askep dm (finish)

Upload: bearvina

Post on 10-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    1/17

    B. *Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

    1. Pengkajian

    a. Identitas Klien

    Merupakan informasi pertama atau biografi yang sangat membantu dalam

    menyusun riwayat kesehatan. Informasi tersebut meliputi : nama, alamat, jenis

    kelamin, pendidikan, pekerjaan, suku, bahasa, agama, pekerjaan individu yang

    bersangkutan dan sebagainya.

    b. Keluhan Utama

    Keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat dilakukan pengkajian atau

    keluhan-keluhan yang lazim yang ditemui. Dapat ditemukannya keluhan poliuria,

    polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, kelelahan, gangguan penglihatan,

    dan kram otot

    c. Riwayat Kesehatan

    1) Riwayat Kesehatan sekarang.

    Keadaan atau keluhan yang dirasakan pada saat masuk rumah sakit dapat

    berupa poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, pruritus

    vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot.

    2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu.

    Riwayat tentang penyakit, obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat

    melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria selama stress

    (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat

    (glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).

    3) Riwayat Kesehatan Keluarga.

    Riwayat kesehatan kelurga disini termasuk genogram. Genogram bertujuan

    untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor keturunan dari generasi

    sebelumnya ataupun mengetahui kemungkinan turunan terhadap generasi.

    d. Riwayat Psikososial, meliputi :

    1) Pola konsep diri : Pandangan pasien terhadap keadaannya.2) Pola Kognitif : Pengetahuan pasien terhadap penyakit yang

    diderita.

    3) Pola interaksi : Menggambarkan bagian hubungan pasien

    dengan keluarga, orang lain, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

    e. Riwayat Spiritual

    Yang dikaji dalam hal ini adalah bagaimana keadaan pasien dalam menjalankan

    ibadah sesuai dengan keyakinannya dan bagaimana dukungan keluarga

    terhadap keyakinan pasien serta ritual dan acara keagamaan yang biasa

    dilakukan sebelum dan selama sakit.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    2/17

    f. Pengkajian Persistem

    1) Aktifitas / Istirahata) Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan. Kram otot, tonus otot

    menurun, gangguan tidur / istirahatb) Tanda : Takikardia, takipnea pada keadaan istirahat atau letargi /

    disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot.2) Sirkulasi

    a) Gejala : Adanya riwayat hipertensi, kesemutan ekstramitas, ulkus

    pada kaki, penyembuhan yang lama.b) Tanda : Takikardia, perubahan tekanan daripostural hipertensi, nadi

    yang menurun / tidak ada, kulit panas, kering dan

    kemerahan, bola mata cekung.3) Integritas Ego

    a) Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang

    berhubungan dengan kondisi.b) Tanda : Anxietas, peka rangsang.

    4) Eliminasia) gejala : Perubahan pola berkemih (Poliurua), ISK baru / berulang,

    nyeri tekan abdomen, diare.b) tanda : Urine pucat kering, Poliurua (dapat berkembang menjadi

    oliguria / anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urine

    berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites,

    bising usus lemah dan menurun.5) Makanan dan Cairan

    a) gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mengikuti diet,

    peningkatan masukan glukosa, karbohidrat, penurunan berat

    badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus.b) tanda : Penggunaan diuretik, tiazid, kulit kering / bersisik, turgor kulit

    jelek, kekakuan / distensi abdomen, muntah, pembesaran

    tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan

    gula darah).6) Neurosensori

    a) gejala : Pusing, pening, sakit kepala, kelemahan pada

    otot,parestesia, gangguan penglihatan.b) tanda : Disorientasi (mengantuk, letargi, stupor apabila tahap lanjut),

    kacau mental, reflek tendon dalam menurun, aktivitas kejang

    dapat terjadi.7) Nyeri / kenyamanan

    a) gejala : Abdomen yang tegang / nyeri (sedang/berat).b) tanda : Wajah meringis dengan palpitasi / tampak sangat berhati-

    hati.8) Pernafasan

    a) Gejala : Merasa kurang oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen

    tergantung adanya infeksi/tidak.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    3/17

    b) Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen (infeksi),

    frekwensi pernafasan meningkat.9) Keamanan

    a) Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.b) Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya

    kekuatan umum/rentang gerak.10) Seksualitas

    a) Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi).Masalah impotensi pada pria

    11) Penyuluhan / Pembelajarana) Gejala : Faktor resiko keluarga DM, penyakit jantung, stroke,

    hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat

    seperti steroid, diuretik (tiazid), dilantin (dapat meningkatkan

    kadar glukosa darah)12) Rencana Pemulangan

    Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan,

    perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.

    2. Diagnosa Keperawatan

    Pada Pasien dengan DM pada umumnya :

    a. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan

    nutrisi yang tidak adekuat, masukan dibatasi.

    b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.

    c. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi metabolik, insufisiensi

    insulin, peningkatan kebutuhan energi.

    d. Perubahan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek obat, xerostomia,

    kesulitan mengunyah, perubahan pengecapan, oral hygiene tidak adekuat, gigi

    rusak atau hilang.

    e. Kurang pengetahuan tentang masalah dan penanganan penyakit berhubungan

    dengan kurang mendapat informasi.

    Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien gangren kaki diabetik adalah

    sebagai berikut :

    a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran

    darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.

    b. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada

    ekstrimitas.

    c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.

    d. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.

    e. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    4/17

    intake makanan yang kurang.

    f. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan tingginya

    kadar gula darah.

    g. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

    h. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan

    berhubungan dengan kurangnya informasi.

    i. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu

    anggota tubuh.

    j. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki

    3. Intervensi Keperawatan

    Pada pasien DM pada umumnya :

    a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan

    nutrisi yang tidak adekuat.

    Tujuan : Menjamin masukan nutrisi yang adekuat.

    1) Kekurang

    Intervensi Rasional

    1. Timbang berat badan klien

    (tanyakan berapa berat badan

    terakhir).

    2. Anjurkan klien makan makananporsi sedikit tapi sering.

    3. Anjurkan klien untuk menghindari

    kopi, alkohol, dan merokok

    4. Anjurkan mengkonsumsi vitamin Bkompleks, tambahan diet lain sesuai

    indikasi.

    5. Berikan klien petunjuk makanan

    sehari-hari untuk lansia

    1. Memberikan informasi tentang

    kebutuhan diet/keefektifan intervensi.

    2. Makanan sedikit menurunkankelemahan dan membantu proses

    pemulihan.

    3. Kafein dapat meningkatkan aktivitas

    lambung, rokok dapat mengurangi

    sekresi pancreas sehingga menghambat

    netralisasi asam lambung, juga memacu

    kerja jantung.

    4. Memperbaiki kekurangan danmembantu proses penyembuhan.

    5. Membantu klien untuk mengatur pola

    diet sehari-hari.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    5/17

    b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.

    Tujuan : kekurangan volume cairan teratasi

    Intervensi Rasional

    g. Dapatkan riwayat pasien

    sehubungan dengan pengeluaran

    urine yang sangat berlebihan.

    h. Pantau tanda-tanda vital, catat

    adanya perubahan tekanan darah

    ortostatik.

    i. Observasi suhu, warna kulit dan

    kelembabannya.

    j. Kaji turgor kulit dan membrane

    mukosa.

    k. Pantau masukan dan pengeluaran.

    l. Pertahankan untuk memberikan

    cairan paling sedikit 2.500 cc /

    hari.

    m. Tingkatkan lingkungan yang dapat

    menimbulkan rasa nyaman,

    selimuti pasien dengan selimut

    tipis.

    n. Berikan terapi cairan sesuai

    dengan indikasi.

    1. Membantu dalam memperkirakan

    kekurangan volume total.

    2. Hipovolemia dapat dimanifestasikan

    oleh hipotensi dan takikardia.

    3. Demam dengan kulit yang kemerahan,

    kering mungkin sebagai cerminan dari

    dehidrasi

    4. Merupakan indikator dri tingkat

    dehidrasi atau volume sirkulasi yang

    adekuat.

    5. Memberikan perkiraan kebutuhan

    akan cairan pengganti

    6. Mempertahankan hidrasi / volume

    sirkulasi.

    7. Menghindari pemanasan yang

    berlebihan terhadap pasien lebih lanjut

    akan dapat menimbulkan kehilangan

    cairan.

    8. Tipe dan jumlah dari cairang

    tergantung pada derajat kekurangan

    cairan dan respon pasien secara

    individual.

    c. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,

    kebutuhan energi meningkat.

    Tujuan : Menunjukkan peningkatan tingkat energi

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    6/17

    Diagnosa 4 d. Perubahan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek obat,

    xerostomia, kesulitan mengunyah, perubahan pengecapan, oral hygiene tidak

    adekuat, gigi rusak atau hilang.

    Tujuan : Menjamin perbaikan membran mukosa mulut

    Intervensi Rasional

    1. Beritahu klien bahwa mulut yang

    kering dapat disebabkan oleh efek

    obat dan harus dievaluasi sebelum

    memulai obat simptomatik.

    2. Beri tahu klien bahwa mengunyah

    permen karet atau menhisap permen

    yang asem dapat merangsang

    produksi saliva (bila dapat ditoleransi)

    3. Anjurkan klien untuk minum 10-12gelas/hari

    1. Memberikan pemahaman kepada klien

    tentang sebab keringnya mukosa

    mulut dan pentingnya untuk

    melakukan evaluasi.

    2. Sebagai informasi bagi klien tentang

    cara lain untuk mencegah mulut kering

    3. Membantu memberikan kelembaban

    pada mukosa mulut.4. Dapat menimbulkan eksoserbasi pada

    Intervensi Rasional

    1. Anjurkan klien untuk melakukan

    aktivitas yang dapat ditoleransi

    2. Anjurkan klien untuk istirahat yang

    cukup

    3. Kaji faktor yang dapat meningkatkan

    dan mengurangi kelelahan

    4. Diskusikan bersama klien hal-hal

    apa yang dapat menimbulkan

    kelelahan

    1. Mencegah kelelahan yang berlebihan

    2. Mengembalikan energi yang telah

    terpakai / pengumpulan energi.

    3. Membantu dalam pembuatan diagnosa

    dan kebutuhan terapi ataupun intervensi

    4. Memberi kesempatan kepada klien untuk

    bersama-sama perawat mengidentifikasi

    hal-hal / aktivitas yang perlu dihindari.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    7/17

    4. Anjurkan klien untuk menghindari

    mencuci mulut dengan bahan yang

    mengandung alkohol.

    5. Anjurkan klien untuk menghindari

    rokok

    6. Anjurkan klien agar teratur dalam

    melakukan oral hygien

    mulut.

    5. Rokok dapat menimbulkan

    eksoserbasi pada mulut dan dapat

    mengiritasi membran mukosa mulut.

    6. Mulut yang kering dapat meningkatkan

    resiko kerusakan

    f. Kurang pengetahuan tentang masalah dan penanganannya berhubungan

    dengan kurang mendapat informasi.

    Tujuan : Meningkatkan pengetahuan klien tentang pengertian penyakit, faktor

    yang dapat mendukung munculnya masalah kesehatan yang dihadapi

    dan penanganannya: Meningkatkan kesadaran klien tentang

    pengaturan diet dan kebiasaan makan.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    8/17

    Intervensi Rasional

    1. Kaji pengetahuan klien tentang masalah

    kesehatan yang dialami.

    2. Identifikasi bersama klien kebiasaan

    yang memungkinkan munculnya

    masalah

    3. Anjurkan klien untuk teratur

    mengkonsumsi obat-obatan penurun

    glukosa darah sesuai resep (kolaborasi)

    4. Berikan klien daftar zat-zat yang harus

    dihindari (misalnya: kafein, nikotin,

    permen, coklat, makanan yang manis,

    dll)

    5. Anjurkan klien untuk menyesuaikan diet

    dengan makanan yang disukai, pola

    makan dan jumlah yang dibutuhkan.

    6. Jelaskan kepada klien informasi tentang

    diabetes mellitus yang meliputi:

    pengertian, penyebab, gejala klinik dan

    cara penanggulangannya.

    7. Berikan dorongan kepada klien untuk

    mematuhi semua saran-saran yang

    disampaikan oleh perawat.

    8. Berikan klien kesempatan bertanya

    tentang hal-hal yang berhubungan

    dengan masalah yang sedang dihadapi

    1. Membantu menentukan hal spesifik

    yang akan menjadi topik/materi

    penyuluhan.

    2. Membantu klien mengidentifikasi

    hubungan kebiasaan dengan

    masalah yang dihadapi saat ini.

    3. Memberikan dorongan kepada klien

    agar konsisten terhadap program

    penyembuhan.

    4. Memberikan informasi kepada klien

    dan panduan agar dapat dipatuhi.

    5. Memberi kesempatan kepada klien

    untuk bekerjasama dengan perawat

    dalam pengaturan diet.

    6. Informasi yang diberikan kepada klien

    bertujuan untuk memberikan

    pemahaman tentang hal-hal yang

    berhubungan dengan DM dan

    penanganannya.

    7. Meningkatkan kesadaran klien

    tentang pengaturan diet dan

    kebiasaan makan.

    8. Memberikan kesempatan kepada

    klien untuk mencari informasi tentanghal-hal yang belum diketahui dan

    dipahami.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    9/17

    Sedangkan untuk pasien gangren kaki diabetic adalah :

    a. Gangguan perfusi berhubungan dengan melemahnya/menurunnya aliran

    darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.

    Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.

    Intervensi Rasional

    1. Ajarkan pasien untuk melakukan

    mobilisasi

    2. Ajarkan tentang faktor-faktor yang

    dapat meningkatkan aliran darah :

    Tinggikan kaki sedikit lebih rendah

    dari jantung ( posisi elevasi pada

    waktu istirahat ), hindari

    penyilangkan kaki, hindari balutan

    ketat, hindari penggunaan bantal, di

    belakang lutut dan sebagainya.

    3. Ajarkan tentang modifikasi faktor-

    faktor resiko berupa : Hindari diet

    tinggi kolestrol, teknik relaksasi,

    menghentikan kebiasaan merokok,

    1. Mobilisasi meningkatkan sirkulasi

    darah.

    2. Meningkatkan melancarkan aliran

    darah balik sehingga tidak terjadi

    oedema.

    3. Kolestrol tinggi dapat mempercepat

    terjadinya arterosklerosis, merokok

    dapat menyebabkan terjadinya

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    10/17

    dan penggunaan obat vasokontriksi.

    4. Kerja sama dengan tim kesehatan

    lain dalam pemberian vasodilator,

    pemeriksaan gula darah secara rutin

    dan terapi oksigen ( HBO ).

    vasokontriksi pembuluh darah,

    relaksasi untuk mengurangi efek

    dari stres.

    4. Pemberian vasodilator akan

    meningkatkan dilatasi pembuluh

    darah sehingga perfusi jaringan

    dapat diperbaiki, sedangkan

    pemeriksaan gula darah secara

    rutin dapat mengetahui

    perkembangan dan keadaan

    pasien, HBO untuk memperbaiki

    oksigenasi daerah ulkus/gangren.

    b. Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada

    ekstrimitas.

    Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka.

    Intervensi Rasional

    1. Kaji luas dan keadaan luka serta

    proses penyembuhan

    2. Rawat luka dengan baik dan benar :

    membersihkan luka secara aseptik

    menggunakan larutan yang tidak

    iritatif, angkat sisa balutan yang

    menempel pada luka dan nekrotomi

    jaringan yang mati.

    3. Kolaborasi dengan dokter untuk

    pemberian insulin, pemeriksaan

    kultur pus, pemeriksaan gula darah,

    pemberian antibiotik.

    1. Pengkajian yang tepat terhadap luka

    dan proses penyembuhan akan

    membantu dalam menentukan

    tindakan selanjutnya.

    2. Merawat luka dengan teknik aseptik,

    dapat menjaga kontaminasi luka

    dan larutan yang iritatif akan

    merusak jaringan granulasi yang

    timbul, sisa balutan jaringan

    nekrosis dapat menghambat proses

    granulasi

    3. Insulin akan menurunkan kadar gula

    darah, pemeriksaan kultur pus untuk

    mengetahui jenis kuman dan

    antibiotik yang tepat untuk

    pengobatan, pemeriksaan kadar

    gula darah untuk mengetahui

    perkembangan penyakit

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    11/17

    c. Ganguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.

    Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang

    Intervensi Rasional

    1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi

    nyeri yang dialami pasien.

    2. Jelaskan pada pasien tentang

    sebab-sebab timbulnya nyeri.

    3. Ciptakan lingkungan yang tenang.

    4. Ajarkan teknik distraksi dan

    relaksasi.

    5. Atur posisi pasien senyaman

    mungkin sesuai keinginan pasien.

    6. Lakukan massage dan kompres

    luka dengan BWC saat rawat luka.

    7. Kolaborasi dengan dokter untuk

    pemberian analgesik.

    1. Mengetahui berapa berat nyeri yang

    dialami pasien

    2. Pemahaman pasien tentang

    penyebab nyeri yang terjadi akan

    mengurangi ketegangan pasien dan

    memudahkan pasien untuk diajak

    bekerjasama dalam melakukan

    tindakan.

    3. Rangasangan yang berlebihan dari

    lingkungan akan memperberat rasa

    nyeri.

    4. Teknik distraksi dan relaksasi dapat

    mengurangi rasa nyeri yang dirasakan

    pasien.

    5. Posisi yang nyaman akan membantu

    memberikan kesempatan pada otot

    untuk relaksasi seoptimal mungkin.

    6. Massage dapat meningkatkan

    vaskulerisasi dan pengeluaran pus

    sedangkan BWC sebagai desinfektan

    yang dapat memberikan rasa

    nyaman.

    7. Obat obat analgesik dapat

    membantu mengurangi nyeri pasien.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    12/17

    d. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

    Tujuan : Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal

    e. Gangguan pemenuhan nutrisi ( kurang dari ) kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan intake makanan yang kurang.

    Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

    Intervensi Rasional1. Kaji status nutrisi dan kebiasaan

    makan.

    2. Anjurkan pasien untuk mematuhi

    diet yang telah diprogramkan.

    3. Timbang berat badan setiapseminggu sekali.

    1. Mengetahui tentang keadaan dan

    kebutuhan nutrisi pasien sehingga

    dapat diberikan tindakan dan

    pengaturan diet yang adekuat.

    2. Kepatuhan terhadap diet dapat

    mencegah komplikasi terjadinya

    hipoglikemia/hiperglikemia.

    3. Mengetahui perkembangan beratbadan pasien ( berat badan

    Intervensi Rasional1. Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan

    otot pada kaki pasien.

    2. Beri penjelasan tentang pentingnya

    melakukan aktivitas untuk menjaga

    kadar gula darah dalam keadaan

    normal.

    3. Anjurkan pasien untuk

    menggerakkan/ mengangkat

    ekstrimitas bawah sesuai

    kemampuan.

    4. Bantu pasien dalam memenuhi

    kebutuhannya.

    5. Kerja sama dengan tim kesehatan

    lain : dokter ( pemberian analgesik )

    dan tenaga fisioterapi.

    1. Mengetahui derajat kekuatan otot-

    otot kaki pasien.

    2. Pasien mengerti pentingnya

    aktivitas sehingga dapat kooperatif

    dalam tindakan keperawatan.

    3. Melatih otot otot kaki sehingga

    berfungsi dengan baik.

    4. Agar kebutuhan pasien tetap dapat

    terpenuhi.

    5. Analgesik dapat membantu

    mengurangi rasa nyeri, fisioterapi

    untuk melatih pasien melakukan

    aktivitas secara bertahap dan

    benar.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    13/17

    4. Identifikasi perubahan pola

    makan.

    5. Kerja sama dengan tim kesehatan

    lain untuk pemberian insulin dan

    diet diabetik.

    merupakan salah satu indikasi untuk

    menentukan diet ).

    4. Mengetahui apakah pasien telah

    melaksanakan program diet yang

    ditetapkan.

    5. Pemberian insulin akan meningkatkan

    pemasukan glukosa ke dalam

    jaringan sehingga gula darah

    menurun,pemberian diet yang sesuai

    dapat mempercepat penurunan gula

    darah dan mencegah komplikasi.

    f. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis) berhubungan dengan tinggi

    kadar gula darah.

    Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi (sepsis).

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    14/17

    g. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

    Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.

    Intervensi Rasional

    1. Kaji tingkat kecemasan yang

    dialami oleh pasien.

    2. Beri kesempatan pada pasien

    untuk mengungkapkan rasa

    cemasnya.

    3. Gunakan komunikasi terapeutik.

    4. Beri informasi yang akurat tentang

    proses penyakit dan anjurkan

    pasien untuk ikut serta dalam

    tindakan keperawatan.

    5. Berikan keyakinan pada pasien

    bahwa perawat, dokter, dan tim

    kesehatan lain selalu berusaha

    memberikan pertolongan yang

    terbaik dan seoptimal mungkin.

    6. Berikan kesempatan pada

    keluarga untuk mendampingi

    pasien secara bergantian.

    7. Ciptakan lingkungan yang tenang

    dan nyaman.

    1. Menentukan tingkat kecemasan yang

    dialami pasien sehingga perawat bisa

    memberikan intervensi yang cepat

    dan tepat.

    2. Dapat meringankan beban pikiran

    pasien

    3. Agar terbina rasa saling percaya antar

    perawat-pasien sehingga pasien

    kooperatif dalam tindakan

    keperawatan.

    4. Informasi yang akurat tentang

    penyakitnya dan keikutsertaan pasien

    dalam melakukan tindakan dapat

    mengurangi beban pikiran pasien.

    5. Sikap positif dari tim kesehatan akan

    membantu menurunkan kecemasan

    yang dirasakan pasien.

    6. Pasien akan merasa lebih tenang bila

    ada anggota keluarga yang

    menunggu.

    7. lingkungan yang tenang dan nyaman

    dapat membantu mengurangi rasa

    cemas pasien.

    h. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan

    pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

    Tujuan : Pasien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang

    penyakitnya.

    Intervensi Rasional

    1. Kaji tingkat pengetahuan

    pasien/keluarga tentang penyakit

    1. Memberikan informasi pada

    pasien/keluarga, perawat perlu

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    15/17

    DM dan gangren.

    2. Kaji latar belakang pendidikan

    pasien.

    3. Jelaskan tentang proses penyakit,

    diet, perawatan dan pengobatan

    pada pasien dengan bahasa dan

    kata-kata yang mudah dimengerti.

    4. Jelasakan prosedur yang akan

    dilakukan, manfaatnya bagi pasien

    dan libatkan pasien didalamnya.

    5. Gunakan gambar-gambar dalam

    memberikan penjelasan (jika ada /

    memungkinkan).

    mengetahui sejauh mana informasi

    atau pengetahuan yang diketahui

    pasien/keluarga.

    2. Agar perawat dapat memberikan

    penjelasan dengan menggunakan

    kata-kata dan kalimat yang dapat

    dimengerti pasien sesuai tingkat

    pendidikan pasien.

    3. Agar informasi dapat diterima

    dengan mudah dan tepat sehingga

    tidak menimbulkan

    kesalahpahaman.

    4. Dengan penjelasan yang ada dan

    ikut secra langsung dalam tindakan

    yang dilakukan, pasien akan lebih

    kooperatif dan cemasnya berkurang.

    5. Gambar-gambar dapat membantu

    mengingat penjelasan yang telah

    diberikan.

    i. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu

    anggota tubuh.

    Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan bentuk salah satu anggota

    tubuhnya secar positif.

    Intervensi Rasional

    1. Kaji perasaan/persepsi pasien

    tentang perubahan gambaran diri

    berhubungan dengan keadaan

    anggota tubuhnya yang kurang

    berfungsi secara normal.

    2. Lakukan pendekatan dan bina

    hubungan saling percaya dengan

    pasien.

    3. Tunjukkan rasa empati, perhatian

    dan penerimaan pada pasien.

    1. Mengetahui adanya rasa negatif

    pasien terhadap dirinya.

    2. Memudahkan dalam menggali

    permasalahan pasien.

    3. Pasien akan merasa dirinya di hargai.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    16/17

    4. Bantu pasien untuk mengadakan

    hubungan dengan orang lain.

    5. Beri kesempatan kepada pasien

    untuk mengekspresikan perasaan

    kehilangan.

    6. Beri dorongan pasien untuk

    berpartisipasi dalam perawatan

    diri dan hargai pemecahan

    masalah yang konstruktif dari

    pasien.

    4. Dapat meningkatkan kemampuan

    dalam mengadakan hubungan

    dengan orang lain dan menghilangkan

    perasaan terisolasi.

    5. Mendapatkan dukungan dalam proses

    berkabung yang normal.

    6. Meningkatkan perilaku yang adiktif

    dari pasien

    j. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

    Tujuan : Gangguan pola tidur pasien akan teratasi.

    Intervensi Rasional

    1. Ciptakan lingkungan yang nyaman

    dan tenang.

    2. Kaji tentang kebiasaan tidur pasien

    di rumah.

    3. Kaji adanya faktor penyebab

    gangguan pola tidur yang lain

    seperti cemas, efek obat-obatan

    dan suasana ramai.4. Anjurkan pasien untuk

    menggunakan pengantar tidur dan

    teknik relaksasi.

    5. Kaji tanda-tanda kurangnya

    pemenuhan kebutuhan tidur pasien.

    1. Lingkungan yang nyaman dapat

    membantu meningkatkan

    tidur/istirahat.

    2. Mengetahui perubahan dari hal-hal

    yang merupakan kebiasaan pasien

    ketika tidur akan mempengaruhi

    pola tidur pasien.

    3. Mengetahui faktor penyebab

    gangguan pola tidur yang dialami

    dan dirasakan pasien.

    4. Pengantar tidur akan memudahkan

    pasien jatuh dalam tidur, teknik

    relaksasi akan mengurangi

    ketegangan dan rasa nyeri.

    5. Mengetahui terpenuhi atau tidaknya

    kebutuhan tidur pasien akibat

    gangguan pola tidur sehingga dapat

    diambil tindakan yang tepat.

  • 7/22/2019 Askep Dm (Finish)

    17/17

    4. Implementasi

    Dalam fase pelaksanaan ini merupakan pengolahan dan perwujudan rencana

    keperawatan pada seorangpasien dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai

    dengan cara yang telah disusun berdasarkan kebutuhan pasien untuk mencegah,

    mengurangi dan menghilangkan masalah yang ada pada pasien.

    Perlu dilihat kembali bahwa setiap akan menerapkan asuhan keperawatan

    sebaiknya mengkaji ulang data karena kemungkinan muncul data yang baru, bila

    terjadi demikian perlu revisi rencana yang ada sesuai kebutuhan pasien.

    5. Evaluasi

    Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah

    kegiatan terus menerus dilakukan dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota

    kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam

    mencapai tujuan. Hasil asuhan keperawatan dalam bentuk perubahan tingkah laku

    pasien merupakan fokus dari evaluasi.