askep kdk diare

15
GASTRO ENTERITIS I. Pengertian - Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normalnya yaitu 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanta, 1999). - Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO, 1980). - Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau/ dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2005). II. Etiologi 1. Faktor Infeksi a. Infeksi enternal (infeksi saluran pencernaan) meliputi: - Infeksi bakteri (Vibrio Cholera, E. Colli, Salmonella thypi, Shigella Disentri, Complylobacter, Yersinia, Aeromonas, Staphylococcus, Strepbococcus, dll). 1

Upload: sekarlangit7

Post on 31-Dec-2014

56 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Kdk Diare

GASTRO ENTERITIS

I. Pengertian

- Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau

setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak

dari keadaan normalnya yaitu 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanta,

1999).

- Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO,

1980).

- Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi

dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat

berwarna hijau/ dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2005).

II. Etiologi

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enternal (infeksi saluran pencernaan) meliputi:

- Infeksi bakteri (Vibrio Cholera, E. Colli, Salmonella thypi,

Shigella Disentri, Complylobacter, Yersinia, Aeromonas,

Staphylococcus, Strepbococcus, dll).

- Infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,

Astrovirus, dll).

- Infeksi parasit (E. Hystolytica, G. Lambia, T. Hominis) dan

cacing.

- Infeksi jamur (Candida Albicans).

b. Infeksi parenteral (infeksi di luar sistem pencernaan) meliputi: Otitis

media akut, tonsillitis, brokopneumonia, ensefalitis.

2. Faktor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat = disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).

b. Malabsorbsi lemak

1

Page 2: Askep Kdk Diare

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan

Diare terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun, dan alergi

terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas). Jarang

terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

III. Tanda dan gejala

- Muka pucat

- Gelisah

- Haus

- Pada anak mula-mula cengeng

- Demam

- Anoreksia

- Muntah

- Berat badan menurun

- Turgor kulit berkurang/menurun

- Kembung

- Mata dan ubun-ubun besar cekung

- Tulang pipi menonjol

- Selaput lendir, vivir lidah dan mulut kering

- Frekuensi nafas lebih cepat dan dalam (pernapasan kusmaull)

- Nyeri perut, kadang sampai kejang perut

- Kadang sianosis

- Denyut jantung cepat

- Nadi cepat

- TD menurun dapat menyebabkan perfusi ke ginjal menurun dengan sangat

dan akan ada timbal baliknya

- Kesadaran menurun

- Px tampak lemah

2

Page 3: Askep Kdk Diare

- Ujung-ujung ekstremitas dingin

Manifestasi Klinik

1. Klx dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami mual, muntah, nyeri perut

sampai kejang perut, demam dan diare.

2. Adanya riwayat makan makanan tertentu (terutama makanan siap santap) dan

adanya keadaan yang sama pada orang lain, sangat mungkin merupakan

keracunan makanan yang disebabkan oleh toksin bakteri.

3. Adanya riwayat pemakaian antibiotika yang lama, harus dipikirkan kemungkinan

diare karena C difficlle.

4. Diare yang terjadi tanpa kerusakan mukosa usus dan disebabkan olek toksin

bakteri (terutama E. Colli), biasanya mempunyai gejala feses benar-benar cair,

tidak ada darah, nyeri perut terutama daerah umbilikus (karena kelainan terutama

usus halus), kembung, mual, dan muntah. Bila muntahnya sangat mencolok,

biasanya disebabkan oleh vitus / S. Aureus dalam bentuk keracunan makanan.

5. Bila diare dalam bentuk bercampur darah, lendir dan disertai demam, biasanya

disebabkan oleh kerusakan mukosa usus yang ditimbulkan oleh invasi Shigella,

Salmonela/Amoebiasis. Daerah yang terkena adalah kolon.

Patofisiologi GE:

1. Gangguan osmotik = saat makan ada beberapa makanan yang tidak bisa diserap

memacu peningkatan tekanan osmotik di lumen usus terjadi pergeseran air dan

elektrolit usus merangsang untuk mengeluarkan makanan pada akhirnya terjadi

diare.

2. Gangguan sekresi = adanya rangsangan toksin (makanan basi/beracun/infeksi)

terjadi peningkatan sekresi pada dinding usus air elektrolit masuk ke lumen usus

terjadi diare.

3. Gangguan motilitas usus/peristaltik usus = terjadi hiperperistaltik menyebabkan

kurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan menjadi berkurang/menurun

timbulnya diare.

3

Page 4: Askep Kdk Diare

IV. Data Penunjang

1. Pemeriksaan tinja lengkap secara makrokopis = pH, kadar gula dan biakan tinja

dari colok dubur (digunakan dalam diagnosa awal dan selama kemajuan penyakit)

terutama yang mengandung mukosa, darah, pus, dan organisme, usus, khususnya

E. Histolytica (tahan aktif).

2. Pemeriksaan darah lengkap = darah perifer, analisa gas darah dan elektronik.

- Dapat menunjukkan anemia hiperkronik (s/d kehilangan darah dan

kekurangan zat besi).

- Leukositosis dapat terjadi khususnya pada kasus berat.

- Penurunan kalium dan magnesium umumnya pada penyakit berat.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal.

4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab diare.

V. Komplikasi

1. Dehidrasi

2. Renjatan

3. Hipokalemia

4. Hipoglikemia

5. Kejang

6. Malnutrisi energi protein

7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus

VI. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri:

A. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan ada 4 hal yang harus diperhatikan:

1. Jenis cairan yang hendak digunakan

Cairan RL merupakan cairan pilihan apabila tidak tersedia cairan ini,

boleh diberikan cairan NaCl isotonic sebaiknya ditambahkan 1 ampul Na

Bikarbonat 7,5 % 50 ml pada setiap 1 liter NaCl isotonic, bila obat ini

tersedia asidosis akan dapat diatasi dalam 1-4 jam, pada keadaan diare

awal dapat diberikan oralit.

4

Page 5: Askep Kdk Diare

2. jumlah cairan yang diberikan

Jumlah Oralit Yang Harus Diberikan Pada Penderita Diare :

a. Diare Tanpa Dehidrasi

Berikan oralit dosis pemeliharaan seperti dibawah ini (untuk

mencegah dehidrasi), sampai diare berhenti.

Jumlah Oralit yang diberikan tiap b.a.b

Umur ml Geias

Dibawah 1 th 50-100 ml Vi gelas

1-4 tahun 100-200 ml 1 gelas

5-12 tahun 200-300 ml 1 ½gelas

Dewasa 300-400 ml 2 gelas

b. Diare dengan Dehidrasi Ringan-Sedang

Berikan oralit seperti dibawah ini, untuk mengatasi dehidrasi :

1. a. Terapi rehidrasi : BB X 75ml, habiskan dalam 3 jam

b. Terapi rumatan : BB X 10ml, setiap anak b.a.b., berikan terus sampai

diare berhenti

2. a. Terapi rehidrasi :

Umur Jumlah oralit yg diberikan dlm 3 jam

ml gelas

< 1 th 300 ml 1½ gelas

1-4 th 600 ml 3 gelas

5-12 th 1200 ml 6 gelas

Dewasa 2400 ml 12 gelas

b. Terapi rumatan = lihat tabel diatas. Pemberian oralit sebaiknya

menggunakan sendok.

5

Page 6: Askep Kdk Diare

Adapun referensi lain dengan Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah

cairan yang keluar dari badan.

Kehilangan cairan dapat dihitung dengan rumus:

a) BJ plasma dengan memakai rumus

Kebutuhan cairan:

BJ plasma yang didapat – 1,025 x BB x 4 ml

0,001

b) Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis:

- Dehidrasi ringan = kebutuhan cairan 5 % x kgBB

- Dehidrasi sedang = kebutuhan cairan 8 % x kgBB

- Dehidrasi berat = kebutuhan cairan 10 % x kgBB

c) Metode Perbandingan BB dan umur

BB(kg) Umur PWL NWL CWL Total kehilangan cairan

<3 <1 bln 150 125 25 300

3-10 1 bln-2 thn 125 100 25 250

10-15 2-5 thn 100 80 25 205

15-25 5-10 thn 80 25 25 130

Keterangan:

PWL : Previus water lose (ml/kgBB) : cairan muntah

NWL : Normal water lose (ml/kgBB) : cairan diuresis, penguapan, pernapasan.

CWL : Concominant water lose (ml/kgBB) : cairan diare dan muntah yang terus

menerus.

- Dietetik

Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak harus dipertahankan

meliputi: - susu (ASI/PASI rendah laktosa)

- Makanan setengah padat/makanan padat (nasi tim)

- Obat-obatan yang diberikan pada anak diare:

6

Page 7: Askep Kdk Diare

- Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazim)

- Obat spasmolitik ( papaverin, ekstrak beladona)

- Antibiotik (diberikan jika penyebab infeksi telah diidentifikasi)

d) Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi skor:

- Rasa haus/muntah 1

- TD sistolik 60-90 mmHg 1

- TD sistolik < 60 mmHg 2

- Frekuensi nadi > 120 x/menit 1

- Kesadaran apatis 1

- Kesadaran somnolen, sopor atau koma 2

- Frekuensi napas > 30 x/menit 1

- Feses cholereca 2

- Vox cholereca 2

- Turgor kulit menurun 1

- Washer woman’s hand 1

- Ekstremitas dingin 1

- Sianosis 2

- Umur 50-60 thn 1

- Umur > 60 thn 2

Kebutuhan cairan = skor x 10 % kgBB x 1 liter

15

3. Cara pemberian cairan

a. Pemberian peroral diberikan larutan oralit yang komposisinya berkisar

antara 29 gr glukosa 3,5 Na Bikarbonat dan 1,5 gr Kcl setiap liternya.

b. Pemberian intravena

4. jadwal pemberian cairan

a. Untuk jadwal dihitung dengan rumus BJ plasma/sistem skor diberikan

dalam waktu 2 jam

7

Page 8: Askep Kdk Diare

b. Jadwal pemberian tahap kedua yakni jam ke 3

c. Rehidrasi diharapkan lengkap pada jam ke 3

B. Identifikasi penyebab Infeksi

Untuk mengetahui penyebab infeksi dihubungkan dengan keadaan klinis,

pemeriksaan urine lengkap dan biakan tinja dan colek dubur.

C. Memberikan Terapi Simptomatik

Antimotilitas hanya diberikan jika penderita kesakitan dan hanya diberikan dalam

jangka pendek yaitu 1-2 hari karena akan memperburuk diare yang diakibatkan

oleh bakteri yang entero invasif karena potensial akan memperpanjang waktu

kontak bakteri dengan epitel usus.

Memberikan Terapi Definitif

Obat Dosis Jangka waktu

Kolera elthor Tetrasiklin Dosis awal 2x3 tablet Selama 3 hari

Kotrimoksazol Dosis awal 2x3 tablet

Kemudian 2x2 tablet Selama 6 hari

Khloramfenikol 4x500 mg Selama 7 hari

E. Choli Tidak memerlukan

Terapi

S. Auresus Khloramfenikol 4x500 mg/hari

Salmonellosis Ampicilin 4x1 gr/hari

Kotriimoksazol 2x2 tablet Selama 10-14 hari

Shigellosis Ampicilin 4x1 gr/hari Selama 5 hari

Amebiasis Metro 4x500 mg/hari Selama 3 hari

Candidiasis Mycostatin 3x500.000 unit Selama 10 hari

Vines Simptomatik dan

suporatif

8

Page 9: Askep Kdk Diare

VII. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

- Sirkulasi

Tanda = Takikardi, respon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi.

Dan nyeri, hipotensi, kulit/membran mukosa kering, turgor kulit

menurun/berkurang, bibir/lidah pecah-pecah.

- Aktivitas/Istirahat

Gejala = Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, perasaan gelisah dan

ansietas.

Pembebasan aktivitas/kerja berhubungan dengan proses penyakit.

- Integritas ego

Gejala = Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, perasaan tak berdaya,/tak ada

harapan.

Faktor stress akut/kronis, misal: hubungan keluarga

Tanda = Menolak, perhatian menyempit, depresi.

- Eliminasi

Gejala = diare yang tidak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering, tak

terkontrol, flatus lembut dan semi cair, bau busuk dan berlemak, melena,

konstipasi hilang timbul.

Riwayat batu ginjal (meningkatnya oksalat pada urine).

Tekstur feses cair, berlendir, ada darah, bau anyir/busuk, nyeri/kram

abdomen.

Tanda = Bising usung meningkat, oliguria/anuria.

- Makanan/cairan

Gejala = Anoreksia, mual/muntah penurunan berat badan

Tak toleran pada diet/sensitif, misal : produk susu, makanan berlemak.

Tanda = Penurunan lemak sub kutan/massa otot.

Kelemahan, tonus otot buruk dan turgor kulit buruk, membran mukosa

pucat.

9

Page 10: Askep Kdk Diare

- Hygiene

Tanda = Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri.

Bau badan

- Nyeri/kenyamanan

Gejala = Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan bawah,

nyeri abdomen tekan bawah (keterlibatan jejenum) nyeri tekan menyebar ke

daerah umbilikal.

Tanda = nyeri tekan abdomen/distensi

2. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output

yang berlebihan.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

output yang berlebihan (mual/muntah) dan indeks yang kurang.

3. Resiko gangguan integritas kulit perional berhubungan dengan

peningkatan frekuensi BAB.

4. Perubahan/gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram

abdomen, diare dan muntah berhubungan dengan dilatasi sekunder dan

hiperperistaltik.

5. Perubahan/gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan adanya

nyeri.

6. Defisit/kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit diare dan

pengobatannya berhubungan dengan kurangnya informasi.

10