askep halusinasi

52
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HALUSINASI Ruthy Ng.

Upload: indra-saputra

Post on 12-Aug-2015

161 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP HALUSINASI

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HALUSINASI

Ruthy Ng.

Page 2: ASKEP HALUSINASI

PENGERTIAN

Gangguan Persepsi Sensori/ Perubahan sensori persepsi adl kondisi dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola dari stimuli yang datang dikaitkan dengan penurunan berlebihan, distorsi atau kerusakan respon terhadap stimuli (Intansari N, 2005)

Page 3: ASKEP HALUSINASI

Halusinasi adl gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu

percakapan panca indera tanpa ada rangsanagan dari luar (Maramis, 2004)

Page 4: ASKEP HALUSINASI

Halusinasi adl panca indera tanpa adanya rangsangan atau stimulus misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan ditelinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu

(Hawari, 2001).

Page 5: ASKEP HALUSINASI

FAKTOR PREDISPOSISI

1.Faktor Perkembangan. Tugas perkmbangan klien yg

terganggu. Misalnya rendahnya kontrol dan

kehangatan keluarga menyebabkan klien tdk mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.

Page 6: ASKEP HALUSINASI

2. Faktor sosiokultural.

Seseorang yang merasa tdk diterima oleh lingkungannya (Unwanted Child) akan merasa disingkirkan , kesepian, dan tidak percaya kpd lingkungannya.

Page 7: ASKEP HALUSINASI

3. Faktor Psikologis.

Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif ketidak mampuan klien mngambil keputusan yang tepat klien lbih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.

Page 8: ASKEP HALUSINASI

4. Faktor genetik dan pola asuh.

Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

Page 9: ASKEP HALUSINASI

5. Faktor Biokimia.

Mempunyai pengaruh thd terjadinya gangguan jiwa.

Stres berlebihan menghasilkan zat yg bersifat halusinogenik neurokimia mis: buffofenon dan Dimetytransferase (DMP).

Stres berkepanjangan teraktivasinya neurotransmiter otak ketidak seimbangan acetylcolin dan dopamin.

Page 10: ASKEP HALUSINASI

FAKTOR PRESIPITASI

1. Dimensi Fisik.

Halusinasi dpt timbul krn kondisi fisik : Kelelahan yg luar biasa, penggunaan

obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi alkohol, kesulitan tidur dalam waktu yang lama.

Page 11: ASKEP HALUSINASI

2. Dimensi Emosional.

Perasaan cemas yang berlebihan merupakan penyebab halusiansi.

Isi halusinasi dpt berupa perintah memaksa dan menakutkan klien tdk sanggup menentang perintah klien berbuat sesuatu thd ketakutan tsb.

Page 12: ASKEP HALUSINASI

3. Dimensi Intelektual. Orang yg sedang berhalusinasi akan

memperlihatkan penurunan fungsi ego.

4. Dimensi Sosial. Pd fase awal seseorang mengalami gg

interaksi sosial. Kemudian mengalami comforting:

beranggapan bhw hidup bersosialisasi dialam nyata sangat membahayakan, asyik dg halusinasinya, seolah2 merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial , kontrol diri dan hargta diri yg tdk didapatkan dlm dunia nyata.

Hal yang penting dlm intervensi : buat klien untuk melakukan proses interaksi.

Page 13: ASKEP HALUSINASI

5. Dimensi Spiritual.

Secara spiritual klien halusinasi mulai dg kehampaan hidup, rutinitas tdk bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarang secara spiritual untuk menyucikan diri.

Page 14: ASKEP HALUSINASI

FASE HALUSINASI Halusinasi yang dialami oleh klien bisa berbeda

intensitas dan keparahannya. Stuart & Laraia (2001) membagi fase halusinasi brdasarkan tingkat ansietas yg dialami dan

kemampuan klien mengendalikan dirinya. Semakin berat fase halusinasi, klien semakin berat

mengalami ansietas dan makin dikendalikan oleh halusinasinya.

Page 15: ASKEP HALUSINASI

Fase Karaketristik Perilaku Klien

I. Sleep Disorder

Fase awal seseorang sblm muncul halusinasi.

-Klien merasa banyak masalah, ingin hindar dr lingkungan, takut diketahui or lain bhw dirinya banyak masalah.-Masalah mkinterasa sulit krn berbagai stresor terakumulasi, misal terlibat narkoba, dikhianati kekasih, masalah kampus, penyakit, hutang dll-Masalah terasa menekan krn terakumulasi sedangkan support system kurang & persepsi thd masalah sangat buruk.-Sulit tidur yg berlangsung lama shg terbiasa menghayal-Menganggap lamunan awal tsb sbg pemecahan masalah.

Page 16: ASKEP HALUSINASI

Fase Karakteristik Perilaku Klien

I. II. Comforting

- Ansietas sedang- Memberi rasanyaman-Secara umumHalusinasi mrpkanSuatu yangmenyenangkan

- Klien mengalami perasaan yang mendalam : ansietas, kesepian, rasa bersalah, ketakutan- Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat meredakan ansietas- Individu masih mengenali bahwa pikiran-pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran.

-Tersenyum, tertawa sendiri-Menggerakkan bibir tanpa suaraPergerakan mata yang cepat-Respon verbal lambat-Diam-diam berkonsentrasi dan asyik sendiri

Page 17: ASKEP HALUSINASI

III. Condeming

- Ansietas berat- Secara umum halusinasi menyebabkan rasa antipati

-Pengalaman sensori menakutkan-Mulai merasa kehilangan kontrol-Mencoba mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan-Menarik diri dari orng lain-Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut

-Meningkatnya tanda-tanda system syaraf otonom akibat ansietas seperti: peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.-Rentang perhatian menyempit-Konsentrasi (asyik) dengan pengalaman sensori

-Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan

realita.

Page 18: ASKEP HALUSINASI

IV. Controling

-Ansietas berat

-Pengalaman sensori

tidak dapat ditolak lagi

-Klien berhenti menghentikan halusinasinya-Klien menyerah dan menerima pengalaman halusinasinya-Isi halusinasi menjadi atraktif/ menarik-Kesepian bila pengalman halusinasi berakhir

-Perintah halusinasi ditaati-Sulit berhubungan dengan orang lain-Rentang perhatian hanya beberapa detik/ menit-Gejala fisik ansietas berat, berkeringat, tremor, tidak mampu mengikuti perintah.

Page 19: ASKEP HALUSINASI

V. Conquering

Tingkat kecemasan panik-Secra umum diatur dan dipengaruhi halusinasi

-Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasi-Halusinasi bisa berlangsung beberapa jam/ hari jika tidak dilakukan intervensi secara terapeutik.

-Perilaku panik-Risti suicide atau homicide-Aktifitas fisik merefleksikan halusinasi seperti: perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, katatonia-Tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks-Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.

Page 20: ASKEP HALUSINASI

JENIS HALUSINASI

1). Pendengaran (Auditori).

Klien mendengar suara & bunyi yg tidk berhubungan dengan stimulus nyata & orang lain tidak mendengarnya.

Page 21: ASKEP HALUSINASI

Karakteristik:

- Mendengar suara orang (sederhana – kompleks)

- Mendengar suara orang sedang membicarakan apa yg sedang dipikirkan pasien, memerintahkan untuk melakkan sesuatu, kadang disuruh melakkan hal

yang berbahaya.

Page 22: ASKEP HALUSINASI

- Perilaku yang teramati:

*Melirikkan mata kekriri & kekanan seperti mencari apa atau siapa yg sedang berbicara.

*Mendengarkan dg penuh per hatian pd orang yg sedang tdk berbicara atau pd benda mati (mebel dll) * Menggerakkan mulut spt sedang bebicara atau sedang menjawab suara

Page 23: ASKEP HALUSINASI

2). PENGLIHATAN / VISUAL

- Adl Klien melihat gambaran yg jelas atau samar-samar tanpa stimulus yg nyata dan orang lain tidak melihatnya.

- Karakteristik: *Stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

cahaya, gambar geometrik, gambar karton dan atau panorama yg luas dan kompleks.

Page 24: ASKEP HALUSINASI

* Penglihatan dpt berupa sesuatu yang

menyenangkan atau yg menakutkan spt monster. * Tiba-tiba tampak tergagap, ketakutan atau

ditakuti orang lain, benda lain atau stimulus yg tidak terlihat, tiba-tiba lari keruangan lain.

Page 25: ASKEP HALUSINASI

3). PENGHIDU / OLFAKTORI

- Adl klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.

Page 26: ASKEP HALUSINASI

- Karakteristik:

*Bau busuk, amis, menjijikkan spt darah, urin, feses, kadang bau harum *Perilaku : hidung dikerutkan spt menghidu bau yang

sedang tidak enak, menghidu bau tubuh, menghidu bau udara ketika se dang berjalan kearah orang lain, berespon thd bau dengan panik, melempar selimut, menuang air pada orang lain seakan sedang memadamkan

api.

Page 27: ASKEP HALUSINASI

4). PENGECAP / GUSTATORY

- ADL Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata. Biasanya merasakan makanan yang tidak enak.

- Karakteristik: * Merasakan sesuatu yg busuk,amis, menjijikan

(rasa darah,urin, feses) * Perilaku: meludahkan makanan, minuman, me nolak untuk makan, minum, minum obat, tiba2 meninggalkan meja makan.

Page 28: ASKEP HALUSINASI

5). PERABA / TAKTIL

- ADL Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata.

- Karakteristik: * Mengalami rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat, merasakan sensasi lis trik datang dari tanah, benda mati atau orang lain. * Perilaku: Menampar diri sendiri seakan sedang

memadamkan api, melompat lompat di lantai seperti menghindari nyeri atau stimulus lain pada kaki.

Page 29: ASKEP HALUSINASI

6). SINESTETIK

-Adl merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir mela lui vena dan arteri, makanan dicerna atau pembentukan urin.

Page 30: ASKEP HALUSINASI

- Perilaku: Memverbalisasi atau obsesi thd proses tubuh, menolak untuk menyelesaikan tugas yg memerlukan bagian tubuh ps yang diyakini klien tidak berfungsi.

Page 31: ASKEP HALUSINASI

Tanda & Gejala Umum Halusinasi

1).Bicara, tersenyum sendiri 2).Kepala mengangguk-angguk spt mendengar suara, bibir komat-kamit, bicara keras spt ada teman yang ngajak bicara. 3).Seolah-olah melihat benda atau orang yang tidak dilihat oleh orang lain

Page 32: ASKEP HALUSINASI

4).Menarik diri dan menghindar dari orang lain 5).Tidak dpt membedakan nyta dan tidak nyata 6).Tidak dapat memusatkan konsentrasi atau perhatian 7).Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain,lingkungn),takut 8).Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.

Page 33: ASKEP HALUSINASI

Prinsip Tindakan Kep Halusinasi

1. Tetapkan hubungan saling percaya. 2. Kaji gejala halusinasi, jenis, isi, frekwensi, lama, respon, tahap. 3. Fokus pd gejala & minta klien men jelaskan apa yang terjadi.

Page 34: ASKEP HALUSINASI

4. Identifikasi apakah seblmnya mnum obat/ alkohol. 5. Jika klien bertanya, nyatakan secara sederhana bhw anda tidak mengalami stimulus yg sama. “ Saya percaya anda mendengar suara itu-----, tetapi saya, zuster lain dan ---- tidak mendengar suara

itu”

Page 35: ASKEP HALUSINASI

6. Bantu klien membandingkan halusinasi saat ini dan yang baru saja dialami. 7. Dorong klien mengobservasi dan menjelaskan pikiran, pera saan dan tindakan yang ber hubungan dengan halusinasi.

Page 36: ASKEP HALUSINASI

8. Bantu klien menjelaskan kebutuhan yang mungkin direfleksikan dalam isi halusinasi

9. Sarankan dan kuatkan penggunaan interpersonal 10.Identifikasikan gejala psikologis lainnya yg

mempengaruhi aktifitas sehari-hari.

Klien dengan skizofrenia, 70% mengalami halusinasi, 90% nya mengalami waham. Sedankan klien yang mengalami waham, 35% nya mengalami halusinasi.

Page 37: ASKEP HALUSINASI

Pohon Masalah

Risti menciderai diri sendiri/ orang lain. PSP: Halusinasi Dengar Isolasi Sosial: MD HDR

Diagnosa Keperawatan ???

Page 38: ASKEP HALUSINASI

Perencanaan Keperawatan

D/Kep. Risti menciderai orang lain b.d

halusinasi pendengaran.

TUM: Setelah dilakukan tindakan kep klien tidak menciderai orang lain.

Page 39: ASKEP HALUSINASI

TUK: 1. Klien dpt BHSP

1.1.BHSP: -Salam terapeutik -Perkenalkan diri -Jelaskan tujuan interaksi -Buat kontrak yg jelas (Topik, waktu, tempat) 1.2.Beri kesempatan klien u/ ungkapkan perasaan 1.3.Dengarkan ungkapan klien dg empati

Page 40: ASKEP HALUSINASI

2. Klien dapat mengenal halusinasinya.

2.1.Lakukan kntak sering dan singkat (u/ mengurangi klien dg

halusinasinya) 2.2.Observasi tkh laku klien terkait dg halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa stimulus,

meman dang kekiri/ kekanan/ kedepan seo olah-olah ada stimlus / teman

Page 41: ASKEP HALUSINASI

2.3.Bantu klien untuk mengenal halusinasinya: -Jika temukan pasien yang sedang halusinasi tanyakn apakah ada suara yg didengar -Jika klien menjawab ada lanjutkan apa yg dikatakan?

Page 42: ASKEP HALUSINASI

-Katakan:”Bahwa perawat per caya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri tdk mendengarnya (dg nada bersa habat tanpa menuduh / menghakimi).

Page 43: ASKEP HALUSINASI

-Katakan: “bahwa klien lain juga ada yg seperti anda”

-Katakan: “Bahwa perawat akn membantu pasien”

2.4.Diskusikan dengan klien: -Situasi yg menimbulkan/ tidak menimbulkan halusnasi -Waktu dan frekwensi terjadinya ha lusinasi (pagi, siang, malam, jika sendiri, jika sedih / jengkel)2.5.Diskusikan dengan klien : Apakah yg dirasakan jika terjadi halusinasi (senang, marah, takut,

sedih)

Page 44: ASKEP HALUSINASI

3. Klien dpt mengontrol halusinasinya.

3.1.Identifikasi bersama klien cara/ tindakan yg diperlukn jika terjadi halusinas (tidur,marah, menyibukkan diri dll)

3.2.Diskusikan manfaat cara yg digunakan klien bila bermanfaat beri pujian.

Page 45: ASKEP HALUSINASI

3.3.Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol halusinasi:

-Mengusir halusinasi Katakan” Saya tidak mau dengar kamu” (pd halusinasi)

Page 46: ASKEP HALUSINASI

-Menemui orang lain (perawat/teman/anggota kelg)untuk bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi terdengar.

-Membuat dan melaksanakan jadual kegiatan shg halusinasi tidak muncul. -Meminta teman/ perawat/ keluarga

untuk menyapa jika tampak bicara sendiri.

-Minum obat secara teratur.

Page 47: ASKEP HALUSINASI

3.4.bantu klien untuk memilih dan melatih cara memutus

halusinasi secara bertahap.

Page 48: ASKEP HALUSINASI

3.5.Beri kesempatan klien untuk melakukan cara yg telah di pilih. Evaluasi hasil beri pujian jika

berhasil 3.6.Anjurkan klien untuk ikuti T.A.K:

orientasi relaitas, stimulasi persepsi dll.

Page 49: ASKEP HALUSINASI

4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi

4.1.Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami

halusinasi. 4.2.Diskusikan dg keluarga ( saat

keluarga ke RS Jiwa/ perawat kunjungan rumah):

Page 50: ASKEP HALUSINASI

- Gejala halusinasi yg dialami klien - cara untuk memutus halusinasi. - Cara merawat : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makn bersama, bepergian bersama) - Jelaskan kapan cari bantuan: halu sinasi sulit dikontrol, rieti ciderai orang lain.

Page 51: ASKEP HALUSINASI

5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik:

5.1.Diskusikan dg klien dan klg tentang macam, dosis, fre kwensi, manfaat , efek sam ping, akibat bila obat tidak diminm teratur.

Page 52: ASKEP HALUSINASI

5.2.Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat

5.3.Anjurkan klien berbicara dg dokter tentang efek dan efek samping

obat yang dirasakan. 5.4.Diskusikan akibat berhenti obat

tanpa konsultasi.