askep disritmia

18
KATA PENGANTAR AssalamuallaikumWr. Wb. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Mah Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada klien dengan penyakit Disritmia”. Makalah ini di susun untuk memberikan gambaran bagi para perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dalam pelayanan yang baik terhadap pelayanan kesehatan pasien baik dalam segi kemampuan atau dalam segi etika. Dalam kelancaran penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari Bapak Budi Rustandi, S.Kep.,Ners serta kami mengucapkan terima kasih kepada beliau yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki 1

Upload: ika-novia

Post on 05-Dec-2014

429 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: askep disritmia

KATA PENGANTAR

AssalamuallaikumWr. Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Mah Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada klien dengan penyakit

Disritmia”. Makalah ini di susun untuk memberikan gambaran bagi para perawat

untuk memberikan asuhan keperawatan dalam pelayanan yang baik terhadap

pelayanan kesehatan pasien baik dalam segi kemampuan atau dalam segi etika.

Dalam kelancaran penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan

bantuan dari Bapak Budi Rustandi, S.Kep.,Ners serta kami mengucapkan terima

kasih kepada beliau yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami

telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

sehingga dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami

menerima masukan serta saran dan kritikan yang membangun untuk memperbaiki

kekurangan dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi seluruh pembaca.

WasallamuallaikumWr. Wb

Bandung, November 2012

Penyusun

1

Page 2: askep disritmia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang

disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia

bermacam-macam jenis berat dan efeknya pada fungsi jantung, di mana

sebagian dipengaruhi oleh sisi asal (ventrikel atau supraventrikel). Disritmia

dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia

dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran

yang terlibat. Ada 4 kemungkinan tempat asal disritmia, yaitu nodus sinus,

atria, nodus AV atau sambungan dan ventrikel. Gangguan mekanisme

hantaran yang mungkin yang dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi,

flutter, fibrilasi, denyut prematur dan penyakit jantung.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa keperawatan

yang sebagai calon perawat dapat mengetahui dan memahami tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis disritmia.

C. Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan sistematika

penulisan pustaka keperawatan. Penulis menggunakan metode ini untuk

mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam mempelajarinya karena

susunannya yang berurutan. Sistematika tersebut yakni :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Tujuan Penulisan

C. Sistematika Penulisan

2

Page 3: askep disritmia

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

B. Etiologi

C. Manifestasi Klinis

D. Patofisiologi

E. Pathways

F. Penatalaksanaan Medis

G. Asuhan Keperawatan

1. Fokus Pengkajian Keperawatan

a. Anamnesa

b. Pemeriksaan Fisik

c. Pemeriksaan Diagnostik

2. Analisa Data

a. Rumusan Diagnosa Keperawatan

b. Prioritas Diagnosa Keperawatan

3. Nursing Care Plans

a. Tujuan Umum dan Khusus (Kriteria Hasil)

b. Rencana Intervensi dan Rasional

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: askep disritmia

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan

frekuensi atau irama atau keduanya.

Disritmia adalah gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur

jantung.

Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang

disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis.

B. Etiologi

Disritmia dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan pada salah

satu sifat dasar jantung. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat aktivitas

normal seperti latihan atau kondisi patologis seperti infark miokard yang dapat

meningkatkan ekstabilitas.

C. Manifestasi Klinis

- Pusing.

- Kelelahan.

- Nyeri dada.

- Berdebar-debar.

- Demam.

- Batuk.

- Nafas pendek.

- Anoreksia.

D. Patofisiologi

Disritmia diakibatkan oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu infark

miokard. Infark miokard menyebabkan kurang efektifnya otot jantung untuk

4

Page 5: askep disritmia

memompakan darahnya, kemudian mengakibatkan penurunan cardiak output.

Penurunan cardiak output ini mengakibatkan penurunan perfusi jaringan yang

ditandai dengan kulit dingin, pucat, cianosis, nadi dan respiratori rate (RR)

menjadi meningkat. Selain itu, penurunan perfusi jaringan juga

mengakibatkan penurunan kontruksi jantung. Penurunan kontruksi jantung

menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah juga akan menurun, kemudian

menyebabkan penurunan tekanan darah, akhirnya akan menyebabkan

kerusakan otot jantung dan mengakibatkan gangguan transmisi impuls dan

akan mengakibatkan disritmia.

E. Pathways

5

Infark miokard

Penurunan cardiak output

Penurunan perfusi jaringan (MK 2)

Vasodilatasi pembuluh darah

Gangguan transmisi impuls

Kerusakan otot jantung

Tekanan darah menurun

Disritmia

Cianosis, kulit dingin, pucat, HR dan RR meningkat

Kemampuan kontraksi jantung menurun

Penurunan curah jantung (MK 1)

Page 6: askep disritmia

F. Penatalaksanaan Medis

Curah jantung dapat dijaga dengan mengontrol episode disritmia.

Pemberian pengobatan ditangani secara cermat sehingga kadar darah serum

konstan dapat dipertahankan sepanjang waktu. Pada pasien rawat inap dengan

disritmia yang mengancam, strip irama harus sering dianalisa untuk

mengetahui adanya disritmia dan mencegah agar tidak menjadi disritmia yang

makin mengancam jiwa. Istirahat selalu dianjurkan kepada pasien sehingga

kebutuhan O2 otot jantung dapat dikurangi. Evaluasi tekanan darah, frekuensi

dan dalamnya respirasi, denyut nadi dan iramanya secara teratur.

Disritmia umumnya ditangani dengan terapi medis. Pada situasi dimana

obat saja tidak mencukupi, disediakan berbagai terapi mekanis tambahan.

Terapi yang sering adalah kardioversi efektif, defibrilasi dan pacemaker.

G. Asuhan Keperawatan

1. Fokus Pengkajian Keperawatan

a. Anamnesa

1. Keluhan utama.

2. Alasan masuk rumah sakit.

3. Riwayat penyakit sekarang.

4. Riwayat penyakit dahulu.

5. Riwayat penyakit keluarga.

b. Pemeriksaan Fisik

1. Observasi tanda-tanda pengurangan curah jantung.

2. Observasi kulit yang dapat tampak pucat dan dingin.

3. Observasi tanda-tanda retensi cairan, seperti distensi vena leher

dari krekel serta wheezing di dada.

4. Kaji denyut jantung untuk menghitung frekuensi dan irama.

5. Jantung diauskultasi apakah adanya suara tambahan.

6. Mengukur tekanan darah dan nadi.

6

Page 7: askep disritmia

c. Pemeriksaan Diagnostik

1. EKG

menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.

2. Monitor Holter

untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat anti disritmia.

3. Foto dada

dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung.

4. Skan pencitraan miokardial

dapat menunjukkan area iskemik, kerusakan miokard.

5. Tes stres latihan

dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang

menyebabkan disritmia.

6. Elektrolit

peningkatan / penurunan kalium, kalsium dan magnesium.

7. Pemeriksaan obat

dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau

dugaan interaksi obat.

8. Pemerisaan tiroid

peningkatan / penurunan kadar tiroid serum.

9. Laju sedimentasi

peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut / aktif.

10. GDA / nadi oksimetri

hipoksemia dapat menyebabkan disritmia.

2. Analisa Data

a. Rumusan Diagnosa Keperawatan

1. Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan

perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal.

2. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan

cardiak output.

7

Page 8: askep disritmia

3. Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akibat ketidaktahuan.

4. Kurang pengetahuan tentang penyebab / kondisi pengobatan

berhubungan dengan kurang informasi.

b. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Mencegah / mengobati disritmia yang mengancam hidup.

2. Mendukung pasien / orang terdekat dalam menerima kecemasan.

3. Membantu mengidentifikasi penyebab / faktor pencetus.

4. Mengkaji informasi sehubungan dengan kondisi / prognosis /

program pengobatan.

3. Nursing Care Plans

a. Tujuan Umum dan Khusus (Kriteria Hasil)

Tujuan umum meliputi :

1. Kecemasan menurun / teratasi.

2. Bebas dari disritmia dan memahami penatalaksanaannya.

3. Tidak adanya komplikasi potensial pada pasien.

Tujuan khusus (kriteria hasil)

1. Menunjukkan penurunan frekuensi / tidak adanya disritmia.

2. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokard.

3. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek

samping merugikan dari obat.

b. Rencana Intervensi dan Rasional

Diagnosa 1 : Risiko tinggi penurunan curah jantung

berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama,

konduksi elektrikal.

Intervensi :

1. Raba nadi, catat frekuensi, keteraturan, amplitudo (penuh / kuat

dan simetris)

R/ mengetahui perbedaan frekuensi, kesamaan dan keteraturan

nadi.

2. Tentukan tipe disritmia dan catat irama.

R/ berguna dalam menentukan kebutuhan / tipe intervensi.

8

Page 9: askep disritmia

3. Berikan lingkungan tenang.

R/ untuk menurunkan rangsang dan penghilangan stres akibat

katekolamin.

4. Dorong pasien untuk penggunaan perilaku pengaturan stres, contoh

teknik relaksasi, bimbingan imajinasi, nafas lambat / dalam.

R/ membantu pasien untuk mengeluarkan rasa kontrol dalam

situasi penuh stres.

5. Kaji nyeri dada, catat lokasi, lama, intensitas dan faktor penghilang

/ pemberat.

R/ untuk mengetahui sebab nyeri.

6. Kolaborasi : pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit.

R/ untuk mengetahui ketidakseimbangan elektrolit.

- Berikan anti disritmia sesuai indikasi.

R/ meningkatkan kerja potensial, durasi, dan periode refraktori.

Diagnosa 2 : Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan

penurunan cardiak output.

Intervensi :

1. Lihat : pucat, sianosis, belang, kulit dingin / lembab. Catat

kekuatan nadi perifer.

R/ vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah

jantung, mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan

penurunan nadi.

2. Dorong latihan kaki aktif / pasif. Hindari latihan isometrik.

R/ menurunkan statis vena, meningkatkan aliran balik vena dan

menurunkan risiko tromboflebitis pada pasien yang terbatas

aktivitasnya.

3. Pantau pernafasan, catat kerja pernafasan.

R/ pompa jantung gagal dapat mencetuskan distres pernafasan.

4. Pantau data laboratorium, contoh GDA, BUN, kreatinin, elektrolit.

R/ indikator perfusi / fungsi organ.

9

Page 10: askep disritmia

Diagnosa 3 : Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akibat

ketidaktahuan.

Intervensi :

1. Pantau respons fisik, contoh palpitasi, takikardi, gerakan berulang,

gelisah.

R/ membantu menentukan derajat cemas sesuai status jantung.

2. Berikan tindakan kenyamanan, contoh mandi, gosokan punggung,

perubahan posisi.

R/ meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping.

3. Berikan waktu istirahat dan aktivitas saat senggang tepat untuk

kondisi.

R/ menurunkan kelemahan dan meningkatkan energi.

4. Libatkan pasien / orang terdekat dalam rencana perawatan dan

dorong partisipasi pada rencana pengobatan.

R/ akan membantu memfokuskan perhatian pasien dan

memberikan rasa kontrol.

Diagnosa 4 : Kurang pengetahuan tentang penyebab / kondisi

pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.

Intervensi :

1. Kaji ulang fungsi jantung normal / konduksi elektrikal.

R/ memberikan dasar pengetahuan untuk memahami variasi

individual dan memahami alasan intervensi terapeutik.

2. Jelaskan pada pasien tentang masalah disritmia khusus dan

tindakan terapeutik.

R/ untuk memberikan informasi guna menurunkan cemas

sehubungan dengan ketidaktahuan akan disritmia.

3. Kaji ulang kebutuhan diet pasien.

R/ untuk meningkatkan diet kalium pasien.

10

Page 11: askep disritmia

4. Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan

berlebihan.

R/ berguna dalam memperbaiki kesehatan kardiovaskuler.

5. Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat.

R/ mengobservasi sendiri terus menerus untuk memberikan

intervensi berkala guna menghindari komplikasi.

11

Page 12: askep disritmia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dengan irama jantung yang

disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia

dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran

yang terlihat. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin dapat terjadi

meliputi bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut prematur dan penyakit

jantung.

B. Saran

Alhamdulillah, makalah ini telah dapat kami selesaikan tanpa ada

halangan suatu apapun. Tapi kami merasa dalam penyusunan makalah ini

masih banyak kekurangan- kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

12

Page 13: askep disritmia

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:

EGC.

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk

Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta:

EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan

Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.

13