. Lakukan perkusi, vibrasi dan postural drainage setiap 4 6 jamc. Bantu membatukkan sekresi/pengisapan lendird. Beri posisi yang nyaman yang memudahkan pasien bernafase. Beri minum yang cukup, terutama air hangatf. Sediakan sputum untuk kultur/test sensitifitasg. Kelola pemberian antibiotic dan obat lain sesuai program2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus.Tujuan : Pasien memperlihatkan perbaikan ventilasi, pertukaran gas secara optimal dan oksigenasi jaringan secara adekuatRencana Tindakan :a. Observasi tingkat kesadaran, status pernafasan, tanda-tanda sianosis setiap 2 jamb. Beri posisi fowler/semi fowlerc. Beri therapy oksigen sesuai programd. Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernafasane. Cegah terjadinya kelelahan pada pasien3. Berkurangnya volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, demam, takipneaTujuan : Pasien akan mempertahankan cairan tubuh yang normalRencana Tindakan :a. Catat intake dan out put cairan. Anjurkan ibu untuk tetaap memberi cairan peroral serta hindari susu yang kental/minum yang dingin agar merangsang batukb. Monitor keseimbangan cairan, membrane mukosa, turgor kulit, nadi cepat, kesadaran menurun, tanda-tyanda vitalc. Pertahankan keakuratan tetesan infuse sesuai programd. Lakukan oral hygiene4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya kadar oksigen darahTujuan : Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kondisiRencana Tindakan :a. Kaji toleransi fisik pasienb. Bantu pasien dalam aktifitas dari kegiatan sehari-haric. Sediakan permainan yang sesuai usia pasien dengan aktivitas yang tidak mengeluarkan energi banyak agar sesuai aktifitas dengan kondisinyad. Beri O2 sesuai programe. Beri pemenuhan kebutuhan energi5. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan demam, dispnea, nyeri dadaTujuan : Pasien akan memperlihatkan sesak dan keluhan nyeri berkurang, dapat batuk efektif dan suhu normalRencana Tindakan :a. Cek suhu setiap 4 jam, jika suhu naik beri kompres hangatb. Kelola pemberian antipiretik dan analgesik serta antibiotic sesuai programc. Bantu pasien pada posisi yang nyaman baginyad. Ciptakan lingkungan yang nyaman sehingga pasien dapat tidur tenange. Bantu menekan dada pakai bantal saat batukf. Usahakan pasien dapat istirahat/tidur yang cukup6. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksiTujuan : Suhu tubuh dalam batas normalRencana Tindakan :a. Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jamb. Beri kompres hangatc. Kelola pemberian antipiretik dan antibioticd. Beri minum peroral secara hati-hati, monitor keakuratan tetesan infuse7. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan anak setelah pulang dari rumah sakitTujuan : Anak dapat beraktifitas secara normal dan orang tua tahu tahap-tahap yang harus diambil bila infeksi terjadi lagiRencana Tindakan :a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang perawatan anak dengan bronchopneumoniab. Bantu orang tua untuk mengembangkan rencana asuhan di rumahseperti keseimbangan diit, istirahat dan aktivitas yang sesuaic. Tekankan perlunya melindungi anak kontak dengan anak lain sampai dengan status RR kembali normald. Ajarkan pemberian antibiotic sesuai programe. Ajarkan cara mendeteksi kambuhnya penyakitf. Beritahu tempat yang harus dihubungi bila kambuhg. Beri reinforcement untuk perilaku yang positif8. Kecemasan berhubungan dengan dampak hospitalisasiTujuan : Kecemasan teratasiRencana Tindakan :a. Kaji tingkat kecemasan anakb. Fasilitasi rasa aman dengan cara ibu berperan serta merawat anaknyac. Dorong ibu untuk selalu mensupport anaknya dengan cara ibu selalu berada di dekat anaknyad. Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang tindakan yang dilakukan tujuan, manfaat, bagaimana dia merasakannyae. Beri reinforcement untuk perilaku yang positifD. Implemaentasi dan evaluasi1. Prinsip Implementasi Observasi status pernafasan seperti bunyi nafas dan frekuensi setiap 2 jam, lakukan fisioterapi dada setiap 4 6 jam dan lakukan pengeluaran secret melalui batuk atau pengisapan, beri O2 sesuai program Observasi status hidrasi untuk mengetahui keseimbangan intake dan out put Monitor suhu tubuh Tingkatkan istirahat pasien dan aktifitas disesuaikan dengan kondisi pasien Perlu partisipasi orang tua dalam merawat anaknya di RS Beri pengetahuan pada orang tua tentang bagaimana merawat anaknya dengan bronchopneumonia2. EvaluasiHasil evaluasi yang ingin dicapai : Jalan nafas efektif, fungsi pernafasan baik Analisa gas darah normal

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Widya Harwina. 2010. Asuhan Keperawatan Anak dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: TIMBare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.Doengoes Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.http://ardyanpradanaoo7.blogspot.com/2011/02/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.htmlhttp://stikmuh-ptk.medecinsmaroc.com/t3-askep-anak-dengan-pneumoniahttp://wildanprasetya.blog.com/2009/04/18/askep-pneumonia/http://wwwensufhy.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-anak-pneumonia.htmlNgastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC, Jakarta.Suparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. EGC. JakartaSuriadi, SKp, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA PADA ANAK

Oleh : Kelompok 7

1. SUHARIT MAXUM 1103 MK 2932. MARYANI3. MAHNIM4. DEDI TURMUZI5. SUNARDI6. IRWANDINO7. TIKA RABAWATI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANLOMBOK TIMUR - NTB2013/2014