asam adipat adipic acid
TRANSCRIPT
ASAM ADIPAT
ADIPIC ACID
1. Nama
Golongan
Asam karboksilat (4,7), alifatik (7); senyawa organik (5).
Sinonim/Nama dagang (1,4,5,6,7,8)
Hexanedioic acid; Acifloctin; Acinetten; Adilactetten; 1,4-Butanedicarboxylic acid;
1,6-Hexanedioic acid; Adipinic acid; Molten Adipic acid; Adipate; Adipic;
Adipinsqure; Adipure; Acideadipique; Asapic.
Nomor Identifikasi
Nomor CAS : 124-04-9 (1,2,4,5,6,7,8)
Nomor EC (EINECS) : 204-673-3 (7)
Nomor Index EC : 607-144-00-9 (7)
Nomor OHS : 00390 (7)
Nomor RTECS : AU8400000 (1,6,7,8,9)
STCC : 4966110 (7)
UN : 3077 (2)
2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan
Asam adipat
Deskripsi (4,7,8)
Padatan berbentuk serbuk kristal atau kristal berwarna putih, tidak berbau; Berat
molekul 146,14; Rumus formula C6H10O4; Titik didih 265oC (509F); Titik lebur
154oC (309F); Tekanan uap 0,28 mmHg @ 47oC; Kerapatan uap (udara=1): 5,04;
Gravitasi spesifik (air=1): 1,366; Kelarutan dalam air 1,4%; Larut dalam metanol,
etanol, aseton, eter, etil asetat; Sedikit larut dalam air, sikloheksan; Tidak larut
dalam benzen, petroleum eter, ligroin;
Frasa Risiko, Frasa Keamanan, dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (skala 0-4) (2,7):
Kesehatan 2 = tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 1 = sedikit dapat terbakar
Reaktivitas 0 = tidak reaktif
Klasifikasi EC (1,6,7) :
Xi = Iritan
R36 = menyebabkan iritasi mata
R36/38 = iritasi pada mata dan kulit
S2 = jauhkan dari jangkauan anak
S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air
dan cari pertolongan medis
S46 = jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan perlihatkan
wadah bahan ini atau labelnya
3. Penggunaan
Sebagai bahan pembuat nilon 66 (3,5); sebagai bahan tambahan pangan untuk
diet, sebagai pengatur keasaman untuk gelatin dan selai (5), sebagai bahan
tambahan pangan pengganti cream of tartar (4) dan dalam industri minuman
sebagai pengganti asam sitrat (4); sebagai prekursor sintetik pada pembuatan
plasticizer, pewarna (dyes), pada industri farmasi, pada industri insektisida (5);
digunakan dalam industri parfum dan kulit (5); sebagai prekursor pada industri
karet (2); digunakan pada pembuatan busa poliuretan (3,4)
4. Identifikasi bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: mengiritasi saluran pernafasan, kulit, dan
mata (1,7).
Organ sasaran : sistem saraf, saluran pernafasan (1), sistem pencernaan, mata,
kulit (9).
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup (7)
Iritasi (kemungkinan berat), kesulitan bernafas.
Kontak dengan kulit (7,9)
Iritasi (kemungkinan berat).
Kontak dengan mata (7,9)
Iritasi (kemungkinan berat).
Tertelan (7,9)
Luka bakar, sakit kerongkongan, sakit perut. Menelan bahan ini dalam jumlah
banyak dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan.
Paparan jangka panjang
Terhirup (7)
Tidak terdapat informasi efek merugikan yang berarti.
Kontak dengan kulit (7)
Iritasi (kemungkinan berat).
Kontak dengan mata (7)
Tidak terdapat informasi efek merugikan yang berarti.
Tertelan (7)
Tidak terdapat informasi efek merugikan yang berarti.
5. Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal (7).
Kondisi yang harus dihindarkan : Hindarkan dari panas, nyala, percikan, dan
sumber api lain. Hindarkan kontak dengan
bahan tancampurkan (7).
Tancampurkan : Bahan pengoksidasi (7).
Asam adipat dengan bahan
pengoksidasi kuat
: Bahaya kebakaran dan ledakan (7).
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: Bermacam-
macam produk dekomposisi (7).
Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi (7).
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlaku (7).
Hindarkan dari bahan tancampurkan (7).
Hindarkan dari panas dan sumber api (1).
Simpan dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk, kering, dan berventilasi
baik (1).
Jangan disimpan pada suhu di atas 25oC (77F) (1).
7. Toksikologi
Toksisitas
Data iritasi
Iritasi sedang: Mata-kelinci 20 mg/24 jam (7).
Data pada hewan (3,7)
LD50 oral-tikus >11 g/kg; LD50 intraperitoneal-tikus 275 mg/kg; LD50 oral-mencit
1900 mg/kg; LD50 intravena-mencit 680 mg/kg; LD50 oral-kelinci >11 g/kg; LD50
oral-tikus 5560 mg/kg; LD50 oral-mencit 4200 mg/kg; LD50 kulit-kelinci >7940
mg/kg; LC50 inhalasi-tikus >7700 mg/m3
Data karsinogenik
Asam adipat tidak bersifat karsinogenik berdasarkan hasil uji terbatas terhadap
tikus jantan yang diberi pakan yang mengandung asam adipat sebanyak 5%
(3750 mg/kg BB/hari) dan tikus betina yang diberi pakan asam adipat sebanyak
1% (750 mg/kg BB/hari) selama 2 tahun (5).
Berdasarkan ACGIH, IARC, NTP, atau CA Prop 65, asam adipat tidak terdaftar
sebagai karsinogen (9).
Data tumorigenik
Tidak dianggap sebagai tumorigen terhadap manusia dan hewan (3).
Data mutagenik
Tidak diketahui efek mutageniknya terhadap manusia dan hewan (3).
Data reproduksi
Tidak diketahui efek terhadap reproduksi manusia dan hewan (3).
Informasi ekologi
Toksisitas pada ikan : LC0 (Mortalitas) Rainbow trout, donaldson trout
(Oncorhynchus mykiss) 100000 µg/L selama 48
jam (7)
LC50 Rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) >100
mg/L selama 48 jam (2)
LC50 (Statik) Fathead minnow (Pimephales
promelas) 97 mg/L selama 96 jam (2,5)
LC50 (Statik) ikan ide/orfe (Leuciscus idus) 230
mg/L selama 96 jam (5)
NOEC (Statik) ikan ide/orfe (Leuciscus idus) 147
mg/Lm (5)
LC50 (Statik) zebrafish (Danio rerio) >1000 mg/L
selama 96 jam (5)
Toksisitas pada alga : EC50 (Statik) alga hijau (Desmodesmus
subspicatus) 26,6 mg/L selama 96 jam (5)
EC50 (Statik) alga hijau (Desmodesmus
subspicatus) 31,3 mg/L selama 72 jam (5)
Toksisitas pada invertebrata : EC50 (Statik) kutu air (Daphnia magna) 85,6
mg/L selama 48 jam (5)
8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
Asam adipat: Menghirup uap bahan ini dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan, batuk, bersin, dan kesulitan bernafas. Dalam larutan, senyawa dapat
menyebabkan luka bakar pada saluran pernafasan (7).
Kontak dengan kulit
Asam adipat: Kontak dengan bahan ini dapat mengiritasi kulit disertai kemerahan.
Dalam larutan, senyawa dapat menyebabkan iritasi berat disertai luka bakar (7).
Kontak dengan mata
Asam adipat: Kontak langsung dapat menyebabkan iritasi mata disertai
kemerahan dan nyeri. Dalam larutan, senyawa dapat menyebabkan iritasi berat
disertai luka bakar (7).
Tertelan
Asam adipat: Menelan bahan ini dapat menyebabkan nyeri kerongkongan dan
sakit perut. Dalam larutan, senyawa membentuk asam yang korosif yang dapat
menyebabkan efek merugikan. Menelan bahan ini sebanyak 1900 mg/kg bersifat
letal terhadap mencit (7).
Keracunan kronik
Terhirup
Asam adipat: Paparan debu aerosol yang berkepanjangan selama 6 jam/hari
selama 15 hari menunjukkan tanda keracunan pada tikus (7).
Kontak dengan kulit
Asam adipat: Paparan berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan kulit
menjadi kering dan dermatitis (7).
Kontak dengan mata
Asam adipat : Paparan berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan
konjungtivitis. Kontak bahan sebanyak 20 mg yang berkepanjangan selama 24
jam dapat menyebabkan iritasi sedang pada mata kelinci uji (7).
Tertelan
Asam adipat: Paparan berkepanjangan bahan lebih dari 263 mg/kg tidak
menunjukkan adanya efek reproduksi pada mencit hamil (7).
9. Pertolongan Pertama (1, 6, 7 )
Terhirup (7)
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan
kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Jaga tetap hangat dan tenang.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata (7)
Segera cuci mata dengan air yang banyak dengan sesekali membuka kelopak mata atas
dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan
mengaliri mata dengan larutan garam normal hingga siap dibawa ke rumah sakit. Tutup
mata yang terpapar bahan dengan kain kasa steril. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit (7)
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan
sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak
ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Jika terjadi luka bakar, tutup
bagian yang terluka menggunakan kain kasa steril yang kering dan tidak ketat. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan (7)
Jangan pernah merangsang muntah atau memberi sesuatu melalui mulut kepada
seseorang yang tidak sadar. Bila dalam keadaan berikan air minum yang cukup banyak.
Jangan menginduksi muntah. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila tidak sadarkan diri, posisikan kepala menoleh ke
samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: Terhadap pasien yang terpapar bahan melalui jalur terhirup,
pertimbangkan pemberian oksigen (7).
10. Penatalaksaan
Stabilisasi
a. Penatalaksaan jalan pernafasan, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit :
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air berdih atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30
menit atau sekurang-kurangnya satu liter setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kasa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat atau konsultasi dengan dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk kuku dan rambut)
- Bawa segera pasien ke air bilasan terdekat
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat atau sabun minimal 10 menit
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok
- lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolog perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.
- keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran pencernaan : -
11. Batas Paparan dan Alat Perlindungan Diri (7)
Batas paparan asam adipat :
ACGIH TWA : 5 mg/m3
AIHA direkomendasikan STEL 15 menit: 5 mg/m3
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan
ledakan jika terdapat konsentrasi eksplosif bahan. Pastikan dipatuhinya batas paparan
yang berlaku.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci
mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator: Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, dapat
diperlukan pelindung pernafasan. Pelindung pernafasan diurutkan mulai dari
minimum hingga maksimum. Perhatikan sifat peringatan sebelum penggunaan.
Setiap respirator debu, kabut, dan uap.
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi penyaring partikel
berefisiensi tinggi.
Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi penyaring
debu, kabut, dan uap.
Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi penyaring
partikel berefisiensi tinggi.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain
digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah.
Setiap alat pernafasan serba lengkap yang dilengkapi pelindung wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan. Debu/kabut dapat
terbakar atau meledak (7).
Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa (7,8).
Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering (1).
Kebakaran besar: Gunakan busa atau basahi dengan semprotan air (7). Jangan
gunakan water jet (1).
Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa
dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan tumpahan bahan dengan
aliran air bertekanan tinggi. Buat tanggul untuk pembuangan lebih lanjut (7).
13. Manajemen Tumpahan
Tumpahan di tanah: Buat lubang galian di tanah untuk menahan tumpahan
bahan agar tidak menyebar. Tutupi lubang dengan plastik atau terpal untuk
mengurangi penyebaran dan menjaga agar tidak terkena air (7).
Tumpahan di air: Serap menggunakan karbon aktif. Buang bahan yang
tertumpah di air menggunakan selang penghisap. Kumpulkan tumpahan bahan
menggunakan peralatan mekanik (7).
Tumpahan di tempat kerja: Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang
sesuai untuk pembuangan. Hindarkan dari sumber air dan saluran pembuangan.
Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area
tumpahan, dan beri larangan masuk (7)
14. Daftar Pustaka
1. _______ http://www.sciencelab.com/xMSDS-Adipic_acid-9927423
2. _______ http://grover.mirc.gatech.edu/data/msds/787.pdf
3. _______ http://megaloid.ca/MSDS/Adipic%20Acid%20Tech%20Gr.pdf
4. _______ http://cameochemicals.noaa.gov/chemical/2308
5. _______ http://www.inchem.org/documents/sids/sids/3323533.pdf
6. _______ http://www.chemicalbook.com/CASEN_124-04-9.htm
7. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997
8. Sittig, M. 1991. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and
Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey
9. _______ www.wku.edu/msds/docs/2806.pdf
Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional
Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan
Badan POM RI, Tahun 2011