askep kehamilan resiko tinggi pada ibu dengan anemia

Upload: zartikaagisha

Post on 30-Oct-2015

379 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1.4. ASKEP KEHAMILAN RESIKO TINGGI PADA IBU DENGAN ANEMIA

A. Pengertian

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).

Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl. Sedangkan menurut WHO anemia kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin (Hb) dibawah 11 gram % pada trisemester 1 dan 3 atau kadar Hb kurang dari 10,5 gram % pada trimester 2. Untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal (11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl).

B. Tanda dan Gejala

Tanda, dan gejala, anemia (Varney, 2001 : 152)

1. Merasa lelah dan mudah mengantuk

2. Pusing dan lemah

3. Lesu

4. Pandangan berkunang-kunang

5. Mengeluh sakit kepala

6. Merasa tidak enak badan

7. Nafsu makan menurun

8. Mual muntah yang hebat pada hamil muda.

9. Nafas pendek pada anemia berat

C. Klasifikasi Anemia

Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :

a. Anemia defisiensi besi (62,3%)

Merupakan anemia karena turunnya cadangan besi dalam tubuh sehingga proses eritropoisis terganggu dan dapat menurunkan ukuran HgS darah dengan berbagai akibatnya. Kekurangan zat besi dalam kehamilan disebabkan karena kurangnya unsur besi dalam makanan, karena gangguan resorpsi, atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.

b. Anemia megaloblastik(29%)

Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi asam folit (pteroylglutamic acid), defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin). Frekuensi anemia megaloblastik dalam kehamilan cukup tinggi di Asia, seperti , India, malaysia, dan di Indonesia. Hal itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan.

c. Anemia hipoplastik(8%)

Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi dari anemia hipoplastik karena kehamilan sampai saat ini balum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rotgen, racun atau obat-obat.untuk memperbaiki keadaan penderita ialah tarnsfusi darah yang dilakukan tiga kali atau lebih.

d. Anemia hemolotik(0,7%)

Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar hamil, apabila ia hamil maka anemianya menjadi lebih berat.D. Web of Cause

E. Komplikasi dari Anemia Pada ibuAnemia dalam kehamilan memberikan pengaruh buruk bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam masa nifas dan masa selanjutnya. Berikut komplikasi anemia dalam kehamilan sesuai dengan masa kehamilan :

a. Hamil muda (trimester pertama)

Abortus

Missed abortus

Kelainan congenital

b. Trimester kedua

Perdarahan antepartum

Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

Afiksia intrauterin sampai kematian

Berat badan lahir rendah

Gestosis dan mudah terkena infeksi

Dekompensasio kodis-kematian ibu

c. Saat inpartu

Gangguan his primer dan sekunder

Janin lahir dengan anemia

Persalinan dengan tindakan tinggi

Ibu cepat lelah

Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif

d. Pascapartu

Atonia uteri menyebabkan perdarahan

Retensio plasenta

Plasenta adhesive

Plasenta akreta

Plasenta inkreta

Perlukaan sukar sembuh

Mudah terjadi febris puerperalis

Gangguan involusi uteri

Kematian ibu tinggi

Perdarahan

Infeksi puerperalis

Gestosis Komplikasi terhadap janin

Kematian janin didalam kandungan Abortus Cacat bawaan BBLR Risiko anemia pada bayi yang dilahirkanF. Penatalaksanaan medis

Tindakan umum :

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.1. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

2. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

3. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.4. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.5. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :1. Anemia defisiensi besi Penatalaksanaan medis:

Pemberian preparat fe (garam besi)

Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

2. Anemia megaloblastik

Tablet asam folik diberikan dalam dosis 15-30 mg sehari. Apabila anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12, maka penderita harus diobati dengan vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mikrogram sehari, baik per oral maupun parenteral.

G. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi

1. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.Tanda : takikardia/ takipnae, dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.

2. Sirkulasi

Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).

Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik. Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. Sklera : biru atau putih seperti mutiara. Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature.3. Integritas ego

Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.

Tanda : depresi.

4. EliminasiGejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi. Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.Tanda : distensi abdomen.5. NeurosensoriGejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.Tanda : Gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. 6. PernapasanGejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.H. Diagnosa Keperawatan:

Intoleransi aktifitas pada ibu hamil b.d. suplai darah tidak adekuat.

Tidak efektifnya perfusi jaringan pada ibu hamil b.d. kekurangan sel darah merah (anemia). Tidak efektifnya perfusi jaringan dan oksigenasi pada janin b.d suplai oksigen yang tidak adekuat dari ibu dengan anemia.Diagnosa Keperawatan 1

Intoleransi aktifitas pada ibu hamil b.d. suplai darah tidak adekuat.

Hasil yang diharapkan:

Ibu hamil dapat mengatakan secara verbal tentang rencana untuk mengubah gaya hidup selama kehamilan agar tehindar dari risiko dekompensasi jantung dan anemia yang berat.IntervensiIntervensiRasional

Bantu ibu hamil untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan intoleransi aktifitas dan lebih mengeksplor aktifitas yang mungkin dapat dilakukan dengan keterbatasan.

Bantu ibu untuk mengembangkan program aktifitas dan istirahat yang sesuai dengan keadaan lingkungan dan pekerjaannya.

Ajarkan ibu bagaimana cara mengukur nadi dan pernapasan setelah melakukan aktifitas.

Sarankan ibu untuk mengurangi aktifitas yang dapat meyebabkan fatigue atau nyeri.

Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk berpartisipasi membantu ibu menjalankan aktifitas yang tidak bisa dilakukan sendiri oleh ibu.

Sarankan ibu untuk mengatur jadwal aktifitasnya dan memvariasikan jenis aktifitas yang akan dilakukan.

Menilai kemampuan ibu untuk mengevaluasi dirinya dalam melakukan aktifitas.

Mengatur aktifitas jantung baik sedang beraktifitas maupun sedang beristirahat

Menjaga kestabilan fungsi jantung

Menjaga kestabilan cardiac output dan mencegah injury pada janin.

Memaksimalkan fungsi support system Meningkatkan kemampuan diri dan mencegah kebosanan selama periode ektifitas-istirahat

Diagnosa Keperawatan 2

Tidak efektifnya perfusi jaringan pada ibu hamil b.d. kekurangan sel darah merah (anemia).

Hasil yang diharapkan:

Ibu hamil mengetahui kegiatan yang dapat dilakuakan untuk mencegah anemia dan memperlihatkan keadekuatan perfusi jaringan selama kehamilan

Intervensi

IntervensiRasional

Kaji TTV klien dan ajarkan klien untuk mengukur TTV sendiri.

Saat ibu sedang istirahat, anjurkan istirahat dengan meninggikan kepala tempat tidur sesuai kenyamanan.

Selidiki kehulan nyeri dada, palpitasi pada ibu hamil.

Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh ibu hamil agar tetap hangat.

Kaji respon verbal yang melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung. Menilai dan menjaga kestabilan fungsi jantung

Meningkatkan ekspans paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.

Iskemik seluler mempengaruhi jaringan miokardial (potensi resiko infark).

Vasokontriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien/ kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan yang menyebabkan vasodilatasi.

Dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau defisiensi vit. B12

Diagnosa keperawatan 3

Tidak efektifnya perfusi jaringan dan oksigenasi pada janin b.d suplai oksigen yang tidak adekuat dari ibu dengan anemia.

Hasil yang diharapkan:

DJJ bayi normal dan ibu melakukan tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya.INTERVENSIRASIONAL

Monitor DJJ secara kontinue

Posisikan ibu pada posisi lateral atau miring ke kiri pada saat tidur

Bantu klien untuk meningkatkan perfusi jaringan :

- terapi oksigen

- Tocolisis

- Pergantian posisi

Berikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil untuk meningkatkan status kesehatan dan tidak memperparah anemia yang dideritanya Mengetahui keadaan normal atau abnormal

jantung janin.

Dengan posisi tersebut ibu dapat memaksimalkan suplai oksigen terhadap janin.

Untuk memaksimalkan perfusi jaringan kepada janin

Untuk mengurangi komplikasi atau keparahan terhadap ibu dan janin

Konsumsi makanan/nutrisi yang kurang zat besi

saat kehamilan

Cadangan zat

besi dalam tubuh ibu hamil

Banyaknya besi (Fe) yang keluar dari tubuh (perdarahan)

Terganggunya proses eritropoesis

Hb dalam darah

Kekurangan sel darah merah

(anemia)

Suplai darah tidak adekuat/ tidak efektifnya perfusi jaringan pada ibu hamil

Intoleransi aktifitas pada ibu hamil

Tidak efektifnya perfusis dan oksigenasi pada janin