aset tidak berwujud

2
Aset Tidak Berwujud (IAS 38) Posted by Bhisma Syaputra → on July 2, 2012 in Akuntansi , Artikel | 0 Comment IAS 38 menguraikan perlakuan akuntansi untuk aset tidak berwujud (intangible assets) yang tidak berhubungan dengan standar lain secara khusus. IAS 38 mengharuskan suatu entitas untuk mengakui aset tidak berwujud bilamana kriteria tertentu dipenuhi. Standar juga menggarisbawahi cara-cara untuk mengukur jumlah yang tercatat (carrying amount) dari aset tidak berwujud, dan mengharuskan pengungkapan yang terkait dengan aset tidak berwujud. Standar diterapkan kepada semua aset tidak berwujud selain dari Aset keuangan (financial assets) seperti yang didefinisikan didalam IAS 32 mengenai Instrumen Keuangan: Penyajian; Hak Mineral dan Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang terjadi dengan perusahaan pertambangan dan minyak bumi dan gas (lihat IFRS 6); dan Aset tidak berwujud yang dicakup oleh standar lain seperti aset yang dimiliki untuk dijual di dalam rangkaian bisnis biasa (IAS 2 dan IAS 11) tidak berwujud tidak lancar, yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual (IFRS 5), aset pajak yang ditangguhkan IAS 12), sewa guna usaha (IAS 17), aset yang timbul dari imbalan karyawan (IAS 19), goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis (dicakup oleh IFRS 3); dan biaya akuisisi yang ditangguhkan dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual pihak yang mengasuransikan menurut kontrak asuransi di dalam ruang lingkup dari IFRS 4. Ada tiga atribut yang sangat penting dari suatu aset tidak berwujud adalah Dapat diidentifikasi Pengendalian Manfaat ekonomis masa depan Dapat diidentifikasi

Upload: okta

Post on 17-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Aset Tidak Berwujud

Aset Tidak Berwujud (IAS 38)Posted by Bhisma Syaputra → on July 2, 2012 in Akuntansi, Artikel | 0 Comment

IAS 38 menguraikan perlakuan akuntansi untuk aset tidak berwujud (intangible assets) yang tidak berhubungan dengan standar lain secara khusus. IAS 38 mengharuskan suatu entitas untuk mengakui aset tidak berwujud bilamana kriteria tertentu dipenuhi. Standar juga menggarisbawahi cara-cara untuk mengukur jumlah yang tercatat (carrying amount) dari aset tidak berwujud, dan mengharuskan pengungkapan yang terkait dengan aset tidak berwujud.

Standar diterapkan kepada semua aset tidak berwujud selain dari

Aset keuangan (financial assets) seperti yang didefinisikan didalam IAS 32 mengenai Instrumen Keuangan: Penyajian;

Hak Mineral dan Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang terjadi dengan perusahaan pertambangan dan minyak bumi dan gas (lihat IFRS 6); dan

Aset tidak berwujud yang dicakup oleh standar lain seperti aset yang dimiliki untuk dijual di dalam rangkaian bisnis biasa (IAS 2 dan IAS 11) tidak berwujud tidak lancar, yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual (IFRS 5), aset pajak yang ditangguhkan IAS 12), sewa guna usaha (IAS 17), aset yang timbul dari imbalan karyawan (IAS 19), goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis (dicakup oleh IFRS 3); dan biaya akuisisi yang ditangguhkan dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual pihak yang mengasuransikan menurut kontrak asuransi di dalam ruang lingkup dari IFRS 4.

Ada tiga atribut yang sangat penting dari suatu aset tidak berwujud adalah

Dapat diidentifikasi Pengendalian Manfaat ekonomis masa depan

Dapat diidentifikasi

Suatu aset tidak berwujud dapat diidentifikasi bilamana

Dapat dipisahkan (dapat dipisahkan dan dijual, ditransfer, dilisensikan, disewakan, atau dipertukarkan, atau secara individual atau sebagai bagian dari suatu paket), atau

Timbul dari hak kontraktual atau hak legal lainnya, tanpa memandang apakah hak tersebut dapat ditransfer atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan liabilitas lainnya .

Pengendalian        

Suatu entitas mengendalikan suatu aset bilamana daya untuk memperoleh manfaat ekonomis di masa depan mengalir dari sumber daya yang mendasari dan membatasi akses lainnya kepada manfaat tersebut. Biasanya, kapasitas kendali akan mucul dari hak yang dapat dipaksakan secara legal, seperti copyrights, pembatasan dari perjanjian dagang (hanya didalam yurisdiksi dimana dapat diizinkan untuk menandatangani perjanjian tersebut). Namun, suatu hak yang dapat dipaksakan secara legal bukanlah suatu kondisi keharusan

Page 2: Aset Tidak Berwujud

untuk pengendalian karena suatu entitas dapat mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dalam cara yang lain.

Manfaat ekonomis masa datang.

Manfaat ekonomis di masa datang yang mengalir ke entitas dari suatu aset tidak berwujud meliputi:

Pendapatan dari penjualan barang atau jasa; Penghematan biaya; atau Manfaat lainnya yang diakibatkan dari penggunaan aset oleh entitas.

Disarikan dari buku: Memahami IFRS, Penulis: Nandakumar Ankarath, Dr. T.P. Ghosh, dkk.