askep halusinasi

25
AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU PRODI DIII KEPERAWATAN TA. 2012/2013 LAPORAN PENDAHULUAN A. Masalah Utama Gangguan Persepsi sensori halusianasi. B. Proses Terjadinya Masalah 1. Pengertian Menurut Cook dan Fotaine (1987), halusinasi adalah persepsi sensorik tentang suatu objek, gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan atau pengecapan). Menurut Wilson (1983), halusinasi adalah gangguan penyerapan/persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari

Upload: wisnuariomukti

Post on 26-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP HALUSINASI

AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU

PRODI DIII KEPERAWATAN

TA. 2012/2013

LAPORAN PENDAHULUAN

A.  Masalah Utama

Gangguan Persepsi sensori halusianasi.

B.  Proses Terjadinya Masalah

1.    Pengertian

      Menurut Cook dan Fotaine (1987), halusinasi adalah persepsi sensorik tentang suatu objek,

gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi

semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan atau pengecapan).

      Menurut Wilson (1983), halusinasi adalah gangguan penyerapan/persepsi panca indera tanpa

adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada

saat kesadaran individu itu penuh dan baik.

      Halusianassi adalah keadaan dimana individu / keloimpok beresiko mengalami suatu perubahan

dalam jumlah dan pola stimulasi yang datang (Carpenito, 2000).

2.    Tanda dan Gejala

a)         Fase I (Menyenangkan)

Page 2: ASKEP HALUSINASI

Karakteristik :

-       Mengalami ansietas, rasa bersalah dan ketakutan

-       Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan rasa cemas

-       Perilaku dan pengalaman sensori masih dalam kontrol pikiran

-       Non psikotik

Perilaku pasien :

-       Tersenyum sendir, tertawa sendiri

-       Menggerakkan bibir tanpa bicara, respon verbal lambat

-       Diam dan berkonsentrasi

b)         Fase II (Menyalahkan)

Karakteristik :

-       Adanya pengalamn sensori yang menakutkan

-       Mulai merasa kehilangan kontrol

-       Merasa dilecehakan oleh pengalaman, menarik diri

-       Non psikotik

Perilaku pasien :

-       Meningkatnya denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah

-       Perhatian dengan lingkungan kurang

-       Konsentrasi terhadap pengalaman sensori

-       Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi

c)         Fase III (Konsentrasi)

-       Bisikan dan suara-suara menonjol, menguasai dan mengontrol

-       Tingkat kecemasan berat

-       Pengalaman halusianasi tidak dapat ditolak lagi

Karakteristik :

-       Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya

Page 3: ASKEP HALUSINASI

-       Klien kesepian bila pengalaman sensori berakhir

-       Isu halusianasi menjadi atraktif dan menarik

-       Klien terbiasa dengan halusinasinya dan tidak berdaya

-       Psikotik

Perilku Pasien :

-       Perintah halusinasi ditaati

-       Sulit berhubungan dengan orang lain

-       Perhatian dengan lingkungan berkurang

-       Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor dan

Berkeringat

d)        Fasse IV (Menguasai)

Karakteristik :

-       Pengalaman sensori menakutkan dan mengancam

-       Klien tidak berdaya, hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan dengan

Lingkungan

-       Halusinasi berakhir dalam beberapa jam atau hari jika tidak ada terapi

terapeutik

-       Psikotik berat

Perilaku Pasien :

-       Perilaku panik, potensi akut suicide

-       Aktifitas fisik merefleksikan halusinasi

-       Tidak mampu berespon pada lebih dari satu orang

-       Tidak bisa berespon terhadap perintah yang kompleks

3.    Etiologi

   Faktor prdisposisi :

Page 4: ASKEP HALUSINASI

-       Faktor genetik

-       Faktor Neurobiology

-       Studi Neurotransmiter

-       Psikologis

   Faktor Presipitasi :

-       Sosial budaya

-       Stres lingkungan atau respon neurobiologis maladaptif

-  Penuh kritik

-  Kehilangan harga diri

-  Gangguan hubungan interpersonal

-  Tekanan ekonomi

4.    Akibat

Klien yang mengalami halusinasi sukar untuk mengontrol diri dan sukar untuk

berhubungan dengan orang lain. Apabila perilaku halusiansinya berupa hal yang tidak

menyenagkan maka akan mengakibatkan individu tersebut melakukan atau mencederai orang

lain dan lingkungan. (PPNI, 2002).

C.  Pohon Masalah

Effect : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkunga

Core Problem : Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Causa             : Isolasi sosial : Menarik diri

D.  Masalah yang muncul Dan data yang perlu dikaji

No Data Fokus Masalah Keperawatan

1. DS :

-   Klien mengatakan sering

mendengar suara-suara gemuruh

pada pagi dan malam.

-    Klien mengatakan pernah mondok

Gangguan sensori

persepsi : Halusinasi

Auditori

Page 5: ASKEP HALUSINASI

di RSJ dengan penyakit yang sama.

DO :

-   Klien tampak sering komat-kamit

-    Klien sering menyendiri

2. DS :

     Klien mengatakan sering

mendengar bisikan-bisikan hingga

membuatnya marah.

DO :

     Klien bingung, kadang mengamuk

dan memukul

Resiko mencederai diri

sendiri, orang lain dan

lingkungan.

3. DS :

     Klien mengatakan sering

menyendiri dan jarang mengobrol

dengan teman atau orang lain.

DO :

    Melamun, menyendiri, pasif

- Interaksi dengan orang lain

berkurang

Isolasi sosial : Menarik

diri

      

E.  Diagnosa Keperawatan

1.    Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, dengar, raba, kecap, bau)

2.    Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain

3.    Isolasi sosial : menarik diri

F.   Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa : Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, dengar, raba, kecap, bau)

Tujuan Umum : Klien mampu mengontrol halusinasinya

Tujuan Khusus :

a.   Klien dapat membina hubungan saling percaya

Page 6: ASKEP HALUSINASI

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien menunjukkan tanda-tanda percaya

pada perawat

Intervensi :

-       Sapa klien dengan ramah

-       Perkenalkan diri dengan sopan

-       Jelaskan tujuan pertemuan

-       Tunjukkan sikap emapati dengan menerima klien apa adanya dan beri

perhatian

b.   Klien dapat mengenal halusinasinya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan (isi, waktu, frekuensi,

situasi, kondisi yang menimbulkan halusinasi)

Intervensi :

-       Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap

-       Observasi tingkah laku klien sesuai dengan halusinasinya

-       Bantu klien mengenal halusinasinya

-       Diskusikan dengan klien tentang frekuensi dan waktu halusinasi

-       Kaji respon klien saat terjadi halusinasi

c.   Klien dapat mengontrol halusinasinya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien meyebutkan tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.

Intervensi :

-      Identifikasi cara yang selama ini dilakukan saat terjadi halusinasi

-      Diskusikan manfaat cara tersebut

-      Diskusikan cara baru untuk mengendalikan halusinasi (menghardik,

bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas, minum ibat

teratur)

-      Beri kesempatan untuk melakukan cara tersebut saat halusinasinya

timbul

d.   Klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol halusinasinya

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan keluarga dapat meyebutkan pengertian, tanda

Page 7: ASKEP HALUSINASI

dan gejala, serta proses terjadinya halusinasi.

Intervensi :

-      Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan

-       Diskusikan dengan keluarga tentang :

-       Pengertian halusinasi

-       Tanda dan Gejala halusinasi

-       Cara yang dapat dilakukan untuk memutus halusiansi

-       Proses terjadi halusinasi

-       Obat-obat untuk halusinasi

-       Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi

-       Berikan informasi waktu kontrol

e.   Klien dapat memanfaatkan obat dengan benar

KH : Setelah dilakukan ....x pertemuan klien dapat mengerti obat yang perlu

diminum

Intervensi :

-       Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat

-       Anjurkan minum obat

-       Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi

-       Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat

STRATEGI PELAKSANAAN I

HALUSINASI

Pertemuan       : Ke 1

Hari / Tanggal :

Waktu             :

A.    Proses Keperawatan

1.    Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya.

Page 8: ASKEP HALUSINASI

DO : Klien tampak pasif,terlihat suka menyendiri,berbicara sendiri.

2.    Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori : halusinasi

3.    Tujuan

-        Klien tampak mengenal halusinasi

-        Klien dapat menghardik halusinasi

4.    Tindakan Keperawatan

-      Mengidentifikasi jenis halusinasi

-        Mengidentifikasi isi halusinasi pasien

-        Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien

-        Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien

-        Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

-        Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi

-        Mengajarkan pasien menghardik halusinasi

-        Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal

kegiatan harian

  

  

B.     Srategi Pelaksanaan Halusinasi

1.    Orientasi

a.    Salam Terapeutik

”Assalamualaikum Mas, Saya perawat yang akan merawat mas. Perkenalkan nama saya Totok

Supriadi, biasa di panggil Totok, saya dari Akper Dr. Soedono Madiun. Betul ini mas Adi?

Kalau boleh tahu nama lengkapnya siapa? Senang dipanggil apa?”

b.    Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan mas hari ini? Ada keluhan yang mas rasakan hari ini?”

c.    Kontrak

Topik : “Baiklah, saya dengar mas sering mendengar suara-suara yang tak

Page 9: ASKEP HALUSINASI

tampak wujudnya, benar begitu? bagaimana kalau kita bercakap-

cakap tentang suara tersebut.”

Waktu : “Berapa lama?? Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang

mengenai jenis halusinasi,respon terhadap halusinasi, dan kita akan

belajar menghardik halusinasi, dan kita masukkan ke dalam jadwal

kegiatan sehari-hari pasien.”kalau 20 menit. Baiklah Mas, bagaimana

Tempat : “Dimana kita bisa bercakap-cakap?? Disini,di depan??”

2.    Fase Kerja

“Apakah mas Adi mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara

tersebut? Apakah terus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering mas Adi

dengar? Berapa kali sehari? Biasanya pada keadaan apa suara itu muncul? Mas Adi, saya punya

beberapa cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara

tersebut. Kedua, dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan aktivitas yang

sudah terjadwal, dan yang keempat dengan minum obat yang teratur. Iya.. Bagaimana kalau kita

belajar cara yang pertama dulu, yaitu dengan menghardik. Mau tidak mas?? Caranya begini : saat

suara itu muncul, langsung Mas Adi bilang ,”Saya tidak mau dengar. Pergi..!! Kamu suara

palsu.” Begitu di ulang-ulang terus sampai suara itu tidak terdengar lagi. Mengerti mas? Coba

mas Adi peragakan. Nah begitu, bagus. Coba lagi. Ya bagus, Mas Adi sudah bisa.”

3.    Fase Terminasi

a.     Evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan mas Adi setelah latihan tadi??”

b.    Evaluasi obyektif

“Kalau suara itu muncul lagi, coba latihan yang tadi di terapkan. Coba Mas jelaskan jenis

halusinasi, isi halusinasi, waktu berhalusinasi, frekwensi, situasi yang menimbulkan halusinasi,

respond dan cara menghardik halusinasi, Apakah Mas masih ingat??”

4.    Rencana Tindak Lanjut

“Jika hal tersebut (mendengar,melihat,mencium,merasa,mengecap) itu muncul?? tolong Mas

praktekkan cara yang sudah saya ajarkan , dan masukkan dalam jadwal harian Mas.”

Page 10: ASKEP HALUSINASI

5.    Kontrak

Topik : “Baikalah Mas nanti kita akan bercakap-cakap lagi, kita akan

diskusikan dan latihan mengendalikan dengan bercakap-cakap

dengan orang lain.”

Waktu : “Mau jam berapa Mas? Ya baiklah jam 10.00 saja.”

Tempat : “Tempatnya disini saja lagi ya Mas. Sampai ketemu nanti Mas.

Assalamualaikum.”

STRATEGI PELAKSANAAN II

HALUSINASI

Pertemuan       : Ke 2

Hari/Tanggal   :

Waktu             :

A.  Proses Keperwatan

1.    Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan sudah menghardik halusinasinya

DO    : Klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat

2.    Diagnosa keperawatan : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

3.    Tujuan

a)    Tujuan Umum : Resiko mencederai dir sendiri , orang lain dan lingkungan tidak

terjadi.

b)   Tujuan Khusus

-  Mengevaluasi jadwal harian pasien

-   Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan

Page 11: ASKEP HALUSINASI

orang lain.

-   Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam kegiatan harian.

4.    Tindakan keperawatan

-   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

-   Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain.

-   Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B.  Srategi Pelaksanaan Halusinasi

1.    Kontrak

Topik : “seperti  janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang

bagaimana cara mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-

cakap dengan orang laindan kita masuk dalam jadwal kegiatan”.

Waktu : “waktunya 15 menit cukup kan?”

Tempat : “Tempatnya disini saja ya mas?”

2.    Fase Kerja

“Sekarang mas kita akan belajar cara kedua untuk mencegah halusinasi yang lain dengan

cara bercakap-cakap dengan orang lain jadi kalau mas mulai mendengar suara-suara langsung

saja cari teman untuk ngobrol dengan mas. Contohnya begini bapak : tolong saya mulai

mendengar suara-suaraayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang di rumah misalnya anak

bapak katakan : nak, ayo ngobrol dengan bapak, coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan .

Ya begitu bagus! Nah, sekarang kita masukan  ke dalam jadwal harian mas ya?”

3.    Fase terminasi

a.   Evaluasi Subyektif : “Bagaimana perasaan mas setelah latihan ini?”.

b.   Evaluasi obyektif : “Jadi sudah ada berapa cara yang mas pelajari untuk

mencegah suara-suara itu?,ya bagus sekali”.

4.    Rencana tindak lanjut

“Nah, kalau halusinasi itu datang lagi mas bisa coba kedua cara itu ya mas!”

5.    Kontrak

Topik : “Baiklah mas besok saya akan dating lagi kita akan bahas cara

mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan”.

Page 12: ASKEP HALUSINASI

Waktu : “Mau jam berapa kita ketemu mas? Ya baiklah jam 09.00 saja”.

Tempat : “Tempatnya mau dimana mas? Di sini saja mas? Ya baiklah sampai

ketemu besok lagi ya mas!”.

STRATEGI PELAKSANAAN III

HALUSINASI

Pertemuan : Ke 3

Hari/tanggal    :

Waktu             :

A.  Proses Keperawatan

1.    Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan sudah menghardikhalusinasinya dan klien mengatakan

dengan berbincang-bincang halusinasinya tidak datang.

DO : Klien tampak respon saat berkomunikasi dengan perawat.

2.    Diagnosa Keperawatan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

3. Tujuan

a.    Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya.

b.    Tujuan Khusus

-       Klien dapat membina hubungan saling percaya

-       Klien dapat mengenal halusinasinya

-       Klien dapat mengontrol halusinasinya

-       Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

-       Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

c.    Keperawatan

-       Melatih tindakan pasien beraktifitas secara terjadwal

-       Menjelaskan aktifitas yang teratur untuk mengatasi halusinasinya

Page 13: ASKEP HALUSINASI

-       Mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien

-       Melatih pasien melakukan aktifitas

-       Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas yang

telah dilatih

-       Memantau pelaksanaan jadwal : memberikan kegiatan terhadap

perilaku pasien yang positif

B.  Strategi Komunikasi

1.    Fase Orientasi

a.    Salam Terapeutik

“Assalamuallaikum  mbak”.

b.    Evaluasi / Validasi

Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah suara-suara itu masih muncul? Apakah sudah

dipakai 2 cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya?

c.    Kontrak

Topik : Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang cara

mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan dan kita

masukan kedalam kegiatan harian.

Waktu : mau berapa lama kita berbincang-bincang? Apa 15 menit cukup?

Tempat : Tempatnya mau dimana mbak? Baiklah disini saja.

Tujuan : agar bapak dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan

kegiatan.

2.    Fase Kerja

“Kegiatan apa saja  yang masih mbak bias lakukan? Pagi-pagi apa kegiatan mbak? Terus

jam berikutnya apa kegiatan mbak? Banyak sekali kegiatan bapak setiap harinya. Mari kita latih

2 kegiatan hari ini. Bagus sekali mbak bisa melakukannya. Kegiatan ini dapat mbak lakukan

untuk mencegah suara-suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi

sampai sore mbak ada kegiatan. Mbak, bagaimana kalau kegiatan yang tadi kita latih

dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian mbak?”

Page 14: ASKEP HALUSINASI

3.    Fase Terminasi

a.    Evaluasi Subyektif

“Bagaimana perasaan mbak setelah kita latihan tadi?”

b.    Evaluasi Obyektif

“Coba mbak sebutkan kembali 3 cara yang telah saya latih apabila halusinasi itu

datang? Ya bagus sekali.”

4.    Rencana Tindak Lanjut

“Nanti mbak lakukan latihan secara mandiri sesuai jadwal yang kita buat agar suara-suara itu

tidak muncul lagi.”

5.    Kontrak

Topik : Baiklah bapak besok saya akan datang kembali untuk membahas cara

mengontrol halusinasi dengan cara minum obat.

Waktu : mau jam berapa pak kita berbincang-bincang? Ya baiklah

jam 10.00-10.15 WIB.

Tempat : Mau dimana kita ketemunya? Ya baiklah disini saja.

STRATEGI PELAKSANAAN IV

HALUSINASI

Pertemuan : Ke-4

Hari/Tanggal :

Waktu             :

A.  Proses Keperawatan

1.    Kodisi Klien

DS : Klien mengatakan dengan bercakap-cakap halusinasinya tidak dating dan

klien mengatakan senang bercakap-cakap dengan perawat.

Page 15: ASKEP HALUSINASI

DO : Dengan melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan teman / perawat, klien

tidak melamun lagi.

2.    Diagnosa keperawatan

Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran

3.    Tujuan

a.    Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol halusinasinya.

b.    Tujuan Khusus :

-       Klien dapat membina hubungan saling percaya

-       Klien dapat mengenal halusinasinya

-       Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

-       Klien dapat mengontrol halusinasinya

-       Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4.    Tindakan Keperawatan

-       Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

-       Jelaskan pentingnya menggunakan obat secara teratur

-       Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program

-       Jelaskan bila putus obat

-       Jelaskan cara mendapatkan obat

-       Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar

obat,benar pasien,benar cara,benar dosis,benar waktu)

B.  Strategi Komunikasi

1.    Fase Orientasi

a.    Salam Teraupeutik

“Asalammualaikum mbak? Sesuai dengan janji saya kemarin,saya dating lagi

ketempat ini.”

b.    Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaan mbak hari ini?Apa bapak masih ingat 3 cara yang sudah suster latih

kemarin, cara untuk mengusir suara-suara? Apakah ketiga cara tersebut sudah dimasukkan ke

dalam jadual kegiatan harian mbak?”

Page 16: ASKEP HALUSINASI

c.    Kontrak

Topik : Sesuai janji suster kemarin,hari ini kita akan mendiskusikan tentang

obat-obatan yang mbak minum dan kita akan memasukkan ke dalam

jadwal kegiatan harian mbak.

Wasktu : Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Ya baiklah disini saja.

Tujuan : Dari diskusi ini agar bapak minum obat dengan prinsip 5 benar /agar

mbak mematuhi cara minum obat.

2.    Fase Kerja

“Mbak adakah perbedaan setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suaranya

masih terdengar atau sudah hilang? Begini mbak, obat ini berguna untuk mengurangi atau

menghilangkan suara-suara yang selama ini mbak dengar. Berapa macam yang mbak minum??

(perawat menyiapkan obat pasien). Ini yang berwarna orange (CPZ) diminum 3 kali sehari ya,

jam 7 pagi, jam 1 siang dan 7 malam yaa gunanya untuk menghilangkan suara-suara yang mbak

dengar. (Pasien mengangguk-ngangguk). Ini yang putih (THP) diminum 3 kali sehari juga,

gunanya agar mbak rileks dan tidak kaku. Kalau yang merah jambu ini (HP) 3 kali sehari juga

sama minumnya dengan yang putih dan orange, gunanya yang merah jambu ini untuk

menenangkan pikiran mbak biar tenang. Kalau suaranya sudah hilang, minum obatnya tidak

boleh dihentikan yaa, harus diminum sampai benar-benar habis, biar suara-suaranya tidak

muncul lagi. Kalau obatnya habis bisa minta ke dokter lagi. Bisa juga dikonsultasikan kalau

berhenti minum obat, apa akibatnya pada mbak. Begitu yaa.. Pastikan juga kalau obat yang

diminum benar punya mbak, jangan samapi keliru dengan orang lain. Mbak juga harus banyak

minum air yaa..”

3.    Fase Terminasi

a.    Evaluasi Subjektif : “Bagaimana perasaan mbak setelah berbincang-

bincang tentang obat tadi”

b.    Evaluasi Objektif : “Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah

suara-suara? Coba mbak sebutkan kembali?”

4.    Rencana Tindak Lanjut

Page 17: ASKEP HALUSINASI

“Nanti mbak jangan lupa minum obat agar suara-suara itu tidak datang lagi,kemudian mbak bisa

memasukkannya ke dalam jadual kegiatan harian mbak.”

5.    Kontrak

Topik : Baiklah mbak pertemuan kita cukup sampai disini,besuk saya datang

lagi untuk memastikan bapak masih dengar suara-suara atau tidak

kita akan berdiskusi tentang jadual kegiatan harian bapak.

Waktu : Waktunya mau jam berapa pak? Jam 09.00-09.15,apa mbak bersedia?

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa kepoerawatan Aplikasi pada praktis klinis (terjemahan).

Edisi 6. Jakarta : EGC.

Maramis, W.F, 1990. Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press, Surabaya.

Rasmun, 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga, Jakarta :

CV. Sagung Seto.

Stuart & Sunden, 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta : EGC.