askep ca laring
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker laring merupakan keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring. Keganasan
dilaring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih merupakan masalah, karena
penanggulannnya mencakup berbagai segi. Sebagai gambaran perbandingan, diluar negeri
karsinoma laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan dibidang THT,
sedangkan di RS Cipto Mangunkusuma Jakarta karsinoma laring menduduki urutan ketiga
setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal.
Menurt data statistik WHO tahun 1961 yang meliputi 35 negara seperti dikutip oleh
Batsakis tahun 1979 rata-rata 1,2 orang /100000 penduduk meninggal oleh karsinoma
laring.
Penyebab karsinoma laring belum diketahui dengan pasti. Pengumpulan data yang
dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan pada orang
yang tidak merokok, sedangkan risiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai
dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap, kanker laring mewakilil dari 1 % yang
mewaklili kasus kanker dan terjadi sekitar 8 kali lebih sering pada laki-laki dibanding
wanita dan paling sering pada individu dengan usia 50-70 tahun.
Setiap tahun di Amerika Serikat sekitar 11 sampai 600 kasus baru ditemukan dari 4030
individu menderita kanker laring akan mati. (American Canser Society 995).
Beberapa karsinogen : tembakau (berasap atau tidak), alkkohol dan efek kombinasinya,
pemajanan terhadap asbestos, gas mustab, kayu, kulit, dan logam.
Faktor penunjang lainnya : berteriak keras, laringitis kronis, defisiensi nutrisi
(riboflavin), dan predisposisi.
Diruang perawatan kelas III RC III THT dan Bedah Mulut RS hasan Sadikin kanker
laring merupakan penyakit yang paling sering ditemukan diruangan.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk menyususn Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan Sistem Pernafasan : Suspect Karsinoma Laring +Post Trakheostomi
2. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Setelah penyusunan laporan ini Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan
yang aman dan efektif sesuai dengan standar keperawatan dan etika keperawatan pada
klien usia dewasa yang mengalami masalah kesehatan pada Sisitem Pernafasan.
Tujuan khusus :
Setelah penyusunan Asuhan Keperawatan Ini diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengkaji data –data secara holistik yang didapatkan melalui wawancara, pemeriksaan
fisik, catatan medis dan keperawatan, yang digunakan dilahan praktek.
b. Membedakan data – data patologis dan data-data normal.
c. Mengelompokan data-data patololgis dan data-data normal.
d. Merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian.
e. Menentukan rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah dan diagnosa.
f. Mengimplementasikan rencana keperawatan
g. Mengevaluasi Asuhan Keperawatan yang diberikan.
3. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan laporan ini adalah
metode studi kasus, studi dokumentasi, dan studi pustaka dengan menggunakan proses
keperawatan yang meliputi wawancara, observasi langsung dan observasi tidak
langsung.
4. Sisitematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
2. Tujuan Penulisan
3. Metode Penulisan
4. Sisitematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI
1. Pengertian karsinoma Laring
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem dan Organ
3. Patofisiologi karsinoma Laring
4. Penyebab karsinoma Laring
5. Tanda dan Gejala karsinoma Laring
6. Menejemen Medik karsinoma Laring
7. Proses Keperawatan karsinoma Laring
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. PENGERTIAN
Kanker laring adalah keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring ( Boeis, 1997)
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi dan Fisiologi Sistem pernafasan
Pernafasasn (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2.
sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi.
Fungsi pernafasan
Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah seluruh tubuh (sel – selnya)
untuk mengadakan pembakaran.
Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sias adari pembakaran ,
kemudian di abewa oleh garah ke paru – paru untuk dibuang
Menghangatkan dan melembabkan udara
Organ – organ pernafasan
Saluran pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, broncus, broncheolus dan
alveolus.Saluran pernafasan dari hidung sampai bronchiolus dilapisi oleh membrane
mukosa yang bersilia.Ketika udara masuk kdalam rongga hidung disaring, dihangatkan dan
dilembabkan, Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri
dari epitel torax bertinglat, bersilia da bersel goblet.( lihat gambar A).
Hidung
Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu – bulu hidung
Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
Membunuh kuman – kuman yang masuk, bersama – samaudara pernafasan oleh lekosit
yang terdapat dalam selaput lender (mukosa atau hidung)
Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasr tengkorak sampai persambungannya
dengan esophagus pada ketinggian kartilago krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung
(nasofaring), dibelakang mulut (orofaring), dan dibelakang laring (laringofaring )fungsi
faring adalah Mengalirkan udara dari hidung ke laring
Laring
Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengan
dung pita suara. Laring terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk
kedalam trachea dibawahnya.
Trakea
Trakea disokong oleh cicncin tulang rawan yang berbentuk sepeti sepatu kuda yang
panjangnya kurang lebih 5 inchi/9 cm
Bronchus
Bronchus utama kiri dan kanan tidak simetris ( lihat gambar).Bronchus kanan lebih pendek
dan lebih lebar dan merupalkan kelanjutan dari trakea yang arahnya lebih
vertical .Sebaliknya , bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit dan merupakan
kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.
Alveolus
Merupakan inti dari fungsi pernafasan ,karena pada alveolus terjadi pertukaran oksigen
dengan kapiler darah.
Fisiologi pernafasan : 4 proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmonary :
1. ventilasi pulmonal atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar
2. arus darah melalui paru-paru
3. distribusi arus udara dan arus darah sesemikian sehingga jumlah tepat dari setiap udara
dapat mencapai semua bagian tubuh
4. difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih nudah
berdifusi dari pada O2
Anatomi dan Fisiologi Laring
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan antara faring
dan trakea.Laring juga sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
Epiglotis : Daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
Glotis : Ostium antara pita suara dalam laring
Kartilago tiroid : Kartilago terbesar pada trakea, sebagian darai kartilago ini
memebentuk jakun ( Adam ‘s Apple).
Kartilago krikoid : satu – satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak
di baewah kartilago tiroid).
Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
Pita Suara : Ligamen yang dikontrol oleh otot yang menghasilkan bunyi suara , pita
suara melekat pada lumen laring .
Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara .Diantara pita suara terdapat
ruang berbentuk segitiga yang bermuara ke dalam trakea dan dinamakan glottis.Glotis
merupakan pemisah antara saluran pernafasan bagian atas dan bawah .Meskipun laring
terutama dianggap berhubungan dengan fonasi , tetapi fungsinya sebagai organ pelindung
jauh lebih penting.Pada waktu menelan gerakan laring ke atas,penutupan glottis, dan fungsi
seerti laring pada aditus laring dari epiglottis yang berbentuk daun, berperan untuk
engarahkan makanan dan cairan mauk ke dalam esophagus, namun jika benda asing bisa
mabsuk melampoi glottis, maka laring yang mempnyai fungsi batuk akan membantu
menghalau benda dan secret keluar dari saluran pernapasan bagian bawah.
Proses Pembentukan Suara
Terbentuknya suara merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung,
laring, lidah dan bibir.Pada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita suara
ini tidakadapat bergetra, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara
maka kartilago tiroid dan kartilago aritenoid diputar, akibatnya pita suara daoat menjadi
kencang dan mengendor,dengan demikian sela udara menjadi sempit dan menjadi
luas.Pergerakan ini dibantu pula oleh otot- otot laring , udara yang dari paru – paru
dihembuskan dan menggetarkan pita suara ,getran ini diteruskan melalui udara yang keluar
masuk.Perbedaan suara seseorang tergantung pada tebal dan panjangnya pita suara.Pita
suara pria lebih panjang dan tebal dari pada pita suara wanita.
3. PENYEBAB
Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti.Dikatakan oleh para ahli bahwa
perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang – orang dengan resiko tinggi
terhadap terjadinya kanker laring.Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal
yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok , alcohol, dan
oleh sinar radioaktif.
4. TANDA DAN GEJALA
Suara serak dalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada
daerah glotis karena tumor mengganggu kerja pita suara selama berbicara .Suara
mungkin parau yang puncaknya suara rendah.
Nyeri dan rasa terbakar saat minum air hangat atau minum jus jerik adalh tanda dini
kanker subglotis atau supra glottis
Teraba massa di belakang leher
Batuk yang kadang – kadang dengan reak yang bercampur darah dikarenakan adanya
ulserai pada tumor tersebut
Disfagia, kesulitan bernafas dan nafas bau merupakan gejala tahap lanjut.
Pembesaran nodus limfa servikal ,penurunan berat badan dan status kelelahan umum
dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat terjadi bersama metastase.
5. MANAGEMENT MEDIS
Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignansi. Pengobatan
pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan untuk
menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi,
jika mungkin sebelum dilakukan pembedahan. Jika pembedahan akan dilakukan, tim yang
terdiri atas multidisiplin ilmu mengevaluasi kebutuhan pasien dan keluarga untuk
mengembangkan suatu rencana keperawatan yang berhasil.
a. Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien yang
hanyamengalami 1 pita suara yang ssakit dan normalnya dapat digerakan(bergerak saat
fonasi), selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa
mungkinmengalami kondritis (inflamasi cartilage) atau stenosis. Terapi radiasi juga
dapat digunakan secara praoperatif untuk mengurangi ukuran tumor.
b. Operasi : laringektomi
1. laringektomi parsial (laringofisura-tirotomi )
dilakukan pada kanker area glottis tahap dini ketika hanya 1 pita suara yang terkena.
Tindakan ini mempunyai kesembuhan sangat tinggi. Dalam operasi ini 1 pita suara
diangkat dan semua struktur lainnya tetap utuh. Suara pasien kemungkinan akan
menjadi parau. Jalan nafas tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan
menelan.
2. laringektomi supraglotis ( horizontal )
laringektomi supra glottis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis.
Tulang hyoid, glottis, dan pita suara palsu diangkat. Pita suara, kartilago krikoid dan
trachea tetap utuh. Selama operasi, dilakukan diseksi leher radikal pada tempat yang
sakit. Selang trakheostomi dipasang dalam trachea sampai jalan nafas glottis pulih.
Selang trakheostomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan
menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasogastrik sampai terdapat penyembuhan
dan tidak ada lagi bahaya aspirasi.
Pascaoperatif, klien kemungkinan akan mengalami disfagia selama 2 minggu
pertama.
Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti
biasa, masalah utama adalah kanker tersebut akan kambuh. Karenanya pasien harus
dengan sangat cermat dipilih untuk menjalani tindakan ini.
3. laringektomi hemivertikal
Laringektomi hemivertikal dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi
perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis.
Dalam prosedur ini kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan
bagian pita suara(1 pita suara sejati 1 pita suara palsu)dengan pertumbuhan tumor
diangkat. Pasien akan mempunyai selang trakheostomi dan selang nasogastrik
setelah operasi. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara (sakit
tenggorok) dan proyeksi. Jalan nafas dan fungsi menelan tetap utuh. Pasien beresiko
mengalami aspirasi pascaoperasi.
4. laringektomi total
laringektomi total dilakuukan ketika kanker meluas dipita suara. Lebih jauh ketulang
hyoid, epoglotis, kartilago krikoid, dan 2 atau 3 cincin trachea diangkat. Lidah,
dinding faringela dan trachea ditinggalkan. Banyak ahli bedah yang menganjurkan
dilakukannya diseksi leher pada sisi yang sama dengan lesi bahkan jika tidak teraba
nodus limpe sekalipun. Rasional untuk tindakan ini adalah metastase kenodus limfe
servikal sering terjadi. Masalahnya akan lebih rumit jika lesi mengenai struktur garis
tengah atau kedua pita suara.
Dengan atau tampa diseksi leher, laringektomi total memerlukan stoma tracheal
permanent. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan kedalam saluran
pernafasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter tidak ada
lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal.
Laringektomi total mengubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan
berbicara.
6. PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
Pada anamnesa biasanya didapatkan keluahan suara parau y ang diderita sudah
cukup lama, tidak bersifat hilang timbul meskipun sudah diobati dan bertendens
semakin lama semakin berat. Klien juga kadang mengleuh sakitsakit tenggorok,
disfagia atau nyeri dan rasa terbakar dalam tenggorok.
Penderita kebanykan adalah seorang perokok berat yang juga kadang-kadang
adalah seseorang yang banyak memakai suara berlebihan dan salah ( vocal abuse ),
peminum alcohol atau seorang yang sering /pernah terpapar sinar rasioaktif,
misalnya pernah diradiasi didaerah yang lain. Pada anamnesa juga kadang –kadang
didapatkan hemoptisis yang bisa tersamar bersamaan dengan adanya TBC paru ,
sebab banyak penderita menjelang tua dan dari social ekonomi lemah.
2. Pemeriksaan Fisik
yang pertama sering didapatkan tidak ada tanda yang khas dari luar, terutama pada
stadium dini/permulaan, tetapi bila tumor sudah menjalar kekelenjar limpe leher,
terlihat perubahan kontur leher dan hilangnya krepitasi kartilago laring. Pada saat
dipalpasi mungkin erdapat pembengkakan. Perawat melihat sifat dari pembedahan
sehingga dapat merencnakan asuhan yang sesuai. Kaji kemampuan pasien untuk
mendengar, melihat, membaca dan menulis. Kerusakan visual dan buta huruf
fungsional dapat menimbulkan masalah tambahan dengan komunikasi dan
membutuhkan pendekatan kreatif untuk memastikan pasien dapat
mengkomunikasikan semua kebutuhannya.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan untuk melihat kedalam laring dapat dilakukan dengan cara langsung
maupun tak langsung dengan menggunakan laringoskopi untuk menilai lokasi
tumor, penyebaran tumor yang terlihat dan kemudian melakukan biopsy.
Laringoskopi tidak langsung dilakukan untuk mengevaluasi secara visual keluasan
tumor. Uji diagnostic, termasuk sinar X jaringan lunak, tomogram, serogram,
pemeriksaan kontras, dan pencitraan resonansi magnetic (M R I) dilakukan sebagai
bagian dari pemeriksaan diagnostic untuk menentukan keluasan pertumbuhan
tumor. Bagaimanapun, pemeriksaan laringoskopi langsung dibawah anastesi u
mum, adalah metode primer untuk mengevaluasi laring.
Mobilitas pita suara dikaji, jika gerakan normalnya terbatas maka pertumbuhan
tumor mungkin sudah mengenai otot, jaringan lain dan bahkan jlan nafas.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada semua data pengkajian , diagnosa keperawatan utama pasien dapat
mencakup yang berikut :
1. Defisit pengetahuan tentang prospembedahan dan perjalanan pasca operatif
2. Ansietaas yang berhubungan dengan diagnosisi kanker dan pembedahan yang akan
dijalani
3. Ketidak efektifan bersiahan jalan nafas berhubungan dengan perubahan dalam jalan
nafas
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan pengangkatan laring dan
terhadap edema
5. Perubahan nutrisi : Kurang darai kebutuhatubuh, yang berhubungan dengan
kesulitan menelan
6. Gangguan citra tubuh,konsep diri , harga diri yang berhubungan dengan operai
leher mayor
7. Defisit perwatan diri yang berhubungan dengan perawatan pasca operatif
8. Potensial ketidakpatuhan terhadap program rehabilitatif dan penatalaksanaan
pemeliharan di rumah
Masalah kolaboratif / potensial komplikasi
Berdasarkan data pengkajian , potensial komplikasi yang mungkin terjadi termasuk ;
Distres pernafasan ( hipoksia, obstruksi jalan nafas, edem atrakea)
Hemoragi
Infeksi
C. PERENCANAAN
1. Tujuan
o Tujuan utama untuk pasien dapat mencakup
o pencapaian tingkat pengetahuan yang cukup ,
o reduksi ansietas,
o pemeliharaan patensi jalan nafas (Pasien mampu untuk mengatasi sekresinya
sendiri),
o perbaikan komunikasi dengan mneggunakan metode alternative,
o pencapaian tingkat nutrisi dan hidrasi yang optimal ,
o perbaikin citra tubuh dan harga diri ,
o patuh terhadap program rehabilitasi,
o penatalaksanaan pemeliharan di rumah
o dan pencegahan komplikasi.
2. Intervensi
Intervensi Keperawatan Pra operatif
Penyuluhan :
Jika dilakukan laringektomi komplit, pasien harus mengetahui bahwa suaranya
akan hilang, tetapi palatihan khusus akan memberikan suatau cara untuk
melakukan percakapan yang cukup normal.Namun kemampuan untuk
bernyanyi , tertawa atau bersiul akan hilang.Sampai tiba waktunya pelatihan ini
pasien harus mengetahua bahwa komunikasi masih memungkinkan melalui
lampu pemanggil dan dengan tulisan.
Menurunkan ansietas dan depresi
1. berikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaa dan berbagi
persepsi
2. jawab pertanyaan seringkas dan selengkap mungkin
3. datangkan orang yang pernah menjalani laringektomi selama pra and pasca
operasi yang dapat membantu untuk menyampaikan bahwa ada oarng-
orang yang dapat dan mau membantu pasien dan rehabbilitasi yang
berhasil merupakan hal yang tidak mustahihl
Intrvensi pasca operatif
Mempertahankan jalan nafas yang paten
1. posisikan pasien dalam posisi fowler/ ½ fowler setelah pemulihan dari
ansestesi
2. amati pasien terhadap kegelisahan pernafasan labored, aprehensi, dan
peningkatan frekuensi nadi. Rasional : tanda-tanda ini menunjukan masalah
pernafasan atau sirkulasi
3. ambulasi dini jika dianjurkan.rasional : mencegah atelektasis dan pulmoni
4. jika dilakukan laringektomi total, perawatan untuk selanng ini sama dengan
perawatan untukj selang trakheostomi. Bersihkan stoma setiap hari dengan
larutan salin atau larutan lain yang diresepkan, oleskan salep antibiotic yang
mungkin diresepkan dsekitar stoma dan garis jahitan
5. Amati drainase ukur dan catat. Jika drainase kurang dari 50-60 mml/hari,
dokter biasanya melepaskan drain
6. Lepaskan selang laringektomi jika stoma telah sembuh dengan baik,
biasanya dalam 3-6 minggu setelah pembedahan
7. Ajarkan pasien cara membersihkan dan mengganti selang laringektomi
8. Ajarkan bagaimana cara membersihkan sekresi jalan nafas
Meningkatkan komunikasi dan rehabilitasi bicara
1. Berikan penyuluhan pada pasien dan keluarga tentang bentuk alternative
komunikasi meliputi : magic slet, bel pemanggil
2. Anjurkan klien untuk bicara melalui esophagus (trakheoesofagal pungtur )
Meningkatkan nutrisi yang adekuat
1. Pada pascaoperatif pasien tidak diizinkan makan dan minum selama 10-14
hari
2. Berikan nutrisi dan hidrasi yang cukup melalui intravena, NGT, dan nutrisi
parenteral total.
3. Bila pasien telah siap untuk makan peroral, jelaskan pada pasien bahwa
cairan kental seperti ensure dan gelatin akan digunakan pertama kali karena
cairan ini mudah ditelan.
4. Instruksikan pasien untuk menghindari makanan yang manis. Rasional :
makanan yang dapat meningkatkan saliva dan menekan nafsu makan
5. Berikan makanan padat sesuai toleransi pasien
6. instruksikan pasien untuk membilas mulut dengan cairan hangat atau mouth
wash dan menyikat gigi dengan tratur.
Peningkatan nutrisi
1. Lakukan pendekatan yang positif saat merawat pasien yaitu dengan
memperhatikan perawatan diri meliputi perawatan selang balutan dan
drain yang tepasang setelah pembedahan
2. Motivasi klien untuk mengekspresikan setiap perasaan negative tentang
perubahan yang disebabkan oleh pembedahan
3. Dengarkan dan dukung setiap keluahan yang diungkapkan oleh pasien dan
keluarga
4. Rujukan pada kelompok pendukung (jika ada) rasional : dapat
membantupasien dan keluarga dalam menghadapi perubahan hidup
D. EVALUASI
1. Mendapatkan tingkat pengetahuan yang memadai :
o Mengungkapkan pengertian tentang prosedur pembedahan dan melakukan
perawatan diri secara adekuat
2. menunjukan penurunan ansietas dan depresi :
o Mengekspresikan adanya harapan ,
o Bertemu dengan seseworang yang memiliki masalah serupa.
3. Mempertahankan jalan nafas yang bersih dan dapat mengatasi sekresi sendiri
o Memperagakan tehnik yang tepat dan praktis yang mencakup pembersiahan dan
penanganan selang laringektomi
4. Mendapatkan tehnik komunikasi yang efektif
o Menggunakan lat batu untuk komunikasi ( magic slate, bel pemanggil, papan
gambar,bahasa isarat, membaca gerak bibir, bantuan komputer)
5. Mempertahankan nutrisi yang seimbang dan adekuat.
6. Menunujukan perbaikan citra diri
o Mengekspresikan perasan dan kekawatiran
o Ikut serta dalam perawatan diri dan pembuatan keputusan
o Menerima informasi tentang kelompok pendukung
7. Patuh terhadapa program rehabilitasi dan perawatan di rumah
o Mempraktikan terapi wicara yang dianjurkan
o Memperagakan metode yang tepat dalam merawat stoma dan selang laringektomi
( Jika terpasang)
o Mengungkapkan pengertian tentang gejala yang membutuhkan perhatian medis
o Menyebutkan tindakan keamanan yang harus dilakukan dalam keadaan darurat
8. menunjukan tidak terjadi ko9mplikasi :
o Tanda vital( tekanan darah , suhu tubuh, frekuensi adi dan pernafasan) normal
o Tidak terdapat kemerahan
o Nyeri tekan atau drainase purulen pada tempat pembedahan
o Menunjukan jalan nafas yang paten dan pernafasan yang sesuai tidak terdapat
perdarahan dari tempat operasi dan perdarahan minimal drai drain.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Pengiumpulan data
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn.U
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status marital : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Koperasi
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Tanggal masuk RS : 29 Desember 2004
Tanggal Pengkajiaan : 2 November 2004
No Medrec : 04090466
Diagnosa Medis : Suspect Carsinoma Laring + Post Tracheostomi
Alamat : Kampung Sukasari Rt 03 / 03 Kecamatan Tegal
Munjul, Purwakarta
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.U
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : Pegawai Koperasi
Alamat : Kampung Sukasari Rt 03 / 03 Kecamatan Tegal Munjul,
Purwakarta
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sesak nafas yang dirasakan
bertambaha berat disertai dengan suara sakit.Klien bisa makan dan minum
termasuk memakan makanan padat , keluhan disertai batuk , klien juga
mengeluh ada benjolan di leher sebelah kirinya.5 hari yang lalu klien
berobat ke POLI THT RS Bayu Asih Purwakarta , dan dilakukan
tracheostomi untuk memudahkan bernafas.Klien dinyatakan tumor laring
dan dianjurkan dirawat.Klien dibawa ke RS Hasan Sadikin pada tanggal 29
Desember dan dinyatakan Suspect Carsinoma Laring dengan post
Tracheostomi.
2) Keluhan utama saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 November 2004 pukul 08.00
klien mengeluh batuk disertai secret berwarna putih dan encer.Batuk
dirasakan ketika tenggorokannya terasa gatal dan banyak secret,batuk
berhenti bila dilakukan suctioning , batuk tidak dapat dikontrol dan hilang
timbul.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kurang lebih 1 tahun yang lalu klien mengatakan sering batuk – batuk dan
radang tenggorokan, walaupun sudah berobat ke Dokter radang tenggorokan
klien tidak sembuh, walaupun sembuh tapi timbul lagi, klien merokok dari usia
20 tahun, 1 hari rata-rata menghabiskan 1 bungkus rokok, baru berhenti 3 bulan
yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan klien dan keluarganya, tidak ada yang mempunyai penyakit
yang serupa dengan klien. Tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti
DM, jantung, hipertensi, asma, tidak ada yang sedang atau pernah menderita
penyakit infeksi.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak ada cyanosis, tidak ada secret pada hidung, tidak ada deviasi
septum, pada leher terpasang tracheostomi, balutan tracheostomi kotor,
terdapat secret yang kering pada kasa balutan. Terdapat benjolan pada leher
sebelah kiri, pada saat diraba mempunyai ukuran lebih kurang sebesar
kelereng, benjolan teraba keras dan sulit digerakan. Pergerakan dada simetris,
tidak ada deviasi trakea, tidak ada retraksi interkostalis,. Suara nafas stridor.
Pada saat diperkusi suara paru terdengar resonan, frekuensi nafas 22 x/menit
b. Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva berwarna merah muda, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba
hangat tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat
clubbing finger, CRT kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB,
KGB kiri sulit diraba karena ada masa. Bunyi jantung murni dan regular,
point of maksimal impuls antara ICS 4 dan 5 Mid klavikula kiri. Nadi 84 x/
menit tekanan darah 100/70 mmHg.
c. Sistem Pencernaan
Sklera putih, mata tidak cekung,bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab,
tidak terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi lengka, tidak terpasang gigi
palsu, tidak terdapat caries, warna gigi kuning kecoklatan, bentuk lidah
simetris. Abdomen tampak cekung pada saat klien terlentang, bising usus 8-12
x/menit, pada saat diperkusi terdengar timpani, pada saat dipalpasi tidak ada
nyeri tekan dan nyeri lepas, klien mengeluh tidak ada nafsu makan, berat
badan sebelum sakit 53 kg sedangkan saat sakit 49 kg. Klien mengatakan
pada tanggal 1 desember 2004 BAB 10x dengan konsistensi cair, sedangkan
pada saat dikaji tanggal 2 desember 2004 pada jam 10.00 klien BAB sudah 3
kali dengan konsistensi cair.
d. Sistem Perkemihan
Tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada nyeri tekan. Pada saat diraba blass
teraba kosong, klien dapat BAK kekamar mandi klien mengatakan tidak ada
keluhan saat BAK
e. SistemMuskuloskeletal
Bentuk tulang sesuai dengan struktur, tidak ada pembengkakan pada sendi,
tidak ada kontraktur, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek patella +
+/++ reflek babinski --/--ekstrimitas atas dan bawah dapat digerakan secara
bebas kekuatan otot 5 5
f. SistemIntegumen
Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata,
tidak mudah dicabut. Kuku tangan dan kaki pendek dan bersih, badan segar
dan bersih, suhu 36,5 0. Turgor kulit baik, bila dicubit kembali dalam waktu
waktu 3 detik.
g. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid tidak dapat dipalpasi karena terpasang trakheostomi, klien
tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
h. Sistem Persarafan
1. Tes Fungsi Cerebral
Tingkat Kesadaran
Kualitas : compos mentis klien dapat berespon dengan tepat
terhadap stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan visual
Kuantitas ; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4
Status mental
Orientasi klien terhadap orang waktu dan tempat baik terbukti
dengan klien mampu menjawab dimana dia berada, kapan masuk RS
dan siapa yang menemaninya.
Daya ingat : klien mampu menjawab kapan terakhir kali dia merokok
2. Tes Fungsi kranial
N I ( olfaktorius )
Klien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi
N II ( optikus)
Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak kurang lebih 30
cm denga mengunakan kaca mata
N III,IV,VI (okulomotoris, trokhealis, abdusen )
Respon cahaya terhadap pupil + Bola mata dapat digerakan kesegala
arah , tidak terdapat nistagmus atau diplopia
N V (trigeminus )
Mata klien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada kelopak
mata, klien merasakan sentuhan saat kapas diusapkan kemaksila dengan
mata tertutup
N VII ( Fasialis )
Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat mengerutkan
dahi, wajah klien tampak simetris saat klien tersenyum.
N VIII (auditorius )
Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa harus
diulang
N IX, X ( glosofaringeus, vagus )
Uvula bergetar simetris saat kien mengatakan “Ah”, reflek menelan
bagus,
N XI (asesorius )
Klien dapat menoleh kekanan dan kekiri
N XII ( hipoglosus )
Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah
3. Fungsi Motorik
Tidak terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah, tonus otot
cukup baik untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/++, reflek trisep +
+/++, reflek patella ++/++ reflek babinski --/--
4. Fungsi Sensorik
Klien dapat membedakan sensai tumpul dan tajam.
4. Pola Aktivitas Sehari-hari
NO AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT
1 Nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Nafsu makan
Jenis
b. Minum
Jenis
Jumlah
2 x/hari
Baik, 1 porsi habis
Nasi,lauk pauk, sayuran
Air putih dan air the
7-8 gelas/hari
3x/hari
kurang, klien tidak suka diit yang
diberikan, habis ¼ porsi
bubur, sayur, lauk-pauk
Air putih dan air teh
5-6 gelas
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
b. BAK
Frekuensi
Warna
1 x/hari
Lembek
Kuning
3-4 x/hari
Kuning jernih
3 x/hari
cair
Kuning
3-4x/hari
Kunng jernih
3 Istirahat tidur
a. Siang
b. Malam
Tidak/jarang tidur siang
21.00-05.00
Jam 13.00-15.00
20.00-05.00
4 Personal hygine
a. Mandi
b. Keramas
c. Gosok gigi
2 x/ hari
3x / minggu
2 x / hari
2x/hari diseka
baru 1 x
2x/hari
5 Aktivitas Klien bekerja di koperasi Klien dapat beraktivitas dengan
sedikit bantuan
5. Data Psikologis
a. Status Emosi
Klien tampak tenang, ekspresi wajah ceria
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak malu dengan benjolan disebelah kiri
lehernya karena itu merupakan suatu penyakit yang akan ditangani oleh
tenaga kesehatan yang lebih ahli.
2) Identitas Diri
Klien adalah seorang dari 4 orang anak. Klien bekerja di koprasi didaerah
tempat tinggalnya.
3) Peran
Klien berperan sebagai seorang suami dari satu orang istri dan sebagai
kepala keluarga yang bertugas untuk mencari nafkah untuk diri dan
keluarganya.
4) Ideal Diri
Klien berharap penyakitnya cepat sembuh dan segera dioperasi dan berharap
ingin cepat pulang agar dapat melakukan kegiatannya seperti biasanya.
5) Harga Diri
Klien sadar sebagai manusia biasa klien memiliki banyak kekurangan dan
sadar bahwa semuanya ini merupakan cobaan dari tuhan
c. Gaya komunukasi
Pada waktu diajak berkomunikasi Klien mennjawab dengan spontan dengan
menggunakan bahasa non verbal ( mengangguk, menggerakan bibir)
d. Pola Interaksi
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain, tim kesehatan dengan menggunakan
bahasa non verbal( bahasa tubuh dan tulisan )
e. Koping
Menurut klien jika jika ada masalah kien suka menceritakan pada istrinya dan
merasa lega setelah bercerita dengan istrinya
6. Data Sosial
Klien bekerja sebagai pegawai koperasi sehigga sering berinteraksi dengan banyak
orang beritu juga ketika klien sakit dan dirawat di RS klien rajin berinteraksi
dengan keluarga dank lien lainnya.
7. Data Spiritual
Klien beragama isalam, dalam kondisinya sekarang ibadah solat klien tergangu.
Klien meyakini sakitnya adalah cobaan dari Alloh. Sebagai manusia biasa klien
hanya bisa berusaha dan berdo’a
8. Data Penunjang
Pemeriksaan labolatorium tanggal 29 November 2004
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
Hematologi
Hemoglobin 13,6 13-18 gr/dl
Leukosit 13.200 3,8-10 rb /mm 3
Hematokrit 42 40-52 %
Trombosit 246.000 150.000-440.000 /mm 3
Kimia klinik
Albumin 3,3 3,5-5
Labolatorium tanggal 1 desember 2004
Hematology
LED 25/46 0-10
Kimia klinik
SGOT (Lk) 27 s.d37 U/L 37 0C
SGPT 33 s.d 40 U/L 37 0C
Ureum 36 15-50 Mg/dl
Kreatinin 0,7 0,6-11 Mg/dl
Glukosa puasa 71 70-110 Mg/dl
Glukosa 2 jam pp 114 < 140 Mg/dl
Natrium 133 135-145 MEq/L
Kalium 3,7 3,6-5,5 MEq/L
Urin
Urin rutin
BJ 1,025 1,01-1,025 Mg/dl
PH 6,5 4,8-7,5 Mg/dl
Protein Neg Neg Mg/dl
Glukosa urin Neg Neg Mg/dl
Bilirubin Neg
Urobilinogen Normal
Nitrit Neg Neg
Keton Neg Neg /lpb
Eri Neg <1 /lpb
Leuko 2-3 <6 /lpk
Epitel 2-3
Ca oksalat Pos
Terapi
Analsik 3x1
New Diatab diminum setiap kali klien BAB Clindamycin 300 mg 3x1
Hasil biopsi tanggal 4 desember 2004
B. Analisa Data
NO DATA KEMUNGKINAN PEYEBAB
DAN DAMPAK
MASALAH
1
2
3
DS Klien mengeluh batuk
disertai secret berwarna putih dan encer. Batuk dirasakan ketika tenggorokannya terasa gatal dan banyak secret,batuk berhenti bila dilakukan suctioning , batuk tidak dapat dikontrol dan hilang timbul.
DO Klien terpasang kanul
trakheostomi sejak di RS purwakarta pada tanggal 24 desember 2004
Frekuensi nafas 22 x/mnt
Klien tampak sering batuk disertai secret putih dan encer
Terdapat benjolan pada leher sebelah kiri
DS : -DO : Klien berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa tubuh (menggerakan bibir, tangan, dan anggukan kepala )
Klien terpasang kanul trakheostomi sejak di RS purwakarta pada tanggal 24 desember 2004
DS:
Suspek Ca Laring
Tindakan medis (trakheostomi )
Canul trachea merupakan benda asing bagi tubuh
Merangsang sel goblet
Mengeluarkan secret berlebihan
Secret terakumulasi dijalan nafas termasuk dilubang trakheostomi
Ventilasi terganggu
Tindakan trakheostomi
Klien bernafas melalui stoma
Plika vokal suara tidak berkontrasi
Suara tidak keluar
Klien tidak dapat berkomunikasi secara verbal
Suspek Ca Laring
Gangguan oksigenasi : ventilasi
Gangguan komuniksai verbal
Asupan Nutrisi
4
5
Klien mengeluh nafsu makan berkurang
Klien mengatakan makan habis ¼ porsi
Klien tidak suka memakan bubur/ diit yang diberikan
DO : Makanan habis ¼
porsi Klien tampak kurang
nafsu makanan BB sebelum sakit 53
kg BB setelah sakit 49 kg Albumin 3,3 ( n : 3,5-
5)
DS : Klien mengatakan
perban trakheostominya belum diganti
DO : Tampak adanya stoma
trakheostomi Balutan tracheostomi
kotor Terdapat secret yang
kering pada kasa balutan
leukosit : 13.200 /mm3
( N 3,8-10 rb )
Adanya proses pertumbuhan kanker
Menyebabkan penurunan enzim pencernaan, abnormalitas dalam
metabolisme glukosa dan trigliserid
Stimulus sekresi enzim dan hormone gastrin
Merangsang sekresi asam lambung
Stimulus reseptor volume lambung berkepanjangan yang menunjukan
perasaan kenyang
Penurunan nafsu makan
Intake nutrisi kurang
Invasi mikroorganisme kedalam tubuh
Masuk melalui aliran darah secara sistemik
Terjadinya peningkatan leukosit sebagai kompensasi tubuh untuk memfagosit kuman yang masuk
Jika tubuh tidak mampu melawan kuman yangmasuk
Terjadi perluasan infeksi
Diare
kurang dari kebutuhan
Resiko Perluasan Infeksi
Resiko terjadinya
DS : klien mengatakan
BAB sudah 3 kali dengan konsistensi encer
DO:Turgor kulit baik,
bila dicubit kembali
dalam waktu waktu 3
detik.
Natrium 133 meq/l (135-145)
BJ plasma 1,025 (N 1,010-1,025)mg/dl
Mata tidak cekung Selaput mukosa
basah Urin normal
Cairan dan elektrolit dikeluarkan melebihi batas normal
Terjadi dehidrasi
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN DITEMUKAN DIPECAHKAN
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF
1
2
3
4
5
Ganguan oksigenasi : ventilasi b.d
akumulasi secret dijalan nafas
Gangguan komunikasi verbal b.d
plika vokal suara tidak berkontraksi
Asupan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d penurunan nafsu
makan
Resiko gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit b.d diare
Resiko terjadinya perluasan infeksi
s.d invasi mikroorganisme
2-12-2004
2-12-2004
2-12-2004
2-12-2004
2-12-2004
Kel 7
Kel 7
Kel 7
Kel 7
Kel 7
IV IMPLEMENTASI, EVALUASI
NO TANGGAL/JAM NO DP IMPLEMENTASI,EVALUASI PARAF1
2
3
2 Des 2004
2 Des 2004
2 Des 2004
DP 1
DP 2
DP 3
1. mengobservasi pernafasan klien : tanda dan gejala distress pernafasan
2. menganjurkan klien dengan posisi fowler 3. menganjurkan klien dan keluarga untuk
melakukan penghisapan bila klien batuk 4. mengauskultasi bunyi nafas sebelum dan
sesudah penghisapan evaluasi 1. tidak ada tanda dan gejala distress
pernafasan : tidak ada retrasksi muskulo ICS dan penggunaan otot-otot Bantu pernafasan tidak ada PCH, tidak ada sianosis, fekuensi nafas 20 x/menit
2. posisi klien duduk dan terlihat pernafasan klien maksimal
3. klien melakukan penghisapan pada saat batuk secara mandiri atapun oleh keluarga
4. bunyi nafas stridor sebelum di suction , setelah di suction bunyi nafas bersih
1. memebrikan pilihan cara komunikasi yaitu dengan mengunakan kertas dan pensil dan bahas tubuh
2. membantu komunikasi dengan latihan untuk meningkatkan kekuatan, rentang gerak, koordinasi dan kekuatan otot lidah
3. memberikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi
4. memberikan sentuhan yang terapeutik saat berkomunikasi dengan klien
evaluasi 1. klien mau berkomunikasi dengan
menggunakan kertas, pensil dan bahasa tubuh
2. klien tetap berkomunikasi dengan menggunakan bibirnya walaupun tidak mengeluarkan suara
3. klien berusaha untuk menjawab tiap pertanyaan
4. klien tampak lebih nyaman ketika diberikan sentuhan teraputik
1. menganjurkan kien untuk menghindari pandangan dalam makanan, bau-bauan yang tidak menyenangkan didalam
4 2 Des 2004 DP 4
lingkungan selama waktu makan 2. menyarankan klien untuk
mengkonsumsi makanan yang disukai dan mengandung TKTP
3. menganjurkan klien untuk banyak minum 10 gelas perhari
4. membatasi cairan ketika makan 5. menciptakan lingkungan yang rileks
dan tenang selama waktu makan 6. menganjurkan klien untuk makan
sedikit demi sedikit tapi sering 7. menganjurkan klien untuk menjaga
kebersihan mulutevaluasi 1. klien menghindarai pandangan yang
tidak menyenangkan ketika makan: menghindari melihat secret orang lain yang batuk
2. kien mau makan nasi yang asalnya diberi bubur, dengan makan habis ½ porsi
3. klien mengatakan akan banyak minum minimal 2 aqua besar
4. kien menghindari banyak minum ketika makan
5. lingkungan sekitar kjlien tampak bersih dan rapih
6. klien makan sedikit demi sedikit tapi sering
7. klien menggosok gigi tiap kali sesudah makan
1. menginspeksi daerah sekitar stoma terhadap tanda-tanda infeksi
2. menggunakan teknik aseptic dalam perawatan luka
3. menggunakan alat-alat sterile dalam perawatan trakheostomi
4. melakukan perawatan trakheostomi bila kotot
5. mecuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Evaluasi:1. tidak ada tanda-tanda infeksi2. alat-alat yang digunakan steril3. menggunakan prinsip steril dalam
perawatan steril : 2 pinset untuk 1 orang4. Balutan tracheostomi bersih, tidak ada
secret yang mongering yang menempel dikasa.
5
6
7
8
2 Des 2004
3 Des 2004
3 Des 2004
3 Des 2004
DP 5
DP 1
DP 2
DP 4
1. Menginformasikan kepada klien dan keluarga akibat jika suctioning tidak sesuai ketentuan
2. Memberikan informasi baqgaimana suctioning sesuai dengan prosedur
3. Melakukan suctioning dalam waktu 10 detik atau 5-10 detik
4. Memasukan ujung kateter kedalam air steril atau cairan rubrikan sebelum suctioning
5. Melakukan suctioning dengan teknik steril
Evaluasi :1. Klien dan keluarga mengerti bagaimana
akibat jika suctioning tidak sesuai tidak sesuai dengan ketentuan yaitu bisa menyebabkan iritasi mukosa trakea dan tubuh kekurangan oksigen.
2. Klien memahami bagaimana suctioning yang sesuai dengan prosedur
3. Klien dan keluarhga mampu melakukan suctioning yang sesuai prosedur
1. mengobservasi pernafasan klien : tanda dan gejala distress pernafasan
2. mengauskultasi bunyi nafas sebelum dan sesudah penghisapan
Evaluasi :1. Tdak ada tanda gejala distress
pernapasan, frekuensi napas 20 kali/menit
2. Bunyi nafas stidor
1. memebrikan pilihan cara komunikasi yaitu dengan mengunakan kertas dan pensil dan bahas tubuh
2. memberikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi
3. memberikan sentuhan yang terapeutik saat berkomunikasi dengan klien Evaluasi :
1. Klien berkomunokasi dengan menggunakan bahasa tubuh
2. Klien menjawab pertanyaan dengan spontan
3. Klien tidak keberatan disentuh oleh perawat saat berkomunikasi
1. menginspeksi daerah sekitar stoma terhadap tanda-tanda infeksi
2. menggunakan teknik septik aseptic
dalam perawatan luka3. menggunakan alat-alat sterile dalam
perawatan trakheostomi 4. melakukan perawatan trakheostomi bila
kotot 5. mecuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan Evaluasi ;1. tidak ada tanda-tanda infeksi2. alat-alat yang digunakan steril3. menggunakan prinsip steril dalam
perawatan steril : 2 pinset untuk 1 orang4. Balutan tracheostomi bersih, tidak ada
secret yang mongering yang menempel dikasa.
CATATAN PERKEMBANGAN
NO TANGGAL/JAM NO DP CATATAN PERKEMBANGAN PARAF1.
2
3 Des 200407.30
3 Des 200413.30
DP Baru
DP 1
S :- Klien mengatakan belum diseka- Klien mengatan belum mandi karena
dingin dan disekanya nanti saja- Klien mengatakan belum gosok gigi
O :- Tanpak klien kusut dan tidak rapih - Tercium bau- Rambut klien tidak teratur
A :- Kurangnya pemenuhan personal hygiene
s.d kurangnya motivasi P :1. Jelaskan pada klien pentingnya mandi
pagi2. Seka klien dengan menggunakan air
hangat 3. Anjurkan klien untuk menggosok gigi4. Pasilitasi klien untuk merpaikan dirinya
I : 1. Menjelaskan pada klien pentingnya
mandi pagi2. Menyeka klien dengan menggunakan air
hangat 3. Menganjurkan klien untuk menggosok
gigi4. Memfasilitasi klien untuk merpaikan
dirinya E :1. Klien mengerti tentang pentingnya mandi
pagi 2. tampak bersih segar dan nyaman - Tercium wangi 3. klien tampak rapi
S :- Klien mengatakan tidak ada sesak- Batuk berkurang- Klien mengatakan dengan posisi duduk
bernafas lebih maksimalO :- Bunyi nafas stridor- Sekret putuh dan encer- R = 20 x/menit
A :- Masalah teratasi
3
4
5
6
3 Des 200413.40
3 Des 200413.45
3 Des 200413.50
3 Des 200413.55
DP 2
DP 3
Dp 4
DP 5
S :- Klien mengungkapkan lebih enak
komunokasi dengan bahas tubuh kecuali kalau orang lain masih tidak mengerti baru ditulis
O :- Tampak klien berkomunikasi dengan
bahasa tubuh, isyarat kadang dengan tulisan
A :- Masalah teratasi
S :- Klien mengatakan nafsu makannya
meningkat bila makan nasiO :- Makan habis 1\2 porsi
A :- Masalah teratasi
S : -O : - TTV : TD : 100/70 mmHg- N : 84x/menit - R: 20x/menit- S : 36,7 0
- tidak ada anda-tanda infeksi - Balutan trakheostomi bersih dan tidak ada
secret yang menempel A : - Masalah teratasi
S : - klien dan keluarga mengatakan faham
bagaimana teknik suctioning yang sesuai dengan prosedur
O : - klien dan keluarga mendemonstrasikan
suctioning sesuai dengan prosedur- tidak ada iritasi pada mukosa trachea
A : - masalah tratasi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kanker laring merupakan keganasan yang terjadi pada laring. Penyebab kanker laring
belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum
alkohol merupakan kelompok orang-orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker
laring. Penelitian epidemiologi menggambarkan beberapa hala yang diduga menyebabkan
kanker lariny yang kuat yaitu rokok, alkohol dan oleh sinar radioaktif. Terbanyak
didapatkan pada klien berusia 50-60 th.
Penatalaksanaan keganassan dilaring tanpa memperhatikan bidang rehabilitasi
belumlah lengkap. Pengobaytan untuk konisi ini bervariasi sejalan dnegan keluasan
malognansi. Pengobatan pilihan termasuk pembedahan dan terapi radiasi. Yang terpenting
pada penanggulangan pada karsinoma laring adalah diagnosis dini dan pengobatan
/tindakan yang tepat dan kuratif karena tumor masih terisolasi dan dapat diangkat secara
radikal.
Tujuan utama yaitu mengerluarkan bagian laring yang terkena tumor dengan
memperhatikan fungsi respirasi, fungsi fonasi serta fungsi spingter laring.
B. SARAN
a. Penulis sudah mampu mengkaji data –data secara holistik yang didapatkan melalui
wawancara, pemeriksaan fisik, catatan medis dan keperawatan, yang digunakan dilahan
praktek.
b. Penulis sudah mampu membedakan data – data patologis dan data-data normal.
c. Penulis sudah mampu mengelompokan data-data patololgis dan data-data normal.
d. Penulis sudah mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian.
e. Penulis sudah mampu menentukan rencana keperawatan berdasarkan prioritas masalah
dan diagnosa.
f. Penulis sudah mampu mengimplementasikan rencana keperawatan
g. Penulis sudah mampu mengevaluasi Asuhan Keperawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Boies Higler. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddart. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1. Jakarta : EGC.
Pearce, Evelyn C. 1979. anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit edis 4. Jakarta :
EGC.
Soepardi, Efiaty Assyad dkk. Telinga Hidung Tenggorok edisi 3. Jakarta. Balai Penerbit
FKUI.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk siswa Perawat edisi 2. Jakarta : EGC.