asfiksia
DESCRIPTION
bahan mata kuliah respirasiTRANSCRIPT
TEMUAN MULTIPEL
(PALING SERING SEPSIS ATAU ASFIKSIA)
Ingat selalu poin-poin mengenai temuan multipel berikut :
1. Masalah kesehatan tunggal pada bayi dapat ditandai dengan banyak tanda (mis., bayi
dengan aspiksia mungkin mengalami konvulasi, makan dengan buruk, dan kesulitan
bernapas), sementara tanda tunggal menandakan banyak masalah kesehatan (mis., makan
dengan buruk dapat menjadi tanda sepsis, asfiksia, atau ukuran kecil);
2. Walaupun tanda multipel menandakan masalah tunggal, tanda-tanda tersebut sering kali
perlu ditangani, oleh karena itu, mencari panduan lebih lanjut dalam bab yang
berhubungan dengan tiap-tiap tanda yang dimiliki bayi sangat diperlukan. Sebagai
contoh, jika bai dengan asfiksia atau sepsis mengalami kesulitan bernapas dan konvulasi,
pastikan bahwa penatalaksanaannya meliputi penanganan untuk kedua masalah tersebut.
Masalah yang biasanya menimbulkan tanda multipel mencakup asfiksia, sepsis, dan
ukuran kecil(kurang dari 2,5 kg pada saat lahir sebelum usia gestasi 37 minggu). Sifilis
kongenital, jenis sepsis yang khusus, juga dapat menimbulkan temuan multipel, yang
diuraikan dibawah ini. Ingatlah :
1. Terdapat tumpang tindih yang bermakna antara tanda-tanda asfiksia dan sepsis penting
dilakukan agar penatalaksanaan tepat;
2. Bayi yang kecil dapat menunjukkan tanda multipel, beberapa diantaranya tumpang tindih
dengan tanda-tanda asfiksia dan sepsis.
3. Sifilis kongenital lebih jarang terjadi dibandingkan tiga masalah lainnya, bahkan
didaerah yang prevalensi infeksi menular seksual tingginya.
Masalah
1. Lebih dari satu temuan diidentifikasi selama pengkajian, lebih meningkatkan
kemungkinan bayi tersebut mengalami masalah yang terkait dengan ukuran kecil atau
mengalami sepsis, asfiksia, atau sifilis kongenital.
2. Temuan tunggal diidentifikasikan selama pengkajian, tetapi kemudian bayi menunjukkan
tanda-tanda tambahan penyakit kemudian.
Temuan
1. Tinjau temuan dari riwayat umum dan pemeriksaan umum, periksa terutama adanya
riwayat :
a. Persalinan atau kelahiran dengan komplikasi atau sulit ( misalnya gawat janin );
b. Persalinan lama ;
c. Bayi gagal bernafas secara spontan pada saat lahir ;
d. Resusitasi bayi pada saat lahir ;
e. Infeksi uterus ibu atau demam setiap saat dari awitan persalinan sampai tiga hari
setelah kelahiran ;
f. Pecah ketuban ibu selama lebih dari 18 jam sebelum kelahiran ;
g. Bayi kecil (kurang dari 2,5 kg pada saat lahir atau lahir sebelum usia gestasi 37
minggu) ;
h. Uji serologis sifilis positif selama kehamilan atau setelah kelahiran ;
i. Sifilis (pada ibu atau pasangan) selama kehamilan. Jika ibu atau pasanngannya
menderita sifilis selama kehamilan, tanyakan apakah sifilis tidak diobati, diobati
dengan tidak adekuat, atau apakah status pengobatan tidak diketahui.
2. Ukur glukosa darah jika glukosa darah kurang dari 45mg/dl (2,6 mmol/l), atasi glukosa
darah yang rendah.
3. Kategorikan temuan
Mengategorikan Temuan
1. Perhatikan temuan bayi dalam tabel dibawah, yang mencamtumkan daftar temuan yang
umum pada asfiksia dan sepsis ( tabel 1-9, hal. 50) dan karakteristik temuan pada bayi
yang kecil atau menderita sifilis kongenital
Tabel 1-9 temuan yang umum pada sepsis dan asfiksia
Temuan kategori A Temuan kategori B
1. Kesulitan bernafas (misal, frekuensi
pernafasan lebih dari 60 atau kurang
dari 30 kali permenit,grunting pada
saat ekspirasi, tarikan dinding dada ke
dalam, atau sianosis sentral (lidah dan
1. Latargi atau terkulai
2. Mengantuk atau penurunan aktivitas
3. Muntah (terutama sepsis)
4. Distensi abdomen
5. Makan dengan buruk atau tidak
bibir biru)
2. Bayi gagal bernafas secara spontan
pada saat lahir, biasanya
membutuhkan resusitasi (terutama
asifiksia)
3. Apnea
4. Konvulsi
5. Tidak sadar
6. Suhu tubuh tidak normal sejak lahir
dan tidak berespon terhadap terapi,
suhu tubuh tidak stabil setelah tiga
kali pengukuran suhu tubuh normal
atau lebih, atau suhu tubuh lebih dari
390C yang tidak disebabkan oleh
panas yang berlebihan (terutama
sepsis)
7. Kondisi yang memburuk dengan
cepat dan dramatis (terutama sepsis)
8. Tanda-tanda bermula setelah hari ke 4
kehidupan (terutama sepsis)
9. Riwayat infeksi uterus ibu atau
demam setiap saat dari awitan
persalinan sampai tiga hari setelah
kelahiran, atau pecah ketuban selama
lebih dari 18 jam sebelum kelahiran
(terutama sepsis)
makan setelah makan dengan baik
(terutama sepsis)
6. Tanda-tanda bermula pada saat lahir
atau pada hari ke 1 kehidupan
( terutama asfiksia)
7. Persalinan lama (terutama sepsis)
8. Kelahiran tidak bersih (terutama
sepsis)
9. Persalinan atau kelahiran dengan
komplikasi atau sulit (gawat janin;
terutama asfiksia)
( Tabel 1-10, hal,51 ). Jika temuan pada bayi adalah temuan umum pada asfiksia dan sepsis,
tentukan temuan pada bayi yang termasuk kategori A atau kategori B, dan gunakan informasi
ini untuk memilih penatalaksanaan yang tepat.
Memilih Penatalaksanaan Yang Tepat
Ingat poin-poin berikut saat memilih penatalaksanaan yang tepat untuk bayi, dan terutama
saat membedakan sepsis dan asfiksia ;
1. Sepsis dapat terjadi kapan saja dari kelahiran sampai akhir periode bayi baru lahir:
Tabel 1-10 karakteristik temuan pada bayi yang kecil atau menderita sifilis
kongenital
Temuan Karakteristik
1. Kurang dari 2,5 kg pada saat lahir
atau lahir sebelum usia gestasi 37
minggu
2. Suhu tubuh kurang dari 36,5 0C
3. Apnea
4. Sindrom distres pernafasan (kesulitan
bernafas sedang sampai berat yang
dimulai pada saat lahir. Kondisi bayi
memburuk selama dua hari pertama
kehidupan, idak berubah selama satu
sampai dua hari kemudian, dan mulai
membaik selama empat sampai tujuh
hari berikutnya.)
5. Kesulitan pemberian makan
6. Terkulai
Bayi kecil
1. Edema umum (pembengkakan
tubuh)
2. Distensi abdomen (akibat
pembesaran hati dan/atau limpa
atau akibat cairan dalam
abdomen)
3. Ruam kulit yang melepuh pada
telapak tangan dan telapak kaki
4. Rabas hidung sangat banyak
( hidung tersumbat)
Sifilis kongenital
2. Curigai sepsis pada bayi dengan temuan multipel, terutama jika sepsis tidak dapat
disingkirkan atau diagnosis lainnya tidak pasti.
3. Jika sepsis terjadi dalam 3 hari pertama kehidupan, keadaan, ini biasanya berhubungan
dengan pecah ketuban ibu selama lebih dari 18 jam sebelum kelahiran atau adannya
infeksi uterus atau demam setiap saat dari awitan persalinan sampai tiga hari setelah
kelahiran. Jika riwayat ini ada selain tanda-tanda klinis, curigai adanya sepsis
4. Jika bayi tidak sakit sampai hari ke empat atau hari berikutnya, ada atau tidak adanya
temuan riwayat ibu tidak lagi membantu membedakan sepsis dari masalah lain. Akan
tetapi, jika informasi yang reliabel mengenai kehamilan, kelahiran dan periode pascanatal
tidak ada dan usia bayi lebih dari tiga hari, curigai adanya sepsis.
5. Asfiksia dihubungkan dengan riwayat persalinan atau kelahiran sulit atau lama (misal
gawat janin) dan/atau bayi gagal bernafas secara spontan pada saat lahir, yang biasanya
membutuhkan resusitasi. Jika peristiwa ini terjadi, curigai terjadinya asfiksia.
6. Jika bayi kecil
7. Jika bayi mempunyai karakteristik temuan sifilis dan ibu atau pasangannya mempunyai
riwayat sifilis selama kehamilan atau ibu memiliki uji serologis sifilis positif selama
kehamilan, curigai adanya sifilis kongenital.
JIKA DICURIGAI ADANYA SEPSIS
Tinjau dua bulatan utama dibawah, dan pilih salah satu yang lebih tepat berdasarkan temuan
pada bayi. Untuk ringkasan alur pengambilan keputusan guna membedakan sepsis dari
asfiksia.
1. Jika usia bayi tiga hari atau kurang dari riwayat ibu menunjukkan adanya sepsis, atasi
sepsis dan atasi tanda-tanda spesifik (misal, kesulitan bernafas)
2. Jika usia bayi tiga hari atau kura ng dan riwayat ibu TIDAK menunjukkan adanya sepsis
ATAU jika usia bayi lebih dari tiga hari saat pertama kali tanda-tanda penyakit terlihat
( tanpa memperhatikan riwayat ibu)
a. Jika bayi memiliki dua atau lebih temuan kategori A ATAU tiga atau lebih temuan
kategori B, atasi sepsis, dan atasi tanda-tanda spesifik (misal, kesulitan bernafas)
b. Jika bayi memiliki satu temuan kategori A dan satu temuan kategori B, atasi tanda-
tanda spesifik (misal, kesulitan bernafas) tetapi jangan memulai terapi untuk sepsis.
Amati bayi untuk mengetahui adanya tanda-tanda tambahan sepsis, dengan mengkaji
ulang bayi setiap dua jam selama 12 jam :
Jika tanda-tanda tambahan sepsis ditemukan setiap saat selama periode
pengamatan, atasi sepsis.
Jika tidak ada tanda-tanda tambahan sespsis ditemukan selama periode
pengamatan, tetapi tanda-tanda awal tidak membaik, lanjutkan pengamatan
selama 12 jam lagi.
Jika tanda-tanda awal sepsis membaik selama periode pengamatan, kaji ulang
bayi setiap empat jam selama 24 jam berikutnya. Jika perbaikan berlanjut, bayi
makan dengan baik, dan tidak terdapat masalah lain yang membutuhkan
hospitalisasi, pulangkan bayi.
JIKA DICURIGAI ADA ASFIKSIA
Tinjau dan bulatan utama dan dibawah dan pilih salah satu yang lebih tepat berdasarkan
temuan pada bayi. Untuk ringkasan alur pengambilan keputusan guna membedakan sepsis
dari asfiksia.
1. Jika usia bayi tiga hari tau kurang dan riwayat ibu menunjukkan adanya sepsis atasi
asfiksia dan sepsis pada bayi, dan atasi tanda-tanda spesifik (misal, kesulitan bernafas)
2. Jika usia bayi tiga hari atau kurang dan riwayat ibu TIDAK menunjukkan adanya sepsis
ATAU jika usia bayi lebih dari tiga hari saat pertama kali tanda-tanda penyakit terlihat
(tanpa memperhatikan riwayat ibu), atasi asfiksia, dan atasi tanda-tanda spesifik (misal,
kesulitan bernafas).
JIKA BAYI KECIL
1. Jika bayi kecil dan memiliki karakteristik dan temuan sepsis atau asfiksia
TABEL 1-11 Ringkasan alur pengambilan keputusan untuk membedakan sepsis dari asfiksia
Usia bayi dan riwayat ibu
2. Atasi sepsis dan/atau asfiksia sesuai kebutuhan, atasi tanda-tanda spesifik (misal, kesulitan
bernafas), dan berikan perawatan umum untuk bayi kecil
3. Jika temuan pada bayi meliputi apnea kadang-kadang, terkulai, kesulitan, pemberian
makan, dan/atau kesulitan bernafas yang konsisten dengan pola sindrom distres pernafasan
(respiratory distres syndrome, RDS), tanpa riwayat ibu yang menunjukkan sepsis
4. Jika bayi tidak memiliki karakteristik temuan sepsis atau asfiksia :
Berikan perawatan umum untuk bayi kecil
Perhatikan bahwa bayi kecil sering kali menunjukkan temuan baru selam hari dan
minggu pertama kehidupan.
JIKA DICURIGAI ADA SIFILIS KONGENITAL
1. Jika bayi memiliki krakteristik temuan sifilis ATAU ibu atau pasangannya memiliki
riwayat sifilis selama ibu hamil, lakukan uji serologis sifilis pada ibu dan bayi :
Jika uji serologis sifilis ibu atau bayi positif, atasi sifilis kongenital
Jika uji serologis sifilis tidak mungkin dilakukan, ibu tidak diobati minimal 30
hari sebelum melahirkan atau diobati dengan tidak adekuat, atau jika status
pengobatan ibu tidak diketahui, atasi sifilis kongenital
2. Jika uji serologis sifilis ibu positif selama kehamilan, tentukan apakah ibu diobati :
Jika ibu diobati dengan adekuat dan pengobatan dimulai minimal 30 hari sebelum
kelahiran, tidak ada pengobatan yang diperlukan;
Jika ibu tidak diobati minimal 30 hari sebelum melahirkan atau diobati dengan
tidak adekuat, atau jika status pengobatan ibu tidak diketahui, atasi sifilis
kongenital.
PENATALAKSANAAN
SEPSIS
1. Pasang slang IV, dan berikan hanya cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan usia
bayi selama 12 jam pertama.
2. Ambil sampel darah, dan kirim kelaboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas,
jika ungkin, dan untuk mengukur hemoglobin.
3. Jika hemoglobin kurang dari 10g/dl (hematokrit kurang dari 30%), berikan transfusi darah.
4. Jika bayi mengalami konvulasi, opistotonus, atau penonjolan pada pontanel anterior,
curigai adanya meningitis :
a. Atasi konvulasi, jika ada
b. Lakukan fungsi lumbal
c. Kirim sampel cairan cerebrospinal (CSS) ke laboatorium unyuk memeriksa hitung sel,
pewarnaan gram, kultur, dan sensitivitas
d. Mulai terapi meningitis saat menunggu konfirmasi dari laboratorium
5. Kaji kondisi baayi setiap enam jam untuk mengetahui adanya tanda-tanda perbaikan :
a. Jika kondisi bayi membaik setelah tiga hari terapi dengan antibiotik.
b. Jika kondisi bayi tidak membaik setelah tiga hari terapi dengan antibiotik.
6. Setelah 12 jam terapi dengan antibiotik atau saat kondisi bayi mulai membaik, izinkan
bayi mulai menyusu. Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan ASI dengan
menggunakan metode pemberian makan alternatif.
7. Ukur hemoglobin dua kali seminggu selama hospitalisasi dan sekali lagi pada saat pulang.
Jika hemogloin kurang dari 10g/dl (hematokrit kurang dari 30%), berikan tranfusi darah.
8. Amati bayi selama 24 jam setelah penhentian antibiotik.
MENINGITIS
1. Lakukan fungsi lumbal.
2. Berikan ampisilin (untuk meningitis) dan gentasimin IV sesuai dengan usia dan berat
badan bayi. Perhatikan dosis ampisilin yang diberikan untuk sepsis.
3. Konfirmasi diagnosis meningitis.
4. Setelah 12 jam terapi dengan anibiotik atau saat kondisi bayi mulai membaik, izinkan bayi
mulai menyusu.
5. Jika kondisi bayi tidak membaik setelah 48 jam terapi dengan antibiotik, lanjutkan
antibiotik selama 14 hari atau selama tujuh hari setelah tanda-tanda perbaikan pertama kali
terlihat, beberapapun lamanya.
6. Jika kondisi tidak membaik setelah 48 jam terapi dengan antibiotik, dan atasi selama 14
hari atau selama tujuh hari setelah tanda-tanda perbaikan pertama kali terlihat,
beberapapun lamanya.
7. Jika kondisi bayi tidak membaik setelah 48 jam terapi dengan antibiotik, ulangi pungsi
lumbal.
8. Ukur hemoglobin setiap tiga hari selama hospitalisasi dan sekali lagi pada saat pulang.
Jika hemoglobin kurang maka berikan transfusi darah.
9. Amati bayi selama 24 jam setelah penhentian antibiotik.
ASFIKSIA
1. Jika terjadi konvulasi, atasi dengan segera untuk mencegah perburukan kondisi bayi.
2. Atasi kesulitan bernapas, jika ada.
3. Klasifikasi keparahan asfiksia :
a. Pada kasus asfiksia ringan, bayi dapat terkejut atau sangat waspada, dengan
peningkatan tonus otot, makan dengan buruk , dan frekuensi pernapasan normal atau
cepat. Temuan ini biasanya berlangsung selama 24-48 jam sebelum sembuh secara
spontan.
b. Pada kasus asfiksia sedang, bayi dapat latergi dan mengalami kesulitan pemberian
makan. Bayi dapat mengalami episode apnea kadang-kadang atau konvulasi selama
beberapa hari. Masalah ini biasanya sembuh dalam satu minggu, tetapi masalah
perkembangan saraf jangka panjang mungkin ada.
c. Pada kasus asfiksia berat, bayi dapat terkulai atau tidak sadar dan tidak makan.
Konvulasi dapat terjadi selama beberapa hari, dan episode apnea yang berat dan sering
umumnya terjadi. Bayi dapat membaik selama beberapa minggu atau tidak membaik
sama sekali, jika bayi ini bertahan hidup, mereka biasanya menderita kerusakan otak
pemanen.
4. Jika asfiksia ringan :
a. Jika bayi tidak mendapat oksigen, izinkan bayi mulai menyusu.
b. Jika bayi mendapat oksigen atau sebaliknya tidak dapat menyusu, berikan perasan ASI
dengan menggunakan metode pemberian makan alternatif.
5. Jika asfiksia sedang atau berat :
a. Pasang slang IV dan berikan hanya cairan IV selama 12 jam pertama :
- Batasi volume cairan sampai 60ml/kg berat badan selama hari pertama, dan pantau
haluaran urine,
- Jika bayi berkemih kurang dari 6 kali per hari atau tidak menghasilkan urine.
b. Kerika konvulasi terkendali dan bayi menunjukkan tanda-tanda peningkatan respons,
izinkan bayi mulai menyusu. Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan ASI
dengan menggunakan metode pemberian makanan alternatif.
c. Berikan perawatan berkelanjutan.
PERAWATAN BERKELANJUTAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
1. Kaji setiap dua jam :
a. Jika suhu bayi kurang dari 36, 5 derajat celsius atau lebih dari 37,5 derajat celsisus,
atasi suhu tubuh yang tidak normal.
b. Atasi konvulasi atau kesulitan bernapas jika diperlukan.
2. Dorong ibu untuk memeluk dan mendorong bayi.
3. Jika bayi tidak sadar, latergi, atau terkulai, pegang dan pindahkan bayi dengan lembut
untuk mencegah cidera saat tonus otot bayi rendah. Sangga seluruh tubuh bayi, terutama
kepala.
4. Jika kondisi bayi tidak membaik setelah tiga hari, kaji kembali untuk mengetahui adanya
tanda-tanda sepsis.
5. Jika kondisi bayi tidak membaik setelah satu minggu (bayi terus latergi, tidak menyusu
atau makan dengan buruk, ataumasih mengalami konvulasi) tetapi bayi tidak lagi
mendapatkan terapi dirumah sakit atau terapi dapat dilanjutkan dirumah, diskusikan
dengan ibu kemungkinan merawat bayinya dirumah.
6. Jika bayi tidak mengalami konvulasi selama tiga hari setelah penhentian fenobarbital, ibu
mampu memberi makan bayi, dan tidak terdapat maslah lain yang membutuhkan
hospitalisasi, pulangkan bayi.
a. Diskusikan dengan ibu prognosi bayi dan bagaimana menangani masalah yang
mungkin dialami bayi rumah.
b. Tindak lanjuti dalam satu minggu, atau lebih awal jika ibu melihat adanya masalah
serius (mis. Kesulitan pemberian makan, konvulasi).
c. Bantu ibu menemukan metode terbaik untuk memberikan makan bayi jika bayi tidak
menyusu dengan baik. jika bai makan dengan lambat, minta ibu menberi makan lebih
sering.
WHO. 2007. Buku saku manajemen masalah bayi baru lahir: panduan untuk dokter,
perawatn& bidan. Jakarta: EGC