askep itp

18
ASKEP ITP (IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA) Oleh: 1. PutriPratitis 2. Huda Haniifaa 3. SyafiatulKarimah PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEKALONGAN 2012/2013

Upload: hollow-shinigami-thesecondgenerationofeandrey

Post on 20-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

andri ke 6

TRANSCRIPT

ASKEP ITP (IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA)

Oleh:1. PutriPratitis2. Huda Haniifaa3. SyafiatulKarimah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS PEKALONGAN2012/2013

A. DEFINISIITP merupakan singkatan dari Idiopatik Trombositopenia Purpura. Idiopatik artinya penyebabnya tidak diketahui. Trombositopenia artinya berkurangnya jumlah trombosit dalam darah atau darah tidak mempunyai platelet yang cukup. Purpura artinya perdarahan kecil yang ada di dalam kulit, membrane mukosa atau permukaan serosa (Dorland, 1998).ITP adalah suatu keadaan perdarahan yang disifatkan oleh timbulnya petekia atau ekimosis di kulit ataupun pada selaput lendir dan adakalanya terjadi pada berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak diketahui (FK UI, 1985).ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari penghancuran trombosit yang berlebihan (Suraatmaja, 2000).

B. ETIOLOGI Hipersplenisme. Infeksi virus. Intoksikasi makanan / obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil butazon, diamokkina, sedormid). Bahan kimia. Pengaruh fisi (radiasi, panas). Kekurangan factor pematangan (malnutrisi). Koagulasi intra vascular diseminata CKID. Autoimune.

Jenis ITP:1. Akut.a. Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.b. Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi spontan).c. Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.2. Kronika. Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis.b. Awitan tersembunyi dan berbahaya.c. Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.d. Bentuk ini terutama pada orang dewasa.3. Kambuhana. Mula-mula terjadi trombositopenia.b. Relaps berulang.c. Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.

C. Manifestasi KlinisGejala utama dari ITP (Idiopatik Trombositopeni Purpura), yaitu perdarahan yang bisa meliputi: Bruising (ekimosis) Bintik bintik kecil di kulit (ptekia) atau pada mukosa.Contoh: Perdarahan dari hidung (epistaksis), gusi, digestif dan perdarahan di traktus urinarius mungkin bisa muncul.Gejala lain yang timbul adalah:- Masa prodromal: keletihan, demam, dan nyeri abdomen- Mudah memar- Menoragia- Hematuria (jarang)- Pendarahan dari rongga mulut (jarang)- Melena (jarang)(Betz, Cecily L. 2002)

D. PatofisiologiIdiopatik trombositopenia pura-pura adalah salah satu gangguan perdarahan yang paling umum terjadi. Merupakan sindrom yang didalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang bersikulasi dalam keadaan sum sum normal. Trombosit dalam darah berperan dalam pembekuan darah serta mempertahankan integritas pembuluh darah, khususnya kapiler. ITP terjadi karena mekanisme imun dimana auto-antibody (Ig G) melekat pada trombosit dan menyerang platelet dalam darah Mengakibatkan jumlah trombosit berkurang, terjadi peristiwa agregasi pada trombosit/platelet, trombosit yang telah ditempeli oleh zat anti, dihancurkan oleh makrofag dalam jaringan retikuloendotelial yang membawa reseptor membrane untuk Ig G dalam limpa dan hat i, sehingga menimbulkan penghancuran dan pembuangan trombosit yang berlebih dan timbullah perdarahan.Penghancuran trombosit juga bisa dilakukan oleh pembentukan antibodi oleh obat, dimana antibodi tersebut melawan jaringannya sendiri.Gangguan-gangguan autoimun yang bergantung pada antibody manusia paling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Semakin kuat bukti yang mengaitkan penyakit ITP yang memiliki molekul-molekul Ig G reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes. Meskipun terikat pada permukaan trombosit, antibody ini menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosis dalam sirkulasi bebas. Namun trombosit yang mengandung molekul-molekul Ig G lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membran untuk Ig G.Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan pada penderita ITP dan orang-orang percobaan yang menunjukan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum ITP. Trombositopenia sementara yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan ITP juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh Ig G, karena masuknya antibody melalui plasenta. ITP dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada anak-anak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu. ITP yang menetap biasanya dapat ditekan dengan kortikosteroid, obat ini dianggap dapat mengurangi pembungan trombosit oleh limpa dan hati.Namun jika penyakit sudah berlangsung selama 6 bulan atau lebih, prospek pengobatan steroid dosis tinggi yang berlangsung lama dengan efek samping yang dimilikinya umumnya akan memerlukan splenektomi. Hitung trombosit biasanya meningkat dan dapat menjadi normal setelah splenektomi, walaupun trombosit masih tetap dihancurkan oleh hati pada sebagian besar dosis steroid yang dibutuhkan menjadi lebih rendah.Reaksi autoimun yang menyerang platelet dalam hal ini platelet dihancurkan secara berlebihan sehingga terjadi trombositopenia. Penghancuran platelet juga bisa dilakukan oleh pembentukan antibody oleh obat, dimana antibody tersebut melawan jaringannya sendiri. Normalnya jumlah platelet dapat bertahan 8-10 hari dalam sirkulasi darah namum pada ITP platelet hanya mampu bertahan 1-3 hari atau bahkan kurang. Pada remaja indikasi dari tindakan tergantung dari tingkat perdarahan dan tingkat trombositosis.Penderita dengan trombositopenia kebanyakan mengalami perdarahan, perdarahan ini terjadi karena peristiwa agregasi pada trombosit dan dapat menyumbat kapiler-kapiler yang kecil, pada proses ini kapiler-kapiler dirusak dan mengakibatkan perdarahan dalam jaringan (Price, Sylvia A. 1995).

E. Pathway

F. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan pengobatan pasien dianggap penting karena terdapat beberapa obat yang dapat menyebabkan trombositopenia. Pemeriksaan darah sangat diperlukan untuk menentukan kadar atau jumlah platelet dalam darah. Rendahnya jumlah platelet dalam darah dapat menyebabkan terjadinya trombositopenia purpura. Prosedur berikutnya yaitu pemeriksaan sum-sum tulang belakang untuk membuktikan bahwa adanya platelet yang adekuat.Uji laboratorium menunjukkan:1. Jumlah trombosit menurun sampai kurang dari 40.000 mm, dan sering kurang dari 20.000 mm.2. Hitung darah lengkap, terdiri dari hemoglobin, hematrokit,leukosit, trombosit dan eritrosit.3. Aspirasi sumsum tulang peningkatan megakariosit.4. Jumlah leukosit-leukositosis ringan sampai sedang; cosinofilia ringan.5. Uji anti bodi trombosit; dilakukan bila diagnosis diragukan:- Biopsi jaringan pada kulit dan gusi: diagnostik.- Uji anti bodi.- Pemeriksaan dengan slip lamp: untuk melihat adanya uveitis.- Biopsi ginjal: untuk mendiagnosis keterlibatan ginjal.- Foto torax dan uji paru: diagnostik untuk manifestasi paru (evusi, fibrosis interstial paru).(Betz, Cecily L. 2002)

G. Penatalaksanaan

ITP Akut Ringan: observasi tanpa pengobatan sembuh spontan. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka berikan kortikosteroid. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per IV. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit. ITP Menahun Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.Missal: prednisone 2 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV). Imunosupressan: 6 merkaptopurin 2,5 5 mg/kgBB/hari peroral. Azatioprin 2 4 mg/kgBB/hari per oral. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. Splenektomi.Indikasi: Resisten terhadap pemberian kortikosteroid dan imunosupresif selama 2 3 bulan. Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid saja dengan gambaran klinis sedang sampai berat.Kontra indikasi: Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus)

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000.

b. Tanda-tanda perdarahan.- Petekie terjadi spontan.- Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.- Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan.- Menoragie. (menstruasi yang berlebihan)- Hematuria ( seperti kencing darah )- Pendarahan gastrointestinal.

c. Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.

d. Aktivitas / istirahat.Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. toleransi terhadap latihan rendah.Tanda : takikardia / takipnea (pernapasan yang sangat cepat), dispnea pada beraktivitas / istirahat. kelemahan otot dan penurunan kekuatan.

e. Sirkulasi.Gejala : riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat. palpitasi (takikardia kompensasi).Tanda : TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.

f. Integritas ego.Gejala : keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah.Tanda : DEPRESI.

g. Eliminasi.Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi. Tanda : distensi abdomen.

h. Makanan / cairan.Gejala : penurunan masukan diet. mual dan muntah. Tanda :turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.

i. Neurosensori.Gejala : sakit kepala, pusing. kelemahan, penurunan penglihatan. Tanda : epistaksis. mental: tak mampu berespons (lambat dan dangkal).

j. Nyeri / kenyamanan. Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala. Tanda : takipnea, dispnea.

k. Pernafasan. Gejala : nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.Tanda : takipnea, dispnea.l. KeamananGejala : penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah sebelumnya.Tanda : petekie, ekimosis.2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel.c. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah.d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.e. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi.

1. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATANa. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.Tujuan:o Menghilangkan mual dan muntahCriteria standart:o Menunjukkan berat badan stabilIntervensi keperawatan:o Berikan nutrisi yang adekuat secara kualitas maupun kuantitas.Rasional : mencukupi kebutuhan kalori setiap hari.o Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.Rasional : porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan yang sesuai dengan kalori.o Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari.Rasional : anoreksia dan kelemahan dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan malnutrisi yang serius.o Lakukan konsultasi dengan ahli diet.Rasional : sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.o Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan sesuai dengan indikasi.Rasional : meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel.Tujuan:o Tekanan darah normal.o Pangisian kapiler baik.Kriteria standart:o Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil.Intervensi keperawatan:o Awasi TTV, kaji pengisian kapiler.Rasional : memberikan informasi tentang derajat/ keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.o Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.o Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangasang.Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia.o Awasi upaya parnafasan, auskultasi bunyi nafas.Rasional : dispne karena regangan jantung lama / peningkatan kompensasi curah jantung.c. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah.Tujuan:o Mengurangi distress pernafasan.Criteria standart:o Mempertahankan pola pernafasan normal / efektifIntervensi keperawatan:o Kaji / awasi frekuensi pernafasan, kedalaman dan irama.Rasional : perubahan (seperti takipnea, dispnea, penggunaan otot aksesoris) dapat menindikasikan berlanjutnya keterlibatan / pengaruh pernafasan yang membutuhkan upaya intervensi.o Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman.Rasional : memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernafasan dan menurunkan resiko aspirasi.o Beri posisi dan Bantu ubah posisi secara periodic.Rasional : meningkatkan areasi semua segmen paru dan mobilisasikan sekresi.o Bantu dengan teknik nafas dalam.Rasional : membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil.d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.Tujuan:o Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas.Criteria standart:o Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.Intervensi keperawatan:o Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan kelemahan, keletihan.Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi.o Awasi TD, nadi, pernafasan.Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk emmbawa jumlah oksigen ke jaringan.o Berikan lingkungan tenang.Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh.o Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.Rasional : hipotensi postural / hipoksin serebral menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera.e. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi.Tujuan:o Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan yang diresepkan.Criteria standart:o Menyatakan pemahaman proses penyakit.o Faham akan prosedur dagnostik dan rencana pengobatan.Intervensi keperawatan:o Berikan informasi tntang ITP. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya ITP.Rasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga keluarga / pasien dapat membuat pilihan yang tepat.o Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic.Rasional : ketidak tahuan meningkatkan stress.o Jelaskan bahwa darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk ITP.Rasional : merupakan kekwatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien / keluarga.2. EVALUASIPenilaian sesuai dengan criteria standart yang telah ditetapkan dengan perencanaan.a. Menunjukkan berat badan stabilb. Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil.c. Mempertahankan pola pernafasan normal / efektifd. Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitasMenyatakan pemahaman proses penyakit, Faham akan prosedur dagnostik dan rencana pengobatan.

DAFTAR PUSTAKABetz, cecily L. Dan sowden, linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Alih bahasa jan tambayong. Jakarta. EGCBrunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 2. Jakarta. EGC.Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC