asam amino dan proteinku

38
ABSTRAK Penelitian dialakukan bertujuan untuk mengetahui sifat- sifat reaksi asam amino serta identifikasi asam amino dan protein agar dapat diketahui asam amino dan protein secara kualitatif dan kuantitatif. Pada uji kelarutan asam amino menunjukkan bahwa asam amino cenderung bersifat polar. Uji ninhidrin menunjukkan hasil negatif untuk semua asam amino. Uji xanthoprotein tirosin dan triptofan menujukkan hasil positif. Pada kurva titrasi asam amino menunjukkan pI glisin percobaan sebesar 6,574 dan pI asam glutamat sebesar 6, 5185. Pada protein, uji biuret menujukkan gelatin, kasein dan albumin menunjukkan hasil positif dengan larutan ungu. Pada uji denaturasi, hanya gelatin yang tidak terdenaturasi oleh pH ekstrim dan panas. Pengendapan dengan logam berat, semua protein uji mengendap dengan penambahan logam berat. Pada pengendapan dengan asam hanya albumin yang mengendap terhapa semua asam yang digunakan. Hasil uji biuret dengan alat spektrofotometri menunjukkan bahawa absorbansi dari kasein sebesar 0,103, pepton 0,048 serta gelatin 0,269. Hasil isolasi kasein dari susu didapatkan berat kasein 10,5 g dengan rendemen 10,17 % Kata kunci : asam amino, protein, sifat-sifat, kualtitatif, kunatitatif ABSTRACT The aim of this research was to learn reaction characteristicof amino acid including identification amino acid and protein in order to learn this aim by qualitative and quantitative. Solubility of amino acid tending to polar. The result of ninhidrin reaction is negative for all amino acid. The result of tyrosin and tryptofan are positive for xanthoprotein. Curve tritation of amino acid show that pI glisin experiment is 6,574 and pI glumatic acid is 6,5185. Biuret experiment show that gellatin, casein and albumin is positive with purplecolor. Denaturation experiment that only gellatin dont effect by pH and heat. Precipitation with heavy metal , all protein experiment precipitate with an addition of heavy metal. Precipitation with acid, only albumin precipitate with all acid experiment. The result absorbance from casein is 0,103, pepton is 0,048 and gellatin is 0,269. The resultof casein isolation from milk that mass of casein is 10,5 g with rendemen 10,17 %. Keyword : amino acid, protein, characteristic, qualitative, quantitative

Upload: ainimomoai

Post on 26-Dec-2015

82 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Asam Amino Dan Proteinku

ABSTRAK

Penelitian dialakukan bertujuan untuk mengetahui sifat- sifat reaksi asam amino serta

identifikasi asam amino dan protein agar dapat diketahui asam amino dan protein secara

kualitatif dan kuantitatif. Pada uji kelarutan asam amino menunjukkan bahwa asam amino

cenderung bersifat polar. Uji ninhidrin menunjukkan hasil negatif untuk semua asam amino.

Uji xanthoprotein tirosin dan triptofan menujukkan hasil positif. Pada kurva titrasi asam

amino menunjukkan pI glisin percobaan sebesar 6,574 dan pI asam glutamat sebesar 6, 5185.

Pada protein, uji biuret menujukkan gelatin, kasein dan albumin menunjukkan hasil positif

dengan larutan ungu. Pada uji denaturasi, hanya gelatin yang tidak terdenaturasi oleh pH

ekstrim dan panas. Pengendapan dengan logam berat, semua protein uji mengendap dengan

penambahan logam berat. Pada pengendapan dengan asam hanya albumin yang mengendap

terhapa semua asam yang digunakan. Hasil uji biuret dengan alat spektrofotometri

menunjukkan bahawa absorbansi dari kasein sebesar 0,103, pepton 0,048 serta gelatin 0,269.

Hasil isolasi kasein dari susu didapatkan berat kasein 10,5 g dengan rendemen 10,17 %

Kata kunci : asam amino, protein, sifat-sifat, kualtitatif, kunatitatif

ABSTRACT

The aim of this research was to learn reaction characteristicof amino acid including

identification amino acid and protein in order to learn this aim by qualitative and quantitative.

Solubility of amino acid tending to polar. The result of ninhidrin reaction is negative for all

amino acid. The result of tyrosin and tryptofan are positive for xanthoprotein. Curve tritation

of amino acid show that pI glisin experiment is 6,574 and pI glumatic acid is 6,5185. Biuret

experiment show that gellatin, casein and albumin is positive with purplecolor. Denaturation

experiment that only gellatin dont effect by pH and heat. Precipitation with heavy metal , all

protein experiment precipitate with an addition of heavy metal. Precipitation with acid, only

albumin precipitate with all acid experiment. The result absorbance from casein is 0,103,

pepton is 0,048 and gellatin is 0,269. The resultof casein isolation from milk that mass of

casein is 10,5 g with rendemen 10,17 %.

Keyword : amino acid, protein, characteristic, qualitative, quantitative

Page 2: Asam Amino Dan Proteinku

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari sifat-sifat reaksi asam amino, melakukan

identifikasi asam amino dan protein serta mentukan senyawa- senyawa asam amino secara

kualitatif dan kuantitatif

1.2 TINJAUAN PUSTAKA

Asam amino adalah senyawa bagian dari protein yang mempunyai sifat- sifat yang khas

dan spesifik( wirahadikusumah, 1989). Sebagian besar asam amino merupakan dalam suatu

organisme hidup adalah asam α- amino. Asam α- amino yaitu fungsi amino yang ada pada

atom karbon yang selanjutnya menjadi gugus fungsional asam karboksilat. Struktur dasar dari

suatu asam amino adalah sama, maka yang membedakan antara satu asam amino dengan

asam amino yang lain terletak pada gugus R yang ada pada asam amino tersebut. Dengan

adanya hal itu maka asam amino dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok ( dalam bentuk

ionnya pada pH 7) yaitu asam amino gugus cabang hidrofobik, gugus rantai cabang polar tak

bermuatan, gugus rantai cabang bermuatan negatif pada pH 7, gugus rantai cabang bermuatan

positif pada pH 7.Asam amino tidak hanya berperan sebagai pembangun protein namun juga

dapat menjadi prekusor dari banyak senyawa kimia yang mengandung nitrogen,contohnya

adalah glisin diperlukan untuk biosintesis gugus heme dari hemoglobin. Tidak semua asam

amino dapat dihasilkan secara individu dari suatu sumber nitrogen sederhana dan karbon.

Oleh karena itu diperlukan asam amino tertentu untuk mencukupi kekurangan tersebut yang

dapat diperoleh dari luar sistem. Asam amino kecuali glisin mempunyai dua bentuk dimana

kedua bentuk tersebut merupakan enansiomer. Asam amino mempunyai konfigurasi absolut

yang dapat dijabarkan dengan molekul D-gliseraldehida. Namun sejauh ini hanya asam-asam

L-amino yang dapat di amati pada protein. Akan tetapi asam D-amino menjadi penting jika

berhubungan dengan materi dengan bentuk lebih redah,seperti pada dinding sel bakteri (page,

1989).

Protein merupakan komponen utama dari sel hidup. Protein mempunyai fungsi sebagai

unsur pembentuk struktur sel, sebagai protein aktif serta sebagai enzim. Molekul protein

mempunyai ciri-ciri berat molekulnya besar, umumnya terdiri dari 20 macam amino,

mempunyai ikatan kimia lain( ikatan hidrogen, ikatan van deer waals, antaraksi

elektrostatik,serta ikatan disulfida), struktur protein terkadang tidak stabil terhadap beberapa

kondisi serta reaktif dan spesifik. Protein pada suatu keadaan dikenal sebagai molekul makro

pemberi keterangan karena pada protein tersusun atas urutan asam amino tertentu sehingga

memberikan keterangan genetik yang terkandung pada protein tersebut. Jenis protein

mempunyai ciri-ciri bahwa susunan kimia yang dimliki khas, bobot molekular ynag khas serta

urutan asam amino yang khas juga. Dua jenis protein berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh,

apabila protein tersebut dihidrolisismenjadi monomernya, yaitu protein sederhana ( hanya

asam amino) dan protein berkonjugasi ( asam amino + gugus-gugus prostetik nonprotein).

Pada suatu keadaan juga, protein dapat digolongkan berdasarkan kelarutannya. Kedua

kelompok tersebut adalah protein berserat serta protein berbentuk bola. Protein berserat ialah

protein yang tidak larut dalam larutan garam yang berada dalam air. Konformasi dari protein

ini pada umumnya serat (α) panjang, contohnya kolagen( ligamen) dan α-keratin (rambut)

atau lembaran (elastin). Protein bola, protein ini berbentuk bola yang larut dalam larutan

Page 3: Asam Amino Dan Proteinku

garam. Hampir semua enzim, hormon protein, anti bidy dan protein transpor merupakan

protein bola. Jika protein tidak berbentuk serat ataupun bola, maka protein tersebut termasuk

miosin (serat otot) dan fibrinogen ( pembeku darah) (wirahadikusumah, 1989).

Protein dalam sampel dapat dilakukan suatu teknik ekstraksi. Namun ekstraksi protein

harus memperhatikan cara dan sifat hasil reaksi. Hal ini dikarenakan protein mudah

mengalami denaturasi. Sehingga perlu diperhatikan pemilihan metode untuk memperbaiki

kualitas isolat yang dihasilkan ( Aulani’am,2005). Protein dapat diuji dengan beberapa

metode. Salah satu metode yang dilakukan adalah metode biuret. Metode biuret digunakan

untuk mrngidentifikasi adanya ikatan peptida didalam protein. Ikatan peptida yang berjumlah

lebih dari dua akan bereaksi dengan tembaga sulfat yang akan memberikan kompleks

berwarna ungu/violet ( white, 1964). Metode lain yang dapat digunakan untuk uji protein

dapat menggunakan reaksi sakaguchi. Reaksi ini digunakan untuk identifikasi adanya

guadinin. Pada arginin atau protein yang mengandung arginin akan menghasilkan hasil positif

jika berwarna merah. Metode lain dapat menggunakan elektroforesis kertas. Metode ini

menggunakan sampel yang berupa campuran yang diteteskan pada kertas elektroforesis.

Kertas eektroforesis dibasahi terlebih dahulu dengan larutan buufer dengn pH tertentu. Kertas

elektroforesis dimasukkan kedalam bejana yang nantinya akan dialiri listrik pada temperatur

rendah. Dari harga pKa yang berbeda- beda pada tiap asam amino dan protein pada pH

tertentu maka dapat diketahui arah dan kecepatan laju sehingga dapat dianalisis ( Poedjiadi,

2012).

Prinsip kerja alat spektronik 20 adalah sumber cahaya berupa lampu tungsten akan

memancarkan sinar polikromatik. Setelah melewati filter panjang gelombang, hanya sinar

yang mono kromatik dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi oleh

foto detektor ( skoog, et al., 2014)

Gambar 2.2 spektronik 20

1.3 TINJAUAN BAHAN

Page 4: Asam Amino Dan Proteinku

1.3.1 asam klorida

asam klorida merupakan senyawa polar dengan titik lebur -85 dan titik didih 115

, tidak berwarna, berbau,merangsang dan merupakan asamkuat, sehingga digunakan

sebagai pelarut ( smith, 2005)

1.3.2 Natrium hidroksida

Natrium hidroksida berbentuk padatn atau bubuk berwarna putih dengan densitas 2,13

g/ml. Titik lebur 318 dan titik leleh 1390 . Larut dalam air, alkohol dan gliserol.

Bersifat basa sehingga mampu menetralkn asam. Bersifat korosif sehingga

menyebabakan iritasi jika melakukan kontak (smith, 2005)

1.3.3 Etanol

Etanol mempunyai rumus kimia C2H5OH. Etanol berbentuk cairan tidak berwarna

mempunyai bau seperti alkohol. Etanol mempunyai titik didih 78,5 dan titik leleh -

114,1 . Etanol larut dalam air dingin,air pAnas,metanol,dietil eter serta aseton

(smith,2005).

1.3.4 Kloroform

Kloroform deng rumus molekul CH3Cl memiliki titik lebur 61,2 dengan densitas

1,484 g/ml. Kloroform larut dalam alkohol, eter, benzena, dan carbon tetraklorida.

Sedikit larut dalam air ( smith, 2005).

1.3.5 Fenol

Fenol mempunyai rumus molekul C6H5OH. Fenol mempunyai bentuk padatan tidak

berwarna hinga merah muda dengan aroma yang khas.femol mempunyai titik didih

182 , titik leleh 42 . Dengan densitas 3,24. Fenol larut dalam air,metanol,dietil eter

dan aseton (smith,2005).

1.3.6 Asam nitrat

Asam nitrat berupa cairan tidak berwarna. Mengurai dengan cahaya menjadi merah

dari nitrogen oksida. Asam nitrat bersifat racun dan korosif ( smith, 2005)

1.3.7 Tembaga sulfatl

Tembaga sulfat merupakan garam berbentuk kristal muda, memiliki densitas 2,28

g/ml. Mempunyai berat molekul 249,68 g/mol. Dapat membentuk senyawa anhidrit

yaiyu ( smith,2005).

1.3.8 Timbal asetat

Timbal asetat merupakan padatan kristal putih yang larut dalam air. Dalam airakan

membentuk anhidrat. Timbal asetat digunakan sebagai gula timbal karena berasa

manis ( smith, 2005).

1.3.9 Buffer Asetat

Buffer asetat memiliki pKa = 4,76 pada temperatur kamar. Massa molekul relatif

buffer asetat adalah 59,04 g/mol. Digunakan sebagai kalibrasi pHmeter ( Basri,2003).

1.3.10 Eter

Eter merupakan pelarut organik. Eter berupa cairan tidak berwarna larut dalam alkohol

dan minyak. Bersifat mudah meledak dan terbakar. Mempunyai titik didih 34,5 (

smith, 2005).

1.3.11 Ninhidrin

Ninhirin merupakan zat penghidrasi. Ninhidrin sangat kuat bereaksi deng protein.

Reaksi ini akan menghasilkan warna biru hingga ungu. Reaksi ini berlangsung pada

pH 4,8 ( plumer, 1978).

Page 5: Asam Amino Dan Proteinku

1.3.12 Albumin

Albumin sering dikenal dengan putih telur. Karena didialam putih telur terdapat

albumin. Albumin mempunyai komponen ± 12 % padat. Dapat menggumpal pada

temperatur 55-57 ( Daintith,1997)

1.3.13 Kasein

Kasein merupakan protein utama pada susu. Kasein ini rentan terhapa perubahan

pH.bersifat tidak stabil. Serta mdah menggumpal( Daintith, 1997).

1.3.14 Gelatin

Gelatin terbuat dari kolagen yang terhidrolisis dalam asam atau basa. Dikarenakan

gelati dapat terhidrolisis maka menyebabkan terjadi pemisahan ( Basri,2003).

1.3.15 Pepton

Pepton merupakan polimer. Pepton merupakan polimer pendek yang dapat dibentuk

dari hubungan α-asam amino ( Basri,2003).

1.3.16 Asam Pikrat

Asam pikrat merupakan padatan kuning dengan densitas 1,76 g/ml. Titik leleh asam

pikrat 112,5 , titik didih 7300 . Asam pikrat mempunyai pKa 0,38 dengan berat

molekul 229,10 g/mol ( Daintith,1997).

1.3.17 Asam Trikoloroasetat

Asam trikoloroasetat merupakan padatan berwarna putih dengan densitas 1,639 g/ml.

Senyawa ini mempunyai titik didih 196 dan titik leleh 57 . Bersifat larut dalam

air ( Smith,2005).

1.3.18 Asam Glutamat

Asam glutamat termasuk asam amino yang bermuatan. Memiliki densitas 147,13 g/ml,

titik leleh 247 . Titik iso elektrik sebesar 3,22 ( Smith, 2005).

1.3.19 Alanin

Alanin termasuk protein non polar. D-alanin banayk terdapatpada dinding bakteri dan

beberapa peptida ( Toha, 2001)

1.3.20 Triptofan

Triptofan merupakan asam amino esensial. Triptofan banyak ditemui pada mamalia

dengan konformasi L. Memiliki titik leleh 280 , densitas 1,34 g/ml. Berat molekul

204,239 g/mol (daintith,1997)

1.3.21 Tirosin

Tirosin memiliki berat molekul 118,19 g/mol. Densitas 1,46 g/ml. Titik leleh 343 (

Smith, 2005).

1.3.22 Glisin

Glisin merupakan asam amino dengan rumus molekul C2H5NO2. Memiliki berat

molekul 75,07 g/mol. Memiliki titik isoelektrik 5,97 ,pKa1 2,34 dan pKa2 = 9,58 (

Smith,2005).

1.3.23 Susu

Susu merupakan cairan berwarna putih. Susumempunyai kalsium tinggi, fosfor,

vitamin dan asam amino. Susu akan terdenaturasi pada temperatur 100 (Daintith,

1997).

1.3.24 Prolin

Prilin adalah asam amino heterosiklik yang dapat diperoleh dari hidrolisis kasein.

Kolagen banyak mengandung prolin dan hidroksiprolin ( Poedjiadi, 2012).

Page 6: Asam Amino Dan Proteinku

1.3.25 Fenil Alanin

Asam amino ini mempunyai gugus R aromatik. Asam amino ini tidak dapat disintesis

oleh tubuh ( Poedjiadi,2012).

1.3.26 Histidin

Histidin diperoleh dari hidrolisis protein yang terdapat pada sperma suatu jenis ikan

dan juaga protein dari suatu jaringan. Asam amino ini bersifat basa ( Poedjiadi,2012).

1.3.27 Lisin

Asam amino ini bersifat basa karena adanya gugus-NH2 yang lebih dari satu. Asam

amino ini diisolasi dari hasil hidrilisis kasein ( Poedjiadi,2012).

1.3.28 Hg(NO3)2

Senyaw auini merupakan kristal putih dengan berat molekul 324,7 g/mol. Titik lebur

79 serta densitas 4,8 g/ml. Bersifat racun dan dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan ( Daintith,1997).

1.3.29 Akuades

Akuades mempunyai rumus H2O. Akuades berbentuk cairan tidak berwarna serta tidak

berbau. Akuades mempunyai berat molekul 18,01 g/mol dengan titik didih 100 ,titik

beku 0 (smith,2005)

Page 7: Asam Amino Dan Proteinku

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat

Alat- alat yang digunakan dalam pecobaan ini adalah tabung reaksi, neraca digital, rak

tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, pipet ukur, gelas kimia 100 ml, pH meter, buret,

spatula, oven, kertas saring, kain saring, corong buchner, gelas arloji, termometer, erlenmeyer,

statuf dan klem, tisu

2.2 Bahan

Bahan – bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N,

etanol, kloroform, asam amino,glisin, asam glutamat, lysin, alanin, tirosin, triptofan, protein,

kaesin, fenil alanin, fenol 1g/L, HNO3 pekat, NaOH 10 M, HCl 0,2 N, asam amino 0,1 M,

histidin,

2.3 Skema kerja

2.3.1 asamamino

Kelarutan asam amino

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi ( glisin, asam glutamat, alanin)

- Diperiksa kelarutannya dengan pelarut air,asam encer, basa encer, etanol

dan kloroform sebanyak 5 tetes

Reaksi Ninhidrin

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Dinetralkan dengan NaOH

- Ditambahkan 5 tetes larutan Ninhidrin

- Dimasukkan kedalam penangas air ± 2 menit

0,1 g asam amino

Hasil

1 ml larutan asam amino (glisin, tirosin, triptofan, kasein, asam glutamat, alanin)

Hasil

Page 8: Asam Amino Dan Proteinku

Reaksi Xanthroprotein

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 0,5 ml asam nitrat pekat

- Didinginkan, diamati perubahan warna yang terjadi

- Ditambahkan larutan NaOH 10 N sebanyak 1 mL

- Ditambahkan fenol 1g/L sebanyak 1 mL

Kurva titrasi asam amino

- Dimasukkan kedalam gelas kimia 100 ml

- Ditentukan pHdengan menstandarkan terlebih dahulu pHmeter

- Ditambahkan HCl 0,1 N dari buret secara perlahan

- Dicatat pH pada setiap penambahan

- Dilanjutkan penambahan asam hingga pH 1,3

- Elektroda dicuci dengan akuades

- pHmeter distandarkan kembali

- diulangi titrasi dengan basa NaOH pada 10 ml asam amino sampai pH

12,5

Protein

Uji Biuret

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes larutan kupri sulfat

- Ditambahkan 2 ml NaOH 0,1 N, dikocok dan diamati perubahan warna

yang terjadi

0,5 ml larutan asam amino ( alanin, glisin, asam glutamat)

Hasil

10 ml larutan asam amino ( asam glutamat dan glisin)

Hasil

2 ml larutan protein (albumin, gelatin, kasein)

Hasil

Page 9: Asam Amino Dan Proteinku

Denaturasi protein oleh panas pH ekstrim

- Dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi

- Ditambahkan 0,5 ml HCl larutan pada tabung 1

- Ditambahkan 0,5 ml NaOH larutan pada tabung 2

- Ditambahkan 0,5 ml HNO3 larutan pada tabung 3

- Dimasukkan kedalam penangas 10 menit

- dicampur dan diamati perubahan yang terjadi

pengaruh pH ekstrim

- Dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi

- Ditambahkan 2 mL HNO3 pekat pada masing-masing tabung

- Dikocok – kocok hingga terjadi perubahan warna

Pengendapan protein dengan logam berat

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes larutan logam berat ( Hg(NO3)2 dan Pb(CH3COO)2

dan asam nitrat pekat

- Diamatidan dibandingkan dengan larutan yang ditambah reagen berlebih

5 ml larutan protein ( albumin, gelatin, kasein)

Hasil

1 ml larutan protein ( albumin, gelatin, kasein dan pepton)

Hasil

2 ml larutan protein ( albumin, gelatin, kasein)

Hasil

Page 10: Asam Amino Dan Proteinku

Pengendapan protein oleh asam

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes reagen asam ( asam pikrat jenuh, asam sulfosalisilat

dan trikolroasetat)

- Diamati jika penambahan reagen berlebih

- Ditambahkan 1 mL larutan NaOH

- Diamati perubahan yang terjadi

Penentuan kadar protein secara biuret

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Ditambahkan 4 ml reagen biuret

- Dikocok dan didiamakan selama 30 menit

- Dibaca serapannya pada λ 540 nm

- Dibuat larutan blanko

- Dibuat larutan standar protein dengan konsentrasi 1,3,5,8,10 mg/L

1 ml larutan protein ( Albumin, gelatin, kasein, pepton)

Hasil

1 ml protein yang mengadung 1-10 mg/L

Hasil

Page 11: Asam Amino Dan Proteinku

Isolasi kesein susu

- Dimasukkan kedalam gelas kimia 500 mL

- Dipanaskan hingga temperatur 40

- Ditambahkan buffer asetat 100 ml sambil diaduk hingga pH 4,6

- Didinginkan sekaligus didiamkan selama 5 menit

- Endapan didekantasi berulang kali dengan sedikit air

- Disuspensikan dengan etanol 20 ml

- Disaring suspensi yang didapatkan

- Dicuci dengan larutan etanol-eter (1:1) 20 ml

- Dicuci dengan 15 ml eter dan dikeringkan

- Dipindahkan tepung kasein ke gelas arloji

100 ml susu

Endapan

Hasil

Page 12: Asam Amino Dan Proteinku

BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Kelarutan Asam Amino

No Perlakuan Pengamatan

1

Dimasukan asam amino (glisin, asam glutamat,

alanin) ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes

Diperoleh larutan berwarna

bening dalam tabung reaksi

2

Ditambahkan masing-masing akuades sebanyak 5

tetes

Glisin larut, asam glutamat larut,

dan alanin larut

3 Ditambahkan HCl encer 0,1 N sebanyak 5 tetes

Glisin larut, asam glutamat larut,

alanin larut

4 Ditambahkan kloroform sebanyak 5 gram

Glisin tidak larut, asam glutamat

tidak larut, alanin tidak larut

5 Ditambah etanol sebanyak 5 tetes

Glisin larut, asam glutamat larut,

alanin larut

6 Ditambahkan NaOH encer sebanyak 5 tetes

Glisin larut, asam glutamat larut,

alanin larut

3.2 Reaksi Ninhidrin

No Asam Amino Warna

awal

Dinetralkan

dengan

NaOH 0,1M

Ditambah 5

tetes ninhidrin

Setelah

pemanasan Hasil uji

1 Glisin Bening Bening Kuning pucat Kuning pucat negatif

2 Tyrosin Bening Bening Kuning pucat Kuning pucat negatif

3 Tryptophan Bening Bening Kuning pucat Kuning pucat negatif

4 Kasein Bening Bening Kuning pucat Kuning pucat negatif

5

Asam

glutamat Bening Bening Kuning pucat Kuning pucat negatif

6 Alanin Bening Bening Kuning pucat Kuning pucat negatif

3.3 Uji Xanthoprotein

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1

Dimasukkan 0,5 ml larutan asam amino,

glisin, tyrosin, dan tryptofan ke dalam

masing-masing tabung reaksi

Diperoleh 0,5 ml asam amino, glisin, tyrosin,

dan tryptofan dalam masing-masing tabung

reaksi

2

Ditambah 0,5 ml asam nitrat pekat ke

dalam masing-masing tabung reaksi

Diperoleh glisin tidak berwarna, tyrosin tidak

berwarna, tryptofan larutan berwarna kuning

dan temperatur larutan meningkat

3

Didinginkan dan diamati perubahan

warna yang terjadi

Glisin tidak berwarna, tyrosin tidak berwarna,

tryptofan berwarna kuning

4

Ditambahkan NaOH 10N sebanyak 1 ml

pada masing-masing tabung reaksi

Glisin tidak berwarna dan larutan panas, tyrosin

kuning cerah, tryptofan merah bata dan larutan

panas

5

Ditambahkan fenol 1 g/L sebanyak 1 ml

pada masing-masing tabung reaksi

Glisin berwarna kuning ke jingga, tyrosin

berwarna kuning ke jingga, tryptofan berwarna

kuning ke jingga

Page 13: Asam Amino Dan Proteinku

3.4 KURVA TITRASI ASAM AMINO

No. PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN

1. Semua peralatan dicuci dan buret

dikondisikan dengan larutan penitrasi

Semua peralatan bersih dan buret terkondisi

dengan larutan penitrasi

2. Peralatan titrasi dipersiapkan pada

statif, pH meter distandartkan dengan

aquades

Peralatan titrasi sudah siap dan pH meter

sudah terstandartkan dengan aquades

TABEL HASIL PENGAMATAN

ASAM GLUTAMAT

No. HCl pH NaOH pH

1 0 3.5 0 3.5

2 1 2.17 1 5.2

3 2 2.15 2 7.7

4 3 2.06 3 9.05

5 4 1.98 4 9.78

6 5 1.9 5 10.08

7 6 1.84 6 10.43

8 7 1.8 7 10.73

9 8 1.75 8 10.96

10 9 1.73 9 11.11

11 10 1.69 10 11.23

12 11 1.67 11 11.33

13 12 1.66 12 11.42

14 13 1.64 13 11.48

15 14 1.62 14 11.54

16 15 1.55 15 11.6

17 16 1.58 16 11.64

18 17 1.57 17 11.7

19 18 1.55 18 11.74

20 19 1.54 19 11.78

21 20 1.52 20 11.81

22 21 1.51 21 11.86

23 22 1.5 22 11.88

24 23 1.45 23 11.89

25 24 1.48 24 11.9

26 25 1.47 25 11.91

27 26 1.46 26 11.94

28 27 1.46 27 11.96

29 28 1.46 28 11.97

30 29 1.42 29 11.98

Page 14: Asam Amino Dan Proteinku

31 30 1.42 30 12

32 31 1.39 31 12.02

33 32 1.38 32 12.04

34 33 1.38 33 12.06

35 34 1.38 34 12.08

GLISIN

No. HCl pH NaOH pH

1 0 8.67 0 8.32

2 1 4.82 1 8.9

3 2 2.52 2 9.3

4 3 2.22 3 9.75

5 4 2.02 4 10.03

6 5 1.93 5 10.33

7 6 1.85 6 10.6

8 7 1.79 7 10.82

9 8 1.7 8 11.02

10 9 1.67 9 11.2

11 10 1.64 10 11.32

12 11 1.61 11 11.4

13 12 1.6 12 11.5

14 13 1.54 13 11.59

15 14 1.56 14 11.66

16 15 1.56 15 11.7

17 16 1.54 16 11.73

18 17 1.53 17 11.77

19 18 1.52 18 11.81

20 19 1.5 19 11.83

21 20 1.48 20 11.9

22 21 1.47 21 11.93

23 22 1.47 22 11.93

24 23 23 11.93

Perhitungan

y = -3,075x + 8,4117 R² = 0,9793

y = -0,0171x + 1,822 R² = 0,9508

0

5

10

0 5 10 15 20 25

pH

laru

tan

Volume penambahan HCl (mL)

Kurva Titrasi Glisin dengan HCl

Page 15: Asam Amino Dan Proteinku

Y1 =Y2

-3,075x + 8,4117 = -0,0171x + 1,822

6,5897= 3,0579x

X= 2,1550

Y2 = pka1

Y= = -0,0171x + 1,822

Y= -0,0171(2,1550) + 1,822

Y= 1,785

Y1 =Y2

0,3969x + 8,4462= 0,0383x + 11,082

0,3586x= 2,6358

X= 7,350

Y2 = pka2

Y= = 0,0383x + 11,082

Y= 0,0383(7,350) + 11,082

Y= 11,363

Perhitungan pI glisin =

=

= 6,574

y = 0,3969x + 8,4462 R² = 0,9837 y = 0,0383x + 11,082

R² = 0,9252

0

5

10

15

0 5 10 15 20 25 30

pH

laru

tan

Volume penambahan NaOH (mL)

Kurva Titrasi Glisin dengan NaOH

Page 16: Asam Amino Dan Proteinku

Y1 =Y2

-1,13x + 3,3= -0,0137x + 1,8164

1,4836= 1,1163x

X= 1,329

Y2 = pka1

Y= = -0,0137x + 1,8164

Y= -0,0137(1,329) + 1,8164

Y= 1,798

Y1 =Y2

1,915x + 3,49= 0,0272x + 11,21

1,8878x= 7,72

X= 4,089

y = -1,13x + 3,3 R² = 1

y = -0,0137x + 1,8164 R² = 0,9714

0

1

2

3

4

0 5 10 15 20 25 30 35 40

pH

laru

tan

Volum penambahan HCl (mL)

Kurva Titrasi Asam Glutamat dengan HCl

y = 1,915x + 3,49 R² = 0,9881

y = 0,0272x + 11,21 R² = 0,9283

0

2

4

6

8

10

12

14

0 5 10 15 20 25 30 35 40

pH

laru

tan

Volume penambahan NaOH (mL)

Kurva Titrasi Asam Glutamat dengan NaOH

Page 17: Asam Amino Dan Proteinku

Y2 = pka2

Y= 0,0272x + 11,21

Y= 0,0272(4,089) + 11,21

Y= 11,239

Perhitungan pI asam glutamat =

=

= 6,5185

3.5 Uji Biuret

No Perlakuan Pengamatan

1

Gelatin dimasukkan ke dalam tabung

reaksi sebanyak 40 tetes (2ml)

Gelatin berubah dalam tabung reaksi,

berwarna bening

2 Ditambahkan 5 tetes kupri sulfat

Bercampur dengan kupri sulfat, tetap tidak

berwarna

3 Ditambahkan NaOH 0,1N 2 ml (40 tetes) Warna berubah menjadi ungu

4 Diamati perubahannya sambil dikocok Larutan gelatin berubah menjadi ungu

1

Kasein dimasukkan ke dalam tabung

reaksi sebanyak 40 tetes (2ml)

Kasein di dalam tabung reaksi berwarna

bening

2 Ditambahkan 5 tetes kupri sulfat

Bercampur dengan kupri sulfat berwarna

bening atau tidak berwarna

3 Ditambahkan NaOH 0,1N 2 ml (40 tetes)

Bercampur dengan NaOH, tetap tidak

berwarna

4 Diamati perubahannya sambil dikocok Setelah dikocok menjadi ungu

1

Albumin dimasukkan ke dalam tabung

reaksi sebanyak 40 tetes (2ml)

Albumin berada dalam tabung reaksi

berwarna bening

2 Ditambahkan 5 tetes kupri sulfat

Bercampur dengan kupri sulfat warnanya jadi

biru dibagian atas dan dibagian bawah dengan

gumpalan putih

3 Ditambahkan NaOH 0,1N 2 ml (40 tetes)

Bercampur dengan NaOH warnanya menjadi

3 yaitu diatas ungu, ditengah biru, dibawah

bening, dan terdapat gumpalan putih

4 Diamati perubahannya sambil dikocok

Larutan menjadi ungu semua dengan

gumpalan yang lebih sedikit dari sebelumnya

3.6 Denaturasi protein oleh panas dan pH ekstrim

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Denaturasi oleh asam 1. Asam amino didalam tabung reaksi (

tidak berwarna)

2. Terbentuk 2 lapisan keruh pada asam

amino ( albumin, kasein) sedangkan

pada gelatin tidak terbentuk 2 lapisan

3. Kasein ( tidak dapat tercampur

kembali, terbentuk endapan didasar

1. 2 mL larutan asam amino

( albumin, gelatin, kasein)

kedalam masing – masing

tabung reaksi

2. Ditambahkan 2 mL HNO3

pekat secara perlahan –

Page 18: Asam Amino Dan Proteinku

lahan melalui dinding

tabung reaksi

3. Dikocok – kocok hingga

bercampur

tabung) , albumin ( tidak dapat

tercampur dan mengendap), gelatin (

tidak berwarna dan tanpa endapan)

2 Denaturasi oleh temperatur

(panas)

1. Gelatin

- 5 ml gelatin didalam 3 tabung

reaksi

- Tabung 1 ( tidak berwarna), tabung 2 ( tidak berwarna),

tabung 3 ( tidak berwarna).

- Tabung 1 ( tidak berwarna), tabung 2 ( tidak berwarna),

tabung 3 ( tidak berwarna).

2. Albumin

- 5 mL albumin didalam tabung reaksi

- Tabung 1 ( tidak berwarna), tabung 2 ( terbentuk 2 lapisan),

tabung 3 ( terbentuk endapan

putih)

- Perubahannya tabung 1 ( terbentuk 2 lapisan putih dan

tidak berwarna), tabung 2 ( tidak

berwarna), tabung 3 ( berwarna

kuning serta terdapat endapan

kuning)

3. Kasein

- 5 mL kasein didalam tabung reaksi ( tidak berwarna)

- Tabung 1 ( tidak berwarna), tabung 2 ( tidak berwarna),

tabung 3 ( larutan putih keruh)

- Setelah pemanasan, tabung 1( tidak berwarna ), tabung 2 ( tidak

berwarna ), tabung 3 ( tidak

berwarna dengan endapan diatas

berwarna kuning)

1. Gelatin

- Dimasukkan 5 mL kedalam tabung reaksi

dengan gelas ukur

- Ditambahkan HCl 0,5 mL ( tabung 1),

NaOH 0,5 mL (

tabung 2), HNO3 0,5

ml ( tabung 3)

- Dipanaskan dalam penangas air selama

10 menit

2. Albumin

- Dimasukkan 5 mL kedalam 3 tabung

reaksi

- Ditambahkan HCl 0,5 mL (tabung 1), NaOH

0,5 mL ( tabung 2),

HNO3 0,5 mL (

tabung 3)

- Dipanaskan

3. Kasein

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi

senbanyak 5 mL

- Ditambahkan tabung 1 ( 0,5 mL HCl),

tabung 2 ( 0,5 mL

NaOH ) ,tabung 3 (

0,5 ml HNO3)

- Dipanaskan kedalam penangas air selama

10 menit

3.7 Pengendapan Protein oleh Asam

No Perlakuan Pengamatan

1 a)

albumin 1 ml ditambahkan asam

pikrat jenuh 5 tetes Larutan kuning, sedikit endapan kuning

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Sol jingga kekuningan

2 a)

albumin 1 ml ditambahkan asam

pikrat jenuh 10 tetes Larutan kuning,endapan kuning

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Sol jingga kekuningan

Page 19: Asam Amino Dan Proteinku

3 a)

albumin 1 ml ditambah asam

sulfosalisilat 5 tetes Gumpalan putih diatas, larutan tidak berwarna

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Sol

4 a)

albumin 1 ml ditambah asam

sulfosalisilat 10 tetes Endapan putih, larutan tidak berwarna

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Sol

5 a) albumin 1 ml ditambah TCA 5 tetes Gumpalan putih

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH

Terbentuk 2 lapisan, atas : gumpalan putih,

bawah : larutan bening

6 a) albumin 1 ml ditambah TCA 10 tetes Gumpalan putih

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH

terbentuk 2 lapisan, bawah : putih bening, atas

: kuning bening, sol

1 a)

gelatin 1 ml ditambahkan asam pikrat

jenuh 5 tetes Larutan kuning keruh

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan jingga

2 a)

gelatin 1 ml ditambahkan asam pikrat

jenuh 10 tetes Larutan kuning keruh

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH

Terbentuk 2 lapisan, bawah : bening, atas :

jingga

3 a)

gelatin 1 ml ditambah asam

sulfosalisilat 5 tetes Tidak berwarna, keruh

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Bening

4 a)

gelatin 1 ml ditambah asam

sulfosalisilat 10 tetes Tidak berwarna, keruh

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Bening (tidak berwarna, tidak keruh)

5 a) gelatin 1 ml ditambah TCA 5 tetes Larutan tidak berwarna

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan semakin bening

6 a) gelatin 1 ml ditambah TCA 10 tetes Larutan tidak berwarna

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan semakin bening

1 a)

kasein 1 ml ditambahkan asam pikrat

jenuh 5 tetes Larutan kuning keruh, ada endapan

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan kuning, endapan melayang

2 a)

kasein 1 ml ditambahkan asam pikrat

jenuh 10 tetes Larutan kuning keruh, endapan putih

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan jingga, endapan kuning melayang

3 a)

kasein 1 ml ditambah asam

sulfosalisilat 5 tetes Larutan tidak berwarna, ada endapan

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan bening

4 a)

kasein 1 ml ditambah asam

sulfosalisilat 10 tetes Larutan putih keruh, ada endapan

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan bening, endapan hilang

5 a) kasein 1 ml ditambah TCA 5 tetes Endapan putih

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan tidak berwarna

6 a) kasein 1 ml ditambah TCA 10 tetes Endapan putih

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan tidak berwarna

1 a)

pepton 1 ml ditambahkan asam pikrat

jenuh 5 tetes Larutan kuning keruh

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan berwarna jingga

2 a) pepton 1 ml ditambahkan asam pikrat Larutan kuning keruh

Page 20: Asam Amino Dan Proteinku

jenuh 10 tetes

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan berwarna jingga

3 a)

pepton 1 ml ditambah asam

sulfosalisilat 5 tetes Larutan tidak berwarna, keruh

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan bening, tidak berwarna

4 a)

pepton 1 ml ditambah asam

sulfosalisilat 10 tetes Larutan tidak berwarna, keruh

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan bening, tidak berwarna

5 a) pepton 1 ml ditambah TCA 5 tetes Larutan keruh

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan tidak berwarna

6 a) pepton 1 ml ditambah TCA 10 tetes Larutan keruh

b) Ditambahkan 20 tetes NaOH Larutan tidak berwarna

3.8 Pengendapan Protein oleh Logam Berat

No Pengamatan Perlakuan

1

Albumin diambil 1 ml ke dalam 3

tabung reaksi

Diperoleh albumin sebanyak 1 ml dalam 3

tabung reaksi (warna kuning)

2

Ditambahkan pada tabung 1 5 tetes

HNO3 pekat, tabung2 2 tetes

Hg(NO3)2, tabung 3 Pb(CH3COO)2

dan didiamkan

Tabung 1= gumpalan putih,kuning; tabung 2=

gumpalan putih; tabung 3=gumpalan putih

3

Ditambahkan lagi setetes HNO3 pekat

pada tabung1, 5 tetes Hg(NO3)2 pada

tabung2, dan 5 tetes Pb(CH3COO)2

pada tabung 3

Diperoleh tabung1 : gumpalan putih dan kuning

semakin banyak, tabung2 : gumpalan putih

semakin banyak, tabung3 : gumpalan putih

semakin banyak

1

Gelatin diambil 1 ml ke dalam 3 tabung

reaksi

Diperoleh gelatin sebanyak 1 ml dalam 3 tabung

reaksi (tidak berwarna)

2

Ditambahkan pada tabung 1 5 tetes

HNO3 pekat, tabung2 2 tetes

Hg(NO3)2, tabung 3 Pb(CH3COO)2

dan didiamkan

Diperoleh tabung1 : cairan putih keruh; tabung2

: cairan putih keruh, ada endapan putih; tabung3

: larutan bening

3

Ditambahkan lagi setetes HNO3 pekat

pada tabung1, 5 tetes Hg(NO3)2 pada

tabung2, dan 5 tetes Pb(CH3COO)2

pada tabung 3

Diperoleh tabung1 : cairan putih keruh; tabung2

: cairan putih keruh, endapan putih semakin

banyak; tabung3 : larutan bening

1

Kasein diambil 1 ml ke dalam 3 tabung

reaksi

Diperoleh kasein sebanyak 1 ml dalam 3 tabung

reaksi (putih keruh)

2

Ditambahkan pada tabung 1 5 tetes

HNO3 pekat, tabung2 2 tetes

Hg(NO3)2, tabung 3 Pb(CH3COO)2

dan didiamkan

Diperoleh tabung1 : cairan keruh ada endapan

putih (kecil) ; tabung2 : larutan bening, ada

gumpalan putih ; tabung3 : cairan keruh, tidak

ada endapan

3

Ditambahkan lagi setetes HNO3 pekat

pada tabung1, 5 tetes Hg(NO3)2 pada

tabung2, dan 5 tetes Pb(CH3COO)2

pada tabung 3

Diperoleh tabung1 : endapan putih (kecil) ;

tabung2 : larutan bening, gumpalan putih makin

besar ; tabung3 : cairan keruh, tidak ada

endapan

1

Pepton diambil 1 ml ke dalam 3 tabung

reaksi

Diperoleh pepton sebanyak 1 ml dalam 3 tabung

reaksi (kuning keruh)

2

Ditambahkan pada tabung 1 5 tetes

HNO3 pekat, tabung2 2 tetes

Hg(NO3)2, tabung 3 Pb(CH3COO)2

Diperoleh tabung1 : larutan bening, jingga dan

sedikit berasap ; tabung2 : cairan kuning keruh,

ada endapan putih ; tabung3 : cairan kuning

Page 21: Asam Amino Dan Proteinku

dan didiamkan keruh

3

Ditambahkan lagi setetes HNO3 pekat

pada tabung1, 5 tetes Hg(NO3)2 pada

tabung2, dan 5 tetes Pb(CH3COO)2

pada tabung 3

Diperoleh tabung1 : larutan bening, jingga, dan

sedikit berasap ; tabung2 : cairan kuning keruh,

endapan putih ; tabung3 : cairan kuning keruh

3.9 Penentuan kadar protein secara biuret

No Perlakuan pengamatan

Kasein Pepton Gelatin

1 Diambil 1 mL larutan kasein, pepton

dan gelatin serta dimasukkan kedalam

tabung reaski

Tidak berwarna Tiak berwarna Tidak

berwarna

2 Masing-masing tabung reaski

ditambahkan 4 mL reagen biuret

Berwarna ungu

(+)

Berwarna

ungu (++)

Berwarna

ungu

(+++)

3 Dikocok dan didiamkan selama 30

menit

Berwarna ungu

(+)

Berwarna

ungu (++)

Berwarna

ungu

(+++)

4 Larutan dalam tabung reaksi di ukur

absorbansinya pada spektronik 20

pada panjang gelombang 540 nm

A = 0,103 A = 0,048 A =

0,269

Catatan: larutan blanko dibuat dengan

4 mL reagen biuret dengan akuades

Berwarna biru

Tabel kurva baku

Grafik Sampel

y = 2E-05x + 0,2245 R² = 0,9475

0

0,2

0,4

0,6

0 2000 4000 6000 8000 10000

Ab

sorb

ansi

konsentrasi (ppm)

Kurva Baku Persen Protein secara Biuret

Series1

Linear (Series1)

No x (ppm) y (A) x2 x.y

1 1000 0.251 1000000 251

2 3000 0.279 9000000 837

3 5000 0.308 25000000 1540

4 8000 0.356 64000000 2848

5 9000 0.412 81000000 3708

Σ 180000000 9184

y = 2E-05x + 0,2245 R² = 0,9475

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0,45

0 2000 4000 6000 8000 10000

abso

rban

si

konsentrasi (ppm)

Kurva Baku

y = 2E-05x + 0,2245 R² = 0,9475

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0,45

0 2000 4000 6000 8000 10000

abso

rban

si

konsentrasi (ppm)

Kurva Baku

Page 22: Asam Amino Dan Proteinku

3.10 ISOLASI KASEIN DARI SUSU

No. PERLAKUAN PENGAMATAN

1. Peralatan gelas dicuci dengan aquades Diperoleh peralatan gelas yang bersih

2. Diambil 100 mL susu segar

menggunakan 50 mL gelas ukur dan

dituangkan ke dalam gelas kimia 500

mL

Diperoleh 100 mL susu segar di gelas kimia

500 mL

3. Dipanaskan dalam penangas air

sampai temperatur 40

Susu dengan temperatur 40 di pemanas air

4. Ditambahkan 100 mL buffer asetat ke

susu hangat dengan bantuan gelas

ukur sampai pH 4.6

Diperoleh suspense

5. Suspensi didiamkan dan didinginkan Diperoleh dua fasa. Fasa atas berupa filtrate

sedangkan fasa bawah berupa kasein

6. Dilakukan dekantasi Diperoleh kasein hasil dekantasi pada gelas

kimia 500 mL

7. Ditambahkan etanol 20 mL pada kasein sambil digoyang gelas

kimianya (disuspensi)

Diperoleh gumpalan kasein berwarna putih pada gelas kimia 500 mL

8. Dilakukan penyaringa dengan

menggunakan kertas saring

Diperoleh endapan kasein pada kertas saring

dan filtrat bening di gelas kimia 100 mL

9. Dicuci dengan etanol-eter 20 mL (1:1) Diperoleh kasein pada kertas saring berwarna

putih sedangkan filtratnya berubah menjadi dua

fasa

10. Dicuci kasein pada kertas saring

dengan eter 15 mL

Diperoleh kasein pada kertas saring berwarna

putih

11. Ditimbang kertas saring + gelas arloji Diperoleh massa kertas saring + gelas arloji

sebesar 24.5 g

12. Dikeringkan dalam oven dan

ditimbang

Diperoleh massa kasein sebesar 10.5 g dan

rendemen 10.17 %

y = 1,9599x - 2E-16 R² = 1 0

0,2

0,4

0,6

0 0,1 0,2 0,3A

bso

rban

si

% protein

Grafik Absorbansi Sampel

Page 23: Asam Amino Dan Proteinku

PEMBAHASAN

4.1 Asam amino

4.1.1 Kelarutan asam amino

Pada uji kelarutan asam amino, langkah pertamya yang dilakukan adalah mengambil 5

tetes asam glutamat, glisin dan alanin. Kemudian di masukkan kedalam tabung reaksi.

Kemudian masing-masing asam amino di uji dengan air,asam encer, basa encer, etanol dan

kloroform. Fungsi penambahan air, basa encer, asam encer, etanol dan kloroform untuk

menguji kelarutan asam amino diberbagai pelarut.

Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa asam glutamat, glisin dan alanin larut

dalam air, HCl encer, NaOH encer serta etanol. Namun ketiga asam amino tersebut tidak larut

dalam kloroform. Hal ini sesuai dengan “hukum like dissolve like.”

Asam amino dalam air akan mempunyai sifat zwitter ion karena mempunyai momen

dipol yang besar sehingga bersifat polar menyababkan larut dalam air. Saat asam amoni

dilarutkan dalam air, gugus karboksilat akan melepaskan H+ sehingga H+ ini akan diterima

oleh gugus NH2. Oleh karena itu asam amino akan mempunyai sifat zwitter ion.

Asam amino dalam pelarut asam encer ( HCl) akan larut. Karena HCl terionisasi

menjadi ion-ionnnya yang akan berinteraksi dengan gugus-gugus dalam asam amino. Namun

dalam NaOH, asam amino akan melepaskan H+ dan H+ akan diikat oleh OH- sehingga

terbentuk air. Dalam alkohol asam amino akan larut. Gugus karboksilat akn melepaskan H+

yang akan diikat oleh OH- yang terlepas dan alkohol akan membentuk air. Sedangkan

karbokation yang terbentuk akan diikat oleh atom bermuatan.

4.1.2 Reaksi Ninhidrin

Pada percobaan ninhidrin, langkah pertama yang akan dilakukan adalah asam amino

(glisin, tirosin, triptofan, kasein, alanin, asam glutamat) pada tabung reaksi dinetralkan

dengan NaOH. Penetralan ini bertujuan untuk menghindari eksplosif dari reaksi asam amino

dengan ninhidrin. Ninhidrin digunakan pada uji ini karena reagen ini merupakan reagen

pengoksidasi yang nantinya akan menghasilkan senyawa kompleks. Asam amino yang telah

bereaksi dengan ninhidrin kemudian dipanaskan bertujuan untuk mempercepat reaksi. Asam

amino yang beraksi positif dengan ninhidrin akan menghasilkan warna biru. Warna biru ini

berasal dari kompleks antara ninhidrin dengan NH3.

Percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semua asam amino yang di uji tidak

memberikan hasil yang positif terhadap ninhidrin. Glisin menghasilkan warna kuning pucat,

tirosin menghasilkan warna kuning pucat, triptofan menghasilkan warna kuning pucat, kasein

menghasilkan warna kuning pucat, alanin menghasilkan warna kuning pucat, asam glutamat

menghasilkan warna kuning pucat. Semua asam amino yang di uji mempunyai hasil yang

negatif karena dalam asam amino tersebut tidak terdapat gugus asam karboksilat dan amina

yang bebas, serta perlakuan yang belum sesuai.

4.1.3 reaksi Xanthoprotein

Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi asam amino yang mempunyai gugus

aromatik. Asam amino yang mengandung gugus aromatik akan membentuk derivat nitro

apabila dipanaskan, dan ditambah HNO3 pekat akan menunjukkan reaksi positif dengan

perubahan larutan menjadi jingga.

Page 24: Asam Amino Dan Proteinku

Dalam percobaan ini, 0,5 mL glisn, triptofan, tirosin diambil dan dimasukkan kedalam

tabung reaksi. Tabung reaksi keudian ditambahkan HNO3 pekat dan didinginkan terlebih

dahulu untuk menghindari letupan. Penambahan NaOH pada percobaan ini bertujuan untuk

membebaskan larutan karena derivat nitro akan membentuk garam stabil dengan NaOH pada

suasana basa kemudian dibandingkan dengan fenol.

Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa tirosin dan triptofan memberikan uji positif

dengan warna kuning untuk tirosin dan triptofan ke merah bata. Namun glisin meberikan hasil

yang negatif dengan larutan tidak berwarna. Hal ini dikarenakan hanya tirosin dan triptofan

mempunyai gugus aromatik sedangkan glisin tidak mempunyai gugus aromatis. Pada saat

dibandingkan dengan fenol, ketiga asam amino memberikan hasil positif. Hal ini karena fenol

mempunyai cincin aromatis, sehingga hasil yang diperoleh menjadi positif.

4.1.4 kurva titrasi asam amino

Dari kurva titrasi asam amino maka dapat diketahui titik isoelektrik dari glisin dan asam

glutamat. Titik isoelektrik menyatakan pH dari asam amino. Titik isoelektrik sangat penting

digunakan karena asam amino yang berbeda dapat dipisahkan atas dasar arah dan kecepatan

migrasi dari masing-masing asam amino.

Pada percobaan ini penambahan HCl hingga pH 1,38. Pada kedua asam amino

penambahan HCl sebanyak 34 mL. Glisin menghasilkan y1 =-3,075x + 8,4117 dan y2= -

0,0171x + 1,822 sedangkan asam glutamat menghasilkan y = -1,13x + 3,3 dan y = -0,0137x +

1,8164. Sedangkan pada penambahan NaOH, glisin menghasilkan y = 0,3969x + 8,4462 dan y

= 0,0383x + 11,082, padan asam glutamat menghasilkan y = 1,915x + 3,49 dan y = 0,0272x +

11,21.

pKa1 dan pKa2 dapat diperoleh dengan membuat 2 grafik titrasi HCl dan NaOH pada

glisin dan asam glutamat. Pada glisin diperoleh pKa1= 1,785 dan pKa2 = 11,363sehingga

diperoleh pI sebesar 6,574. Pada asam glutamat diperoleh pKa1 sebesar 1,798 dan pKa2 =

11,239. Sehingga diperoleh pI asam glutamat sebesar 6,5185.

4.2 Protein

4.2.1 Uji Biuret

Uji biuret digunakan untuk mengidentifikasi adanya ikatan peptida pada suatu protein.

Ikatan peptida pada suatu protein jika di uji dengan uji ini akan memebrikan hasil berwarna

ungu. Warna ini berasal dari kompleks yang terbentuk antara ragen biuret (CuSO4) dengan

protein. Prinsip percobaan uji ini adalalh melakukan uji terhadap sampel protein dengan

mereaksikan dengan CuSO4. Senyawa yang positif mengandung ikatan peptida akan

membentuk kompleks Cu dengan gugus karboksil dan gugus amina. Kompleks ini yang

membuat warna larutan menjadi ungu.

Pada percobaan ini langkah pertama yang dilkukan adalah memsukksn 1 mL protein (

kasein, albumin, gelatin) kedalam tabung reaksi. Kemudian protein ditambahkan 5 tetes

CuSO4 serta 2 mL NaOH 0,1 mL dan diaduk. Pengadukan dilakukan untuk

Page 25: Asam Amino Dan Proteinku

menghomogenkan larutan serta agar semua bahan dapat bercampur dengan baik. Penambahan

NaOH dilakukan untuk memberikan suasana basa.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan bahwa semua asam amino memerikan hasil

positif yaitu memberikan warna akhir berwarna ungu. Hal ini menandakan bahwa semua asam

amino yang di uji mengandung ikatan peptida.

4.2.2 Denaturasi protein oleh panas dan pH ekstrim

uji denaturasi dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dari

denaturasi protein. Denaturasi merupakan proses rusaknya struktur dari protein karena akibat

dari putusnya ikatan hidrogen dan gaya yang lain sehingga sifat khas dari protein menjadi

hilang. Temperatur maksimum agar protein tidak terdenaturasi sekitar 55 hingga 70 .

Jika diatas temperatur tersebut maka protein akan mengalami kacaunya ikatan didalamnya

sehingga semua ikatan yang terbentuk akan rusak dan putus.

Pada percobaan ini digunakan gelatin. Pepton, dan kasein sebagai protein yang akan di uji

terhadap pengaruh pH dan asam. Masing-masing protein dimasukkan kedalam tabung reaksi

yang masing-masing tabung reaksi di tambahkan HCl, NaOH, HNO3 serta dilakukan

pemanasan pada tabung reaksi yang ditambahakan asam atau basa. Penambahan dan

pemanasan dilakukan untuk mengetahui adanya denaturasi. Pada tabung yang tidak

dipanaskan diamati apakh penambahan asam pekat HNO3 dapat mempengaruhi denaturasi

dalam segi pH.

Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh bahwa ptotein yang mengalami denaturasi

oleh perubahan pH ekstrim dan panas adalah albumin dan kasein. Namun gelatin tidak

terpengaruhi oleh adanya pH ekstrim serta temperatur tinggi.

4.2.3 Pengendapan oleh logam berat

Penambahan logam berat pada protein akan menyebabkan protein mengendap terutama

jika penambahan dilakukan berlebih. Protein pada suasana asam umumnya akan bermuatan

positif, pada suasana basa akan bermuatan negatif. Hal ini dapat dinetralisasi oleh

penambahan sedikit ion logam. Pengandapan dengan logam paling efektif pada pH netral atau

sedikit basa. Karena jika terlalu asam maka endapan sulit terbentuk. Jika pada suasana basa

maka akan terbentuk endapan hidroksida

Pada percobaan ini digunakan protein albumin, gelatin pepton dan kasein. Keempat

protein dimasukkan pada tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes logam berat (

Hg(NO3)2, Pb(CH3COO)2 dan HNO3). Kemudian ditambahkan logam secara berlebih.

Penambahan logam bertujuan utuk mengetahui protein dapat diendapkan oleh logam tersebut

serta pengaruh dari kuantitas logam berat yang diberikan terhadap protein yang di uji.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa albumin terdapat gumpalan putih

setelah ditambahkan logam berat. Gumpalan semakin banyak saat ditambahkan reagen

berlebih. Pada gelatin terbentuk larutan putih keruh saat penambahan logam berat pertama.

Pada penambahan logam berat berlebih larutan semakin keruh. Namun gelatin tidak bereaksi

terhadap timbal asetat sehingga larutannya tetap tidak berwarna. Kasein terdapat endapan

putih baik diatas tabung maupun didasar tabung. Pada saat penambahan logam berat berlebih,

endapan semakin banyak. Pada pepto hasil akhir diperoleh larutan keruh setelah penambahan

logam. Pada saat penambahan logam semakin banyak kekeruhan larutan semakin meningkat.

4.2.4 Pengendapan protein oleh asam

Protein bermuatan positif dapat dinetralisasi oleh asam. Proses netralisasi ini dapat

membentuk garam sukar larut. Prinsip percobaan dari uji ini adalah mengendapkan protein

Page 26: Asam Amino Dan Proteinku

dengan berbagai macam asam dan dibandingkan dengan penambahan basa. Hasil yang

didapatkan dapat disimpulkan jika terdapat endapan maka protein tersebut bermuatan positif.

Dalam percobaan ini digunakan albumin,gelatin, kasein dan pepton. Hal ini bertujuan

sebagai variasi uji terhadap asam. Kemudian masing-masing protein di uji terhadap asam

pikrat menghasilkan hasil bahwa albumin berwarna jingga kekuningan, gelatin berwarna

kuning keruh, kasein berwarna kuning keruh, pepton berwarna kuning keruh. Pada saat

ditambahkan asam sulfosalisilat, albumim berwarna kuning dengan endapan kuning, gelatin

berwarna putih keruh, kasein berwaarna putih keruh, pepton berwarna putih keruh. Pada saat

ditambahkan trikloroasetat larutan albumin berwarna putih dan kuning dengan dua lapisan.

Gelatin tidak berwarna, kasein terbentuk endapan putih, pepton mempunyai larutan tidak

berwarna.

4.2.5 Penentuan kadar protein secara biuret

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya protein dalam sampel dengan

identifikasi ikatan peptida yang terkandung. Identifikasi ini menggunakan spektronik 20

untuk mengukur absorbansi larutan protein yang telah ditambah reagen biuret. Percobaan ini

diawali dari persiapan sampel protein yang terdiri dari kasein, gelatin da pepton. Kemudian

ditambahkan dengan reagen biuret. Langkah berikutnya mendiamkan larutan dan dilakukan

pengukuran absorbansi. Pengukuran diawali dari larutan blanko kemudian sampel protein

menggunakan spektronik 20 pada panjang gelobang 540 nm. Prinsip alat ini adalah sumber

cahaya berupa lampu tungsten akan memancarkan sinar polikromatik. Setelah melewati filter

panjang gelombang, hanya sinar yang mono kromatik dilewatkan ke larutan dan sinar yang

melewati larutan dideteksi oleh foto detektor ( skoog, et al., 2014)

Dari percobaan yang telah dilakukan, warna larutan rotein berubah menjadi ungu dengan

kepekatan yang berbeda. Gelatin mempunyai warna ungu tergelap sedangkan pepton

mempunyai warna ungu terpudar. Selain itu hasil absorbansi kasein sebesar 0,103, pepton

sebesar 0,048 dan gelatin sebesar 0,269. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa gelatin

mempunyai komposisi protein paking besar daripada yang lain.

4.2.6 Isolasi kasei dari susu

Kasein merupakan senyawa campuran dari hidrogen dan fosfor yang benyak terkandung

dalam susu. Pada percobaan ini terlebih dahulu 100 mL susu dimasukkan dalam gelas kimia

500 mL dan dipanaakan hingga temperatur 40 . Pemanasan pada temperatur tersebut agar

protein dalam susu tidak rusak karena denaturasi. Setelah itu ditambahkan buffer asetat

hingga pH 4,8. Hal ini dilakukan untuk mengatur pH yang tepat. Kondisi larutan diatur pada

pH 4,8 karena ini pH ini merupakan pH isoelektrik dimana kelarutan maksimal dan zat mudah

mengendap. Pengadukan pada proses pemberian buffer asetat berfungsi untuk

menghomogenkan larutan. Buffer asetat berfungsi sebagai larutan penyangga sehingga pH

larutan stabil. Pada kondisi pH 4,8 kelarutan kasein dalam larutan sangat kecil dan mudah

diisolasi dari larutannya. Kemudian suspensi didiamkan agar kasein mengendap. Endapan

didekantasi dan disuspensikan dengan etanol yang berfungsi memisahkan lipid dari protein.

Karena kasen tidak larut dalam etanol. Sedangkan lipid larut dalam etanol. Endapan yang

telah didapatkan kemudian disaring dan dicuci dengan eter untuk menghilangkan pengotor,

kemudian dikeringkan. Dalam percobaan ini didapatkan berat kasein sebesar 10,15 g dengan

rendemen 10,17 %. Rendemen tidak sesuai dengan harapan dikarenakan kondisi larutan

belum optimal untuk mendapatkan kasein yang optimal.

Page 27: Asam Amino Dan Proteinku

PERHITUNGAN

Penetuan kadar protein secara biuret

Perse tiap protein

a. Kasein

[ ]

= [ ] L

L

b. Pepton

[ ]

= [ ] L

L

c. Gelatin

[ ]

= [ ] L

L

Jadi persen tiap protein :

Protein % protein

Kasein 0,202

Pepton 0,094

Gelatin 0,527

Isolasi kasein dari susu

Wkasein : 10.5 gram

Wsusu = Vsusu x susu

= 100 mL x 1.032 g/mL

Page 28: Asam Amino Dan Proteinku

= 103.2 gram

Rendemen =

x 100 %

=

x 100 %

= 10.17 %

Page 29: Asam Amino Dan Proteinku

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asam amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsionalkarboksil dan

amina. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, asam amino pada umumnya larut dalam pelarut

polar namun sukar larut pada pelarut non polar. Pada reaksi ninhidrin, semua asam amino

yanh di uji menunjukkan hasil negatif karena tidak terbentuk warna ungu. Reaksi ninhidrin

digunakan untuk mengetahui bahwa didalam sampel terdapat asam amino. Pada uji

xantoprotein, tirosin dan triptofan menghasilkan uji positif hal ini sama dengan literatur. Pada

kurva titrasi asam amino, dapat diketahui titik isoelektrik dari asam amino yang telah

dilakukan percobaan.

Protein merupakan polimer yang tersusun atas beberapa asam amino. Mendeteksi adanya

ikatan peptida pada protein yang diuji dapat digunakan uji biuret. Pada uji denaturasi dapat

diketahui bahwa pada pH ekstrim dan temperatur tinggi menyebabkan kasein dan albumin

mengalami denaturasi namun gelatin tidak terpengaruh oleh faktor tersebut. Pad pengendapan

logam berat, semua protein yang diuji akan mengendap jika ditambahkan logam berat apalagi

jika reagen ditambahka reagen berlebih. Pada pengendapan dengan asam dapat diketahui

bahwa hanya albumin yang menghasilkan endapan dengan asam yang diberikan. Pada uji

protein secara biuret dapat diketahui bahwa absorbansi kasein sebesar 0,103, pepton 0,048

serta gelatin 0,269. Pada isolasi kasein karbohidrat didapatkan massa kasein sebesar 10,5 g

dengn rendemen 10,17 %.

5.2 Saran

Pada saat melakukan praktikum sebaiknya memperhatikan keadaan alat yang digunakan.

Agar kuantitas larutan tidak salah dalam melakukan pengukuran serta tidak mempengaruhi

hasil yang didapatkan

Page 30: Asam Amino Dan Proteinku

DAFTAR PUSTAKA

Aulanni’am, 2005, Protein dan Analisisnya, Citra Mentari Group, Malang.

Basri , 2003, Kamus Kimia, rineka cipta, Jakarta.

Daintith,1997, Kamus Kimia Lengkap, Erlangga,Jakarta.

Peodjiadi, anna,2012, Dasar-dasar Biokimia, UI Press, Jakarta.

Plummer,1978, An Introduction to Practice Biochemistry 4th

,Mc Graw Hill Book

Company.Inc,London.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of D-Fructose, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014 .

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Chloride Acid, www.sciencelab.com,

diakses pada 22 September 2014.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Sodium Hydroxide, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Ethanol, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014 .

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Chloroform, www.sciencelab.com,

diakses pada 22 September 2014.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Phenol, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Nitric Acid, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014 .

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Copper(II) sulfate, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Plumbum(II) acetate, www.sciencelab.com,

diakses pada 22 September 2014.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Buffer Acetate , www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Eter, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014 .

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Triclhoroacetate acid, www.sciencelab.com,

diakses pada 22 September 2014.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Tyrosine, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014.

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Glysin, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014 .

Smith, 2005, Material Safety Data Sheet of Water, www.sciencelab.com, diakses

pada 22 September 2014 .

White, 1964, Pengantar Kimia Organik, ITB, Bandung.

Wirahadikusumah, M., 1989, Biokimia protein, enzim, dan asam nukleat, ITB, Bandung.

Page 31: Asam Amino Dan Proteinku

Lampiran

Reaksi yang terjadi

Asam Amino

a. Kelarutan asam amino

1. Glisin

- dalam akuades

H2N

O

OHH

O

H+

H3N

O

O

- dalam HCl

H2N

O

OH

+H3N

O

OH

HCl + Cl

- dalam klorofom

H2N

O

OHCHCl3

+

- dalam etanol

H2N

O

OHHO

H2N

O

O

C2H5 OH+ +

- dalam NaOH

H2N

O

OH

NaOHH2N

O

O

H OH+ +

2. Asam glutamat

- dalam akuades

- dalam HCl

+ H+

Page 32: Asam Amino Dan Proteinku

- dalam klorofom

- dalam etanol

- dalam NaOH

3. Alanin

- dalam akuades

+

NH2

O

OH

H

O

H

NH3

O

O

- dalam HCl

+

NH2

O

OH

NH3

O

OHHCl

Cl+

- dalam klorofom

Page 33: Asam Amino Dan Proteinku

NH2

O

OH

+ CHCL3

- dalam etanol

NH2

O

OH

HO

NH2

O

O

C2H5

H

O

H

+ +

- dalam NaOH

NH2

O

OH

NaOH

NH2

O

O

H

O

H

+ +

b. Reaksi ninhidrin

- Glisin

C

O

O

OH

OH

+H2N

O

OH

- Tyrosin

NH2

OHO

HO

C

O

O

OH

OH

+

- Tryptophan

C

O

O

OH

OH

+

NH2

NH

O

OH

- Kasein

Page 34: Asam Amino Dan Proteinku

C

O

O

OH

OH

+

- Asam glutamat

C

O

O

OH

OH

NH2

O

HO

O

OH

+

- Alanin

c. Reaksi xanthoprotein

- Glisin

H2N

O

OH

HNO3

NaOH

+

H2N

O

OH

HNO3+

Fenol

- Tyrosin

NH2

OHO

HO

HNO3

NaOH

H2O

NH2

OHO

HONO2

H2O

+

HNO3

+ Fenol

NH2

OHO

HO

H2O

NH2

OHO

HONO2

H2O

Page 35: Asam Amino Dan Proteinku

- Tryptophan

NH2

NH

O

OH

HNO3

NaOH

H3NHN

O

OH

O2N

H2O

+

NH2

NH

O

OH

HNO3

NaOH

H3NHN

O

OH

O2N

H2O

+

d. Kurva titrasi asam-asam amino

- Asam glutamat dititrasi dengan NaOH

- Asam glutamat dititrasi dengan HCl

- Glisin dititrasi dengan NaOH

H2N

O

OH

NaOHH2N

O

O

H OH+ +

- Glisin dititrasi dengan HCl

H2N

O

OH

+H3N

O

OH

HCl + Cl

Protein

a. Uji biuret

Page 36: Asam Amino Dan Proteinku

C

O

NH

n

+Cu

O

H

O

H

H

H

NN

NN

Cu2+

b. Denaturasi protein oleh panas dan pH ekstrim

- Menggunakan HCl

H

CR

NH2

COOH HCl

H

CR

NH2

COOClH

O

H+ +

- Menggunakan NaOH

H

CR

NH2

COOH NaOH

H

CR

NH2

COONaH

O

H+ +

- Menggunakan HNO3

H

CR

NH2

COOH HNO3

H

CR

NH2

COONOH

O

H+ +

c. Pengendapan protein dengan logam berat

- Menggunakan HNO3

H

CR

NH2

COOH HNO3

H

CR

NH2

COONOH

O

H+ +

- Menggunakan Hg(NO3)2

Page 37: Asam Amino Dan Proteinku

C

HO

O

HC N

HC

O

HC

R2R1

NH2 Hg(NO3)2 C

HO

O

HC N

H

HC

HC

R2R1

NH2

O

Hg

O

CH

CH2

NH2NH

HC

R1

C

HO

O

+

- Menggunakan Pb(CH3COO)2

C

HO

O

HC N

HC

O

HC

R2R1

NH2 Pb(CH3OO)2 C

HO

O

HC N

H

HC

HC

R2R1

NH2

O

Pb

O

CH

CH2

NH2NH

HC

R1

C

HO

O

+

d. Pengendapan protein oleh asam

C

HO

O

HC N

HC

O

HC

R2R1

NH2 HX C

HO

O

HC N

HC

HC

R2R1

NH3X

O

+

e. Isolasi kasein dari susu

H

CR

NH2

COOH

H

CR

NH2

COO

H

CR

NH3

COO

Page 38: Asam Amino Dan Proteinku

Jawaban pertanyaan:

Kurva titrasi asam amino

- Pada glisin diperoleh pKa1= 1,785 dan pKa2 = 11,363sehingga diperoleh pI sebesar

6,574. Pada asam glutamat diperoleh pKa1 sebesar 1,798 dan pKa2 = 11,239. Sehingga

diperoleh pI asam glutamat sebesar 6,5185.

Isolasi kasein dari susu

- Pada isolasi kasein karbohidrat didapatkan massa kasein sebesar 10,5 g dengn rendemen

10,17 %. Jika dibandingkan dengan literatur, rendemen tersebut tidak sesuai dengan

literatur. Dikarenakan di literatur, rendemen yang dihasilkan seharusnya 100 %.