askep kasus pada klien dengan osteoma

25
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMA 1. KASUS Tomi ( 14 th) adalah murid sekolah sepak bola. Sejak 4 bulan ini timbul bengkak di lutut kanan tomi. Awalnya tomi jatuh saat main bola, kemudian timbul pembengkakan di atas lututnya. Orang tuanya menganggap lutut Tomi terkilir, dan dibawa berurut ke dukun. Semakin lama pembengkakan itu semakin besar dan badan semakin kurus. Melihat keadaan Tomi yang semakin memburuk, ayah Tomi membawanya berobat ke rumah sakit. Dokter melakukan pemeriksaan dan mendapatkan adanya pembengkakan diatas lutut Tomi dengan diameter 20 cm, keras dan terlihat adanya venektasia. Pada pangkal paha kanan belum terdapat pembengkakan kelenjar limfe. Dokter menduga Tomi menderita tumor ganas tulang, sehingga dokter memeriksa seluruh tubuh tomi untuk mencari apakah ada metastase ke organ lainnya. Selanjutnya dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rontgen paha, lutut dan dada. Dokter radiologi melihat adanya gambaran “sun ray appereance” dan “Codman Triangle”. Dokter kemudian merencanakan open biopsy, sehingga nanti bisa ditentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang lebih tepat. 2. DATA FOKUS DS DO 1. Klien mengatakan jatuh saat main bola 1. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan pembengkakan

Upload: aguz-pu

Post on 09-Aug-2015

381 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMA

1. KASUS

Tomi ( 14 th) adalah murid sekolah sepak bola. Sejak 4 bulan ini timbul

bengkak di lutut kanan tomi. Awalnya tomi jatuh saat main bola, kemudian timbul

pembengkakan di atas lututnya. Orang tuanya menganggap lutut Tomi terkilir, dan

dibawa berurut ke dukun. Semakin lama pembengkakan itu semakin besar dan badan

semakin kurus.

Melihat keadaan Tomi yang semakin memburuk, ayah Tomi membawanya

berobat ke rumah sakit. Dokter melakukan pemeriksaan dan mendapatkan adanya

pembengkakan diatas lutut Tomi dengan diameter 20 cm, keras dan terlihat adanya

venektasia. Pada pangkal paha kanan belum terdapat pembengkakan kelenjar limfe.

Dokter menduga Tomi menderita tumor ganas tulang, sehingga dokter memeriksa

seluruh tubuh tomi untuk mencari apakah ada metastase ke organ lainnya.

Selanjutnya dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rontgen paha,

lutut dan dada. Dokter radiologi melihat adanya gambaran “sun ray appereance” dan

“Codman Triangle”. Dokter kemudian merencanakan open biopsy, sehingga nanti

bisa ditentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang lebih tepat.

2. DATA FOKUS

DS DO

1. Klien mengatakan jatuh saat main

bola

2. Klien mengatakan timbul

pembengkakan diatas lututnya

setelah terjatuh.

3. Keluarga klien mengatakan bengkak

yang dialami oleh anaknya dikira

akibat terkilir.

4. Keluarga klien mengatakan pernah

membawa anaknya ke dukun untuk

diurut.

5. Keluarga Klien mengatakan badan

anaknya semakin kurus.

1. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan

pembengkakan diatas lutut Tomi

dengan diameter 20 cm, keras dan

terlihat adanya venektasia

2. Pada pangkal paha kanan belum

terdapat pembengkakan kelenjar limfe

3. Hasil pemeriksaan radiologi

ditemukan adanya gambaran “sun ray

appereance” dan “Codman Triangle”

4. Pemeriksaan TTV dengan hasil :

TD : 110/70

RR : 20x/menit

Page 2: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

S : 37,50C

N : 100x/menit

DATA TAMBAHAN

1. Kemungkinan klien mengeluh nyeri

dengan skala 8.

2. Kemungkinan ditemukan klien

mengeluh nyeri ketika benjolan pada

lututnya disentuh dan digerakkan.

3. Kemungkinan klien mengeluh nyeri

sering timbul pada malam hari.

4. Kemungkinan klien mengatakan

kakinya tidak dapat digerakkan.

5. Kemungkinan keluarga klien

mengatakan klien tidak nafsu makan.

6. Kemungkinan keluarga klien

mengatakan makan hanya habis 4

sendok.

7. Kemungkinan keluarga klien

mengatakan tidak bisa membujuk

anaknya untuk makan.

8. Kemungkinan keluarga mengatakan

tidak tahu apa yang terjadi kepada

anaknya.

9. Kemungkinan keluarga mengatakan

cemas dengan kondisi anaknya.

10. Kemungkinan keluarga mengatakan

takut dengan kondisi anaknya.

11. Kemungkinan keluarga mengatakan

tidak tahu apa yang harus dilakukan

terhadap anaknya.

1. Kemungkinan tampak adanya

benjolan pada lutut klien.

2. Kemungkinan ditemukan klien

meringis.

3. Kemungkinan ditemukan klien sulit

untuk bergerak.

4. Kemungkinan pada pemeriksaan fisik

ditemukan adanya masa pada lutut

kanan, nyeri tekan serta hangat.

5. Kemungkinan keluarga klien tampak

gelisah

6. Kemungkinan keluarga klien tampak

bingung

7. Kemungkinan keluarga klien tampak

khawatir dengan kondisi anaknya.

8. Kemungkinan keluarga klien tampak

cemas

9. Kemungkinan BB klien 35 kg dan

sekarang turun menjadi 28 kg.

10. Kemungkinan TB klien 130 cm

11. IMT = 28

(1,3 )❑2

= 16,5 kg/m2

( Status Gizi : Gizi Kurang )

( Kategori : Sangat Kurus )

12. Kemungkinan dilakukan pemeriksaan

laboratorium dengan hasil :

Hb : 9 g /dl ( 14-16g/dl)

Ht : 45 % (40-48%)

Leukosit :8000/ul (5000-10000/ul)

Trombosit : 180000/µl (150000-

Page 3: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

450000/µl)

Albumin : 1,5 gr/dl (3,8-5,1 gr/dl)

Ureum : 25 mg/dl (20 – 40 mg/dl)

Creatinin: 1,0 mg/dl (0,5 – 1,5 mg/dl)

3. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH PENYEBAB

1 DS :

1. Klien mengatakan jatuh

saat main bola

2. Klien mengatakan timbul

pembengkakan diatas

lututnya setelah terjatuh.

3. Keluarga klien

mengatakan bengkak yang

dialami oleh anaknya

akibat terkilir

4. Klien mengeluh nyeri

dengan skala 8.

5. Klien mengeluh nyeri

ketika benjolan pada

lututnya disentuh dan

digerakkan.

6. Klien mengeluh nyeri

sering timbul pada malam

hari.

7. Klien mengatakan kakinya

tidak dapat digerakkan.

DO :

1. Tampak adanya benjolan

pada lutut klien.

Gangguan Mobilitas

Fisik

Nyeri karena

ekspansi tumor

mekanan ke

jaringan sekitarnya,

Page 4: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

2. Klien tampak meringis

3. Klien tampak sulit untuk

bergerak.

4. Pada pemeriksaan fisik

ditemukan adanya masa

pada lutut kanan, nyeri

tekan serta hangat.

5. Hasil pemeriksaan

radiologi ditemukan

adanya gambaran “sun ray

appereance” dan “Codman

Triangle”

2 DS :

1. Keluarga klien

mengatakan klien tidak

nafsu makan.

2. Keluarga klien

mengatakan makan

hanya habis 4 sendok.

3. Keluarga klien

mengatakan tidak bisa

membujuk anaknya

untuk makan.

4. Keluarga Klien

mengatakan badan

anaknya semakin kurus.

DO :

1. Klien tampak meringis.

2. Klien tampak sulit untuk

bergerak.

3. Kemungkinan BB klien

35 kg dan sekarang

turun menjadi 28 kg.

4. Kemungkinan TB klien

Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

Proses Penyakit,

Anorexia, Malaise.

Page 5: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

130 cm

5. Pemeriksaan

laboratorium dengan

hasil :

Hb : 9 g /dl ( 14-16g/dl)

Ht : 45 % (40-48%)

Albumin : 1,5 gr/dl (3,8-

5,1 gr/dl)

3 DS :

1. Keluarga klien

mengatakan pernah

membawa anaknya ke

dukun untuk diurut.

2. Keluarga klien

mengatakan tidak tahu apa

yang terjadi kepada

anaknya.

3. Keluarga klien

mengatakan cemas dengan

kondisi anaknya.

4. Keluarga klien

mengatakan takut dengan

kondisi anaknya.

5. Keluarga klien

mengatakan tidak tahu apa

yang harus dilakukan

terhadap anaknya.

DO :

1. Keluarga klien tampak

gelisah

2. Keluarga klien tampak

bingung

3. Keluarga klien tampak

khawatir dengan kondisi

Ansietas Krisis situasi

(kanker),

ancaman/perubahan

pada status

kesehatan/sosial

ekonomi, fungsi

peran, pola

interaksi, ancaman

kematian,

perpisahan dari

keluarga

Page 6: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

anaknya.

4. Keluarga klien tampak

cemas

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri karena ekspansi tumor

mekanan ke jaringan sekitarnya

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses

penyakit, Anorexia, Malaise.

c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancaman/perubahan pada

status kesehatan/sosial ekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian,

perpisahan dari keluarga.

d.

5. INTERVENSI

a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri karena ekspansi tumor

menekan ke jaringan sekitarnya

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24jam diharapkan

gangguan mobilitas fisik tidak terjadi. Dengan kriteria hasil ;

1) Nyeri Hilang atau nyeri terkontrol.

2) Pasien terlihat rileks

3) Pasien dapat istirahat atau tidur dengan nyaman

4) Pasien dapat berpatisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuannya

5) Pasien dapat mempertahankan fungsi posisi dengan tidak adanya pembatasan

kontraktur.

6) Pasien dapat mendemonstrasikan tekhnik atau perilaku yang memungkinkan

melakukan aktifitas.

INTERVENSI

Mandiri

1. Kaji nyeri, missal lokasi nyeri, frekwensi, durasi, dan itensitas (skala 1-10),

serta tindakan penghilang nyeri yang digunakan.

Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi

kebutuhan/keefektifan intervensi.

Page 7: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

2. Evaluasi terapi tertentu, missal pemidahan, radiasi, kemoterapi,

bioterapi.Ajarkan pada klien/orang terdekat apa yang diharapkan.

Rasional : Ketidaknyamanan adalah umum, (missal nyeri insisi, kulit

terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala), tergantung pada prosedur

yang digunakan.

3. Tingkatkan kenyamanan dasar (missal teknik relaksasi, visualisasi,

bimbingan imajinasi) dan aktivitas hiburan (missal music, televise).

Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali

perhatian.

4. Dorongan penggunaan keterampilan managemen nyeri (missal teknik

relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, music, dan sentuhan

terapeutik.

Rasional : Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan

meningkatkan rasa kontrol.

5. Evaluasi penghilang nyeri/control.

Rasional : Tujuannya adalah control nyeri maksimum dengan pengaruh

minimum pada aktivitas kegiatan sehari-hari (AKS).

6. Dorong klien untuk melaksanakan apa saja bila mungkin, missal mandi

duduk, bangun dari kursi, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kebutuhan.

Rasional : Meningkatkan kekuatan atau staminadan menjadikan klien lebih

aktif tanpa kelelahan yang berarti.

7. Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas, missal perubahan TD atau

frekuensi jantung dan pernafasan.

Rasional : Toleransi sangat bervariasi bergantung pada tahap proses

penyakit, status nutrisi, keseimbanagn cairan, dan reaksi terhadap aturan

terapeutik.

8. Dorong masukan nutrisi.

Rasional : Masukan nutrisi yang adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan

energy selama aktivitas.

Kolaborasi

9. Kembangkan rencana manajemen nyeri bersama klien dan tim medis.

Rasional : Rencana terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk control

nyeri. Terutama dengan nyeri kronis, klien/orang terdekat harus aktif

menjadi partisipan dalam manajemen nyeri di rumah.

Page 8: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

10. Berikan analgesic sesuai indikasi, misalnya : morfin, metadon, atau

campuran narkotik IV khusus. PAstikan hal tersebut hanya untuk

memberikan analgesic dalam sehari. Ganti dari analgesik dalam sehari.

Ganti dari analgesic kerja pendek menjadi kerja panjang bila ada indikasi.

Rasional : Nyeri adalah komplikasi tersering dari kanker, meskipun respon

individu berbeda. Saat perubahan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian

dosis dan pemberian akan diperlukan.

11. Berikan/nutrisikan penggunaan Patient Controlled Analgesia (PCA) dengan

tepat.

Rasional : Analgesik dikontrol klien sehingga pemberian obat tepat waktu,

mencegah fluktuasi pada intensitas nyeri. Sering diberikan dengan dosis

total rendah melalui metode konvensionaal.

12. Siapkan/bantu prosedur, misalnya : blok saraf, kordotomi, dan mielotomi

komisura.

Rasional : Mungkin digunakan pada nyeri berat yang tidak berspon pada

tindakan lain.

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses

penyakit, Anorexia, Malaise

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi.

INTERVENSI

1. Pantau intake makanan setiap hari, biarkan klien menyimpan buku harian

tentang makanan sesuai indikasi.

Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi.

2. Ukur tinggi badan(TB), berat badan (BB), dan ketebalan lipatan kulit, triseps

atau dengan antroprometrik lainnya. Pastikan jumlah penurunan berat badan

saat ini.

Rasional : Membantu dalam identifiksi malnutrisi protein-kalori, khususnya

bila BB dan pengukuran antroprometik kurang dari normal.

3. Dorong klien untuk makan dengan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan

intake cairan yang adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sedikit

tapi sering.

Page 9: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

Rasional : Kebutuhan metabolic jaringan ditingkatkan, begitu juga cairan

(untuk menghilagkan produk sisa). Suplemen berguna untuk mempertahankan

masukan kalori dan protein.

4. Kontrol faktor lingkungan, missal bau/tidak sedap atau bising. Hindari

makanan terlalu manis, berlemak atau makan pedas.

Raional : Dapat meningkatkan respon mual/muntah.

5. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, latihan

saat atau sebelum makan.

Rasional : Dapat mencegah timbulnya/menurunkan beratnya mual, penurunan

anoreksia, dan memungkinkan klien meningkatkan masukan oral.

6. Identifikasi klien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

Rasional : Mual/muntah psikogenik terjadi sebelum kemoterapi mulai, secara

umum tidak berespon terhadap obat antiemetik.

7. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.

Rasional : Sering sebagai sumber distress emosi, khususnya untuk orang

terdekat yang menginginkan memberikan makan dengan sering.

8. Evaluasi hematest feses, sekresi lambung.

Rasional : Terapi tertentu, misalnya : antimetabolit menghambat pembaruan

lapisan sel-sel epitel saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan perubahan

menjadi eritema sampai ulserasi berat dengan perdarahan.

Kolaborasi

9. Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, misalnya : jumlah

limfosit total, transferin serum, dan albumin.

Rasional : Membantu mengidentifikasi derajat ktidakseimbangan

biokimia/malnutrisi dan mempengaruhi pilihan intervensi diet.

10. Berikan obat-obat sesuai indikasi :

a. Fenotiazin

b. Kortikosteroid

c. Vitamin, khususnya A, D, E, dan B6

d. Antasid

Rasional : Obat-obat sesuai indikasi :

e. Umumnya antiemetic bekerja untuk memengaruhi stimulasi pusat muntah

dan kemoreseptor mentriger agen, juga bertindak secara perifer untuk

menghambat peristaltic.

Page 10: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

f. Terapi kombinasi, misalnya : torecan dengan decadron atau valium sering

kali lebih efektif dari pada agen tunggal.

g. Mencegah kekurangan karena penuruna absorpsi vitamin larut dalam

lemak.

h. Meminimalkan iritasi lambung dan mengurangi risiko ulserasi mukosa.

11. Rujuk pada ahli diet.

Rasional : Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan

individu dan menurunkan masalah terkait dengan malnutrisi protein/kalori

dan defisiensi mikronutrien.

12. Pasang/pettahankan selang (NGT)/enteral, atau jalur sentral untuk

hiperalimentasi parenteral bila ada indikasi.

Rasional : Malnutrisi berat (kehilangan BB 25-30 % dalam dua bulan ), atau

klien dipuaskan selama lima hari dan tidak mungkin untuk mampu makan

selama dua minggu, pemberian makan per selang (NGT) mungkin perlu untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi.

c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancaman/perubahan

pada status kesehatan/sosial ekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancaman

kematian, perpisahan dari keluarga.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan

ansietas tidak terjadi.

INTERVENSI

1. Tinjauan ulang pengalaman klien/orang terdekat sebelum mengalami kanker.

Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan kopnsep

berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.

2. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Rasional : Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut,

realisasi serta kesalahan konsep tentang diagnosis.

3. Berikan lingkungan terbuka, dimana klien merasa aman mendiskusikan

perasaan atau menolak untuk berbicara.

Rasional : Membantu klien untuk merasa diterima apa adanya, kondisi tanpa

perasaan di hakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan control.

4. Pertahankan kontak sering dengan klien. Berbicara dengan menyentuh klien

bila memungkinkan.

Page 11: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

Rasional : Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak.

Berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan.

5. Sadari efek-efek isolasi pada klien bila diperlukan untuk imunosupresi atau

implan radiasi. Batasi penggunaan pakaian /masker isolasi bila mungkin.

Rasional : Penyimpangan sensori dapat terjadi bila nilai stimulasi yang cukup

tidak tersedia dan dapat memperberat perasaan ansietas/takut.

6. Bantu klien/orang terdekat dalam mengenalidan mengklarifikasi rasa takut

untuk memulai mengembangkan strategi koping dalam menghadapi rasa

takut.

Rasional: Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase

pengobatan yang berbeda. Konseling dan dukungan perlu untuk

memunkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut untuk meyakini

bahwa strategi control/koping tersedia.

7. Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari

memperdebatkan tentang persepsi klien terhadap situasi.

Rasional : Dapat menurun kan ansietas dan memungkinkan klien membuat

keputusan/pilihan berdasarkan realita.

8. Berikan kesempatan klien untuk mengekspresikann perasaan marah, kecewa

tanpa konfontasi. Berikan informasi dimana perasaan tersebut adalah normal

dan diekspresikan secara tepat.

Rasional : Penerimaan perasaan memungkinkan klien mulai menghadapi

situasi.

9. Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujaun dan efek sampingnya.

Membantu klien menyiapkan pengobatan.

Rasional : Tujuan pengobatan kanker adalah menghancurkan sel-sel malignan

dengan meminimalisasi kerusakan pada sel yang normal. Pengobatan dapat

berupa kuratif, preventif, paliatif, kemoterapi, radiasi atau pengobatan yang

lebih baru. Transplantasi sum-sum tulang memungkinkan untuk kanker

tertentu.

10. Jelaskan prosedur tindakan, berikan kesempatan untuk bertanya dan

memberikan jawaban jujur. Bersama klien selama prosedur yang

menimbulkan ansietas dan konsultasi.

Page 12: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

Rasional : Informasi akurat memungkinkan klien menghadapi situasi lebih

efektif dengan realitas karena dapat menurunkan asietas dan rasa takut karena

ketidaktahuan.

11. Berikan perawatan primer secara konsisten kapanpun sebisa mungkin.

Rasional : Membantu menurunkan ansietas dengan mengembangkan

hubunngan terapeutik dan memudahkan perawat memberikan perawatn

kontinu.

12. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.

Rasional: Memudahkan istirahat, menghemat energy, dan meningkatkan

kemampuan koping.

13. Identifikasi dan antisipasi stadium berduka klien dan orang terdekat.

Rasional : Pilihan intervensi ditentukan oleh tahap berduka, perilaku koping,

missal marah/menarik diri atau menyangkal.

14. Perhatikan koping tidak efektif, missal interaksi social buruk, tidak berdaya.

Rasional : Mengidentifikasi masalah individu dan memberikan dukungan

pada klien/orang terdekat dalam menggunakan keterampilan koping efektif.

15. Waspada pada tanda menyangkal/depresi, missal menarik diri, marah, tanda

tidak tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri dan kaji potensial nyeri pada

skala 1-10.

Rasional : Klien dapat menggunakan mekanisme pertahanan diri dengan

menyangkal dan mengekspresikan harapan dimana diagnosis tidak akurat.

Perasaan bersalah,distress spiritual,gejala fisik atau kurang perawatan diri

dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri dan yakin bahwa bunuh diri

adalah pilihan yang tepat.

16. Dorong dan kembangkan interaksi klien dengan sistem pendukung.

Rasional: Mengurangi perasaan isolasi. Bila sistem pendukung keluarga tidak

tersedia,sumber luar mungkin diperlukan dengan segera,missal kelompok

pendukung kanker lokal.

17. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten serta dukungan orang

terdekat.

Rasional: Memungkinkan untuk interaksi interpersonal lebih baik dan

menurankan ansietas dan rasa takut.

18. Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan akan dibuat.

Page 13: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

Rasional: Menjamin sistem pendukung untuk klien dan memungkinkan orang

terdekat terlibat dengan tepat.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO

DX

IMPLEMENTASI PARAF

1 1. Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

2. Mengevaluasi terapi tertentu, missal pemidahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi.Ajarkan pada klien/orang terdekat apa yang diharapkan.

3. Meningkatkan kenyamanan dasar (missal teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi) dan aktivitas hiburan (missal music, televise).

4. Mendorongan penggunaan keterampilan managemen nyeri (missal teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, music, dan sentuhan terapeutik.

5. Mengevaluasi penghilang nyeri/control.

6. Memaantau respon fisiologis terhadap aktivitas, missal perubahan TD atau frekuensi jantung dan pernafasan.

Kolaborasi

7. Meninjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, misalnya :

jumlah limfosit total, transferin serum, dan albumin.

2 1. memantau intake makanan setiap hari, biarkan klien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi

2. Mengukur tinggi badan(TB), berat badan (BB), dan ketebalan lipatan kulit,

triseps atau dengan antroprometrik lainnya. Pastikan jumlah penurunan

berat badan saat ini.

3. Mendorong klien untuk makan dengan diet tinggi kalori kaya nutrient,

dengan intake cairan yang adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan

makan sedikit tapi sering.

Page 14: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

4. Mengontrol faktor lingkungan, missal bau/tidak sedap atau bising. Hindari

makanan terlalu manis, berlemak atau makan pedas.

5. mendorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi,

latihan saat atau sebelum makan.

6. Mengidentifikasi klien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

Kolaborasi

7. Meninjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, misalnya :

jumlah limfosit total, transferin serum, dan albumin.

8. Memberikan obat-obat sesuai indikasi :

a. Fenotiazin

b. Kortikosteroid

c. Vitamin, khususnya A, D, E, dan B6

d. Antasid

9. Merujuk pada ahli diet.

3 1. Meninjauan ulang pengalaman klien/orang terdekat sebelum mengalami

kanker.

2. Mendorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

3. Memberikan lingkungan terbuka, dimana klien merasa aman

mendiskusikan perasaan atau menolak untuk berbicara.

4. Mempertahankan kontak sering dengan klien. Berbicara dengan

menyentuh klien bila memungkinkan.

5. Menyadari efek-efek isolasi pada klien bila diperlukan untuk

imunosupresi atau implan radiasi. Batasi penggunaan pakaian /masker

isolasi bila mungkin.

6. Membantu klien/orang terdekat dalam mengenalidan mengklarifikasi

rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping dalam

menghadapi rasa takut.

7. Melibatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan akan dibuat.

8. Memberikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten serta

Page 15: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

dukungan orang terdekat.

EVALUASI

DX EVALUASI PARAF1. S : Klien mengeluh nyeri dengan skala 5.

Klien mengeluh nyeri ketika benjolan pada lututnya disentuh dan

digerakkan.

Klien mengeluh nyeri sering timbul pada malam hari.

O : Klien tampak meringis

Klien tampak sulit untuk bergerak.

A : masalah keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik

P : intervensi di lanjutkan

Kaji nyeri, missal lokasi nyeri, frekwensi, durasi, dan

itensitas (skala 1-10), serta tindakan penghilang nyeri

yang digunakan.

Evaluasi terapi tertentu, missal pemidahan, radiasi,

kemoterapi, bioterapi.

2. S : Keluarga klien mengatakan klien tidak nafsu makan.

Keluarga klien mengatakan makan hanya habis 5 sendok.

O : Klien tampak di bantu dlam beraktifitas

Klien tampah lemah

Pemeriksaan laboratorium dengan hasil :

Hb : 9 g /dl ( 14-16g/dl)

Ht : 45 % (40-48%)

Albumin : 1,5 gr/dl (3,8-5,1 gr/dl)

Page 16: Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma

A : masalah keperawatan gangguan nutrisi belum yteratasi

P : Intervensi Di Lanjutkan

Pantau intake makanan setiap hari, biarkan klien

menyimpan buku harian tentang makanan sesuai

indikasi.

Ukur tinggi badan(TB), berat badan (BB), dan

ketebalan lipatan kulit, triseps atau dengan

antroprometrik lainnya. Pastikan jumlah penurunan

berat badan saat ini.

3. S : Klien mengatakan sudah mengetahui tentang kondisi penyakitnya

O : Klien tampak mengerti tentang kondisinya

A : Masalah keperawatan ansietas teratasi

P : Intervensi di hentikan