askep halusinasi

30
ASKEP HALUSINASI Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Halusinasi adalah gangguan persepsi pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik. Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata- kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain. B . Pembatasan Masalah Dalam penulisan makalah ini penyusun hanya membatasi topik pada : 1. Pengertian Halusinasi 2. Tanda – Gejala Halusinasi 3. Etiologi Halusinasi 4. Rentang Respon Halusinasi 5. Pohon Masalah Halusinasi 6. Penatalaksanaan Medis Halusinasi 7. Asuhan Keperawatan Halusinasi 8. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan C . Tujuan Penulisan 1. Untuk menjelaskan Pengertian Halusinasi 2. Untuk menjelaskan Tanda – Gejala Halusinasi 3. Untuk menjelaskan Etiologi Halusinasi 4. Untuk menjelaskan Rentang Respon Halusinasi

Upload: unnie-minho-anjani

Post on 03-Aug-2015

185 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP HALUSINASI

ASKEP HALUSINASI

Bab IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Halusinasi adalah gangguan persepsi pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik. Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.

B . Pembatasan MasalahDalam penulisan makalah ini penyusun hanya membatasi topik pada :1. Pengertian Halusinasi2. Tanda – Gejala Halusinasi3. Etiologi Halusinasi4. Rentang Respon Halusinasi5. Pohon Masalah Halusinasi6. Penatalaksanaan Medis Halusinasi7. Asuhan Keperawatan Halusinasi8. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

C . Tujuan Penulisan1. Untuk menjelaskan Pengertian Halusinasi2. Untuk menjelaskan Tanda – Gejala Halusinasi3. Untuk menjelaskan Etiologi Halusinasi4. Untuk menjelaskan Rentang Respon Halusinasi5. Untuk menjelaskan Pohon Masalah Halusinasi6. Untuk menjelaskan Penatalaksanaan Halusinasi7. Untuk menjelaskan Asuhan Keperawatan Halusinasi8. Untuk menjelaskan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

D . Metode PenulisanMetode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :1. Studi Pustaka2. Diskusi kelompok3. Browsing internet

Page 2: ASKEP HALUSINASI

Bab IIKONSEP DASAR

A. MASALAH UTAMAPerubahan persepsi sensori : Halusinasi

B. PROSES TERJADINYA MASALAH1. PengertianMenurut Cook dan Fontaine ( 1987 ) Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penciuman. Klien marasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Selain itu prubahan persepasi sensori ; halusinasi bisa juga di artikan sebagai persepsi sensori tentang objek, gambaran, dan pikiran yang sering terjadi tanpa adannya rangsang dari luar meliputi semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan dan pengecapan).Menurut DEPKES RI ( 2000 ) Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah ketika individu menginterpretasikan stresor yang tidak ada stimulus dari lingkungan.

Jenis – jenis halusinasiJenis Halusinasi Data objektif Data subjektifHalusinasi Dengar( klien mendengar suara/ bunyi yang tidak ada hubunganya dengan stimulus yang nyata / lingkungan ) • Bicara / tertawa sendiri• Marah tanpa sebab• Mendekatkan telinga ke arah tertentu• Menutup telinga • Mendengar suara – suara / kegaduhan• Mendengar suara yang mengajak bercakap – cakap• Mendengar suara menyruh melakukan sesuatu yang berbahayaHalusinasi Penglihatan( klien melihat gambaran yang jelas / samar terhadap adanya stimulus yang nyata dari

Page 3: ASKEP HALUSINASI

lingkungan dan orang lain tidak melihatnya ) • Menunjuk – nunjuk kearah tertentu• Ketakutan pada sesuatu• Melihat bayangan sinar, bentuk simetris, kartun, melihat hantu, atau monster

Halusinasi Penciuman( klien mencium sesuatu yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata ) • Mengendus –endus seperti sedang membaui bau – bauan tertentu• Menutup hidung • Membau – bauiseperti bau darah, urine, feces, dan berkadang bau tersebut menyenangkan klienHalusinasi Pengecapan( klien mencium sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak ) • Sering meludah• muntah • merasakan rasa seperti feses, urine, dan darah

Halusinasi Perabaan( klien sering merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata ) • menggaruk – garuk permukaan kulit• menagatakan ada serangga di permukaan kulit• merasa sepert tersengat listrik

2. Tanda – GejalaTanda dan gejala Perubahan persepsi sensori halusinasi menurut Mary C. Townsend, (1998 : 98 – 103 ).a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.b. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, mencium dan merasa sesuatu tidak nyata.c. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.d. Tidak dapat membedaka hal nyata dan tidak nyata.e. Tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi.f. Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal.g. Sikap curiga.h. Menarik diri, menghindar dari orang lain.i. Sulit membuat keputusan, ketakutan.j. Tidak mampu melakukan asuhan mandiri.k. Mudah tersinggung dan menyalahkan diri sendiri dan orang lain.l. Muka merah dan kadang pucat.m. Ekspresi wajah tenang.n. Tekanan Darah meningkat, Nadi cepat dan banyak keringat.

3. Etiologia. Faktor PredisposisiFaktor predisposisi merupakan faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres. Diperoleh baik dari klien maupaun keluarganya. Faktor predisposisi dapa meliputi :• Faktor PerkembanganJika tugas perkemabangan mengalami hambatan dan hubungan intrapersonal terganggu, maka individu akan mengalami stres dan kecemasan

Page 4: ASKEP HALUSINASI

• Faktor SosiokulturalBerbagi faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan sehingga orang tersebut merasa kesepian di lingkungan yang membesarknya.• Faktor BiokimiaMempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika seseorang mengalami stres yang berlebihan, maka di dalam tubuhnya akan dihasilkan zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytranferase ( DMP ).

• Faktor PsikologisHubungan intrapersonal yang tidak harmonis serta adanay peran ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan menagkibatkan stres dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada gangguan orientasi realitas• Faktor GenetikGen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubngan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

b. Faktor PresipitasiFaktor presipitasi yaiutu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkunagan, seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak komunikasi, objek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi seringg menjasi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stres dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.

4. Rentang Respona. Tahap I ( Non – psikotik )Pada tahap ini, halusinasi mamapu memberikan rasa nyaman pada klien, tingkat orientasi sedang. Secara unum pada tahap ini merupakan hal yang menyenangkan bagi klien.Karakteristik :1) Mengalami kecemasan, kesepian, rasa bersalah, dan ketakutan2) Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilagkan kecemasan3) Pikiran dan pengalaman sensorik masih ada dalam kontrol kesadaranPrilaku yang muncul1) Tersenyum atau tertawa sendiri2) Menggerakkan bibir tanpa suara3) Pergerakan mata yang cepat4) Respon verbal rambat, diam, dan berkonsentrasi

b. Tahap II ( Non – psikotik )Pada tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan mengalami tingkat kecemasan berat. Secara umum hausinasi yang ada dapat menyebabkan antipatiKarakteristik :1) Pengalaman sensori menakutkan atau merasa dilecehkan oleh pengalaman tersebut2) Mulai merasa kehilangan kontrol

Page 5: ASKEP HALUSINASI

3) Menrik diri dari orang lainPrilaku yang muncul1) Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan TD2) Perhatian terhadap lingkunagn menurun3) Konsentrasi terhadap pengalaman sensori menurun4) Kehilangan kemampuan dalam membedakan antara halusinai dan realita

c. Tahap III ( Psikotik )Klien biasanya tidak dapat mengontrol didinya sendiri, tingkat kecemasnan berat, dan halusiansi tidak dapat ditolak lagi.Karakteristik :1) Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya2) Isi halusinasi menjadi atraktif3) Klien menjasi kesepian bila pengalaman sensorinya berakhirPrilaku yang muncul1) Klien menuruti perintah halusinasi2) Sulit berhubungan dengan orang lain3) Perhatian terhadap lingkungan sedikit atau sesaat4) Tidak mampu emngikuti perintah yang nyata5) Klien tampak temor dan berkeringat

d. Tahap IV ( Psikotik )Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan biasanya klien terlihat panik.Prilaku yang muncul1) Risiko tinggi mencederai2) Agitasi / kataton3) Tidak mampu merespons rangsang yang ada

5. Pohon MasalahEffect Risiko Tinggi Prilaku Kekerasan

Core Problem Perubahan Persepsi Sensori; Halusinasi

Causa Isolasi Diri

Harga Diri Rendah Kronis

6. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :1. Menciptakan lingkungan yang terapeutikUntuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik

Page 6: ASKEP HALUSINASI

atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan.Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.2. Melaksanakan program terapi dokterSering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada. Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.4. Memberi aktivitas pada pasienPasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatanKeluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.

Bab IIIPEMBAHASAN

I. KASUSTn. Sudi di rawat di RSJ Magelang dengan riwayat putus cinta dengan kekasihnya satu kali, kemudian oleh keluarga klien dinikahkan. Setelah menikah selama tiga bulan, istri meniggalkanya dan klien sudi merasa sangat kecewa, sering menyendiri, melamun, tak mau makan kemudian klien dirawat di RSJ Jakarta Selatan selama 8 bulan.Setelah keluar dari rumah sakit, beberapa hari kemudian klien mulai melamun dan mendengar suara – suara yang mengatakan atau menyuruh dia melemparkan gelas dan piring, sehingga dibawa oleh keluargnya ke RSJ Magelang. Saat ini klien mendengar suara – suara dan klien menanyakan perawat apakah boleh berteman dengan roh halus, krena dia yang sering mengajaknya berbicara.

II. ASUHAN KEPERWATAN1. PengkajianDS • Klien mengatakan putus cinta dengan kekasihnya satu kali

Page 7: ASKEP HALUSINASI

• Klien mengatakan setelah menikah selama tiga bulan, istri meniggalkanya• Klien mengatakan mendengar suara – suara yang mengatakan atau menyuruh dia melemparkan gelas DO• Klien sering menyendiri, melamun, • Klien tak mau makan • Klen Pernah dirawat di RSJ Jakarta Selatan selama 8 bulan.

2. Diagnosa Keperawatan1. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan halusinasi.2. Perubahan persepsi sensorik : halusinasi berhubungan dengan menarik diri3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Rencana Tindakan KeperawatanDiagnosa Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan halusinasiTujuan : Tidak terjadi perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain.Kriteria Hasil :1. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya dalam keadaan saat ini secara verbal.2. Pasien dapat menyebutkan tindakan yang biasa dilakukan saat halusinasi, cara memutuskan halusinasi dan melaksanakan cara yang efektif bagi pasien untuk digunakan3. Pasien dapat menggunakan keluarga pasien untuk mengontrol halusinasi dengan cara sering berinteraksi dengan keluarga.Intervensi :a) Bina Hubungan saling percayab) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.c) Dengarkan ungkapan klien dengan empatid) Adakan kontak secara singkat tetapi sering secara bertahap (waktu disesuaikan dengan kondisi klien).e) Observasi tingkah laku : verbal dan non verbal yang berhubungan dengan halusinasi.f) Jelaskan pada klien tanda-tanda halusinasi dengan menggambarkan tingkah laku halusinasi.g) Identifikasi bersama klien situasi yang menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi, isi, waktu, frekuensi.h) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya saat alami halusinasi.i) Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan bila sedang mengalami halusinasi.j) Diskusikan cara-cara memutuskan halusinasik) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan cara memutuskan halusinasi yang sesuai dengan klien.l) Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompokm) Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga ketika mengalami halusinasi.n) Diskusikan dengan klien tentang manfaat obat untuk mengontrol halusinasi.o) Bantu klien menggunakan obat secara benar.Diagnosa 2.:Perubahan persepsi sensorik : halusinasi berhubungan dengan menarik diriTujuan : Klien mampu mengontrol halusinasinyaKriteria Hasil :

Page 8: ASKEP HALUSINASI

1. Pasien dapat dan mau berjabat tangan.2. Pasien mau menyebutkan nama, mau memanggil nama perawat dan mau duduk bersama.3. Pasien dapat menyebutkan penyebab klien menarik diri.4. Pasien mau berhubungan dengan orang lain.5. Setelah dilakukan kunjungan rumah klien dapat berhubungan secara bertahap dengan keluargaIntervensi :a) Bina hubungan saling percaya.b) Buat kontrak dengan klien.c) Lakukan perkenalan.d) Panggil nama kesukaan.e) Ajak pasien bercakap-cakap dengan ramah.f) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanyaserta beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaan penyebab pasien tidak mau bergaul/menarik diri.g) Jelaskan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta yang mungkin jadi penyebab.h) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan.i) Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan.j) Perlahan-lahan serta pasien dalam kegiatan ruangan dengan melalui tahap-tahap yang ditentukan.k) Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai.l) Anjurkan pasien mengevaluasi secara mandiri manfaat dari berhubungan.m) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan pasien mengisi waktunya.n) Motivasi pasien dalam mengikuti aktivitas ruangan.o) Beri pujian atas keikutsertaan dalam kegiatan ruangan.p) Lakukan kungjungan rumah, bina hubungan saling percaya dengan keluarga.q) Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab dan car a keluarga menghadapi.r) Dorong anggota keluarga untuk berkomunikasi.s) Anjurkan anggota keluarga pasien secara rutin menengok pasien minimal sekali seminggu.Diagnosa 3.:Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendahTujuan : Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap.Kriteria Hasil :1. Pasien dapat menyebutkan koping yang dapat digunakan2. Pasien dapat menyebutkan efektifitas koping yang dipergunakan3. Pasien mampu memulai mengevaluasi diri4. pasien mampu membuat perencanaan yang realistik sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya5. Pasien bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencananIntervensi :a. Dorong pasien untuk menyebutkan aspek positip yang ada pada dirinya dari segi fisik.b. Diskusikan dengan pasien tentang harapan-harapannya.c. Diskusikan dengan pasien keterampilannya yang menonjol selama di rumah dan di rumah sakit.d. Berikan pujian.

Page 9: ASKEP HALUSINASI

e. Identifikasi masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh pasienf. Diskusikan koping yang biasa digunakan oleh pasien.g. Diskusikan strategi koping yang efektif bagi pasien.h. Bersama pasien identifikasi stressor dan bagaimana penialian pasien terhadap stressor.i. Jelaskan bahwa keyakinan pasien terhadap stressor mempengaruhi pikiran dan perilakunya.j. Bersama pasien identifikasi keyakinan ilustrasikan tujuan yang tidak realistic.k. Bersama pasien identifikasi kekuatan dan sumber koping yang dimilikil. Tunjukkan konsep sukses dan gagal dengan persepsi yang cocok.m. Diskusikan koping adaptif dan maladaptif.n. Diskusikan kerugian dan akibat respon koping yang maladaptive.o. Bantu pasien untuk mengerti bahwa hanya pasien yang dapat merubah dirinya bukan orang lainp. Dorong pasien untuk merumuskan perencanaan/tujuannya sendiri (bukan perawat).q. Diskusikan konsekuensi dan realitas dari perencanaan / tujuannya.r. Bantu pasien untuk menetpkan secara jelas perubahan yang diharapkan.s. Dorong pasien untuk memulai pengalaman baru untuk berkembang sesuai potensi yang ada pada dirinya.

Bab IVSTRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SP Ip)Nama Klien : Tn. SudiRuang / RSJ : RSJ Magelang.Diagnosa : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi DengarKontrak : Tanggal 6 Mei 2010

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS • Klien mengatakan putus cinta dengan kekasihnya satu kali• Klien mengatakan setelah menikah selama tiga bulan, istri meniggalkanya• Klien mengatakan mendengar suara – suara yang mengatakan atau menyuruh dia melemparkan gelasDO • Klien sering menyendiri, melamun, • Klien tak mau makan • Klen Pernah dirawat di RSJ Jakarta Selatan selama 8 bulan.

Page 10: ASKEP HALUSINASI

2. Diagnosis KeperawatanGangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Dengar

3. TUK / SP Ia. Mengidentifikasi Jenis Halusinasib. Mengidentifikasi Isi Halusinasi Pasienc. Mengidentifikasi Waktu Halusinasi Pasiend. Mengidentifikasi Frekuensi Halusinasi Pasiene. Mengidentifikasi Situasi yang menimbulkan Halusinasi Pasienf. Mengidentifikasi Respon Pasien Terhadap Halusinasig. Menganjurkan Pasien Menghardik Halusinasih. Menganjurkan Pasien Memasukkan Cara Menghardik Halusinasi Dalam Jadwal Kegiatan Harian Pasien

4. Tindakan Keperawatana. Mengidentifikasi Jenis HalusinasiTindakan yang dilakukan perawat untuk mengidentifikasi jenis halusinasi dengan cara sebagai berikut :

b. Mengidentifikasi Isi Halusinasi Pasienc. Mengidentifikasi Waktu Halusinasi Pasiend. Mengidentifikasi Frekuensi Halusinasi Pasiene. Mengidentifikasi Situasi yang menimbulkan Halusinasi Pasienf. Mengidentifikasi Respon Pasien Terhadap Halusinasig. Menganjurkan Pasien Menghardik Halusinasih. Menganjurkan Pasien Memasukkan Cara Menghardik Halusinasi Dalam Jadwal Kegiatan Harian Pasien

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan1. Fase OrientasiSalam terapeutik. Selamat pagi mas ? 2 minggu. Perkenalkan nama saya ….. dari AKPER STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, saya dinas disini Nama mas siapa ? Mas suka dipanggil siapa ?Evaluasi / validasi Bagaimana perasaan mas kali ini ? Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini Kontrak Topik : Bagimana kalau kita bincang – bincang sebentar tentang hal – hal positif yang bisa mas rasakan sekarang ? Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ?gimana kalu waktunya 10 menit saja ? Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?

Page 11: ASKEP HALUSINASI

2. Fase Kerja Apakah mas.. mengalami sesuatu, medengar/ melihat, merasakan sesuatu saat mas ..sedirian ? Saya percaya mas.. medengar suara-suara itu, tetapi saya tidak medengarnya. Tapi jangan Khawatir mas ....tidak mengalami sendiriaan , ada teman lain yang juga mengalami hal yang sama dengan mas ....., dan saya akan membantu mas untuk menghilangkan suara-suara tersebut. Coba mas ... ceritakan suara-suara yang sering mas dengar Apa mas ... bisa mengenali suara tersebut? Kalau mas ... kenal suara itu, suara siapakah? Kapan saja suara itu datang? Berapa kali muncul dalam sehari? Apa yang mas ...... lakukan jika suara itu muncul? Apakah mas ... mengikuti suara-suara yang didengar? Bagaimana perasaan mas ... saat suara itu muncul? Bila suara aneh yang didengar muncul, maukah mas ...... mencoba mengusir suara aneh itu . Coba usir suara itu dengan mengatakan di dalam hati ” Saya tidak mau dengar kata-kata kamu. Pergi, pergi, pergi ...” Baiklah mas... sekarang kita masukkan cara mengontrol halusinasi yang pertama yaitu dengan cara mengusir/ merhardik kedalam buku harian mas.... mari saya bantu.

3. Fase Terminasia. Evaluasi subyektifBagaimana perasaan mas ... setelah kita berbincang-bincang tadi?b. Evaluasi obyektifJadi seperti yang mas ... katakan tadi, suara yang mas dengar adalah suara ... Suara itu muncul pada saat ..., dan dalam sehari bisa muncul ... kali. Kemudian yang mas rasakan dan lakukan setelah mendengar suara itu adalah ... Bila suara aneh yang didengar muncul, maukah mas ...... mencoba mengusir suara aneh itu dengan menatakan apa mas .... ? Bagus saya senang mau melakukannya.c. Rencana tindak lanjutBagaimana kalau mas ... mendengar suara-suara itu lagi, tolong mas nanti panggil perawat agar dibantu.atau mas bisa mengusir suara –suara tadi dengan cara yang sudah tadi saya ajarkan.d. Kontrak Topik : Nanti siang kita akan bercakap-cakap lagi, apa Mas mau? Kita akan membicarakan tentang cara lain untuk mengendalikan suara-suara itu yaitu dengan cara kedua : bercakap-cakap dengan orang lain. Tempat : Bagaimana kalau di tempat ini lagi? Kita ngobrolnya ? Waktu : Mungkin kita akan butuh waktu 15 menit. Bersedia ya..?” Sekarang mas mau kemana ? mari saya bantu kekamar, mas... mau istirahat dulu ya ?

Page 12: ASKEP HALUSINASI

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SP IIp)

Nama Klien : Tn. SudiRuang / RSJ : RSJ Magelang.Diagnosa : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi DengarKontrak : Tanggal 6 Mei 2010

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS • Klien mengatakan putus cinta dengan kekasihnya satu kali• Klien mengatakan setelah menikah selama tiga bulan, istri meniggalkanya• Klien mengatakan mendengar suara – suara yang mengatakan atau menyuruh dia melemparkan gelasDO • Klien sering menyendiri, melamun, • Klien tak mau makan • Klen Pernah dirawat di RSJ Jakarta Selatan selama 8 bulan.

2. Diagnosis KeperawatanGangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Dengar

3. TUK / SP Ia. Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Pasienb. Melatih Paseien mengendalikan Halusinasi Dengan Cara Bercakap – Cakap Dengan Orang Lainc. Menganjurkan Pasien Memassukkan Jadwal Kegiatan Harian

4. Tindakan Keperawatana. Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Pasienb. Melatih Paseien mengendalikan Halusinasi Dengan Cara Bercakap – Cakap Dengan Orang Lainc. Menganjurkan Pasien Memassukkan Jadwal Kegiatan Harian

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan1. Fase Orientasia. Salam teraupetikSelamat siang mas... Apakah masih ingat dengan saya?b. Evaluasi/validasiBagaimana perasaannya hari ini? Apakah masih mendengar suara-suara yang kita bicarakan tadi pagi ?Apakah mas sudah lakukan cara untuk mengendalikan halusinasi seperti yang saya ajarkan kemarin? Apakah suara –suara itu hilang / pergi ?c. Kontrak

Page 13: ASKEP HALUSINASI

Topik : Seperti janji saya tadi pagi, sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana supaya suara yang mas dengar dapat dikendalikan dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Tempat : Bagaimana kalau di sini saja? Atau mau di tempat lain ..? Waktu : Bagaimana kalau 10 menit saja? Mau ya..?

2. Fase Kerja Sekarang saya akan ajarkan mas ... cara kedua untuk dapat mengendalikan suara-suara yang menggangu ms...... selam ini. Bila cara yang saya ajarkan kemarin belum bisa untuk mengendalikan halusinasi yang mas alami, cobalah mas untuk bercakap-cakap dengan orang lain bisa perawat atau teman mas lainnya.Yang penting disini adalah usahakan mas jangan melamun/merenung seorang diri. Bagaimana mas ... sudah jelas?

3. Fase Terminasia. Evaluasi subyektifBagaimana perasaan mas ... setelah kita berbincang-bincang hari ini?b. Evaluasi obyektifCara lain untuk mengendalikan halusinasi dengar yaitu dengan apa mas ? Bagus masih ingat semuanya.c. Rencana tindak lanjut itu muncul lagi , mas ... bisa mencoba salah satu cara yang sudah mas .... sebutkan tadi..Mas ... kalau suara-suarad. Kontrak Topik : besok kita akan bercakap-cakap tentang cara mengontrol suara-suara dengan cara melakukan kegiata-kegiatan di ruangan. Tempat : kita akan bercakap-cakap disini juga ya, setuju? Waktu : 10 menit saja. Sekarang mas mau kemana ? jangan di kamar terus , nonton TV aja ya mas .. ! ”

Page 14: ASKEP HALUSINASI

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SP IIIp)

Nama Klien : Tn. SudiRuang / RSJ : RSJ Magelang.Diagnosa : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi DengarKontrak : Tanggal 6 Mei 2010

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS • Klien mengatakan putus cinta dengan kekasihnya satu kali• Klien mengatakan setelah menikah selama tiga bulan, istri meniggalkanya• Klien mengatakan mendengar suara – suara yang mengatakan atau menyuruh dia melemparkan gelasDO • Klien sering menyendiri, melamun, • Klien tak mau makan • Klen Pernah dirawat di RSJ Jakarta Selatan selama 8 bulan.

2. Diagnosis KeperawatanGangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Dengar

3. TUK / SP Ia. Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Pasienb. Melatih Paseien mengendalikan halusinasi Dengan Melakukan Kegiatan ( kegiatan yang bisa dilakukan Pasien )c. Menganjurkan Pasien Memassukkan Jadwal Kegiatan Harian

4. Tindakan Keperawatana. Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Pasienb. Melatih Paseien mengendalikan halusinasi Dengan Melakukan Kegiatan ( kegiatan yang bisa dilakukan Pasien )c. Menganjurkan Pasien Memassukkan Jadwal Kegiatan HarianB. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan1. Fase Orientasia. Salam teraupetikSelamat pagi mas... Apakah masih ingat dengan saya?b. Evaluasi/validasi Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah masih mendengar suara-suara? Apakah mas sudah lakukan ara untuk mengendalikan halusinasi seperti yang saya ajarkan kemarin?c. Kontrak Topik : Seperti janji saya kemarin, sekarang saya akan mengajarkan mas ... mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang mas lakukan di rumah. Tempat : Bagaimana kalau di sini saja? Waktu : Bagaimana kalau 10 menit saja?

Page 15: ASKEP HALUSINASI

2. Fase Kerja Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang mas lakukan di rumah misal membersihkan rumah, membaca buku, olah raga, nonton TV dll. Baiklah sekarang mari kita buat jadwal kegiatan harian dari pagi sesudah bangun tidur sampai malam hari sebelum tidur. Hal ini tujuannya untuk meminimalkan mas mendengar suara-suara aneh itu . ( buat jadwal kegiatan bersama klien/ yang di sepakati oleh klien ) Bagus, sekarang mas... sudah memiliki jadwal kegiatan harian untuk hari ini , yang untuk besok dan hari selanjutnya nanti kita buat bersama – sama lagi ya mas ....?

3. Fase Terminasia. Evaluasi subyektifBagaimana perasaan mas ... setelah kita berbincang-bincang hari ini?b. Evaluasi obyektif Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi dengar yaitu apa mas ....? Bagus mas .... bisa menyebutkannya . dengan melakukan kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi, berarti tidak ada waktu untuk melamun/merenung sendiri.c. Rencana tindak lanjutMas ... mau kan melaksanakan kegiatan – kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ? dan jangan lupa di buat juga jadwal kegiatan hariannya untuk hari besok dan hari- hari selanjutnya. Nanti saya akan Bantud. Kontrak Topik : besok kita akan bercakap-cakap tentang obat-obatan yang Mas ... minum dimana gunanya untuk mengatasi suara yang didengar dan mengganggu. Tempat : kita akan bercakap-cakap disini juga ya, setuju? Waktu : 10 menit saja.” Sekarang mas... mau kemana ? Bagaimana kalau mas ikut berkumpul dengan temam- temanya yang lain di taman, kan bisa ngobrol-ngobrol, jangan melamun lagi ya. ”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SP IVp)

Nama Klien : Tn. SudiRuang / RSJ : RSJ Magelang.Diagnosa : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi DengarKontrak : Tanggal 6 Mei 2010

A. Proses Keperawatan1. Kondisi Klien

Page 16: ASKEP HALUSINASI

DS • Klien mengatakan putus cinta dengan kekasihnya satu kali• Klien mengatakan setelah menikah selama tiga bulan, istri meniggalkanya• Klien mengatakan mendengar suara – suara yang mengatakan atau menyuruh dia melemparkan gelasDO • Klien sering menyendiri, melamun, • Klien tak mau makan • Klen Pernah dirawat di RSJ Jakarta Selatan selama 8 bulan.

2. Diagnosis KeperawatanGangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Dengar

3. TUK / SP Ia. Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Pasienb. Memberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Penggunaan Obat Secara Teraturc. Menganjurkan Pasien Memassukkan Jadwal Kegiatan Harian

4. Tindakan Keperawatana. Mengevaluasi Jadwal Kegiatan Pasienb. Memberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Penggunaan Obat Secara Teraturc. Menganjurkan Pasien Memassukkan Jadwal Kegiatan HarianB. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan1. Fase Orientasia. Salam terapeutikSelamat pagi Mas ...b. Evaluasi/validasi Mas ... kelihatan segar pagi ini. Bagaimana perasaan Mas? Bagaimana saat suara-suara terdengar dan apakah mas mencoba cara yang kita bicarakan kemarin, apakah berhasil? (bila sudah, berikan pujian) Bagus .... Boleh saya lihat Jadwal Kegiatan hariannya ?c. KontrakPagi ini saya akan menjelaskan pada mbak obat-obat yang mas... minum. Bagaimana kalau kita sekarang berbincang-bincang di tempat ini Sekitar 10 menit saja?

2. Fase Kerja Ini mas, obat-obatan yang nanti diminum. Yang warna merah namanya CPZ, yang putih kecil ini Haloperidol. Obat-obat ini gunanya untuk mengendalikan suara-suara yang sering mas ... dengar. Obat ini diminum 3x sehari, masing-masing 1 tablet tidak boleh lebih atau kurang. Dengan minum obat ini mas ... akan mengantuk, emas, ingin tidur terus tapi itu tidak apa-apa. Perawat akan selalu memantau mas dengan mengukur tensi darah mas 3x sehari. Bagaimana apa mas ... sudah jelas? Obat ini harus tetap diminum terus, mungkin berbulan-bulan atau bahkan bisa selamanya. Tidak usah kuatir obat ini aman jika mas minum sesuai apa yang dianjurkan. Jangan berhenti minum obat walaupun mas sudah merasa sehat. Kalau mas ... menghentikan obat tanpa sepengetahuan dokter dan perawat, gejala-gejala seperti yang mas alami seperti sekarang akan muncul lagi. Mas ... harus mengingat lima hal saat minum obat yaitu :

Page 17: ASKEP HALUSINASI

1. Benar obat, 2. Benar bahwa obat ini untuk mas3. Benar cara meminumnya, langsung ditelan4. Benar waktunya5. Benar dosisnya Ingat ya mas ...

3. Fase Terminasia. Evaluasi subyektifBagaimana mas ... apakah sudah jelas?b. Evaluasi obyektifCoba mas sebutkan jenis obat yang mas minum. Coba sebutkan lima hal saat minum obat!c. Tindak lanjutKarena mas sudah paham tentang obat yang diminum, mas dapat langsung meminum obatnya jika waktu pemberian obat sudah tiba.d. Kontrak yang akan datingBesok kita ketemu lagi ya mas ...Kita akan membahas tentang masalah dengan keluarga Mas ...

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP I k)

Hari/tgl : ......................................

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Keluarga klien mengatakan di rumah klien kadang-kadang ngomel-ngomel sendiri.DO : Keluarga klien tidak apa yang terjadi pada klien

2. Diagnosis KeperawatanGangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Dengar

3. TUK / SP Ia. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasienb. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan jenis halusinasi yang dialami pasien serta proses terjadinyac. Menjelaskna cara – cara merawat pasien halusinasi

4. Tindakan Keperawatana. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

Page 18: ASKEP HALUSINASI

b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan jenis halusinasi yang dialami pasien serta proses terjadinyac. Menjelaskna cara – car merawat pasien halusinasi

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan1. Fase Orientasia. Salam terapeutik Selamat pagi .......! Perkenalkan nama saya …, saya yang merawat anak ibu di sini, boleh tahu nama ibu siapa?b. Evaluasi/validasi Bagaimana perasaan ibu dengan dirawatnya anak ibu di sini? Apakah yang membuat ibu membawa anak ibu ke rumah sakit? c. KontrakSaat ini saya akan menjelaskan masalah yang dialami oleh anak Ibu dan bagaimana cara penanganan yang Ibu bisa lakukan untuk membantu mengatasi masalah yang dialami anak Ibu. Bagaimana kalau kita berbicara di ruang terapi? Mungkin sekitar 15 menit. Bagaimana apakah ibu bersedia ?

2. Fase Kerja ”Saat ini anak Ibu mengalami masalah gangguan jiwa yang disebut Halusinasi. Halusinasi yang dialaminya merupakan gangguan yang dialami oleh seseorang dimana orang itu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada suara atau bendanya dan orang lain tidak mengalami atau merasakan seperti yang dialami anak Ibu. Apabila anak Ibu tersenyum atau berbicara sendiri itu marena menurutnya dia sedang berbicara dengan suara yang didengarnya.Bagaimana Ibu sudah jelas? Nah, oleh sebab itu untuk mengatasinya, bila anak Ibu kelihatan tersenyum atau berbicara sendiri langsung saja tanyakan dia sedang tersenyum atau berbicara dengan siapa. kalo perlu bersama dengan keluarga yang lain, ajak anak Ibu untukberbincang-bincang. Jangan biarkan anak Ibu melamun dan juga bantu dia untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang terarah setiap waktu serta pantau untuk minum obatnya secara teratur. Demikian yang bisa saya jelaskan, ada yang ingin ditanyakan ?

3. Fase Terminasia. Evaluasi subyektifBagaiman perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang?b. Evaluasi obyektifJadi bila halusinasi anak Ibu muncul, Ibu bisa mengajaknya mengobrol, bantu aktivitas dan bantu minum obat secara teratur.c. Tindak lanjutApabila Ibu memerlukan informasi lebih lanjut, Ibu bisa datang kesini secara langsung atau bisa menelepon Rumah sakit ini selama saya masih praktek di tempat ini. Silakan Ibu bersama keluarga bisa mencoba apa yang saya sarankan tadi.d. Kontrak yang akan datingMinggu depan kita bisa ketemu lagi, saya akan menjelaskan masalah lain yang juga dialami oleh anak Ibu. Terima kasih atas kesediaan Ibu telah datang kemari.

Page 19: ASKEP HALUSINASI

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP II k)

Hari/tgl : ......................................

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Keluarga klien mengatakan di rumah klien kadang-kadang ngomel-ngomel sendiri.DO : Keluarga klien tidak apa yang terjadi pada klien

2. Diagnosis KeperawatanGangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Dengar

3. TUK / SP Ia. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan halusinasib. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien dengan halusinasi

4. Tindakan Keperawatana. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan halusinasib. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien dengan halusinasi

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan1. Fase Orientasia. Salam terapeutik Selamat pagi .......! Perkenalkan nama saya …, saya yang merawat anak ibu di sini, boleh tahu nama ibu siapa?b. Evaluasi/validasi Bagaimana perasaan ibu dengan dirawatnya anak ibu di sini?

Page 20: ASKEP HALUSINASI

Apakah yang membuat ibu membawa anak ibu ke rumah sakit? c. KontrakSaat ini saya akan menjelaskan masalah yang dialami oleh anak Ibu dan bagaimana cara penanganan yang Ibu bisa lakukan untuk membantu mengatasi masalah yang dialami anak Ibu. Bagaimana kalau kita berbicara di ruang terapi? Mungkin sekitar 15 menit. Bagaimana apakah ibu bersedia ?

2. Fase Kerja Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan halusinasidan melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien dengan halusinasi

3. Fase Terminasia. Evaluasi subyektifBagaiman perasaan Ibu setelah kita mempraktekan cara merawat pasien dengan halusinasi dan cara merawat langsung kepada pasien dengan halusinasib. Evaluasi obyektifJadi sekarang ibu sudah bisa merawat pasien dengan halusinasi dirumah.c. Tindak lanjutApabila Ibu memerlukan informasi lebih lanjut, Ibu bisa datang kesini secara langsung atau bisa menelepon Rumah sakit ini selama saya masih praktek di tempat ini. Silakan Ibu bersama keluarga bisa mencoba apa yang saya sarankan tadi.d. Kontrak yang akan datingMinggu depan kita bisa ketemu lagi, saya akan menjelaskan Melatih ibu membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat. Terima kasih atas kesediaan Ibu telah datang kemari.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP III k)

Hari/tgl : ......................................

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Keluarga klien mengatakan di rumah klien kadang-kadang ngomel-ngomel sendiri.DO : Keluarga klien tidak apa yang terjadi pada klien

2. Diagnosis KeperawatanGangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Dengar

3. TUK / SP Ia. Melatih keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obatb. Menjelaskan folloe up pasien setelah pulang

4. Tindakan Keperawatana. Melatih keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obatb. Menjelaskan folloe up pasien setelah pulang

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

Page 21: ASKEP HALUSINASI

1. Fase Orientasia. Salam terapeutik Selamat pagi .......! Perkenalkan nama saya …, saya yang merawat anak ibu di sini, boleh tahu nama ibu siapa?b. Evaluasi/validasi Bagaimana perasaan ibu dengan dirawatnya anak ibu di sini? Apakah yang membuat ibu membawa anak ibu ke rumah sakit? c. KontrakSaat ini saya akan melatih ibu membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat dan Menjelaskan folloe up setelah pulang. Bagaimana kalau kita berbicara di ruang terapi? Mungkin sekitar 15 menit. Bagaimana apakah ibu bersedia ?

2. Fase Kerja Melatih ibu membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat dan Menjelaskan folloe up setelah pulang

3. Fase Terminasia. Evaluasi subyektifBagaiman perasaan Ibu setelah kita latihan membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat dan penjelaskan folloe up setelah pulang ?b. Evaluasi obyektifJadi bila halusinasi anak Ibu muncul, Ibu bisa mengajaknya mengobrol, bantu aktivitas dan bantu minum obat secara teratur.c. Tindak lanjutApabila Ibu memerlukan informasi lebih lanjut, Ibu bisa datang kesini secara langsung atau bisa menelepon Rumah sakit ini selama saya masih praktek di tempat ini. Silakan Ibu bersama keluarga bisa mencoba apa yang saya sarankan tadi.d. Kontrak yang akan datingApabila Ibu memerlukan informasi lebih lanjut, Ibu bisa datang kesini secara langsung atau bisa menelepon Rumah sakit ini selama saya masih praktek di tempat ini

Bab VPENUTUPKesimpulana) Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan Halusinasi adalah gangguan persepsi pasca indera tanpa adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadib) Diagnosa yang mungkin muncul pada gangguan persepsi halusinasi adalah 1. Resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan halusinasi.2. Perubahan persepsi sensorik : halusinasi berhubungan dengan menarik diri3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

Page 22: ASKEP HALUSINASI

DAFTAR PUSTAKA

Directorat Kesehatan Jiwa, Dit. Jen Yan. Kes. Dep. Kes R.I. 2000. Keperawatan Jiwa. Teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Dep. Kes R.I.Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000